Makalah Hipotermi Dan Hipertermia Pada Neonatus
Makalah Hipotermi Dan Hipertermia Pada Neonatus
2.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses kelahirannya. Ancaman
jiwa berupa kamatian tidak dapat diduga secara pasti walaupun denagn bantuan alat-alat
medis modern sekalipun, sering kali memberikan gambaran berbeda tergadap kondisi bayi
saat lahir. Oleh karena itu kemauan dan keterampilan tenaga medis yang menangani
kelahiran bayi mutlak sangat dibutuhkan. Hipotermi pada neonatus merupakan kejadian
umum di seluruh dunia.
Hiportemi dan Hipertermi pada neonatus merupakan kejadian umum di seluruh dunia.
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 ºC. Terjadinya hipertermi
pada bayi dan anak, biasanya disebabkan : Perubahan mekanisme pengaturan panas sentral
yang berhubungan dengan trauma lahir dan obat-obatan, Infeksi oleh bacteria, virus atau
protozoa, Kerusakan jaringan misalnya demam rematik pada pireksia, terdapat peningkatan
produksi panas dan penurunan kehilangan panas pada suhu febris, Latihan / gerakan yang
berlebihan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal ?
2. Apa Prinsip Dasar Penanganan Kegawatdaruratan ?
3. Bagaimana Kunci Keberhasilan Penanganan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal ?
4. Apa yang dimaksud Hipotermi pada Neonatus ?
5. Apa yang dimaksud Hipertermi pada Neonatus ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.
2. Untuk mengetahui Prinsip Dasar Penanganan Kegawatdaruratan.
3. Untuk mengetahui Kunci Keberhasilan Penanganan Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal.
4. Untuk mengetahui Hipotermi pada Neonatus.
5. Untuk mengetahui Hipertermi pada Neonatus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Hiportemi dan Hipertermi pada neonatus merupakan kejadian umum di seluruh dunia.
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 ºC. Hipotermia dapat terjadi
setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tetap
hangat tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama,
setelah lahir. Misalnya bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu
plasenta lahir atau meskipun lingkungan sekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan
telanjang atau segera dimandikan.
Terjadinya hipertermi pada bayi dan anak, biasanya disebabkan : Perubahan mekanisme
pengaturan panas sentral yang berhubungan dengan trauma lahir dan obat-obatan, Infeksi
oleh bacteria, virus atau protozoa, Kerusakan jaringan misalnya demam rematik pada
pireksia, terdapat peningkatan produksi panas dan penurunan kehilangan panas pada suhu
febris, Latihan / gerakan yang berlebihan.
B. Saran
Hipotermi pada bayi baru lahir dapat lebih mudah ditangani dan bahkan dicegah apabila
ada kerja sama yang baik antara petugas kesehatan dan anggota keluarga. Bidan seharusnya
terus memberikan pendidikan kesehatan kepada calon ibu, calon ayah, dan anggota keluarga
lainnya bahwa bayi yang lahir tidak terlepas dari resiko hipotermi sehingga keluarga paham
akan hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
1. Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal yaitu suhu tubuhmencapai
sekitar 37,8°C per oral atau 38,8°C per rectal secara terus menerus disertai kulit panas dan
kering serta abnormalitas sistem saraf pusat seperti delirium, kejang, atau koma yang disebabkan
oleh atau dipengaruhi oleh panas eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik). (blog Asuhan
Keperawatan.com).
2. Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi karena kegagalan termoregulasi.Hipertermia terjadi
ketika tubuh menghasilkan atau menyerap lebih banyak panas dari pada mengeluarkan panas.
Ketika suhu tubuh cukup tinggi, hipertermia menjadi keadaan darurat medis dan membutuhkan
perawatan segera untuk mencegah kecacatan dan kematian.
3. Hypertermia pada bayi adalah peningkatan suhu tubuh bayi lebih dari
37,5 ºC.
D. Etiologi
Disebabkan oleh infeksi, suhu lingkungan yang terlalu panas atau campuran dari gangguan
infeksi dan suhu lingkungan yang terlalu panas. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan di dekat api
atau ruangan yang berudara panas.Selain itu, dapat pula disebabkan gangguan otak atau akibat
bahan toksik yang dapat mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam disebut pirogen. Zat
pirogen ini dapat berupa protein , pecahan protein dan zat lain , terutama toksin polisakarida ,
yang dilepas oleh bakteri toksik / pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat
menyebabkan demam selama keadaan sakit.
1. Fase – fase Terjadinya Hipertermi
a. Fase I : awal
1) Peningkatan denyut jantung
2) Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
3) Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi
4) Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi
5) Rambut kulit berdiri
6) Pengeluaran keringat berlebih
7) Peningkatan suhu tubuh
b. Fase II :
1) proses demam
2) Kulit terasa hangat / panas
3) Peningkatan nadi & laju pernapasan
4) Dehidrasi ringan sampai berat
5) Proses menggigil lenyap
6) Mengantuk , kejang akibat iritasi sel saraf
7) mulut kering
8) bayi Tidak mau minum
9) lemas
c. Fase III : pemulihan
1) Kulit tampak merah dan hangat
2) Berkeringat
3) Menggigil ringan
4) Kemungkinan mengalami dehidrasi
E. Penatalaksanaan
1. Letakkan bayi di ruangan dengan suhu lingkungan normal (25 ºC-28 ºC)
2. Lepaskan sebagian atau seluruh pakaian bayi bila perlu
3. Perikasa suhu aksila setiap jam sampai tercapai suhu dalam batas normal
4. Bila suhu sangat tinggi (lebih dari 39 ºC), bayi dikompres atau dimandikan selama 10-15 menit
dalam suhu air 4 ºC, lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Jangan menggunakan air dingin atau air
yang suhunya lebih rendah dari 4 ºC dibawah suhu bayi
5. memastikan bayi mendapat cairan adekuat
a. Izinkan bayi mulai menyusu
b. Jika terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata atau fontanel cekung, kehilangan elastisitas kulit, atau
lidah atau membran mukosa kering)
1) Pasang slang IV dan berikan cairan IV dengan volume rumatan sesuai dengan usia bayi
2) Tingkatkan volume cairan sebanyak 10% berat badan bayi pada hari pertama dehidrasi terlihat
3) Ukur glukosa darah, jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl (2,6 mmol/l), atasi glukosa darah yang
rendah
6. Cari tanda sepsis
7. berikan antibiotik jaka terjadi infeksi
8. Setelah keadaan bayi normal :
a. Lakukan perawatan lanjutan
b. Pantau bayi selama 12 jamberikutnya, periksa suhu setiap 3 jam
9. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik, serta tidak ada masalah lain
yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan dan Nasehati ibu cara
menghangatkan bayi dirumah dan melindungi dari pemancar panas yang berlebihan
PENUTUP
A. Kesimpulan:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus bila
mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengarhui oleh panas
eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik). Hipertermi disebabkan oleh infeksi, suhu
lingkungan yang terlalu panas atau campuran dari gangguan infeksi dan suhu lingkungan yang
terlalu panas.Untuk pencegahan hipertermi bisa dengan cara slalu menjaga kesehatan lingkungan,
penyediaan air minum yan memenuhu syarat,pembuangan kotora manusia pada
tempatnya,pemberantasan lalat , pembuangan sampah pada tempatnya, pendidikan kesehatan
pada masyarakat, pemberian iminisasi lengkap pada bayi,makan-makanam yang bersih dan
sehat,makan- makan yang bersih dan sehat.
B. Saran
Saran-sara yang kami sampaikan sehubungan dengan tulisan makalah ini sebagai berikut :
Hipertermi bukankah suatu penyakit yang ringan tetapi hipertermi merupakan salah satu
penyakit dengan faktor resiko tinggi khususnya pada bayi.Untuk itu di sini bidan harus tanggap
terhadap gejala dan keluhan apa yang dikeluhkan klien nantinya.Karena apabila hipertermi tidak
segera ditangani akan menjadi kejang dan bisa mengakibatkan kematian khususnya pada bayi.
Selain itu bidan harus turun tangan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
hipertermi mulai dari gejala maupun tanda kemudian cara mengatasinya serta pencegahan
terhadap hipertermi.
DAFTAR PUSTAKA
Hipertermi adalah suatu kondisi di mana suhu tubuh meningkat melebihi set point yang biasanya di sebabkan
kondisi tubuh eksternal yang menimbulkan panas berlebihan jika dibandingkan kemampuan tubuh untuk
menghilangkan panas seperti pada heat stroke, toksisitas aspirin, kejang atau hipertiroidsm (Wong, 1996).
Hipertermi adalah keadaan di mana seorang individu mengalami atau beresiko untuk mengalami kenaikan suhu
tubuh terus menerus lebih tinggi dari 37,8°C per oral atau 38,8 °C per rektal karena faktor eksternal (Carpenito
2001).
1. Perubahan mekanisme pengaturan panas sentral yang berhubungan dengan trauma lahir dan obat-
obatan
2. Infeksi oleh bacteria, virus atau protozoa.
3. Kerusakan jaringan misalnya demam rematik pada pireksia, terdapat peningkatan produksi panas dan
penurunan kehilangan panas pada suhu febris.
4. Latihan / gerakan yang berlebihan.
5.
2.4 Penatalaksanaan Hipertermi
1. Letakkan bayi di ruangan dengan suhu lingkungan normal (25 ºC-28 ºC)
2. Lepaskan sebagian atau seluruh pakaian bayi bila perlu
3. Perikasa suhu aksila setiap jam sampai tercapai suhu dalam batas normal
4. Bila suhu sangat tinggi (lebih dari 39 ºC), bayi dikompres atau dimandikan selama 10-15 menit dalam
suhu air 4 ºC, lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Jangan menggunakan air dingin atau air yang
suhunya lebih rendah dari 4 ºC dibawah suhu bayi
5. Memastikan bayi mendapat cairan adekuat
Izinkan bayi mulai menyusu
Jika terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata atau fontanel cekung, kehilangan elastisitas kulit, atau lidah
atau membran mukosa kering)
1) Pasang slang IV dan berikan cairan IV dengan volume rumatan sesuai dengan usia bayi
2) Tingkatkan volume cairan sebanyak 10% berat badan bayi pada hari pertama dehidrasi terlihat
3) Ukur glukosa darah, jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl (2,6 mmol/l), atasi glukosa darah yang rendah
6. Cari tanda sepsis
7. Berikan antibiotik jaka terjadi infeksi
8. Setelah keadaan bayi normal :
9. Lakukan perawatan lanjutan
10. Pantau bayi selama 12 jamberikutnya, periksa suhu setiap 3 jam
11. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik, serta tidak ada masalah lain
yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan dan Nasehati ibu cara
menghangatkan bayi dirumah dan melindungi dari pemancar panas yang berlebihan.
2.5 Pencegahan Hipertermi
1. Kesehatan lingkungan.
2. Penyediaan air minum yang memenuhi syarat.
3. Pembuangan kotoran manusia pada tempatnya.
4. Pemberantasan lalat.
5. Pembuangan sampah pada tempatnya.
6. Pendidikan kesehatan pada masyarakat.
7. Pemberian imunisasi lengkap kepada bayi.
8. Makan makanan yang bersih dan sehat
9. Jangan biasakan anak jajan diluar
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus bila mekanisme pengeluaran
panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengarhui oleh panas eksternal (lingkungan) atau internal
(metabolik). Hipertermi disebabkan oleh infeksi, suhu lingkungan yang terlalu panas atau campuran dari
gangguan infeksi dan suhu lingkungan yang terlalu panas.Untuk pencegahan hipertermi bisa dengan cara selalu
menjaga kesehatan lingkungan, penyediaan air minum yang memenuhi syarat, pemberantasan lalat,
pembuangan sampah pada tempatnya, pendidikan kesehatan pada masyarakat, pemberian imunisasi lengkap
pada bayi, makan-makanan yang bersih dan sehat.
3.2 Saran
Saran-saran yang kami sampaikan sehubungan dengan tulisan makalah ini sebagai berikut :
Hipertermi bukankah suatu penyakit yang ringan tetapi hipertermi merupakan salah satu penyakit dengan faktor
resiko tinggi khususnya pada bayi.Untuk itu di sini bidan harus tanggap terhadap gejala dan keluhan apa yang
dikeluhkan klien nantinya.Karena apabila hipertermi tidak segera ditangani akan menjadi kejang dan bisa
mengakibatkan kematian khususnya pada bayi. Selain itu bidan harus turun tangan untuk memberikan informasi
kepada masyarakat mengenai hipertermi mulai dari gejala maupun tanda kemudian cara mengatasinya serta
pencegahan terhadap hipertermi.
DAFTAR PUSTAKA
A. PENGERTIAN HIPERTERMIA
Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal yaitu suhu
tubuhmencapai sekitar 37,8°C per oral atau 38,8°C per rectal secara terus menerus disertai
kulit panas dan kering serta abnormalitas sistem saraf pusat seperti delirium, kejang, atau
koma yang disebabkan oleh atau dipengaruhi oleh panas eksternal (lingkungan) atau internal
(metabolik).
Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi karena kegagalan termoregulasi.Hipertermia
terjadi ketika tubuh menghasilkan atau menyerap lebih banyak panas dari pada mengeluarkan
panas. Ketika suhu tubuh cukup tinggi, hipertermia menjadi keadaan darurat medis dan
membutuhkan perawatan segera untuk mencegah kecacatan dan kematian.Hypertermia pada
bayi adalah peningkatan suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 ºC.
2) Overheating
Pemakaian alat-alat penghangat yang terlalu panas, atau bayi terpapar sinar matahari
langsung dalam waktu yang lama.
3) Trauma lahir
Hipertermia yang berhubungan dengan trauma lahir timbul pada 24%dari bayi yang lahir
dengan trauma. Suhu akan menurun pada1-3 hari tapi bisa juga menetap dan menimbulkan
komplikasi berupa kejang. Tatalaksana dasar hipertermia pada neonatus termasuk
menurunkan suhu bayi secara cepat dengan melepas semua baju bayi dan memindahkan bayi
ke tempat dengan suhu ruangan. Jika suhu tubuh bayi lebih dari 390C dilakukan tepid
sponged 350C sampai dengan suhu tubuh mencapai 370C.
4) Heat stroke
Tanda umum heat stroke adalah suhu tubuh > 40.50C atau sedikit lebih rendah, kulit
teraba kering dan panas, kelainan susunan saraf pusat, takikardia, aritmia, kadang terjadi
perdarahan miokard, dan pada saluran cerna terjadi mual, muntah, dan kram. Komplikasi
yang bisa terjadi antara lain DIC, lisis eritrosit, trombositopenia, hiperkalemia, gagal ginjal,
dan perubahan gambaran EKG. Anak dengan serangan heat stroke harus mendapatkan
perawatan intensif di ICU, suhu tubuh segera diturunkan (melepas baju dan sponging dengan
air es sampai dengan suhu tubuh 38,50C kemudian anak segera dipindahkan ke atas tempat
tidur lalu dibungkus dengan selimut), membuka akses sirkulasi, dan memperbaiki gangguan
metabolik yang ada.
5) Haemorrhargic Shock and Encephalopathy (HSE)
Gambaran klinis mirip dengan heat stroke tetapi tidak ada riwayat penyelimutan
berlebihan, kekurangan cairan, dan suhu udara luar yang tinggi.HSE diduga berhubungan
dengan cacat genetik dalam produksi atau pelepasan serum inhibitor alpha-1-trypsin.
Kejadian HSE pada anak adalah antara umur 17 hari sampai dengan 15 tahun (sebagian besar
usia< 1 tahun dengan median usia 5 bulan). Pada umumnya HSE didahului oleh penyakit
virus atau bakterial dengan febris yang tidak tinggi dan sudah sembuh (misalnya infeksi
saluran nafas akut atau gastroenteritis dengan febris ringan).Pada 2 – 5 hari kemudian timbul
syok berat, ensefalopati sampai dengan kejang/koma, hipertermia (suhu > 410C), perdarahan
yang mengarah pada DIC, diare, dan dapat juga terjadi anemia berat yang membutuhkan
transfusi.Pada pemeriksaan fisik dapat timbul hepatomegali dan asidosis dengan pernafasan
dangkal diikuti gagal ginjal.Pada HSE tidak ada tatalaksana khusus, tetapi pengobatan
suportif seperti penanganan heat stroke dan hipertermia maligna dapat diterapkan. Mortalitas
kasus ini tinggi sekitar 80% dengan gejala sisa neurologis yang berat pada kasus yang
selamat. Hasil CT scan dan otopsi menunjukkan perdarahan fokal pada berbagai organ dan
edema serebri.
6) Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)
Definisi SIDS adalah kematian bayi (usia 1-12 bulan) yang mendadak, tidak diduga, dan
tidak dapat dijelaskan. Kejadian yang mendahului sering berupa infeksi saluran nafas akut
dengan febris ringan yang tidak fatal.Hipertermia diduga kuat berhubungan dengan
SIDS.Angka kejadian tertinggi adalah pada bayi usia 2-4 bulan. Hipotesis yang dikemukakan
untuk menjelaskan kejadian ini adalah pada beberapa bayi terjadi mal-development atau
maturitas batang otak yang tertunda sehingga berpengaruh terhadap pusat chemosensitivity,
pengaturan pernafasan, suhu, dan respons tekanan darah.Beberapa faktor resiko dikemukakan
untuk menjelaskan kerentanan bayi terhadap SIDS, tetapi yang terpenting adalah ibu hamil
perokok dan posisi tidur bayi tertelungkup.Hipertermia diduga berhubungan dengan SIDS
karenadapat menyebabkan hilangnya sensitivitas pusat pernafasan sehingga berakhir dengan
apnea.
D. FAKTOR RESIKO
Kejang/ syok
E. ETIOLOGI
Disebabkan oleh infeksi, suhu lingkungan yang terlalu panas atau campuran dari
gangguan infeksi dan suhu lingkungan yang terlalu panas. Keadaan ini terjadi bila bayi
diletakkan di dekat api atau ruangan yang berudara panas.Selain itu, dapat
puladisebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang dapat mempengaruhi pusat
pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat
pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat
berupa protein, pecahan protein dan zat lain , terutama toksin polisakarida, yang dilepas
oleh bakteri toksik / pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat
menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Fase – fase Terjadinya Hipertermi
a. Fase I : awal
1) Peningkatan denyut jantung
2) Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
3) Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi
4) Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi
5) Rambut kulit berdiri
6) Pengeluaran keringat berlebih
7) Peningkatan suhu tubuh
b. Fase II :
1) proses demam
2) Kulit terasa hangat / panas
3) Peningkatan nadi & laju pernapasan
4) Dehidrasi ringan sampai berat
5) Proses menggigil lenyap
6) Mengantuk , kejang akibat iritasi sel saraf
7) mulut kering
8) bayi Tidak mau minum
9) lemas
c. Fase III : pemulihan
1) Kulit tampak merah dan hangat
2) Berkeringat
3) Menggigil ringan
4) Kemungkinan mengalami dehidrasi
F. PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATANANNYA
1. Intervensi dan Rasional
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitoring tanda-tanda vital setiap dua Perubahan tanda-tanda vital yang
jam dan pantau warna kulit signifikan akan mempengaruhi proses
regulasi ataupun metabolisme dalam
tubuh.
2. Observasi adanya kejang dan dehidrasi Hipertermi sangat potensial untuk
menyebabkan kejang yang akan semakin
memperburuk kondisi pasien serta dapat
menyebabkan pasien kehilangan banyak
cairan secara evaporasi yang tidak
diketahui jumlahnya dan dapat
menyebabkan pasien masuk ke dalam
kondisi dehidrasi.
3. Berikan kompres denga air hangat pada Kompres pada aksila, leher dan lipatan
aksila, leher dan lipatan paha, hindari paha terdapat pembuluh-pembuluh dasar
penggunaan alcohol untuk kompres. besar yang akan membantu menurunkan
demam. Penggunaan alcohol tidak
dilakukan karena akan menyebabkan
penurunan dan peningkatan panas secara
drastis.
Kolaborasi Pemberian antipiretik juga diperlukan
4. Berikan antipiretik sesuai kebutuhan jika untuk menurunkan panas dengan segera.
panas tidak turun.
2. Letakkan bayi di ruangan dengan suhu lingkungan normal (25 ºC-28 ºC)
3. Lepaskan sebagian atau seluruh pakaian bayi bila perlu
4 4. Perikasa suhu aksila setiap jam sampai tercapai suhu dalam batas normal
5. Bila suhu sangat tinggi (lebih dari 39 ºC), bayi dikompres atau dimandikan selama 10-
15 menit dalam suhu air 4 ºC, lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Jangan menggunakan air
dingin atau air yang suhunya lebih rendah dari 4ºC dibawah suhu bayi
6. memastikan bayi mendapat cairan adekuat
a. Izinkan bayi mulai menyusu
b. Jika terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata atau fontanel cekung, kehilangan elastisitas kulit,
atau lidah atau membran mukosa kering)
1) Pasang slang IV dan berikan cairan IV dengan volume rumatan sesuai dengan usia bayi
2) Tingkatkan volume cairan sebanyak 10% berat badan bayi pada hari pertama dehidrasi
terlihat
3) Ukur glukosa darah, jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl (2,6 mmol/l), atasi glukosa
darah yang rendah
7. Cari tanda sepsis
8. Berikan antibiotik jika terjadi infeksi
9. Setelah keadaan bayi normal :
a. Lakukan perawatan lanjutan
b. Pantau bayi selama 12 jamberikutnya, periksa suhu setiap 3 jam
10. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik, serta tidak ada
masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan dan
Nasehati ibu cara menghangatkan bayi dirumah dan melindungi dari pemancar panas yang
berlebihan.
Antipiretik tidak diberikan secara otomatis pada setiap penderita panas karena panas
merupakan usaha pertahanan tubuh, pemberian antipiretik juga dapat menutupi kemungkinan
komplikasi.Pengobatan terutama ditujukan terhadap penyakit penyebab panas.
Antipiretika :
Parasetamol : 10 -15 mg/kg BB/ kali (dapat diberikan secara oral atau rektal).
Metamizole ( novalgin ) : 10 mg/kg BB/kali per oral atau intravenous.
Ibuprofen : 5-10 mg/kg BB/ kali, per oral atau rektal.
Pendinginan Secara fisik :
Merupakan terapi pilihan utama. Kecepatan penurunan suhu > 0,10 C/menit sampai tercapai
suhu 38,50 C. Cara-cara physical cooling/compres :
Evaporasi : penderita dikompres dingin seluruh tubuh, disertai kipas angin untuk
mempercepat
89meriJF
HIPERTERMIA
Batasan karakteristik
-konvulsi
-kulit memerah
-kejang
-takikardi
-takipnea
-diraba hangat
-anestesi
-penurunan keringat
-dehidrasi
-peningkatan metabolisme
-penyakit
-pengobatan
-trauma
Tujuan/kriteria hasil
- termoregulasi
berikut :
normal
muncul