Anda di halaman 1dari 14

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

A. Organ Reproduksi Manusia

Organ reproduksi merupakan penyusun sistem reproduksi. Organ reproduksi


manusia dibedakan menjadi organ reproduksi pada pria dan wanita. Organ
reproduksi pria menghasilakan sperma dan organ reproduksi wanita menghasilkan
ovum (sel telur).

1. Organ Reproduksi Pria

Organ reproduksi pada pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi luar
dan organ reproduksi dalam. Organ reproduksi luar berupa penis dan skrotum.
Organ reproduksi dalam berupa testis, saluran kelamin, dan kelenjar kelamin.

a. Organ Reproduksi Bagian Luar

1) Penis
Penis merupakan alat untuk memasukan sperma ke dalam saluran kelamin wanita.
Di dalam penis terdapat tiga rongga. Dua rongga bagian atas tersusun atas jaringan
spons korpus kavernosa. Satu ronggabawahnya tersusun atas jaringan spons
korpus spongiosum. Korpus spongiosum membungkus uretra. Uretra pada penis
dikelilingi oleh pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.

2) Skrotum (kantong pelir)


Skrotum merupakan kulit terluar yang melindungi testis. Skrotum berjumlah dua
buah, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Antara skrotum kanan dan skrotum kiri
terdapat jaringan ikat dan otot polos. Adanya otot polos mengakibatkan skrotum
dapat mengerut dan mengendur. Dalam skrotum terdapat otot lurik yang berfungsi
mengatur suhu di sekitar testis agar selalu stabil (pembentukan sperma memerlukan
suhu sedikit di bawah suhu tubuh).

b. Organ Reproduksi Bagian Dalam

1) Testis (Gonad Jantan)


Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma. Untuk memproduksi sperma
diperlukan suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh. Dalam testis terdapat
saluran-saluran halus yang disebut saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus).
Dalam tubulus seminiferus inilah terjadi pembentukan sperma.

2) Saluran kelamin
Saluran kelamin berfungsi menyalurkan sperma dari testis ke luar tubuh. Saluran
kelamin meliputi epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
a) Epididimis
merupakan saluran berkelok-kelok dalam skrotum yang keluar dari testis.
Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sementara. Sperma yang
telah matang disalurkan menuju vas deferens.
b) Vas deferens
merupakan saluran yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari
epididimis. Vas deferens berfungsi sebagai saluran yang dilalui sperma dari
epididimis menuju vesikula seminalis (kantong sperma).
c) Saluran ejakulasi
merupakan saluran penghubung vesikula seminalis dengan uretra. Fungsi
saluran ejakulasi untuk mengeluarkan sperma menuju uretra.
d) Uretra
merupakan saluran reproduksi terakhir. Fungsi uretra sebagai saluran
kelamin dari vesikula seminalis dan saluran urine dari kantong kemih.

c. Kelenjar kelamin
Di dalam saluran kelamin, sperma mengalami penambahan cairan-cairan
kelamin. Cairan kelamin berguna untuk mempertahankan hidup gerak sperma.
Cairan-cairan kelamin dihasilkan oleh vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan
kelenjar cowper.
a) Vesikula seminalis menghasilakan cairan yang berfungsi sebagi sumber energi
dan untuk memudahkan gerakan sperma.
b) Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang memberi suasana basa pada cairan
sperma. Cairan tersebut mengandung kolesterol, garam, dan fosfolipid.
c) Kelenjar cowper/kelenjar bulbouretra yang menghasilkan cairan yang bersifat
basa.

Terjadinya spermatogenesis melibatkan spermatogonium, sel sertoli, dan sel


ledyg yang ketiganya terdapat di dalam tubulus seminiferus ( saluran penghasil
sperma):
a) Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu calon sperma.
b) Sel sertoli memberikan nutrisi spermatozoa.
c) Sel leydig yang berfungsi testosterone. Hormone ini berperan dalam

2. Organ Reproduksi Wanita

Organ reproduksi wanita terdiri atas organ kelamin luar dan organ kelamin
dalam. Organ kelamin luar berupa vulva dan labium. Organ kelamin dalam berupa
ovarium dan saluran kelamin.
a. Organ Reproduksi Bagian Luar
1) Vulva
merupakan celah paling luar dari alat kelamin wanita. Pada bagian dalam
vulva terdapat saluran urine dan saluran reproduksi. Pada daerah dekat ujung
saluran kelamin terdapat hymen/selaput dara. Hymen mengandung banyak
pembuluh darah.
2) Labium
merupakan bagian yang membatasi Vulva. Ada dua macam labium, yaitu
labium mayora (terletak di sebelah luar) dan labium minora (terletak di sebelah
dalam). Antara labium mayora dan minora bagian atas terbentuk tonjolan kecil yang
disebut klitoris. Pada klitoris terdapat korpus kavernosa yang mengandung banyak
pembuluh darah dan ujung saraf perasa.

b. Organ Reproduksi Bagian Dalam


1) Vagina
merupakan saluran akhir organ reproduksi wanita. Vagina bermuara di vulva.
Vagina mengandung banyak lendir yang dihasilkan kelenjar Bartholin. Lender ini
berguna pada saat koitus dan mempermudah kelahiran bayi.
2) Uterus
merupakan rongga besar yang merupakan pertemuan oviduk kanan dan kiri.
Bagian terbawah uterus menyempit yang disebut serviks (leher rahim). Uterus
berfungsi sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga siap lahir.
Uterus dibatasi oleh dinding endometrium yang kaya pembuluh dara. Dinding
endometrium akan menebal ketika terjadi kehamilan.
3) Oviduk atau tuba fallopi
merupakan sepasang saluran yang ujungnya berbentuk corong yang disebut
infundibulum.
4) Ovarium
merupakan penghasil ovum. Terdapat dua buah ovarium, sebelah kiri dan
kanan.
Organ kelamin wanita berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Sel telur
terbentuk melalui oogenesis yang terjadi di dalam ovarium.

B. MEKANISME PEMBENTUKAN GAMET

 Spermatogenesis

terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap penggandaan, tahap pertumbuhan, dan
tahap pematangan.
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai berikut :
- Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan
pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid.
Istilah ini biasa disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium
menjadi spermatid.
- Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid
menjadi sperma yang dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis
dan membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1)
Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap
akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma
difagosit oleh sel Sertoli.
- Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel
sertoli ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma
belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak
menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu
bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran
reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan karena
kontraksi peristaltik otot saluran.

 Oogenesis

adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis


dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal:
oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan,
yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua
oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer.
Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara
miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti
hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta
oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki
masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut
berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel
berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua
sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil
disebut badan polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan
kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga
diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut
menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi
(hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya
menghasilkan satu ovum.

C. SIKLUS MENSTRUASI

Ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel telur setelah masa puber
sampai dewasa subur, yaitu berkisar antara umur 12 sampai dengan 50 tahun.
Setelah sel telur habis diovulasikan, maka seorang wanita tidak lagi mengalami
menstruasi (haid), dan disebut masa menopause. Pada masa menopause alat
reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena berkurangnya produksi hormon
kelamin.
Menstruasi terdiri dari beberapa siklus yang selalu dilalui. Mempelajari siklus
menstruasi sangat dibutuhkan khususnya untuk reporduksi. Karena, dengan
mengetahui dan memahaminya, maka dapat dideteksi kapan sel telur siap untuk
dibuahi. Selain manusia, beberapa hewan khususnya primate besar seperti monyet,
gorilla dan siamang juga mengalami siklus menstruasi.
Umumnya, siklus menstruasi pada wanita terjadi dalam rentang waktu 28
hari, namun tidak menutup kemungkinan, antara satu wanita dengan wanita lain
memiliki rentang waktu siklus yang sama, dimana ada yang lebih pendek yaitu 21
hari atau bahkan lebih panjang yaitu 30 hari. Lamanya masa menstruasi cukup
bervariasi antara 5 sampai 7 hari, tergantung hormonal wanita tersebut. Berikut ini
tahapan siklus menstruasi yang terjadi pada wanita setiap 1 periode siklus:
 Fase Menstruasi
Pada fase siklus menstruasi ini, dinding Rahim meluruh dan keluar dari
tubuh dalam bentuk darah. Peluruhan dinding rahim terjadi akibat
berkurangnya kadar hormone yang berperan dalam aktivitas seksual tubuh
seperti hormone esterogen dan progesterone. Fase untuk siklus menstruasi
ini, terjadi selama antara 1 hingga 7 hari. Namun tidak menutup kemungkinan
lebih lama dari itu untuk beberapa wanita tertentu. Selain itu, jumlah darah
yang keluar pada setiap menstruasi berbeda dari 10 mL hingga mencapai 80
mL setiap hari selama waktu siklus menstruasi dengan pola: sedikit di waktu-
waktu awal dan semakin banyak di hari-hari berikutnya hingga semakin
berkurang menjelang akhir fase.
 Fase Praovulasi
Pada fase ini dalam siklus menstruasi, ovum yang ada didalam
ovarium terbentuk dan mulai mematangkan diri. Pematangan sel telur atau
ovum ini dipicu oleh hormone yang bernama hormone estrogen dimana
semakin meningkat tingkat hormone esterogen, sel telur di dalam ovarium
semakin matang. Siklus menstruasi pada fase ini berlangsung selama antara
hari ke 7 singga hari ke 13.
 Fase Ovulasi
Didalam fase ovulasi dalam siklus menstruasi, sel telur atau ovum
berada dalam kondisi yang sangat baik dan tepat untuk dibuahi. Dengan
terjadinya pembuahan pada masa ovulasi, maka wanita yang mengalami
siklus menstruasi ini akan cenderung hamil. Namun, hal itu tergantung pula
dengan kondisi sel sperma yang datang. Jika sel sperma tersebut cukup kuat
untuk membuka dinding sel telur yang dirancang sangat kuat, maka
kehamilan dapat terjadi. Pada masa fase ovulasi di dalam siklus menstruasi
inilah, wanita disebut berada pada masa subur. Untuk pasangan suami istri
yang sangat mendambakan kehadiran seorang anak, maka inilah saat yang
tepat meningkatkan frekuensi berhubungan seksual. Agar tingkat
keberhasilan untuk hamil lebih tinggi, maka perlu dideteksi kapan tepatnya
waktu subur sang istri dalam siklus menstruasi nya terjadi. Berikut ini
beberapa ciri-ciri yang dapat menjadi indikasi bahwa sang istri berada pada
masa subur yaitu adanya perubahan lender serviks, terjadi perubahan suhu
basal tubuh serta perubahan periode siklus menstruasi. Untuk lebih akurat,
pasangan dapat memanfaatkan alat pendeteksi masa subur yang saat ini
banyak dijual di pasaran maupun apotek-apotek.
 Fase Pascaovulasi
Fase ini merupakan fase atau masa di dalam siklus menstruasi dimana
ovum mengalami kemunduran jika fertilisasi atau pembuahan tidak terjadi.
Pada masa ini, hormone progesteron mengalami kenaikan sehingga
menyebabkan dinding endometrium semakin menebal. Penebalan ini
mengindikasikan kesiapan endometrium untuk menerima embrio untuk
berkembang. Jika pembuahan atau fertilisasi tidak terjadi dalam fase ini,
maka siklus menstruasi akan berulang dengan kembali ke fase menstruasi.
Mekanisme produksi sel telur oleh folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan
hipofisis. Mekanisme produksi sel telur dan siklus menstruasi adalah sebagai
berikut.
- Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone).
Hormon ini berfungsi untuk memacu pembentukan folikel dalam ovarium.
- Folikel yang sedang tumbuh tersebut memproduksi hormon estrogen. Fungsi
hormon estrogen ialah:
- merangsang pertumbuhan endometrium dinding rahim
- menghambat produksi FSH oleh pituitari
- memacu pituitari untuk memproduksi hormon LH (Luteinizing Hormone).
Keluarnya LH dari hipofisis menyebabkan telur masak, dan keluar dari dalam folikel,
peristiwa inilah yang disebut ovulasi.
- Setelah telur masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi
badan berwarna kuning yang disebut korpus luteum. Dan sekarang tidak mampu
memproduksi estrogen lagi, tetapi mampu memproduksi hormon progesteron

D. FERTILISASI DAN KEHAMILAN

Fertilisasi, kehamilan dan kelahiran merupakan rangkaian proses sehingga terbentuk


kehidupan baru seorang manusia.

 Fertilisasi

Kehamilan terjadi didahului fertilisasi atau konsepsi yaitu penyatuan sebuah sel telur
dengan sebuah sperma yang berarti pula terjadi penyatuan materi genetik dari ovum seorang
wanita dengan materi genetik dari sperma seorang pria.
Fertilisasi terjadi pada saat wanita dalam periode masa subur yaitu setelah terjadi ovulasi
dan oosit sekunder bergerak disepanjang tuba falopii menuju uterus. Dari 200 hingga 400 juta
sperma hasil ejakulasi di dalam vagina, sebagian yang tertinggal di vagina akan terseleksi
oleh asam vagina dan hanya beberapa ratus ribu sperma yang dapat mencapai uterus. Dengan
bantuan kontraksi otot uterus, sperma akan menyebar diseluruh permukaan uterus. Sebagian
dari sperma ini terseleksi kembali oleh sel darah putih di dalam uterus hingga akhirnya hanya
tinggal beberapa ribu bahkan hanya beberapa ratus yang berhasil mencapai tuba falopii untuk
bertemu dengan ovum.
Sperma harus menembus korona radiata dan zona pelusida yang membungkus oosit
sekunder. Baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan zat tertentu
yang saling mendukung sehingga sperma dapat menembus pembungkus oosit sekunder.
Pada sperma, bagian akrosom sperma mengeluarkan:
- hialuroidase, suatu enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.
- akrosin, suatu enzim protease yang dapat menghancurkan senyawa glukoprotein pada zona
pelusida.
- antifertilizin, antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit
sekunder.

Sedangkan oosit sekunder mengeluarkan fertilizin, yang tersusun dari senyawa glikoprotein.
Fertilizin berfungsi:
- mengaktifkan sperma agar bergerak cepat.
- menarik sperma secara kemotaksis positif.
- mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.

Bila sebuah sperma telah menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian kortek oosit
akan mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus
oleh sperma lain. Adanya penetrasi sperma juga akan merangsang penyelesaian meiosis 2
sehingga dihasilkan sebuah ovum yang fungsional dan tiga buah polosit degeneratif.
 Fertilisasi berlangsung di dalam tuba falopii

Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti nukleus pada kepala sperma akan
membesar dan ekor sperma akan mengalami degenerasi, kemudian terjadi penyatuan inti
sperma yang mengandung kromosom haploid dan ovum yang haploid sehingga terbentuk
zigot yang mengandung kromosom diploid atau 46 buah kromosom.

 Terjadi penyatuan sperma dan ovum

Kurang lebih 24 jam setelah fertilisasi, zigot mengalami proses pembelahan (cleavage)
menjadi morula dan selanjutnya menjadi blastula. Mula-mula zigot membelah menjadi
beberapa buah sel dengan ukuran sama berbentuk bulat menyerupai buah arbei yang disebut
morula. Morula terus membelah hingga membentuk rongga yang disebut blastocoel, pada
fase ini embrio disebut blastula. Blastula akan menempel dan terimplantasi pada
endometrium. Sel-sel bagian dalam blastula akan berkembang menjadi embrio yang terdiri
atas tiga lapis jaringan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Ketiga lapis jaringan
tersebut akan mengalami organogenesis atau berkembang menjadi berbagai macam organ.

 Pembelahan zigot

 Kehamilan atau Gestasi.

Embrio berupa blastula bergerak dari oviduct menuju uterus akhirnya tertanam
(mengalami implantasi/nidasi) dalam dinding endometrium. Setelah implantasi embrio
terjadilah kehamilan.
Sel-sel bagian luar blastula disebut trofoblas mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi
untuk melisiskan sel-sel endometrium, kemudian membentuk tonjolan-tonjolan sebagai alat
kait untuk menempel pada endometrium. Sel-sel di bawah trofoblas dengan cepat membelah
(berproliferasi) membentuk plasenta dan selaput/kantung kehamilan

 Macam-macam membran kehamilan:

- sakus vitelinus atau kantung telur adalah membran berbentuk kantung yang
pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam blastosit).
Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-
pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan trofoblas
membentuk korion.
- korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion
membentuk vili korion atau jonjot-jonjot di dalam endometrium. Vili korion berisi
pembuluh darah embrio yang berhubungan dengan darah ibu yang banyak terdapat
di dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringan endometrium uterus
membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi embrio.
- amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam suatu
ruangan yang berisi cairan amnion (air ketuban). Cairan amnion dihasilkan dari
membran amnion, cairan ini berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak
dengan bebas, menjaga suhu lingkungan embrio dan menjaga dari pengaruh
goncangan.
- alantois merupakan membran pembentuk tali pusat. Didalam alantois terdapat 2
macam pembuluh darah: arteri pusar dan vena pusar. arteri pusar mengalirkan
darah dari jantung fetus menuju plasenta mengandung sisa metabolisme dan
karbondioksida. Vena pusar mengalirkan darah dari plasenta menuju jantung fetus
mengandung nutrisi dan oksigen.

Sel-sel bagian dalam blastula disebut embrioblas atau bakal embrio. Mula-mula
terdapat 2 lapisan embrioblas yaitu ektoderm (lapisan luar) dan endoderm (lapisan dalam),
lapisan luar akan melekuk membentuk lapisan tengah atau mesoderm. Pada fase 3 lapisan ini
embrio disebut gastrula. Selanjutnya ketiga lapisan ini akan berkembang membentuk
berbagai macam organ (organogenesis) pada minggu ke empat sampai ke delapan; lapisan
ektoderm membentuk kulit dan rambut, saraf, hidung, mata dsb. Mesoderm berkembang
menjadi tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpha dan kelenjar kelamin.
Sedangkan endoderm akan membentuk organ-organ pernafasan dan pencernaan. Selanjutnya
mulai minggu ke sembilan hingga menjelang kelahiran terjadi penyempurnaan berbagai
organ dan pertumbuhan tubuh terjadi sangat pesat, pada masa ini disebut fetus atau janin

 Kehamilan

Masa kehamilan adalah masa sejak terjadinya fertilisasi/konsepsi dan embrio


terimplantasi dalam endometrium hingga terjadi kelahiran. Rata-rata berlangsung selama 266
hari (38 minggu) dari konsepsi atau 40 minggu dari permulaan siklus menstruasi terakhir.
Kehamilan manusia dibagi menjadi 3 trisemester, masing-masing 3 bulan lamanya;

1) Trisemester pertama
Terjadi perubahan zigot menjadi embrio (morula, blastula, gastrula). Selanjutnya
gastrula mengalami deferensiasi dan organogenesis sehingga akhir trisemester pertama telah
terbentuk fetus (janin) dengan panjang kurang lebih 5 cm. Embrio memberikan sinyal
kehadirannya berupa hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) yang bertindak seperti
LH pituitari untuk mempertahankan sekresi progesteron dan estrogen oleh korpus luteum.
Tingginya kadar HCG dalam darah ibu menyebabkan sebagian diekskresikan bersama urine
dan dapat dideteksi melalui uji kehamilan. Sedangkan kadar progesteron yang tinggi
menyebabkan perubahan sistem reproduksi wanita yang hamil seperti: sekresi mukosa dalam
servix yang membentuk sumbatan pelindung, pertumbuhan plasenta, pembesaran uterus,
penghentian ovulasi dan menstruasi (karena memberikan efek negatif terhadap hipotalamus
dan pituitari) dan pembesaran payudara. Diakhir trisemester pertama denyut jantung fetus
dapat dideteksi dengan stetoskup.

2) Trisemester kedua
Diawal trisemester kedua ibu telah dapat merasakan pergerakan janin dalam
kandungannya. Kadar hormon akan stabil ketika HCG menurun, korpus luteum akan rusak
dan perannya akan digantikan oleh plasenta untuk mensekresikan hormon progesteron yang
berfungsi mempertahankan kehamilan. Selama trisemester kedua, pertumbuhan fetus sangat
cepat hingga mencapai panjang sekitar 30 cm.
3) Trisemester ketiga
pertumbuhan fetus sangat cepat, hingga akhir trisemester ketiga panjang fetus dapat
mencapai kurang lebih 50 cm dan berat mencapai sekitar 3 kg. Aktifitas fetus agak berkurang
karena ruangan yang tersedia didalam selaput kehamilan terisi tubuh fetus yang telah
membesar. Hal ini menyebabkan organ-organ disekitar uterus terdesak dan tertekan, sehingga
ibu hamil sering buang air kecil, mengalami hambatan saluran pencernaan dan merasa pegal
pada otot punggung. Kepala fetus merupakan organ yang berukuran paling besar dan berat
dari organ tubuh lainnya, sehingga karena gaya gravitasi; kepala fetus telah turun ke bawah
masuk kedalam rongga pelvis ibunya untuk siap dilahirkan.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita hamil antara lain:

- berhenti menstruasi
- timbul rasa mual dan muntah (nyidam)
- payudara membesar dan warna kulit sekitar puting bertambah gelap
- rahim membesar sehingga sering ingin buang air kecil
- timbul garis gelap dari daerah pusar hingga vagina
- gigi mudah terinfeksi dan berlubang
- persendian terasa lebih kaku

E. GANGGUAN DAN KELAINAN SISTEM REPRODUKSI

Sistem reproduksi manusia bisa saja mengalami gangguan dan kelainan karena beberapa
faktor :
- Kuman penyakit
- Faktor genetik
- Hormon
Berikut adalah beberapa gangguan pada sistem reproduksi antara lain :

1. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan
interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini
menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.

2. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga
abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan
pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron.
Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.

3. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan
sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah
Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
4. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan
pada uretra. Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menghambat uretra
sehingga timbul rasa nyeri bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri,
seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.

5. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria.
Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.

6. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika
terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

7. Anorkidisme
Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada
sama sekali.

8. Hyperthropic prostat
Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi
pada usia-usia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.

9. Hernia inguinalis
Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga yang bersangkutan.

10. Kanker prostat


Gejala kanker prostat mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak
kematian pada pria usia lanjut.

11. Kanker testis


Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang
bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam
skrotum (kantung zakar).

12. Impotensi
Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis
pada pada hubungan kelamin yang normal.

13. Infertilitas (kemandulan)


Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan
faktor di pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai
ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
- Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif,
terkena racun, infeksi, atau gangguan hormon
- Tersumbatnya saluran sperma
- Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit
14. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore
primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi
sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore
sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada
orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.

15. Kanker vagina


Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena
iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan
kemoterapi dan bedah laser.

16. Kanker serviks


Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh
lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus,
oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.

17. Kanker ovarium


Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada
panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina
abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.

18. Kanker rahim


Kanker rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan
endometrium adalah kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin
tumbuh, sering terjadi pada wanita usia 60-70 tahun.

19. Kanker payudara


Yaitu tumor yang bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada wanita
yang telah menopause. Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan obat-
obatan.

20. Fibroadenoma
Yaitu tumor yang bersifat jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pada
payudara. Pengobatannya dengan operasi.

21. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar
uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus,
misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa
sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat
menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan
pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.

22. Infeksi vagina


Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi
vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan
kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.
23. Condyloma
Yaitu tumbuhnya bejolan keras berbungkul seperti bunga kol atau jengger ayam
atau dikenal sebagai kutil kelamin. Kutil kelamin atau condyloma merupakan
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), atau
virus yang menyebabkan keganasan pada jaringan. Penyakit ini ditularkan melalui
kontak langsung secara seksual dengan penderita HPV lainnya. Penyakit ini
ditemukan di seputar alat kelamin bagian luar, di dalam liang vagina, di sekitar anus,
hingga mulut rahim. Jika sampai menginfeksi leher rahim, dapat menyebabkan
kanker mulut rahim atau kanker serviks. Kutil kelamin dapat diobati dengan obat
oles, suntik, maupun tindakan operasi. Untuk tindakan operatif dapat dilakukan
dengan menggunakan alat kotter (pemotong) oleh tenaga medis. Pengobatan bisa
dilakukan dengan obat topikal (oles).

24. Bartolinitis
Yaitu infeksi pada kelenjar bartolin. Bartolinitis dapat menimbulkan
pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai
dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai
demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah. Bartolinitis
disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam
vagina agak keluar. Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia, Gonorrhea, dsb.
Bartolinitis dapat menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas
vagina. Akibat penyumbatan ini, lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar
sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). Untuk mengatasinya,
pemberian antibiotik untuk mengurangi radang dan pembengkakan. Jika terus
berlanjut, dokter akan melakukan tindakan operatif untuk mengangkat kelenjar yang
membengkak.
25. Vulvovaginatis
Merupakan suatu peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan
gejala keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan putih/putih kehijauan dari
vagina. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme misalnya
Gardnerella vagimalis, Trichomonas vaginalis, Candida albicans, virus herpes,
Candyloma accuminata, dll.

26. Candidiasis / keputihan


Yaitu munculnya gumpalan seperti endapan susu berwarna putih. Disebabkan
karena infeksi jamur Candida albicans. Keputihan ini dapat muncul akibat
ketidakseimbangan hormonal yang disebabkan oleh kegemukan, pasca menstruasi,
kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi hormonal, pengunaan obat-obatan steroid,
kondisi organ intim yang terlalu lembap, dan lainnya. Juga bisa merupakan akibat
dari gula darah yang tidak terkontrol. Penanganan untuk candidiasis cukup dengan
menjaga kebersihan dan kelembapan organ intim wanita. Peggunaan sabun khusus
pembersih vagina dan menjaga agar di bagian intim tak terlalu lembap bisa
dilakukan. Namun, jika memang tak tertahankan dan menimbulkan gatal yang amat
sangat, dapat diberikan obat antijamur misalnya triazol atau imidazol.

27. Kista ovarium


Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung
telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.
28. Infertilitas (kemandulan)
Pada wanita infertilitas disebabkan oleh:
- Kerusakan pada ovarium karena infeksi, racun, atau sinar radio aktif sehingga
pembentukan ovum terganggu
- Penyumbatan pada tuba fallopi
- Gangguan sistemik, misalnya gangguan hormon, diabetes mellitus, dsb
Sexually Transmitted Disease
Selain kelainan-kelainan di atas, ada juga beberapa penyakit yang ditularkan
melalui hubungan kelamin (Sexually Transmitted Disease), yaitu:

29. Syphilis
Syphilis ialah penyakit menular yang disebabkan oleh suatu bakteri berbentuk
spiral yaitu Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ
dalam tubuh, dapat ditularkan melalui hubungan seksual atau badaniah yang intim
(misalnya ciuman), melalui transfusi darah, serta melalui plasenta dari ibu ke
bayinya.

30. Gonorrhoea
Gonorrhoea ialah suatu penyakit akut yang menyerang selaput lendir dari uretra,
serviks, rectum, kadang-kadang mata. Penyakit ini disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae.

31. Herpes Simplex Genitalis


Merupakan gangguan pada bagian luar kelamin berupa gelembung-gelembung
berisi cairan. Gelembung air diakibatkan karena infeksi virus Herpes (HSV2).
Gejalanya dapat berupa demam dan menimbulkan sensasi perih bila tersentuh. Bila
menginfeksi sampai bagian dalam organ intim wanita, virus ini bisa menyebabkan
nyeri sendi hingga rasa pegal di area pinggang. Pengobatan penyakit ini dengan
obat antivirus. Pencegahannya dilakukan dengan menjaga daerah organ intim agar
tidak terlalu lembap dan tetap bersih.

32. Penyempitan Saluran Telur/ Oviduck


Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena
infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit
untuk menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan
pembuahan sulit terjadi.

33. Gonorhoe (Kencing Nanah)


Merupakan penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya
adalah keluar cairan berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria
mulut uretra bengkak dan agak merah.

34. HIV (AIDS)


Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dalam
waktu yang lama, penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya,
penderita dapat terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus.

Anda mungkin juga menyukai