Anda di halaman 1dari 131

KEMAMPUAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA

INDONESIA DALAM MENGANALISIS NILAI MORAL NOVEL


RAINBOW AFTER THE RAIN KARYA
ANGELIQUE PUSPADEWI

SKRIPSI

YULIANA
20170102006

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Program Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia Pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Al Asyariah Mandar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR
2021
File Persetujuan Pembimbing
(MASUKKAN FOTO SCAN PERSETUJUAN PEMBIMBING)

ii
File Pengesahan Tim Penguji
(MASUKKAN FOTO SCAN PENGESAHAN TIM PENGUJI)

iii
ABSTRAK

YULIANA, 2021 Kemampuan Mahasiswa Dalam Menganalisis Nilai Moral


Novel Rainbow After The Rain Karya Angelique Puspadewi. (Dibimbing
oleh Fatimah dan Kurnia)

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya kemampuan


mahasiswa dalam menganalisis novel khususnya nilai moral. Tujuan
penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan mahasiswa pendidikan
bahasa indonesia dalam menganalisis nilai moral novel Rainbow After The
Rain Karya Angelique Puspadewi. Jenis penelitian ini ialah penelitian
deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes yaitu
hasil analisis mahasiswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah instrumen tes. Teknik analisis data yang digunakan ialah teknik
kualitatif yaitu lembar tes, dokumentasi foto; dan teknik kuantitatif yaitu
teknik mean, persentase dan klasifikasi kemampuan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat 9 komponen nilai moral yang diantaranya
(1) Keagamaan, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Kerja Keras, (5) Rasa Ingin
Tahu, (6) Semangat Kebangsaan, (7) Cinta Tanah Air, (8) Persahabatan
dan (9) Tanggungjawab. Setelah melakukan analisis data dari 27
mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Semester VI Kelas B
Universitas Al Asyariah Mandar nilai rata-rata dari keseluruhan mahasiswa
sebanyak 1,66, sesuai dengan interval nilai berdasarkan KBM mahasiswa
yang dianggap mampu adalah lebih dari 3 dan yang tidak mampu adalah
kurang dari 3 maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Pendidikan
Bahasa Indonesia Universitas Al Asyariah Mandar tidak mampu
menganalisis nilai moral pada novel “Rainbow After The Rain” karya
Angelique Puspadewi dengan hasil 27 mahasiswa yang tidak mampu
dengan persentase 100%.

Kata kunci : Kemampuan Analisis:Nilai Moral; Mahasiswa

iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Yuliana

NIM : 20170102006

Jurusan : Pendidikan Bahasa Indonesia

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis

adalah benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan

pengambilan tulisan atau peran orang lain yang saya akui sebagai tulisan

saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan

bahwa tulisan adalah jiplakan, maka saya bersedia menerima sangsi atas

perbuatan tersebut.

Polewali, 7 Agustus 2021

Yuliana
20170102006

v
MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Sukses itu rahasia, untuk mendapatkannya juga harus dengan dimensi rahasia,
yaitu Doa”

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan Atas Kehadiran Allah Swt. Berkat Rahmat Dan
Ridho-Nya Penulis dapat Menyelesaikan Tugas Akhir

Skripsi Ini.

Ku persembahkan karya ini untuk keluargaku

Orang tuaku tercinta yang luar biasa membantu dengan penuh keikhlasan, banting
tulang untuk membesarkan mendidik dan menyekolahkanku dan berdoa demi
kesuksesanku

Tak Lupa Juga Untuk Kampusku Tercinta Universitas Al Asyariah Mandar,


Tempat Menimbah Ilmu Untuk Masa Depan Universitas Al-Asyariah
Mandar.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala

nikmat dan karunia yang telah diberikan, sehinggga proposal yang

berjudul “Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia dalam

Menganalisis Nilai Moral Novel Rainbow After The Rain” dapat

diselesaikan dengan baik. Proposal ini merupakan syarat akademis dalam

menyelesaikan pendidikan SI, Jurusan Bahasa Indonesia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Al Asyariah Mandar.

Proses penyusunan proposal ini penulis menjumpai berbagai

hambatan, namun berkat dukungan materi dari berbagai pihak, akhirnya

penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, oleh karena itu

melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada kedua

orang tuaku yang tercinta untuk ayah dan ibu yang setiap saat senantiasa

memberikan kasih sayang, cinta dan semangat . Selain kedua orang tua

penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya, utamanya kepada:

1. Dr. Hj. Chuduriah Sahabuddin, M.Si, selaku Rektor Universitas Al

Asyariah Mandar.

2. Dr. H. Kamaruddin Tone, MM, Selaku Dekan Fak ltas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Al Asyariah Mandar.

3. Fatimah, S.Si., M.Pd selaku Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Al Asyariah Mandar sekaligus sebagai

pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu bagi penulis

vii
untuk berkomunikasi dan selalu memberikan saran, dorongan dan

ilmu kepada penulis dalam menyusun proposal ini.

4. Nur Hafsah Yunus MS, S.Pd.,M.Pd selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Al Asyariah Mandar.

5. Dosen Pembimbing II Kurnia, S.Pd., M.Pd yang rela dan sabar

meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan koreksi,

saran dan arahan agar Proposal ini dapat terselesaikan dengan

baik.

6. Seluruh Dosen Program Studi Bahasa Indonesia;

7. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2017 terkhusus kepada

Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Indonesia Supriadi S.Pd yang telah menjadi tameng perjuangan ini.

Dengan segala kerendahan hati dan keterbatasan, penulis

menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan. Sekian dan terima kasih.

Polewali, 7 Agustus 2021

Yuliana

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................ii

PENGESAHAN PENGUJI......................................................................iii

MOTO DAN PERSEMAHAN..................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI....................................................v

ABSTRAK..............................................................................................vi

KATA PENGANTAR..............................................................................vii

DAFTAR ISI............................................................................................ix

DAFTAR TABEL....................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................8

C. TujuanPenelitian..........................................................................9

D. Manfaat Penelitian.......................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemampuan Analisis...................................................................10

B. Teori Sastra.................................................................................12

C. Gendre Sastra..............................................................................14

D. Hakikat Novel...............................................................................18

E. Nilai Moral....................................................................................25

ix
F. Kerangka Fikir..............................................................................38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian............................................................................39

B. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................39

C. Desain Penelitian.........................................................................40

D. Subjek Penelitian.........................................................................40

E. Fokus Penelitian..........................................................................41

F. Intrumen Penelitian......................................................................41

G. Teknik Pengumpulan Data...........................................................41

H. Teknik Analisis Data....................................................................42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil.............................................................................................46

B. Pembahasan................................................................................65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................68

B. Saran........................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................

LAMPIRAN.............................................................................................

x
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Rubrik Penilaian.............................................................42

3.2 Klasifikasi Kemampuan.............................................. 44

3.3 Ketuntasan Belajar Mahasiswa.................................. 45

4.3 Hasil Analisis Statistik................................................ 50

4.4 Distrubusi Frekuensi Aspek Keagamaan.................... 51

4.5 Distribusi Frekuensi Aspek Jujur............................... 52

4.6 Distribusi Frekuensi Aspek Toleransi........................ 53

4.7 Distribusi Frekuensi Aspek Kerja Keras.................... 54

4.8 Distribusi Frekuensi Aspek Rasa Ingin Tahu............ 55

4.9 Distribusi Frekuensi Aspek Semangat Kebangsaan... 56

4.10 Distribusi Frekuensi Aspek Cinta Tanah Air............... 57

4.11 Distribusi Frekuensi Aspek Persahabatan.................. 58

4.12 Distribusi Frekuensi Aspek Tanggungjawab.............. 59

4.13 Distribusi Frekuensi Tiap Aspek................................. 60

4. 14 Rata-Rata Kemampuan Permahasiswa........................ 61


4.15 Klasifikasi Kemampuan Menganalisis............................63
4.16 Ketuntasan Belajar Mahasiswa.......................................64

xi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Bagan Kerangka Fikir 41

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

pemikiran, perasaan, ide-ide, semangat, keyakinan pada suatu bentuk

gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa

(Sumardjo, 2001:3). Sastra sebagaimana ungkapan pribadi manusia

terdapat berbagai hal permasalahan sesuai dengan yang disampaikan

sang pengarang pada hasil karyanya.

Sastra juga memiliki peran yang penting dalam masyarakat karena

karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat

yang tejadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk

berpikir tentang kehidupan. Selain itu, karya sastra dapat diartikan

sebagai artefak yang belum memiliki makna tanpa kehadiran pembaca.

Sastra merupakan ekspresi kehidupan manusia yang tak lepas dari akar

masyarakatnya. Sastra merupakan kata sarapan dari bahasa sanskerta

“sastra” yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”,

dari kata dasar “sas” yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan “tra” yang

berarti “alat” atau “sarana”.

1
2

Karya sastra merupakan media untuk mengungkapkan pikiran-

pikiran pengarang. Karya sastra bersifat imajinatif, estetik dan

menyenangkan pembaca. Karya sastra diciptakan pengarang atau

sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat

dalam kehidupan.

Karya sastra memiliki manfaat bagi pembacanya. Keindahan yang

ada dalam sastra dapat menyenangkan pembacanya, menyenangkan

dalam arti dapat memberikan hiburan bagi penikmatnya dari segi

bahasanya, cara penyajiannya, jalan ceritanya atau penyelesaian

persoalan. Bermanfaat dalam arti karya sastra dapat diambil manfaat

pengetahuan dan tidak terlepas dari ajaran-ajaran moralnya.

Karya sastra yang diciptakan oleh pengarang pasti mengandung

nilai tertentu yang akan disampaikan kepada pembaca, misalnya nilai

moral. Pembaca diharapkan dapat menemukan dan mengambil nilai

tersebut. Moral dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran

yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis. Ia

merupakan petunjuk yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang

berbagai hal yang berhubungan dengan tingkah laku dan sopan santun

pergaulan. Seperti yang kita ketahui bahwa bangsa Indonesia adalah

bangsa yang berbudi luhur tinggi, ramah juga bersahaja. Mungkin julukan

itu sudah tidak layak lagi melekat pada bangsa ini karena pada nyatanya

sudah tidak ada julukan-julukan manis tersebut kepada bangsa Indonesia.


3

Dulu, Indonesia dikenal sebagai negara yang ramah berpenduduk

penuh etika dan sopan santun. Masyarakat masih menjunjung tinggi tata

krama dalam pergaulan sebagaimana anak bersikap pada orang tua,

orang tua kepada yang lebih muda, maupun pada hubungan antar teman.

Namun, seiring laju perkembangan zaman, dan pertumbuhan teknologi

informasi yang semakin pesat. Mau tidak mau ikut berpengaruh pada

perilaku masyarakat, khususnya para remaja yang notabene lebih banyak

menggunakannya. Sekarang ini perilaku para remaja semakin

memprihatinkan, dalam pergaulan saat ini, remaja lebih bebas

mengekspresikan diri. Bukan itu saja, remaja saat ini juga sudah minim

sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Para pelajar yang gemar

melakukan tawuran, padahal tak jarang hal tersebut mereka lakukan

hanya untuk mencari kesenangan saja. Seharusnya para pelajar tersebut,

yang dianggap berpendidikan oleh orang-orang, dapat lebih mengerti

dampak dari tawuran tersebut. Berkelahi saja merupakan tindakan tidak

terpuji, apalagi berkelahi dengan memberikan banyak kerugian kepada

masyarakat sekitar.

Merosotnya moral bangsa ini kembali kepada individu masing-

masing. Memang tidak semua masyarakat Indonesia tidak bermoral,

namun perlu kita ingat bahwa hal-hal tersebut membawa dampak yang

sangat besar jika tidak ada perbaikan, maka dari itu harus dimulai dari diri

sendiri. Moral yang di sampaikan kepada pembaca melalui karya fiksi

tentunya sangat berguna dan bermanfaat.


4

Nilai merupakan realitas abstrak yang dapat dirasakan dalam diri

manusia masing-masing sebagai daya pendorong atau prinsip-prinsip

yang menjadi pedoman dalam hidup. Nilai yang bersifat abstrak ini dapat

diketahui dari tiga realitas, yaitu pola tingkah laku, pola berfikir dan sikap-

sikap seorang pribadi atau kelompok (Kaswardi dalam Murti dan Maryani,

2014: 120).

Moral adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang bersifat

normatif, yang dapat dikatakan bahwa perbuatan itu baik atau buruk. Kata

moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia. Hal

ini sejalan dengan pendapat Bartens (2003:74), nilai moral menyangkut

tindakan manusia sebagai manusia dengan demikian, nilai moral

mencakup pengertian tentang baik buruknya perbuatan manusia

berdasarkan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Nilai moral yang disampaikan dalam karya sastra pada dasarnya

adalah nilai mendidik manusia dalam seluruh aspek atau persoalan hidup

dan kehidupannya agar manusia dapat mengatur tingkah lakunya untuk

menjadi manusia yang baik. Jenis dan wujud nilai moral dalam karya

sastra sangat beragam. Hal ini bergantung pada keinginan dan keyakinan

pengarangnya sehingga jenis dan wujud nilai-nilai moral tersebut dapat

mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan. Baik moral tentang

hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan manusia dengan

sesama manusia, maupun hubungan manusia dengan lingkungan

alamnya (Nurgiyantoro, 1998: 120).


5

Demikian juga moral yang terdapat dalam novel Rainbow After The

Rain karya Angelique Puspadewi akan bermanfaat bagi pembaca. Moral

yang ditampilkan dalam novel ini berkaitan banyak dengan persoalan

hubungan manusia dengan manusia, misalnya nilai kasih sayang antara

orang tua dengan anak. Novel ini juga menampilkan persoalan hidup

antara hubungan manusia dengan Tuhan, namun tidak sebanyak

hubungan manusia dengan manusia maka dengan itu kami memilih untuk

menganalisis novel ini dengan analisis moral. Novel ini dapat dijadikan

contoh bagi semua orang untuk bersikap, bergaul dan bertingkah laku

dalam kehidupan sehari-hari. Penyampaian moral dalam karya sastra oleh

pengarang dapat dilakukan melalui aktivitas tokoh ataupun penutur

langsung pengarang. Dalam penuturan langsung, pengarang memberikan

penjelasan tentang hal yang baik ataupun hal yang tidak baik secara

langsung. Penyampaian moral melalui aktivitas tokoh, biasanya

disampaikan lewat dialog, tingkah laku, dan pikiran tokoh yang terdapat

dalam cerita tersebut.

Novel Rainbow After The Rain diawali dengan setting Denpasar di

tahun 2002, kala tragedi bom Bali terjadi. Arabel dan keluarga, beserta

tante dan sepupunya yang sedang berlibur mendadak diliputi kecemasan

dan kekalutan yang luar biasa. Papa Arabel, Alberto, berada di Paddy’s

Pub, Legian ketika bom meledak. Jasad Alberto tak ditemukan dan

keluarga lantas memilih merelakan, menganggap Alberto telah tiada

dalam tragedi tersebut. Kecuali Arabel, sang putri sulung sekaligus putri
6

kesayangan Alberto, yang memilih menyimpan dendam pada para pelaku

bom, termasuk malu mengakui diri sebagai muslim yang notabene

memiliki keyakinan yang sama dengan para teroris.

Novel Rainbow After The Rain karya Angelique Puspadewi

merupakan novel remaja yang tidak hanya berkisah cerita cinta tetapi di

dalamnya terkandung nilai-nilai agama dan nilai moral yang dimana

makna dan tujuannya dijabarkan dari berbagai sisi. Novel ini pembangun

jiwa yang tidak memaksakan mengambil porsi lebih besar untuk

pembahasan seputar agama. Di samping itu, segi cerita juga sangat

menarik. Menjadikan tragedi Paddy’s sebagai titik keberangkatan cerita

membuat novel ini berbeda. Yang dimana, ada pembahasan mengenai

teroris yang banyak disalah artikan masyarakat luas. Novel ini juga

diperkuat dengan mengahadirkan kutipan-kutipan Al-Quran serta

membahas tentang bagaimana mengatasi trauma dan kekuatan ikhlas

dalam mendatangkan kebahagiaan.

Novel ini menjadi sangat penting bagi generasi muda apalagi dalam

lingkup mahasiswa. Akan tetapi, dalam kenyataannya, masih banyak

pembaca yang hanya sekedar membaca tanpa memahami hal-hal yang

terkandung di dalam sebuah bacaan terkhusus pada Novel. Sehingga

dengan demikian, peneliti mencoba mengungkap kemampuan analisis

mahasiswa pada Novel Rainbow After The Rain karya Angelique

Puspadewi untuk mengetahui nilai moral dalam kehidupan sehari-hari

maupun dalam dunia akademis. Kemampuan analisis merupakan


7

kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan

komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesis

atau kesimpulan dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat

ada tidaknya kontradiksi.

Adapun penelitian yang relevan tentang penelitian ini yakni

penelitian Maguna Eliastuti (2017) yang berjudul Analisis Nilai-Nilai Moral

Dalam Novel “Kembang Turi” Karya Budi Sardjono. Hasil dari penelitian ini

mengungkapkan bahwa terdapat aspek positif dan negatif pada tokoh

utama, Dirman, Marni dan Manaf. Untuk aspek negatif disarankan untuk

tidak diteladani akan tetapi untuk pengetahuan kita dalam kehidupan

bermasyarakat.

Kemudian, penelitian Teuku Mahmud (2018) yang berjudul

Kemampuan Menentukan Nilai-Nilai Religius Pada Novel Pudarnya

Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy Oleh Mahasiswa

Pbsid Semester I Stkip Bina Bangsa Getsempena. Penelitian ini

membahas tentang Mahasiswa PBSID Semester I STKIP BBG Tahun

Ajaran 2017-2018 yang telah mampu menganalisis nilai-nilai religius pada

novel “Pudarnya Pesona Cleopatra” karya Habiburrahman El Shirazy

dengan baik karena 70% siswa mendapat nilai di atas 6 (enam).

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Triwanti Juniar Putri,

Yuli Maryam , Dida Firmansyah yang berudul “Analisis Nilai Moralitas

Pada Tokoh Utama Dilan Dalam Novel Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun

1990) Karya Pidi Baiq”. Hasil penelitian ini adalah penulis menyimpulkan
8

bahwa banyak nilai moral yang bisa didapatkan dari karakter tokoh dalam

novel ini, khususnya tokoh Dilan. Banyak pelajaran yang dapat diambil

dari karakter tokoh utama novel ini, dari mulai nilai kesopanan hingga

nilai-nilai tanggung jawabnya.

Pemilihan novel Rainbow After The Rain dalam penelitian ini

karena di dalamnya sarat dengan nilai-nilai kehidupan. Selain itu, novel ini

menampilkan banyak nilai moral mengenai nilai baik buruk dalam

berperilaku sehingga dapat dijadikan panutan atau masukan bagi

pembaca.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya

maka, penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian dengan judul

“Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Dalam

Menganalisis Nilai Moral Novel Rainbow After The Rain Karya Angelique

Puspadewi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka

rumusan masalah yang di rumuskan oleh peneliti ialah “Bagaimanakah

Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia dalam

Menganalisis Nilai Moral Novel Rainbow After The Rain Karya Angelique

Puspadewi?”.
9

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan

Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia dalam

Menganalisis Nilai Moral Novel Rainbow After The Rain Karya Angelique

Puspadewi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai

tinjauan untuk memahami ajaran nilai moral dalam novel Rainbow

After The Rain.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap

perkembangan karya sastra, terutama karya sastra yang banyak

mengandung ajaran nilai moral.

2. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca

memahami secara menyeluruh apa yang terkandung dalam novel tersebut

dan dapat mengambil nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemampuan Analisis

Setiap orang tentu memiliki kemampuan yang berbeda baik itu

melihat, mendengar maupun merasakan. Manusia tentunya memiliki

kemamampuan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena setiap

orang memiliki pola pikir dan tingkat kecerdasan yang tidak sama.menurut

kamus besar bahasa indonesia (1997 : 357) kemampuan adalah

kesangupan, kecakapan, kekuatan, kekayaan. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan seseorang dalam

melakukan sesuatu aktivitas. Kemampuan mahasiswa dalam

menyelesaian masalah yang dihadapi tergantung pada individunya

masing-masing.

Dalam kamus besar bahasa indonesia analisis adalah penyelidian

terhadap suatu perstiwa (arangan, perbuatan dan sebagainya) untuk

mengetahui yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya dan

sebagainya).

Analisis merupakan komponen dari kawasan kognitif. Kawasan

kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan

dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke

tingkat yang lebih tinggi yanki evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri dari

enam tingkatan yang secara hierarkis berurut dari yang paling rendah

10
11

(pengetahuan) sampai ke paling tingi (evaluasi) dan dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. tingkat pengetahuan (Knowledge) pengetahuan disni diartian sebagai

emampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau

mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.

2. tingat pemahaman (Comprehension) pemahaman disni diartikan

sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan,

menerjemahkan atau menyataan sesuatu dengan caranya sendiri tentang

pengetahuan yang pernah diterimanya

3. tingkat penerapan (Application) penerapa disini diartian sebagai

kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam

memecahan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari

4. tingkat analisi (analysis) analisis disini diartikan sebagai kemampuan

seseorang dalam menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu atau

pengetahuan yang telah ia dapatkan kedalam unsur-unsur atau

komponen-komponen pembentuknya.

5. tingkat sintesis (Synthesis) sintetsis disini diartikan sebagai kemampuan

seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan

unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih

menyeluruh.

6. tingkat evaluasi (Evaluation) evaluasi disini diartikan sebagai

kemampuan seseorang dalam membuat dalam membuat perkiraan atau


keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang

dimilikinya.

Jadi analisis adalah usaha mengilas suatu integritas menjadi unsur-

unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau

susunannya. Analaisis merupakan kecakapan yang kompleks yang

memanfatkan ecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis

diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan

dapat memilah memilah integritas menjadi bagian-bagian yang tetap

terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain

memahami cara kerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya.

Kemampuan analisis merupakan emampuan untuk mengidentifikasi,

memisahkan dan membedakan komponen atau elemen suatu fakta,

konsep, pendapat, asumsi, hipotesis atau kesimpulan dan memeriksa

setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi.

B. Teori Sastra

Kata teori sastra berasal dari dua kata, yaitu kata teori dan kata

sastra. Apakah teori dan apakah sastra, merupakan pertanyaan yang

pada ilmu sastra menimbulkan fenomena yang tidak mudah dijawab

dengan begitu saja. Kedua kata tersebut berada pada dua kategori kata

yang berbeda (Wellek, 1986).

Teori sastra adalah suatu cabang ilmu sastra yang mempelajari

prinsip-prinsip, hukum, kategori dan kriteria karya sastra yang dapat

12
13

membedakan dengan cabang ilmu pengetahuan yang lain. Wellek (1986)

mengemukakan bahwa teori adalah suatu sistem pengkaajian ilmiah atau

pengetahuan sistematis yang menerapkan pola dan aturan antara gejala-

gejala yang telah diamati. Teori mempergunakan ketentuan tentang

kaidah umum suatu objek ilmu pengetahuan dari suatu pandangan

hipotesis tertentu. Suatu teori dapat dibuktikan secara logis dan dicek

kebenarannya (diverifikasi) atau dibantah keotentikannya pada gejala-

gejala terhadap objek yang diamati tersebut.

Rene Wellek dan Austin warren (dikutip dalam Emzir dan Rohman,

2016: 6) Rene Wellek dan Austin warren mengemukakan bahwa sastra

adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak. Jadi, ilmuan sastra pada

abad ke-14 dapat mempelajari profesi kedokteran, gerakan planet pada

abad pertengahan atau ilmu sihir di Inggris. Ilmuan sastra tidak terbatas

pada tulisan atau manuskrip ketika mempelajari kebudayaan.

Dalam diagramnya yang memuat konteks situasi sastra tersebut

sekaligus terlihat teori dan pendekatan yang dilakukan dalam meneliti

karya sastra. Abrams (2003:83) megemukakan ada tiga komponen utama

yang sekaligus merupakan sudut pandang dalam mempelajari karya

sastra, memuat pesan, hubungan, kode yang disampaikan pengirimnya

dari pengarangnya. Pembaca adalah orang yang membaca pesan tersebut

sebagai penikmat karya sastra. Setiap pembaca dari pengarang ada

konteks tertentu, ada situasi bahasa yang dikemukakan sekaligus realita

dalam bacaan.
C. Genre Sastra

Sumardjo dan Sumaini (2010:12) mengemukakan bahwa sastra

ialah seni dalam bahasa. Dengan istilah lain, karya sastra dibuat

sedemikian rupa yang memiliki unsur nilai yang tinggi dan menarik untuk

dapat dinikmati pada saat membaca. Namun tidak semua karya sastra

yang ada, mudah dipahami.

Karya sastra juga sebagian besar dari kehidupan manusia yang

melibatkan unsur perasaan melalui metode keilmuan, perasaan,

semangat, kepercayaan diri dalam membuat karya sastra dan juga

keyakinan karya sastra yang tak terbatas.

Karya sastra menurut menurut gendre atau jenisnya terbagi atas

puisi, prosa dan drama. Pembagian tersebut semata-masta didasarkan

atas perbedaan bentuk fisiknya saja bukan substansinya. Substansi karya

sastra apapun bentuknya tetap sama, yakni pengalaman kemanusiaan

dalam segala wujud dan dimensinya. Pengenalan terhadap ciri-ciri bentuk

Sastra ini memudahkan proses pemahaman terhadap maknanya.

Demikian pula komponen-komponen yang turut membangun karya sastra

tersebut. Berikut ini dipaparkan ketiga bentuk genre sastra tersebut.

1. Puisi

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang mengungkapkan

tentang perasaan dan pikiran manusia melalui imajinasif yang dimiliki, lalu

diuraikan secara menyeluruh dengan penuh konsentrasi melalui unsur

14
15

batin dan fisik. Puisi juga dapat disebut sebagai bentuk sekumpulan kata-

kata yang dijadikan satu diberikan irama melalui kiasan kata-kata

Suharianto dan Ningrum (2013: 14) mengemukakan bahwa puisi

tak lain ialah hasil pengungkapan kembali segala peristiwa atau kejadian

yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman intrinsik yang

terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa yang telah diberi makna

dan ditafsirkan secara estetik. Susunan kata dalam puisi relative padat

dibandingkan prosa. Kehadiran kata-kata dan ungkapan dalam puisi

diperhitungkan dari berbagai segi makna, citraan, ritme, nada, rasa dan

jangkauan simboliknya. Sebagai alat, kata-kata dalam puisi harus mampu

diboboti oleh gagasan yang ingin diutarakan penyair. Di samping itu, kata-

kata puisi harus pula mampu membandingkan tanggapan rasa

pembacanya.

Kebebasan penyair untuk memperlakukan bahasa sebagai bahan

puisi dalam istilah kesusastraan dikenal sebagai lisentia poetica. Istilah ini

menyiratkan adanya semacam kewenangan bagi penyair untuk mematuhi

atau menyimpangi norma ketatabahasaan. Pematuhan dan

penyimpangan ini haruslah mempertimbangkan tercapainya kepuitisan.

Untuk mengapresiasi suatu puisi seorang pembaca harus menciptakan

kontak, dalam arti membaca teks sastra dan melakukan penghayatan.

Kontak ini bisa terjadi apabila pembaca memahami kode keBahasaan

ataupun system tanda dalam puisi yang diapresiasi. Hanya melalui


hubungan yang demikian komunikasi dapat berlangsung dan karya

Sastra dapat maknanya.

2. Prosa

Prosa merupakan salah satu karya sastra yang berbeda dengan

puisi. Apabila puisi terikat dengan beberapa macam aturan, maka prosa

tidak terikat dengan kaidah seperti pada puisi. Prosa bebas berdiri sendiri

sebagai sebuah cerita bebas, tidak terikat dengan diksi, irama dan rima

sebagai puisi. Bahasa pada prosa juga menggunakan bahasa sehari-hari

dan tidak serta-merta menggunakan gaya bahasa (Wahyuni, 2014: 70).

Berdasarkan perkembangan prosa pada setiap zaman, prosa dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama

adalah prosa yang masih kental dengan kaidah-kaidah, dalam artian

belum dipengaruhi oleh budaya Barat. Sementara, prosa baru adalah jenis

prosa yang sudah tercampur dengan budaya Barat. Perbedaaan yang

paling mencolok antara prosa lama dengan prosa baru yaitu terletak pada

sifat asli sastra. Sastra jenis prosa lama masih sangat erat dengan sastra

masyarakat Indonesia. Sedangkan prosa baru sudah banyak dimasuki

oleh sastra Barat (Zamroni, 2006:184).

3. Drama

Istilah drama berasal dari akar tunjang “drama” dari Bahasa Greek

(Yunani Kuno) drau yang berarti melakukan (action) atau berbuat sesuatu.

Ahmadi dan Rahmawati (2019:18) mengemukakan bahwa berdasarkan

etimologi kata drama berasal dari Bahasa Yunani dram yang berarti gerak,

16
17

kiranya gerak dan aksi adalah mirip. Dalam Bahasa Francis drama disebut

drame yang artinya lakon serius, serius yang dimaksud tidak dimaksud

drama melarang adanya humor. Serius dalam hal ini cenderung merujuk

pada aspek penggarapan, drama perlu garapan yang matang.

Drama juga merupakan seni cerita dalam percakapan dan akting

tokoh untuk memperlihatkan kehidupan yang ada pada sebuah kisah,

terkadang dalam cerita yang disajikan ada yang fiktif dan fiksi.

Pada dasarnya drama tidak jauh berbeda dengan karya prosa fiksi.

Kesamaan itu berkaitan dengan aspek kesastraan yang terkandung di

dalamnya. Namun, ada perbedaan esensial yang membedakan antara

karya drama dan karya prosa fiksi, yakni pada tujuannya. Tujuan utama

penulisan naskah drama untuk dipentaskan. Drama memiliki dua aspek

esensial, yakni aspek cerita dan aspek pementasan yang berhubungan

dengan seni lakon atau teater.

Rahmawati (2019 :18) mengemukakan bahwa drama sebenarnya

memiliki tiga dimensi (1) sastra, (2) gerakan dan, (3) ujaran. Karena itu,

naskah drama tidak disusun khusus untuk dibaca seperti novel, atau

cerpen, tetapi lebih daripada itu dalam penciptaan naskah drama sudah

dipertimbangkan aspek-aspek pementasannya. Dalam hampir setiap

naskah drama selalu ditemukan narasi, dialog dan arahan tentang

petunjuk lakuan atau akting.


D. Hakikat Novel

1. Pengertian Novel

Kata novel berasal dari Bahasa Italia novella (dalam Bahasa

Jerman novella dan dalam Bahasa Inggris novel) yang secara harfiah

berarti sebuah barang baru yang kecil. Nurgiyantoro (2013: 13)

mengemukakan bahwa novel jauh lebih panjang daripada cerpen. Oleh

karena itu, novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas,

menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail dan lebih

banyak melibatkan permasalahan yang lebih kompleks. Novel memiliki

kelebihan yang khas yaitu kemampuannya menyampaikan permasalahan

yang kompleks secara penuh.

Penulis yang menulis sebuah novel disebut sebagai novelis. Isi

novel lebih panjang dan lebih kompleks dari isi cerpen, serta tidak

mempunyai batasan struktural adan sajak. Sebuah novel biasanya

menceritakan atau menggambarkan tentang kehidupan manusia yang

berinteraksi dengan lingkungan dan juga sesamanya.

Novel merupakan suatu bentuk sastra yang sangat populer di

dunia, Bentuk sastra yang satu ini paling banyak beredar dan dicetak

karena daya komunitasnya yang sangat luas di dalam masyarakat.

Rostamaji (2012;74) mengemukakan bahwa novel adalah tulisan yang

merupakan sebuah karya sastra, yang mempunyai dua unsur, yaitu unsur

18
19

intrinsik dan unsur ekstrinsik yang mana keduanya saling berkaitan,

karena saling berpengaruh dalam sebuah karya sastra.

Novel merupakan sebuah cerita fiksi dan berusaha untuk

menggambarkan kehidupan tokohnya melalui latar. Novel bukan hanya

berfungsi sebagai hiburan semata tetapi dapat juga sebagai bentuk seni

yang dapat dipelajari oleh pembaca agar mengetahui nilai-nilai moral

kehidupan yang terkandung di dalam novel tersebut sehingga dapat

mengarahkan pembaca dapat berperilaku budi pekerti yang luhur.

2. Ciri-Ciri Umun dalam Novel

a. Ditulis dengan narasi atau penjelasan kemudian didukung dengan

deskripsi untuk menggambarkan suasana kejadian atau peristiwa.

b. Alur ceritanya kompleks.

c. Jumlah kata biasanya di atas 10.000 kata.

d. Minimal jumlah halaman sebanyak 100 halaman.

e. Minimal dibaca satu buah novel 2 jam.

f. Skala novel lebih luas dibandingkan cerpen.

g. Sifat dari novel adalah realistis karena pengarang yang lebih tahu

dengan situasi yang digambarkan pada novel.


3. Jenis-Jenis Novel

a. Berdasarkan Kejadian Nyata Dan Tidak Nyata

1) Novel Fiksi adalah novel yang tidak nyata atau tidak ada kejadian di

dunia. Novel ini hanya fiktif (karangan) dari pengarang.

2) Novel Non-Fiksi adalah novel dari kejadian yang pernah ada atau

ilmiah.

b. Berdasarkan Genre Ceritanya :

1) Novel Romantis, merupakan novel yang menceritakan kisah atau

cerita tentang kasih sayang atau cinta.

2) Novel Horror, merupakan novel yang menceritakan kisah atau

cerita tentang hal yang sangat menyeramkan dan menakutkan.

3) Novel Komedi, merupakan novel yang menceritakan kisah atau

cerita tentang hal yang lucu.

4) Novel Inspiratif, merupakan sebuah novel yang menceritakan kisah

atau cerita inspiratif.

c. Berdasarkan Isi dan Tokoh :

1) Novel Teenlit, merupakan novel yang berisi tentang remaja.

2) Novel Songlit, merupakan novel yang diambil dari sebuah lagu.

3) Novel Chicklit, merupakan novel yang berisi tentang perempuan

muda.

4) Novel Dewasa, merupakan novel yang berisi tentang cerita orang

dewasa.

20
21

4. Struktur Novel :

a. Abstrak, merupakan bagian ringkasan isi cerita yang biasanya dapat

ditemukan pada bagian awal cerita dalam novel.

b. Orientasi, merupakan bagian penjelasan mengenai latar waktu dan

suasana. Seperti terjadinya cerita, terkadang juga berupa

pemBahasan penokohan atau perwatakan.

c. Komplikasi, merupakan urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab

akibat, dimana setiap peristiwa terjadi karena adanya sebab dan

mengakibatkan munculnya peristiwa yang lainnya.

d. Evaluasi, merupakan bagian dimana konflik yang terjadi pada tahap

komplikasi terarah menuju suatu titik tertentu.

e. Resolusi, merupakan bagian dalam novel yang memunculkan solusi

atas konflik yang sedang terjadi.

f. Koda, merupakan bagian akhir atau penutup cerita dalam novel.

5. Unsur Intrinsik Novel

Berikut ini adalah penjelasan mengenai unsur-unsur intrinsik yang

terdapat pada novel :

a. Tema

Tema merupakan pokok-pokok permasalahan yang terdapat dalam

sebuah cerita dalam novel yang terlah dibuat oleh pengarang.


b. Penokohan

Penokohan merupakan pemberian watak atau karakter kepada

setiap pelaku dalam sebuah cerita. Para tokoh bisa diketahui karakternya

dari ciri fisik, lingkungan tempat tinggal, dan cara bertindaknya.

c. Alur

Alur merupakan rangkaian-rangkaian peristiwa yang membentuk

jalannya suatu cerita dalam novel. Alur dibedakan menjadi dua bagian,

yaitu alur maju dan alur mundur. Alur maju merupakan peristiwa yang

bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur

cerita. Alur mundur merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi karena

ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung. Tahap alur

meliputi pengenalan, penampilan masalah, pemunculan konflik, puncak

ketegangan, peleraian dan penyelesaian.

d. Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan alat utama pengarang untuk menjelaskan

atau menggambarkan serta menghidupkan cerita secara estetika. Gaya

dapat kita liahat disebuah karya tulis, bagaimana seseorang

mendeskripsikan suatuu cerita dalam karangan. Adapun jenis-jenis gaya

Bahasa antara lainnya adalah :

1) Personafikasi: Merupakan gaya Bahasa yang medeskripsikan

macam-macam benda mati dengan cara memberikan berbagai

macam sifat-sifat seperti manusia.

22
23

2) Simile (Perumpamaan): Merupakan suatu gaya Bahasa yang

mendeskripsikan sesuatu dengan pengibaratan atau

perumpamaan.

3) Hiperbola: Merupakan suatu gaya bahasa yang mendeskripsikan

sesuatu dengan cara berlebihan dengan maksud memberikan efek

yang berlebihan.

e. Latar atau setting

Menciptakan suatu karya, tentu saja ada beberapa yang menjadi

pelengkap agar karya yang diciptakan terlihat menarik untuk dibaca,

selain itu pembaca akan merasakan hidup didalam suatu karya itu apabila

latar yang diciptakan terlihat seperti nyata.

Latar merupakan penggambaran pada suatu karya sastra, selain itu

latar atau seting menjelaskan masalah waktu, ruang dan suatu peristiwa

dalam sebuah cerita. Latar setting juga biasa diberikan istila sebagai

teatrikal dalam sebuah pementasan dipanggung-panggung seni.

f. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan penempatan diri pengarang dan juga

cara pengarang dalam melihat berbagai macam kejadian atau peristiwa

dalam cerita yang ditulis pada karyanya. Sudut pandang bisa dikatakan

dalam sebuah karya Sastra sebagai kunci yang mengandung unsur fiksi .
g. Amanat / Pesan Moral

Amanat merupakan pesan yang disampaikan dalam cerita melalui

sebuah karya misal pada novel, puisi, pantun atau cerpen. Amanat,

kadang dapat dilihat sebagai pesan yang memberikan motivasi kepada

pembaca, agar dapat melakukan hal yang sesuai dengan tulisan yang ada

pada suatu karya.

Siswanto (2008:162) mengemukakan bahwa Amanat adalah

gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yang ingim disampaikan

pengarang kepada pembaca atau pendengar. Di dalam karya sastra

moderen biasanya tersirat, di dalam karya sastra lama pada umumnya

tersurat.

6. Unsur Ekstrinsik Novel

Selain unsur intrinsik, novel juga memiliki unsur ekstrinsik. Apa saja

unsur-unsur ekstrinsik dalam novel ? Berikut ini adalah penjelasannya :

a. Sejarah atau Biografi Pengarang

Biasanya sejarah atau biografi pengarang sangat berpengaruh

pada jalan cerita yang terdapat dalam novel.

b. Situasi dan Kondisi

Situasi dan kondisi secara tidak langsung maupun langsung akan

berpengaruh kepada hasil karya novel.

24
25

7. Nilai-Nilai dalam Cerita

Dalam sebuah karya sastra mengandung nilai-nilai yang dapat

disisipkan oleh pengarangnya. Nilai-nilai itu antara lainnya adalah :

a. Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak atau kepribadian

seseorang. Entah itu baik ataupun buruk.

b. Nilai sosial, yaitu nilai yang berkaitan dengan norma-norma yang

terdapat dalam kehidupan bermasyarakat.

c. Nilai Religius, biasanya nilai ini dapat diketahui dengan simbol agama

tertentu, kutipan atau dalil dari suatu kitab suci dan penggambaran nilai-

nilai kehidupan yang dilandasi ajaran agama yang bersifat universal.

d. Nilai budaya, yaitu konsep masalah dasar yang sangat penting dan

mempunyai nilai dalam kehidupan manusia.

e. Nilai estetika, yaitu nilai yang mengandung unsur keindahan pada

sebuah karya sastra.

D. Nilai Moral

1. Pengertian Moral

Nilai moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh

pengarang kepada pembaca, yang merupakan makna yang terkandung

dalam sebuah karya sastra dan makna yang disarankan lewat cerita

(Nurgiyantoro, 2009: 321). Hal ini berarti pengarang menyampaikan

pesan-pesan moral kepada pembaca melalui karya sastra baik

penyampaian secara langsung maupun tidak langsung.


Kehidupan manusia di masyarakat tidak terlepas dari tatanan

kehidupan yang berlaku dalam masayarakat tersebut. Tatanan kehidupan

itu dapat berupa peraturan maupun larangan tertentu yang telah

disepakati bersama. Agar tatanan itu dapat hidup dan berkesinambungan

dari generasi ke generasi, maka setiap individu harus melaksanakan dan

melestarikannya. Usaha melestarikan tatanan tersebut diharapkan sesuai

dengan dinamika kehidupan di masyarakat.

Moral pada kenyataannya membicarakan tentang persoalan benar

atau salah, apa yang perlu dilakukan dan ditinggalkan atas sebab-sebab

tertentu yang mengakibatkan timbulnya “pengadilan” dari masyarakat

mengenai tindakan yang telah dilakukan oleh seorang individu.

Pertimbangan moral tergantung kepada suasana atau keadaan yang

membentuk individu tersebut. Misalnya, sistem sosial, kelas sosial, dan

kepercayaan yang dianut. Moralitas dalam diri manusia merupakan

kesadaran tentang baik buruk, tentang larangan, tentang yang harus

dilakukan, dalam setipa tindakan manusia secara tidak langsung dibebani

oleh tanggung jawab moral yang harus selalu dipatuhi.

Moral yang berlaku di masyarakat bersifat mengikat terhadap

setiap individu pada segala lapisan masyarakat yang ada. Setiap individu

dalam bersikap, bertingkah laku, dan bergaul dalam masyarakat haruslah

memperhatikan tatanan yang ada. Selain melakukan apa yang ditugaskan

kepadanya oleh kehidupan sosial dan oleh nasib pribadinya.

26
27

2. Moral dalam Karya Sastra

Moral dalam karya sastra biasanya dimaksudkan sebagai petunjuk

dan saran yang bersifat praktis bagi pembaca dalam kehidupan sehari-

hari. Dalam hal ini, Nurgiyantoro (2009: 321) menyatakan bahwa moral

cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan

dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis yang dapat diambil atau

ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan dengan pembaca. Ia

merupakan “petunjuk” yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang

berbagai hal yang berhubungan dengan tingkah laku dan sopan santun

pergaulan. Menurut Sayuti (2000:188), bahwa moral cerita biasanya

dimaksudkan sebagai sepotong saran moral yang bersifat agak praktis

yang dapat diambil dari suatu cerita.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

moral adalah suatu konsep kehidupan berupa saran atau makna yang

terkandung dalam sebuah cerita, ditujukan kepada pembaca. Berdasarkan

pemahaman tema tertentu, moral dalam karya sastra dapat dipandang

sebagai amanat atau pesan. Unsur amanat itu merupakan gagasan yang

menjadi dasar penulisan sebuah karya, gagasan yang mendasari

diciptakannya karya sastra sebagai pendukung pesan.

Karya sastra ditulis oleh pengarang untuk, antara lain, menawarkan

model kehidupan yang diidealkannya. Karya sastra mengandung

penerapan moral dalam sikapdan tingkah laku para tokoh sesuai dengan

pandangannya tentang moral. Hal itu didasarkan pada pesan moral yang
disampaikan melalui cerita fiksi tentulah berbeda efeknya dibandingkan

yang lewat tulisan nonfiksi (Nurgiyantoro, 2009: 321).

Pengarang dalam menyampaikan moral melalui cerita merupakan

proses imajinasi dari hasil pengamatan terhadap kehidupan masyarakat.

Fenomena-fenomena yang terjadi, diamati oleh pengarang dan

selanjutnya dengan penuh ketelitian pengarang akan menceritakan

kehidupan yang diamati dalam bentuk karya sastra. Oleh karena itu, karya

sastra bukan tiruan atau jiplakan dari alam semesta.

3. Jenis Moral Dalam Satra

Apabila karya fiksi mengandung dan menawarkan moral kepada

pembaca, tentunya banyak sekali jenis dan wujud ajaran moral yang

dipesankan. Dalam karya fiksi yang panjang sering terdapat lebih dari satu

pesan moral. Hal tersebut belum lagi berdasarkan pertimbangan dan

penafsiran pembaca yang juga dapat berbeda dari segi jumlah maupun

jenisnya.

Jenis atau wujud pesan moral yang terdapat dalam karya sastra

akan bergantung pada keyakinan, keinginan, dan interes pengarang yang

bersangkutan (Nurgiyantoro, 2009: 323). Jenis ajaran moral itu sendiri

dapat mencakup masalah, yang boleh dikatakan, bersifat dan tak terbatas.

Dapat mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan, seluruh

persoalan yang menyangkut harkat dan martabat manusia. Secara garis

besar persoalan hidup dan kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke

dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan

28
29

manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk

hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan

Tuhannya (Nurgiyantoro, 2009:323). Hampir sependapat dengan apa

yang dikemukakan Daroesa (1986: 27) bahwa moral digunakan untuk

menilai perbuatan manusia yang meliputi empat aspek penghidupan.

Keempat aspek kehidupan tersebut meliputi hubungan manusia

dengan Tuhan, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan

manusia dengan lingkungan alam sekitar. Dapat dikatakan bahwa pada

hakikatnya sastra sangat erat kaitannya dengan agama, sosial dan

individual. Sebagaimana diungkapkan di atas, maka hal-hal dalam sastra

akan senantiasa berurusan dengan masalah manusia dengan Tuhan,

dalam hubungan dengan diri sendiri, dan dalam hubungan dengan

manusia lain atau alam.

Perilaku hubungan manusia dengan dirinya sendiri diklasifikasikan

pada semua wujud ajaran moral yang berhubungan dengan individu

sebagai pribadi yang menunjukkan akan eksistensi individu tersebut

dengan berbagai sikap yang melekat pada dirinya. Persoalan manusia

dengan dirinya sendiri Nurgiyantoro (2009: 324) dapat bermacam-macam

jenisnya dan tingkat intensitasnya.

Persoalan manusia dengan manusia dalam kehidupan sehari-hari

tidak terlepas dengan sang Pencipta. Sebagai manusia mengingat Tuhan

dengan melakukan ibadah sesuai ajaran agama yang dianutnya. Rasjidi


(1984: 33) menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang religius

dalam arti bahwa ia menyembah Tuhan, melakukan ritual atau ibadah

serta upacara untuk minta ampun dan menyesali diri. Sikap dan perbuatan

manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dapat berupa ketakwaan

yaitu menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.

Perilaku manusia dengan Tuhan tercermin dari individu dalam

menjalankan kehidupan dengan segala permasalahannya. Perbuatan

apapun dalam kehidupan manusia tidak akan terlepas dari Tuhan sebagai

pencipta alam dan isinya termasuk semua mahluk. Hubungan manusia

dengan Tuhan dilakukan dengan berdoa ataupun wujud lain yang

menunjukkan adanya hubungan vertikal dengan Yang Maha Kuasa

tersebut guna meminta petunjuk, pertolongan maupun sebagai wujud

syukur.

Hubungan manusia dengan manusia lain dalam kehidupan

bermasyarakat, seringkali terjadi gesekan kepentingan. Persoalan hidup

sesama manusia dengan lingkungannya bisa berupa persoalan yang

positif maupun persoalan yang negatif. Mengingat bahwa manusia pada

dasarnya adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain

termasuk hubungan dengan alam sekitar sebagai kelengkapan dalam

hidupnya terkadang menimbulkan berbagai macam permasalahan.

Gesekan kepentingan (hak dan kewajiban) yang timbul antara seseorang

individu dengan individu lain maupun dengan lingkungan, biasanya akan

menimbulkan permasalahan moral. Permaslaahan-permasalahan moral

30
31

pada umumnya bermuara pada ketidak sepakatan terhadap prinsip-prinsip

moral itu sendiri (Haricahyono, 1995: 238).

4. Moral Tokoh Utama Dalam Sastra

Pengertian moral dalam KBBI (2008: 929) adalah “ajaran baik

buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak

dan budi pakerti”. Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh

pengarang kepada pembaca, yang merupakan makna yang terkandung

dalam sebuah karya sastra dan makna yang disarankan lewat cerita

(Nurgiyantoro, 2009: 321). Hal ini berarti pengarang menyampaikan

pesan-pesan moral kepada pembaca melalui karya sastra baik

penyampaian secara langsung maupun tidak langsung.

Moral tokoh utama dalam sastra memiliki pengertian yang sama

dengan pengertian moral itu sendiri. Moral tokoh utama merupakan ajaran

baik buruk yang dilakukan oleh tokoh utama dalam karya sastra itu

sendiri.

5. Tokoh

Tokoh cerita (character), menurut Abrams (via Nurgiyantoro, 2009:

165-166), adalah orang (-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya

naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral

dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan

dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Dari kutipan tersebut juga dapat

diketahui bahwa antara seorang tokoh dengan kualitas pribadinya erat

berkaitan dalam penerimaan pembaca. Pembedaan antara tokoh yang


satu dengan tokoh yng lain lebih di tentukan oleh kualitas pribadi dari

pada dilihat secara fisik.

Menurut Sayuti 2000: 73, tokoh adalah elemen struktural fiksi yang

melahirkan peristiwa. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atau tokoh

merupakan pemeran dalam suatu karya sastra yang menghasilkan

peristiwa yang memiliki kualitas moral. Menurut Wiyatmi 2006: 30, tokoh

adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh dalam fiksi

merupakan ciptaan pengarang, meskipun dapat juga merupakan

gambaran dari orang-orang yang hidup di alam nyata. Oleh karena itu,

dalam sebuah fiksi tokoh hendaknya dihadirkan secara alamiah.

6. Bentuk Penyampaian Moral

Dari sisi tertentu karya sastra, fiksi, dapat dipandang sebagai

bentuk manifestasi keinginan pengarang untuk mendialog, menawar dan

menyampaikan sesuatu. Sesuatu ini mungkin berupa pandangan tentang

suatu hal, gagasan, moral, atau amanat. Dalam pengertian ini karya

sastra pun dapat dipandang sebagai sarana komunikasi. Namun,

dibandingkan dengan sarana komunikasi yang lain, tertulis ataupun lisan,

karya sastra yang merupakan salah satu wujud karya seni yang notabene

mengemban tujuan estetik, tentunya mempunyai kekhususan sendiri

dalam hal menyampaikan pesan-pesan moralnya.

Secara umum dapat dikatakan bahwa bentuk penyampaian moral

dalam karya sastra mungkin bersifat langsung, atau sebaliknya tak

langsung. Namun, sebenarnya pemilihan itu hanya demi praktisnya saja

32
33

sebab mungkin saja ada pesan yang bersifat agak langsung. Dalam

sebuah novel sendiri mungkin sekali ditemukan adanya pesan yang

benar-benar tersembunyi sehingga tak banyak orang yang dapat

merasakannya, namun mungkin pula ada yang agak langsung dan seperti

ditonjolkan (Nurgiyantoro, 2009: 335).

a. Bentuk Penyampaian Langsung

Bentuk penyampaian pesan moral yang bersifat langsung, boleh

dikatakan, identik dengan cara pelukisan watak tokoh yang bersifat uraian,

telling, atau penjelasan, expository. Jika dalam teknik uraian pengarang

secara langsung mendeskripsikan perwatakan tokoh (-tokoh) cerita yang

bersifat “memberi tahu” atau memudahkan pembaca untuk

memahaminya, hal yang demikian juga terjadi dalam penyampaian pesan

moral. Artinya, moral yang ingin disampaikan atau diajarkan kepada

pembaca itu dilakukan secara langsung dan eksplisit. Pengarang, dalam

hal ini, tampak bersifat menggurui pembaca, secara langsung

memberikan nasihat dan petuahnya.

Karya sastra adalah karya estetis yang mempunyai fungsi untuk

menghibur, memberi kenikmatan emosial dan intelektual. Untuk mampu

berperan seperti itu, karya sastra haruslah memiliki kepaduan yang utuh di

antara semua unsurnya. Pesan moral yang bersifat langsung biasanya

terasa dipaksakan dan kurang koherensif dengan unsur-unsur yang lain.

Pesan moral langsung dapat juga terlibat atau dilibatkan dengan cerita,

tokoh-tokoh cerita dan pengaluran cerita. Artinya, yang kita hadapi


memang cerita, namun isi ceritanya sendiri sangat terasa tendensius, dan

pembaca dengan mudah dapat memahami pesan itu.

Karya fiksi yang mengandung pesan moral secara langsung sering

dijumpai dalam novel-novel Indonesia awal, walau kadang-kadang juga

masih bisa dirasakan dalam novel yang tergolong belakangan.

b. Bentuk Penyampaian Tidak Langsung

Jika dibandingkan dengan bentuk sebelumnya, bentuk

penyampaian pesan moral di sini bersifat tidak langsung. Pesan itu hanya

tersirat dalam cerita, berpadu secara koherensif dengan unsur-unsur

cerita yang lain. Walau betul pengarang ingin menawarkan dan

menyampaikan sesuatu, ia tidak melakukannya secara serta-merta dan

vulgar karena ia sadar telah memilih jalur cerita.

Dilihat dari kebutuhan pengarang yang ingin menyampaikan pesan

dan pandangannya itu, cara ini mungkin kurang komunikatif. Artinya

pembaca belum tentu dapat menangkap apa sesungguhnya yang

dimaksudkan pengarang, paling tidak kemungkinan terjadinya kesalahan

tafsiran berpeluang besar. Namun hal yang demikian adalah amat wajar,

bahkan merupakan hal yang esensial dalam karya sastra.

Hubungan yang terjadi antara pengarang dengan pembaca adalah

tidak langsung dan tersirat. Kurang ada pretensi pengarang untuk

langsung menggurui pembaca sebab yang demikian justru tidak efektif

disamping juga merendahkan kadar literer karya yang bersangkutan.

34
35

7. Moral yang Digunakan dalam Penelitian

Jenis nilai moral yang digunakan dalam peneltian ini merupakan

jenis nilai moral baik yang dimana nilai ini dikaitkan dengan kesesuain

antara harapan dan tujuan hidup manusia dalam menjalankannya bisa

ditinjau dari kaidah sosial masyarakat. Sangat nyata, mana yang salah

dan yang baik, antara lain sebagai berikut :

a. Keagamaan

Sikap dan perilaku patuh dalam pelaksanaan ajaran agama yang

diwakilinya, toleransi pelaksanaan agama lain dan hidup dalam harmoni

dengan para pengikut agama lain.

b. Jujur

Perilaku berdasarkan pada upaya menjadikan diri anda orang yang

selalu dapat anda percayai dengan kata-kata, tindakan dan pekerjaan.

c. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghormati perbedaan agama, etnis,

suku, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda darinya.

d. Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya serius untuk mengatasi berbagai

kendala dan tugas belajar serta menyelesaikan tugas denan benar.

e. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berusaha untuk menemukan lebih

dalam dan komprehensif apa yang dipelajari, dilihat dan didengar.


f. Semangat Kebangsaan

Cara berfikir, bertindak dan memiliki intuisi yang menelpatkan

kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompok.

g. Cinta Tanah Air

Cara berpikir, berperilaku dan bertindak yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian dan rasa hormat yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, budaya sosial, ekonomi dan politik bangsa.

h. Persahabatan

Tindakan yang menunjukkan kegembiraan dalam berbicara, keluar

dan bekerja dengan orang lain.

i. Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang dalam memenuhi tugas dan

tugasnya yang harus ia lakukan terhadap dirinya, masyarakat, lingkungan

(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

E. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai

berikut. Pada tahap awal, penulis menentukan objek penelitian, yaitu

kemampuan mahasiswa menganalisis teks novel Rainbow After The Rain

karya Angelique Puspadewi. Kemudian dilanjutkan dengan observasi

pada mahasiswa pendidikan bahasa indonesia. Setelah itu, membagi

mahasiswa dalam beberapa kelompok. Selanjutnya, peneliti

menggambarkan nilai moral yang ingin dicari pada novel Rainbow After

The Rain karya Angelique Puspadewi. Pada tahap selanjutnya mahasiswa

36
37

menentukan nilai moral novel yang dijadikan sebagai objek lalu peneliti

mengumpulkan hasil analisi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Al Asyariah Mandar

lalu peneliti menentukan mampu atau tidak mampu.


Bagan Kerangka Pikir

Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Teks Sastra

Genre Sastra

Puisi Prosa Drama

Cerpen Novel

Nilai Moral

Keagamaan Jujur Toleransi

Kerja Keras Rasa Ingin Tahu Semangat Kebangsaan

Cinta Tanah Air Persahabatan Tanggung jawab

Analisis Data

Tidak Mampu

Gambar 2.1 Bagan kerangka pikir

38
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Peneltian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif kualitatif karena data yang diteliti berupa angka-angka

hasil belajar mahasiswa. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian

untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan

secara objektif (Arikunto, 2002: 16).

Dalam hal ini adalah novel rainbow after the rain yang telah

dianalisis oleh mahasiswa. Berdasarkan permasalahan yang dibahas dan

tujuan penelitian, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif.

Berjenis deskriptif kuantitatif karena hasil penelitian ini berusaha untuk

mendeskripsikan Kemampuan Menentukan Nilai Moral.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat dan waktu berlangsungnya penelitian yaitu:

1. Tempat Penelitian

Adapun tempat berlangsungnya penelitian yaitu, pada Mahasiswa

Pendidikan Bahasa Indonesia, Semester II (dua) yang terletak di

Lingkungan Kampus Universitas Al Asyariah Mandar, Kelurahan Madatte,

Kabupaten Polewali Mandar.

39
2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada awal bulan Maret sampai

minggu ke dua bulan April 2021.

C. Desain Penelitian

Adapun desain untuk mempermudah peneliti melaksanakan proses

penelitian mulai dari studi pendahuluan sampai pada simpulan dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

D. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian mahasiswa

Pendidikan Bahasa Indonesia Semester VI kelas B. Dalam penelitian ini

peneliti hanya memokuskan penelitian pada 27 orang mahasiswa. Setelah

melakukan pengamatan dan wawancara dengan dosen pengampuh, kelas

B dipilih subjek penelitian karena kelas ini termasuk kelas yang lebih aktif

ketimbang kelas A, juga pada kelas B ini terdapat mahasiswa laki-laki

dengan jumlah yang lebih banyak ketimbang kelas A yaitu 5 mahasiswa.

40
41

E. Fokus Penelitian

Dalam proses penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah

kemampuan mahasiswa dalam menganalisis karya sastra, nilai moral

terhadap kemampuan analisis novel Rainbow After The Rain Karya

Angelique Puspadewi. Penelitian ini tentunya dengan didasarkan pada

batas pengetahuan mahasiswa dalam menganalisis mengenai teori yang

digunakan dalam meneliti sebuah karya sastra.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes. Tes digunakan sebagai

alat untuk mengumpulkan data dalam menganalisis nilai moral novel

Rainbow After The Rain. Alat bantu dalam penelitian ini adalah kartu data.

Kartu data digunakan untuk mencatat dan mentranskripsikan seluruh data

yang telah terkait dengan nilai moral yang terdapat dalam novel Rainbow

After The Rain dengan jumlah halaman 224 halaman.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Teknik tes

dilakukan dengan mengumpulkan hasil analisis mahasiswa pada novel

Rainbow After The Rain. Pada mulanya dilakukan pembacaan

keseluruhan terhadap novel tersebut dengan tujuan untuk mengetahui

identifikasi secara umum. Setelah itu dilakukan pembacaan kepada

mahasiswa untuk menginterpretasikan unsur moral dalam novel tersebut.

Setelah mahasiswa membaca dilakukan pencatatan data dari hasil

analisis mahasiswa.
H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik data kualitatif dan kuantitatif.

1. Teknik Kualitatif

Teknik Kualitatif dipakai untuk menganalisis data yang berupa,

lembar tes dan dokumentasi foto. Data hasil pengamatan dianalisis

dengan cara mendeskripsikan hasil pengamatan yang kemudian

dikelompokkan berdasarkan aspek-aspek yang diteliti. Sementara itu, data

yang berupa foto digunakan sebagai bukti otentik proses pembalajaran.

2. Teknik Kuantitatif

Teknik kuantitatif dipakai untuk menganalisis data kuantitatif. Data

kuantitatif diperoleh dari hasil tes gaya bahasa dan pesan moral yang

telah diamati terhadap mahasiswa yang berupa angka.

Tabel 3.1 Rubrik Penilaian

N
Aspek yang dinilai Skor Kategori
o
4 Sangat Baik
1 Kegamaan 3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
4 Sangat Baik
2 Jujur 3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
4 Sangat Baik
3 Toleransi 3 Baik
2 Cukup
1 Kurang

42
43

4 Sangat Baik
4 Kerja Keras 3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
4 Sangat Baik
5 Rasa ingin tahu 3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
4 Sangat Baik
6 Semangat Kebangsaan 3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
4 Sangat Baik
7 Cinta tanah air 3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
4 Sangat Baik
8 Persahabatan 3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
4 Sangat Baik
9 Tanggung Jawab 3 Baik
2 Cukup
1 Kurang

a. Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas

nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata ini didapat dengan

menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi

dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut (sugiyono,

2018: 147).
Σ xi
me=
n

Dimana:

Me = Mean (rata-rata)

Σ = epsilon (baca jumlah)

x i = Nilai x ke i sampai ke n

N = Jumlah individu

b. Persentase merupakan suatu angka atau perbandingan “rasio”

untuk menyatakan pecahan dari seratus yang ditunjukkan dengan simbol

% dengan kata lain, persentase adalah bagian dari keseluruhan yang

dinyatakan dengan per seratus.

(Jumlah Bagian/Jumlah Keseluruhan)x 100%

f
%= x 100
n

c. Membuat Tabel Klasifikasi Kemampuan

Tabel 3.2 Klasifikasi Kemampuan

Predikat Nilai Kategori Frekuensi Persentase


A 3,60–4,00 Sangat Mampu

B Mampu
3,00 – 3,59

C 2,00 – 2,99 Cukup

D 1,00 – 1,99 Kurang

( Sumber : RPS, 2021)

44
45

d. Membuat Tabel Ketuntasan Belajar Mahasiswa

Tabel 3.3 Ketuntasan Belajar Mahasiswa

Interval Nilai
Frekuensi Persentase Kategori
Berdasarkan KBM

3 ≥ Nilai ≥ 4 Mampu

0 ≤ Nilai ≤ 3 Tidak Mampu


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Tentang Penulis

Angelique Puspadewi penulis novel kelahiran Jakarta tahun 1980.

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti dan pascasarjana Anti-

Aging Medicine Universitas Udayana. Penikmat novel berbagai genre

serta buku motivasi. Sejak SMP Angelique Puspadewi suka menulis

cerpen di buku mengarang yang sekarang entah dimana keberadaannya.

Beberapa cerpennya dimuat di majalah story dan dua novelnya terbit

secara indie di nulisbuku.com. Pecinta traveling, kopi, film layar lebar,

drama korea dan penggila warna pink. Terutama bahagia melihat

perubahan usia biologis pasiennya menjadi lebih muda.

Penulis novel ini dapat dihubungi melalui Facebook:

angelique.puspadewi, instagram: @angelique.puspadewi, dan twitter:

@cherrylangel. Serta bersedia menjawab pertanyaan seputar anti-aging

melalui email di angelique.puspadewi@gmail.com sebagai bentuk

edukasi.

2. Sinopsis Novel Rainbow After The Rain

Karya dalam tulisan sangatlah patut kita hargai, sebab apa yang

menjadi landasan dalam menulis itu sangatlah rumit dan tulisan menjadi

salah satu warisan yang dapat kita kenang dihari yang kelak, seperti yang

46
47

ditulis oleh Angelique Puspadewi dalam bentuk novel. Adapun

karya novel Angelique Puspadewi yang lain diantaranya Salju Pertama di

Hokkaido, No One But You, In Between, The Rising Star dan The Man

Next Door.

Novel ini menceritakan tentang seorang penulis muda yang

bernama Arabel yang ingin pindah keyakinan akibat peristiwa bom Bali

yang membuatnya kehilang sosok ayah yang sangat dia sayangi. Arabel

merupakan keluarga korban tragedi Bom Bali yang membuat dia tak lagi

percaya Tuhan dan trauma pada pulau tersebut.

Masa lalu yang kelam membuat hati arabel menjauh dari agama

yang dia anut selama ini. Bahkan, sudah bertahun-tahun tidak pernah

menjalankan perintah Allah sejak peristiwa bom Bali yang merenggut

nyawa ayahnya. Sudah banyak doa yang dipanjatkan ibu Arabel, namun

Arabel masih teguh pada pendiriannya. Bahkan arabel berniat berpindah

keyakinan, namun ibunya memohon untuk tetap mempertahankannya.

Ibunya berharap suatu hari nanti arabel bisa berdamai dengan masa lalu

dan menerima hidayah.

Hingga kemudian, sosok reno dan istrinya datang untuk berbulan

madu di Rusia. Disinilah arabel bertemu dengan sosok pria alim dan

sholeh bernama Dimitri yang tak lain teman dari Reno sepupunya. Sejak

pandangan pertama arabel sudah tertarik pada Dimitri. Sayangnya,

semua berubah ketika dimitri menunjukkan sesuatu yang tidak biasa


48

menurut arabel. Mulai dari tidak bersalaman dengan arabel karena bukan

mahram, mencari Historical Mosque untuk shalat, hingga menanyakan

arah kiblat.

Namun seiring waktu, arabel jatuh cinta pada Dimitri dan membuat

hati arabel luluh dan kembali menjajaki agamanya yang sempat 12 tahun

ia tinggalkan. Terlebih lagi tantangan misja untuk membuat novel bertema

terorisme yang harus memberanikan dia untuk menulik cerita masa

lalunya yang pedih. Pria itu dan riset penulisan menjadi alasannya datang

ke Bali. Padahal sejak kejadian bom bali Paddy’s, arabel bersumpah tidak

akan menginjakkan kaki ke pulau Dewata. Di tempat itu pula semua

kesakitan kembali datang. Dimitri membongkar rahasia besar yang

menjungkir balikan dunia Arabel.

Akankah arabel menerima dimitri dan masa lalunya seperti pelangi

yang datang setelah hujan?

3. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Universitas Al-Asyariah Mandar (UNASMAN) berdiri tahun 1975

yang ditandai dengan didirikannya dua buah Perguruan Tinggi yang

bernama STKIP dan STIP, selanjutnya pada tahun 2004, melalui SK

Mendiknas Nomor: 59/D/O/2004 tanggal 27 April 2004 dimerger ke dalam

satu Lembaga yakni Universitas Al Asyariah Mandar. Peresmiannyapun

dilakukan langsung oleh President Megawati pada tahun 2004,

menyelenggarakan pendidikan tinggi pada tingkat Universitas sehingga


49

menjadi tempat para lulusan dari berbagai jenis SLTA (SMA dan SMK)

dan SMA berciri khas agama (Madrasah Aliyah Negeri dan Swasta) untuk

melanjutkan studinya guna mendalami dan menggali serta memperluas

ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu Pendidikan pada khususnya.

Tujuan didirikannya UNASMAN tidak terlepas dari tujuan

pendidikan UNASMAN pada umumnya, yaitu “menyiapkan peserta didik

untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik

dan/ atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan,

menyebarluaskan ilmu, dan/ atau kesenian dalam bidang pendidikan serta

mengupayakan pengembangannya untuk meningkatkan taraf kehidupan

masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional”. Dengan demikian,

lulusan Unasman nantinnya diharapkan menjadi seorang Sarjana yang

memiliki Outcomes sesuai bidangnya, yang secara umum memiliki

kemampuan sikap dan tata nilai dan secara khusus mempunyai

kemampuan kerja, dengan penguasaan ilmu pengetahuan, serta

kemampuan melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab.

4. Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Nilai Moral pada Novel

Program studi pendidikan Bahasa Indonesia & sastra Indonesia

atau dikenal juga dengan jurusan pendidikan Bahasa Indonesia

merupakan bidang yang mengajarkan keterampilan berbahasa Indonesia

dengan baik dan efektif, seperti keterampilan menyimak, berbicara,

membaca dan menulis.


50

Penelitian ini dilakukan pada semester VI tahun pelajaran 2021-

2022 program studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan Dan

Ilmu Pendidikan Univesitas Al Asyariah Mandar. Mata kuliah yang diteliti

pada penelitian ini adalah mata kuliah Prosa Fiksi dan Drama Indonesia

dengan jumlah mahasiswa 27 (5 laki-laki dan 22 perempuan).

Dalam hal ini peneliti menjelaskan kepada mahasiswa tentang

Novel yang akan diteliti untuk mencari nilai moral. Maka didapatlah data

berupa analisis studi deskriptif sebagai berikut :

Tabel 4.3 : Hasil Analisis Statistik Deskriptif Kemampuan Mahasiswa

Statistic
N Valid 27
Missing 0
Mean 1,662551
Standard Error 4,365931853
Median 130,5
Mode 126
Standard Deviation 22,26197171
Sample Variance 495,5953846
Kurtosis 6,478660916
Skewness 2,23719515
Range 108
Minimum 108
Maximum 216
Sum 3519
Sumber Hasil: Olah Data, 2021
51

Setelah peneliti mengumpulkan data dari kemampuan mahasiswa

menganalisis nilai moral, maka untuk selanjutnya adalah menggambarkan

distribusi frekuensi setiap aspek nilai moral maka didapatlah hasil sebagai

berikut :

Tabel 4.4 Distrubusi Frekuensi Aspek Keagamaan

Distribusi Frekuensi keagamaan


No Nilai Kategori Frekuensi Persentase
A 4 Sangat Baik - -

B 3 Baik 1 4%

C 2 Cukup 22 81%
D 1 Kurang 4 15%
Jumlah 27 100%
Sumber Hasil: Olah Data, 2021

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi keagamaan, mahasiswa

dikatakan sangat baik ketika mahasiswa menjawab sesuai dengan lembar

jawaban yang telah disediakan oleh peneliti dengan maksimal jawaban 40

sampai dengan 52 moral keagamaan. Namun tidak ada mahasiswa yang

mendapat kategori sangat baik. Disusul dengan kategori baik berjumlah 1

mahasiswa dengan persentase 4% ketika mahasiswa menjawab 27

sampai dengan 39 kutipan sesuai dengan lembar jawaban yang

disediakan oleh peneliti. Disusul dengan kategori cukup berjumlah 22

mahasiswa dengan persentase 81% ketika mahasiswa menjawab 14

sampai dengan 26 kutipan sesuai dengan lembar jawaban yang

disediakan oleh peneliti. Sedangkan kategori kurang berjumlah 4


52

mahasiswa dengan persentase 15% nilai ini didapat dari hasil mahasiswa

yang hanya mendapatkan nilai moral 1 sampai 13 kutipan.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Aspek Jujur

Distribusi Frekuensi Jujur

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase

A 4 Sangat Baik - -

B 3 Baik 1 4%

C 2 Cukup 22 81%

D 1 Kurang 4 15%

Jumlah 27 100%
Sumber Hasil: Olah Data, 2021

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi jujur, mahasiswa dikatakan

sangat baik ketika mahasiswa mampu menganalisis novel sesuai dengan

lembar jawaban yang disediakan oleh peneliti dengan maksimal jawaban

22 sampai dengan 28 kutipan. Namun, tidak ada satupun mahasiswa

yang mendapat kategori sangat baik. Disusul dengan kategori baik

berjumlah 1 mahasiswa dengan persentase 4% ketika mahasiswa

menjawab 15 sampai dengan 21 kutipan nilai jujur sesuai dengan lembar

jawaban yang disediakan oleh peneliti. Disusul dengan kategori cukup

berjumlah 22 mahasiswa dengan persentase 81% ketika mahasiswa

menjawab 8 sampai dengan 14 kutipan sesuai dengan lembar jawaban

yang disediakan oleh peneliti. Sedangkan kategori kurang berjumlah 4


53

mahasiswa dengan persentase 15% nilai ini didapat dari hasil mahasiswa

yang hanya mendapatkan nilai moral 1 sampai 7 kutipan.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Aspek Toleransi

Distribusi Frekuensi Toleransi

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase

A 4 Sangat Baik - -

B 3 Baik - -

C 2 Cukup 6 22%

D 1 Kurang 21 78%

Jumlah 27 100%
Sumber Hasil: Olah Data, 2021

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi toleransi, tidak ada

mahasiswa yang mendapatkan kategori sangat baik, disusul untuk

kategori baik juga tidak ada mahasiswa yang mencapai hasil jawaban 11

sampai 15 kutipan nilai moral toleransi. kategori cukup berjumlah 6

mahasiswa dengan persentase 22% angka ini didapat dari hasil

mahasiswa yang mendapatkan nilai moral 6 sampai dengan 10 kutipan,

sedangkan kategori kurang berjumlah 21 mahasiswa dengan persentase

78% angka ini didapat dari hasil mahasiswa yang mendapatkan nilai moral

1 sampai 5 kutipan pada seluruh bab tersebut.


54

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Aspek Kerja Keras

Distribusi Frekuensi Kerja Keras

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase


Sangat Baik
A 4 - -
Baik
B 3 2 7%
Cukup
C 2 11 41%
Kurang
D 1 14 52%

Jumlah 27 100%
Sumber Hasil: Olah Data, 2021

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi kerja keras, mahasiswa

dikatakan sangat baik ketika mahasiswa mampu menganalisis novel

sesuai dengan lembar jawaban yang disediakan oleh peneliti dengan

maksimal jawaban 19 sampai dengan 24 kutipan. Namun, tidak ada

satupun mahasiswa yang mendapat kategori sangat baik. Disusul dengan

kategori baik berjumlah 2 mahasiswa dengan persentase 7% ketika

mahasiswa menjawab 13 sampai dengan 18 kutipan sesuai dengan

lembar jawaban yang disediakan oleh peneliti. Disusul dengan kategori

cukup berjumlah 11 mahasiswa dengan persentase 41% ketika

mahasiswa menjawab 7 sampai dengan 12 kutipan sesuai dengan

lembar jawaban yang disediakan oleh peneliti. Sedangkan kategori kurang

berjumlah 14 mahasiswa dengan persentase 52% nilai ini didapat dari

hasil mahasiswa yang hanya mendapatkan nilai moral 1 sampai 6 kutipan.


55

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Aspek Rasa Ingin Tahu

Distribusi Frekuensi Rasa ingin Tahu

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase

A 4 Sangat Baik - -

B 3 Baik 1 4%

C 2 Cukup 13 48%

D 1 Kurang 13 48%

Jumlah 27 100%
Sumber Hasil: Olah Data, 2021

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi rasa ingin tahu, mahasiswa

dikatakan sangat baik ketika mahasiswa mampu menganalisis novel

sesuai dengan lembar jawaban yang disediakan oleh peneliti dengan

maksimal jawaban 19 sampai dengan 24 kutipan. Namun, tidak ada

satupun mahasiswa yang mendapat kategori sangat baik. Disusul dengan

kategori baik berjumlah 1 mahasiswa dengan persentase 4% ketika

mahasiswa menjawab 13 sampai dengan 18 kutipan nilai rasa ingin tahu

sesuai dengan lembar jawaban yang disediakan oleh peneliti. Disusul

dengan kategori cukup berjumlah 13 mahasiswa dengan persentase 48%

ketika mahasiswa menjawab 7 sampai dengan 12 kutipan sesuai dengan

lembar jawaban yang disediakan oleh peneliti. Sedangkan kategori kurang

berjumlah 13 mahasiswa dengan persentase 48% nilai ini didapat dari

hasil mahasiswa yang hanya mendapatkan nilai moral 1 sampai 6 kutipan.


56

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Aspek Semangat Kebangsaan

Distribusi Frekuensi Semangat Kebangsaan

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase

A 4 Sangat Baik - -

B 3 Baik - -
C 2 Cukup 14 52%
D 1 Kurang 13 48%

Jumlah 27 100%
Sumber Hasil: Olah Data, 2021

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi kebangsaaan, tidak ada

mahasiswa yang mendapatkan kategori sangat baik dan kategori baik.

Disusul dengan kategori cukup berjumlah 14 mahasiswa dengan

persentase 54% angka ini didapat dari hasil mahasiswa yang mendapat

nilai moral dalam 6 sampai dengan 10 kutipan sesuai dengan lembar

jawaban peneliti, sedangkan kategori kurang berjumlah 13 mahasiswa

dengan persentase 48% yang mendapat nilai moral dalam 1 sampai

dengan 5 kutipan.
57

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Aspek Cinta Tanah Air

Distribusi Frekuensi Cinta Tanah Air

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase

A 4 Sangat Baik - -

B 3 Baik 1 4%

C 2 Cukup 14 52%

D 1 Kurang 12 44%

Jumlah 27 100%
Sumber Hasil: Olah Data, 2021

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi Cinta tanah air, mahasiswa

dikatakan sangat baik ketika mahasiswa mampu menganalisis novel

sesuai dengan lembar jawaban yang disediakan oleh peneliti dengan

maksimal jawaban 19 sampai dengan 24 kutipan. Namun, tidak ada

satupun mahasiswa yang mendapat kategori sangat baik. Disusul dengan

kategori baik berjumlah 1 mahasiswa dengan persentase 4% ketika

mahasiswa mendapat 11 sampai dengan 15 kutipan. Selanjutnya untuk

kategori cukup berjumlah 14 mahasiswa dengan persentase 52% ketika

mahasiswa menjawab 6 sampai dengan 10 kutipan sesuai dengan

lembar jawaban yang disediakan oleh peneliti. Sedangkan kategori kurang

berjumlah 12 mahasiswa dengan persentase 44% nilai ini didapat dari

hasil mahasiswa yang hanya mendapatkan nilai moral 1 sampai 5 kutipan.


58

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Aspek Persahabatan

Distribusi Frekuensi Persahabatan

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase

A 4 Sangat Baik - -

B 3 Baik 5 19%
C 2 Cukup 13 48%
D 1 Kurang 9 33%

Jumlah 27 100%
Sumber Hasil: Olah Data, 2021

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi persahabatan, mahasiswa

yang mendapatkan kategori sangat baik ketika mahasiswa mendapat 16

sampai dengan 20 nilai moral. Akan tetapi tidak ada mahasiswa yang

mendapat kategori sangat baik. Disusul dengan kategori baik berjumlah 5

mahasiswa dengan persentase 19% ketika mahasiswa mendapat 11

sampai dengan 15 kutipan. Selanjutnya untuk kategori cukup berjumlah

13 mahasiswa dengan persentase 48% ketika mahasiswa menjawab 6

sampai dengan 10 kutipan sesuai dengan lembar jawaban yang

disediakan oleh peneliti. Sedangkan kategori kurang berjumlah 9

mahasiswa dengan persentase 33% nilai ini didapat dari hasil mahasiswa

yang hanya mendapatkan nilai moral 1 sampai 5 kutipan.


59

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Aspek Tanggungjawab

Distribusi Frekuensi Tanggungjawab

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase


Sangat Baik
A 4 1 4%
Baik
B 3 4 15%
Cukup
C 2 12 44%
Kurang
D 1 10 37%

Jumlah 27 100%
Sumber Hasil: Olah Data, 2021

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tanggungjawab, mahasiswa

yang mendapatkan kategori sangat baik berjumlah 1 dengan persentase

4% angka ini didapat dari hasil mahasiswa yang mendapat nilai moral 16

sampai dengan 20, disusul kategori baik berjumlah 4 mahasiswa dengan

persentase 15% angka ini didapat dari hasil mahasiswa yang mendapat

11 sampai 15 kutipan, kategori cukup berjumlah 12 mahasiswa dengan

persentase 44% angka ini didapat dari hasil mahasiswa yang mendapat 6

sampai 10 sesuai dengan lembar jawaban yang disediakan oleh peneliti,

sedangkan kategori kurang berjumlah 10 mahasiswa dengan persentase

37% angka dari hasil mahasiwsa yang mendapat nilai moral 1 sampai 5

kutipan sesuai dengan lembar jawaban peneliti.


60

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Tiap Aspek

Nilai Moral Jumlah Skor

Keagamaan 51

Jujur 51

Toleransi 33

Kerja Keras 42

Rasa Ingin Tahu 42

Semangat Kebangsaan 41

Cinta Tanah Air 43

Persahabatan 50

Tanggung Jawab 50

Frekuensi Tiap Aspek


Keagamaan
Jujur
Toleransi
Kerja Keras
Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
Cinta Tanah Air
Persahabatan
Tanggung Jawab

Berdasakan tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai moral keagamaan

sebanyak 51 skor, nilai moral jujur sebanyak 51 skor, nilai moral toleransi

sebanyak 33 , nilai moral kerja keras sebanyak 42, nilai moral rasa ingin
61

tahu sebanyak 42, nilai moral semangat kebangsaan 41, nilai moral cinta

tanah air 43, nilai moral persahabatan sebanyak 50 dan nilai moral

tanggung jawab sebanyak 50 skor.

Untuk mengetahui persentase jumlah mahasiswa yang mampu dan

tidak mampu, selanjutnya peneliti menganalisis perolehan rata-rata

mahasiswa untuk dijadikan hasil penelitian, maka didapatlah hasil nilai

rata-rata sebagai berikut :

Tabel 4.14 : Rata-Rata Kemampuan Permahasiswa Pendidikan


Bahasa Indonesia Semester VI Kelas B dalam
Menganalisis Nilai Moral Novel

Nama
No. Nilai Rata-rata Kategori
Mahasiswa
1 MR 1,44 D

2 NS 1,56 D
3 PM 1,56 D
4 MA 1,67 D
5 DP 1,33 D
6 WH 1,67 D
7 AJ 1,56 D
8 AG 1,56 D
9 RH 1,44 D
10 SM 1,56 D
11 HS 1,67 D
12 NP 2,22 C
13 DS 1,78 D
14 SY 1,44 D
15 BK 1,56 D
16 NI 1,44 D
62

17 KW 1,67 D
18 HJ 1,78 D
19 ND 2,67 C
20 NT 1,67 D
21 AA 1,67 D
22 KM 1,89 D
23 TL 1,44 D
24 MU 1,44 D
25 FB 1,67 D
26 NQ 1,56 D
27 SN 1,89 D

Jumlah 44,81

Maka nilai rata-rata dari keseluruhan mahasiswa ialah


1,66
Keterangan :
Jumlah skor penilaian 44 ,81
Jumlah seluruh mahasiswa =1,66
27
Sumber Hasil: Olah Data, 2021

Berdasarkan tabel aspek penilaian maka nilai rata-rata mahasiswa

pendidikan bahasa indonesia semester VI dari seluruh aspek nilai moral

adalah 1,66. Analisis selanjutnya peneiti melakukan klasifikasi

kemampuan mahasiswa menganalisis nilai moral pada novel untuk

mendapatkan hasil persentase mahasiswa yang mampu dan tidak

mampu.
63

Tabel 4.15 : Klasifikasi Kemampuan Menganalisis Nilai Moral Pada


Novel Rainbow After The Rain Semester IV Pendidikan
Bahasa Indonesia

Predikat Nilai Kategori Frekuensi Persentase

A 3,60–4,00 Sangat Mampu 0 0

B 3,00 – 3,59 Mampu 0 0

C 2,00 – 2,99 Cukup 2 7%

D 1,00 – 1,99 Kurang 25 93%

Jumlah 27 100%
Keterangan

Jumlah Bagian
Persentase ¿ x 100
Jumlah Keseluruhan

Sumber hasil: Olah data, 2021

Klasifikasi Kemampuan Menganalisis Mahasiswa


27.5

22.5

17.5

12.5

7.5

2.5
Sangat Mampu Mampu Cukup Kurang
Frekuensi 0 0 2 25
Persentase 0 0 0.07 0.93
64

Berdasarkan tabel 4.15 Klasifikasi Kemampuan Menganalisis Nilai

Moral Pada Novel Rainbow After The Rain Semester IV Pendidikan

Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa tidak ada satupun mahasiswa

yang mendapat kategori sangat mampu dan mampu. Yang mendapat

kategori cukup sebanyak 2 mahasiswa dengan persentase 7% dan yang

mendapat kategori kurang berjumlah 25 mahasiswa dengan persentase

93%. Jumlah keseleruhan mahasiswa yang menganalisis adalah 27

dengan persentase 100%.

Setelah melakukan analisis data persentase kemampuan

mahasiswa, maka peneliti menyimpulkan bahwa masih banyak

mahasiswa penddikan bahasa indonesia semester VI kelas B yang tidak

mampu menganalisis novel Rainbow After The Rain.

Selanjutnya peneliti menganalisis hasil olah data persentase untuk

mengetahuhi ketuntasan belajar mahasiswa, menggunakan Interval nilai

berdasarkan KBM yaitu lebih dari 3 termasuk kategori mampu dan kurang

dari 3 adalah kategori tidak mampu.

Tabel 4.16 : Ketuntasan Belajar Mahasiswa

Interval Nilai
Frekuensi Persentase Kategori
Berdasarkan KBM

3 ≥ Nilai ≥ 4 - - Mampu
0 ≤ Nilai ≤ 3 27 100% Tidak Mampu
Sumber hasil : Olah data, 2021)
65

Mahasiswa
27.5

22.5

17.5

12.5
Axis Title
7.5

2.5
Mampu Tidak Mampu
Mahasiswa 0 27
Frekuensi 0 1

Berdasarkan tabel 4.16 Ketuntasan Belajar Mahasiswa maka

peneliti mendapatkan hasil bahwa tidak ada mahasiswa yang

mendapatkan kategori mampu dan yang tidak mampu berjumlah 27

mahasiswa.

Berdasarkan kategori persentase ketuntasan belajar mahasiswa

dalam menganalisis novel maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa

pendidikan bahasa indonesia semester VI kelas B tidak mampu

menganalisis novel tersebut.

B. Pembahasan

Penelitiaan ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian

yang menjelaskan angka-angka kedalam bentuk deskripsi atau paragraf.

Kemampuan mahasiswa menganalisis nilai moral Novel Ranbow After

The Rain. Hasil analisis data menunjukkan bahwa mahasiswa tidak

mampu menganalisis novel tersebut.


66

Dari jumlah keseluruhan mahasiswa sebanyak 27 mahasiswa tidak

ada satupun mahasiswa yang mampu menganalisis nilai moral novel

Rainbow After The Rain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa

pendidikan bahasa indonesia semester VI Kelas B Universitas Al

Asyariah Mandar belum mampu menganalisis nilai moral pada novel

Rainbow After The Rain.

Seperti yang dijelaskan pada BAB II bahwa Kemampuan analisis

merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan

membedakan komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat,

asumsi, hipotesis atau kesimpulan dan memeriksa setiap komponen

tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi, sehingga dalam hal ini

peneliti berpendapat bahwa ketidakmampuan mahasiswa dalam

menganalisis novel ini disebabkan oleh mahasiswa itu sendiri yang masih

sangat kurang bacaan dan minat tehadap karya sastra yakni pada novel.

Seperti penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Teuku Mahmud

(2018) menunjukkan kemampaun mahasiswa dalam menganalisis niai

reigius pada novel. Persamaan dari peneitian ini adaah sama-sama

meniliti kemampuan menganalisis mahasiswa, perbedaannya adalah

penelitian sebelumnya hanya mengenai kemampuan Mahasiswa PBSID

Semester I STKIP BBG Tahun Ajaran 2017-2018 dalam menganalisis

nilai-nilai religius pada novel “Pudarnya Pesona Cleopatra” karya

Habiburrahman El Shirazy, sedangkan dalam penelitian ini yang dianalisis

adalah nilai moral pada novel “Rainbow After The Rain”. Hal mendasar
67

yang menjadi perbedaan dalam penelitian sebelumnya dan penelitian ini

adalah bahwa kemampuan mahasiswa pada penelitian sebelumnya

menunjukkan dengan baik karena 70% siswa mendapat nilai di atas 6

(enam), sedangkan penelitian ini memberi simpulan bahwa mahasiswa

pendidikan bahasa indonesia semester VI tidak mampu menganalisis nilai

moral. Sehingga ini menjadi dasar untuk lebih mengembangkan

kemampuan mahasisa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Al

Asyariah Mandar dalam menganalisis nilai moral.

Penelitian ini adalah penelitian kemampuan menganalisis nilai

moral dalam novel. Novel Rainbow After The Rain karya Angelique

Puspadewi memiliki sembilan aspek nilai moral, tetapi kemampuan

mahasiswa dalam menganalisis masih kurang mampu menentukan nilai

moral pada novel tersebut. Kendatipun kemampuan mahasiswa dalam

menganalisis nilai moral novel Rainbow After The Rain masih kurang

mampu, tetapi nilai moral yang telah menjadi hasil dari penelitian ini tetap

menjadi pedoman mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.

Kemampuan mahasiswa menganalisis nilai moral juga dipengaruhi

oleh minat belajar mahasiswa yang kurang, terkhusus minat dalam

membaca novel dan menganalisisnya. Nilai moral dalam novel dapat

menjadi acuan untuk terus memperbaiki diri, meniru dan

mengembangkannya menjadi perilaku sesuai dengan moral yang ada

dalam novel.
BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang berjudul

kemampuan mahasiswa dalam menganalisis nilai moral novel rainbow

after the rain. Berdasarkan pengelolaan data maka dapat ditarik

disimpulkan bahwa terdapat 9 komponen nilai moral yang diantaranya (1)

Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Kerja Keras, (5) Rasa Ingin Tahu, (6)

Semangat Kebangsaan, (7) Cinta Tanah Air, (8) Persahabatan dan (9)

Tanggungjawab. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 27

mahasiswa tidak ada satupun mahasiswa yang mampu menganalisis nilai

moral novel tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa

pendidikan bahasa indonesia semester VI Universitas Al Asyariah

Mandar belum mampu menganalisis nilai moral pada novel Rainbow After

The Rain Karya Angelique Puspadewi.

B.Saran

Setelah membahas hasil penelitian tersebut, penulis dapat

memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Dosen

Dalam hal ini hasil penelitian dapat menjadi informasi dan bahan

pertimbangan untuk memberi tuntunan yang sesuai dengan kemampuan

mahasiswa agar mahasiswa tidak mengalami kecemasan sesaat dengan

68
69

derajat yang termasuk tinggi. Hasil penelitian juga dapat menjadi

masukan mengenai hal-hal yang dapat memotivasi mahasiswa

menyelesaikan skripsi.

2. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan mengenai aspek-

aspek nilai moral dalam novel khuhsusnya novel Rainbow After The Rain,

juga dapat sebagai bahan acuan menjalani kehidupan ini dengan

pendidikan moral yang tinggi.

Selain itu juga perlu adanya penelitian yang lebih tinggi mengenai

aspek nilai moral dalam novel, sehingga menjadi sumbangan terhadap

disiplin ilmu kesastraan dan kebahasaan.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsi terhadap

perkembangan pendidikan dan ilmu kebahasaan. Kendatipun dalam

penelitian ini masih banyak kekurangan, maka sangat dibutuhkan

penelitian selanjutnya untuk mengembangkan disiplin ilmu kesusastraan

dan bagaimana menentukan nilai moral dalam sebuah novel.


LAMPIRAN
Lampiran 1 :

Sinopsis Novel

Novel Rainbow After The Rain diawali Adegan diawali dengan

setting Denpasar di tahun 2002, kala tragedi bom Bali terjadi. Arabel dan

keluarga, beserta tante dan sepupunya yang sedang berlibur mendadak

diliputi kecemasan dan kekalutan yang luar biasa. Papa Arabel, Alberto,

berada di Paddy’s Pub, Legian ketika bom meledak. Jasad Alberto tak

ditemukan dan keluarga lantas memilih merelakan, menganggap Alberto

telah tiada dalam tragedi tersebut. Kecuali Arabel, sang putri sulung

sekaligus putri kesayangan Alberto, yang memilih menyimpan dendam

pada para pelaku bom, termasuk malu mengakui diri sebagai muslim yang

notabene memiliki keyakinan yang sama dengan para teroris.

Kisah kemudian bergulir ke tahun 2015, di Moskow, Rusia. Reno

sepupu Arabel yang baru menikah dengan istrinya, Sarah, datang

berkunjung sekaligus hendak berbulan madu di Rusia. Sarah adalah

perempuan muda berjilbab yang hangat. Reno juga mengajak serta

seorang sahabat. Pria berdarah melayu yang memiliki nama khas Rusia,

Dimitri. Pria muda tampan ini langsung menyedot perhatian Arabel. Arabel

kemudian menyadari fakta bahwa Dimitri seorang yang religius, bahkan

menolak bersentuhan tangan dengan nonmahram, sesuatu yang

membuat Arabel risi dan enggan. Arabel sendiri selama ini bahkan berniat

berpindah keyakinan dengan mencari pria calon pendamping nonmuslim.

Sayangnya, sang mama terang-terangan menentang dan selalu


menemukan alasan untuk membatalkan keinginan Arabel. Bahkan

mamanya memilih menetap di Moskow—alih-alih menemani si bungsu

Adriana di Paris—salah satu alasannya demi menjaga Arabel. Tak henti

sang mama mendoakan agar Arabel mendapat hidayah. Bahwa

kebencian Arabel pada agamanya tak berdasar, apa lagi jika itu

disebabkan oleh tragedi bom di masa lalu.

Interaksi dengan Reno, Sarah, dan Dimitri selama beberapa waktu,

meskipun cukup singkat, ternyata mampu membuka sedikit hati Arabel

atas kebenaran. Arabel juga mulai tergerak kembali dengan aktivitas

ibadah ataupun mempelajari kembali Islam. Hingga suatu hari, Arabel

yang seorang penulis diminta Misja sang editor untuk menulis kisah

terbaru yang mengangkat topik terorisme. Misja yang mengetahui kisah

Arabel menganggap Arabel yang paling pantas menulis topik ini

ketimbang penulis lain yang dikenalnya. Walaupun sempat menolak dan

pesimis atas kemampuannya menulis topik yang traumatis itu, akhirnya

Arabel menerima tantangan Misja. Tak lama setelah Reno, Sarah, dan

Dimitri kembali ke Indonesia, Arabel dan mamanya menyusul terbang ke

Jakarta demi riset menulis buku sekaligus mengunjungi Tante Sisi, mama

dari Reno.

Rupanya takdir membuat Arabel lantas menginjakkan kaki juga di

Bali. Melawan traumanya, Arabel diajak oleh Dimitri menelusuri kembali

jejak tragedi beserta monumen peringatannya. Tak dinyana, di Bali pula

Dimitri yang semenjak Arabel tiba di Jakarta telah mengungkap sisi lain
kehidupan yang cukup mengejutkan, kembali membongkar rahasia besar

hidupnya. Kali ini, Arabel yang mulai merasakan cinta pada Dimitri sangat

syok dan merasa dunianya dijungkirbalikkan. Dia harus memilih antara

berdamai dengan takdir ataukah kembali mendendam.

Novel Rainbow After The Rain karya Angelique Puspadewi

merupakan novel remaja yang tidak hanya berkisah cerita cinta tetapi di

dalamnya terkandung nilai-nilai agama dan nilai moral yang dimana

makna dan tujuannya dijabarkan dari berbagai sisi. Novel ini pembangun

jiwa yang tidak memaksakan mengambil porsi lebih besar untuk

pembahasan seputar agama. Di samping itu, segi cerita juga sangat

menarik. Menjadikan tragedi Paddy’s sebagai titik keberangkatan cerita

membuat novel ini berbeda. Yang dimana, ada pembahasan mengenai

teroris yang banyak disalah artikan masyarakat luas. Novel ini juga

diperkuat dengan mengahadirkan kutipan-kutipan Al-Quran serta

membahas tentang bagaimana mengatasi trauma dan kekuatan ikhlas

dalam mendatangkan kebahagiaan.


Lampiran 2 :

Sampul Novel
Lampiran 3. RPS Prosa Fiksi

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERITAS AL ASYARIAH MANDAR
MATA KULIAH KODE Rumpun MK BOBOT SEMESTER Direvisi
(sks)
Pengajaran Prosa Fiksi dan Drama Mata Kuliah Bidang Keahlian 3 SKS VI 5 MARET 2020
Indonensia
OTORISASI Pengemban RPS Koordinator RMK Ka. Prodi

Wahyuddn, S.Pd, M.Hum.


NIDN: 0931129003
Capaian Program Studi
Pembelajaran 1. Menguasai konsep dasar ilmu sastra
(CP)
2. memiliki kemampuan untuk menghubungkan sastra dengan disiplin ilmu lain

3. memiliki etika dan tanggungjawab keilmuan


CP Mata Kuliah
sejarah semantik, hubungan semantik dengan disiplin ilmu lain, aidah makna sebagai dasar pembentukan
kemahirwacanaan, serta melakukan kajian mengenai pengetahuan, jenis, perubahan, dan relasi antarmakna..
Diskripsi Singkat Mata kuliah ini bertujuan memberikan kompetensi kepada mahasiswa untuk memahami strategi pengajaran sastra dan mengajarkan sastra
MK Indonesia di sekolah. Bahan perkuliahan meliputi hakikat pengajaran bersastra, sastra di dalam pendidikan, unsur-unsur keilmuan di dalam
pengajaran bersastra, pendekatan di dalam pengajaran sastra, strategi di dalam pengajaran sastra, pengajaran sastra di dalam buku pelajaran,
pengajaran puisi, pengajaran prosa fiksi, dan pengajaran drama.
Pustaka Utama :
Referensi :

1. Johnson, E.B. (2006). Contextual Teaching & Learning. (Penerjemah Ibnu Setiawan). Bandung: MLC.
2. Gani, R. (1981). Pengajaran Sastra: Respons dan Analisis. Jakarta: P3G Depdikbud.
3. Joyce, B. dan M. Weil. (1982). Models of Teaching. New Jersey: Prentice/Hall International Inc.
4. Moody, H.L.B. (1971). The Teaching of Literature with Special Reference to Developing Countries.
London: Longman.
5. Waluyo, H.J. (2001). Drama: Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita.
Wardani, I.G.A.K. (1981). Pengajaran Apresiasi Prosa. Jakarta: P3G Depdikbud
1. Ch

Pendukung :

Media Software Hardware :


Pembelajaran Internet Media Cetak (Koran, Majalah dan buku cetak) LCD,
WHITEBOARD, SPIDOL, LAPTOP
Team Teaching Wahyuddin, S. Pd., M. Hum.
Diskusi, Paper, tugas, presentasi dan Praktek (Project)
Matakuliah -
Syarat
CP-K Materi Metode / Strategi Assessment
MINGGU
(Sesuai tahapan Pembelajaran Pembelajaran
Ke- Indikator Bentuk Bobot
belajar) [Pustaka] [ Estimasi Waktu]
I, II Mahasiswa mampu 1. Konsep Kognitif: - Mahasiswa mampu - Tanya
- memahami pembelajara menjelaskan konsep jawab 15%
konsep dan n sastra. Concept Map pembelajaran sastra. secara
tujuan 2. Tujuan - Mahasiswa mampu
Planted Question lisan
pembelajaran pembelajaran
sastra. - menjelaskan tujuan pembelajaran
- Tugas
sastra. - Kelengka
TM: 1250’ sastra.
- Mahasiswa pan dan
mampu
PT: 1260’
BM: 2260’ kebenar
memahami
dimensidimensi an
pembelajaran penjelas
sastra. an
III Mahasiswa Perencanaan Kognitif Mahasiswa mampu menjelaskan - Kelengk 5%
mampu pembelajaran Psikomotorik perencanaan pembelajaran sastra. apan dan
memahami sastra kebenar
perencanaan Inquiry an
pembelajaran
Problem Posing penjelas
sastra
an
TM: 1250’
PT: 1260’
BM: 2260’
IV danV Mahasiswa mampu Project Mahasiswa mampu menjelaskan Project 5%
memahami landasan Landasan dan landasan dan prosedur (Analisis
dan prosedur prosedur TM: 1350’ pengembangan silabus Skripsi)
pengembangan silabus pengembangan pembelajaran sastra
PT: 1350’
pembelajaran sastra silabus
pembelajaran BM: 1350’
sastra.
VI dan VI Mahasiswa mampu Landasan dan Talking Stick Mahasiswa mampu memahami Ketepatan 10%
menyusun strategi dan prosedur Practice Rehearsal strategi dan metode pembelajaran analisis dan
metode pembelajaran pengembangan Pairs sastra: a. strategi ekspositorik kerapian
sastra. rencana b. strategi inkuiri
pelaksanaan
sajian
c. strategi berbasis masalah
pembelajaran TM: 1350’ d. strategi pengembangan (Inquiri)
(RPP) bahasa BM: 1350’ berpikir Presentasi
dan sastra e. strategi kooperatif tgs
Indonesia 1. f. strategi kontekstual
VIII UTS (Ujian Tengah Semester)
IX - Mahasiswa mampu Pengembangan Mahasiswa mampu memahami Inkuiri 7,5%
mengembangkan model Concept Sentences pengembangan model Presentasi
model pembelajaran pembelajaran pembelajaran sastra tugas
sastra sastra.
TM: 1350’
BM: 1350’
X dan XI Mahasiswa mampu 1. Pengidentif Project Mahasiswa mampu memahami Presentasi, 10%
mengembangkan i kasian presentasi pengembangkan diskusi
pembelajaran sastra di kompetensi TM: 1350’ - pembelajaran sastra di dalam buku
dalam buku teks bersastra di teks pelajaran
pelajaran. dalam buku BM: 1350’
teks
pelajaran.
2. Penulisan
kompetensi
bersastra di
dalam buku teks
pelajaran
XII, XIII - Mahasiswa mampu Pengembangan Project Pengembangan pengaharan puisi Presentasi, 10%
mengembangkan pengaharan diskusi
pengajaran puisi. puisi TM: 1350’
BM: 1350’
XIV, XV - Mahasiswa mampu Pengembangan Project Pengembangan pengaharan prosa. Presentasi, 10%
mengembangkan pengaharan TM: 1350’ diskusi
pengajaran puisi. prosa BM: 1350’
XVI UAS (Ujian Akhir Semester)

Kehadiran dri 85% diambil 20% dalam penilaian (termasuk keaktifan peserta didik), Tugas- tugas 30%, Kuis & UTS 20% , UAS
30% (berdasar kesepakatan kontrak kuliah)
Catatan :
1 sks = (60’ TM + 60’ PT + 60’ BM = Belajar Mandiri T = Teori (aspek ilmu pengetahuan)
BM)/Minggu
PT = Penugasan Terstruktur. TM = Tatap Muka (Kuliah) PS = Praktikum Simulasi (160 menit /minggu)
PL = Praktikum Laboratorium (160 P = Praktek (aspek ketrampilan kerja)
menit/minggu)

Aspek Penilaian Presentase

35 %
Ujian Akhir Semester

30 %
Ujian Tengah Semester

20 %
Tugas, Keaktifan, Quiz, sikap,

10 %
Presentasi

5%
Kehadiran

Total 100 %

Rubrik Deskriptif untuk Penilaia Presentasi Tugas:


Demensi Bobot Nilai Komentar (Catatan) Nilai Total
Penguasaan Materi 30 %
Ketepatan menyelesaikan masalah 30 %
Kemampuan Komunikasi 20 %
Kemampuan Menghadapi Pertanyaan 10 %
Kelengkapan Alat peraga dalam
10 %
presentasi
NILAI AKHIR 100 %

Proses dan Hasil Pembelajaran :


Aspek – aspek yang dinilai :
1. Tugas Terstruktur (TS) dengan bobot 2.
2. Tugas Mandiri (TM) dengan bobot 2.
3. Ujian Tengah Semester (MS) dengan bobot 3.
4. Ujian Akhir Semester (AS) dengan bobot 3.
Dengan hasi akhir mengikuti rumus :
NA = ((2*TS) + (2*TM) + (3*MS) + (3*AS)) / 10
Dengan klasifikasi sebagai berikut :
Nilai A : 3,60 – 4,00
Nilai B : 3,00 – 3,59
Nilai C : 2,00 – 2,99
Nilai D : 1,00 – 1,99
Nilai E : 0,00 – 0,99
Lampiran 4. Kartu Data Nilai Moral
N Halama Ba
Nilai Moral Kutipan
o n b
1 Keagamaan “Arabel bukannya tak tahu perihal 1
shalat sunnah yang dilakukan
stelah matahari terbit hingga
sebelum dhuhur itu, hanya saja ini 7
Rusia bukan Arab Saudi.”

“Bagaimana jika ke Historical


Mosque? Aku ingin shalat duha di
sana , “ usul Dimitri. Arabel batuk-
batuk tersedak air liur yang 7
mendadak melewati
tongkrongan dan salah jalan ke
saluran napas.”
“Aku menolakmu sebab kau minta
jadi pacar. Aku tidak boleh
pacaran,” sela Sarah dengan mata 9
membulat.”
“Oh, aku ingin shalat duha ,” jawab
dimitri disertai senyum hangat
yang menyengat arabel. Ya ampun
nggak salah? Niat banget sih! 10
Arabel mendengus ngeri.”

“Doa yang Mom panjatkan sejak


belasan tahun silam belum dijabah 12
Allah”

“Tadi aku menyentuh bahumu


khawatir kamu jatuh. Dan
13
melepasnya karena kita bukan
mahram.”
“Setelah akan kita shalat 16
berjamaah,” ujar Reno setelah
menumpukkan sendok di atas
garpu.”
“Shalat adalah waktu paling
romantis antara kita dengan Allah.”
36

“Meski dalam hati ia berdoa,


semoga Alah membuka pintu hati 37
Arabel.”
“Jika dia mengaku Islam, maka dia
akan mencintai kedamaian.” 39

“Tetapi yang kuyakini, jika seorang 2


tidak membaca Al-Qur’an dan
hadist secara keseluruhan, maka
mereka akan membuat opini atau
persepsi yang salah pada 39
keyakinan mereka sendiri.”

“Mengabulkan doa bagi siapa yang


sungguh-sungguh meminta adalah
janji Allah yang tertera dalam Kitab 40
Suci.”

“Sambil menunggu, Mom ikut Reno


shalat berjamaah.” 43

“Menantang pria itu mengkhatam


Al-Qur’an jika serius ingin 46
menikahiku.” 3
“Kamu salah arabel. Kami hanya
menganggap, selama ada Allah
masalah sebesar apapun akan 52
terasa kecil.”

“Arabel mulai bertanya kepada


pada hatinya sendiri, benarkah 63
Tuhan itu Da ?”
“Lalu menarik penopang Al-Qur’an
dan kembali menunjuk setiap huruf
dengan batang kayu tipis seraya
melafalkan lembut guna diikuti 64
Arabel.”

“aku ingin tuhan yang lain”


66

“kalau begitu aku lebih baik tidak


66
beragama”
“jika tidak ingat norma dan batasan
yang dibuat dimitri, arabel pasti 4
71
sudah memeluk pria itu.”
“Tanpa sadar bibirnya melafal
surah Al-Fatihah patah-patah.
Ternyata dia masih ingat cara
membaca huruf Hijaiyah meski 74
terbata-bata.”

“spontan tangannya menutup 75


mushaf dan mendekap ke dada”

““Aradei terduduk di atas selimut 82


5
menangis”
“tugas mom saat ini lebih ke 91
mengingatkan”
6
“perasaan hangat menyelimuti 93
dada”
“Jangan memercayai apalagi 118
mengandalkan ramalan cuaca atau
ramalan lain yang secara tidak
sengaja mendekati kemusyrikan.”

Betapa tuhan adil menciptakan 113


makhluk hidup dengan berbagai 7
perbedaan.
“Itupun tidak sepenuhnya benar,
hanya Allah yang tahu batas waktu
seseorang. Baiknya dengan
dugaan atau kesimpulan seperti
itu, si pasien pasti mendekatkan 118
diri kepada Allah, sehingga
dipanggil nanti, Insya Allah husnul 8
Khatimah.”

“Apapun yang Allah takdirkan 124


untukku harus kusyukuri.”

“Setiap takdir Allah baik. Ada 127


petikan salah satu ayat suci yang
artinya, boleh jadi kamu tidak
menyukai sesuatu, padahal itu
buruk bagimu.”
“Shalat istikarah, Ara. Jika baik, 127
Allah akan meyakinkam hatimu
untuk menerima tawaran dimitri.”
9

“Shalat dua rakaat yang kita


lakukan bila bimbang antara dua
pilihan. Insya Allah, Allah akan
memberi pertanda berupa 127
kejadian, mimpi atau keyakinan
hati yang tidak kita miliki
sebelumnya.”
“Istigfar Arabel. Insya Allah kamu
akan lebih tenang, bisik dimitri 135
lembut.”
“Mohon agar Allah membantu 135
menguatkan hatimu. Berdoa
diperjalanan mustajab, terus terang
dimitri.” 10

“Bibirnya terus melafal zikir laa 136


haula wala quwata illa billah yang
artinya tidak ada daya upaya selain
dari Allah Swt.”
“Arabel kembali bersyukur Tuhaan 141
mengirim dimitri untuknya.”

“Maafkan aku. Karena aku semua 149


ini terjadi.” 11
“Suatu kebetulan yang dipahami 150
dimitri, skenario Tuhan.”

“Istigfar, Bi. Ini takdir Allah.” 156

“Yang berbeda, bibir Mom 158


mengumandangkan tahmid berkali
kali, mengucap syukur atas
kebaikan Allah yang mengizinkan
suaminya lolos dari petaka
Paddy’s.”

“Rencanaa Allah begitu indah. 159 12


Allah menjawab doa kita.”

“Ketika bersedih, kadar imanku 165


menurun. Ingatkan aku agar terus
istikamah.”
“Arabel memejam lalu beristigfar. 167
Mohon ampun atas tindakannya
beberapa saat lalu."

“Tidak ada penilaian manusia. 177


Murni Allah yang
memberi langsung ganjarannya.”
“Sebelum tidur arable berdoa 179
semoga suatu saat Allah membuka 13
pintu hatinya agar dapat seperti
sarah mengenakan kerudung.”
Ah, ya. Ketiga sepupu yang waktu 184
itu datang? Bagaimana kabar
mereka? 14

”Meski ketinggalan shalat jemaah 198


isya dan tidak shalat sunah bakda
15
isya namun arabel tidak
meninggalkan tarawih.”
“Yusuf Alberto menengadah 203
memuji kebesaran Tuhan yang
telah membuat skenario seindah
ini. benar yang termaktub dalam
ayat suci bahwa shalat dan sabar
adalah penolong dalam setiap
masalah.”

16
“Cukup lama dia bersujud 204
mengungkap syukur tiada tara atas
hidayah yang Allah perkenankan
untuknya. Tahmid, tahlil dan takbir
dia lafalkan setulus hati.”

“Pria itu mengajak arabel sujud 212


syukur atas nikmat yang telah
Allah berikan kepada mereka.”
17
Usai berganti pakaian dan 214
berwudhu, mereka shalat isya
berjamaah.
2 Jujur “Sepupunya tidak berdusta. Dia
benar-benar menikahi perempuan 5
berhijab.”
“Istrimu cantik sekali, Reno.
Syukurlah, doa mom dan sila
terkabul. Pendamping yang cantik 1
fisik dan hatinya. “Kata mom
sembari membelai kerudung sarah. 8
Pipi Sarah bersemu”
“Arabel yang tertangkap basah
lekas berdehem, menggaruk
kepalanya yang tidak gatal. “Kau 13
cantik dengan rambut terurai
begitu,” pujinya jujur.
“Aku suka suasana kelabu seperti
ini. Romantis,” sela Reno yang
muncul dari belakang dan 26
merangkul Sarah.”

Subhanallah, megahnya,” ucap


Sarah setelah mereka tiba di arena
Res Square yang dikelilingi 26
bangunan-bangunan tinggi berbata
merah.”
“Arabel menelan ludah melihat
wajah pria itu tampak semakin
menarik dengan ekspresi 27 2
seriusnya.”

“Benar bahwa masa lalu


menentukaan perilaku masa
depan, tetapi salah jika untuk 29
membawa kebburukan masa
depan.”
“Aku masih Muslim tetapi tidaak
menjalankan shalat dan ritual
34
lainnya.” Saat mengatakannya bibir
arabel bergetar. Antara ingin
menahan dan mengeluarkan.
“Aku bisa gendut jika tinggal disini,”
cetus Reno ringan.
45

“Ya, Tuhan. Sarah, kamu betul- 3


betul beruntung.” Arabel memekik
seraya meremas baahu sarah
47
dengan wajah merah.”

Benarkah tuhan tidak ada


63 4
dihatimu?
“sarah manggut manggut tidak
87 5
tampak kecewa”
“Arabel menggeleng kuat.”
Terimakasih telah sabar
mendoakanku.” Mendengar 92
ucapan arabel, tangis Mom kian
pecah.” 6
“Aku janji akan membuat cerita
bagus untuk pembaca.” Tukas 95
arabel tak kalah keras kepala”
“Tantenya tidak berdusta, arabel
takjub melihat perubahan
wajahnya yang cerah berkilau 106
hanya dalam beberapa jam.”

“Ponselku hilang satu minggu yang


lalu.”Dimitri kembali memperjelas.” 7
Dan kebetulan satu minggu ini
jadwalku sangat padat sehingga
aku lupa dengan kedatanganmu. 117
Aku minta maaf.”

“Karena perempuan suka hal-hal


romantis seperti itu. Padahal 121
sebenarnya hanya kesia-siaan.”
“Boleh-boleh saja asal tidak 8
memercayai bahwa gembok itu
dapat mengabadikan cinta mereka.
Jika meyakini mereka akan 122
kecewa karena gembok itu hanya
benda mati yang tidak dapat
melakukan apa-apa.”
“Meski belum lama mengenalmu,
tetapi aku bisa melihat bahwa
kamu adalah perempuan kuat.
Kamu mudah membuka hati pada
126
hal-hal yang kamu anggap benar.” 9
“Aku lebih dulu menyukai anak itu
sebelum kamu.” Mom tersenyum
lembut. 133

10

Maafkan aku Arabel”... ujar Dimitri


setelah berhasil menguasai diri 146
Ini kenyataan yang harus kita 11
hadapi bersama. 149

“Kuakui aku dan Randi egois. Kami


hanya memfokuskan diri pada 161 12
penyembuhan diri kami sendiri.”
Murni allah yang langsung
memberi ganjarannya. 177 13

Sudah tidak ada keinginan untuk


186 14
pindah keyakinan
Arabel mengatur nafas serta
konsetrasi penuh ketika ayat suci 148 15
dibaca imam.
“Karena dalam islam tidak ada
tradisi pacaran, aku langsung
melamar melalui walimu. Papa.
16
Bila kamu menolak tidak apa, yang
penting aku sudah jujur padamu
dan keluargamu.”
Usai berganti pakaian dan
berwudhu, mereka shalat isya 214 17
berjamaah.
3 Toleransi Reno maupun sarah tidak
8 1
mendebat
“Benar bahwa masa lalu
menentukan perilaku masa depan,
tetapi salah jika untuk membawa
keburukan masa depan. Sebagai
manusia yang diberikan
kecerdasan emosional, harus 29 2
dapat menerima masa lalu dan
berdamai dengannya.”
“Tinggal cukup lama di Rusia,
arabel menghargai hak seseorang
untuk menjelaskan atau tidak
menjelaskan tentang dirinya.” 32

Arabel mengusulkan agar mereka


makan malam di apartemen lalu
kembali melihat saint basil di 43 3
malam hari sebelum kembali ke
hotel.
“padahal tingal di Negara barat
sejak kecil memberinya 63
keleluasaan memilih keyakinan”
“khawatir isakannya terdengar
Dimitri”
65

4
“mom memilih wudhu di watafel
66
dekat pantry”
“berjingkat mom ke luar
meninggalkan arabel yang masih 67
terlelap”
“yang lebih tua mengambil lebih
dulu”
70

Sebab tidak ada satu agama pun


yang mengajarkan kekerasan. 79 5

Mom sekuat tenaga menahan agar


tangisnya tdak semakin pecah. 92 6

”Mengunjungi negara dua musim,


tidak melulu dingin seperti di italia 103 7
dan Rusia”.
Boleh boleh saja asal tidak
memercayai bahwa gembok it 122 8
dapat mengabadikan cinta mereka.
Jika beliau mengizinkan, baru aku
130 9
jemput jam enam pagi.
Baklah kita ke monumen ground 137 10
Zero, putus dimitri dengan
perasaan berkecambuk.
Arabel berbaik sangka, mungkin
141 11
dimitri masih lelah.
Baiklah. Kita adili mereka sebelum
pengadilan mengadilinya. 158 12
“Bahkan seorang nasrani taat
seperti Misja, arabel berhasil 175 13
mengubah persepsi.”
Meski harapan menjadi kekasih
dimitri pupus, setidaknya mereka 188 14
masih bersaudara.
“Salah satu kru mendekati Dimitri
mengangsurkan nasi biryani yang
beberapa jam mereka dapatkan 201 15
dari kenalan salah satu kru asal
india.”
takbir takbir sebelumnya, meski
mom menyetel DVD cukup keras di
204 16
apartemen mereka, arabel tak
tergugah sedikit pun.
Dia berjanji pada dirinya sendiri
akan menjadi imam terbaik untuk 211 17
wanita pilihannya ini.
4 Kerja Keras Begitu masuk mobil, arabel
langsung membuka panel kaca di
dek atas kemudi. Kemudian
memakai lipgloss dan merapikan 6 1
rambut. Meski masih kesal, arabel
tetap berniat menarik perhatian
Dimitri.
“Kelopak matanya memanas
namun arabel berusaha sekuatnya
37 2
agar tidak ada air mata yang lolos
dari sudut matanya”.
“Rupanya sepanjang dua tahun itu
dia mendekati mas erga dan
belajar membaca Al-Quran. 47 3
Setelah bisa baru dia mendekati
ayah.”

“sebab di usia lima tahun arabel 64 4


sudah lancar membaca mushaf Al
Quran.
“sabar misja. Aku belum
menyerah. Hanya menangguhkan, 71
sanggah arabel “
“terimakasih sudah mau membuka
75
hati sayang”
“Gagal memejam, arabel bangkit
dari atas kasur menuju meja
kerja.kembali menyalakan laptop 81
dan mulai mengetik kerangka
tulisan”.
“Pikiran yang masih jernih pasca
cuci muka dan tidur cukup
5
membuat jemari Arabel
berselancar cepat di atas tuts
kibor. Tidak terasa dia telah 85
mengetik hingga sepuluh halaman.

“Memungkikan kemungkinan
ripalnya yang berbuat demian” 100 6

Bagaimanapun tujuan utamanya


datang ke indonesia untuk 111 7
kepentingan novel.
“Dia sibuk mencari karet pengikat
di dalam tasnya. Setelah
menemukan, dia mengikat 123 8
rambutnya dan menghembus
nafas lega”.
Dia butuh kekuatan sekedar
menaiki pesawat tujuan bali. 130 9

Berdoalah seumpama hari terakhir


kita. 135 10

“Jemarinya bergerak lincah di atas 11


tuts kibor laptop. Dia menuangkan
segenap perasaan ke dalam 141
halaman demi halaman.”

“Tiga bulan mencari, Yusuf Alberto 149


mendapat petunjuk yang
mengarah pada seorang penulis
muda yang menetap di Rusia.
Dugaannya tepat, gadis itu adalah
Arabel-nya.
“Dimitri yang melihat wajah pucat
Yusuf Alberto bergegas mengambil
tabung oksigen kecil yang dibawa 167
di mobil.”

“Pria itu dengan cekatan 12


memasang selang oksigen pada
kedua lubang hidung Yusuf
Alberto. Mengatur jumlah yang 168
sesuai pada kenop yang digeser
ke kanan.”

“Tanpa memikirkan lelah yang


mendera Arabel melanjutkan
tulisan. Kali ini kalimat demi
kalimat mengalir lebih ringan 176
melalui jemari yang menari lincah
di atas tuts.”
13

“Dia bertekad membantu katja dan


staf lain menyediakan masakan 180
sehari penuh.”

“Setelah mundur tiga hari, akhirnya


arabel berhasil menyelesaikan 184 14
naskah dan telah mengirimkan via
surel ke Misja.”
“Pukul 06:00 dia merevisi naskah 190 15
yang dicoret-coret Misja di surel
hingga pukul sepuluh.”
Terserah Mom dan Dad saja 207 16
“jawab arabel pelan meski telah
berusaha keras”.
Arabel sujud syukur dari nikmat 212 17
allah yang berikan kepada mereka.
5 Rasa ingin “Kenapa senyam-senyum? Senang
tahu kedatangan Reno atau Dimitri?”
11
celutuk Mom sembari memotong
paprika seukuran tomat.”

“Masa sih? Bukannya kamu suka


koleksi cowok ganteng kayak
Dimitri?.” 11

1
“Bola mata Reno kembali melebar.
15
“Apa ini?”

“Pasti benar, kan? Ayolah Arabel,


15
jangan bohong. Tidak mungkin dari
susu burungkan? Sergah Reno
penasaran.”
“Sudah berapa lama kamu
37 2
meninggaalkan shalat arabel?
Tanya sarah lembut.”
“Setelah mematikan kompor,
Arabel berjingkat mengintip shalat
jemaah dari balik dinding pantry. 43
Lalu dia segera menyelinap ke
balik dinding saat mereka
3
mengucap salam kanan-kiri”.
“Jadi dia pengusaha plus artis?
Tapi, kenapa menolak jabatan
44
tanganku di bandara? Bukankah
kehidupan glamor seharusnya
menjadikan dia hedonis?”
“Namun langkah arabel terhenti 64 4
ketika mendengar lembut lantunan
ayat suci dari bilik pintu. Kaki
arabel membatu, kelopak matanya
kembali bergetar hangat, perlahan
bahunya disandarkan ke sisi
tembok lalu Arabel berjongkok”.
“Mom pilih merapat ke dinding
kamar sambil mengintip lewat
sedikit celah dari pintu. Mom
65 4
memejam. Sayup-sayup terdengar
lantunan ayat suci dari kamar
adriana. Itukah yang membuat
putrinya menangis?”
Mom sabar menunggu kelanjutan 89 5
kalimat putrinya.
Nggak usah berbelit, kamu baru
jadian dan minta aku dukung lalu 94 6
meyakinkan Mom.

Meski tidak yakin itu suara dimitri,


sekujur tubuhnya mendadak 110 7
menghangat bercampur gelitikan
lembut di perut.
Dan kenapa selalu Dimitri yang
125 8
membuatnya terus membatalkan
janjinya pada diri sendiri
Apakah aku harus menerima 127 9
tawaran dimi? “tanya arabel
sangsi”.
“Pikiran arabel menduga duga hal 140 10
penting ayang akan Dimitri
utarakan besok”.
“Satu kaki yang diamputasi serta 149 11
ketergantungan kursi roda
menyempitkan langkahnya. Yusuf
Alberto hanya dapat mencari jejak
keluarganya melalui internet.”
“Sudah cukup diam-diaman seperti
ini. kamu bilang akan mengatakan
semuanya begitu bertemu. Kutagih 155
janjimu, ujar Reno tegas.”

“Jelaskan agar kami mengerti,


Ara,” pinta sarah setelah pindah
duduk di samping arabel. “Kami
betul-betul buta. Kamu datang 155
dengan kemarahan yang tidak 12
kami mengerti.”

“Kenapa dia baru tahu dua tahun


yang lalu, Ara? Om Alberto
dinyatakan hilang sejak dua belas
tahun lalu. Bukankah ini janggal?
157
Sarah coba menganalisis.

“Apa?” alis arabel terangkat. 178 13

Pagi ini dia sengaja tidak sarapan


dan tidak minum. Menguji 187 14
kemampuan menahan lapar dan
dahaga.
Kenapa dia tidak boleh untukku, 202 15
Tuhan? Desahan arabel dalam
hati.
“Langsung saja Al, jangan bertele-
tele, sergah Mom penasaran. 207

16
“Ada apa, Bella?” tanya Mom
cemas sambil mengetuk pintu. 209

“Kenapa hanya memintaku pakai 214 17


kerudung ketika akad nikah?
Kenapa tidak meminta atau
memaksaku pakai selamanya?
Tanya arabel penasaran.”
6 Semangat “Mom punya kedai masakan
Kebangsaan Indonesia? Reno tidak cerita”
Sarah melirik suaminya yang
15 1
masih merem-melek mengunyah.”

Tak satu jam mereka memasuki


Mausoleum Aroma mistik mendera 27 2
mata dan penciuman.
Kamu pernah berjemur disana
Ara? “tanya sarah setelah beralih 42 3
dari reno”.
Hatinya bertanya, adakah
hubungannya dengan tindakan 76 4
terorisme?
Aku sedang menulis novel tentang
76 5
korban terorisme.
Beruntung selama di Moskow,
mom mengikuti pengajian rutin di
kedutaan indonesia dan kadang
91 6
bergantian dirumah peserta
majelis, sehingga Mom tidak
kesulitan keingintahuan arabel.
Karena ayahnya tidak ingin pindah
ke jakarta 107 7
Aku pernah melihat ini di Namsan
Tower Korea Selatan dan The
Peak Hong Kong,”seloroh dmitri 120 8
Sambil jongkok membolak balik
gembok.
Jadi, tidak ada alasan tidak ikut
129 9
dimitri ke Bali.
Arabel teringat ketika beberapa
tahun lalu Mom dan Adriana 134 10
berlinur ke Bali.
Papa tidak ikut ke singapura
karena papa tidak punya dokumen 146 11
apapun.
Kamu benar. Kesalahan dimitri
Dan kakaknya hanya satu, yakni 172 12
pemalsuan identitas.
Mendengar penuturan mom hati
arabel begetar. Terbetik ide untuk 179 13
rutin mendonasikan setengah
royalti novel-novel yang telah dan
yang akan terbit kepada anak-anak
di daerah konflik.
Meski fenomena tersebut paling
indah terlihat dari Sungai Neva
yang berada di Saint Peterburg,
namun Moskow selalu menjadi 183 14
destinasi menarik dengan
keberadaan Kremlin dan Saint
Basil.
Reno sendiri tidak belanja apa-
apa, dia hanya sibuk
mengabadikan suasana pasar
202 15
yang mirip Malioboro-nya
Yogyakarta dengan kamera DSLR-
nya.
Usai Dad membaca doa, mereka
menikmati takjil sebagai menu
206 16
pembuka dilanjutkan hidangan
utama penuh syukur.
Sampa identitas papanya kembali,
baru dimitri akan menggelar
konferensi pers dan mengundanga 211 17
media serta kerabatanya unruk
pesta yang lebih besar.
7 Cinta tanah Sarah belum kenal mom? Tahun
9 1
air lalu mom kan kejakarta?
“Itu Kremlin.” Tunjuk arabel pada
bangunan bata merah yang
26 2
berkubah emas dengan puncak
bintang disisi kanan.
Melihat kota Moskow dari atas
perahu motor besar diiringi semilir 42 3
angin cukup menenangkan pikiran.
Itu sebabnya Mom pilih menemani
Arabel di Rusia, dibanding Adriana 66 4
ke Prancis.
Dimitri menghempas tubuh
lelahnya di salah satu kursi ruang
tunggu HKIA. Pesawat yang dia 77 5
tumpangi transit beberapa jam
sebelum kembali ke Tanah Air.
Seperti pepatah indonesia, sekali 93 6
merengkuh dayung, dua-iga pulau
terlampaui.
“Arabel dan Mom kini duduk
bersisian di lambung burung besi
yang akan membawa mereka ke
Indonesia. Meski harus terbang
selama delapan jam, wajah Mom 102
tidak terlihat lelah.”
7

Eeh, Adri malah sudah lebih dulu


kesini dibanding kamu. Dia betah
kok di indonesia 104

“Bali adalah surga wisatawan


125 8
dunia.”
Simi mengajakmu ke Bali? 126 9
Arabel teringat ketika beberapa
tahun lalu Mom dan Adriana 134 10
berlibur ke Bali.
Arabel mendesah lega. Dia sudah
147 11
menduga hal yang bukan bukan.
Meski demikian, dimitri tetap
diperiksa perihal pemalsuan 173 12
identitias Yusuf Alberto.
Ketika jembatan Le-Bridge, ancol.
Dimitri mengambil gambarnya
secara candid ketika arabel 181 13
sedang termenung menatap
gembok cinta dari samping.
Ini, kubuatkan es bajigur andalan
Ana. 183 14
Alhasil Sarah membuat mie rebus
serta bakwan goreng dari sisa
sayuran di kulkas. Sementara 193 15
arabel membuat salad khas rusia
yang disebut olivier tanpa wine.
“Tidak terasa hari berlalu cepat.
Arabel telah menapakkan kaki 203 16
kembali di Jakarta.”
Terimakasih sayang, arabel
mengecup pipi dimitri dalam, 215 17
melebur syukur tiada tara.
8 Persahabata Oh, sayangku. “Misja
n menggenggam tangan Arabel
prihatin. “sudah kukatakan
Rezhnov bukan pria religius yang 19
bisa meyakinkan ibumu.”
1
Justru itu bisa mengobati sakit
hatimu, Arabel. Kamu bisa menulis
berdasar kisahmu. 21

“Namun demikian, Papa tetap


menganggap Dmitry sahabat
terbaiknya. Karena itu papa
bertekad menamai salah satu
33
anaknya Dmitry, yang
diindonesiakan menjadi Dimitri.”

“Sebagai sesama Muslimah, Sarah


berusaha mengubah cara pandang
Arabel terhadap keyakinanannya 2
sendiri. Masalah Arabel adalah
masalahnya juga.” 37

“Tetapi jika doanya tidak


dikabulkan, sarah akan terus
38
berdoa, jika bukan dia, semoga
Allah mengirim perantara lain yang
dapat menyadarkan Arabel.”
“Sarah memesan ice blend
chocolate untuk arabel. Berharap
cokelat dan gula dapat
50 3
mengembalikan energi gadis itu”.
“Mata sarah berkaca saat
bercerita. Arabel menggeser kursi
lebih dekat ke sarah, khawatir
wanita itu jatuh pinsang seperti 53
ceritanya”.

“sayangku, pikirkan ini sebagai


jalan keluar bagi masalahmu” 73 4

Oh, tuhanku. Aku mencintaimu.


Kutunggu sore ini.” saking
senangnya Misja bahkan tidak
memberi salam ketika 84 5
memutuskan telepon. Arabel
geleng-geleng.

“Kau tahu misja, kau editor


sekaligus motivator terbaiku. Aku
mencintaimu,” ucap Arabel 100 6
lantang. Misja kembali memekik
dengan sumpah serapah bahagia”.
“Baru dua bulan berpisah sudah
kangen. Bagaimana aku yang dia
tinggalkan bertahun-tahun,” cetus 104 7
reno dari samping sarah
menghilangkan suasana haru”.
Disebut dermaga hati karena 120
8
disebalah sana ada gembok cinta.
“meski belum lama mengenalmu,
tetapi aku bisa menlihat bahwa
kamu adalah perempuan kuat. 126 9
Kamu mudah membuka hati pada
hal-hal yang kamu anggap benar”.
Istigfar, Arabel. Insya Allah kamu
akan lebih tenang,” bisik Dimitri
135 10
lembut, rupanya pria itu menyadari
kegugupan Arabel.
Kenapa harus ada pernyataan 144 11
suka padahal mereka sudah sama
dewasa. Arabel kembali merutuki
diri.
“Sarah menggeleng lembut.
Pikirkan ini dengan jernih, Ara. 157 12
Jangan cepat menyimpulkan.”
“Selamat sayangku.” Misja
merentangkan tangan memeluk 174
Arabel tulus, “Aku turut bahagia.”
“Justru ini untuk berbagi.
Tulisanmu bisa menjadi
pembelajaran bagaimana
menerimaserta memaafkan 13
kepahitan. Membagi cerita pada
anak-anak korban yang mungkin 175
saja masih terluka sepertimu dulu.”

Ini karya terbaikmu yang pernah


kubaca, “Misja mengangkat kedua
tangan di samping wajah. Matanya 185 14
berbinar binar . senyumnya
mengembang sempurna.
Itulah kekuatan niat.” Kata sarah
ketika arabel konsultasi via Skype
perihal keheranannya dapat 189 15
menahan lapar dahaga selama
dua puluh jam.
Terimakasih telah membuat mimpi
ini menjadi kenyataan”ucap yusuf 204 16
alberto.
“Arabel teringat kata sarah perihal
petikan surat Ar-Rahma, “Maka
nikmat Tuhanmu yang manakah
yang engkau dustakan? Belasan 212 17
tahun dia mengingkari nikmat Allah
namun Allah begitu pemaaf
membuka pintu hidayah baginya.”
9 Tanggung “Justru rambut ini mahkota yang
Jawab harus kujaga agar tidak
14
sembarang orang bisa melihatnya.” 1
“Sarah tersenyum lembut. “justru
saking berharganya hanya
kuperlihatkan pada orang-orang
istimewa.” Mahramku dan
perempuan Muslimah. 14

“Arabel melirik reno yang berusaha


melindungi sarah dari impitan
30 2
pengguna metro yang
berdesakan”.
“Meski aku tidak menjalankan ritual
agama, tetapi aku tetap menjaga
nama baik Mom. Bagaimanapun 42 3
Mom mengenakan kerudung
sepertimu, jawab arabel.”
Melakukan riset menjadi tujuan
utama saat ini. arabel mengirim 76 4
surel ke Dimitri”.
“Arabel hanya kecewa dan sengaja
menolak kebenaran. Jadi, tugas
Mom saat ini lebih ke 91 6
mengingatkan”.

Meski perasaannya sedang tidak


baik namun Arabel harus 111 7
profesional
Salah atu bentuk syukurku dengan
meladeni keinginan mereka untuk
foto bersama. Toh, kami tetap 124 8
menjaga jarak meski sati frame.

Aku telfon tante Ana dulu. Jika


beliau mengizinkan, baru aku 130 9
jemput jam enam pagi.
“Dimitri tersenyum tipis. Syukurlah 139 10
jika kamu sudah lebih baik. Tetapi
aku bukan akan menemanimu di
dalam kamar. Aku akan menunggu
di lobi dengan Randi.”
Arabel bertekad melaporkan dimitri
153 11
ke pihak berwajib.
Tidak perlu arabel laporkan, aku
akan menyerahkan diri. Aku akan
mengundang pers dan mengakui 163
semua ini.
12
Sesuai janji, Dimitri melapor ke
kepolisian setempat serta
172
kedutaan Italia bahwa Yusuf
Alberto masih hidup.
“Sementara berjilbab adalah cara
berpakaian perempuan Muslim
yang diatur dalam ayat suci.” 182 13

“Oh, ya, Arabel. Ana bilang lusa


kalian memasuki bulan puasa. Ana
pesan agara aku membuatkanmu
kolak. Ah, aku hanya pernah 184 14
melihat Ana membuat satu kali.
Aku takut rasanya tidak sesuai.”
Ketja meringis.
“Kami diminta menemani kamu
191 15
disini,” jawab Sarah jujur.
“Dimitri sudah melamarmu melalui
aku. Aku setuju tapi keputusan ada
208 16
padamu,” kata Yusuf diiringi
dengan senyum tipis.
Namun detik itu suatu keyakinan
muncul untuk tidak melepas hijab
itu selamanya. Kecuali dihadapan
dan para perempuan Muslim. 212

17
Tetapi sebagai suami aku akan
terus mengingatkan dan
mendoakan. 215
Lampiran 5. Hasil Analisis

Mahasiswa
Lampiran 6.

Tabel Aspek Penilaian Setiap Mahasiswa.

Nama Aspek yang diamati Jumlah


No
Mahasiswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Skor
1 MR 2 2 1 1 2 1 1 1 2 13
2 NS 2 2 1 2 1 1 2 1 2 14
3 PM 2 2 1 1 1 2 1 2 2 14
4 MA 1 1 1 2 2 2 1 2 3 15
5 DP 1 1 2 3 1 1 1 1 1 12
6 WH 2 2 1 1 2 1 2 2 2 15
7 AJ 2 2 1 2 1 1 1 2 2 14
8 AG 2 2 1 2 1 2 2 1 1 14
9 RH 1 2 2 1 2 1 1 2 1 13
10 SM 2 2 2 1 1 2 1 2 1 14
11 HS 2 2 1 2 1 2 2 1 2 15
12 NP 2 3 2 2 2 2 2 2 3 20
13 DS 2 2 1 1 2 1 2 2 3 16
14 SY 2 2 1 1 2 1 2 1 1 13
15 BK 2 2 1 1 2 2 1 2 1 14
16 NI 2 2 1 2 1 1 2 1 1 13
17 KW 2 1 2 2 1 1 2 2 2 15
18 HJ 2 2 1 1 2 1 2 3 2 16
19 ND 2 2 2 3 3 2 3 3 4 24
20 NT 2 2 1 1 1 2 2 1 3 15
21 AA 1 2 1 1 2 2 1 3 2 15
22 KM 2 2 1 2 1 2 2 3 2 17
23 TL 2 2 1 1 1 2 1 2 1 13
24 MU 2 1 1 1 2 1 1 2 2 13
25 FB 2 2 1 2 1 2 2 1 2 16
26 NQ 2 2 1 1 2 2 1 2 1 14
27 SN 3 2 1 2 2 1 2 3 1 17
5 5 4 4 4 4 5 5
Jumlah Skor 33 403
1 1 2 2 1 3 0 0
Lampiran 7. Menganalisis Novel

Anda mungkin juga menyukai