Anda di halaman 1dari 6

INTERVENSI SUFI HEALING TERHADAP PENDERITA

KARDIOVASKULAR
(Studi Kasus Penderita Jantung Koroner di Desa Wanakaya Blok 3)

A. Latar Belakang
Pada zaman modern yang serba kompleks ini, tidak ada seorang pun yang
terbebas dari kesulitan-kesulitan hidup. Terkadang kita diharuskan untuk beradaptasi
dengan semua masalah yang kita dapatkan. Namun, jika kita gagal dalam melakukan
penyesuaian tersebut bukan hanya menimbulkan gangguan psikis atau mental saja
melainkan dapat muncul dalam bentuk gangguan-gangguan yang bersifat fisik juga.
Karena pada dasarnya antara fisik dan jiwa merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, sehingga gangguan terhadap salah satu diantaranya menimbulkan
gangguan pada lainnya juga. Inilah yang kemudian sering disebut dengan gangguan
psikosomatik yang dalam bahasa Arab disebut nafsajasadiyyah atau nafsabiolojiyyah
yang berarti penyakit fisik yang disebabkan oleh kondisi psikologis seseorang.

Dalam melakukan adaptasi tersebut terkadang tidak sedikit manusia


menanggapi masalah-masalah yang datang dengan perasaan tertekan, emosi, marah,
cemas hingga depresi bahkan sampai frustasi. Contohnya ketika kita merasa takut atau
cemas hal ini dapat meningkatkan detak jantung yang cepat, hati berdebar-debar,
merasa sakit atau mual, tremor, berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala,
sakit perut, dan napas menjadi cepat. Hal ini dapat memengaruhi sistem otonom
tubuh, hormon dan kekebalan terhadap beberapa penyakit. Depresi, kemarahan, dan
isolasi sosial berkontribusi terhadap sistem kardiovaskular.
Kurang lebih 400 tahun SM ahli filsafat Hipocrates sudah mengutarakan
pentingnya peran faktor psikis terhadap penyakit. Pada abad pertengahan Paracelcus
seorang ahli kimia menyatakan bahwa kekuatan batin memiliki pengaruh terhadap
kekuatan seseorang.1 Apabila faktor psikologis dapat teridentifikasi sebagai faktor
pendukung pemunculan atau perburukan kondisi fisik, maka dapat digunakan
diagnosis faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis. Sebuah penilaian
dibuat tentang komponen emosional yang mempengaruhi kondisi kesehatan fisik
seseorang. Seringkali pada sebuah pola diketahui berada diantara stimulus lingkungan
dan permulaan masalah fisik. Misalnya, pola kesulitan dalam hubungan interpersonal
1
Sukatman D Budihalim S, Psikosamatis dalam Ilmu Penyakit Dalam, (Jakarta : FK UI, 1999), Hlm. 591-592
dengan anggota keluarga ataupun pengalaman kehilangan yang serius dapat membuat
seseorang menjadi sangat tertekan sehingga tekanan tersebut (stres) dimanifestasikan
ke dalam gangguan fisik. Kondisi fisik yang sudah teridentifikasi memiliki catatan
patologi organik. Seringkali, faktor psikologis dapat mengganggu penatalaksanaan
masalah medis dan dapat menambah resiko kesehatan klien. Gangguan psikis lainnya
seperti gangguan konversi dan gangguan somatoform, dikesampingkan karena
keduanya tidak menunjukkan bukti patofisiologis atau diagnostik yang menimbulkan
gejala-gejala terhadap terjangkitnya penyakit fisik.2
Pada zaman modern ini telah marak penyakit-penyakit berbahaya, salah
satunya adalah penyakit kardiovaskular (Cardiovascular Disease) ini. CD ini
merupakan penyakit jantung dan arteri dan merupakan salah satu dari lima penyebab
utama kematian (selain kanker, paru-paru, kecelakaan dan diabetes). Penyakit ini
disebabkan gangguan pada jantung dan pembuluh darah, termasuk diantaranya adalah
penyakit jantung koroner, gangguan irama jantung (aritmia), gagal jantung, hipertensi
dan stroke. Faktor penting lainnya pada penyakit kardiovaskular ini yaitu lebih dari
60% kematian jantung ini tidak terduga terjadi tanpa adanya sejarah penyakit jantung
dalam diri seseorang (secara tiba-tiba) karena disebabkan oleh faktor psiklogis yang
mempengaruhi tubuh kita.
Di Inggris, penyakit kardiovaskular membunuh satu dari dua penduduk dalam
populasi, dan menyebabkan hampir sebesar 250.000 kematian pada tahun 1998. Satu
dari empat laki-laki dan satu dari lima perempuan meninggal pertahunnya karena
cardiovascular disease yang mempresentasikan sekitar setengah kematian akibat
penyakit kardiovaskular ini. Merupakan konsep yang salah bahwa penyakit
kardiovaskular khususnya jantung koroner jarang terjadi pada perempuan, karena
faktanya tidak banyak perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam insidensi
penyakit ini dihitung dari harapan hidup yang lebih panjang.3
Penyakit jantung koroner (Coronary Heart Disease/CHD) adalah penyakit
kardiovaskular yang utama, dan lebih banyak wanita yang meninggal karena CHD ini
daripada kanker payudara. Dalam penyakit ini, terjadi pendangkalan atau
penghambatan pembuluh arteri koroner yang kaya akan O2,4 aliran darah ke jantung

2
Linda Carman Copel, Kesehatan Jiwa & Psikiatri Pedoman Klinis Perawat, (Jakarta : Buku Kedokteran EGC,
2007), Hlm. 301-302
3
Huon H Gray, Lecture Notes Kardiologi, (Jakarta : Erlangga, 2005), Hlm. 107
4
Aliah B Purwakania Hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islami, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008),
Hlm. 524-525
tidak mencukupi kebutuhan, yaitu suatu kondisi dimana dinding arteri menjadi tebal,
lebih keras dan berkurang elastisitasnya sehingga membuat darah sulit mengalir
dengan bebas (arteriosclerosis). Sebab utama arteriosclerosis ini adalah
atherosclerosis, yakni suatu proses yang menyangkut penimbunan lemak sepanjang
dinding arteri yang membuat terjadinya sumbatan. Bila terjadi pembekuan darah di
arteri yang telah menjadi sempit, sumbatan ini mungkin menghalangi atau bahkan
menghentikan aliran darah ke jantung. Sebagai akibatnya terjadilah suatu serangan
jantung (Myocardial Infarction), yaitu kejadian yang mengancam hidup dimana
terjadi kematian jaringan jantung karena kurangnya darah yang kaya akan O2.
Masalah pada kardiovaskular yang berat juga disebabkan oleh gejala
psikiatrik, khususnya pada orang tua. Faktor pemicunya seperti depresi, halusinasi,
paranoid, dan faktor psikologis lainnya tanpa memandang kondisi mediknya seperti
CHF (Congestive Heart Failure) atau gagal jantung kongestif, bertahan hidup setelah
MI (Myocardial Infarction), maupun penyembuhan pascakardiotomi. Juga jika faktor
pemicunya terus berlanjut maka akan memungkinkan terkena masalah
kardiovaskularnya juga meningkat.5
Karena pada akhir-akhir ini telah Nampak fenomena-fenomena menarik dalam
dunia kesehatan, berkaitan dengan upaya preventif dan healing terhadap penyakit ini.
Sehingga berbagai sistem pengobatanpun muncul sebagai alternative model
penyembuhan, seakan-akan mencoba untuk menandingi kehebatan dan kecepatan
dunia kedokteran yang semakin canggih dan mahal. Pengobatan alternative ini
muncul dengan berbagai metode yang banyak disiarkan atau di informasikan lewat
beberapa media seperti media cetak, media elektronik, maupun berbagai road show
yang tentunya banyak menarik perhatian khalayak ramai.
Tetapi disini terdapat fenomena yang sangat menakjubkan yaitu sufi healing,
dimana dzikir merupakan metode utama dalam menyelesaikan berbagai macam
permasalahan kesehatan manusia……………………………

JENIS- METODE PROSES TINDAKAN DAMPAK


Dzahir Batin Dzhair Batin
JENIS
Mental 1. Merubah 1. Mindfullness, 1. Pejamkan 1. Niat untuk 1. Bertambah 1. Perasaan
5
David A Tomb, Buku Saku Psikiatri, (Jakarta : EGC, 2004), Hlm. 159
Healing Mindset Me Time mata, tari tidak selalu nya terasa lebih
dan 2. Berdamai nafas dalam- terpuruk semangat baik dan
Emotions dengan dalam, fokus karena untuk dapat
2. Move All keadaan terhadap diri Tuhan selalu sembuh mengontrol
Happens sendiri dan bersama total serta emosi
pikiran yang dengan kita nafas 2. Dapat
dimiliki 2. Berdialog menjadi memahami
2. Mencari dengan diri teratur keadaan,
tempat yang sendiri, 2. Badan tidak gelisah
sekiranya Mencoba terasa lagi, optimis
tenang, menerima ringan untuk tidak
menulis yang setiap mengulangi
ekspresif jika keadaan perbuatan
tidak dapat buruk lagi
diungkapkan
dengan kata-
kata
Hypnotic 1. Sugestions 1. Memasuki Mengikuti 1. 1. Dada 1. Tidak
Healing 2. Keimanan alam bawah Setiap instruksi 2. Berserah tidak cemas
3. Visualisasi sadar dan dari terapis diri, ikhlas berdebar- 2. Menin
merubah pola dengan baik (1- dan percaya debar gkatnya
pikir 3) sepenuhnya 2. Nafas ketaqwaan
menggunaka kepada menjadi 3. Tidak
n sugesti Allah SWT teratur gelisah
2. Menuntun 3. Tidak
klien untuk stress
bertaqwa
kepada
Tuhan
3. Menuntun
klien dengan
gerakan-
gerakan
untuk diikuti
Magnetic 1. EKG Keyakinan, Mengikuti Berdoa kepada Badan dan Lebih banyak
Healing 2. EEG semangat dan Setiap instruksi Allah, pikiran bersyukur,
3. MRI berserah diri Dari tim medis menyebut terasa ringan, meningkatnya
kepada Allah maupun terapis asma Allah, tensi dan ketaqwaan dan
SWT dengan baik dzikir gula darah keimanan
sebanyak- semakin
banyaknya baik,
sampai proses nafas teratur
terapi dimulai
Spiritual 1. Mujahadah 1. Muhasabah, 1. Duduk 1. Niat 1. Keringat 1. Tidak
Healing 2. Riyadhah Ikhlas Ridho, bersila, mata menghilangka tidak gelisah,
Muraqabah terpejam, n perilaku bercucuran perasaan
2. Dzikir, mengatur buruk baik , nafas menjadi
Membaca al- nafas fisik maupun teratur, tenang,
Qur’an (ayat dibimbing batin, Percaya dada tidak emosi
penyembuh, terapis dan berharap sesak, fisik terkontrol
Doa, 2. Membaca sepenuhnya dan organ 2. Bertambahn
Mendengar Istighfar, kepada Allah tubuh ya
Murattal, Tahlil, penyakitnya lainnya keimanan,
Shalat tahmid dan pasti sembuh terasa selalu
takbir 33x, (raja’) ringan berfikir
Membaca al- 2. Selalu 2. Optimis positif,
Fatihah, ayat menyebut tidak setiap akan
Kursi, as- nama Allah mengulang melakukan
Syu’ara : 80, dalam i perbuatan suatu
Yunus : 57, keadaan buruk lagi, kegiatan
al-Hasr : 21, apapun fisik dan selalu ingat
Fussilat : 44, kecuali mentalnya Allah
Berdoa, sedang dalam akan
mendengarka kamar mandi terjaga,
n murattal juz stress
30, sebagai berkurang,
penutup hidupnya
beberapa lebih
menit sesuai bahagia
anjuran dan
terapis tenang,
tidak
depresi dan
cemas,
terbiasa
berdzikir,
tensi dan
gula darah
normal

Proses Sufi Healing Makna Konsep Tasawuf


Muhasabah Cara refleksi diri untuk Sebagai sarana awal seorang
mengevaluasi apa yang sudah hamba untuk bertaubat atas
dilakukan selama ini segala perbuatannya
Ikhlas ridho Niat perbuatan amal shaleh Menerima apapun yang Allah
secara tulus tanpa pamrih dan berikan agar lebih dekat
hanya mengharapkan ridho dengan Tuhannya
Allah SWT
Muraqabah Suatu keyakinan yang dimiliki Allah selalu dekat dengan kita
seseorang bahwa Allah SWT dimanapun kita berada
selalu mengawasinya
Shalat Serangkaian ibadah khusus Sebagai media penyucian diri
dan tiang bagi agama Islam
Dzikir Menyebut nama-nama Allah Menurut Ibn Athaillah, dzikir
dan mengagungkannya adalah melepaskan diri dari
kelalaian dengan selalu
menghadirkan kalbu Bersama
al-Haqq
Membaca al-Qur’an Membaca ayat-ayat Allah SWT Petunjuk yang lurus dari Allah
SWT
Do’a Suatu permohonan yang Sarana komunikasi antara
bersifat baik kepada Allah Tuhan dan hamba-Nya
Mendengar murattal Lantunan ayat suci al-Qur’an Lebih dekat dengan Allah
dengan konsentrasi bacaan melalui keindahan seni al-
difokuskan pada penerapan Qur’an
tajwid dan lagu

Anda mungkin juga menyukai