Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MORFOLOGI DAUN

Oleh :

Nurul Fauziah (151810483004)

PROGRAM STUDI D4 PENGOBAT TRADISIONAL


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas Morfologi Daun.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW
berserta para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Botani Praktikum
dengan judul makalah “Morfologi Daun”.
Saya menyusun makalah berdasarkan sumber-sumber yang ada, namun saya menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan akan saya tererima dengan senang
hati.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................. 2
Daftar Isi ............................................................................................................................ 3
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................................... 4
Bab II Pembahasan
A. Daun Wungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff.) .................................................. 5
B. Daun Lidah Buaya (Aloe vera L.) ........................................................................... 6
C. Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)................................................. 7
D. Daun Mimba (Azadirachta indica A.Juss.)............................................................. 9
E. Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)....................................................... 10
F. Daun Jati Belanda (Guazuma ulnifolia Lamk.) ...................................................... 12
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati. Sampai
saat ini tercatat lebih dari 38000 spesies tanaman yang dikenal di Indonesia dan lebih
dari 2000 di antaranya merupakan spesies tanaman obat. Salah satu cara pelestarian
tumbuhan obat yaitu dengan mengenali tumbuhan obat.
Morfologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
karakteristik tumbuhan. Morfologi digunakan sebagai dasar dalam taksonomi. Bagian-
bagian tumbuhan yang dapat dijadikan dasar taksonomi adalah daun, batang, bunga,
buah, dan akar. Oleh karena itu kita harus mengetahui morfologi tumbuhan untuk
mengetahui jenis tanaman obat 16.
B. Rumusan Masalah
1. Apa klasifikasi dari tanaman yang dibahas?
2. Bagaimana morfologi daun dari tanaman yang dibahas?
3. Apa kegunaan dari tanaman yang dibahas?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
Untuk mengetahui klasifiksi, morfologi dan kegunaan dari tanaman.

4
BAB II
Pembahasan
A. Daun Wungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff.)
Daun Wungu sering tumbuh liar di pedesaan, atau ditanam sebagai tanaman hias
dan tanaman pagar. Asalnya dari Irian dan Polynesia, dapat ditemukan dari dataran
rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.250m dpl. Tumbuh baik pada tempat-
tempat terbuka yang terkena sinar matahari, dengan iklim kering atau lembap 2.

 Klasifikasi :
Tanaman Wungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff.) memiliki
klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Acanthaceae
Genus : Graptophyllum
Spesies : Graptophyllum pictum (L.) Griff. 1
 Morfologi daun
Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berhadapan bersilang, bulat
telur sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi bergelombang, pertulangan
menyirip, panjang 8 –20cm, lebar 3 –13 cm, permukaan atas warnanya ungu
mengkilap. Perbungaanmajemuk, keluar di ujung batang, tersusun dalam
rangaian berupa tandan yang panjang 3 –12 cm, warnanya merah keunguan 2.
 Kandungan Kimia
Ekstrak daun ungu mengandung alkaloid non toksik, flavonoid, steroid,
saponin dan tannin 3.

5
 Aktivitas Farmakologi
Ekstrak daun wungu diperoleh dari proses maserasi dengan etanol 95%.
Ekstrak diberikan secara topikal dalam tiga tingkatan konsentrasi yaitu 5%,
10%, dan 15%. Ekstrak diujikan terhadap luka dengan diameter 1,5 cm pada
punggung tikus dan luka diobati dua kali sehari. Kontrol positif yang digunakan
adalah propilenglikol, kontrol negatif luka didiamkan, sedangkan kelompok
pembanding yaitu Povidon Iodin. Data kuantitatif diuji secara statistik
menggunakan ANOVA (Analysis of Variant) dan uji LSD (Least Significant
Different).Hasil penelitian menunjukan ekstrak daun wungu dapat
mempercepat penyembuhan luka yang efektif pada tikus putih jantan
konsentrasi 10% dan 15% 6.
 Kegunaan
- Menyembuhkan luka 6
- Obat wasir 1
- Laksatif lemah 4
- Diuretik ringan 4
- Antiinflamasi 5
- Melembutkan kelit 5
- Sembelit 5

B. Daun Lidah Buaya (Aloe vera L.)


Tanaman lidah buaya (Aloe vera L.) dikembangbiakkan dengan anakan yang
tumbuh di sekeliling tanaman induk. Tanaman ini mudah sekali tumbuh terutama di
dataran rendah dan di tanah yang kurang air. Umumnya tanaman ini tumbuh liar di
gurun-gurun namun sekarang banyak ditanam di pekarangan-pekarangan sebagai
tanaman hias 10.

6
 Klasifikasi :
Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera L.) memiliki klasifikasi sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Aloe
Spesies : Aloe vera L.1
 Morfologi daun
Daun lidah buaya memiliki panjang 30-50 cm, lebar 3-5 cm, berdaging
tebal, bergetah kuning, hijau 1.
 Kandungan Kimia
Tanaman lidah buaya daun dan akarnya mengandung saponin dan
flavonoid di samping itu daunnya mengandung tanin dan polifenol 1.
 Aktivitas Farmakologi
Hasil penelitian menunjukkan pada pemakaian oral lidah buaya dengan dosis
100 mg/ kgBB/ hari mampu menyembuhkan luka 62,5% dan pemakaian topikal
pada krim dengan konsentrasi 25% mampu menyembuhkan luka 50,8% pada
hewan percobaan 16.
 Kegunaan
- Menyembuhkan luka 16.
- Sakit perut 1
- Penyubur rambut 1
- Antiinflamansi 7
- Antijamur 7
- Antibakteri 8
- Regenerasi sel 7
- Mengontrol tekanan darah 7

C. Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)


Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata Nees) merupakan salahsatu
tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional 11.
7
 Klasifikasi :
Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) memiliki
klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanaceae
Familia : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata Ness. 2
 Morfologi daun
Daun tunggal berbentuk bulat telur, bersilang berhadapan dengan ujung
dan pangkalnya runcing, helai daun bertepi rata dengan pertulangan menyirip,
panjang daun 3 - 5 cm, lebar 0,5 -1,5 cm, berasa pahit, berhadapan, bagian
atasnya hijau tua, bagian bawahnya berwarna lebih pucat 10.
 Kandungan Kimia
Daun dan cabang sambiloto terdapat senyawa kimia seperti deoksi-
andrografolid, andrografolid, neoandrografolid, 14-deoksi-11,
12didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Sementara pada
akarmengandung flavonoid berupa polimetoksiflavon, andrografin, panikolin,
danapigenin-7, 4-dimetil eter, alkena, keton, aldehid, kalium, kalsium, natrium,
sertaasam kersik. Selain itu terdapat andrografolid 1% dan kalmegin 11.
 Aktivitas Farmakologi
Pada uji praklinis untuk efek antiradang menggunakan mencit bahwa
infus daun sambiloto 51,4 mg/100 g BB, secara oral dapat meningkatkan efek
antiradang 15.

8
 Kegunaan
- Antiradang15
- Antioksidan 12
- Obat kencing manis 1
- Obat demam 1
- Obat penyakit kulit 1
- Antibakteri 13
- Antiinflamasi 14

D. Daun Mimba (Azadirachta indica A.Juss.)


Mimba adalah tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis, terutama
didataran rendah. Tanaman ini banyak ditemukan di daerah Jawa Barat, Jawa Timur,
dan Madura pada ketinggian sampai dengan 300 m dpl, tumbuh di tempat kering
berkala, sering ditemukan di tepi jalan atau di hutan terang 17.

 Klasifikasi :
Tanaman Mimba (Azadirachta indica A.Juss.) memiliki klasifikasi
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Meliales
Famili : Meliaceae
Genus : Azadirachta
Spesies : Azadirachta indica A.Juss. 9

9
 Morfologi daun
Daun menyirip gasal berpasangan. Anak daun dengan helaian berbentuk
memanjang lanset bengkok,panjang 3-10 cm, lebar 0,5-3,5 cm, pangkal runcing
tidak simetri, ujung runcing sampai mendekati meruncing, gundul. Tepi daun
bergerigi kasar, remasan berasa pahit, warna hijau muda 17.
 Kandungan Kimia
Tanaman mimba mengandung Azadirachtin, Salanin, Mehantriol,
Nimbin, dietil vilasinin, nimbandiol, 3-desasetil salanin, salanol dan Nimbidin
17
.
 Aktivitas Farmakologi
Ekstrak daun mimba (Azzadirachta indica A. Juss) secara in vitro dapat
memberikan efek antibakteri terhadap bakteri Vibrio alginolyticus, dan efek
antibakteri yang di-berikan bersifat bakteriostatik dan bakterisida pada bakteri
Vibrio alginolyticus. Nilai MIC (Mini-mum Inhibitory Concentration) ekstrak
daun mim-ba terhadap bakteri Vibrio alginolyticus yaitu pada konsentrasi 5%,
sedangkan nilai MBC (Minimum Bacterisida Concentration) ekstrak daun
mimba terhadap bakteri Vibrio alginolyticus adalah pada konsentrasi 12,5% 19.
 Kegunaan
- Antibakteri 19
- Obat demam 9
- Antiseptik 4
- Diabetes 18

E. Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)


Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan tanaman yang berasal dari
daerah Amerika dan beriklim tropis, dibudidayakan di sejumlah negara seperti
Malaysia, Argentina, Australia, Brazil, India, Filipina, Singapura, Thailand, dan
Venezuela. Di Indonesia belimbing wuluh sudah mulai dimanfaatkan salah satunya
adalah daunnya 21.

10
 Klasifikasi :
Tanaman Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) memiliki klasifikasi
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi L. 20
 Morfologi daun
Daun berbentuk daun majemuk, menyirip, anak daun 25-45 helai, bulat
telur, ujung meruncing, pangkal membulat, panjang 7-10 cm, lebar 1-3 cm,
bertangkai pendek, dan berwarna hijau 21.
 Kandungan Kimia
Daun belimbing wuluh memiliki kandungan flavonoid, saponin, tanin,
sulfur, asam format, peroksidase, kalsium oksalat, dan kalium sitrat 21.
 Aktivitas Farmakologi
Metode yang digunakan adalah metode maserasi. Dalam metode ini
telah cukup dibuktikan melalui suatu penelitian bahwa daun belimbing wuluh
bersifat poten terhadap penyakit diabetes. Selain itu daun belimbing wuluh juga
memiliki aktivitas antibekteri terhadap Escerichia colidan Staphylococcus
aureus 21.
 Kegunaan
- Diabetes melitus 21

11
- Hipertensi 22
- Radang poros usus 22
- Batuk 22
- Encok 22
- Menghilangkan jerawat 22

F. Daun Jati Belanda (Guazuma ulnifolia Lamk.)


Jati belanda atau Guazuma ulmifolia Lamk. merupakan salah satu tanaman obat
tradisional yang telah banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat
penurun berat badan. Tanaman Jati Belanda dibawa dari Amerika oleh orang Portugis
ke Indonesia dan dikultivasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tanaman ini tumbuh
dengan biji, dapat juga dengan stek tunas berakar. Perbanyakan tanaman Jati Belanda
dilakukan dengan biji 23.

 Klasifikasi :
Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulnifolia Lamk.) memiliki klasifikasi
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotylledonae
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiceae
Genus : Guazuma
Species : Guazuma ulmifolia Lamk. 23

12
 Morfologi daun
Bentuk daun bundar telur sampai lanset, panjang helai daun 4 cm sampai
22,5 cm, lebar 2-10 cm, pangkal menyerong berbentuk jantung, bagian ujung
tajam, permukaan daun bagian atas berambut jarang, permukaan bagian bawah
berambut rapat, panjang tangkai daun 5- 25 mm, mempunyai daun penumpu
berbentuk lanset atau berbentuk paku, panjang 3- 6 mm 23.
 Kandungan Kimia
Daun jati belanda (Guazuma ulmifolia L.) mengandung damar, lendir,
tanin, triterpen, alkaloid, karotenoid, flavonoid, dan asam fenol 23.
 Aktivitas Farmakologi
Ekstrak air daun jati belanda dengan dosis 50mg/kg bb mampu
menghambat peningkatan kadar kolesterol total dan LDL secara berbeda
bermakna terhadap kontrol (p<0,05) 24.
 Kegunaan
- Menghambat peningkatan kadar kolesterol total dan LDL 24
- Obat pelangsing tubuh 25
- Mengobati sakit perut atau diare 26
- Perut kembung 26
- Batuk 26
- Kaki bengkak 26

13
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Tanaman memiliki ciri atau morfologi untuk membedakan jenisnya. Morfologi
merupakan ciri atau krasteristik dari mahluk hidup, mengetahui morfologi tanaman
adalah salah satu cara untuk membedakan jenis tanaman. Tanaman memiliki
kandungan kimia dan beberapa diantaranya bermanfaat untuk kesehatan.

B. Saran
Mengetahui kandungan serta morfologi tumbuhan untuk membedakan jenis
dan manfaat tumbuhan.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I). Jilid I. Jakarta : Departemen
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI

2. Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Trubus Agriwidya.


Anggota IKAPI. PT. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Jakarta.

3. Sya’haya, S., & Iyos, R. N. (2016). Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Ungu
(Graptophylum pictum Griff) terhadap Penyembuhan Hemoroid. Jurnal Majority, 5(5),
155-160.

4. Anonim. (1989). Materia Medika Indobesia Jilid V. Jakarta : DEPKES RI

5. Ovariektomi, K. M. M. B. Peranan Ekstrak Daun Wungu {Graptophyllum pictum (L.)


Griff.} Untuk Menghambat Atrofi.

6. Andiyani, R., Yuniarni, U., & Mulyanti, D. (2015). Uji Efektivitas Ekstrak Daun
Wungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff) Sebagai Penyembuh Luka.

7. Widodo, P., & Budiharti, U. (2006). Berjuta Manfaat Lidah Buaya.

8. Puteri, T., & Milanda, T. (2016). Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Lidah Buaya (Aloe
vera L.) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Farmaka, 14(2),
9-17.

9. Anonim. 1993. Inventaris Tanaman Obat Indonesia II. Jakarta : Departemen Kesehatan
dan Kesejahteraan Sosial RI.

10. Sudarsono., et al. 1996. Tumbuhan Obat. Yogyakarta: Pusat Penelitian Obat
Tradisional UGM.

11. Hariana,A. 2007. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Seri 3. Jakarta. Penebar Swadaya.

12. Hartono, D. M. 2016. Viabilitas Neutrofil Yang Dipapar Porphyromonas gingivalis


Setelah Diinkubasi Ekstrak Etanol Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.).
Jember : Universitas Jember.

13. Sawitti, M. Y., Mahatmi, H., & Besung, I. N. K. (2013). Daya hambat perasan daun
sambiloto terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Indonesia Medicus
Veterinus, 2(2), 142-150

14. Yanti, Y. N., & Mitika, S. (2017). Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) Terhadap Bakteri Staphylococus aureus.
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2(1), 158-168.

15. Rudianto, D. (2011). Pengaruh Penggunaan Pulvis Gummi Arabicum (PGA) Sebagai
Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik Tablet Ekstrak Etanolik Daun Sambiloto

15
(Andrographis paniculata Nees) Dengan Metode Granulasi Basah (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

16. Rohmawati, N. (2009). Efek penyembuhan luka bakar dalam sediaan gel ekstrak etanol
70% daun lidah buaya (aloe vera l.) pada kulit punggung kelinci new zealand (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

17. Aradilla AS (2009). Uji efektivitas larvasida ekstrak ethanol daun mimba (azadirachta
indica) terhadap larva aedes aegypti. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro
Semarang.

18. Zulaikha, L. I., & Paramita, Y. (2017, October). Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
Tentang Manfaat Daun Kelor dan Daun Mimba Untuk Mengontrol Kadar Gula Darah
Bagi Penderita Diabetes. In Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat
(Vol. 1, No. 1, pp. 242-244).

19. Ayini, U., & Dewi, T. C. (2014). Efek antibakteri ekstrak daun mimba (Azadirachta
indica A. Juss) terhadap bakteri Vibrio algynoliticus secara in vitro. Biosaintifika:
Journal of Biology & Biology Education, 6(1), 67-75.

20. Anonim. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I). Jilid II. Jakarta : Departemen
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI.

21. Kurniawaty, E., & Lestari, E. E. (2016). Uji Efektivitas Daun Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi L.) sebagai Pengobatan Diabetes Melitus. Jurnal Majority, 5(2), 32-
36.

22. Thomas, A. N. S.,1989,“Tanaman Obat Tradisional”, Kanisius, Yogyakarta

23. Jamaluddin, M. (2008). Efek Antidiare Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma
ulmifolia Lamk) Pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).

24. Sukandar, E. Y., Elfahmi, E., & Nurdewi, N. (2009). Pengaruh pemberian ekstrak air
daun jati belanda (guazuma ulmifolia lamk.) terhadap kadar lipid darah pada tikus
jantan. Maranatha Journal of Medicine and Health, 8(2), 149940.

25. Utomo, A. W. (2008). Uji Toksisitas Akut Ekstrak Alkohol Daun Jati Belanda
(Guazuma ulmifolia Lamk) pada Tikus Wistar.

16
26. Martsolich, K. A. (2007). Potensi antioksidasi ekstrak air dan ekstrak etanol 70% daun
jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.). Program Studi Biokimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, Bogor.

17

Anda mungkin juga menyukai