Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ii

HALAMAN PERNYATAAN iiii

HALAMAN PENGESAHAN iv

HALAMAN PERSETUJUAN v

PRAKATA vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Maksud dan Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tumbuhan 6

1. Klasifikasi 6

2. Sifat dan Morfologi 6

3. Manfaat 7
4. Kandungan Kimia 7

B. Karies Gigi 8

C. Pasta Gigi 9

D. Evaluasi Kestabilan 9

1. Uji Organoleptik 12

2. Uji Viskositas 12

3. Uji pH 13

4. Uji Daya Sebar 13

E. Uraian Gel 14

F. Uraian Bahan 15

III.METODE PENELITIAN

A. Tempat/Lokasi dan Waktu Penelitian 19

B. Populasi dan Sampel 19

C. Metode Kerja 19

D. Bahan dan Alat 19

1. Alat Yang Digunakan 19

2. Bahan Yang Digunakan 20

E. PROSEDUR KERJA 20

1. Penyiapan Alat dan Bahan 20

2. Penyiapan Sampel 20

3. Ekstraksi Sampel 20

4. Formulasi Pasta Gigi 20

5. Evaluasi Kestabilan 21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 24

B. Pembahasan 24

V. PENUTUP

A. Kesimpulan 32

B. Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 33

LAMPIRAN 35
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil pengamatan uji organoleptis sediaan pasta


gigi dari ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis
16
L.) dengan variasi konsentrasi Na-CMC sebelum
dan sesudah kondisi dipaksakan
Tabel 2. Hasil pengamatan uji pH sediaan pasta gigi dari
ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis L.) dengan
variasi konsentrasi Na-CMC sebelum dan sesudah
kondisi dipaksakan
Tabel 3. Hasil pengamatan uji homogenitas sediaan pasta
gigi dari ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis
L.) dengan variasi konsentrasi Na-CMC sebelum
dan sesudah kondisi dipaksakan
Tabel 4. Hasil pengamatan uji daya sebar sediaan pasta gigi
dari ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis L.)
dengan variasi konsentrasi Na-CMC sebelum dan
sesudah kondisi dipaksakan
Tabel 5. Hasil pengamatan uji pembusaan sediaan pasta gigi
dari ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis L.)
dengan variasi konsentrasi Na-CMC sebelum dan
sesudah kondisi dipaksakan
Tabel 6. Hasil pengamatan uji viskositas sediaan pasta gigi
dari ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis L.)
dengan variasi konsentrasi Na-CMC sebelum dan
sesudah kondisi dipaksakan
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Rheogram hubungan antara kecepatan geser dan 9


tekanan geser rata-rata tiga replikasi gel pasta
gigi dari ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis
L.) dengan variasi konsentrasi Na-CMC sebelum
dan sesudah kondisi dipaksakan
Gambar 2. Rheogram hubungan antara kecepatan geser dan
tekanan geser rata-rata tiga replikasi gel pasta
gigi dari ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis
L.) dengan variasi konsentrasi Na-CMC sebelum
dan sesudah kondisi dipaksakan
Gambar 3. Rheogram hubungan antara kecepatan geser dan
tekanan geser rata-rata tiga replikasi gel pasta
gigi dari ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis
L.) dengan variasi konsentrasi Na-CMC sebelum
dan sesudah kondisi dipaksakan
Gambar 4. Histogram viskositas antara pasta gigi ekstrak
daun teh hijau (Camellia sinensis L.) dengan
variasi konsentrasi Na-CMC sebelum dan
sesudah kondisi dipaksakan
Gambar 5. Pengamatan nilai pH formula A replikasi 1 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi Tween80-Span80
Gambar 6. Pengamatan nilai pH formula A replikasi 2 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi Tween80-Span80
Gambar 7. Pengamatan nilai pH formula A replikasi 3 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi Tween80-Span80
Gambar 8. Pengamatan niali pH formula B replikasi 1 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi TEA-Asam Stearat (1 : 2)
Gambar 9. Pengamatan pH formula B replikasi 2 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi TEA-Asam Stearat (1 : 2)
Gambar 10. Pengamatan pH formula B replikasi 3 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi TEA-Asam Stearat (1 : 2)
Gambar 11. Pengamatan niali pH formula C replikasi 1 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi TEA-Asam Stearat (1 : 3)

Gambar 12. Pengamatan pH formula C replikasi 2 pada


sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi TEA-Asam Stearat (1 : 3)
Gambar 13. Pengamatan pH formula C replikasi 3 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi TEA-Asam Stearat (1 : 3)
Gambar 14. Pengamatan uji homogenitas formula A replikasi
1 pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi Tween80-Span80
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4X
Gambar 15. Pengamatan uji homogenitas formula A replikasi
2 pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi Tween80-Span80
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4X
Gambar 16. Pengamatan uji homogenitas A replikasi 3 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi Tween80-Span80 menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 4X
Gambar 17. Pengamatan uji homogenitas formula B replikasi
1 pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi TEA-Asam Stearat (1:2)
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4X
Gambar 18. Pengamatan uji homogenitas formula B replikasi
2 pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi TEA-Asam Stearat (1:2)
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4X
Gambar 19. Pengamatan uji homogenitas formula B replikasi
3 pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi TEA-Asam Stearat (1 : 2)
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4X
Gambar 20. Pengamatan uji homogenitas formula C replikasi
1 pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi TEA-Asam Stearat (1:3)
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4X
Gambar 21. Pengamatan uji homogenitas formula C replikasi
2 pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi TEA-Asam Stearat (1:3)
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4X
Gambar 22. Pengamatan uji homogenitas formula C replikasi
3 pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi TEA-Asam Stearat (1:3)
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4X
Gambar 23. Pengamatan organoleptik formula A replikasi 1
pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi Tween 80-Span 80
Gambar 24. Pengamatan organoleptik formula A replikasi 2
pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi Tween 80-Span 80
Gambar 25. Pengamatan organolpetik formula A replikasi 3
pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi Tween 80-Span 80
Gambar 26. Pengamatan organoleptik formula B replikasi 1
pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi TEA-Asam stearat (1 : 2)
Gambar 27. Pengamatan organoleptik formula B replikasi 2
pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi TEA-Asam stearat (1 : 2)
Gambar 28. Pengamatan organoleptik formula B replikasi 3
pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi TEA-Asam stearat (1 : 2)
Gambar 29. Pengamatan organoleptik formula C replikasi 1
pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi TEA-Asam stearat (1 : 3)
Gambar 30. Pengamatan organoleptik formula C replikasi 2
pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi TEA-Asam stearat (1 : 3)
Gambar 31. Pengamatan organoleptik formula C replikasi 3
pada sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi TEA-Asam stearat (1 : 2)
Gambar 32. Pengujian tipe emulsi formula A replikasi 1 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi Tween 80-Span 80
Gambar 33. Pengujian tipe emulsi formula A replikasi 2 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi Tween 80-Span 80
Gambar 34. Pengujian tipe emulsi formula A replikasi 3 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi Tween 80-Span 80
Gambar 35. Pengujian tipe emulsi formula B replikasi 1 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi TEA-Asam Stearat (1 : 2)
Gambar 36. Pengujian tipe emulsi formula B replikasi 2 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi TEA-Asam Stearat (1 : 2)
Gambar 37. Pengujian tipe emulsi formula B replikasi 3 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi TEA-Asam Stearat (1 : 2)
Gambar 38. Pengujian tipe emulsi formula C replikasi 1 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi TEA-Asam Stearat (1 : 3)
Gambar 39. Pengujian tipe emulsi formula C replikasi 2 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi TEA-Asam Stearat (1 : 3)
Gambar 40. Pengujian tipe emulsi formula C replikasi 3 pada
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi TEA-Asam Stearat (1 : 3)
Gambar 41. Foto buah buah rambutan (Nephelium
lappaceum L.)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.1. Skema Kerja Optimasi Penelitian
Lampiran 1.2. Skema Kerja Rancangan Formula
Lampiran 2.1. Rancangan formula sedian krim ekstrak etanol
kulit buah rambutan (Nephelium lappaceum L.)
dengan variasi konsentrasi TEA-Stearat dan
Tween80-Span80
Lampiran 2.2. Rancangan formula sedian krim ekstrak etanol
kulit buah rambutan (Nephelium lappaceum L.)
dengan variasi konsentrasi TEA-Stearat dan
Tween80-Span80
Lampiran 3. Hasil pengukuran viskositas (centipoise)
sediaan krim ekstrak etanol kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan
variasi konsentrasi TEA-Stearat dan Tween80-
Span80 pada kecepatan 50 rpm dengan
menggunakan Viskometer Brookfield
Lampiran 4. Analisis statistik pengukuran viskositas pada
kecepatan 50 rpm (poise) sediaan krim ekstrak
etanol kulit buah rambutan (Nephelium
lappaceum L.) dengan variasi konsentrasi TEA-
Stearat dan Tween80-Span80sebelum dan
sesudah kondisi dipaksakan dengan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK)
Lampiran 5. Hasil pengukuran viskositas (centipoise)
sedian krim ekstrak etanol kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dengan variasi
konsentrasi TEA-Stearat dan Tween80-
Span80 dengan variasi konsentrasi kecepatan
berbagai rpm dengan menggunakan
Viskometer Brookfield
Lampiran 6. Hasil Perhitungan Tekanan Geser Dan
Kecepatan Geser sediaan krim ekstrak etanol
kulit buah rambutan (Nephelium lappaceum L.)
dengan variasi konsentrasi TEA-Stearat dan
Tween80-Span80 pada kecepatan berbagai
rpm dengan menggunakan Viskometer
Brookfield
ABSTRAK

NUR AISYIA ELFI SAFITRI, Formulasi Dan Evaluasi Pasta Gigi


Dari Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L.) Dengan Variasi
Konsentrasi Na-CMC (dibimbing oleh Ibunda Ririn dan Ibunda Hasrawati).
Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L.) merupakan tanaman yang
mengandung senyawa polifenol yang sebagian besar dikenal dengan
katekin yang mempunyai efek antibakteri. Telah dilakukan penelitian
formulasi pasta gigi ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis L.) dalam
bentuk pasta gigi dengan variasi konsentrasi Na-CMC. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan konsentrasi Na-CMC yang stabil pada
formulasi pasta gigi ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis L.) dan
memperoleh formulasi pasta gigi yang stabil secara farmaseutik
berdasarkan beberapa parameter pengujian. Penelitian ini dirancang tiga
formula dengan variasi konsentrasi Na-CMC yaitu formula 1 (2%b/v),
formula 2 (2,5%b/v), dan formula 3 (3%b/v) dalam bentuk sediaan pasta
gigi. Evaluasi kestabilan dilakukan dengan pengamatan uji organoleptik,
homogenitas, pH, viskositas dan aliran, pembusaan, dan daya sebar
sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan selama 10 siklus. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa formula A paling stabil setelah
penyimpanan pada suhu 50C dan 350C. Aliran dari ketiga formula 1,
formula 2 dan formula 3 menunjukkan aliran thiksotropi.

Kata Kunci : ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis L.), polifenol,
katekin, pasta gigi

Anda mungkin juga menyukai