Oleh
IHYA ULUMIDDIN
Nomor Pokok : F51111 652
Universitas Hasanuddin
Makassar
2018
MOTO
- "Together We Build, Together We Can", yang berarti "Bersama kita membangun, bersama kita
pasti bisa"
- Disiplin dalam bertugas, Dewasa dalam bertindak, dan Dinamis dalam kegiatan
i
ABSTRAK
IHYA ULUMIDDIN. 2017. “Kemampuan Menulis Deskriptif dalam Bahasa Makassar Melalui Media
Gambar: Studi Kasus SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten Maros” (dibimbing oleh Ery Iswary dan
Pammuda)
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan menulis deskriptif bahasa makassar melalui
media gambar dan peranan media gambar dengan kemampuan menulis deskriptif siswa kelas V SDN 212
Inpres Pangkajene Kabupaten Maros setelah menggunakan media gambar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Data hasil
penelitian kualitatif lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan dilapangan.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten Maros. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas V SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten Maros yang berjumlah 20 siswa. Terdiri dari 11
siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
Hasil penelitian ini Menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai 75 standar kelulusan sebanyak
8 siswa dari 20, sebanyak 12 memperoleh nilai di bawah standar kelulusan. Nilai rata-rata siswa kelas V
SDN 212 inpres Pangkajene Kabupaten Maros, pada tahap I yang berjumlah 20 siswa adalah 70.95.
Dengan demikian, dikategorikan belum mampu karena rata-rata nilai siswa tidak mencapai standar
kelulusan yaitu 75. Selanjutnya, pada tes kedua siswa yang memperoleh nilai 75 standar kelulusan
sebanyak 9 siswa dari 20 siswa. Nilai rata-rata siswa kelas V SDN 212 inpres Pangkajene Kabupaten
Maros, pada tahap II yang berjumlah 20 siswa 72.8. Peranan media gambar dengan kemampuan menulis
siswa tes tahap I dan tahap II. Tes tahap II hanya meningkat sebanyak 1.85%. Meskipun ada peningkatan
penelitian ini tetap disimpulkan bahwa media gambar belum dapat membantu siswa secara signifikan
dalam menulis deskriptif karena nilai rata-rata siswa tidak mencapai nilai standar kelulusan yaitu 75.
Kata Kunci : menulis deskriptif, bahasa Makassar, media gambar, peranan media gambar
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia kesehatan dan
panjang umur sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
adalah salah satu persyaratan akademik yang mutlak harus dipenuhi dalam mengikuti ujian akhir
guna memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Pendidikan Sarjana Guru Bahasa Daerah
Penulis menyadari adanya berbagai kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini sebagai
akibat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis
selalu membuka diri untuk menerima koreksi dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak
sebagai upaya penyempurnaan skripsi ini. Koreksi atau kritik tersebut tidak saja berguna untuk
memperbaiki karya tulis ini tetapi juga berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang
Pada kesempatan yang berharga ini, perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Alimuddin,S.Pd dan Ibunda
Aisyah,S.Pdi yang telah mendoakan dan memberikan curahan kasih sayang yang begitu tulus
serta bimbingan dan pengorbanan yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan
Demikian pula, terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada Ibu
Dr. Ery Iswary, M.Hum selaku pembimbing I. dan Bapak Pammuda, S.S,M.Si. selaku
pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, Tanpa bantuan dari mereka
v
Selain itu, penulis juga telah mendapat bantuan, dorongan, semangat, dan bimbingan
berbagai pihak. Untuk itu, selayaknyalah pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
1. Dr. Syahrul Yasin Limpo M.H., M.Si. selaku Gubernur Sulawesi Selatan yang telah
2. Prof. Dr. Dwi Aries Tina Pulubuhu, M.A. selaku Rektor Universitas Hasanuddin dan
Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, dan Wakil Rektor IV Universitas
Hasanuddin;
3. Bapak Prof. Dr. Akin Duli, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Hasanuddin dan Wakil Dekan I, Wakil Dekan II dan Wakin Dekan III Fakultas Ilmu
4. Bapak Dr. Muhlis Hadrawi, S.S.M.Hum. Selaku Ketua Departemen Sastra Bugis
selaku Sekretaris Departemen Sastra Daerah dan Bapak Suardi Ismail, S.E sebagai
Hasanuddin;
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing penulis menekuni berbagai mata kuliah
dari awal hingga akhir studi di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin;
6. Para pegawai Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin yang telah membantu
7. Rekan-rekan di PSGBD angkatan IV yang selalu setia menjalin kebersamaan dalam suka
dan duka, memberikan motivasi pada saat jenuh melanda, membuat tersenyum pada saat
vi
Semoga segala bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak tersebut mendapat
balasan dari Allah Yang Maha Pengasih. Semoga karya ini dapat diterima sebagai sumbangan
pikiran penulis untuk pembangunan bangsa, khususnya pada aspek pembinaan dan
pengembangan bahasa daerah sebagai bahasa lokal yang menjadi simbol keberagaman bangsa
Ihya Ulumiddin
vii
DAFTAR ISI
MOTTO .........................................................................................................i
ABSTRAK ................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4
C. Batasan Masalah ................................................................................. 4
D. Rumusan Masalah............................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ................................................................................... 7
1. Teori Behavioristik ............................................................................. 7
2. Pembelajaran Menulis......................................................................... 7
3. Menulis Deskriptif ............................................................................ 10
4. Bahasa Makassar ............................................................................... 14
5. Media Gambar .................................................................................. 17
B. Penelitian yang Relevan ................................................................... 24
C. Kerangka Pikir .................................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 28
B. Lokasi Penelitian .............................................................................. 28
C. Data dan Sumber Data. ..................................................................... 29
D. Instrumen Penelitian ......................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 30
F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Menulis Deskriptif Bahasa Makassar .............................................. 37
Peranan Media Gambar Dengan kemampuan Menulis .................... 48
B.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 60
B. Saran ................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 62
LAMPIRAN ................................................................................................ 64
viii
DAFTAR TABEL
Tabel. 4.1 Daftar Tenaga Kerja SDN 212 Inpres Pangkajene ............................. 38
Tabel 4.4. Kata Yang Salah Pada Penulisan Tes Tahap I ................................... 43
Tabel. 4.5. Kata Yang Salah Pada Penulisan Tes Tahap II .................................. 45
Tabel. 4.6. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 1 ................................. 50
Tabel. 4.7. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 2 ................................. 50
Tabel. 4.8. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 3 ................................. 51
Tabel. 4.9. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 4 ................................. 51
Tabel. 4.10. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 5 ............................... 52
Tabel. 4.11. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 6 ............................... 52
Tabel. 4.12. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 7 ............................... 53
Tabel. 4.13. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 8 ............................... 53
Tabel. 4.14. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 9 ............................... 54
Tabel. 4.15. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 10 ............................. 54
Tabel. 4.16. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 11 ............................. 55
Tabel. 4.17. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 12 ............................. 55
Tabel. 4.18. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 13 ............................. 56
ix
Tabel. 4.19. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 14 ............................. 56
Tabel. 4.20. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 15 ............................. 57
Tabel. 4.21. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 16 ............................. 57
Tabel. 4.22. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 17 ............................. 58
Tabel. 4.23. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 18 ............................. 58
Tabel. 4.24. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 19 ............................. 59
Tabel. 4.25. Analisis Hasil Tes I dan Tes II Kode Sampel 20 ............................. 59
x
DAFTAR GAMBAR
Tabel. 2.1. Hubungan Media Dengan Pesan Dan Metode Pembelajaran ............ 18
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar Bahasa setelah
kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan
oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan
di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan. Baik unsur bahasa maupun
unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runut
dan padu.
dipergunakan untuk berkomunikasi secara langsung, tidak secara tatap muka dengan
berbahasa ini merupakan usaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada
pada pikiran dan perasaan yang ada pada diri seorang pemakai bahasa melalui bahasa.
pesan dalam menulis dilakukan secara tertulis. Perbedaan cara menyampaikan pesan
1
ini ditandai dengan ciri-ciri yang berbeda dan tuntutan yang berbeda dalam
mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui
frekuensi yang lebih tinggi daripada menulis. Banyak hal yang terjadi dan dialami
oleh seorang pemakai bahasa yang perlu diungkapkan secara lisan kepada orang lain.
Kadang-kadang pengungkapan pikiran dan perasaan yang dialami itu perlu segera
dilakukan, tanpa banyak waktu untuk mempersipkan diri dengan waktu yang cukup
dan mengatur apa yang akan diungkapkan secara rapi. Tanggapan dari apa yang
pembelajaran. Untuk dapat menuliskan huruf sebagai lambang bunyi siswa harus
berlatih dari cara memegang alat tulis serta menggerakkan tangan dangan
memperhatikan apa yang harus ditulis (digambarkan). Siswa harus dilatih mengamati
lambang bunyi tersebut, memahami setiap huruf sebagai lambang bunyi tertentu
sampai dapat menuliskanya sampai benar. Agar bermakna, proses belajar menulis
diajarkan.
2
Menurut Manyambeang, dkk (1996:12-13) dalam bahasa Makassar terdapat
gabungan satu bunyi konsonan, yaitu ng dan ny. Huruf-huruf f, kh, sy, v, x dan z tidak
terdapat dalam bahasa Makassar. Huruf-huruf tersebut hanya diguakan untuk menulis
kata-kata asing yang terserap ke dalam bahasa Makassar. Huruf k pada akhir kata
Contoh:
Setiap suku kata bahasa Makassar ditandai oleh sebuah vokal. Vokal itu dapat
d. KVK : san –dak, rem – ba, tin – ting, bom – bang, rung – ka.
dimiliki oleh siswa sekolah dasar, namun kenyataan yang terjadi di sekolah dari hasil
observasi di SDN 212 Inpres Pangkajene belum mampu menulis deskriptif bahasa
Kemampuan Menulis Deskriptif dalam Bahasa Makassar: Studi Kasus Siswa Kelas V
SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten Maros. Penelitian yang relevan tidak
3
mendapatkan perhatian yang serius dalam penanganan problem yang dimiliki siswa
dalam proses belajar mengajar di kelas. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan pembuktian tentang kemampuan siswa sekolah dasar dalam menulis kata
B. Identifikasi Masalah
2. peranan media gambar dengan kemampuan menulis deskriptif siswa kelas V SDN
3. Kemampuan membentuk sebuah kata Siswa Kelas V SDN 212 Inpres Pangkajene
Kabupaten Maros.
4. Kemampuan menyusun kalimat bahasa Makassar Siswa Kelas V SDN 212 Inpres
C. Batasan Masalah
Merujuk pada identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, agar penelitian
ini tidak terlalu luas, peneliti hanya berfokus pada objek masalah mengenai
Kemampuan menulis deskriptif dalam bahasa Makassar dengan huruf latin melalui
media gambar Siswa Kelas V SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten Maros.
4
D. Rumusan Masalah
media gambar siswa kelas V SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten Maros?
E. Tujuan Penelitian
Merujuk pada rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian yang ingin
melalui media gambar siswa kelas V SDN 212 I npres Pangkajene Kabupaten
Maros.
5
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini terdiri atas manfaat teoretis dan
praktis.
1. Manfaat Praktis:
b. Bagi Guru bahasa daerah; dapat memberikan informasi secara tertulis maupun
2. Manfaat Teoritis
Beberapa manfaat secara teoretis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
b. Bagi Pemerintah, bisa dijadikan bahan referensi dan sekaligus menjadi dasar
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Behavioristik
Teori yang relevan untuk penelitian ini adalah teori belajar behavioristik peneliti
Dengan kata lain belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman (Gage, Berliner, 1984). Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia
dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang
penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus
adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi
atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses
yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak
dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon,
oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh
2. Pembelajaran Menulis
kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai
pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima
7
pesan. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang
kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi
Pada dasarnya menulis bukan hanya melahirkan pikiran atau perasaan saja,
hidup seseorang dalam bahasa tulis. Sebagai proses, menulis merupakan serangkaian
kegiatan yang terjadi dan melibatkan beberapa tahap, yaitu pramenulis, penulisan,
dan pascapenulisan. Selain sebagai proses, menulis juga merupakan kegiatan yang
kompleks karena melibatkan cara berpikir yang teratur dan berbagai persyaratan yang
mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Menulis adalah satu cara mengoperasikan
otak secara totalitas yang juga menyertakan raga, jari, dan tangan. Karena menulis
merupakan proses berpikir, maka menulis bersifat sentral dalam proses belajar.
sangat penting, yaitu: (1) menulis dalam arti mengekspresikan atau mengemukakan
pikiran, perasaan, dalam bahasa tulis; dan (2) menulis dalam arti melahirkan bunyi-
bunyi bahasa, ucapan, dalam bentuk tulisan untuk menyampaikan pesan berupa
merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis.
8
Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau
kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat
memahaminya.
kepada pihak lain dengan menggunakan pola-pola bahasa yang produktif dan
ekspresif secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan yang ingin
disampaikan.
a. Manfaat Menulis
Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas; (3) Penumbuhan keberanian; dan (4)
membantu kita menemukan kembali apa yang pernah kita ketahui; (2) menulis
menempatkannya dalam suatu wacana yang berdiri sendiri; (4) menulis membuat
pikiran seseorang siap untuk di baca dan di evaluasi; (5) menulis membantu
menyerap dan menguasai informasi baru; dan (6) menulis membantu memecahkan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis dapat memberikan manfaat
9
insiatif dan kreativitas, selain itu menulis juga membantu menyerap, menguasai dan
b. Keterampilan Menulis
Suatu tulisan atau karangan dapat dilihat dari segi bahasa yang digunakan, isi
tulisan, dan bentuk atau cara penyajiannya. Isi tulisan atau karangan harus relevan
dengan judul karangan, atau judul karangan harus tergambar dalam isi. Judul
karangan harus mengandung tiga aspek, yaitu relevan, menarik, dan singkat. Judul
atau kepala karangan melambangkan tema yang merupakan intisari dari seluruh
3. Menulis Deskriptif
fikiran seperti yang dijelaskan diatas dapat disebut penuangan fikiran secara
10
melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya. Tulisan
deskripsi memiliki beragam ciri yang membedakan dengan tulisan jenis lain.
melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan kata-kata
secara jelas dan terperinci sehingga si pembaca seolah-olah dapat turut merasakan
Dari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan jenis
tulisan, ragam wacana atau karangan yang menggambarkan atau memaparkan suatu
objek, lokasi, keadaan atau benda dengan kata-kata sehingga pembaca dapat ikut
Tulisan deskripsi memiliki beragam ciri yang membedakan dengan tulisan jenis lain.
pembaca;
3. Deskripsi disampaikan dengan gaya yang nikmat dengan pilihan kata yang
menggugah;
dilihat, dan dirasakan sehingga objeknya pada umumnya berupa benda, alam,
11
5. Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang.
pembaca;
3. Deskripsi disampaikan dengan gaya yang nikmat dengan pilihan kata yang
menggugah;
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri tulisan deskripsi
antara lain: suatu karangan yang berisi perincian-perincian yang jelas tentang suatu
objek, dapat menimbulkan pesan dan kesan bagi pembaca, menarik minat,
sebagai berikut.
12
tentang hewan dan tumbuhan, maka dapat dideskripsikan ciri-ciri fisik,
dideskripsikan.
7. menyempurnakan karangan.
tidak boleh sembarangan, melainkan ada cara atau langkah-langkah dalam menulis
deskripsi. Sehingga tulisan deskripsi yang dibuat dapat tersusun dengan baik dan isi
yang terkandung di dalamnya dapat diterima oleh pembaca dan seolah-olah pembaca
13
4. Bahasa Makassar
Bahasa Makassar sebagai salah satu bahasa daerah yang banyak pendukungnya di
Sulawesi Selatan, sampai saat ini masih tetap berperan sebagai alat penghubung
kebudayaan daerah yang telah memiliki sejarah dan tradisi yang cukup lama da terus
berkembang sampai dewasa ini. Tradisi lama itu meliputi bidag seni, hokum,
ekonomi, dan kebudayaan. Dari sejarah da tradisi itu terlihat pula bahwa bahasa
ditonjolkan lima macam dialek, yaitu dialek Lakiung, dialek Turatea, dialek
a. Dialek Lakiung
mulai dari Salutoa ke muara Sungai Jeknekberang; Kabupaten Takalar dan pulau-
b. Dialek Turatea
perbatasan Malakaji.
14
c. Dialek Bantaeng
d. Dialek Konjo
Menempati wilayah yang sangat luas di pedalaman, yaitu mulai dari kabupaten
Maros, sebelah selatan Camba dan memasuki Kabupaten Bone bagian selatan sekitar
Bontocani.
e. Dialek Bira-Selayar
Terdapat mulai dari Ujung Bira menyeberang ke pulau Selayar meliputi dua
Manyambeang, dkk (1996:8) Perlu pula diketahui bahwa dalam abjad bahasa
Makassar tidak dikenal [ə]. Disamping itu, aksara lontarak atau anrong lontarak
cara membacanya bergantung pada konteks kalaimatnya. Hal seperti ini dapat dilihat
pada kata / pr /.Kata ini dapat dibaca atas beberapa bunyi, seperti panrak, pakrang,
Contoh:
15
Panrangi anakna „bandel anaknya‟
bunyi konsonan, yaitu ng dan ny. Huruf-huruf f, kh, sy, v, x dan z tidak terdapat dalam
bahasa Makassar. Huruf-huruf tersebut hanya diguakan untuk menulis kata-kata asing
yang terserapke dalam bahasa Makassar. Huruf k pada akhir kata melambangkan
Contoh:
Setiap suku kata bahasa Makassar ditandai oleh sebuah vokal. Vokal itu dapat
d. KVK : san –dak, rem – ba, tin – ting, bom – bang, rung – ka.
Usaha pelambangan bunyi konsonan dalam aksara lontarak pernah dirintis pada
Konferensi PGRI Se-Sulawesi Selatan dan Tenggara di Sengkang pada tanggal 25-30
November 1957 dan melahirkan beberapa konsep bentuk aksara. Akan tetapi, konsep-
konsep itu belum berterima di dalam masyarakat sehingga aksara lontarak yang asli
16
5. Media Gambar
dengan cara melakukan promosi atau iklan dengan memanfaatkan berbagai sarana,
seperti televisi, radio, surat kabar, brosur, leaflet, poster atau media lainnya. Sarana-
sarana tersebut pada dasarnya adalah media atau perantara agar informasi mengenai
produknya itu dapat diserap/diterima oleh masyarakat, dan pada akhimya masyarakat
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru pada saat menyajikan bahan ajar
pembelajaran dengan tujuan agar informasi atau bahan ajar tersebut dapat diterima
dan diserap dengan baik oleh para siswa. Sebagai wujud bahwa bahan ajar tersebut
Dalam mengatasi sikap pasif siswa, media pembelajaran juga memiliki berbagai
17
Menurut Heinich, dkk. (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media
berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang
secara harfiah berarti "perantara", yaitu perantara mmber pesan (a source) dengan
penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media ini, seperti film, televisi,
diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer, dan instrukrur. Contoh media
Mengaitkan hubungan antara media dengan pesan dan metode (methods) dalam
pesan-pesan yang harus dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari
suatu topik pembelajaran. Pesan-pesan tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa
disebut metode.
18
Selain pengertian media yang telah diuraikan di atas, masih terdapat pengertian
lain yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Coba Anda perhatikan beberapa
Kegiatan Belajar I. Pada Kegiatan Belajar 2 ini, secara lebih rinci Anda akan
mempelajari Kegiatan Belajar 2 ini diharapkan Anda akan dapat memilih media dan
sumber belajar yang tepat, yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah Anda
rencanakan.
Secara harfiah media diartikan sebagai medium atau perantara Dalam kaitannya
19
Pertama, NEA (1969) mengartikan media pembelajaran sebagai sarana
komunikasi, baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk perangkat
sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri
siswa.
Jadi, dapat disimpulkan secara lebih sedcrhana bahwa media pembelajaran adalah
sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya
diri siswa dan atau dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan
pembelajaran. Contohnya, seorang guru ingin menjclaskan tentang daur hidup kupu-
kupu mulai dari larva/ulat. Agar lebih konkret, guru dapat membuat atau
Taupa guru harus menjclaskan panjang-lebar, siswa akan menjadi lebih mengeni
tentang daur hidup kupu-kupu dari media yang diperlihatkan guru. Contoh lain, jika
Anda ingin agar siswa dapat mcnunjukkan letak Indonesia di Benua Asia maka
tersebut. Dengan demikian siswa Anda akan mengeni dan dapat menunjukkan letak
20
Memperhatikan begitu banyak media yang dapat digunakan untuk kepentingan
media. Sebagai contoh, Schramm mcngklasifikasikan media menjadi dua jenis, yaitu
media sedcrhana (papan tulis, gambar, poster, peta) dan media canggih (radio, film,
bcrdasarkan tiga unsur, yaitu: suara, bentuk, dan gerak. Bretz diantaranya
menggolongkan media ke dalam kelompok media cetak, media audio, media visual
diam, media visual gerak, media audiovisual diam, dan media audiovisual gerak.
Selain itu Tosti dan Ball juga menyusun pengelompokan media menjadi enam
kelompok media penyaji, yaitu (a) kelompok kesatu: grafis, bahan cetak, dan gambar
diam, (b) kelompok kedua: media proyeksi diam, (c) kelompok ketiga: media audio,
(d) kelompok keempat: media gambar hidup/film, (e) kelompok kelima: media
media pembelajaran dapat dipiiah menjadi liga bagian saja, yaitu sebagai berikut.
a. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra
pcnglihalan. Jenis media inilah yang sering digunakan oleh guru-guru untuk
membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Media visual ini terdiri atas
media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual) dan media yang dapat
diproyeksikan (projected visual) Media yang dapat diproyeksikan ini dapat berupa
21
gambar diam (still pictures) atau bergerak (motion pictures). Contoh dari media
b. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya
dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, pcrasaan, perhatian, dan kemauan
para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Program kaset suara dan program radio
adalah bentuk dari media audio. Penggunaan media audio dalam kegiatan
lainnya.
22
c. Media Audio visual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau
biasa disebut media pandang-dengar. Sudah barang tentu apabila Anda menggunakan
media ini akan semakin lengkap dan optimallah penyajian bahan ajar kepada para
siswa. Selain itu, media ini dalam batasan batas tertentu dapat juga menggantikan
peran dan tugas guru. Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi
(narasumber) karena penyajian materi dapat digantikan oleh media. Oleh sebab itu,
peran guru beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para
mengatasi berbagai hambatan proses komunikasi, sikap pasif siswa dalam belajar,
Kegunaan mdia dalam mengatasi hambatan proses komunikasi antara lain untuk
memberikan penjelasan), artinya dengan kata-kata lisan yang mungkin abstrak dapat
23
digambarkan dan dibantu dengan penggunaan media sehingga verbalisme dapat
words (satu gambar senilai dengan seribu kata). Misalnya, menunjukkan gambar
seekor dinosaurus akan lebih membuat siswa tahu bentuk dinosaurus, daripada jika
memperkecil objek yang terlalu besar (dapat dibantu dengan media slide atau model),
mcmpcrbcsar objek yang terlalu kecil (dapat dibantu dengan mikroproyektor, gambar,
atau film), menyederhanakan objek yang terlalu rumit (dapat dibantu dengan
diagram, bagan), dan menggambarkan objek yang terlalu luas, misalnya gempa bumi
karangan deskripsi pada siklus I sebesar 5,49, yang kondisi awal nilai rerata 65,06,
siklus II sebesar 9,81, yang kondisi awal nilai rerata 65,06 meningkat menjadi 74,87.
24
Karunia Yeni Susilowaty, 2015. Dengan judul skripsinya. Peningkatan
bahwa: (1) keterampilan guru pada siklus I memperoleh skor 32 dengan kriteria
cukup, pada siklus II memperoleh skor 43 dengan kriteria baik dan pada siklus III
memperoleh skor 50 dengan kriteria sangat baik; (2) aktivitas siswa pada siklus I
memperoleh skor rata-rata 30,96 dengan kriteria cukup, pada siklus II memperoleh
skor rata-rata 35 dengan kriteria baik dan pada siklus III memperoleh skor rata-rata
43,6 dengan kriteria sangat baik; (3) hasil belajar siswa berupa keterampilan menulis
deskripsi pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 70,54 dengan ketuntasan belajar
klasikal 67,7%, pada siklus II 74,73 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 70%,
dan pada siklus III memperoleh nilai rata-rata 77,61 dengan ketuntasan belajar
C. Kerangka Pikir
Keempat aspek itu berbeda satu sama lainnya. Berbeda dari prosesnya, tetapi
keempatnya saling berhubungan satu sama lainnya, tidak bisa dilepaskan. Dengan
penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik dan tidak mengesampingkan ketiga
25
aspek berbahasa yang lain. Menulis dijabarkan sebagai kegiatan menuangkan idea
atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media dalam menyampaikan
bunyi konsonan, yaitu ng dan ny. Huruf-huruf f, kh, sy, v, x dan z tidak terdapat dalam
bahasa Makassar. Huruf-huruf tersebut hanya diguakan untuk menulis kata-kata asing
yang terserapke dalam bahasa Makassar. Huruf k pada akhir kata melambangkan
Contoh:
semestinya dimiliki oleh siswa sekolah dasar, namun kenyataan yang terjadi di
sekolah dari hasil observasi di SDN 212 Inpres Pangkajene belum mampu menulis
kata deskriptif bahasa Makassar dalam pembelajaran Bahasa Daerah Makassar. Maka
26
“Kemampuan menulis kata deskriptif bahasa Makassar Melalui Media Gambar
Kerangka Pikir
Tahap I
Kemampuan
Menulis
Deskriptif
Bahasa Makassar
Tahap II
Kemampuan
Menulis Deskriptif
Dalam Bahasa
Hasil Tulisan Makassar Melalui
Siswa dalam Media Gambar:
Bahasa
Makassar
Signifikan
Peranan Media
Gambar dengan
Kemampuan
Menulis
Tidak
Signifikan
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten
Maros yang berjumlah 20 siswa. Terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa
perempuan. Tempat ini dijadikan sebagai objek penelitian karena SDN 212 Inpres
Pangkajene masih mengajarkan bahasa Makassar secara utuh dan siswa masih sering
menganggap sekolah ini representatif untuk dijadikan sebagai studi kasus dalam
penelitian. Jumlah Siswa SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten Maros, diperoleh
dari tata usaha SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten Maros Tahun Ajaran
2016/2017.
28
Tabel 3.1 Populasi siswa SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten Maros
1. I 18 orang
2. II 9 orang
3. III 15 orang
4. IV 20 orang
5. V 20 orang
6. VI 27 orang
Data yang diambil adalah kertas kerja yang telah disediakan yang ditulis oleh
Siswa Kelas V SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten Maros, pada pembelajaran
Bahasa daerah Makassar di kelas. Sumber Data adalah siswa Kelas V SDN 212
D. Instrumen Penelitian
menunjang hasil penelitian. Intrumen yang digunakan peneliti adalah semua alat yang
mengolah, menganalisis, dan menyajikan data-data secara sistematis dan objektif. Hal
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes, yakni dalam
bentuk tes tulis melalui media gambar. Data yang didapatkan dari instrumen
29
terhadap siswa di SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten Maros dalam menulis
Kode sampel :
Gambar 1: Gambar 2:
………………………………….. …………………………………..
………………………………….. …………………………………..
………………………………….. ………………………………….
1. Teknik tes menulis deskriptif melalui media gambar dan rekaman audio
tulis.
ditinjau ulang agar akurat dalam aspek penilaian jika terjadi kebimbangan
dalam penilaian dan sebagai bukti autentik. Rekaman audio visual berfungsi
30
sebagai bukti dalam proses penelitian. Setiap siswa diminta menulis deskriptif
kemampuan menulis deskriptif bahasa makassar melalui media gambar siswa kelas V
Tindakan Tahap I
media gambar.
dimengerti.
10) Menugaskan siswa untuk menulis deskriptif sesuai dengan media gambar
yang dibagikan.
31
12) Memberikan bimbingan secara individual kepada siswa yang mengalami
Kegiatan Akhir
Tindakan Tahap II
Kegiatan Awal
media gambar.
gambar.
Kegiatan Akhir
32
Tes digunakan untuk mengukur pengetahuan dan kemampuan keterampilan
menulis deskriptif siswa. Adapun kisi-kisi yang digunakan menurut Ahmad Rofiudin
d. Karangan tidak relevan dengan isi karangan yang diminta, skor 5-8;
b. Fakta tersusun dalam paragraf dengan baik, tetapi agak berbelit-belit, skor 13-
16;
c. Ada usaha menyusun paragraf dengan baik tetapi batas ide tiap paragraf tidak
33
a. Kalimat benar, cermat meskipun sedikit ada kesalahan rata bahasa, skor 1720;
d. Banyak kata tidak tepat menyebabkan kalimat sulit dipahami, skor 5-8;
e. Pemakaian kata tidak tepat, bentuk kata semua salah, skor 0-4.
a. Pemakaian ejaan dengan tanda baca baik sekali, penulisan suku kata
c. Banyak kesalahan ejaan & tanda baca tetapi masih dapat dipahami, skor 912;
34
Apabila telah diperoleh nilai, kemudian bentuk nilai diberi makna ke dalam
bentuk kualitatif yang dimasukan ke dalam rentang skala angka yang mengacu pada
pendapat Nurgiyantoro, (2009: 307-308) yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Kode
Aspek yang dinilai Skor
Sampel
diperoleh melalui observasi dan lembar penilaian tes siswa. Langakah menganalisis
data; a) data observasi dan catatan lapangan dianalisis dengan cara membaca kembali
lembar observasi yang telah diisi, b) data dokumentasi dianalisis dengan melihat
kembali dokumentasi yang telah dibuat. Untuk memperoleh nilai tiap aspek
skor perolehan
Nilai tiap aspek = x 100
skor maksimum
35
Untuk menentukan nilai rata-rata tiap aspek digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
x : nilai rata-rata
Tolak ukur kemampuan menulis kata deskriptif bahasa Makassar siswa melalui
Jika jumlah siswa mencapai 85% yang mendapat nilai 75 ke atas dianggap
mampu, dan jika jumlah siswa kurang dari 85% yang mendapat nilai 75 ke bawah
36
BAB IV
Jumlah siswa yang bersekolah di SDN 212 Inpres Pangkajene pada tahun
ajaran 2017/2018 adalah 109 Siswa, Khusus murid kelas V sebanyak 20 Orang. SDN
212 Inpres Pangkajene mempunyai tenaga kerja yang terdiri dari Satu Kelapa Sekolah
Dan Enam Tenaga Pendidik, adapun data siswa dan tenaga kependidikan SDN 212
37
Tanggal
No Nama Jabatan JK NIP
Lahir
1 Alimuddin,S.ag Kepala Sekolah L 1960-12-31 196012311986111012
Sarana dan prasarana yang adadi SDN 212 Inpres Pangkajene adalah sebagai berikut :
Bab IV ini, akan mendeskripsikan hasil yang telah diperoleh dalam penelitian
dan jawaban terhadap rumusan masalah. Hal yang dipaparkan dalam penelitian ini
menggunakan huruf latin dengan media gambar, siswa kelas V SDN 212 Inpres
kemampuan menulis deskriptif bahasa makassar melalui media gambar siswa kelas V
38
Tindakan Tahap I
media gambar.
dimengerti.
10) Menugaskan siswa untuk menulis deskriptif sesuai dengan media gambar
yang dibagikan.
Kegiatan Akhir
39
4) Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
5) Tindakan Tahap II
6) Kegiatan Awal
media gambar.
12) Kegiatan Inti tes II menulis deskriptif bahasa makassar melalui media
gambar.
Kegiatan Akhir
40
2. Skor perolehan tes tahap I dan II
Hasil penelitian yang diperoleh dari tes tahap I dan Tahap II disajikan secara
41
Siswa yang memperoleh nilai 75 standar kelulusan sebanyak 8 siswa dari 20
memperoleh nilai di bawah standar kelulusan. Karena siswa yang lulus dibawah dari
85%. Nilai rata-rata siswa kelas V SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten Maros,
42
Siswa yang memperoleh nilai 75 standar kelulusan sebanyak 9 siswa dari 20
siswa kelas V SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten Maros. Sebanyak 11 siswa
memeroleh nilai di bawah standar kelulusan. Karena siswa yang lulus tidak mencapai
85%. Nilai rata-rata siswa kelas V SDN 212 inpres Pangkajene Kabupaten Maros,
dipilih untuk menggali pemahanan siswa dalam beribadah, dalam tes penulisan
43
Nia niak
Di ri
Ampina ampikna
Mangena manggena
Asambayangi assambayangi
Buranea buraknea
bida-bida bidak-bidaki
Bayinea bainea
6 Ammak ammakei
Aro akrok
Kacinikan kacinikang
Saga siagang
Abbarrasa abbarrasak
7 Ballana ballakna
Sagang siagang
Nia niak
8 Siagan siagang
Pammonean pammoneang
Nia niak
9
Ampinna ampikna
10 Nasaba nasabak
11 Caradena carakdekna
Asabayangi assambayangi
Sagangasengi siagang ngasengi
Asaribatang assarikbattang
Asambayami assambayangmi
12
Agalemi anngallemi
Sehjada sajada
Songko songkok
Talako talakko
13 Ballana ballakna
Nia niak
Bulan bulang
Mangena manggena
Siaga siagang
14
Ballana ballakna
Ampa nampa
Nia niak
15 Bijjana bijanna
Sanbayan sambayang
16 Aalampa aklampa
44
Anjjari anjari
Tawwa taua
Assambayan assambayang
Siagan siagang
17 Songko songkok
Ammakai ammake
Nia niak
Bijanku bijangku
Mai mae
18 Anjoren anjoreng
tongan-tonganna tontonganna
Siagagi siagangi
Aksiampiki assiampiki
Leklen lekleng
Amakai ammakei
akbidak-bida akbidak-bidak
19 Nia niak
Asabayangi assambayangi
Ajo anjo
Mana manga
Amakai ammakei
Tomi tommi
Soko songkok
Talako talakko
20
Bangia banngia
Asabayang assambayang
Magaribi mangaribi
Nia niak
Angiga anginga
poko-poko pokok-pokok
dalekana dallekanna
siswa terhadap lingkungan sekitarnya, hasil yang ditemukan kata yang salah
penulisan deskriptif.
45
Kode Penulisan Kata yang
Penulisan Kata yang Salah
Sampel Benar
abbarrasa abbarrasak
1 ballana ballakna
ruku-rukuna rukuk-rukukna
Di ri
Nyia niak
2 ballana ballakna
pabarrasakna pabbarrasakna
dalekang dallekang
Di ri
3 abbarrasa abbarrasak
poko-poko pokok-pokok
akbarasa abbarrasak
Lohroh loro
Di ri
4
Anpa nampa
Lehba lebbak
dalekan dallekang
ballana ballakna
poko-poko pokok-pokok
5 Nia niak
Di ri
abbarasa abbarrasak
dalekan dallekang
Balana ballakna
annigalaki annikgalaki
pabarasa pabbarrasak
6 Nia niak
poko-poko pokok-pokok
Sega sigang
Todogi tongi
abbarrasa abbarrasak
ballana ballakna
sagang siagang
7
Capiu capiuk
pabbarasa pabbarrasak
abbararasa abbarrasak
ballana ballakna
8
Nia niak
Siagan siagang
46
dallekan dallekang
9 balakna ballakna
10 abbararasa abbarrasak
antakasi antangkasi
dallekan dallekang
Sega siagang
11
ballana ballakna
Ana anak
Tawwa taua
abarasaki abbarrasaki
dalekang dallekang
abarasa abbarrasak
12
patunuaga pattuanga
Lebaki lebbaki
pabarasana pabbarrasakna
abbarasa abbarrasak
ballana ballakna
Nia niak
pamoneang pammoneang
13
poko-poko pokok-pokok
Njo anjo
pabbarasana pabbarrasakna
pabbarasa pabbarrasak
barasaki barrasaki
14 pabarasa pabbarrasak
Siaga siagang
ballana ballakna
abarasa abbarrasak
15
Nia niak
ballana ballakna
ballaana ballakna
16 mangkasaki tangkasaki
ammelaa ammelak
abbarasa abbarrasak
dalekan dallekang
17 ballana ballakna
pabbarasa pabbarrasak
sikopan sikopang
18
akbakrasa abbarrasak
dalekannga dallekanna
47
akrapun anrappung
Rawah rawa
Segan siagang
19 Akpela ammelak
pammonean pammoneang
abarasaki abbarrasaki
dalekan dallekang
Balana ballakna
angeragi anngerangi
pabarasa pabbarrasak
angeratomi anggerang tommi
niatomo niak tommo
Tampa tampak
poko-poko pokok-pokok
20 dallekan dallekang
Balana ballakna
Bala ballak
penerapan media gambar dan kemampuan siswa kelas V SDN 212 Inpres Pangkajene
Peranan dan penerapan media gambar dalam tes menulis deskriptif, pada
umumnya baik, tetapi tidak dikembangkan sehingga terjadi banyak pengulangan kata.
Kata kurang jelas dan kurang tepat penggunaannya. Sehingga dapat disimpulkan
48
4. Pilihan kata (skor 1-20)
a. Tes tahap I
memperoleh nilai di bawah standar kelulusan. Sehingga siswa yang memperoleh nilai
b. Tes tahap II
memperoleh nilai di bawah standar kelulusan. Sehingga siswa yang memperoleh nilai
75 sebagai standar kelulusan dibawah dari 85%. Dapat disimpulkan bahwa pada
tahap I siswa belum mampu menulis deskriptif bahasa makassar menggunakan huruf
latin. Nilai rata-rata siswa kelas V SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten Maros,
pada tahap I yang berjumlah 20 siswa 72.8. Dapat disimpulkan bahwa pada tahap II
siswa belum mampu menulis deskriptif bahasa makassar menggunakan huruf latin.
Nilai rata-rata siswa kelas V SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten Maros, pada
49
Tabel 4.6 Analisis hasil Tes I dan Tes II kode sampel 1
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 17 19
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 15 16
1. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 15 16
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 14 15
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 14 14
Jumlah 75 80
Tes tahap I siswa sampel 1 memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 75. Tes tahap II siswa sampel 1 memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 80. Dapat disimpulkan bahwa
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 17 18
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 18 18
2. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 15 16
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 15 14
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 12 12
Jumlah 77 78
Tes tahap I siswa sampel 2 memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 77. Tes tahap II siswa sampel 2 memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 78. Dapat disimpulkan bahwa
50
Tabel 4.8 Analisis hasil Tes I dan Tes II kode sampel 3
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 16 16
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 16 16
3. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 16 16
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 8 12
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 12 12
Jumlah 68 72
Tes tahap I siswa sampel 3 tidak memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 68. Tes tahap II siswa sampel 3 tidak memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 72. Dapat disimpulkan bahwa
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 16 17
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 16 18
4. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 12 12
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 12 12
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 12 12
Jumlah 68 71
Tes tahap I siswa sampel 4 tidak memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 68. Tes tahap II siswa sampel 4 tidak memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 71. Dapat disimpulkan bahwa
51
Tabel 4.10 Analisis hasil Tes I dan Tes II kode sampel 5
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 18 18
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 17 17
5. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 16 16
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 12 12
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 12 16
Jumlah 75 79
Tes tahap I siswa sampel 5 memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 75. Tes tahap II siswa sampel 5 memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 79. Dapat disimpulkan bahwa
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 16 16
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 13 16
6. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 12 16
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 12 12
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 15 14
Jumlah 68 74
Tes tahap I siswa sampel 6 tidak memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 68. Tes tahap II siswa sampel 6 tidak memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 74. Dapat disimpulkan bahwa
52
Tabel 4.12 Analisis hasil Tes I dan Tes II kode sampel 7
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 16 16
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 12 18
7. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 16 17
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 15 17
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 17 16
Jumlah 76 84
Tes tahap I siswa sampel 7 memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 76. Tes tahap II siswa sampel 7 memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 84. Dapat disimpulkan bahwa
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 17 18
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 16 16
8. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 12 16
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 10 15
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 12 15
Jumlah 67 80
Tes tahap I siswa sampel 8 tidak memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 67. Tes tahap II siswa sampel 8 memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 80. Dapat disimpulkan bahwa
53
Tabel 4.14 Analisis hasil Tes I dan Tes II kode sampel 9
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 16 16
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 16 16
9. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 16 16
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 12 12
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 16 16
Jumlah 76 76
Tes tahap I siswa sampel 9 memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 76. Tes tahap II siswa sampel 9 memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 76. Dapat disimpulkan bahwa
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 15 17
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 12 16
10. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 15 15
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 15 15
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 14 14
Jumlah 71 77
Tes tahap I siswa sampel 10 tidak memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 71. Tes tahap II siswa sampel 10 memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 77. Dapat disimpulkan bahwa
54
Tabel 4.16 Analisis hasil Tes I dan Tes II kode sampel 11
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 12 12
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 12 9
11. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 10 11
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 11 11
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 10 12
Jumlah 55 55
Tes tahap I siswa sampel 11 tidak memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 55. Tes tahap II siswa sampel 11 tidak memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 55. Dapat disimpulkan bahwa
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 15 15
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 11 12
12. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 12 12
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 10 12
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 10 13
Jumlah 58 64
Tes tahap I siswa sampel 12 tidak memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 58. Tes tahap II siswa sampel 12 memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 64. Dapat disimpulkan bahwa
55
Tabel 4.18 Analisis hasil Tes I dan Tes II kode sampel 13
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 18 18
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 17 18
13. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 18 18
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 8 8
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 9 9
Jumlah 70 71
Tes tahap I siswa sampel 13 tidak memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 70. Tes tahap II siswa sampel 13 tidak memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 71. Dapat disimpulkan bahwa
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 16 17
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 15 17
14. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 12 16
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 12 14
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 12 14
Jumlah 67 78
Tes tahap I siswa sampel 14 tidak memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 67. Tes tahap II siswa sampel 14 memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 78. Dapat disimpulkan bahwa
56
Tabel 4.20 Analisis hasil Tes I dan Tes II kode sampel 15
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 15 16
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 12 13
15. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 14 14
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 10 12
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 12 13
Jumlah 63 68
Tes tahap I siswa sampel 15 tidak memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 63. Tes tahap II siswa sampel 15 tidak memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 68. Dapat disimpulkan bahwa
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 8 8
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 12 12
16. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 12 12
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 12 12
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 16 16
Jumlah 60 60
Tes tahap I siswa sampel 16 tidak memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 60. Tes tahap II siswa sampel 16 tidak memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 60. Dapat disimpulkan bahwa
57
Tabel 4.22 Analisis hasil Tes I dan Tes II kode sampel 17
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 18 19
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 17 17
17. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 18 18
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 16 16
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 16 16
Jumlah 85 86
Tes tahap I siswa sampel 17 memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 85. Tes tahap II siswa sampel 17 memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 86. Dapat disimpulkan bahwa
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 12 19
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 12 14
18. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 16 16
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 12 19
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 16 16
Jumlah 68 84
Tes tahap I siswa sampel 18 tidak memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 68. Tes tahap II siswa sampel 18 memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 84. Dapat disimpulkan bahwa
58
Tabel 4.24 Analisis hasil Tes I dan Tes II kode sampel 19
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 12 19
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 16 16
19. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 16 16
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 12 12
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 12 12
Jumlah 68 75
Tes tahap I siswa sampel 19 tidak memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 68. Tes tahap II siswa sampel 19 memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 75. Dapat disimpulkan bahwa
Kode Skor
Aspek yang dinilai
Sampel Tes I Tes II
1. Isi karangan dengan penilaian (skor 1-20): 18 16
2. Organisasi karangan (skor 1-20): 16 16
20. 3. Penggunaan bahasa, (skor 1-20): 16 16
4. Pilihan Kata, (skor 1-20): 12 14
5. Penggunaan ejaan dan tanda baca, skor (1-20): 12 12
Jumlah 74 74
Tes tahap I siswa sampel 20 tidak memenuhi standar kelulusan 75, nilai yang
diperoleh siswa, yaitu nilai 74. Tes tahap II siswa sampel 20 tidak memenuhi standar
kelulusan 75, nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai 74. Dapat disimpulkan bahwa
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat
1. Pada tes pertama siswa yang memperoleh nilai 75 standar kelulusan sebanyak
8 siswa dari 20 siswa kelas V SDN 212 inpres Pangkajene Kabupaten Maros,
siswa kelas V SDN 212 Inpres Pangkajene Kabupaten Maros, pada tahap I
belum mampu karena rata-rata nilai siswa tidak mencapai standar kelulusan
yaitu 75. Selanjutnya, pada tes kedua siswa yang memperoleh nilai 75 standar
kelulusan sebanyak 9 siswa dari 20 siswa. Nilai rata-rata siswa kelas V SDN
siswa 72.8. Oleh karena itu, kemampuan siswa dikategorikan belum mampu
karena rata-rata nilai siswa tidak mencapai standar kelulusan yaitu 75. Setelah
karena nilai rata-rata siswa tidak mencapai nilai standar kelulusan yaitu 75.
60
2. Peranan media gambar dengan kemampuan menulis siswa tes tahap I dan
tahap II. Tes tahap II hanya meningkat sebanyak 1.85%. Meskipun ada
dapat membantu siswa secara signifikan dalam menulis deskriptif karena nilai
B. Saran
terdapat banyak kesalahan menulis latin kata dalam bahasa Makassar. Peneliti
hendaknya pada pembelajaran bahasa daerah, siswa dialtih menulis kosakata, serta
aktif menggunakan bahasa Makassar sebagai wujud mencintai kearifan lokal Maros
menggunakan huruf latin. Yang lebih variatif dan inovatif untuk meningkatkan mutu
pendidikan siswa, guru, serta sekolah kearah yang lebih baik lagi, karena penelitian
61
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Saleh, 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar.
Depdiknas. Jakarta.
Basang, Djirong dan Arief, Aburaerah. 1975. Struktur Bahasa Makassar. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Irawan, Prasetya. 2007. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.
UI: DIA FISIP UI.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana
Prenadamedia Group. Jakarta.
62
Karanganyar 02 Kota Semarang. lib.unnes.ac.id/20533/ (Diunduh hari 24
Desember 2016, Pukul 22.23 WITA)
63
LAMPIRAN
64
65
66
67