BAB II
A. Kajian Teori
1. Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Cerita Ulang Biografi
Berdasarkan Kurikulum 2013
tujuan kurikulum itu hampir sama yaitu untuk mencerdaskan bangsa Indonesia
Kurikulum 2013 berisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
harus dicapai oleh siswa. Salah satu materi pelajaran Bahasa Indonesia adalah
pembelajaran diharapkan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
a. Kompetensi Inti
kompetensi inti pada kurikulum 2013 terdiri dari 4 aspek, yaitu aspek sikap
religius, aspek sikap sosial, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Keempat
aspek tersebut harus dikuasai oleh peserta didik selama dan setelah proses
b. Kompetensi Dasar
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedomanan
setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti.”
pelajaran di kelas tertentu ini merupakan jabaran lebih lanjut dari kompetensi inti,
“Kompetensi dasar suatu mata pelajaran yang semula diturunkan dari mata
pelajaran, kini berubah arah, kompetensi dasar mata pelajaran dikembangkan dari
mata pelajaran pada setiap kelas adalah SKL dan kompetensi inti.SKL merupakan
jabaran lebih lanjut yang dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan
pada jenjang tertentu.Kedua hal inilah yang menjadi tolah ukur dalam penyusunan
kompetensi dasar.
yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MTS, SMA/MA,
SMK/MAK.”
adalah mata pelajaran yang diurutkan dari SKL dan KI pada setiap mata pelajaran
pelajarannya.
c. Alokasi Waktu
proses pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik. Hal ini dkarenakan
pelaksanaan pembelajaran.
membahas tentang alokasi waktu, kita terlebih dulu membahas tentang apa yang
dimaksud dengan alokasi dan waktu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
suatu kegiatan.
17
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
oleh para siswa.Salah satu kompetensi dasar dlam Kurikulum 2013 adalah
keterampilan menulis.
mengeluarkan suatu karya baik berupa lambang atau simbol.Menulis dalam hal ini
Menulis pada dasarnya adalah sebuah proses. Hal ini sesuai dengan
suatu lambang bahasa yang mampu untuk dipahami. Hal senada diunkapkan
lambang bunyi”. Pengertian menulis yang dimaksud Abidin hampir sama dengan
apa yang dikemukakan oleh Tarigan. Menulis juga diartikan sebagai suatu
lebih kompleks.
sudut pandang lain, “Menulis dapat pula dikatakan sebagai kegiatan mereaksi”.
Artinya, menulis adalah proses mengemukakan pendapat atas dasar masukan yang
diperoleh penulis dari berbagai sumber ide yang tersedia. Sumber ide bisa saja
adalah segala objek yang mampu merangsang penulis untuk menulis termasuk di
grafik yang dapat dipahami oleh seseorang ketika lambang-lambang grafik atau
kegiatan mereaksi yang diperoleh seorang penulis dari berbagai sumber ide yang
ada.
20
tersebut, dapat disimpulkan bahwa teks adalah ujaran (lisan) atau tulis bermakna
kata-kata dan memiliki strategi utnuk menyajikan kata-kata itu agar gagasan
Teks Cerita Ulang Biografi adalah salah satu kajian pembelajaran mata
pelajaran bahasa Indonesia pada kelas XI SMA yang terdapat dalam kurikulum
2013. Pada pembelajaran ini siswa dituntut untuk mampu membuat atau
oleh beberapa penulis yang dikutip penjelasannya mengenai teks cerita ulang
biografi.
berikut.
atau penulisnya.Akan tetapi, cerita ulang dapat pula berdasarkan imajinasi atau di
luar penyampaiannya.
2008:197) adalah “Riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain”. Dari
pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa biografi merupakan sebuah cerita yang
Berdasarkan pengertian dari teks cerita ulang biografi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa teks cerita ulang biografi adalah teks yang menceritakan
kembali riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain dalam beberapa
tertentu diwujudkan dalam bentuk kongkret berupa teks. Untuk satu tujuan yang
sama, biasanya baik tidak digunakan satu teks yang persis sama selamanya, tetapi
diidentifikasi, bahkan oleh orang awam yang tidak memiliki pengetahuan tentang
ilmu bahasa dan ilmu komunikasi. Puskur dalam Priyatni (2014:66) menyatakan,
“Beberapa teks yang memiliki kemiripan dalam tindakan yang dilakukan itulah
menjadi dua kategori besar (genre), yaitu genre sastra dan genre faktual.
ulang biografi sebagai bahan penelitian yang akan dilakukan. Teks cerita ulang
biografi termasuk ke dalam jenis teks cerita ulang faktual (factual recount) karena
sistematis dalam suatu teks. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas,
2008:1341), kata struktur merupakan cara sesuatu disusun atau dibangun dengan
Didasari konsepsi di atas, maka prinsip struktur teks di sini adalah suatu
dipahami.
24
sebagai teks narasi, yakni teks yang bertujuan untuk mengisahkan suatu peristiwa
menyaksikan langsung peristiwa itu.Oleh kabrena itu, teks cerita ulang pada
kejadian.
(a) Orientasi atau setting (aim), berisi informasi mengenai latar belakang
kisah atau peristiwa yang akan diceritakan selanjutnya utnuk
membantu pendengar/pembaca. Informasi yang dimaksud berkenaan
dengan ihlas siapa, kapan, di mana, dan mengapa.
(b) Kejadian penting (important event, record of events), berisi rangkaian
peristiwa yang disusun secara kronologis, menurut urutan waktu, yang
meliputi kejadian-kejadian utama yang dialami tokoh. Dalam bagian
ini mungkin pula disertakan komentas-komentar pencerita pada
beberapa bagiannya.
(c) Reorientasi, berisi komentar evaluative atau pernyataan kesimpulan
mengenai rangkaian peristiwa yang telah diceritakan sebelumnya.
Bagian ini sifatnya opsional, yang mungkin ada atau tidak ada dalam
suatu cerita ulang.
suatu teks cerita yang menceritakan kembali kejadian yang pernah terjadi.Disusun
secara teratur dan secermat mungkin berdasarkan struktur teks cerita ulang
tersebut. Struktur teks orientasi atau setting yang berisi latar belakang masalah
serta pengenalan tokoh dari cerita yang ingin diceritakan, struktur teks kejadian
penting yang berisi rangkaian peristiwa dari sebuah cerita disusun secara logis,
25
dan struktur teks reorientasi yang merupakan penilaian dan kesimpulan dari teks
cerita ulang. Ketiga hal inilah yang menjadi struktur penyajian di dalam sebuah
teks cerita ulang, yang telah ditetapkan dalam pembuatan suatu teks cerita
ulang.Sehingga sebuah teks cerita ulang yang dibuat menjadi lebih dapat
mampu menulis karya sastra hanya dengan berbekal imajinasi. Pengarang akan
dengan kenyataan ini, wajarlah jika banyak orang yang mengatakan bahwa bahasa
ulang biografi merupakan teks yang termasuk ke dalam sastra, yang memiliki ciri
bahwa, ciri-ciri kebahasaan adalah kekhasan suatu teks cerita ulang terhadap
bahasanya.
tentang ciri atau kadiah kebahasaan teks cerita ulang biografi sebagai berikut.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa ciri kebahasaan dalam teks
cerita ulang biografi merupakan teks yang menceritakan kejadian waktu lampau,
dinyatakan “Bahasa lain yang sering ditemukan dalam sebuah teks cerita ulang
Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang
menggambarkan satu aksi peristiwa atau keadaan yang sering terdapat dalam teks
Jadi dapat disimpulkan bahwa, ciri kebahasaan teks cerita ulang biografi
pada uraian pertama hampir sama dengan uraian kedua karena yang
simpleks, yaitu kalimat yang menggambarkan satu aksi peristiwa atau keadaan
Kaidah teks cerita ulang yang akan dibahas adalah kaidah penulisannya.
prinsip dalam pengelompokkan kata yang menjadi dasar untuk menghasilkan atau
(a) Menggunakan kata ganti orang pertama tunggal dan jamak jika cerita
ulang itu berupa suatu pengalaman penceritanya. Misalnya, saya, aku,
kami. Menggunakan kata ia dan dia kalau cerita ulang itu berupa
biografi yang berselang dengan menyebutkan nama tokoh yang
diceritakannya itu.
(b) Banyak menggunakan kata kerja tindakan untuk menjelaskan
peristiwa-peristiwa atau perbuatan fisik yang dilakukan oleh tokoh.
Contoh: memberi, memenjarakan, meninggalkan, melakukan, bermain.
(c) Banyak menggunakan kata deskriptif untuk memberikan informasi
secara rinci tentang sifat-sifat tokoh. Kata-kata yang dimaksud, anatara
lain sederhara, bagus, tua, popular, penting. Kata-kata itu sering pula
didahului oleh kopulatif adalah, merupakan.
(d) Banyak menggunakan kata kerja pasif dalam rangka menjelaskan
peristiwa yang dialami tokoh sebagai subjek yang diceritakan. Contoh:
sebelum, sudah, pada saat, kemudian, selanjutnya, sampai, hingga,
pada tanggal, nantinya, selama, saat itu. Hal ini terkait dengan pola
pengembangan teks cerita ulang yang pada umumnya bersifat
kronologis.
Dilihat dari uraian sebelumnya, kaidah penulisan teks cerita ulang biografi
lebih memperhatikan bukti dari teks tersebut, sehingga cerita yang dibuat bukan
28
sebuah karangan belaka. Teks tersebut merupakan teks yang bersifat faktual yang
pernah dialami oleh orang lain. Tarigan (2008:54) menyatakan bahwa sebuah
karangan diminati untuk dibaca karena kekayaan kosa kata serta kepandaian
Maka dapat dipahami bahwa, kaidah kebahasaan adalah aturan kata-kata dalam
atas, akan lebih memudahkan kita yang akan menulis atau membuat teks cerita
ulang biografi. Kaidah teks ini tidak menggunakan kata-kata baku serta kaidah
menulis pada diri siswa. Tujuan ini menjadi sangat penting sebab mencintai
menulis adalah modal awal bagi siswa agar mau menulis, sehingga ia akan
Hal ini sejalan dengan tiga tujuan utama pembelajaran menulis yang
Menulis merupakan kegiatan yang mengungkapkan idea tau gagasan yang ada di
aktivitas yang menuntet siswa untuk mengunjuk kerjakan karakter dirinya dalam
menyatakan bahwa penulisan ialah suatu cara, proses, atau perbuatan yang
Menulis cerita ulang adalah kegiatan yang lebih tepatnya disebut sebagai
reproduksi yang menggunakan peristiwa atau kejadian yang sudah ada untuk
diceritakan kembali. Hal tersebut dilakukan agar peristiwa tersebut lebih asyik
dalam cerita ulang tersebut. Pada cerita ulang biografi, disamping kita dapat
lain, kita pun bias mendapatkan keteladanan yang bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Untuk menulis sebuah teks cerita ulang biografi, Kosasih (2014: 172)
menulis teks cerita ulang biografi, langkah-langkah teks cerita ulang sebagai
berikut.
30
(a) Menentukan tokoh, peristiwa, atau jenis cerita rakyat yang menarik
bagi pendengar. Misalnya, cerita yang di dalamnya penuh dengan
komflik ataupun alurnya mengejutkan. Kalaku berbentuk pengalaman
pribadi atau cerita rakyat dapat pula dipilih cerita-cerita lucu ataupun
mengaharukan.
(b) Mengumpulkan kembali sejumlah informasi ataupun keterangan
berkenaan dengan tokoh ataupun keterangan berkenaan dengan tokoh
ataupun peristiwa yang akan hingga betul-betul menguasainya.
Catatlah bagian-bagian yang dianggap penting. Perhatikan rangkaian
persitiwanya secara keseluruhan. Apabila yang akan diceritakannya itu
cerita rakyat, ketahui pula perbedaan masing-masing karakter tokoh-
tokohnya. Ketahui berbagai emosi yang ada di dalamnya, seperti sedih,
gembira, marah, kecewa, dan sebagainya. Berdasarkan catatan itulah,
cerita tersebut kita mengisahkannya. Kita harus memahami pula tema,
alur serta watak-watak para tokohnya.
Pemahaman atas karakter dari tokoh-tokoh suatu cerita, juga sangatlah
penting. Hal ini agar dialog serta tingkah laku tokoh-tokohnya dapat
diekspresikan dengan benar. Jangan sampai tokoh yang berkarakter
keras dan buas, diekspresikan dengan nada bicara yang
lembut.Demikian pula tokoh yang berwatak cerdik diekspresikan
dengan nada dungu. Hal-hal seperti ini bias terjadi akibat kita tidak
memahami karakter dari tokoh-tokohnya.
(c) Sampailah cerita itu dengan suara, lafal, dan intonasi yang jelas.
Ciptakanlah penggalan-penggalan cerita yang membuat penasaran
pendengar. Ekspresikan dengan mimic atau raut muka yang sesuai.
Kalau perlu, gunakanlah alat-alat untuk mendukung suasana tertentu.
Misalnya, untuk menggambarkan suasana meriah, menggunakan
ketentuan-ketentuan kaleng atau dengan memukul-mukul ember.
(d) Gunakanlah bahasa yang mudah dipahami pendengar. Hindarilah kata-
kata yang berbelit-belit, atau membingungkan. Gunakanlah kata-kata
yang jelas dan kalimat yang sederhana. Untuk menimbulkan kesan
yang kuat [ada bagian-bagian cerita, sesekali kita perlu melakukan
pengulangan kata ataupun dengan sinonimnya.
Pembelajaran menulis haruslah ditafsirkan sebagai sebuah proses yang
Selain pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran, ada istilah lain yang
berupa film, televisi, diagram, bahan tercetak, komputer, gambar, dan sebagainya.
oleh siswa, guru sebagai fasilitator harus berupaya agar pembelajaran tersebut
dapat diterima dengan baik oleh siswa.Media pembelajaran sangat diperlukan oleh
guru untuk menunjang aktifitas kegiatan belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan
agar suatu pembelajaran tidak berjalan membosankan dan akan lebih mudah
dimengerti.
segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan atau materi ajar dari guru sebagai
siswa dan guru dengan menggunakan berbagai sumber belajar baik dalam situasi
sama, berinteraksi secara langsung (face to face). Dalam konteks ini media
harus praktis, ekonomis, mudah untuk digunakan (user friendly)
perorangan, kelompok atau siswa salam jumlah yang sangat banyak. Movie
dalam sebuah video yang dapat membantu merangsang pikiran, perasaan, menarik
perhatian dan kemauan siswa dalam belajar sehingga secara sengaja proses belajar
proses pembelajaran, agar pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan lancar dan
selalu berjalan dengan baik. Media pembelajaran khususnya media movie maker
lebih memudahkan guru untuk menyampaikan pesan atau cerita kepada siswa,
jadi guru tidak perlu berbicara secara detail untuk menceritakan isi cerita tersebut,
karena dalam tayangan movie maker siswa jadi dapat mengetahui isi yang
mendetail dari sebuah cerita.Salah satu kekurangan yang terdapat dari penggunaan
media movie maker adalah, sulitnya menggunakan media ini karena perlu keahlian
kelas.Movie maker merupakan salah satu aplikasi dari windows yang dapat
Maker
Menulis pada dasarnya adalah sebuah proses. Hal ini sesuai dengan
Tulisan yang harus dibuat siswa haruslah tulisan otentik yang bermakna dan
paragraph yang baik.Dalam praktiknya tahap menulis ini dapat dilakukan secara
Axford dalam Abidin (2012:204), pada tahap ini hal yang harus dilakukan sebagai
berikut.
1) Merekontruksi tulisan
Pada tahap ini siswa menulis sebuah tulisan yang mirip dengan model
karangan yang dianalisisnya.Hal yang direkonstruksi harus sesuai
dengan perencanaan karangan yang telah ditentukan.
2) Berbagai hasil konstruksi
Pada tahap ini siswa membacakan hasil kerja rekonstruksinya pada
siswa lain atau guru dan ditanggapi oleh siswa lain atau guru.
3) Merekonstruksi berdua/kelompok
Pada tahap ini siswa yang memiliki kesamaan rekonstruksi saling
bekerja sama untuk menentukan bagian mana dari karangan yang
mereka buat yang harus disempurnakan atau dikembangkan.
4) Rekonstruksi ulang
Pada tahap ini siswa memperbaiki tulisannya berdasarkan hasil
kegiatan rekonstruksi berdua.
35
menggunakan suau media, sehingga tulisan yang akan dibuat dapat menjadi lebih
disebabkan oleh berbagai faktor.Salah satu faktor yang dominan adalah rendahnya
peran guru dalam membina siswa agar terampil menulis. Hal ini mendorong
penulis untuk menggunakan suatu media, yaitu media movie maker yang
Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil
berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat
hal yang telah dilakukan penelitian lain, kemudian dibandingkan dari temuan
penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan. Berikut adalah hasil
Tabel 1.1
Menggunakan Media Movie Maker pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Lembang
ketika siswa diberikan materi yang sama dengan metode berbeda pada peneliti
C. Kerangka Pemikiran
belajar, waktu belajar, lingkungan dan juga metode pembelajaran yang digunakan.
belajar.
tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Proses belajar terjadi karena siswa
38
memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitar, bila siswa belajar maka akan
belajar dan berpikir kreatif siswa dapat diukur dari aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Penggunaan media movie maker ini ini mencip-takan suasana belajar
yang menyenangkan.
perubahan perilaku sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan belajar dalam bentuk
teks biografi dengan menggunakan media Movie Maker. Materi yang dipilih
dan berupaya untuk bisa berpikir kreatif dalam memproduksi teks biografi yang
berharap siswa dapat memperoleh tujuan belajar dari segi kognitif, afektif dan
psikomotor.
kemampuan berpikir atau intelektual sehingga domain kognitif ini disebut juga
tingkah laku yang tergolong dalam kemampuan sikap dan nilai. Domain
bagi para siswa, seperti halnya menulis cerita ulang biografi.Mereka kesulitan
cerita ulang biografi, dan sebagainya. Kenala menulis juga dapat terjadi karena
adanya suasana kelas yang membosankan, interaksi siswa dengan siswa lain tidak
pembelajaran ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk dapat belajar tentang
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari media movie maker
terhadap pembelajaran memproduksi teks cerita ulang biografi pada siswa. Media
ini akan diimplementasikan kepada siswa SMA, tingkat kemampuan siswa diukur
dengan menggunakan tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes yang dibuat
berdasarkan bentuk produk yang menghasilkan sbuah karangan teks cerita ulang
berikut.
Kerangka Pemikiran
Tabel 2.1
Melalui pembelajaran
Kondisi akhir dengan menggunakan
media movie maker dapat
meningkatkan
kemampuan dan hasil
belajar siswa
Menggunakan Media Movie Maker pada Sisw Kelas XI SMA Negeri 1 Lembang
1. Asumsi
oleh peneliti. Setiap peneliti dapat merumuskan anggapan dasar yang berbeda.
41
Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis memiliki anggapan dasar sebagai
berikut:
Menulis Kritik dan Esai; Mata Kuliah Berkarya (MKB) di antaranya: SBM
4.2 dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI.
ini juga merupakan sebuah cara pembelajaran yang efektif untuk membuat
teks cerita ulang biografi terdapat di dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran
42
2. Hipotesis
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
berdasarkan struktur teks, ciri kebahasaan, kaidah penulisan teks cerita ulang
biografi.
biografi berdasarkan teks Movie Maker pada siswa kelas XI SMA Negeri 1
Lembang.
43
teks cerita ulang biografi berdasarkan struktur teks, ciri kebahasaan, dan kaidah
penulisan.