HIPERTENSI ESENSIAL
Disusun oleh:
VIRDAYANI
1707101030067
Pembimbing:
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menciptakan manusia dengan akal dan budi, kehidupan yang patut penulis
syukuri, keluarga yang mencintai dan teman-teman yang penuh semangat,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
presentasi referat ini. Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada
nabi besar Muhammad Saw, atas semangat perjuangan dan panutan bagi
umatnya.
Adapun tugas referat ini berjudul “Hipertensi Esensial” Diajukan
Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian/ SMF Kardiologi Fakultas Kedokteran Unsyiah/ RSUD dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh. Penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi tingginya kepada dr. Muhammad Ridwan,
MAppSc, Sp.JP(K)-FIHA yang telah meluangkan waktunya untuk memberi
arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan tugas ini.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tugas ini masih
jauh dari kesempurnaan. Saran dan kritik dari dosen pembimbing dan
teman-teman akan penulis terima dengan tangan terbuka, semoga dapat
menjadi bahan pembelajaran dan bekal di masa mendatang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................2
1. Definisi................................................................................................2
2. Etiologi................................................................................................2
3. Epidemiologi.......................................................................................2
4. Klasifikasi............................................................................................3
5. Patofisiologi.........................................................................................5
6. Diagnosis.............................................................................................8
6. 1 Anamnesis....................................................................................8
6. 2 Pemeriksaan Fisik........................................................................8
6. 3 Pemeriksaan Penunjang................................................................9
7. Diagnosis Banding.............................................................................10
8. Tatalaksana........................................................................................10
8. 1 Farmakologis..............................................................................10
8. 2 Terapi Non-Farmakologis..........................................................16
9. Prognosis...........................................................................................18
BAB III KESIMPULAN...........................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai kondisi tekanan darah sistolik ≥130
mmHg atau diastolik ≥80 mmHg. Sekitar 80 – 95% merupakan hipertensi esensial
yang berarti tidak ada penyebab spesifik. Kondisi ini umumnya jarang
menimbulkan gejala dan sering tidak disadari, sehingga dapat menimbulkan
morbiditas lain seperti gagal jantung kongestif, hipertrofi ventrikel kiri, stroke,
gagal ginjal stadium akhir, atau bahkan kematian.3
2. Etiologi
Hipertensi Esensial terjadi pada 95% kasus hipertensi. etiologi pasti tidak
diketahui , namun dipikirkan disebabkan oleh banyak faktor. Kenaikan tekanan
darah hanya dapat terjadi kalau ada peningkatan curah jantung. resistensi perifer
total atau keduanya. Faktor predisposisi meliputi:4
a. Usia
b. Obesitas
c. konsumsi alkohol yang berlebihan
d. konsumsi garam yang tinggi
e. faktor genetik
3. Epidemiologi
Lebih dari satu miliar orang dewasa di seluruh dunia memiliki hipertensi
dengan 45% dari populasi orang dewasa yang terkena penyakit ini. Tingginya
prevalensi hipertensi sama di semua strata sosial-ekonomi dan pendapatan, dan
prevalensi meningkat dengan pertambahan usia hingga 60% dari populasi di atas
60 tahun. Pada tahun 2010, laporan survei kesehatan global diterbitkan di Lancet,
yang terdiri dari data pasien dari 67 negara, melaporkan Hipertensi sebagai
penyebab utama kematian dan tahun-tahun kehidupan yang disesuaikan dengan
disabilitas di seluruh dunia sejak tahun 1990.
2
3
4. Klasifikasi
Klasifikasi dan tahapan hipertensi sebagaimana didefinisikan dalam
pedoman American College of Cardiology (ACC) baru-baru ini seperti di bawah:6
a. Normal: SBP kurang dari 120 dan DBP kurang dari 80mmHg;
b. Tinggi: SBP 120 hingga 129 dan DBP kurang dari 80mmHg;
c. Stadium 1 hipertensi: SBP 130 hingga 139 atau DBP 80 hingga 89mmHg;
d. Stadium 2 hipertensi: SBP lebih besar dari atau sama dengan 140 mmHg atau
lebih besar dari atau sama dengan 90 mmHg.
e. White coat hypertension adalah kantor BP 130/80 mmHg atau lebih tetapi
kurang dari 160 / 100mmHg yang turun menjadi 130 / 80mmHg atau kurang
setelah setidaknya 3 bulan terapi anti-hipertensi. Pengukuran tekanan darah di
rumah atau di rumah biasanya diperlukan untuk diagnosis ini.
f. Masked Hypertension adalah peningkatan TD sistolik kantor menjadi 120 mm
sampai 129 mmHg, dan TD diastolik kurang dari 80 mmHg tetapi menaikkan
TD pada pengukuran rawat jalan atau rumah (130 / 80mmHg atau lebih).
Klasifikasi ACC keluar pada 2017, menerima pengesahan dari ASH, dan
direkomendasikan untuk individu berusia 20 tahun ke atas.
4
Pedoman ESC / ESH baru-baru ini keluar pada 2018 dan mendefinisikan
Hipertensi sebagai di bawah:7
a. Optimal: SBP kurang dari 120mmHg dan DBP kurang dari 80mmHg
b. Normal: SBP 120 hingga 129mmHg dan / atau DBP 80 hingga 84mmHg
c. Tinggi normal: SBP 130 hingga 139mmHg dan / atau DBP 85 hingga
89mmHg
d. Hipertensi derajat 1: SBP 140 hingga 159mmHg dan / atau DBP 90 hingga
99mmHg
e. Hipertensi derajat 2: SBP 160 hingga 179mmHg dan / atau DBP 100 hingga
109mmHg
f. Hipertensi derajat 3: SBP lebih besar dari atau sama dengan 180mmHg dan /
atau DBP lebih besar dari atau sama dengan 110mmHg
g. Hipertensi sistolik terisolasi: SBP lebih besar dari atau sama dengan
140mmHg dan DBP kurang dari 90mmHg (lebih lanjut diklasifikasikan ke
dalam Kelas sesuai kisaran SBP di atas)
Rekomendasi ESC / ESH juga menjelaskan tentang rumah (HBPM) dan
pengukuran BP ambulatori (ABPM) dan pemutusan berikut diberikan:
a. Siang hari (atau terjaga) berarti SBP lebih besar dari atau sama dengan
135mmHg dan / atau DBP lebih besar dari atau sama dengan 85mmHg
b. Malam hari (atau tidur) berarti SBP lebih besar dari atau sama dengan
120mmHg dan / atau DBP lebih besar dari atau sama dengan 70mmHg
c. 24 jam berarti SBP lebih besar dari atau sama dengan 130mmHg dan / atau
DBP lebih besar dari atau sama dengan 80mmHg
d. Home BP berarti SBP lebih besar dari atau sama dengan 135mmHg dan / atau
DBP lebih besar dari atau sama dengan 85mmHg
Rekomendasi ESC / ESH berlaku untuk individu berusia 16 tahun ke atas.
Laporan ke-8 Komite Bersama Nasional (JNC) keluar pada tahun 2014
dan menerima banyak kritik di seluruh dunia, tidak membahas definisi hipertensi
tetapi mengedepankan rekomendasinya berdasarkan definisi sebelumnya yang
diajukan oleh JNC-7:8 Klasifikasi ESC / ESH keluar pada 2018 dan akan
digunakan pada semua individu yang berusia 16 tahun ke atas.
5
a. Normal: SBP kurang dari 120mmHg dan DBP kurang dari 80mmHg
b. Pra-Hipertensi: SBP 120 hingga 139mmHg dan DBP 80 hingga 89mmHg
c. Tahap 1 Hipertensi: SBP 140 hingga 159mmHg dan DBP 90 hingga 99mmHg
d. Tahap 2 Hipertensi: SBP lebih besar dari atau sama dengan 160mmHg dan
DBP lebih besar dari atau sama dengan 100mmHg
Rekomendasi JNC-8 khusus untuk individu berusia 18 tahun ke atas.
5. Patofisiologi
Pada dasarnya hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang timbul
akibat berbagai interaksi faktor-faktor resiko tertentu. Faktor-faktor resiko yang
mendorong timbulnya kenaikan tekanan darah. Mekanisme yang mengontrol
konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula
di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke
bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
6
mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan
sirkulasi yang berusaha untuk mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam
jangka panjang.
Sistem pengendalian tekanan darah sangat kompleks. Pengendalian
dimulai dari sistem yang bereaksi dengan cepat misalnya reflek kardiovaskuler
melalui sistem saraf, reflek kemoreseptor, respon iskemia, susunan saraf pusat
yang berasal dari atrium, arteri pulmonalis otot polos. Dari sistem pengendalian
yang bereaksi sangat cepat diikuti oleh sistem pengendalian yang bereaksi kurang
cepat, misalnya perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan rongga intertisial
yang dikontrol hormon angiotensin dan vasopresin. Kemudian dilanjutkan sistem
yang poten dan berlangsung dalam jangka panjang misalnya kestabilan tekanan
darah dalam jangka panjang dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah
cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ.
Peningkatan tekanan darah pada hipertensi primer dipengaruhi oleh
beberapa faktor genetik yang menimbulkan perubahan pada ginjal dan membran
sel, aktivitas saraf simpatis dan renin, angiotensin yang mempengaruhi keadaan
hemodinamik, asupan natrium dan metabolisme natrium dalam ginjal serta
obesitas dan faktor endotel.
Akibat yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi antara lain penyempitan
arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak, hal ini disebabkan karena
jaringan otak kekurangan oksigen akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh
darah otak dan akan mengakibatkan kematian pada bagian otak yang kemudian
dapat menimbulkan stroke. Komplikasi lain yaitu rasa sakit ketika berjalan
kerusakan pada ginjal dan kerusakan pada organ mata yang dapat mengakibatkan
kebutaan, sakit kepala, Jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja
keras atau mengangkat beban kerja, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah
memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil terutama di malam hari telingga
berdering (tinnitus) dan dunia terasa berputar.9
8
6. Diagnosis
6. 1 Anamnesis
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan.
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan impotensi.
Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri khas nyeri regio
oksipital terutama pada pagi hari. Anamnesis identifikasi faktor risiko
penyakit jantung, penyebab sekunder hipertensi, komplikasi kardiovaskuler,
dan gaya hidup. 3
6. 2 Pemeriksaan Fisik
Penderita dapat terlihat sakit ringan hingga berat jika terjadi komplikasi.
Tekanan darah meningkat. Pemeriksaan lain seperti status neurologis dan
pemeriksaan fisik jantung.3
9
6. 3 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Antara lain hemoglobin dan/atau hematokrit, gula darah puasa, HbA1c,
profil lipid: kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida, kadar natrium, kalium,
dan kalsium, asam urat, thyroid stimulating hormone (TSH), kreatinin, dan
eGFR. Urinalisis mencakup pemeriksaan mikroskopis, protein urin dipstick
atau rasio albumin : kreatinin, dan EKG 12 lead.3
7. Diagnosis Banding
Hipertensi Skunder
Beberapa penyebab hipertensi skunder lain terbagi menjadi:10
a. Hipertesni skunder karena penyakit ginjal
b. Hipertesni skunder karena kelainan endokrin
c. Hipertesni skunder karena sebab lain.
8. Tatalaksana
8. 1 Farmakologis
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada pasien
hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah >
6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat
11
(a)
(b)
Gambar 7. (a) dan (b) Obat hipertensi lini kedua 3
14
8. 2 Terapi Non-Farmakologis
Intervensi non-farmakologis merupakan salah satu cara efektif untuk
menurunkan tekanan darah; yang telah terbukti dengan uji klinis adalah
penurunan berat badan, Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH),
diet rendah garam, suplemen kalium, peningkatan aktivitas fisik, dan
pengurangan konsumsi alkohol. Intervensi lain berupa konsumsi probiotik,
diet tinggi protein, serat, minyak ikan, suplemen kalsium atau magnesium,
terapi perilaku dan kognitif, belum banyak didukung data dan penelitian yang
kuat.3
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan
tekanan darah, dan secara umum sangat menguntungkan dalam menurunkan
risiko permasalahan kardiovaskular. Pada pasien yang menderita hipertensi
derajat 1, tanpa faktor risiko kardiovaskular lain, maka strategi pola hidup
sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang harus dijalani setidaknya
selama 4 – 6 bulan. Bila setelah jangka waktu tersebut, tidak didapatkan
penurunan tekanan darah yang diharapkan atau didapatkan faktor risiko
kardiovaskular yang lain, maka sangat dianjurkan untuk memulai terapi
farmakologi.11
Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines adalah:
a. Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak sehat dengan
memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan
manfaat yang lebih selain penurunan tekanan darah, seperti menghindari
diabetes dan dislipidemia.
b. Mengurangi asupan garam. Di negara kita, makanan tinggi garam dan
lemak merupakan makanan tradisional pada kebanyakan daerah. Tidak
jarang pula pasien tidak menyadari kandungan garam pada makanan cepat
saji, makanan kaleng, daging olahan dan sebagainya. Tidak jarang, diet
rendah garam ini juga bermanfaat untuk mengurangi dosis obat
antihipertensi pada pasien hipertensi derajat ≥ 2. Dianjurkan untuk asupan
garam tidak melebihi 2 gr/ hari.
17
9. Prognosis
Analisis skala besar juga menunjukkan peningkatan cardiovascular
desease (CVD) dan risiko penyakit vaskular dengan peningkatan tekanan
darah sistolik dan diastolik, dengan hampir dua kali lipat risiko kematian
akibat penyakit jantung dan stroke dengan peningkatan SBP sebanyak 20 dan
DBP 10mmHg.12
Prognosis tergantung pada kontrol tekanan darah dan hanya
menguntungkan jika tekanan darah mencapai kontrol yang memadai. Namun,
komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien karena hipertensi adalah
penyakit progresif.
Kontrol yang memadai dan langkah-langkah gaya hidup hanya berfungsi
untuk menunda perkembangan dan perkembangan gejala sisa seperti penyakit
ginjal kronis dan gagal ginjal.5
BAB III
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21