Anda di halaman 1dari 104

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

KOMUNITAS
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunitas

Dosen Pengampu : Ani fadmawaty, S.Kep, Ners, MKM

Disusun Oleh :
IMAN SADEWA
NIM 27904117024

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN
TINGKAT III/SEMESTER VI
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala inayah dan
kenikmatan yang senantiasa dicurahkan-Nya pada penulis berupa kesehatan,
kekuatan, serta kesempatan sehingga makalah ini dapat selesai dengan
semestinya. Tidak lupa penulis kirimkan shalawat dan salam beriringan dengan
ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada Baginda Rasulullah SAW karena
atas segala pengorbanan yang telah dilakukannya beserta para sahabat, sehingga
kini kita mampu mengkaji alam ini lebih tinggi dari gunung tertinggi, lebih dalam
dari lautan terdalam, serta lebih jauh dari batas pandangan mata.
Adapun Laporan ini berisikan tentang “Asuhan keperawatan komunitas
pada masyrakat“ yang bertujuan sebagai bahan bacaan, semoga dapat bermanfaat
bagi yang membacanya. Dalam makalah ini, penulis menyadari masih terdapat
kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena itu, mohon kiranya kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembimbing dan pembaca guna untuk
kesempurnaan pada pembuatan makalah penulis selanjutnya.

Tangerang, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan Penulisan 3

C. Manfaat Penulisan 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Keperawatan Komunitas 4

B. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas 5

C. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas 6

D. Pusat Kesehatan Komunitas 7

E. Bentuk-Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat 9

F. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas 12

G. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan

Kesehatan Utama 14

H. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas18

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Gambaran Kasus 26

BAB IV KESUMPULAN

A. Kesimpulan 97
B. Saran 97

DAFTAR PUSTAKA.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya dari seluruh potensi

bangsa baik masyarakat, swasta maupun pemerintah pusat dan daerah.

Pembangunan kesehatan untuk mencapai Indonesia Sehat 2015 bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan perubahan paradigma

sehat yaitu upaya untuk meningkatkan kesehatan bangsa Indonesia agar mampu

mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan sendiri

melalui kesadaran yang tinggi yang mengutamakan upaya promotif dan preventif.

(Depkes RI, 2006)

Guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal tersebut, berbagai

upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satunya adalah upaya perawatan

kesehatan masyarakat yang lebih dikenal dengan upaya keperawatan komunitas.

Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan atau asuhan langsung

yang berfokus kepada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan

kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak sehat, ketidakmampuan

masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan (bio, psiko, sosial, kultural,

maupun spiritual). Intervensi keperawatan komunitas yang dilakukan difokuskan

pada tiga level prevensi atau pencegahan yaitu : prevensi primer yang pelaksanaan

1
difokuskan pada pendidikan kesehatan konseling, prevensi sekunder dan prevensi

tersier.

Sebagai tenaga profesional, maka perencanaan dalam memberikan asuhan

keperawatan komunitas merupakan hal yang teramat penting disusun oleh perawat.

Rencana asuhan keperawatan disusun dengan memperhatikan banyak faktor,

terutama sekali faktor masyarakat itu sendiri, karena pada hakekatnya

masyarakatlah yang memiliki rencana tersebut, dan perawat sebaiknya hanyalah

sebagai fasilitator dan motivator dalam menggerakkan dinamika masyarakat untuk

dapat menolong dirinya sendiri. (Sutarna Agus, 2003)

Tidak hanya perencanaan tentunya ners harus mampu pula memastikan bahwa

rencana tersebut merupakan upaya yang paling maksimal, artinya ners tidak saja

dituntut berperan dilevel pelaksana dimasyarakat saja (grassroat), namun pula

harus merambah kepada level pengambil keputusan (decision maker), dengan aktif

melakukan lobi, negosiasi, serta advokasi terhadap apa yang telah direncanakan

untuk dapat diwujudkan. Hal ini akan memaksa ners untuk mampu bekerja sama

dengan berbagai pihak baik dari kalangan birokrat pemerintahan, lembaga swadaya

masyarakat, maupun kalangan bisnis. Oleh karena itu penting dilakukan

pendekatan strategi yang mantap dengan memanfaatkan berbagai data primer,

sekunder dan tersier sebagai bukti (evidence base). ( Sutarna Agus, 2003)

Melihat fenomena tersebut diatas, mahasiswa Program Studi Profesi Ners

merasa perlu untuk praktek keperawatan komunitas, yang dilaksanakan dari tanggal

08 Oktober 2013 s.d 02 Nopember 2013 di Desa Bakung Lor Kecamatan Jamblang

Kabupaten Cirebon. Sebagai out put dari praktek keperawatan komunitas tersebut

mahasiswa menyusun laporan “Asuhan Keperawatan Komunitas di Desa Bakung

Lor Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon Tahun 2013”.

2
1.2 Tujuan Penulisan

Laporan Asuhan Keperawatan Ini dapat menggambarkan asuhan

keperawatan komunitas di Desa Cibungur Kecamatan Leuwidamr Kabupaten

Lebak.

1.3 Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program D IV

Keperawatan dalam melaksanakan kegiatan praktek belajar klinik

keperawatan komunitas melalui kegiatan pembangunan kesehatan

masyarakat desa (PKMD).

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan bagi program Perkesmas untuk meningkatkan

kualitas pelayanan asuhan keperawatan komunitas.

3. Metode Penulisan

Data-data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan teknik

pengumpulan data yang meliputi :

1. Studi kepustakaan yaitu usaha memperoleh data secara

teori yang berhubungan dengan konsep dan asuhan keperawatan

komunitas.

2. Studi kasus secara langsung pada kegiatan dilapangan dan

berpartisipasi aktif dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Keperawatan Komunitas

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai

persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus

dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah

melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal

kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok

lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.

Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat

pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya. (Mubarak,

2006)

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan

dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan

promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan

kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada

individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui

proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan

4
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan.

(Mubarak, 2006)

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang

bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam

rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat

melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan

evaluasi keperawatan. (Wahyudi, 2010)

2.2 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas

Tujuan dan fungsi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :

1. Tujuan keperawatan komunitas

Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan

peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :

1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,

keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.

2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general

community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan

masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami

2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut

3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan

4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

5
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
2. Fungsi Keperawatan Komunitas

1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi

kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien.

2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan

kebutuhannya dibidang kesehatan.

3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,

komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta

masyarakat.

4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan

permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan

pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses

penyembuhan. (Mubarak, 2006)

2.3 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :

1. Proses kelompok (group process)

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah

belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan

individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas

kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di

lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling

sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan

atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa

penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi

6
memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-

pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.

2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,

dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori

dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan

tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,

kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan

kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun

WHO yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya, sehingga

produktif secara ekonomi maupun secara sosial.

3. Kerjasama (Partnership)

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat

jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan

masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya

mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai

persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih

cepat.

2.4 Pusat Kesehatan Komunitas

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan sebagai

berikut :

1. Sekolah atau Kampus

Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan

pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks.

7
Selain itu perawata yang bekerja di sekolah dapat memberikan perawatan

untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan

misalnya penyakit influensa, batu dll. Perawat juga dapat memberikan

rujukan pada peserta didik dan keluarganya bila dibutuhkan perawatan

kesehatan yang lebih spesifik.

2. Lingkungan kesehatan kerja

Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi

pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan

keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawata menjalankan

program yang bertujuan untuk :

1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi

jumlah kejadian kecelakaan kerja

2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja

3) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja

4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan

pendidikan kesehatan.

5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan memberikan

pertolongan pertama pada kecelakaan. (Mubarak, 2006)

3. Lembaga perawatan kesehatan di rumah

Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang dapat

diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga dapat

memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawata melakukan

kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang bekerja di

rumah harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel, berkemampuan,

8
kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan klinik yang

kompeten.

4. Lingkungan kesehatan kerja lain

Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja dan

memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang perawat

dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan perawata lain,

bekerja di bidang pendididkan, penelitian, di wilayah binaan, puskesmas

dan lain sebagainya. Selain itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya,

perawat ditantang untuk memberikan perawatan yang berkualitas.

(Mubarak, 2006)

2.5 Bentuk-Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat

Bentuk-bentuk pendekatan dan partisipasi masyarakat yaitu sebagai berikut :

1. Posyandu

Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu. Secara

sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana masyarakat dapat

sekaligus memperoleh pelayanan KB dan Kesehatan. Selain itu posyandu

juga dapat diartikan sebagai wahana kegiatan keterpaduan KB dan kesehatan

ditingkat kelurahan atau desa, yang melakukan kegiatan-kegiatan seperti :

a. Kesehatan ibu dan anak

b. KB

c. Imunisasi

d. Peningkatan gizi

e. Penanggulangan diare

f. Sanitasi dasar

g. Penyediaan obat esensial, (Zulkifli, 2003).

9
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini bertujuan untuk

memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu

tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat

yang sama. Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun

keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu

pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan

upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi

terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga

bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya

mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak

melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu. (Zulkifli,

2003)

Tujuan pokok penyelenggaraan Posyandu adalah untuk :

a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak

b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR

c. Mempercepat penerimaan NKKBS

d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan

hidup sehat

e. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada penduduk

berdasarkan letak geografi

f. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih

teknologi untuk swakelola usaha kesehatan masyarakat.

Menurut Nasru effendi (2000), untuk menjalankan kegiatan Posyandu dilakukan

dengan system 5 meja, yaitu :

10
1) Meja I

a. Pendaftaran

b. Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS (Pasangan Usia

Subur)

2) Meja II

Penimbangan Balita dan ibu hamil

3) Meja III

Pengisian KMS

4) Meja IV

a. Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko tinggi,

PUS yang belum mengikuti KB

b. Penyuluhan kesehatan

c. Pelayanan PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil ulangan, Kondom

5) Meja V

a. Pemberian iminisasi

b. Pemeriksaan Kehamilan

c. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan

d. Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.

Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :

1) Kesehatan ibu dan anak :

a. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

b. Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii

dan Agustus)

c. PMT

11
d. Imunisasi.

e. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita

melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat

melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.

2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.

3) Pemberian Oralit dan pengobatan.

4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai

permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar

dari KMS baita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan

SKDN.

Menurut Nasrul effendi (2000), untuk meja I sampai meja IV dilaksanakan oleh

kader kesehatan dan untuk meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan seperti

dokter, bidan, perawat, juru imunisasi. Tetapi dilapangan yang kita temukan dari

meja 1 sampai meja 5 dilakukan oleh semua perawat puskesmas, hanya di beberapa

posyandu yang kader kesehatannya berperan aktif. Pendidikan dan pelatihan kader

selama ini hanya sebatas wacana saja di masyarakat. Kader seharusnya lebih aktif

berpatisipasi dalam kegiatan Posyandu. Keadaan seperti ini masih perlu perhatian

khusus untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2.6 Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas

Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu

yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati kenyataan

dari konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori

dan konsep praktik. (Riehl & Roy, 1980 dalam Sumijatun, 2006)

Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health Care

System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model konsep yang

12
menggambarkan aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan

penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang

bersifat fleksibel, normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah

komunitas. (Mubarak & Chayatin, 2009)

Menurut Sumijatun (2006), teori Neuman berpijak pada metaparadigma

keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan

keperawatan.Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait

dengan keperawatan komunitas adalah :

1. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan

dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu:

fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan spiritual

2. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-

pengaruh dari sekitar atau sistem klien

3. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan.

Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari

keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.

Model ini menganalisi interaksi anatara empat variabel yang menunjang

keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis, aspek

sosial dan kultural, serta aspek spiritual.

Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural dan

spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel, normal

dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu :

1. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social

2. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung harapan

baik (misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain)

13
3. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu

secara social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan masyarakat

4. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan

5. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur

6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada

menyerah karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam kesehatan,

seseorang yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia tetap berjuang

untuk kesehatan/keselamatan orang lain

7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi

mempunyai harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu dalam

penyembuhan sakit medisnya

8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan

sosial.

2.7 Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan

Kesehatan Utama

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan

peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan

memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan

peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan perventif dengan

tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan

masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam memelihara

kesehatannya. (Mubarak, 2009)

Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien

yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari

14
individu dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas

individu dari Neuman (1972 dalam Anderson, 2006) untuk melihat masalah

pasien, model komunitas sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan

batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan

masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya menjadi

model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan

kesehatan primer yang menjadi landasannya.

Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :

1. Tingkat individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut

mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan memberikan asuhan

keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan pada tingkat individu dapat

dilaksanakan pada rumah atau puskesmas, meliputi penderita yang

memerlukan pelayanan tindak lanjut yang tidak mungkin dilakukan asuhan

keperawatan di rumah dan perlu kepuskesmas, penderita resiko tinggi

seperti penderita penyakit demam darah dan diare. Kemudian individu yang

memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan seperti ibu hamil, ibu

menyusui, bayi dan balita.

2. Tingkat keluarga

Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan

keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang

mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi

diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga yang

anggota keluarganya menderita penyakit menular dan kronis. Hal ini

dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan lembaga yang

15
menyakut kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, keluarga tetap

juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan

anggotanya.

3. Tingkat komunitas

Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan

dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu

wilayah kerja puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh

wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya

kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.

Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang

komunitas sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan komunitas

yang mencakup tiga aspek yaitu primer, sekunder dan tertier melalui

proses individu dan kelompok dengan kerja sama lintas sektoral dan lintas

program. Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas

mencakup kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan

yang terdiri dari tiga tingkat yaitu :

1. Pencegahan primer

Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit

sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat

kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan

secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik pada individu maupun

kelompok. Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang

melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan

perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi,

anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.

16
2. Pencegahan sekunder

Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih

awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi

faktor resiko diklasifikasikan sebagai pencegahan sekunder misalnya

memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara

berkala melalui posyandu dan puskesmas.

3. Pencegahan tertier

Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang

dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan

agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya

mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang.

Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan kegiatan, berikut

ini diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan pengorganisasian

masyarakat (Mubarak, 2009) :

1. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas

Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang

memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-

kultural-spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan prioritas

pada strategi pada pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah

yang melandasi yang mengacu pada paradigma keperawatan secar umum

dengan empat komponen dasar yaitu manusia, kesehatan, lingkungan dan

keperawatan.

2. Pengorganisasian masyarakat

Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman (1998)

meliputi peran serta masyarakat (localiti developmen), perencanaan sosial

17
melalui birokrasi pemerintah (social developmant) dan aksi sosial

berdasarkan kejadian saat itu (social action). (Mubarak, 2009)

Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui tahapan berikut :

1. Tahap persiapan

Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi prioritas,

menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan

bekerjasama dengan masyarakat.

2. Tahap pengorganisasian

Dengan persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian dengan pola

yang ada dimasyarakat dengan pembentukan kelompok kerja kesehatan.

3. Tahap pendidikan dan pelatihan

Melalui kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat melalui

pengkajian, membuat pelayanan keperawatan langsung pada individu,

keluarga dan masyarakat.

4. Tahap formasi kepemimpinan

Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan keterampialan yang

mengikuti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan

kegiatan pendidikan kesehatan.

5. Tahap koordinasi

Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya memandirikan masyarakat.

6. Tahap akhir

Suverpisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian umpan balik

dan masing-masing evaluasi untuk perbaikan untuk kegiatan kelompok

kesehatan kerja selanjutnya.

18
2.8 Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang

merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan

ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik

yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah kesehatan/keperawatan),

secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif

dan resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara

terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah

kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah

yang mereka miliki dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan

sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan

derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri

dalam memelihara kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan

keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan

masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat

dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi.

Perawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas

dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan

komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang

dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung

melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan

19
kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,

implementasi dan evaluasi. (Efendi, 2009)

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok

adalah (Mubarak, 2005) :

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan

sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah

kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau

kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial

ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.

1) Pengumpulan data

Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :

a. Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri

atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-

nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.

b. Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:

 Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya

karena dapat menjadi stresor bagi penduduk

 Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan

untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat

 Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan tempat

tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag sering

mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin

20
 Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup

menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di

berbagai bidang termasuk kesehatan

 Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau

gangguan yang terjadi

 Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan

merawat atau memantau gangguan yang terjadi

 Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan

masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan gangguan

penyakit

 Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan,

apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi

(UMR) atau sebaliknya

 Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya

dapat dijangkau masyarakat

2) Jenis data

Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data objektif

(Mubarak, 2005):

a. Data subjektif

Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh

individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan secara

langsung melalui lisan.

b. Data objektif

Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.

c. Sumber data

21
 Data primer

Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu, keluarga, kelompok,

masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.

 Data sekunder

Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :

kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record.

3) Cara pengumpulan data

a. Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab

b. Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra

c. Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu

4) Pengelolaan data

a. Klasifikasi data atau kategorisasi data

b. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly

c. Tabulasi data

d. Interpretasi data

5) Analisa data

Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan

kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang

kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu

masalah kesehatan atau masalah keperawatan.

6) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan

masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat

dirumuskan masalah kesehatan.

7) Prioritas Masalah

22
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan

Abraham H Maslow :

a. Keadaan yang mengancam kehidupan

b. Keadaan yang mengancam kesehatan

c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan

baik yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan

memeberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat

baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan

berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada.

Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P),

etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang

(S). (Mubarak, 2005)

 Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan

normal yang seharusnya terjadi.

 Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat

memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.

 Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang

terjadi.

3. Perencanaan/ Intervensi

Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan

keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai

dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan

terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat

23
dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang

muncul diatas adalah (Mubarak, 2005) :

a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit

b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit

c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit

d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang

tepat

e. Lakukan olahraga secara rutin

f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk

memperbaiki lingkungan komunitas

g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

4. Pelaksanaan/Implementasi

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan

yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan

harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan

pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005).

Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah

direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu :

a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit

b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku

hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan

c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah

gangguan penyakit

d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya

kebutuhan komunitas

24
5. Penilaian/Evaluasi

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan

keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan

antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.

Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan

tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan

tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah

ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan

dalam melakukan evaluasi adalah sebagai berikut :

a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan

intervens

b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi

keperawata

c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit

25
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Jumlah KK yang di kaji : 5 kk


2. RT/RW : 002/001
3. Dusun : Kp. Cirunten
4. Desa/Kelurahan : Cibungur
5. Kecamatan : Leuwidamar
6. Kabupaten/Kota : Lebak/Rangkasbitung, Banten
7. Tanggal survei : 04 Mei 2020
8. Jumlah Penduduk yang di kaji : 25 jiwa

1. IDENTITAS KEPALA KELUARGA

Tabel 1.1
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat Usia di Desa Cibungur Kec
Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020

No. Kelompok Umur Frekuensi Persentase (%)


(Tahun)
1. 0 –1 2 8
2. 1–5 2 8
3. 5 – 12 4 16
4. 12 – 18 7 28
5. 18 – 55 10 40
6. > 55 th 0 0
Jumlah 26
25
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari 5 KK Hampir sebagian (40%) keluarga
tingkat Usia 18-55 tahun di Desa Cibungur tahun 2020
Tabel I.2
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat Jenis Kelamin di Desa
Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


1. Laki-laki 12 45
2. Perempuan 13 52
Jumlah 25 97

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa dari 5 KK sebagian besar (52%) keluarga


tingkat Jenis kelamin perempuan di Desa Cibungur Tahun 2020

AGAMA
Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) Kepala Keluarga di
Di Kp. Cirunten RT 002 RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak
Tahun 2020 beragama Islam.

Tabel 1.4
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat Pendidikan di Desa Cibungur Kec
Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)


1. Tidak sekolah 0 0
2. Tidak tamat SD 1 4
3. SD 6 24
4. SMP 8 32
5. SMA 10 40
6. SLTA 0 0
Tabel
7 1.4 menunjukkan
Perguruan Tinggi bahwa dari 5 KK
0 Hampir sebagian (40%)
0 Keluarga tingkat
Jumlah 25 100
pendidikan SMA di Desa Cibungur Tahun 2020

Tabel 1.5
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat Pekerjaan di Desa Cibungur
Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020

27
No. Tingkat Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1. Buruh 4 40
2. Tani 4 40
3. Pedagang 2 20
Tabel 4. Pensiunan 0 0
1.5 5. Swasta 0 0
6. PNS 0 0
7 TNI/Porli 0 0
Jumlah 10 100

menunjukkan bahwa dari 5 KK Hampir sebagian (40%) Keluarga tingkat pekerjaan yaitu
Tani dan Buruh di Desa Cibungur Tahun 2020

SUKU BANGSA

Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) Kepala Keluarga di


Di Kp. Cirunten RT 002 RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak
Tahun 2020 bersuku bangsa Sunda

2. POLA HIDUP SEHARI-HARI (untuk semua anggota keluarga kecuali bayi/balita)

Tabel 2.1
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat makan beraneka ragam dan
bergizi di Desa Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung
Tahun 2020

No. Tingkat Makan Frekuensi Persentase (%)


Bergizi
1. Kurang 3 12
2. Cukup 10 40
3. Baik 12 48
Jumlah 25 100

Tabel 2.1 1menunjukkan bahwa dari 5 KK Hampir sebagaian (68%)


Keluarga tingkat Makan Bergizi cukup di Desa Cibungur Tahun 2020
Tabel 2.2
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat pola mandi di Desa Cibungur
Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020

No. Tingkat pola mandi Frekuensi Persentase (%)


1. Kurang 4 16
2. Cukup 8 32
3. Baik 13 52
Jumlah 28 25 100
Tabel 2.2 menunjukkan bahwa dari 5 KK Sebagian Besar (52%) Keluarga
tingkat pola mandi baik di Desa Cibungur Tahun 2020

Tabel 2.3
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat diman anggota keluarga
mandi Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020

No. Tingkat Tempat mandi Frekuensi Persentase (%)


1. Kurang 0 0
2. Cukup 14 56
3. Baik 11 44
Jumlah 25 100

Tabel 2.3 menunjukkan bahwa dari 5 KK Sebagian Besar (56%) Keluarga tingkat tempat
mandi cukup di Desa Cibungur Tahun 2020

KEBIASAAN ANGGOTA KELUARGA BUANG AIR BESAR (BAB)

Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) anggota keluarga di Di


Kp. Cirunten RT 002 RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun
2020 Buang air besar (BAB) di jamban keluarga

Tabel 2.5
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat kebiasaan keluarga
melakukan olahraga Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung
Tahun 2020
No Tingkat melakukan Frekuensi Persentase (%)
. olahraga
1. Tidak pernah 18 90
2. Berolahraga tapi tidak 2 10
terjadwal
3. Rutin terjadwal 0 0
Jumlah 20 100
Tabel 2.5 menunjukkan bahwa dari 5 KK hampir seluruhnya (90%) Keluarga tingkat
melakukan olahraga kurang di Desa Cibungur Tahun 2020
Tabel 2.6

29
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat kebiasaan keluarga dalam
berekreasi Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun
2020
No Tingkat dalam berekreasi Frekuensi Persentase (%)
.
1. Tidak pernah 0 0
2. Kadang-kadang 15 60
3. Rutin terjadwal 10 40
Jumlah 25 100

Tabel 2.6 menunjukkan bahwa dari 5 KK sebagian besar (60%) Keluarga


tingkat dalam berekreasi kadang kadang di Desa Cibungur Tahun 2020

Tabel 2.7
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat kebiasaan keluarga dalam
Beribadah Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020
No Tingkat dalam beribadah Frekuensi Persentase (%)
.
1. Tidak pernah 0 0
2. Kadang-kadang 4 20
3. Rutin dan terjadwal 16 80
Jumlah 20 100

Tabel 2.7 menunjukkan bahwa dari 5 KK hampir seluruhnya (80%)


Keluarga tingkat dalam Beribadah rutin dan terjadwal di Desa Cibungur
Tahun 2020
Tabel 2.8
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat kebiasaan keluarga dalam
memotong kuku dan kebersihannya Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak
Rangkasbitung Tahun 2020
No Tingkat dalam memotong Frekuensi Persentase (%)
. kuku
1. Tidak pernah 0 0
2. Kadang-kadang 10 40
3. Rutin minimal 1 minggu 1 15 60
kali 30
Jumlah 25 100
Tabel 2.8 menunjukkan bahwa dari 5 KK sebagian besar (60%) Keluarga
tingkat dalam memotong kuku rutin minimal 1 minggu 1 kali di Desa
Cibungur Tahun 2020

Tabel 2.9
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat kebiasaan keluarga yang
merokok Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020

No Tingkat yang merokok Frekuensi Persentase (%)


.
1. Setiap hari 5 50
2. Kadang-kadang 4 40
3. Tidak ada 0 0
Jumlah 10 90

Tabel 12 menunjukkan bahwa dari 5 KK sebagian (50%) Keluarga tingkat


yang merokok, setiap hari di Desa Cibungur Tahun 2020

KEBIASAAN ANGGOTA KELUARGA MINUM MINUMAN KERAS


Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) anggota keluarga di Di
Kp. Cirunten RT 002 RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun
2020 tidak ada yang minum minuman keras

Diagram 2.11
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat keluarga mengenal tentang
HIV/AIDS Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020

PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS


100%
80%
60%
40%
20%
0%

Frekuensi Persentase (%)

Diagram 2.11
menunjukkan bahwa dari 5 KK seluruhnya (100%) Keluarga tingkat yang
mengenal HIV/AIDS, kurang tahu setiap hari di Desa Cibungur Tahun 2020
Diagram 2.12

31
Distribusi Frekuensi
P O LA P E N C A RI A N I N F O RM A S I
keluarga menurut tingkat
Frekuensi Persentase (%) dalam mencari informasi
kesehatan Cibungur Kec

100

100
Leuwidamr Kab. Lebak
Rangkasbitung Tahun 2020

13

13
0

Diagram 2.12 menunjukkan bahwa dari 5 KK sebagian besar (67%)


Keluarga tingkat mencari informasi kesehatan, pasif setiap hari di Desa
Cibungur Tahun 2020

3. DATA STATUS KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)


A. Pengetahuan Ibu Tentang Kehamilan
Diagram 3A.1
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat dalam mengenal tanda-tanda
kehamilan Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun
2020

150
100
50 100.3
67
0 0
25 0
0 8.3
1 3 8 12
1. 2. 3. Jumlah

Tingkat mengenal manfaat imunisasi bumil


Frekuensi
Persentase (%)

Diagram 3A.1 menunjukkan bahwa dari 5 KK seluruhnya (100%) Keluarga


tingkat mengenal tanda-tanda hamil, sudah tahu, di Desa Cibungur Tahun 2020

32
MANFAAT PERIKSA KEHAMILAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) di Di Kp. Cirunten RT
002 RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020 ibu cukup
tahu manfaat periksa kehamilan ( agar bayi dan ibu sehat)

TEMPAT PERIKSA KEHAMILAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) di Di Kp. Cirunten


RT 002 RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020 , ibu
sudah tahu tempat periksa kehamilan (bidan, puskesmas, posyandu dan dokter

Diagram 3A.4
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat dalam berapa kali perikasa
kehamilan Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun
2020
120
100
80
60 100.3
40 67
20 25
0
8.3 0 0 12
0 1 3 8
1. 2. 3. Jumlah

Tingkat mengenal manfaat imunisasi bumil


Frekuensi
Persentase (%)
Diagram 3A.5
menunjukkan bahwa seluruhnya (100%) Keluarga tingkat dalam berapa kalin
periksa kehamilan, sudah tahu, di Desa Cibungur Tahun 2020
Diagram 3A.6
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat dalam mengenal tanda-tanda
bahaya kehamilan Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung
Tahun 2020

120
100
80
60 100.3
40 67
20 25
0
8.3 0 0 12
0 1 3 8
1. 2. 3. Jumlah

Tingkat mengenal manfaat imunisasi bumil


Frekuensi
Persentase (%) 33
Diagram 3A.6 menunjukkan bahwa dari 5 KK hampir seluruhnya (80%)
Keluarga tingkat mengenal tanda-tanda bahaya kehamilan kehamilan, sudah tahu,
di Desa Cibungur Tahun 2020

Diagram 3A.7
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat dalam mengemal faktor-
faktor resiko tinggi kehamilan Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak
Rangkasbitung Tahun 2020

120
100
80
60 100.3

40 67

20 25
0
8.3 0 0
8 12
0 1 3
1. 2. 3. Jumlah

Tingkat mengenal manfaat imunisasi bumil


Frekuensi
Persentase (%)

Diagram 3A.7 menunjukkan bahwa dari 5 KK hampir seluruhnya (78,5%)


Keluarga tingkat dalam mengenal fsktor-faktor resiko tinggi kehamilan, sudah
tahu, di Desa Cibungur Tahun 2020
Diagram 3A.8
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat dalam mengemal manfaat
imunisasi bumil Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung
Tahun 2020
120

100

80

60

40

20

0
34
Frekuensi Persentase (%)
Diagram 3A.8 menunjukkan bahwa dari 5 KKsebagian besar (67%)
Keluarga tingkat dalam mengenal manfaat imunisasi bumil, sudah tahu, di Desa
Cibungur Tahun 2020

PENGETAHUAN TENTANG MANFAAT TABLET BESI (Fe)


Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) Kp. Cirunten RT 002
RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020 ibu cukup tahu
manfaat dari tablet besi (Fe) (supaya ibu dan bai sehat)

PENGETAHUAN TENTANG PORSI MAKAN UNTUK IBU HAMIL

Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) di Kp. Cirunten RT


002 RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020 ibu sudah
tahu tentang porsi makan untuk Ibu hamil (makan 2x lebih banyak dan bergizi)

PENGETAHUAN PERSIAPAN YANG PERLUKAN UNTUK PERSALINAN


Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) di Kp. Cirunten RT
002 RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020 ibu sudah
tahu tentang persiapan yang diperlukan untuk persalinan

PENGETHAUAN TENTANG MANFAAT SENAM HAMIL


Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) di Kp. Cirunten RT 002
RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020 ibu cukup tahu
manfaat senam hamil (melatih fisik seperti otot pernafasan dan pinggul)

Diagram 3A.13
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat dalam mengenal tanda-tanda
persalinan Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun
2020
120
100
80
60
40
20
0 35

Frekuensi Persentase (%)


Diagram 3A.13 menunjukkan bahwa dari 5 KK sebagian besar (60%)
Keluarga tingkat dalam mengenal tanda-tanda persalianan Kurang tahu, di Desa
Cibungur Tahun 202

PENGETAHUAN TENTANG MANFAAT PERAWATAN PAYUDARA


Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) di Kp. Cirunten RT 002
RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020 ibu sudah tahu
manfaat perawatan payudara (supaya ASI lancar, banyak dan bersih)

PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN PANTANGAN TERTENTU

Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) di Kp. Cirunten RT 002
RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020 cukup tahu
makanan pantangan tertentu (ada pantangan terhadap makanan tertentu

MANFAAT MELAKUKAN PERAWATAN BAYI SETELAH


MELAHIRKAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) di Kp. Cirunten
RT 002 RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020
Sudah tahu (manfaat melakukan perawatan bayi setelah melahirkan)

Tabel 3A.17
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat dalam merawat bayi sakit Cibungur
Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020

No Tingkat mengenal merawat bayi Frekuensi Persentase (%)


. sakit
1. Tidak tahu 0 0
2. Diberi pengobatan tradisional 2 20
3. Diberi perawatan pertama dan di 8 80
bawa ke fasilitas kesehatan
Jumlah 10 100

36
Tabel 3A. 17 menunjukkan bahwa dari 5 KK hampir seluruhnya (80%)
Keluarga tingkat mengenal dalam merawat bayi sakit, diberi perawatan pertama
dan di bawa ke fasilitas kesehatan di Desa Cibungur Tahun 2020
Tabel 3A.18
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat mengenal penyakit yang di derita oleh
bayi Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020
Tabel 3A.19 menunjukkan bahwa dari 5 KK sebagian besar (60%) Keluarga tingkat
No Tingkat mengenal penyakit yang Frekuensi Persentase (%)
. didetita oleh bayi
1. Tidak tahu 0 0
2. Cukup tahu 4 40
3. Sudah tahu 6 60
Jumlah 10 100
mengenal penyakit yang sering diderita oleh bayi, sudah tahu di Desa Cibungur Tahun 2020
Tabel 3A.20
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat mengenal Manfaat pemberian ASI
Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020

No Tingkat mengenal manfaat Frekuensi Persentase (%)


. Pemberian ASI
1. Supaya bayi sehat 2 20
2. Supaya bayi mendapat makanan 5 50
yang cukup/bergizi
3. Supaya bayi kebal dan 3 30
mendapatkan kasih sayang cukup
dari ibu
Jumlah 10 100

Tabel 3A.20 menunjukkan bahwa dari 5 KK sebagian (50%) Keluarga


tingkat mengenal manfaat pemberian ASI, supaya bayi mendapatkan makanan
yang cukup/bergizi di Desa Cibungur Tahun 2020
Tabel 3A.21
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat mengenal Manfaat pemberian ASI
Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020

No Tingkat mengenal tentang ASI Frekuensi Persentase (%)


. eklussif
1. Kurang tahu 0 0
2. Cukup tahu 4 40
3. Sudah tahu 6 60
Jumlah 10 100

37
Tabel 3A.21 menunjukkan bahwa dari 5 KK sebagian besar (60%) Keluarga
tingkat mengenal tentang ASI eklusif, supaya bayi mendapatkan makanan yang
cukup/bergizi di Desa Cibungur Tahun 2020

Tabel 3A.22
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat mengenal Colostrum Cibungur Kec
Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020

Tabel 3A.22 menunjukkan bahwa dari 5 KK sebagian besar (60%) Keluarga


No Tingkat mengenal tentang Frekuensi Persentase (%)
. Colostrum
1. Kurang tahu 7 70
2. Cukup tahu 3 30
3. Sudah tahu 0 0
Jumlah 10 100
tingkat mengenal tentang colostrum, kurang tahu Desa Cibungur Tahun 2020

Tabel 3A.23
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat mengenal umur berapa bayi dibri
makanan tambahan Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020
Tabel 3A.23 menunjukkan bahwa dari 5 KK seluruhnya (100%) Keluarga tingkat mengenal
umur berapa bayi diberikan makanan tambaha, mulai umur 6 bulan Desa Cibungur Tahun
2020 No Tingkat mengenal umur berapa Frekuensi Persentase (%)
. bayi di beri makanan tambahan
1. Kurang tahu 0 0
2. Kurang 1 bulan 0 0
3. Mulai umur 6 bulan 10 100
Jumlah 10 100

Tabel 3A.24
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat mengenal sampai usia berpa bayi
menyusui Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020
Tabel 3A.24 menunjukkan bahwa dari 5 KK hampir semuanya (80%) Keluarga tingkat
mengenal sampai usia berapa bayi menyusui , sudah tahu Desa Cibungur Tahun 2020
No Tingkat mengenal sampai usia Frekuensi Persentase (%)
. berapa bayi menyusui
1. Kurang tahu 0 0
2. Cukup tahu 2 20
3. Sudah tahu 8 80
Jumlah 10 100
Tabel 3A.25

38
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat mengenal pola makan ibu yang sedang
menyusui Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020
Tabel 3A.25 menunjukkan bahwa dari 5 KK seluruhnya (100%) Keluarga tingkat mengenal
pola
No Tingkat mengenal pola makan ibu Frekuensi Persentase (%)
. yang sedang menyusui
1. Kurang tahu 0 0
2. Makan tidak teratur 0 0
3. Makan nasi, lauk dalam porsi 8 100
banyak dan teratur
Jumlah 8 100
makan ibu yang sedang menyusui , Makan nasi, lauk dalam porsi banyak dan teratur Desa
Cibungur Tahun 2020

Tabel 3A.26
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat bilamana ibu menyusui ketika ibu
bekerja Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020
Tabel 3A.26 menunjukkan bahwa dari 5 KK hampir seluruhnya (80%) Keluarga tingkat
mengenal bilamana ibu menyusui ketika ibu bekerja, Menyusu dahulu sebelum dan sesudah
kerja No Tingkat mengenal bilamana ibu Frekuensi Persentase (%)
Desa . menyusui ketika ibu bekerja
1. Tidak tahu 0 0
2. Menyusu dahulu sebelum dan 6 86
sesudah kerja
3. Menyusui sebelum dan sesudah 1 14
kerja, serta menyimpan ASI di
kulkas
Jumlah 7 100
Cibungur Tahun 2020
Tabel 3A.27
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat mengenal berapa gelas
seharusnya ibu meneteksi sehari minum Cibungur Kec Leuwidamr Kab.
Lebak Rangkasbitung Tahun 2020
Tabel
No Tingkat mengenal berapa gelas Frekuensi Persentase (%)
3A.27 . seharusnya ibu meneteksi seahari
minum
1. Hanya ketika haus 2 13,3
2. Pada saat makan 3 20
3. Minum 8 gelas setiap hari 10 67
Jumlah 15 100,3
menunjukkan bahwa dari 5 KK sebagian besar (67%) Keluarga tingkat mengenal berapa
gelas seharusnya ibu meneteksi sehari minum, minum 8 gelas setiap hari Desa Cibungur
Tahun 2020

4. DATA SETATUS KESEHATAN LINGKUNGAN (observasi)


A. Setatus Rumah

39
STATUS KEPEMILIKAN RUMAH

Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) Kp. Cirunten RT 002
RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020 Status
kepemilikan rumah milik sendiri

Tabel 4A.2
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat dalam fasilitas rumah
Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020
No Tingkat dalam fasilitas ruamah Frekuensi Persentase (%)
.
Tabel 1. Sederhana 0 0
4A.2 2. Standar 5 100
3. Mewah 0 0
Jumlah 5 100
menunjukkan bahwa dari 5 KK seluruhnya (100%) Keluarga tingkat dalam fasilitas rumah ,
mewah di Desa Cibungur Tahun 2020

B. Konstruksi Rumah

KONDISI KONSTRUKSI BANGUNAN RUMAH


Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) di Kp. Cirunten
RT 002 RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020
Kondisi konstruksi bangunan rumah permanen (Seluruhnya tembok).

PENCAHAYAAN RUMAH

Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) di Kp. Cirunten RT


002 RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020 Memiliki
pencahayaan rumah yang sudah baik (Cahaya masuk jelas, merata, dan bisa
untuk membaca)

TATA LETAK (LAY-OUT) RUANG RUMAH

Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) di Kp. Cirunten RT


002 RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020 Tata letak
(Lay-out) ruang rumah sudah rapi (Teratur, ada pemisah ruang yang permanen)

ALAT PENERANGAN YANG DIGUNAKAN

40
Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) di Kp. Cirunten RT 002
RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020 Alat penerangan
yang digunakan sudah baik (listrik dan lampu TL).
C. Keadaan Srana Sanitasi Rumah
KONDISI KBERSIHAN RUMAH

Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) di Kp. Cirunten RT 002
RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020 kondisi kebersihan
rumah sudah bersih (lantai, dinding, langit-langit & perabotan bersih)

Tabel 4C.1
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat dalam kondisi bak mandi
Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak Rangkasbitung Tahun 2020
No Tingkat dalam kondisi bak mandi Frekuensi Persentase (%)
Tabel .
4C.1 1. Kurang beris 3 60
2. Cukup bersih 0 0
3. Sudah bersih 2 40
Jumlah 5 100
menunjukkan bahwa dari 5 KK sebagian besar (60%) Keluarga tingkat dalam kondisi bak
mandi, Kurang bersih bersih di Desa Cibungur Tahun 2020

Diagram 4C.2
Distribusi Frekuensi keluarga menurut tingkat dalam kebiasaan
membersihkan bak/tempat air Cibungur Kec Leuwidamr Kab. Lebak
Rangkasbitung Tahun 2020
120

100

80

60

40

20

Frekuensi Persentase (%)

Diagram 4C.2 menunjukkan bahwa dari 5 KK sebagian besar (60%) Keluarga


tingkat dalam kebiasaan membersihkan bak/tempat air, Kurang baik di Desa
Cibungur Tahun 2020

41
JUMLAH JENTIK NYAMUK DI BAK MANDI/PENMPUNGAIR

Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) di Kp. Cirunten RT


002 RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020 jumlah
jentik nyamuk di bak mandi/penampung air Cukup baik (tidak ada
jentik/dibersihkan/dikuras secara rutin)

SUMBER PENCEMARAN LINGKUNGAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) di Kp. Cirunten RT


002 RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020 sumber
pencemaran lingkungan ada (sumber pencemaran salah satu diantara air, udara,
tanah)

PENAMPUNGAN AIR

Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 KK seluruh (100%) di Kp. Cirunten RT


002 RW 001 Desa Cibungur Kec.Leuwidamar Kab.Lebak Tahun 2020
penampungan air sudah baik (ada, permanen dan mudah dibersihkan)

42
DATA MASALAH

NO DATA TARGET MASALAH


YA TIDAK
1 60% Bak mandi dan jamban 20,0 % √
kurang bersih
2 50 % Kebiasaan Keluarga
Merokok 30 % √

3 90% Kebiasaan Keluarga


30% √
Tidak Melakukan olahraga

43
44
METODE PRIORITAS MASALAH
KRITERIA DAN BOBOT
MASALAH Risiko Minat Kemungkinan Dana Pasilitas Sumberdaya Tempat Jumlah
Waktu
Keparahan Masyarakat Diatasi
Penyalahgunaa 3 2 3 3 23
n rokok
berhubungan
dengan masih
banyaknya
4 4 3 1
perokok di
kampung
cirunten desa
cibungur

Resiko 3 3 3 3 2 2 3 3 22
terjadinya
penyakit yang
disebabkan
oleh sanitasi
lingkungan
yang kurang
baik
berhubungan
dengan ketidak

45
tahuan keluarga
dalam merawat
bak mandi dan
jamban dengan
baik

Kurangnya 3 2 2 3 21
pengetahuan
tentang manfaat
berolahraga
berhubungan
dengan
kurangnya
3 2 3 3
minat
masyrakat
untuk
melakukan
olahraga secara
rutin

Keterangan :
1. Sangat rendah
2. Rendah

46
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi

47
RUMUSAN MASALAH
1. Penyalahgunaan rokok berhubungan dengan masih banyaknya perokok di kampung cirunten desa cibungur
2. Resiko terjadinya penyakit yang disebabkan oleh sanitasi lingkungan yang kurang baik berhubungan dengan ketidak tahuan
keluarga dalam merawat bak mandi dan jamban dengan baik
3. Kurangnya pengetahuan tentang manfaat berolahraga berhubungan dengan kurangnya minat masyrakat untuk melakukan
olahraga secara rutin

48
FORMAT RENCANA PENANGGULANGAN MASALAH/PLAN OF ACTION (POA)
DI RT 002/001 DESA CIBUNGUR KECAMATAN LEUWIDAMAR
KABUPATEN LEBAK TAHUN 2020
N SASARA WAKT PENANGGUNG
MASALAH TUJUAN TINDAKAN/KEGIATAN TEMPAT BIAYA
O N U JAWAB
1 Penyalahgunaan Setelah dilakukan 1. Brikan pendidikan Keluarga di 8 Mei Wilayah - Mahasiswa (Iman
tindakan kesehatan tentang Desa 2020 Rt sadewa)
rokok berhubungan
keperawatann di bahaya merokok Cibungur 002/001
dengan masih Desa Gunung sari 2. Berikan pendidikan Ds
Masalah kesehatan tetang Cibungur
banyaknya perokok
keperawatan dengan cara mengurangi
di kampung kriteria hasil : rokok
1. Tidak ada
cirunten desa
masyarakat
cibungur yang
merokok
2. Tidak
terdapat asap
rokok di
lingkungan
2 Resiko terjadinya Setelah dilakukan 1. Brikan pendidikan Keluarga di 8 Mei Wilayah - Mahasiswa (Iman
tindakan kesehatan tentang desa 2020 Rt sadewa)
penyakit yang
keperawatann di menjaga kebrsihan Cibungur 002/001
disebabkan oleh Desa Cibungur bak mandi dan Ds
Masalah jamban cibugur
sanitasi lingkungan
keperawatan dengan 2. Jelaskan bahayanya
yang kurang baik kriteria hasil : tidak menjaga
1. Masyrakat kebersihan bak
berhubungan
dapt mandi dan jamban
dengan ketidak membersihkan mandi
bak mandi 3. Jelasakn
tahuan keluarga

49
dalam merawat bak 2. Tidak terdapat kepentingan
kotoran, memebersihkan bak
mandi dan jamban
lumut, atau mandi dan jamban
dengan baik jentik di
dalam bak
mandi
3. Masyarakat
dapat
mengetahui
pengetahuan
dalam
menajaga
kesehatan
lingkungan
3 Kurangnya Setelah dilakukan 3. Jelaskan tentang Keluarga di 8 Mei Wilayah - Mahasiswa (Iman
tindakan Desa 2020 Rt sadewa)
pengetahuan
keperawatann di  Pengertian Cibungur 002/001
tentang manfaat Desa Cibungur olahraga Ds
Masalah  Fungsi olahraga Cibungur
berolahraga
keperawatan dengan  Macam-macam
berhubungan kriteria hasil : olahraga
1. Masyrakat  Cara melakukan
dengan kurangnya
dapat olahraga
minat masyrakat Melakukan a.
olahraga
untuk melakukan
2. Masyarakat
olahraga secara dapat
mengetahui
rutin
pengetahuan
tentang
manfaatnya
berolahraga
bagi

50
kesehatan

RENCANA PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN

NO DATA/MASALAH TUJUAN RENCANA SASARAN PELAKSANAAN PENILAIAN

51
KEGIATAN
1 Penyalahgunaan rokok Setelah dilakukan 1. Brikan Keluarga di
tindakan pendidikan Desa
berhubungan dengan
keperawatann di kesehatan Cibungur Rt
masih banyaknya Desa Cibungur tentang 002/001
Masalah bahaya
perokok di kampung
keperawatan dengan merokok
cirunten desa cibungur kriteria hasil : 2. Berikan
1. Tidak ada pendidikan
masyarakat yang kesehatan
meroko tetang cara
2. Tidak terdapat mengurangi
asap rokok di rokok
lingkungan
2 Resiko terjadinya Setelah dilakukan 1. Brikan Bapak bapak
tindakan pendidikan di Desa
penyakit yang
keperawatann di kesehatan Cibunngur
disebabkan oleh Desa Gunung sari tentang Rt 002/001
Masalah menjaga
sanitasi lingkungan
keperawatan dengan kebrsihan bak
yang kurang baik kriteria hasil : mandi dan
1. Masyrakat jamban
berhubungan dengan
dapat 2. Jelaskan
ketidak tahuan membersihka bahayanya
n bak mandi tidak menjaga
keluarga dalam
2. Tidak terdapat kebersihan
merawat bak mandi kotoran, bak mandi
lumut, atau dan jamban
jentik di 3. Jelaskan
dalam bak pentingnya
mandi membersihka
3. Masyarakat n bak mandi
dapat dan jamban

52
mengetahui
pengetahuan
dalam
menajaga
kesehatan
lingkungan
3 Kurangnya Setelah dilakukan 1. Jelaskan tentang Keluarga di
tindakan Desa
pengetahuan tentang
keperawatann di  Pengertian Cibungur Rt
manfaat berolahraga Desa Cibungur olahraga 002/001
Masalah  Fungsi
berhubungan dengan
keperawatan dengan olahraga
kurangnya minat kriteria hasil :  Macam-
1. Masyrakat macam
masyrakat untuk
dapat olahraga
melakukan olahraga Melakukan  Cara
olahraga melakukan
secara rutin
2. Masyarakat olahraga
dapat
mengetahui
pengetahuan
tentang
manfaatnya
berolahraga
bagi
kesehatan

RENCANA TINDAK LANJUT

53
1 4 7
2 3 5 6 8
KEGIATA BIAYA/SUMBE PENANGGUN
TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT INDIKATOR
N R DANA G JAWAB
(WHY) (WHOM) (WHEN) (WHERE) KEBERHASILAN
(HOW) (HOW MUCH) (HOW)
Memberikan Agar para Keluarga di -/Mahasiswa 8 Mei Wilayah Mahasiswa (Iman Keluarga dapat
edukasi bapak- Desa 2020 Rt 002/001 Sadewa) mengetahui dan
kepada bapak Cibungur Ds. menyrbutkan
bapak bapak memahami Cibungur bahanya merokok
di desa bahanya
Cibungur roko
tentang
bahaya
merokok
Memberikan Agar Keluarga di -/Mahasiswa 8 Mei Wilayah Mahasiswa (Ratu Bapak-bapak
edukasi masyarakat Desa 2020 Rt 08/02 ayu) mampu memahami
kepada mulai Cibungur Ds. cara hidup sehat
bapak bapak berhenti gunungsari tanpa merokok
di desa merokok
Cibungur
tentang
bahaya
merokok
Memberikan Agar para Bapak -/Mahasiswa 8 Mei Wilayah Mahasiswa (Ratu Keluarga mampu
edukasi ibu bapak di 2020 Rt 08/02 ayu) menjaga dan
kepada memahami Desa Ds. merawat kebersihan
Keluraga tentang Gunungsaari gunungsari bak mandi dan
dalam bahaya dan jamban
menjaga penyakit
kebersihan yang tibul
bak mandi akibat tidak
menjaga
kebersihan
bak mandi

54
Memberikan Agar para Keluarga di -/Mahasiswa 8 Mei Wilayah Mahasiswa (Iman Keluarga mampu
edukasi ibu Desa 2020 Rt 002/001 sadewa) memahami bahanya
kepada memahami Cibungur Ds. tidak menjaga
Keluraga tentang Cibungur kebersiahn bak
dalam bahaya dan mandi dan jamban
menjaga penyakit
kebersihan yang tibul
bak mandi akibat tidak
pengurangi menjaga
rokok kebersihan
bak mandi
Memberikan Agar Keluarga di -/Mahasiswa 8 Mei Wilayah Mahasiswa (Iman Keluarga mampu
edukasi keluarga Desa 2020 Rt 002/001 sadewa) memahami Manfaat
kepada memahami Cibungur Ds. dan pentingnya
keluarga manfaat Cibungur berolahraga
tentang dan
hidup sehat pentingnya
dengan berolahraga
melakukan secara rutin
olahraga
secara rutin
Memberikan Agar Keluarga di -/Mahasiswa 8 Mei Wilayah Mahasiswa (Iman Keluarga mampu
edukasi keluarga Desa 2020 Rt 002/001 sadewa) memahami
kepada memahami Cibungur Ds. Melakukan
keluarga manfaat Cibungur olahraga secara
tentang dan rutin
hidup sehat pentingnya
dengan berolahraga
melakukan secara rutin
olahraga
secara rutin

55
IMPLEMENTASI

1. Bentuk Kegiatan :
a. Pendekatan edukatif – pendidikan kesehatan
b. Stimulasi (dukungan materi)
c. Home care
56
d. Social action (bakti social, kerja bakti)
2. Pelaksana : Masyarakat dan Mahasiswa
3. Waktu : Sesuai kesepakatan dengan warga

N HARI/TANGGAL MASALAH IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


O
1. Senin 11 mei 2018 Penyalahgunaan 3. Memberikan pendidikan 1. Keluarga hususnya
kesehatan tentang bahaya bapak-bapak
rokok berhubungan
merokok memahami Iman Sadewa
dengan masih 4. Memberikan pendidikan bahayanya rokok
kesehatan tetang cara
banyaknya perokok
mengurangi rokok
di kampung cirunten
desa cibungur

2 Senin 11 mei 2018 Resiko terjadinya 1. Memberikan pendidikan 1. Keluarga mampu


kesehatan tentang menjaga menjawab
penyakit yang
kebrsihan bak mandi bahayanya tidak
disebabkan oleh 2. Menjelaskan bahayanya menjaga kebersihan
tidak menjaga kebersihan bak mandi dan
sanitasi lingkungan
bak mandi jamban
yang kurang baik 3. Menjelaskan pentingnys Iman Sadewa
berhubungan dengan membersihkan bak mandi
dan jamban
ketidak tahuan
keluarga dalam
merawat bak mandi

3. Senin 11 mei 2018 Kurangnya 4. Mwnjelaskan tentang 1. Keluarga mampu


menjawab tentang
pengetahuan tentang
57
manfaat berolahraga  Pengertian olahraga manfaat dan
 Fungsi olahraga kepentingan olahraga
berhubungan dengan
 Macam-macam olahraga bagi kesehatan
kurangnya minat  Cara melakukan olahraga
masyrakat untuk
melakukan olahraga
secara rutin

58
SATUAN ACARA PENYULUHAN

( BAHAYA MEROKO )

Dosen Pengampu : Ani fadmawaty, S.Kep, Ners, MKM

NAMA : IMAN SADEWA

NIM : P27904117024

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI DIV KEPRAWATAN
TAHUN 2020

59
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Merokok

Sub Pokok : Bahaya Merokok bagi kesehatan dan Lingkungan

Tempat : Kp.cirunten Des Cibungur

Sasaran : Masyarakat

Waktu : 09:00-09:30 (30 menit)

Nama : Iman Sadewa

A. Tujuan Penyuluhan Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dapat mamahami tentang


Bahanya merokok

B. Tujuan Penyuluhan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan keluarga dapat :

1. Menjelaskan pengertian tentang Merokok

2. Mengetahui Zat-zat yang terkandung dalam rokok

3. Mengetahui Bahaya merokok

4. Mengetahui efek jelek dari rokok

5. Mampu menghindari merokok

6. Mengetahui cara mencegah merokok

7. Memahami bahaya merokok terhadap lingkungan

C. Materi

1. Menjelaskan pengertian tentang Merokok ?

2. Menjelaskan tentang Zat-zat yang terkandung dalam rokok ?


60
3. Menjelaskan Bahaya merokok ?

4. Menjelaskan cara mengurangi efek jelek dari rokok ?

5. Menjelaskna alasan menghindari merokok ?

6. Menjelaskan Cara mencegah merokok ?

7. Menjelaskan bahaya meroko terhadap lingkungan ?

A. Metode : ceramah, tanya jawab,

B. Media dan Alat Peraga :


1. Media
a. Leaflet
D. Kegiatan

Kegiatan
Waktu
No Tahap
( menit )
Penyuluh Peserta
1. Perkenalan 5 menit 1. Perkenlan diri 1) Mendengarkan
dan 2. Membuka penyuluhan dengan penjelasan
Pembukaan mengucapkan salam
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan
kali ini
4. Menyampaikan waktu atau
kontrak waktu yang akan
digunakan untuk berdiskusi dan
penyampaian materi pada
peserta penyuluhan kali ini.
5. Memberi sedikit gambaran
mengenai informasi yang akan
di sampaikan pada hari ini
2. Inti 20 menit 1) Isi materi penyuluhan 1) Menyimak dan
1. Menjelaskan pengertian mencatat
tentang Merokok

2. Menjelaskan tentang Zat-zat


61
yang terkandung dalam
rokok

3. Menjelaskan Bahaya merokok

4. Menjelaskan cara mengurangi


efek jelek dari rokok

5. Menjelaskna alasan
menghindari merokok 2) Bertanya

6. Menjelaskan Cara mencegah


merokok 3) berdiskusi
bersama-sama
7. Menjelaskan bahaya meroko
terhadap lingkungan
3. Penutup 5 menit 1) menyimpulkan materi 1) Menyimpulkan
bersama-sama
2) Memberikan Evaluasi secara 2) Menjawab
formatif pertanyaan
3) Menutup pertemuan dan memberi 3) Menjawab
salam salam

G. Sumber
Jacksen, A.2010 Bye, bye ..Smoke. Jakarta : Nexxmedia

H. Evaluasi

Jenis Evaluasi : Pormatif

Bentuk : Lisan

Waktu : Setelah dilakukan Penyuluhan

Soal : Terdiri dari 4 soal

1. Jenjelaskan pengertian tentang Merokok ?

2. Jelaskan tentang Zat-zat yang terkandung dalam rokok ?

62
3. Jelaskan Bahaya merokok ?

4. Jelaskan bahaya rokok terhadap lingkungan ?

Leuidamar ,Mei 2020

Penyuluh Iman Sadewa

NIM:P27904117024

Lampiran

MEROKOK

A. Pengertian merokok

63
Merokok merupakan kebiasaan buruk yang banyak sekali akibat buruknya bagi
tubuh perokok maupun orang yang berada disekitar perokok (perokok pasif) yang
menjadi masalah kesehatan dimasyarakat sampai saat ini.dengan persepsi oleh
perokok yang bermacam-macam padahal telah jelas akibat bagi organ-organ tubuh
seperti jalan pernafasan, paru, jantung, ginjal dan mata.

Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya merokok berpengaruh


terhadap tingkat kebiasaan merokok pada masyarakat yang cukup tinggi.

B. Zat-zat yang terkandung dalam rokok

1. Nikotin

Nikotin itu sendiri apabila diisap akan merangsang keluarnya hormone


adrenalin dan horman non adrenalin, yaitu hormon yang mengakibatkan naiknya
frekuensi denyut jantung dengan sendirinya akan menaikkan kebutuhan energi.

2. Tar

Cairan kental berwarna coklat tua atau hitam didapattkan dengan cara
distilasi kayu dan arang juga dari getah tembakau. Zat inilah yang menyebabkan
kanker paru-paru. Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat
dan mengiritasi paru-paru dan sistem pernapasan sehingga menyebabkan
penyakit bronchitis kronis, emfisema, dan dalam beberapa kasus dapat
menyebabkan kanker paru-paru.

C. Bahaya yang ditimbulkan akibat merokok

1. Rambut rontok

Rokok memperlemah system kekebalan sehingga tubuh lebih rentan terhadap


penyakit yang menyebabkan rambut rontok, sariawan mulut ,dll

2. Katarak

Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata yaitu memutihnya lensa


mata yang menghalangi masuknya cahaya dan menyebabkan kebutaan, 40 %
lebih terjadi pada perokok. Rokok dapat menyebabkan katarak dengan 2 cara,
yaitu cara mengiritasi mata dan dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang
oleh aliran darah dibawa sampai ke mata. Merokok dapat juga dihubungkan
dengan degrasi muscular yang berhubungan dengan usia tua yaitu penyakit mata
yang tak tersembuhkan yang disebabkan oleh memburuknya bagian pusat retina
yang disebut Mucula. Mucula ini berfungsi untuk memfokuskan pusat
64
penglihatan di dalam mata dan mengontrol kemampuan membaca, mengendarai
mobil, mengenal wajah dan warna dan melihat objek secara detail.

3. Kulit keriput

Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena rusaknya protein
yang berguna untuk menjaga elastisitas kulit, terkikisnya vitamin A,
terhambatnya aliran darah. Kulit perokok menjadi kering dan keriput terutama
disekitar bibir dan mata.
4. Hilangnya pendengaran

Karena tembakau dapat menyebabkan timbulnya endapan pada dinding pembuluh


darah sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam telinga bagian dalam .
perokok dapat kehilangan pendengaran lebih awal dari pada orang yang tidak
merokok atau lebih mudah kehilangan pendengaran karena infeksi telinga atau
suara yang keras. Resiko untuk terkena infeksi telinga bagian tengah yang dapt
megarah kepada kompliksi yang lebih jauh disebut Meningitis dan Paralysis
wajah bagi perokok 3 kali
lebih besar dari pada orang yang tidak merokok.
5. Kanker kulit

Merokok tidak menyebabkan melanoma ( sejenis kanker kulit yang kadang-


kadang menyebabkan kematian ) tetapi merokok mengakibatkan meningkatnya
kemungkinan kematian akibat penyakit tersebut. Ditengarai bahwa perokok
berisiko menderita Custaneus Scuamus Cell Cancer sejenis kanker yang
meninggalkan bercak merah pada kulit 2 kali lebih besar dibandingkan dengan
non perokok
6. Caries

Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut membentuk plak yang


berlebihan, membuat gigi menjadi kuning dan terjadinya caries, perokok berisiko
kehilangan gigi mereka 1,5 kali lipat

7. Enfisema

Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema yaitu pelebaran dan
rusaknya kantong udara pada paru-paru yang menurunkan kapasitas paru untuk
menghisap oksigen dan melepaskan CO 2. Pada kasus yang parah dugunakan
Tracheotomy untuk membantu pernafasan pasien. Ibarat suatu asyatn untuk
lubang ventilasi pada tenggorokan sebagai jalan masuk udara ke dalam paru-paru.
Pada kasus Bronkhitis kronis terjadi penumpukan muncus sehingga
mengakibatkan batuk yang

65
terasa nyeri dan kesulitan bernafas.
8. Kerusakan paru

Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan batuk.
Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru yang menurunkan kapasitas paru
dan oksigen untuk melepas O2. bila keadaan ini belanjut akan terjadi
penumpukan lender sehingga mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan
bernafas.

9. Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung

Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung.


Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk penyakit ini.
Telah ditetapkan bahwa asap rokok mengandung lebih dari 40 macam zat racun.
Kemungkinan timbulnya kanker paru dan jantung pada perokok 22 kali lebih
besar dariyang tidak merokok.
10. Osteoporosis

Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat pada gas
buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah terikat pada darah dari pada oksigen
sehingga kemampuan darah untuk mengangkat oksigen turun 15% pada perokok.
Akibatnya tulang pada perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah
patah atau retak dan penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok jiga menjadi lebih
rentan terhadap masalah tulang punggung. Perokok juga menjadi lebih retan
terhadap masalah tulang punggung. Sebuah studi menunjukkan bahwa buruh
pabrik yang merokok 5 kali lebih banyak mengalami nyeri punggung setelah
terjadi trauma.

66
11. Penyakit jantung

Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler.


Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk penyakit ini.
Di Negara yang sedang berkembang penyakit membunuh lebih dari satu juta
orang setiap tahun. Penyakit kardiovaskuler yang menyangkut pemakaian
tembakau di Negara-negara maju membunuh lebih dari 600.000 orang setiap
tahun. Rokok menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat, menaikkkan tekanan
darah dan meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri yang
akhirnya menyebabkan serangan jantung dan stroke.

12. Tukak lambung

Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri yang menyebabkan


tukak lambung juga meminimalisasi kemampuan lambung untu menetralkan
asam lambung setelah makan sehingga sisa asam akan mengerogoti dinding
lambung. Tukak lambung yang diderita para perokok lebih sulit dirawat dan
disembuhkan.

13. Diskolori jari-jari

Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku yang
meninggalkan warna coklat kekuningan.

14. Kanker uterus

Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok meneyebabkan


timbulnya masalah kezsuburan pada wanita dan berbagai komplikasi selama masa
kehamilan dan kelahiran bayi. Merokok selama masa kehamilan meningkatkan
resiko kelahiran bayi dengan BBLR dan masalah kesehatan sesudahnya.
Kegagalan hamil atau abortus terjadi 2-3 kali lebih besar pada wanita perokok.
Angka yang sama berlaku juga untuk kelahiran atau kematian karena kekurangan
oksigen pada janin dan

67
plasenta yang menjadi abnormal karena tercemar oleh Karbon Monoksida dan
Nikotin dalam asap rokok. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant
Death) juga dihubungkan dengan pemakaian tembakau. Tambahan pula, rokok
dapat menurunkan kadar estrogen yang menyebabkan terjadinya menopause dini.

15. Kerusakan sperma

Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan kerusakan pada DNAnya
sehiungga mengakibatkan aborsi. Beberapa studi menemukan bahwa pria yang
merokok meningkatkan resiko menjadi ayah dari anak yang berbakat kanker.
Rokok juga memperkecil jumlah sperma dan infertilitas banyak terjadi pada
perokok.

16. Penyakit Buerger

Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di kaki, yang
mengakibatkan terhambatnya aliran darah. Dan jika dibiarkan tanpa perawatan
akan mengarah ke gangrene (matinya jaringan tubuh) sehingga pasien perlu
diamputasi.

D. Cara mengurangi efek jelek dari rokok

1. Kurangi jumlah rokok yang diisap perharinya

2. Jangan menghisap asap dalam-dalam

3. Tinggalkan puntung rokok sejauh mungkin (jangan menghisap sampai habis)

4. Melepaskan rokok dari bibir diantara tiap sedotan

5. Memakai rokok yang berfilter, pipa atau cerutu.

68
E. Alasan harus menghindari rokok

a. Melemahkan pikiran, ketagihan, cemas dan gelisah

b. Kita akan mempunyai kebugaran dan penampilan yang segar

c. Akan menghemat uang

d. Asap rokok akan merusak kesehatan keluarga dan lingkungan

e. Tidak menambah polusi alam dan turut memelihara kesehatan lingkungan


dengan udara bersih.

F. Cara mencegah merokok

a. Agar dibuat peta merokok selama 20 jam

b. Setiap merokok agar ditulis waktu dan apa yang dilakukan pada saat itu. Hal
ini agar dilakukan setiap merokok dalam satu hari.

c. Peta dan situasi ketika merokok agar dicatat dan dipelajari

d. Untuk menghitung jumlah rokok setiap hari agar dicatat pada setiap dimana
kita menikmati

e. Merubah situasi merokok. Apakah merokok ketika jenuh, konsentrasi penuh,


istirahat, minum dengan teman, dan sesudah makan?

f. Sekarang perlu dipertimbangkan untuk melakukan kegiatan lain pada situasi


tersebut diatas untuk merubah kebiasaan merokok pada saat itu

g. Apabila jenuh, tanganipekerjaan yang sudah lama tertunda

h. Apabila konsentrasi, kunyah sebatang wortel atau apel

i. Luangkan lebih bannyak waktu dengan orang yang tidak merokok dan
mendiskusikan masalah menarik yang sedang terjadi

j. Setelah makan, jalan-jalan atau membaca buku.


69
G. Kiat-kiat berhenti merokok

a. Tidak membeli rokok

b. Melakukan hobi yang menyenangkan setiap kali teringat atau merokok

c. Meminta keluarga atau teman yang tidak merokok untuk mengingatkan agar
tidak merokok setiap kali kita akan mulai merokok

d. Setiap ada perasaan ingin merokok agar ditunggu 10 menit, tarik nafas dalam-
dalam atau genggam kepalan tangan erat-erat dan coba untuk santai, dorongan
merokok akan hilang.

H. Pengaruh rokok terhadap lingkungan

Sekarang ini kebanyakan perokok tahu bahwa merokok dapat menyebabkan


beberapa penyakit yang berbahaya. Namun mereka biasanya masa bodoh
terhadap hal itu dan menganggap merokok adalah urusan pribadi mereka, tetapi
sebenarnya merokok bukan merupakan urusan pribadi.

Asap tembakau bukan hanya berpengaruh pada perokok, tetapi juga mengotori
udara sekitar. Orang-orang yang tidak merokok yang kebetulan di sekitar orang
yang merokok terpaksa harus bersedia bernafas dan menghisap udara yang penuh
dikotori oleh asap rokoknya para perokok.

Disamping perokok dikenal juga orangya yang bukan perokok, tetapi yang
menghirup udara yang tercemar asap rokok. Keadaan ini biasanya terjadi di
ruang-ruang umum tertutup seperti di bus, ruang kantor dan lain- lain. Seorang
yang bukan perokok, tetapi yang ikut mengkonsumsi rokok beserta zat-zat yang
terkandung di dalamnya disebut perokok pasif.

Perlu diketahui bahwa asap yang dihasilkan rokok ditambah dengan udara luar,
mengandung zat kimia yang lebih tinggi daripada asap yang dihirup oleh perokok
sendiri.

70
Yang lebih peka dan beresiko terhadap asap rokok yakni perokok pasif
terutama bayi dan anak-anak. Mereka dapat menderita asma dan penyakit paru-
paru. Orang dengan kadar Hb rendah dan orang yang sedang menderita
penyakit kardiovaskuler.

71
Lampiran
Jawaban

5. Merokok merupakan kebiasaan buruk yang banyak sekali akibat


buruknya bagi tubuh perokok maupun orang yang berada disekitar
perokok (perokok pasif) yang menjadi masalah kesehatan
dimasyarakat sampai saat ini.dengan persepsi oleh perokok yang
bermacam-macam padahal telah jelas akibat bagi organ-organ tubuh
seperti jalan pernafasan, paru, jantung, ginjal dan mata.
6. Nikotin
Car
7.
b. Rusaknya paru-paru (kangker paru-paru dan jantung)
c. Ostrioprosis
d. Katarak
e. Kulut keriput
f. Kanker kulit
g. Rambut rontok
h. Kanker uterus
i. Tukak lambung

4. Asap tembakau bukan hanya berpengaruh pada perokok, tetapi juga


mengotori udara sekitar. Orang-orang yang tidak merokok yang kebetulan
di sekitar orang yang merokok terpaksa harus bersedia bernafas dan
menghisap udara yang penuh dikotori oleh asap rokoknya para perokok.
Disamping perokok dikenal juga orangya yang bukan perokok, tetapi yang
menghirup udara yang tercemar asap rokok. Keadaan ini biasanya terjadi di ruang-
ruang umum tertutup seperti di bus, ruang kantor dan lain- lain. Seorang yang
bukan perokok, tetapi yang ikut mengkonsumsi rokok beserta zat-zat yang
terkandung di dalamnya disebut perokok pasif

72
PENGERTIAN
PENGERTIAN

Merokok
merupakan kebiasaan
buruk yang banyak sekali
1. Nikotin
akibat buruknya bagi tubuh
perokok maupun orang Nikotin itu sendiri apabila diisap
yang berada disekitar
akan merangsang keluarnya
perokok (perokok pasif)

sampi saat ini.


BAHAYA MEROKOK
yang menjadi masalah
kesehatan dimasyarakat
hormone adrenalin dan horman non
adrenalin, yaitu hormon yang
mengakibatkan naiknya frekuensi
denyut jantung dengan sendirinya
akan menaikkan kebutuhan energi.

2. efek
Cara mengurangi Tar jelek dari
Cairan kental berwarna
rokok
6. Kurangi jumlah
coklat tua atau hitam
rokok yang diisap
didapattkan dengan cara
perharinya

7. Jangan menghisap
Bahaya merokok asap dalam-dalam
1. Rusaknya paru-paru (kangker paru-paru Alasan harus menghindari
dan jantung) rokok 8. Tinggalkan
2. Ostrioprosis a. Melemahkan pikiran,puntung rokok
ketagihan, cemas dansejauh
gelisah
mungkin
3. Katarak
b. Kita akan mempunyai(jangan menghisap
4. Kulut keriput kebugaran dan penampilan
sampai habis)
5. Kanker kulit yang segar
6. Rambut rontok c. Akan menghemat9.uangMelepaskan rokok
7. Kanker uterus d. Asap rokok akan merusak
dari bibir diantara
kesehatan keluarga dan
tiap sedotan
8. Tukak lambung
lingkungan
e. Tidak menambah10. Memakai
polusi alam rokok
yang berfilter, pipa
Zat yang terkandung dalam rokok
73
atau cerutu merokok yang bukan
terpaksa perokok, tetapi
harus yang ikut
bersedia mengkonsumsi
bernafas dan rokok beserta
menghisap zat-zat yang
udara yang terkandung di
penuh dalamnya
dikotori oleh disebut perokok
asap pasif
rokoknya
para

Pengaruh rokok terhadap lingkungan perokok.


2. Disamping
perokok dikenal
1. Asap juga orangya
tembakau
yang bukan
bukan hanya Nama : Iman Sadewa
perokok, tetapi
berpengaruh Nim : P27904117024
yang
pada BAHAYA MEROKOK
menghirup
perokok,
udara yang PADA LINGKUNGAN DAN
tetapi juga PERPKOK SENDIRI
tercemar asap
mengotori
rokok. Keadaan POLTEKKES
udara sekitar.
Orang-orang ini biasanya KEMENKES BANTEN

yang tidak terjadi di ruang-

merokok ruang umum


yang tertutup seperti
kebetulan di di bus, ruang
sekitar orang kantor dan lain-
yang lain. Seorang

74
SATUAN ACARA PENYULUHAN

( Kamanr Mandi Sehat )

Dosen Pengampu : Ani fadmawaty, S.Kep, Ners, MKM

NAMA : IMAN SADEWA

NIM : P27904117024

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI DIV KEPRAWATAN
TAHUN 2020

75
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Sub Pokok Bahasan : Jamban Sehat

Tempat : Kp. Cirunten, Des Cibungur

Sasaran : Masyarakat

Waktu : 09.00 – 09.40 (40 menit)

Nama : Iman Sadewa

C. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang jamban sehat selama 40 menit,
diharapkan sasaran dapat memahami tentang jamban sehat dengan benar.
D. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan  tentang jamban sehat, sasaran dapat :
1. Menjelaskan pengertian jamban
2. Menjelaskan jenis-jenis jamban yang digunakan
3. Menjelaskan pemilihan jenis jamban
4. Menyebutkan siapa yang seharusnya menggunakan jamban
5. Menyebutkan alasan penggunaan jamban
6. Menyebutkan syarat-syarat jamban yang sehat
7. Menyebutkan cara merawat jamban sehat
E. Materi :
1. Pengertian jamban
2. Jenis-jenis jamban yang digunakan
3. Pemilihan jenis jamban
4. Siapa yang seharusnya menggunakan jamban
5. Alasan penggunaan jamban
6. Syarat-syarat jamban yang sehat
7. Cara merawat jamban sehat
F. Metode : ceramah, tanya jawab, diskusi
G. Media :

76
1. Lleaflet
H. Kegiatan :

Kegiatan
Waktu
I. No Tahap
( menit )
Penyuluh Peserta
1. Perkenalan 5 menit 1) Perkenalan diri Mendengarkan
dan 2) Menjelaskan Tujuan Penyuluhan penjelasan
Pembukaan
2. Inti 30 menit 1) Penyampaian materi 1) Menyimak dan
 Menjelaskan pengertian jamban mencatat
 Menjelaskan jenis-jenis jamban
yang digunakan
 Menjelaskan pemilihan jenis
jamban
 Menyebutkan siapa yang
seharusnya menggunakan
jamban
 Menyebutkan alasan
penggunaan jamban
 Menyebutkan syarat-syarat
jamban yang sehat
 Menyebutkan cara merawat
jamban sehat
2) Tanya jawab 2) Menjawab dan
bertanya
3) Mendiskusikan bersama jawaban 3) Sama sama
yang diberikan menyimpulkan
3. Penutup 5 menit 1) Kesimpulan 1) Menyimak
2) Evaluasi 2) Sama-sama
evaluasi
3) Menutup pertemuan dan memberi 3) Menjawab
salam salam

Sumber Bacaan
Maryuani, Anik. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: Trans Info
Media

77
J. Evaluasi
Jenis : formatif
Cara : lisan
Waktu : setelah dilakukan penyuluhan

Soal :

1. Pengertian jamban
2. Jenis-jenis jamban yang digunakan
3. Pemilihan jenis jamban
4. Siapa yang seharusnya menggunakan jamban
5. Alasan penggunaan jamban
6. Syarat-syarat jamban yang sehat
7. Cara merawat jamban sehat

Leuwidamar : Mei 2020

Penyuluh
Iman Sadewa
P27904119024

LAMPIRAN
Materi

78
Sebelum kita membahas mengenai pengertian dari air bersih air bersih, ada
penampungan air bekas, ada tempat sampah, ada jamban, ada saluran pembuangan air hujan.
Air bersih adalah air yang jernih, tidak berbau, tidak berwarna/berasa, dan bebas dari jentik
nyamuk.

1. Pengertian Jamban

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran


manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau
cemplung yang dilengkapi unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.

2. Jenis-Jenis Jamban Yang Digunakan


a. Jamban cemplung, yaitu jambanyang penampungannya berupa lubang yang
berfungsi menyimpan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke
dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
b. Jamban tangki septik / leher angsa, yaitu jamban berbentukleher angsa yang
penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah
proses penguraian / dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan
resapan.

3. Pemilihan Jenis Jamban


a. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air
b. Jamban tangki septik / leher angsa digunakan untuk :
 Daerah yang cukup air
 Daerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan “multiple latrine”
yaitu suatu lubang penampungan tinja / tangki septik digunakan oleh beberapa
jamban (satu lubang dapat menampung kotoran / tinja dari 3-5 jamban)
4. Siapa Yang Seharusnya Menggunakan Jamban

Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air
besar / buang air kecil.

5. Alasan Penggunaan Jamban

79
a. Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau
b. Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya
c. Tidak mengundang datangnya lalat/serangga yang dapat menjadi penular penyakit
diare, kolera disentri, thypus, cacingan, dan penyakit lainnya.

6. Syarat-Syarat Jamban Yang Sehat


a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak sumber air minum dengan lubang
penampungan minimal 10meter)
b. Tidak berbau
c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
d. Tidak mencemari tanah sekitarnya
e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g. Penerangan dan ventilasi yang cukup
h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
i. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih

7. Cara Merawat Jamban Sehat


a. Lantai jamban hendaknya dibersihkan dan tidak ada genangan air
b. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruangan jamaban dalam keadaan bersih
c. Pastikan di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
d. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih)
e. Bila ada kerusakan, segera perbaiki

8. Kebersihan bak mandi juga harus di jaga agar terbebas dari berbagai penyakit dan
jentik nyamuk, nerikut beberapa cara menjaga bak mandi agak tetap bersih.

1) Bersihkan bak air, bak kamar mandi, seminggu sekali


2) Tutup rapat-rapat wadah penampung air
3) Gantilah air vas bunga, air minum burung, seminggu sekali
4) Timbunlah didalam tanah, atau simpanlah barang-barang bekas, agar tidak terisi
air hujan dan dijadikan sarang nyamuk
5) Tutup lubang pada pagar dengan tanah, supaya tidak dijadikan sarang nyamuk.

80
9. Akibat Jamban Tidak Sehat
1. Mengotori lingkungan
2. Mencemari air
3. Menimbulkan bau tak sedap
4. Merusak pemandangan
5. Menimbulkan penyakit seperti (Diare, Penyakit Kulit, dan gatal-gatal)

81
82
83
SATUAN ACARA PENYULUHAN

( PENTINGNYA OLAHRAGA )

Dosen Pengampu : Ani fadmawaty, S.Kep, Ners, MKM

NAMA : IMAN SADEWA

NIM : P27904117024

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI DIV KEPRAWATAN
TAHUN 2020

84
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Olahraga


Sub Pokok Bahasan : Manfaat Olahraga
Sasaran : Masyarakat
Tempat : Kp cirunten. Desa cibungur
Waktu : Pukul 09.00 – 09.30 (30 Menit)

1. Tujuan Instruksional Umum :

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan selama 30 menit,


diharapkan masyarakat mengetahui manfaat olahraga dan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

2. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan


masyarakat dapat :

3. Menjelaskan pengertian olahraga

4. Menyebutkan tujuan olahraga

5. Menyebutkan fungsi olahraga

6. Menyebutkan macam-macam olahraga

7. Mengetahui cara melakukan olahraga dengan baik dan benar

3. Materi :

1. Pengertian olahraga

2. Tujuan olahraga

3. Fungsi olahraga

4. Macam-macam olahraga

5. Cara melakukan olahraga dengan baik dan benar

85
5. Metode :

1. Ceramah

2. Tanya jawab

6. Media:

1. Leaflet

7. Kegiatan Penyuluhan :

Kegiatan
No Tahap Waktu
Penyuluh Peserta
1. Memberi salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
1. Pembukaan 5 menit
3. Menjelaskan tujuan 3. Menyimak
Penyuluhan
1. Menjelaskan tentang : 1. Menyimak
a. Pengertian olahraga
b. Tujuan olahraga
c. Fungsi olahraga
d. Macam-macam
2. Inti 20 menit olahraga
e. Cara melakukan
olahraga
2. kesempatan peserta untuk 2. Bertanya
Bertanya
3. Menjawab pertanyaan 3. Memperhatikan

86
1. Menyimpulkan materi 1. Menyimak
Yang
disampaikan/diskusikan
3. Penutup 5 menit
2. Evaluasi (memberikan 2. Menjawab
pertanyaan) pertanyaan
3. Memberi salam 3. Menjawab salam

9. Sumber Bacaan

Purnama Raynie. 2018 Satuan Acara Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Olahraga Yang Teratur. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah
Bandung. https://www.Slideshare.net/mobile/OktavianiPutriFatima1/sap-
fix (Diakses pada tanggal 01 Mei 2020, pukul 20.00 WIB

87
10. Evaluasi :

1. Cara : Lisan

2. Jenis : Essay

3. Waktu : Setelah dilaksanakan penyuluhan

4. Butir pertanyaan :

a. Jelaskan pengertian olahraga ?

b. Sebutkan tujuan olaharag ?

c. Sebutkan fungsi olaharaga ?

d. Sebutkan macam-macam olahraga ?

e. Sebutkan cara melakukan olahraga?

Leuwidamar, Mei 2020

penyuluhan
Iman sadewa
P27904117024

88
Lampiran 1

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Pengertian Olahraga

Olahraga adalah cara untuk menjaga kesehatan seseorang. Olahraga juga


salah satu diantara cara utama untuk mereduksi stress mempengaruhi manfaat
kelenjar didalam tubuh untuk menghasilkan system kekebalan tubuh dalam
usaha untuk menjaga tubuh dari masalah penyakit dan stress. Oleh karenanya,
benar- benar disarankan pada tiap-tiap orang untuk melakukan aktivitas
olahraga dengan teratur serta terstruktur dengan baik.

B. Tujuan Olahraga

Olahraga bertujuan untuk menyehatkan badan, memberikan kebugaran


jasmani selama cara-cara melakukannya sudah dalam kondisi yang benar.
Tujuan olahraga adalah sebagai berikut :

1. Untuk membuat tubuh lebih sehat

2. Untuk mendapatkan kesenangan dan kegembiraan

3. Untuk memperoleh kepercayaan diri

4. Untuk mendapatkan latihan secara teratur

5. Untuk membentuk krbiasaan memanfaatkan waktu untuk aktivitas yang


menyenangkan

6. Untuk mengetahui, mencegah dan mengoreksi adanya kelemahan atau cacat


secara jasmani

89
C. Manfaat Olaraga

1. Meningkatkan rasa percaya diri seseorang

2. Memperlancar peredaran darah

3. Meningkatkan kinerja otak

4. Mengurangi resiko stress

5. Meningkatkan daya tahan tubuh

90
D. Macam-macam Olahraga

1. Bulu tangkis

2. Sepakbola

3. Senam sehat

4. Berenang

5. Jalan santai

6. Lari

E. Cara Berolahraga yang Baik dan Benar

1. Pemanasan

2. Perlatan dan perlengkapan

3. Harus dalam keadaan sehat

4. teratur

91
Lampiran 2

KUNCI JAWABAN

1. Olahraga adalah cara untuk menjaga kesehatan seseorang. Olahraga juga salah satu
diantara cara utama untuk mereduksi stress dan usaha untuk menjaga tubuh dari
masalah penyakit.

2. Tujuan olahraga yaitu :

 Untuk membuat tubuh lebih sehat

 Untuk mendapatkan kesenangan dan kegembiraan

 Untuk memperoleh kepercayaan diri

 Untuk mendapatkan latihan secara teratur

 Untuk membentuk krbiasaan memanfaatkan waktu untuk aktivitas yang


menyenangkan

 Untuk mengetahui, mencegah dan mengoreksi adanya kelemahan atau cacat


secara jasmani

3. Manfaat Olaraga

 Meningkatkan rasa percaya diri seseorang

 Memperlancar peredaran darah

 Meningkatkan kinerja otak

 Mengurangi resiko stress

 Meningkatkan daya tahan tubuh

4. Macam-macam Olahraga

 Bulu tangkis

 Sepakbola

 Senam sehat

92
 Berenang

 Jalan santai

 Lari

93
5. Cara Berolahraga yang Baik dan Benar

 Pemanasan

 Perlatan dan perlengkapan

 Harus dalam keadaan sehat

 teratur

94
Lampiran 3

MEDIA PENKES

95
BAB IV
KESIMPULAN

B. Kesimpulan
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan


dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya dari seluruh
potensi bangsa baik masyarakat, swasta maupun pemerintah pusat dan daerah.
Pembangunan kesehatan untuk mencapai Indonesia Sehat 2015

1. Tidaklah mudah untuk melaksanakan pengkajian komunitas dan rumusan


diagnosa keperawatan sebab diagnosa keperawatan adalah gambaran
kebutuhan komunitas bukan ners yang mewakilinya.
2. Ternyata tidaklah gampang menyusun perencanaan keperawatan komunitas
sebab kita harus memperhatikan semua faktor untuk terjadinya dinamisasi.
3. Dalam pelaksanaannya/implementasi keperawatan ternyata tidaklah mudah
sebab banyak pihak dan pihak yang harus digerakkan agar tercipta kegiatan
yang terintegrai untuk mencapai tujuan.
4. Walaupun tingkat pendidikan warga masyarakat desa Cibungur mayoritas
SMA ternyata antusiasnya terhadap kesehatan cukup baik yang mereka
butuhkan adalah fasilisator, motivator dan koordinator dalam masalah
kesehatan.
5. Masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang berhasil diidentifikasi di
Desa Cibungur tidaklah mudah untuk diselesaikan secara bersamaan dalam
waktu yang terbatas
C. Saran

96
e. Untuk memudahkan pengkajian komunitas sebaiknya bentuk dahulu
sukarelawan untuk membantu pengkajian
f. Agar tercapainya rencana yang ditetapkan dibutuhkan keahlian yang sama
untuknya negosiasi, lobi dan advokasi pada semua level baik grassroot maupun
decision maker, dan ini membutuhkan seni dalam berkomunikasi.
g. Untuk menindaklanjuti permasalah di Desa Cibungur perlu follow up

97
DAFTAR PUSTAKA

Agus Sutarna. Buku Pedoman Kepemilikan Komunitas. Bandung : PSIK FK Unpad. 2003.

Depkes RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV. Jakarta : Depkes RI. 1992.

Dainur. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Widya Medika. 1995.

Freddy Rangkuti. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama. 2002.

Heri Purwanto. Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta : EGC. 2001.

Knollmueler. Buku Saku Keperawatan Komunitas Kesehatan Rumah. Jakarta : EGC. 1988.

MPR RI. GBHN 1999 – 2004. Jakarta. 1999.

98
LOG BOOK KOMPETENSI
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN
KOMUNITAS

Nama : Iman Sadewa

NIM : P279041117024

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN

TANGERANG 2020

99
PELAKSANAAN

KETERAMPILAN KLINIK Dapat Paraf Tgl Dapat Paraf


No Tgl
Dengan Pem- Tanpa Pem-

bimbingan bimbing bimbingan bimbing

1 Melaksanakan kegiatan perawatan √ √


kesehatan masyarakat dengan 04/0 04/0
pendekatan proses keperawatan : 5/20 5/20

2 Pengkajian: Mengumpulkan data, √ √


mengolah data, menganalisis data 06/0 05/0
dan menetapkan masalah 5/20 5/20
kesehatan

3 Perencanaan tindakan keperawatan √


berdasarkan masalah yang 06/0
ditemukan 5/20

4 Pelaksanaan tindakan keperawatan √


berdasarkan masalah yang 11/0
ditemukan 5/20

5 Penilaian hasil tindakan √


keperawatan yang dilaksanakan 11/0
5/20
6 Melaksanakan pencatatan dan √ √
pelaporan 15/0 12/0
5/20 5/20

100
DOKUMENTASI

101

Anda mungkin juga menyukai