ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK MENINGITIS Print
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK MENINGITIS Print
Jln. Raya jabon km. 06, mojoanyar, Gayaman, mojoanyar, mojokerto, jawa
timur 61363, Indonesia
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah " Asuhan
Keperawatan pada Anak Meningitis "
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan pengetahuan baru terhadap pembaca.
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar.........................................................................................................2
Daftar Isi..................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................4
A. Definisi................................................................................................................5
B. Etiologi................................................................................................................5
C. Klasifikasi............................................................................................................6
D. Patofisiologi........................................................................................................7
E. Pathway...............................................................................................................9
F. Manifestasi Klinis..............................................................................................10
G. Pemeriksaan Fisik.............................................................................................10
H. Komplikasi........................................................................................................12
I. Penatalaksanaan..................................................................................................12
1. Pengkajian..........................................................................................................14
2. Diagnosa Keperawatan......................................................................................16
3. Rencana Tindakan..............................................................................................16
4. Evaluasi..............................................................................................................19
BAB IV PENUTUP...............................................................................................20
Kesimpulan............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini penyakit meningitis merupakan penyakit yang serius karena letaknya
dekat dengan otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali
gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh
mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dalam darah dan
cairan otak. Daerah “Sabuk Meningitis” di Afrika terbentang dari Senegal di barat
Ethiopia di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta jiwa manusia. Pada 1996
terjadi wabah meningitis dimana 250.000 orang menderita penyakit ini dengan 25.000
korban jiwa. Meningitis bacterial terjadi pada kira-kira 3 per 100.000 orang setiap
tahunnya di Negara-negara barat. Studi populasi secara luas memperlihatkan bahwa
meningitis virus lebih sering terjadi sekitar 10,9 per 100.000 orang, dan lebih sering
terjadi pada musim panas. Di Brasil, angka meningitis bacterial lebih tinggi, yaitu 45,8
per 100.000 orang setiap tahun.
Oleh karena itu mengingat jumlah penyebaran penyakit infeksi meningitis semakin
hari semakin meningkat, kami bermaksud untuk mengulas lebih lanjut mengenai penyakit
Meningitis melalui makalah yang berisi laporan pendahuluan serta asuhan keperawatan
teori.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana laporan pendahuluan pada penyakit meningitis?
2. Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan pada pasien dengan meningitis?
3. Apa saja intervensi yang diberikan pada pasien dengan meningitis?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagian-bagian pada laporan pendahuluan pada penyakit meningitis.
2. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan meningitis.
3. Mengetahui intervensi yang diberikan pada pasien dengan meningitis.
4
5
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
yang mengepung otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung disebabkan oleh
bakteri, virus, riketsia, atau protozoa yang dapat terjadi secara akut dan kronis.
(Harsono, 2000)
Meningitis adalah infeksi yang menular. Sama seperti flu, pengantar virus meningitis
berasal dari cairan yang berasal dari tenggorokan atau hidung. Virus tersebut dapat
berpindah melalui udara dan menularkan kepada orang lain yang menghirup udara
Meningitis adalah peradangan atau inflamasi pada selaput otak (meninges) termasuk
duramater, arachnoid dan piamater yang melapisi otak dan medulla spinalis yang
dapat disebabkan oleh beberapa etiologi (infeksi dan noninfeksi) dan dapat
B. ETIOLOGI
parasit dan jamur. Mikroorganisme ini menginfeksi darah dan likour serebrospinal.
Meningitis juga dapat disebabkan oleh penyebab non-infeksi, seperti pada penyakit
6
AIDS, keganasan, diabetes mellitus, cedera fisik atau obat-obatan tertentu yang dapat
Menurut Kozier (2005), meningitis dapat terjadi karena terinfeksi oleh virus, bakteri,
a. Virus
Meningitis virus umumnya tidak terlalu berat dan dapat sembuh secara alami tanpa
pengobatan spesifik.
b. Bakteri
Salah satu penyebab utama meningitis bakteri pada anak-anak dan orang dewasa
c. Jamur
Jamur yang menginfeksi manusia terdiri dari 2 kelompok yaitu, jamur patogenik dan
opportunistik. Jamur patogenik adalah beberapa jenis spesies yang dapat menginfeksi
manusia normal setela inhalasi atau inflantasi spora. Secara alamiah, manusia dengan
penyakit kronis atau keadaan gangguan imunitas lainnya lebi rentan terserang infeksi
C. KLASIFIKASI
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan
otak, yaitu :
1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang
jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab
lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta
7
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula
spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok),
Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus
aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,
Peudomonas aeruginosa.
D. PATOFISIOLOGI
Meningitis pada umumnya sebagai akibat dari penyebaran penyakit di organ atau
jaringan tubuh yang lain. Virus / bakteri menyebar secara hematogen sampai ke
perkontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan yang ada di dekat selaput otak,
misalnya Abses otak, Otitis Media, Mastoiditis, Trombosis sinus kavernosus dan
Sinusitis. Penyebaran kuman bisa juga terjadi akibat trauma kepala dengan fraktur
subaraknoid menyebabkan reaksi radang pada pia dan araknoid, CSS (Cairan
Mula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang mengalami hiperemi;
dalam waktu yang sangat singkat terjadi penyebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear
terjadi pembentukan limfosit dan histiosit dan dalam minggu kedua selsel plasma.
Eksudat yang terbentuk terdiri dari dua lapisan, bagian luar mengandung leukosit
Proses radang selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena di korteks dan dapat
kelainan kraniales. Pada Meningitis yang disebabkan oleh virus, cairan serebrospinal
Proses radang selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena di korteks dan dapat
8
Dengan demikian meningitis dapat dianggap sebagai ensefalitis superfisial.
kelainan nervi kraniales (Nn. III, IV, VI, VII, & VIII). Organisasi di ruang
Menurut Suriadi pada tahun 2006, mikroorganisme penyebab dapat masuk mencapai
b. Perkontuinitatum
Efek peradangan tersebut dapat mengenai lapisan meningen dan ruang-ruang yang
berada diantara lapisan. Tidak jarang pula infeksi mengenai jaringan otak. Kondisi ini
c. Eksudasi
eksudat (lebih sering terjadi pada infeksi bakteri) menyumbat sirkulasi cairan
cerebrospinal juga eksudat tadi dapat menetap di jaringan otak dan menyebabkan
abses otak.
9
E. PATHWAY
10
F. MANIFESTASI KLINIS
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering terjadi)
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan
koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut:
a. Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami
kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
b. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan
fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
c. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut
dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah
satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang
berlawanan.
4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat
purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-
tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur,
sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba
muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler
diseminata
G. PEMERIKSAAN FISIK
Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa fleksi dan rotasi
kepala. Tanda kaku kuduk positif (+) bila didapatkan kekakuan dan tahanan pada
pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot. Dagu tidak dapat
disentuhkan ke dada dan juga didapatkan tahanan pada hiperekstensi dan rotasi
kepala.
11
2. Pemeriksaan Tanda Kerning
Pasien berbaring terlentang, tangan diangkat dan dilakukan fleksi pada sendi panggul
kemudian ekstensi tungkai bawah pada sendi lutut sejauh mengkin tanpa rasa nyeri.
Tanda Kernig positif (+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135° (kaki
tidak dapat di ekstensikan sempurna) disertai spasme otot paha biasanya diikuti rasa
nyeri.
Pasien berbaring terlentang dan pemeriksa meletakkan tangan kirinya dibawah kepala
dan tangan kanan diatas dada pasien kemudian dilakukan fleksi kepala dengan cepat
kearah dada sejauh mungkin. Tanda Brudzinski I positif (+) bila pada pemeriksaan
Pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi pasif paha pada sendi panggul
(seperti pada pemeriksaan Kernig). Tanda Brudzinski II positif (+) bila pada
pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada sendi panggul dan lutut kontralateral.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
12
4. Elektrolit darah : Abnormal .
5. ESR/LED : meningkat pada meningitis
6. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat
infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
7. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak
ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
8. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.
H. KOMPLIKASI
1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10. Gangguan belajar
11. Attention deficit disorder
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat perlu
menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna
sebagai bahan kolaborasi dengan tim medis. Secara ringkas penatalaksanaan
pengobatan meningitis meliputi pemberian antibiotic yang mampu melewati barier
darah otak ke ruang subarachnoid dalam konsentrasi yang cukup untuk menghentikan
perkembangbiakan bakteri. Baisanya menggunakan sefaloposforin generasi keempat
atau sesuai dengan hasil uji resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih
efektif digunakan.
13
1. Isoniazid 10-20 mg/kgBB/24 jam, oral, 2x sehari maksimal 500 mg selama
1 setengah tahun.
2. Rifampisin 10-15 mg/kgBB/24 jam, oral, 1 x sehari selama 1 tahun.
3. Streptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24 jam, IM, 1-2 x sehari selama 3
bulan.
Pengobatan simtomatis:
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS PADA ANAK
1. Pengkajian
1. Biodata
Insiden tertinggi pada anak usia 2 bulan sampai 2 tahun ( Nelson:1993:33) . Laki-laki
a. pada neonatus : kaji adnya perilaku menolak untuk makan, reflek mengisap kurang,
muntah atau diare, tonus otot kurang, kurang tegak, dan menangis.
b. pada bayi dan anak-anak ( usia 3 bulan hingga 2 tahun) : kaji adanya demam, malas
c. pada anak-anak dan remaja : kaji adanya demam tinggi sakit kepala, muntah yang di
ikuti dengan perubahan sensori, kejang, mudah terstimulasi dan teragitasi, foto fobia,
delirium, halusinasi, perilaku agresif, penurunsn kesadaran, kaku kuduk, tanda kernig
b. Natal: -
kekebalan terhadap infeksi H, influensa yang biasanya terbentuk pada anak berusia
15
Dalam keluarga ada yang menderita penyakit tuberkulosis paru pada meningen
tuberkulosis
6. ADL
7. Pemeriksaan
A. pemeriksaan umum
cepat.
B. pemeriksaan fisik
Kepala dan leher : ubun-ubun besar dan menonjol, strabismus dan stignasmus,
pada wajah terdapat ptichiae, lesi purpura, bibir kering, sianosis dan pada leher
C. pemeriksaan penunjang
a. Fungsi Lumbal
b. kultur darah
16
c. CT scan
2. Diagnosis Keperawatan
1) Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan berhubungan dengan
edema serebral,hipovolemia
3. Rencana Tindakan
Tujuan :
Kriteria hasil :
Kesadaran meningkat
Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan
1. Pasien bed rest total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal
4. Monitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Respirasi dan hati-hati pada
hipertensi sistolik
Kolaborasi
17
Rasional :
1. Perubahan pada tekanan intakranial akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya
herniasi otak
vaskuler cerebral yang dapat dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik dan diikuti
terutama pada pasien yang tidak sadar, nausea yang menurunkan intake per oral
Mengeluarkan napas sewaktu bergerak atau merubah posisi dapat melindungi diri dari
efek valsava
6. Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan tekanan intrakranial, vetriksi cairan
dan cairan dapat menurunkan edema cerebral
7. Adanya kemungkinan asidosis disertai dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel
Tujuan :
Kriteria hasil :
18
Suhu 36,5 – 37,5 º C (bayi), 36 – 37,5 º C (anak)
Kesadaran composmentis
Intervensi :
Rasional :
1. proses konveksi akan terhalang oleh pakaian yang ketat dan tidak menyerap keringat.
Intervensi :
a. berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau
19
Kolaborasi
4. Evaluasi
a. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen
20
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian singkat tentang meningitis diatas dapat diperoleh beberapa poin antara
lain :
21
d. Kaji derajat imobilisasi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Harsono, DSS, dr, Kapita Selekta Neurologi, cetakan ketiga, Gajah Mada Univercity Press,
Yogyakarta, 2005
22