Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENGAJARAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR

DI SUSUN OLEH:
1. ANGGELINA RICKY S (18004)
2. BELLA EKA SAPUTRI (18009)
3. BILAL FAJAR SODIQ (18010)
4. PRISCA AYU W (18037)
5. TRIADI SANJAYA (18047)

UNIT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT


AKADEMI KEPERAWATAN INSAN HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Mata ajaran : Luka Bakar

Pokok bahasan : Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar

Instansi : Akademi Keperawatan Insan Husada Surakarta

Semester :V

Hari/tanggal :

Waktu : 45 Menit

Tempat : Puskesmas Stabelan

Penyuluhan/Pembicara :

Peserta/Sasaran : Masyarakat sekitar Puskesmas Setabelan

Jumlah : 25 orang

A. TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti pembelajaran 45 menit, Masyarakat sekitar Puskesmas


Stabelan dapat mengetahui tentang pertolongan pertama pada luka bakar yang berada
di Wilayah Solo.
B. TUJUAN KHUSUS

Setelah mengikuti pembelajaran selama 45 menit, Masyarakat sekitar Puskesmas


Stabelan dapat:
1. Masyarakat dapat mengetahui Pengertian luka bakar
2. Masyarakat dapat mengetahui penyebab luka bakar
3. Masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan tentang Jenis-jenis luka bakar.
4. Masyarakat dapat mengetahui cara penanganan luka bakar
5. Masyarakat dapat mengetahui tentang pengobatan luka bakar

C. MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN LUKA BAKAR

Luka bakar merupakan kondisi yang timbul akibat pajanan panas suhu
sedang – tinggi terhadap kulit tubuh. Luka bakar bisa terjadi karena berbagai
sumber penyebab, termasuk di antaranya adalah sinar matahari, zat kimia,
listrik, atau api.Luka bakar bisa menimbulkan rasa sangat nyeri, menyebabkan
kulit merah dan mengelupas, luka, pembengkakan, serta perubahan warna kulit.
Nyeri yang dirasakan tidak selalu berbanding lurus dengan tingkat keparahan
luka bakar.Ini karena luka bakar dengan tingkat keparahan yang tinggi mungkin
tidak lagi terasa nyeri. (Moenajat, 2001)

Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan
jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan
arus listrik. Berat dan ringannya luka bakar tergantung pada jumlah area
permukaan tubuh, derajat kedalaman dan lokasi luka bakar yang terjad. (Suriadi
2004).
Luka bakar adalah penyebab utama keempat trauma dan penyebab
paling umum kecacatan kematian diseluruh dunia (Ardabili, dkk 2016). Dan
merupakan penyebab kematian ketiga akibat kecelakaan pada semua kelompok
umur. Laki-laki cenderung lebih sering mengalami luka bakar daripada wanita,
terutama pada orang tua atau usia lanjut. (Rahayuningsih 2012)

2. PENYEBAB

Luka bakar dapat timbul akibat berbagai penyebab, termasuk:

1. Api
2. Cairan atau uap panas
3. Besi, kaca, atau objek panas
4. Aliran listrik
5. Radiasi dari sinar-X atau terapi radiasi untuk menangani kanker
6. Sinar matahari langsung maupun sinar ultraviolet (UV) buatan
7. Bahan kimia seperti bahan asam yang kuat, bensin, atau thinner cat

3. PATHOFISIOLOGI

Pada suhu lebih tinggi dari 44 °C (111 °F), protein mulai kehilangan
bentuk tiga dimensinya dan mulai terurai.Keadaan ini menyebabkan
kerusakan pada sel dan jaringan.Kebanyakan efek kesehatan langsung dari
luka bakar adalah gangguan sekunder terhadap fungsi kulit yang normal.
Efek-efek ini meliputi gangguan sensasi kulit, kemampuan untuk mencegah
keluarnya air melalui evaporasi, dan kemampuan untuk mengontrol suhu
tubuh.Gangguan pada membran sel menyebabkan sel kehilangan kalium yang
keluar dari sel dan mengisi ruang di luar sel sehingga sel tersebut mengikat air
dan natrium.
Pada luka bakar yang luas (lebih dari 30% dari total area permukaan
tubuh), akan terdapat suatu respon peradangan yang signifikan.Keadaan ini
menyebabkan meningkatnya kebocoran cairan dari pembuluh kapiler,dan
kemudian menyebabkan pembengkakan jaringan edema.Hal ini selanjutnya
menyebabkan hilangnya volume darah secara keseluruhan, dan kehilangan
plasma yang signifikan dari darah yang tersisa, sehingga menyebabkan darah
menjadi lebih kental.Terhambatnya aliran darah ke organ seperti misalnya
ginjal dan saluran cerna dapat mengakibatkan gagal ginjal dan tukak lambung.

Meningkatnya kadar katekolamin dan kortisol dapat menyebabkan


keadaan hipermetabolik yang dapat berlangsung bertahun-tahun.Keadaan ini
berhubungan dengan meningkatnya curah jantung, metabolisme, denyut
jantung cepat, dan buruknya fungsi imun.

4. PERHITUNGAN LUAS LUKA BAKAR

Luas luka bakar dibuat dengan perhitungan persentase. Untuk perhitungan


cepat luka bakar pada orang dewasa rumus luka bakar yang digunakan
adalah “Rule of Nine“ yang dibuat oleh Polaski dan Tennison. Persentase
luka bakar berdasarkan “Rule of Nine” yaitu :
1. Kepala dan leher : 9 %
2. Dada : 9 %
3. Perut : 9 %
4. Punggung : 9 %
5. bokong : 9 %
6. Lengan dan tangan kanan : 9 %
7. Lengan dan tangan kiri : 9 %
8. Paha kanan : 9 %
9. Paha kiri : 9 %
10. Betis - kaki kanan : 9 %
11. Betis - kaki kiri : 9 %
12. Perineum dan genitalia : 1 %

5. TANDA GEJALA
Berdasarkan derajat keparahan luka bakar, ada tiga klasifikasi luka bakar.
1. Luka bakar derajat I

Pada kondisi ini hanya epidermis atau lapisan luar kulit yang terkena.
a) Kulit kemerahan.
b) Peradangan atau bengkak ringan.
c) Nyeri yang masih dapat ditahan.
d) Kulit kering dan mengelupas, biasanya saat luka bakar mulai sembuh.
e) Sembuh dalam waktu 3 sampai 10 hari

2. Luka bakar derajat II

Pada kondisi ini dampak luka bakar bias terlihat pada epidermis dan
sebagiana tau seluruh dermis (lapisan dalam kulit yang berada dibawah
epidermis).
a) Kemerahan atau putih,disertai dengan melepuh
b) bengkak
c) nyeri.
d) Sering tampak basah atau lembab.
e) Luka bakar derajat dua yang dalam dapat menyebabkan bekas luka.
f) Sembuh dalam 21–28 hari tergantung komplikasi.
3. Luka bakar derajat III

a) Selain epidermis dan dermis, pada kondisi terberat ini jaringan lemak
dibawah kulit juga terkena.
b) Timbul area berwarna hitam seperti arang atau putih.
c) Kulit bias tampak seperti lilin atau kasar dan mengelupas.

6. DIAGNOSIS

Diagnosis luka bakar umumnya bisa ditegakkan lewat wawancara


medis dan pemeriksaan fisis secara langsung. Saat melakukan pemeriksaan
fisik dokter akan mengevaluasi kulit yang terkena luka bakar dan menentukan
total luas permukaan tubuh yang terkena.Secara kasar, permukaan kulit
sebesar telapak tangan dianggap kira-kira setara dengan 1% total luas
permukaan tubuh. Untuk mereka yang berusia 10 – 40 tahun, American Burn
Association menetapkan bahwa luka bakar berat adalah luka bakar yang
mencakup lebih dari 25% total luas permukaan tubuh, atau jenis luka bakar
yang mengenai area mata, telinga, wajah, tangan, kaki, atau selangkangan.

Pemeriksaan fisik ini juga dilakukan untuk menentukan adanya bentuk


cedera lain yang terjadi bersamaan dengan luka bakar. Sementara pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan biasanya mencakup pemeriksaan
laboratorium dan pencitraan.

7. PENGOBATAN

Bila terjadi luka bakar, beberapa penanganan awal yang dapat


dilakukan adalah:

1. Hentikan pajanan segera, yang berarti menjauhkan pasien dari zat kimia
atau api yang menyebabkan kebakaran.
2. Lepaskan semua pakaian atau perhiasan di seputar area kulit yang
terbakar. Hati-hati, tak perlu mencoba melepaskan apapun yang terlekat
pada kulit yang terbakar, karena akan menimbulkan rasa nyeri.
3. Dinginkan luka bakar dengan air mengalir suhu ruangan selama 20
menit, segera setelah terjadi cedera. Jangan gunakan es, air es, krim,
atau zat berminyak seperti mentega.
4. Hangatkan orang yang mengalami cedera. Gunakan selimut atau lapisan
pakaian yang tebal. Tapi hindaribagian yang terluka. Menjaga
kehangatan pasien dapat mencegah terjadinya hipotermia, yaitu kondisi
suhu tubuh manusia di bawah 35°C.
5. Bila terjadi luka pada daerah wajah, usahakan penderita yang
mengalami cedera berada dalam posisi duduk. Hal ini dapat membantu
mengurangi pembengkakan yang mungkin terjadi.
6. Segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat guna mendapatkan
evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penanganan luka bakar yang
paling sesuai.
7. Penanganan luka bakar bergantung pada tipe dan luas luka yang terjadi.

Tujuan penanganan luka bakar adalah untuk mengatasi nyeri,


mengangkat jaringan mati, mencegah infeksi, meminimalkan terjadinya
jaringan parut, mengembalikan fungsi tubuh, serta meninjau kebutuhan
emosional penderita yang mengalami luka bakar.Bergantung pada derajat
keparahan, penanganan luka bakar dapat dilakukan secara rawat inap atau
rawat jalan.

Orang yang mengalami luka bakar juga membutuhkan cairan


tambahan yang dapat diberikan melalui infus intravena untuk mencegah
dehidrasi. Selain itu juga memerlukan obat antinyeri untuk mengurangi rasa
nyeri, antibiotik untuk menghambat infeksi lebih lanjut, obat dalam bentuk
krim atau salep, penutup atau pembalut luka yang tepat untuk menjaga
kelembaban dan menunjang proses penyembuhan luka bakar. Pembedahan
rekonstruktif diperlukan untuk mengangkat jaringan mati dan mengganti kulit
tubuh yang cedera akibat luka bakar.

8. PENCEGAHAN

Salah satu hal penting yang dapat dilakukan untuk mencegah


terjadinya luka bakar adalah mengetahui hal-hal yang berisiko menimbulkan
kebakaran baik di rumah maupun di tempat kerja. Terutama bila Anda bekerja
di lingkungan dengan api, bahan kimia, atau bahan yang dipanaskan.Untuk
meminimalkan risiko terjadinya luka bakar di seputar rumah tangga, ada
beberapa hal yang bisa dilakukan:
1. Hindari membiarkan masakan di atas kompor menyala tanpa
pengawasan.
2. Simpan cairan panas jauh dari jangkauan anak-anak atau hewan
peliharaan.
3. Letakkan peralatan elektronik jauh dari sumber air.
4. Periksa suhu makanan sebelum disajikan kepada anak.
5. Hindari mengenakan bahan pakaian yang mudah terbakar saat
memasak
6. Jauhkan sumber panas seperti kompor, alat masak, tungku api, dan
sebagainya dari jangkauan anak.
7. Cabut saklar alat elektronik seperti setrika saat tidak digunakan.
8. Hindari merokok di dalam rumah.
9. Periksa alat deteksi asap kebakaran secara rutin.
10. Simpan alat pemadam kebakaran di rumah.
11. Jauhkan zat kimia dan korek api dari jangkauan anak.
12. Periksa suhu air mandi sebelum memandikan anak.

9. FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI


a. Faktor Penyembuhan Luka Bakar

1. Usia

Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang


tua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati
dapat mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah.
2. Nutrisi

Penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh.


Klien memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan
A, dan mineral seperti Fe, Zn. Klien kurang nutrisi memerlukan waktu
untuk memperbaiki status nutrisi mereka setelah pembedahan jika
mungkin. Klien yang gemuk meningkatkan resiko infeksi luka dan
penyembuhan lama karena suplai darah jaringan adipose tidak adekuat.

3. Infeksi

Bakteri sumber penyebab infeksi. Infeksi menyebabkan


peningkatan inflamasi dan nekrosis yang menghambat penyembuhan
luka.

4. Sirkulasi (Hipovolemia) dan Oksigenasi

Sejumlah kondisi fisik dapat mempengaruhi penyembuhan luka.


Adanya sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang
memiliki sedikit pembuluh darah). Pada orang-orang yang gemuk
penyembuhan luka lambat karena jaringan lemak lebih sulit menyatu,
lebih mudah infeksi, dan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat
terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang menderita gangguan
pembuluh darah perifer, hipertensi atau diabetes millitus. Oksigenasi
jaringan menurun pada orang yang menderita anemia atau gangguan
pernapasan kronik pada perokok. Kurangnya volume darah akan
mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan
nutrisi untuk penyembuhan luka.
5. Hematoma

Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka


secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi
jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk
dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan
luka.

6. Benda asing

Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan


menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat.
Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel
darah putih), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut
dengan nanah (“Pus”).

7. Iskemia

Iskemia merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan


suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal
ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga
terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah
itu sendiri.

8. Diabetes Mellitus

Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan


peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat
hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
9. Keadaan Luka

Keadaan khusus dari luka mempengaruhi kecepatan dan


efektifitas penyembuhan luka. Beberapa luka dapat gagal untuk menyatu.

10. Obat

Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti
neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik
yang lama dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka.

a. Steroid akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh


terhadap cedera
b. Antikoagulan mengakibatkan perdarahan
c. Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk
bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan
setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat
koagulasi intravaskular.

b. Faktor Mempersulit Luka Bakar

1. Jangan mengoleskan pasta gigi, karena bisa membuat kulit


menjadi iritasi dan meningkatkan infeksi.
2. Jangan mengoleskan minyak seperti minyak kelapa, minyak
zaitun, dan minyak goreng. Minyak dapat menahan panas dan
membuat kulit terus terbakar.
3. Jangan mengoleskan putih telur, karena bisa menyebabkan infeksi
bakteri dan reaksi alergi.
4. Jangan memecahkan kulit yang melepuh dan menggelembung
karena bisa menyebabkan infeksi.
5. Jangan mengoleskan mentega atau margarin ke luka bakar karena
dapat menimbulkan infeksi.
6. Jangan melepaskan pakaian yang lengket. Jika pakaian menempel
pada kulit yang terbakar, jangan coba-coba melepaskannya, cari
pertolongan medis segera.
7. Jangan meletakkan es langsung ke atas luka bakar. Hal tersebut
bisa memperparah kulit yang luka.
8. Hindari paparan sinar matahari langsung. Kulit yang terbakar akan
sangat peka terhadap sinar matahari.
9. Luka bakar ringan memang bisa dirawat di rumah dengan obat
luka bakar alami. Namun, segera hubungi dokter jika luka bakar
tidak sembuh dalam beberapa minggu, muncul lepuhan besar pada
kulit, ada cairan yang keluar dari luka, atau mengalami tanda-
tanda infeksi seperti demam, luka bernanah, dan tercium bau tidak
sedap pada luka.(Buku pertolongan pertama 2010).

D. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab/Diskusi
E. JADWAL KEGIATAN

No Materi Kegiatan

1 Pembukaan 1. Menjelaskan pertemuan dan mengucapkan salam.


2. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus pertemuan ini.
(5 menit)
3. Menyampaikan waktu dan kontrak waktu yang akan digunakan dan
mendiskusikannya

2 Proses Membagikan quisioner dan mengisi materi penyuluhan

(25 menit) 6. Luka Bakar

a. Pengertian Luka bakar

b. Penyebab

c. Pathofisiologi

d. Perhitungan luas luka bakar

e. Gejala Luka bakar

f. Diagnosa

g. Pengobatan

h. Pencegahan

2. Factor Resiko Yang Mempengaruhi

a. Factor penyembukan Luka bakar

b. Factor mempersulit penyembuhan Luka bakar


3 Evaluasi 1. Memberikan pertanyaan kepada peserta secara bergantian.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
(12 menit)
3. Peserta mengerti seluruh materi penyuluhan yang telah
disampaikan.
4. Memberikan dorprize kepada peserta yang bertanya.

4 Penutup 1. Penyuluh mengucapkan terima kasih atas perhatian peserta.


2. Mengucapkan salam penutup
(3 menit)

F. MEDIA

1. Laptop
2. LCD Proyektor
3. Video
4. Poster
5. Leaflet

G. EVALUASI

1. Prosedur : Lisan
2. Jenis : Formasi
3. Bentuk : Redemonstrasi
Soal:
1. Jelaskan pengertian Luka Bakar!
2. Apa saja penyebab terjadinya luka bakar?
3. Sebut dan jelaskan langkah-langkah dalam pertolongan luka bakar!
4. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka bakar!
5. Sebutkan factor-faktor yang mempersulit penyembuhan luka bakar.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, nur, (2017) pengaruh pendidikan kesehatan perawatan luka bakar terhadap
tingkat pengetahuan ibu di tk pertiwi karangtowo demak. undergraduate thesis,
muhammadiyah university of semarang.http://repository.unimus.ac.id/id/eprint/567

Pengaruh pendidikan kesehatan perawatan luka bakar terhadap tingkat pengetahuan


ibu di tk pertiwi karangtowo demak.

https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2c5&q=pemgertian+luka+bakar&btng=#d=gs_qabs&u=%23p
%3dfygwjh-2t9cj

https://scholar.google.co.id/schhp?hl=id&as_sdt=0,5

Keputusan kementrian republik indonesia https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/km
k_no__hk_01_07-menkes-555-
2019_ttg_pedoman_nasional_pelayanan_kedokteran_tata_laksana_luka_bakar.pdf&v
ed=2ahukewiu45kwvappahu57hmbhwutcnaqfjacegqibbab&usg=aovvaw26fr7yna9k4
di2fy80hchj

Kartono,muhamad.2020.pertolonganpertama:gramediapustaka.surakarta

Anda mungkin juga menyukai