Anda di halaman 1dari 1

Royalti sendiri identik dengan kegiatan produksi pada pertambangan itu sendiri yang kemudian

diberikan untuk pemilik mineral atas izin untuk mengambil mineral yang ada tersebut. Sedangkan
pajak biasanya adalah hak yang didapat oleh negara atas aktivitas dari pertambangan itu sendiri dan
biasanya sistem dari pajak ini penerima izin membayar atas kegiatan pertambangan tersebut dan
tidak diperhitungkan dari besar kecilnya kegiatan yang dilakukan.

Mengenai tentang pajak dan royalti, menurut saya masih terdapat keganjalan, apalagi dilihat dari
perubahan jenis dan tarif iuran produksi atau royalti tambang, khususnya untuk komoditas mineral
pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81 Tahun 2019 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku pada Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) yang menggantikan PP Nomor 9 Tahun 2012. Beberapa kontra yang dilihat karena
dilihat dari perubahan nilainya memang ada beberapa yang memberatkan kepada penambang
sendiri dengan menaikan persentase tarif royalti contohnya saja pada Peraturan ini, tarif royalti
untuk bijih nikel dikenakan sebesar 10% dari harga jual per ton. Naik dua kali lipat dari tarif
sebelumnya yang hanya sebesar 5%.

pajak biasanya adalah hak yang didapat oleh negara atas aktivitas dari pertambangan itu sendiri dan biasanya sistem
dari pajak ini penerima izin membayar atas kegiatan pertambangan tersebut dan tidak diperhitungkan dari besar
kecilnya kegiatan yang dilakukan.

menurut saya dengan adanya pajak dalam industri pertambangan sendiri adalah hal yang tepat saja, karena dengan
pajak, dapat membantu pemasukan ekonomi negara apalagi dilihat dari sektor pertambangan sendiri yang bisa
dibilang adalah penghasilan yang cukup besar. 

iuran produksi atau biasa disebut dengan royalti. Royalti sendiri identik dengan kegiatan produksi pada pertambangan
itu sendiri yang kemudian diberikan untuk pemilik mineral atas izin untuk mengambil mineral yang ada tersebut. 

Mengenai tentang pajak dan royalti, menurut saya masih terdapat keganjalan, apalagi dilihat dari perubahan jenis dan
tarif iuran produksi atau royalti tambang, khususnya untuk komoditas mineral pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
81 Tahun 2019 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku pada
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menggantikan PP Nomor 9 Tahun 2012. Beberapa kontra
yang dilihat karena dilihat dari perubahan nilainya memang ada beberapa yang memberatkan kepada penambang
sendiri dengan menaikan persentase tarif royalti contohnya saja pada Peraturan ini, tarif royalti untuk bijih nikel
dikenakan sebesar 10% dari harga jual per ton. Naik dua kali lipat dari tarif sebelumnya yang hanya sebesar 5%.

menurut saya penerapan tax holiday dalam pertambangan di indonesia sendiri masih diragukan keefektifannya karena
dapat dilihat dari kejadian pada tahun 2017 yang mengalami kegagalan, dan akibatnya malah membawa biaya bagi
negara sendiri. tetapi akan lebih baik jika ditinjau lagi faktor" penyebab pada kejadian di tahun 2017 yang sempat
diteliti dan didapat faktornya seperti kemudahan perizinan, besarnya pasar domestik, akses pasar internasional,
infrastruktur, kondisi sosial dan keamanan, termasuk ketersediaan SDM.

Anda mungkin juga menyukai