TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
PUTRI ASTUTI WULANSARI , S.Kep
NPM 18.156.03.11.030
TUGAS AKHIR
Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Profesi Ners (Ners)
Pada Program Studi Profesi Ners
STIKes Medistra Indonesia
Disusun Oleh :
PUTRI ASTUTI WULANSARI , S.Kep
NPM 18.156.03.11.030
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
PUTRI ASTUTI WULANSARI, S.Kep
NPM 18.156.03.11.030
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Ners
STIKes Medistra Indonesia
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
PUTRI ASTUTI WULANSARI, S.Kep
NPM 18.156.03.11.030
Lisna
LisnaNuryanti,
Nuryanti S.Kep.,Ners.,M.Kep
S.Kep.,Ners.,M.Kep Ernauli Meliyana S.Kep.,Ners.,M.Kep
NIDN. 0420078101
NIDN. 0420078101 NUPN. 9932000093
Mengetahui
Wakil Ketua I Bidang Akademik STIKes Ketua Program Studi Profesi Ners Keperawatan
Medistra Indonesia STIKes Medistra Indonesia
Disahkan
Ketua STIKes Medistra Indonesia
NPM : 18.156.03.11.030
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan bimbingan-NYA yang telah diberikan kepada penulis, baik berupa
kesehatan fisik dan mental sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Sasaran Lansia Dengan Hipertensi Dengan
Terapi Pemijatan kaki di Kelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit Tahun 2019
Selama penyusunan laporan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan, bantuan dan arahan yang sangat bermakna dari berbagai pihak, untuk itu
dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan
terima kasih kepada :
Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penduduk usia tua. Meningkatnya jumlah lansia saat ini merupakan salah satu
dampak dari kemajuan teknologi ( Friedman, Bowden, & Jones, 2008 ). UHH
penduduk dunia secara global pada tahun 2012 adalah 68,1 tahun untuk pria 72,7
8 % atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi lansia
meningkat 3 kali lipat dari tahun 2013. Pada tahun 2000 jumlah lansia sekitar
5.300.000 (7,4 %) dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia
24.000.000 (9,77 %) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah
sendiri pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia sekitar 80.000.000 (Depkes
karakteristik biologis dan usia, sosial, ekonomi, gaya hidup dan kejadian hidup.
Peningkatan masalah kesehatan pada lansia terjadi karena lansia mempunyai
tahun ketahun tentu akan menimbulkan berbagai masalah. Penyakit pada sistem
dibanding pada tahun 2013. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
lansia hipertensi yang berusia 55-64 tahun sebanyak 55,2%, 65-74 tahun
sebanyak 63,2%, dan 75 tahun keatas sebanyak 69,5% (Riskesdas, 2018). Pada
tahun 2018 Jawa Barat termasuk dalam urutan ke 2 dengan kasus hipertensi
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
(menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan
terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua
atau efek fatal lainnya. Hal ini dikarenakan respon terhadap suatu jenis obat pada
setiap orang berbeda. Efek samping yang mungkin timbul adalah sakit kepala,
pusing, lemas dan mual (Azhary, 2015). Sedangkan pengobatan non farmakologi
yaitu terapi tanpa menggunakan obat obatan seperti akupresur, ramuan cina,
terapi herbal, aroma terapi, terapi musik klasik, meditasi, dan pemijatan. (Andri
Salah satu teknik relaksasi yang dapat dijadikan terapi alternatif untuk
hipertensi adalah terapi pemijatan pada kaki. Pijat refleksi kaki memberikan
manfaat yaitu mengurangi rasa sakit pada tubuh, melancarkan peredaran darah,
(2012) yang menunjukkan bahwa foot reflexology lebih efektif untuk menurunkan
tekanan darah dibandingkan hipnoterapi. Park & Cho (2012) membuktikan bahwa
tekanan sistolik dan trigliserida dan untuk meningkatkan kepuasan hidup tetapi
tradisional telah berkembang pesat di seluruh dunia salah satunya pijat refleksi
kaki, Di Amerika pijat refleksi kaki angka keberhasilan nya mencapai 42%.
kaki penggunaannya telah mencapai 77,8% yang digunakan sebagai upaya untuk
74 (51,7%) lansia dengan hipertensi Oleh sebab itu, penulis tertarik mengangkat
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umun
2019
2. Tujuan Khusus
hipertensi
kaki.
C. Metode Penulisan
kepustakaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lansia
1. Pengertian Lansia
bukan penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau
adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berintraksi satu sama lain dalam
menurut BKKBN (1995), adalah individu yang berusia diatas 60 tahun, pada
(Wahyudi, Nugroho, 2000 dikitip dalam Muhith dan Suyoto, 2016) siklus
3. Karakteristik Lansia
Menurut (Budi Ana Keliat,1999 dikutip dalam Padila, 2013), lansia memiliki
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
hingga maladaptive.
4. Tipe Lansia
kondisi fisik, mental, social dan ekonominya (Nugroho, 2000 dikutip dalam
b. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
menuntut.
d. Tipe pasrah
e. Tipe bingung
berkisar antara 60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia
2) Usia dewasa penuh (midlle years) atau maturitas usia 25-60/65 tahun
3) Lanjut usia (geriatric age) usia > 65/70 tahun, terbagi atas :
diatas lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik
dan patologis. Penuaan yang terjadi sesuai dengan kronologis usia. Faktor
Suyoto, 2016).
a. Hereditas atau Genetik
b. Nutrisi/Makanan
c. Status Kesehatan
disebabkan oleh faktor umur yang merugikan yang berlangsung tetap dan
berkepanjangan.
d. Pengalaman Hidup
e. Lingkungan
Proses menua secara biologic. berlangsung secara alami dan tidak dapat
f. Stres
Sampai saat ini, banyak definisi dan teori yang menjelaskan tetntang
proses menua yang tidak seragam. Proses menua bersifat individual : dimana
proses menua pada setiap orang terjadi dengan usia yang berbeda, setiap
lanjut usia mempunyai kebiasaan atau life style yang berbeda, dan tidak ada
satu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua. Adakalanya
penampilannya masih sehat, bugar, dan badan tegap, akan tetapi meskipun
demikian, harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering dialami oleh
kelompok, yaitu yang termasuk kelompok teori bioologis dan teori psikologis.
a. Teori Biologis
Teori yang merupakan teori biologis adalah sebagai berikut :
(tidak elastis). Hal ini disebabkan oleh karena sel sel yang sudah
c) Teori genetic
suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan
e) Teori stress-adaptasi
(terpakai)
b. Teori psikososial
adalah kebebasan
tetap bertahan secara stabil. Perubahan yang radikal pada usia tua bisa
c. Teori sosiokultural
a) Kehilangan peran
c) Berkurangnya komitmen
2) Teori aktifitas
risiko tambahan.
a. Usia Biologis
b. Usia Psikologis
perubahan.
c. Usia Fungsional
d. Usia Sosial
e. Usia Subjektif
subjektifnya, apakah lebih muda atau lebih tua dari usia kronologisnya.
f. Usia Religius
siaran agama. Perhatian ini akan meningkat pada masa usia lanjut.
1. Pengertian Hipertensi
Tekanan darah yaitu jumlah gaya yang diberikan oleh darah di bagian
dalam arteri saat darah dipompa ke seluruh sistem peredaran darah. Tekanan
darah tidak pernah konstan. Tekanan darah dapat berubah drastis dalam
hitungan detik dan menyesuaikan diri dengan tuntutan pada saat itu (Herbert
Benson,dkk, 2012). Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah
tinggi adalah penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan dan
hampir tidak konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung
jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal
dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya
(NANDA, 2015).
diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah
normal bervariasi sesuai usia dan gejala yang timbul. Namun, secara umum
2. Etiologi
c. Ras, hipertensi pada orang yang berkuit hitam lebih sedikkt dua kalinya
yang lebih tinggi. Obesitas juga dipandang sebagai faktor risiko utama.
3. Klasifikasi
Pressure 7 (JNC 7)
baroreseptor yang terdapat pada sinus karotis dan arkus aorta. Pada hipertensi,
karena adanya berbagai gangguan genetik dan risiko lingkungan, maka terjadi
impuls yang dapat mengenali keadaan tekanan darah terletak pada medula di
batang otak.
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
namun ada juga yang tanpa gejala. Hal ini menyebabkan hipertensi dapat
Manifestasi Deskripsi
Klinis
Tidak ada gejala Hipertensi biasanya tidak akan menimbulkan
6. Pemeriksaan Penunjang
7. Penatalaksanaan
penatalaksanaan nonfarmakologi.
Tabel 2.3 Penatalaksanaan Klien dengan Hipertensi
Jenis Tindakan
penatalaksanaan
Farmakologi Golongan diuretik, golongan beta bloker,
inhibitor.
Nonfarmakologi a. Pola makan harus dibatasi atau dikurangi,
b. Aktivitas/olahraga
8. Komplikasi
koroner, disritmia, dan gagal jantung. Tekanan darah diastolik adalah faktor
disebabkan oleh penyakit jantung koroner dan infark miokardium akut atau
gagal jantung.
belum jelas.
ginjal kronik. Orang Afro Amerika mengalami penyakit ginjal hipertensi lebih
Pijat refleksi adalah suatu cara pengobatan penyakit melalui titik pusat
teknik manual yang berladaskan teori bahwa area refleks telapak kaki dan
tangan berhubungan erat dengan kelenjar, organ dan semua bagian tubuh
bahwa telapak kaki dan tangan berhubungan dengan semua bagian tubuh
spesifik pada telapak kaki, manfaatnya akan dirasakan oleh seluruh organ
Pijat refleksi adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya
yangdi bawahnya.
di produksi secara alamiah oleh tubuh, bekerja, serta memiliki efek seperti
yang sudah using atau rusak. Pijat refleksi juga memberika manfaat bagi
ketegangan pada sistem saraf. Pijat refleksi dapat bersifat sedative yang
vegetasi tubuh yang di kontrol oleh otak dan sistem saraf, yakni sistem
lain.
menyebabkan timbulnya rasa pegal pada otot atau rasa nyeri pada
c. Kalsium adalah zat yang sangat diperlukan untuk memelihara saraf, otot,
Dapat di simpullkan bahwa tujuan dan manfaat dari pijat refleksi sebagai
( Kuratif )
4. Memulihkan kondisi kesehatan ( Rehabilitatif )
diterima oleh saraf sensorik, dan langsung disampaikan oleh urat saraf
motorik kepada organ yang dikehendaki. Apabila pijat refleksi di satu titik,
maka tubuh akan melepaskan zat seperti bradikinin, yaitu zat yang
relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi umum akan
menurunkan tekanan darah secara stabil (Kusyati, 2012 dalam Apiana Nurma,
2014).
fungsinya yang normal. Darah tersebut membawa gizi yang diperlukan tubuh,
seperti oksigen, hormone, antibiotik, dan zat makanan lainnya. Disamping itu,
darah juga mengangkat kotoran yang ada untuk dibuang atau dibersihkan.
Oleh karenanya, organ yang sakit membutuhkan peredaran darah yang lancar
mereka mengambil kesimpulan sama yaitu pijat dengan tekanan kuat sehingga
sakit sekali, bahkan sampai berteriak, pola memijat tersebut sangat salah
sekali karena tidak setiap orang sanggup dipijat keras. Jadi, seorang
pasien sama dalam hal menahan sakit. Cara yang benar dalam memberi
tekanan pemijatan adalah pasien tidak boleh tegang, buatlah pasien sesantai
mungkin dan serileks mungkin, kalaupun ada rasa sakit, tidak melebihi dari
kemampuan pasien. Apabila pemijatan dilakukan sediri maka kekuatan
Misalnya, pemijatan pada bagian yang terdapat disekitar lengan maka lengan
direntangkan dan dipijat dari bawah keatas. Begitu juga pemijatan disekitar
betis atau kaki semua tetap diarahkan dari bawah ke atas mengarah kejantung
2. Dahi : terletak dibagian kaki kanan dan kaki kiri (mengatasi sakit
3. Otak kecil : terletak dibagian kaki kanan dan kaki kiri ( mengatasi
7. Leher : terletak dikaki kanan dan kaki kiri ( mengatasi sakit bagian
8. Mata : terletak dibagian kaki kanan dan kaki kiri ( mengatasi mata
10. Bahu : terletak di kaki kanan dan kiri ( mengatasi sakit sendi bahu,
dan tangan)
11. Otot travezius : terletak dikaki kanan dan kaki kiri (mengatasi sakit
12. Kelenjar tiroid : terletak di kaki kanan dan kiki kiri (mengatasi
13. Kelenjar paratiroid : terletak dikaki kanan dan kaki kiri (mengatasi
14. Paru-paru : terletak dibagian kaki kanan dan kaki kiri (mengatasi
16. Duodenum : terletak dibagian kaki kanan dan kaki kiri (mengatasi
20. Serabut saraf lambung : terletak di bagian kaki kanan dan kaki kiri
dibelakang lambung)
21. Kelenjar adrenal : terletak di bagian kaki kanan dan kaki kiri
22. Ginjal : terletak dibagian kaki kanan dan kiri (disinilah darah
23. Ureter : terletak di kaki kanan dan kiri ( mengatasi sakit kencing,
24. Kandung kemih : terletak di bagian kaki kana dan kaki kiri
25. Usus kecil : terletak di kaki kanan dan kiri ( mengatasi kolesterol,
28. Usus besar asendens : terletak dibagian kaki kanan dan kaki kiri
29. Usus besar transversum : terletak dikaki kanan dan kaki kiri
35. Lutut : terletak dikaki kanan dan kaki kiri berfungsi mengatasi
36. Kelenjar reproduksi : terletak di kaki kana dan kaki kiri berfungsi
a. Kepala : terletak di daerah refleksi kaki kanan dan kaki kiri berfungsi
mengatasi sakit kepala, sirkulasi darah diatas kepala, sakit dahi dan
vertigo.
darah.
8. Prosedur Tindakan
atau berbaring
3. Pakailah minyak atau lotion terlebih dahulu agar kulit tidak lecet ketika
dipijat
6. Jika pemijatan terlalu keras dan pasien merasa kesakitan, maka tekanan
pijatan dikurangi
kejantung
No Perlakuan Gambar Manfaatnya
mengakhiri pemijatan
mengakhiri pemijatan
dengan menggunakan
peredaran darah
BAB III
HASIL PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNTAS
1. Populasi
karena dapat melihat gambaran seluruh populasi sebagai unit dimana hasil
2. Sampel
1. Lokasi
2. Waktu
Waktu dalam pelaksanaan kegiatan Terapi Pemijatan Kaki ini adalah pada
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu
bentuk atau dokumen yang berisi beberapa item pertanyaan yang dibuat
4. Hasil kuesioner yang didapat lalu di coding dan di olah data dengan
menggunakan SPSS
1. Komposisi Lansia
lansia yang hadir dalam Terapi Pemijatan kaki sebanyak 23 orang lansia.
35% YA
TIDAK
65%
kesehatan.
3. Lansia Yang Memiliki Penyakit Hipertensi
Rematik
9%
Stroke
6%
Rematik 9%, Diabetes 8%, Katarak 5%, Asam Urat 10%, Jantung 5%,
Asma 5%, dan Osteoporosis 1%. Hal ini menunjukkan jumlah Lansia
yang memiliki penyakit Hipertensi lebih banyak dari pada jumlah lansia
Kuisioner :
Berdasarkan hasil kuisioner yang dilakukan
kemasyarakat anggota keluarga yang berusia
lanjut > 60 tahun sebanyak 228 lansia (27% )
Berdasarkan hasil kuisioner yang dilakukan
kemasyarakat lansia yang megalami penyakit
sebanyak 143 lansia (64,9%)
Berdasarkan hasil kuisioner lansia yang
memiliki hipertensi berjumlah 74 responden
( 51,7%)
Berdasarkan hasil kuisioner 9 kader posbindu di
RW 17 (100%) tidak mengetahui tentang terapi
pemijatan dan tidak ada terapi alternatif terapi
pemijatan untuk lansia dengan hipertensi di RW
17”.
Observasi :
Berdasarkan hasil observasi selama pengkajian
dengan kader dan lansia bahwa lansia dengan
hipertensi bila tekanan darah nya tinggi akan di
rujuk ke puskemas untuk mendapatkan
pengobatan lanjutan dan tidak adanya program
terapi alternative pada lansia hipertensi.
2. Wawancara : Defisien kesehatan
komunitas
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kode diagnosa 00215
masyarakat bila sakit minum obat warung, bila
merasa badan sudah tidak enak berobat ke
dokter praktek atau ke puskesmas
Berdasarkan hasil wawancara dengan lansia
mengatakan tidak ada waktu untuk datang ke
posyandu karena banyak pekerjaan rumah
Berdasarkan hasil wawancara dengan kader
posyandu di RW 17 tidak ada program khusus
untuk lansia
Berdasarkan hasil wawancara kader
mengatakan bahwa di posbindu hanya ada
pemeriksaan tekanan darah dan pengecekan
gula darah, kolesterol dan asam urat.
Kuisioner :
lansia yang berobat ke pelayanan kesehatan 103
responden ( 72%)
lansia yang aktif mengikuti kegiatan posbindu
sebanyak 26 responden ( 18,7%)
lansia yang tidak aktif mengikuti kegiatan
posbindu sebanyak 113 responden ( 81,3%)
Observasi :
Berdasarkan hasil observasi selama pengkajian
dengan masyarakat dan kader di RW 17 di
dapatkan bahwa tidak ada program khusus untuk
lansia dan lansia masih banyak yang belum
mengetahui adanya posbindu di rw 17.
H. Diagnosa Keperawatan
2. Defisien kesehatan 5 6 7 7 6 5 36 II
komunitas
Keterangan: *Rendah : 1-4 *Cukup:5-7 *Tinggi:8-10
J. NURSING CARE PLANNING (NCP)
DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
Kode Diagnosa Kode Nursing Outcomes Kode Nursing Interventions
Classification Classification
Wawancara : Domain 1 : Promosi Kesehatan PRIMER PRIMER
Berdasarkan hasil Domain IV : Pengetahuan Domain 3 : Perilaku
pengkajian yang dilakukan Kelas 2 : Manajemen Kesehatan tentang kesehatan & prilaku
dengan wawancara Kelas S : Pendidikan Pasien
bersama kader Posbindu Diagnosa : Kesiapan Kelas S : Pengetahuan tentang
RW 17 mengatakan bahwa 00162 Meningkatkan Manajemen kesehatan Intervensi :
jumlah lansia di RW 17 Kesehatan (Hipertensi) 5515 Peningkatan Kesadaran
berjumlah 228 orang lansia 1837 Outcomes : Pengetahuan: Kesehatan
( 27% ). manajemen hipertensi - Gunakan komunikasi
Berdasarkan hasil Indikator : yang sesuai dan jelas
pengkajian yang dilakukan - Gunakan strategi untuk
dengan wawancara 183703 a. Target tekanan darah (dari 1 meningkatkan
bersama kader Posbindu ke 4) pemahaman tentang
RW 17 mengatakan bahwa 183713 b. Pentingnya mematuhi teknik pijat refleksi kaki
lansia yang memiliki pengobatan (dari 1 ke 4) - Mempertimbangkan hal
hipertensi berjumlah 74 183716 c. Manfaat pemantauan sendiri yang telah pasien ketahui
responden ( 51,7%) secara terus-menerus ( dari 1 tentang kondisi
Berdasarkan hasil ke 4) kesehatannya atau
pengkajian yang di 183717 d. Jadwal yang di resikonya dan
lakukan dengan rekomendasikan untuk menghubungkan
wawancara bersama kader pemantauan tekanan darah informasi baru dengan
Posbindu bahwa tidak (dari 1 ke 4) apa yang sudah diketahui
terdapat terapi alternative 183719 e. Manfaat modifikasi gaya - Sediakan materi
untuk lansia dengan hidup ( dari 1 ke 4) informasi kesehatan
hipertensi di RW 17 183728 f. Sumber informasi hipertensi tertulis yang mudah di
Berdasarkan hasil terpercaya (dari 1 ke 4) pahami.
pengkajian yang dilakukan 183729 g. Kelompok dukungan yang
dengan wawancara tersedia ( dari 1 ke 4)
bersama kader Posbindu
RW 17 mengatakan bahwa
tidak mengetahui tentang
terapi alternative pemijatan SEKUNDER
kaki pada lansia dengan Domain IV : Pengetahuan SEKUNDER
hipertensi tentang kesehatan dan & Domain 4 : Keamanan
prilaku
Kuisioner : Kelas T : Kontrol risiko dan Kelas V : Manajemen
Berdasarkan hasil keamanan Risiko
kuisioner yang dilakukan 1928 Outcomes : Kontrol risiko
kemasyarakat anggota hipertensi Intervensi :
keluarga yang berusia Indikator : 6610 Identifikasi Resiko
lanjut > 60 tahun sebanyak 192802 a. Mengidentifikasi faktor risiko - Diskusikan dan
228 lansia (27% ) hipertensi (dari 1 ke 3) rencanakan aktivitas-
Berdasarkan hasil 192803 b. Mengenali faktor risiko aktivitas pengurangan
kuisioner yang dilakukan individu terkait hipertensi resiko berkolaborasi
kemasyarakat lansia yang (dari 1 ke 3) dengan individu atau
megalami penyakit 192805 c. Mengidentifikasi tanda dan kelompok
sebanyak 143 lansia gejala hipertensi (dari 1 ke 3) - Implementasikan
(64,9%) 192806 d. Memeriksa tekanan darah aktivitas-aktivitas
Berdasarkan hasil sesuai anjuran (dari 1 ke 3) pengurangan resiko
kuisioner lansia yang 192808 e. Berpartisipasi dalam olahraga - Rencanakan monitor
memiliki hipertensi secara teratur (dari 1 ke 3) resiko kesehatan dalam
berjumlah 74 responden 192811 f. Menggunakan teknik relaksasi jangka panjang
( 51,7%) (dari 1 ke 3) - Rencanakan tindak lanjut
Berdasarkan hasil 192812 g. Manfaatkan fasilitas strategi dan aktivitas
kuisioner 9 kader posbindu kesehatan untuk screening pengurangan risiko
di RW 17 (100%) tidak hipertensi (dari 1 ke 3) jangka panjang
mengetahui tentang terapi 192820 h. Manfaatkan fasilitas di
pemijatan dan tidak ada masyarakat untuk mengurangi
terapi alternatif terapi resiko hipertensi (dari 1 ke 3)
pemijatan untuk lansia 192822
dengan hipertensi di RW
17”.
Observasi :
Berdasarkan hasil observasi
selama pengkajian dengan
kader dan lansia bahwa lansia TERSIER TERSIER
dengan hipertensi bila tekanan Domain IV : Pengetahuan Domain 1 :Fisiologis Dasar
darah nya tinggi akan di rujuk Tentang Kesehatan & Prilaku
ke puskemas untuk Kelas E : Peningkatan
mendapatkan pengobatan Kelas Q : Perilaku Kesehatan kenyaman fisik
lanjutan dan tidak adanya
program terapi alternative pada 1632 Outcomes : Perilaku Patuh : Intervensi :
lansia hipertensi. Aktivitas yang di sarankan 1480 Pemijatan
Indikator : - Pilih lokasi tubuh yang
163201 a. Membahas aktivitas akan di pijat
rekomendasi dengan - Cuci tangan menggunakan
professional kesehatan (dari air hangat
1 ke 4) - Siapkan lingkungan yang
163202 b. Mengidentifikasikan hangat, nyaman dan
manfaat yang diharapkan memiliki privasi
dari aktivitas fisik (dari1 ke - Berikan lotion atau bedak
4) kering pada lokasi
163204 c. Bersama professional pemijatan
kesehatan menetapkan - Lakukan pemijatan secara
tujuan aktivitas jangka terus menerus, halus,
pendek yang bisa dicapai usapan yang panjang,
(dari 1 ke 4) meremas atau getaran
163205 d. Bersama professional dengan telapak tangan
kesehatan menetapkan - Sesuaikan area pemijatan,
tujuan aktivitas jangka teknik dan tekanan sesuai
panjang yang bisa dicapai dengan persepsi
(dari 1 ke 4) kenyamanan dan tujuan
163207 e. Menggunakan strategi untuk pemijatan
meningkatkan keamanan - Dorong pasien untuk
(dari 1 ke 4) rileks selama pemijatan
163208 f. Menggunaka strategi untuk
mengalokasikan waktu
untuk aktivitas fisik
Wawancara : Domain 1 : Promosi Kesehatan
Berdasarkan hasil Domain VII : Kesehatan Domain 7 :Komunitas
wawancara dengan Kelas 2 : Manajemen Kesehatan Komunitas
masyarakat bila sakit Kelas C : Peningkatan
minum obat warung, bila 00215 Diagnosa : defisien kesehatan Kelas BB : Kesejahteraan Kesehatan Komunitas
merasa badan sudah tidak komunitas Komunitas
enak berobat ke dokter Intervensi :
praktek atau ke puskesmas 2701 Outcome : Status Kesehatan 8500 Pengembangan Kesehatan
Berdasarkan hasil komunitas Masyarakat
wawancara dengan lansia Indikator :
mengatakan tidak ada 270115 a. Status Kesehatan Lansia - Bantu anggota komunitas
waktu untuk datang ke ( dari 1 ke 3 ) ( lansia ) untuk
posyandu karena banyak 270101 b. Tingkat partisipasi dalam meningkatkan kesadaran
pekerjaan rumah pelayanan perawatan dan memberikan
Berdasarkan hasil kesehatan preventif ( dari 1 perhatian mengenai
wawancara dengan kader ke 3) masalah-masalah
posyandu di RW 17 tidak 270102 c. Prevelensi program kesehatan
ada program khusus untuk peningkatan kesehatan. - Bangun komitmen
lansia kepada komunitas lansia
Berdasarkan hasil dengan menunjukkan
wawancara kader bagaimana partisipasi
mengatakan bahwa di akan mempengaruhi
posbindu hanya ada kehidupan individu.
pemeriksaan tekanan
darah dan pengecekan gula
darah, kolesterol dan asam Domain VII : Kesehatan Domain 7 :Komunitas
urat. Komunitas
Kelas C : Peningkatan
Kuisioner : Kelas CC : Perlindungan Kesehatan Komunitas
lansia yang berobat ke Kesehatan Komunitas
pelayanan kesehatan 103 Intervensi :
responden ( 72%) 2808 Outcome : Keefektifan Program 8700 Pengembangan Program
lansia yang aktif mengikuti Komunitas - Identifikasi alternative
kegiatan posbindu Indikator : pendekatan untuk
sebanyak 26 responden 280806 a. Jadwal untuk kegiatan mengatasi kebutuhan
( 18,7%) program ( dari 1 ke 3) atau masalah
lansia yang tidak aktif 280807 b. Rencana Pemasaran - Kembangkan tujuan dan
mengikuti kegiatan Program ( dari 1 ke 3) sasaran untuk mengatasi
posbindu sebanyak 113 280808 c. Tingkat Partisipasi Program kebutuhan atau masalah
responden ( 81,3%) ( dari 1 ke 3 ) - Jelaskan metode,
kegiatan, dan kerangka
waktu.
Observasi :
Berdasarkan hasil observasi
selama pengkajian dengan
masyarakat dan kader di RW
17 di dapatkan bahwa tidak ada
program khusus untuk lansia
dan lansia masih banyak yang
belum mengetahui adanya
posbindu di rw 17.
K. PLANING OF ACTION
Proses:
- Perawat dapat melaksanakan kegiatan sesuai rencana
- Undangan
- Masyarakat menghadiri semua kegiatan yang telah
direncanakan bersama dengan perawat.
Hasil:
- Target masyarakat yang mengikuti kegiatan 100
orang
- Undangan
Hasil:
- Target masyarakat yang mengikuti kegiatan 100
orang
No Nama Kegiatan Tujuan Strategi Waktu Tempat Penanggung Penyandang Hasil Kegiatan
Pendekatan Jawab Dana
1 Terapi Pijat untuk Kuisioner Rabu 22 Balai Putri Astuti Mahasiswa Setelah dilakukan Kegiatan
Refleksi Kaki memperlanca tentang Warga RW Wulansari Terapi Pijat Refleksi Kaki
r peredaran kegiatan Mei 2019 17
darah , posbindu dan Kelurahan PRE Terapi Pijat Refleksi
mengatasi wawancara & Klender , Kaki
migraine, kader posbindu Kamis 23 Kecamatan
membantu RW 17 Mei 2019 Duren - Warga tidak mengetahui
mengatasi Kelurahan Sawit terapi untuk menurunkan
stress, Klender tekanan darah
meningkatkan
daya tahan POST Rabu 22 Mei 2019
tubuh Terapi Pijat Refleksi Kaki
- Setelah dilakukan terapi
pijat refleksi kaki di
dapatkan penurunan
tekanan darah pada hari
pertama dari 23 responden
sebanyak 13 responden,
yang mengalami
penurunan tekanan darah
dengan rata-rata penurunan
Sistolik 10-20 dan
penurunan diastole 10
Hambatan :
- Belum efektifnya dalam manajemen
waktu acara sehingga dalam pelaksanaan
kegiatan terjadi keterlambatan waktu (20
menit )
- Tempat yang kurang mendukung
sehingga dalam pelaksanaan kegiatan
kurang efektif
- Lokasi yang kurang strategis sehingga
dari RT lain sulit untuk di jangkau
Hasil :
- Target masyarakat yang mengikuti
kegiatan 20 orang
- Jumlah masyarakat yang menghadiri
kegiatan sebanyak 23 orang
- Dari 23 orang yang menghadiri kegiatan
pada hari pertama terdapat 13 responden
yang mengalami penurunan tekanan darah
dengan rata-rata penurunan sistolik 10-
20, dan penurunan diastole 10.
- Pada hari ke dua terdapat 16 responden
yang mengalami penurunan tekanan
darah dengan rata-rata 10-20 dan
penurunan diastolik 10.
- Hasil skrining hipertensi diperoleh
sebanyak
47 % (11 orang ) Masyarakat dengan
nilai sistolik > 140 mmHg dan
diastole >90
53 % ( 12 rang ) masyarakat dengan
nilai sistolik <140 mmHg dan
diastole < 90
Hasil Pre
- 100 % (23) responden yang tidak
mengetahui terapi untuk menurunkan
tekanan darah
Hasil Post
- Penurunan tekanan darah :
69% (16 orang) yang mengalami
penurunan tekanan darah
31% (7 orang) yang tidak
mengalami penurunan tekanan
darah
100% (23 orang) yang mengikuti kegiatan
BAB IV
PEMBAHASAN
Kelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit di dapatkan dari 843 kepala keluarga
yang telah di kaji, terdapat 228 lansia yang berusia >60 tahun. Sebanyak 143 (64,9%)
manajemen kesehatan (hipertensi) karena masalah yang tinggi pada 74 (51,7) lansia
Refleksi Kaki Pada Sasaran Lansia di RW 017 Kelurahan Klender Kecamatan Duren
Sawit 2019 “ Didapatkan hasil 23 orang lansia yang datang ke posbindu dalam
kegiatan terapi pijat refleksi kaki yang di selenggarakan perawat. Setelah dilakukan ”
Terapi Pijat Refleksi Kaki Pada Sasaran Lansia di RW 017 Kelurahan Klender
Kecamatan Duren Sawit 2019 “ di dapatkan dari Dari 23 orang yang menghadiri
tekanan darah dengan rata-rata penurunan sistolik 10-20, dan penurunan diastole 10.
Pada hari ke dua terdapat 16 responden yang mengalami penurunan tekanan darah
dengan rata-rata 10-20 dan penurunan diastolik 10, terdapat perbedaan tekanan darah
sebelum di berikan terapi pijat refleksi kaki dan sesudah di berikan terapi pijat
refleksi kaki dan lansia mengatakan merasakan relaks setelah di berikan terapi pijat
refleksi kaki, karena Pada penderita hipertensi manfaat pijat refleksi kaki adalah
yang tidak mendukung, tempat yang jauh dari jangkauan beberapa RT, dan
keterbatasan sarana dan prasarana. Motivasi individu yang kurang terhadap beberapa
Keterbatasan fisik yang dialami oleh lansia seperti penurunan fungsi tubuh menjadi
lansia mengenai terapi komplementer pada penderita hipertensi seperti terapi pijat
refleksi kaki. Hal tersebut mempengaruhi tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan
yang seharusnya kegiatan tersebut di lakukan dari, oleh, dan untuk masyarakat.
partisipasi dan menjadikan kegiatan ini sebagai rutinitas yang yang bisa di lakukan di
rumah dengan keluarga. Kegiatan ini di lakukan sebagai upaya meningkatkan serta
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pengkajian yang dilakukan pada lansia di RW 017 Kel. Klender Kec.
kesehatan komunitas.