Anda di halaman 1dari 15

1. Diagnosa dan Rencana Keperawatan.

a) Kelebihan volume cairan berhubungan


dengan kehilangan protein sekunder terhadap peningkatan permiabilitas
glomerulus.
Tujuan volume cairan tubuh akan seimbang dengan kriteria hasil penurunan
edema, ascites, kadar protein darah meningkat, output urine adekuat 600 – 700
ml/hari, tekanan darah dan nadi dalam batas normal.

Intervensi Rasional
1. Catat intake dan output secara akurat Evaluasi harian keberhasilan terapi dan
dasar penentuan tindakan

2. Kaji dan catat tekanan darah, Tekanan darah dan BJ urine dapat
pembesaran abdomen, BJ urine menjadi indikator regimen terapi
3. Timbang berat badan tiap hari dalam
Estimasi penurunan edema tubuh
skala yang sama
4. Berikan cairan secara hati-hati dan
diet rendah garam. Mencegah edema bertambah berat
5. Diet protein 1-2 gr/kg BB/hari.

Pembatasan protein bertujuan untuk


meringankan beban kerja hepar dan
mencegah bertamabah rusaknya
hemdinamik ginjal.

b) Perubahan nutrisi ruang dari kebutuhan


berhubungan dengan malnutrisi sekunder terhadap kehilangan protein dan
penurunan napsu makan.
Tujuan kebutuhan nutrisi akan terpenuhi dengan kriteria hasil napsu makan baik,
tidak terjadi hipoprtoeinemia, porsi makan yang dihidangkan dihabiskan, edema
dan ascites tidak ada.

Intervensi Rasional
1. Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh
akurat
2.
diare.
Gangguan nuirisi dapat terjadi secara
perlahan. Diare sebagai reaksi edema
3.
intestinal
diet yang cukup
Mencegah status nutrisi menjadi lebih
buruk

c) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan


imunitas tubuh yang menurun.
Tujuan tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil tanda-tanda infeksi tidak ada,
tanda vital dalam batas normal, ada perubahan perilaku keluarga dalam
melakukan perawatan.

Intervensi Rasional
1. Meminimalkan masuknya organisme
terkena infeksi melalui pembatasan
pengunjung.
2.
3. Mencegah terjadinya infeksi
tindakan. nosokomial
4.
Mencegah terjadinya infeksi
nosokomial

Membatasi masuknya bakteri ke dalam


tubuh. Deteksi dini adanya infeksi
dapat mencegah sepsis.

d) Kecemasan anak berhubungan dengan


lingkungan perawatan yang asing (dampak hospitalisasi).
Tujuan kecemasan anak menurun atau hilang dengan kriteria hasil kooperatif
pada tindakan keperawatan, komunikatif pada perawat, secara verbal
mengatakan tidak takur.

Intervensi Rasional
1. Perasaan adalah nyata dan membantu
pasien untuk tebuka sehingga dapat
menghadapinya.

Memantapkan hubungan, meningkatan


2.
ekspresi perasaan

Dukungan yang terus menerus


3.
mengurangi ketakutan atau kecemasan
yang dihadapi.

Meminimalkan dampak hospitalisasi


4. terpisah dari anggota keluarga.
mainan atau foto keluarga.

2.4.2 CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK NEFROTIK SYNDROM

I. Pengkajian

A. Anak
1. Nama : An.A
2. Anak yang ke 2
3. Tanggal lahir/umur: 24 Januari 2019 /11 Tahun
4. Jenis kelamin : Laki – laki
5. Agama : Hindu
B. Orang tua
1. Ayah
a. Nama : Tn. D (kandung)
b. Umur : 45 Tahun
c. Pekerjaan : Wiraswasta
d. Pendidikan : SMA
e. Agama : Hindu
f. Alamat : Jalan Pulau Moyo N0. 33B
2. Ibu
a. Nama : Ny. K (kandung)
b. Umur : 40 Tahun
c. Pekerjaan : Wiraswasta
d. Pendidikan : SMA
e. Agama : Hindu
f. Alamat : Jalan Pulau Moyo N0. 33B
Klien adalah anak ke dua dari dua saudara, kakaknya perempuan. Klien
tinggal serumah dengan ayah dan ibunya.

II. Keluhan Utama

Klien mengatakan panas

III. Riwayat Kesehatan

A. Riwayat kesehatan sekarang

Klien datang di IGD RSUP Sanglah pada hari Minggu


tanggal 10 Februari 2019 jam 18:30 WITA dengan keluhan
panas kurang lebih 3 hari, dengan disertai mual muntah. BB :
22 kg. TD : 100/80 mmHg, RR 32 x/menit, N : 104 x/menit, S :
38,60 C mendapatkan terapi O2 2-4 L/menit, inj Cefotaxin
4x500 mg, samnol 220 mg, Medixon 4x12 amp, samnol song
500 mg 4x12 tbl, IVFD RL 20 tpm. Klien dipindahkan masuk
Bangsal Pudak/Anak jam 21:00 WITA dengan keluhan badan
lemas, mual muntah, dan panas. Pada tanggal 11 Februari 2019
jam 10:00 WITA Didapatkan hasil dengan TD : 100/80 mmHg,
S : 37,70 C, RR : 22 x/menit, N: 80 x/menit.

B. Riwayat Kesehatan Dahulu

Orang tua klien mengatakan, sebelumnya klien tidak


pernah mengalami penyakit yang menyebabkan klien harus
dirawat. Keadaan klien mulai memburuk setelah kurang lebih
3 hari yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga

Orang tua klien mengatakan, tidak ada anggota keluarganya


yang pernah mengalami masalah yang dialami klien saat ini dan
anggota keluarga tidak ada yang memiliki penyakit menular
(misal : TBC, Lepra, dll) dan penyakit keturunan (misal : DM,
Hipertensi).

D. Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran


1. Prenatal
Riwayat penyakit yang dialami sebelum masa kehamilan
seringnya demam, batuk-batuk dan pusing. Tindakan yang
sering dilakukan untuk mengobati penyakit dengan membeli
obat-obat dari warung dan dibawa ke mantri terdekat. Selama
kehamilan ibu melakukan pemeriksaan ke bidan lebih dari 6
kali, imunisasi TT, tidak pernah menderita sakit selama
hamil.

2. Intranatal

Orang tua klien mengatakan, selama masa kehamilan


mengalami mual dan muntah. Saat lahir An F ditolong bidan
kemudian lahir secara spontan langsung menangis, badan
lahir 2700 gram, panjang badan 45 cm, umur kehamilan 9
bulan.

3. Postnatal
Bayi diasuh oleh kedua orang tua, diberikan ASI eksklusif,
mulai 2 bulan sudah diberikan makanan tambahan selerac.
4. Riwayat Kehamilan
Ibu pasien teratur memeriksakan kehamilannya ke bidan,
tidak ada keluhan yang berarti selama kehamilannya. Bayi
lahir cukup bulan, spontan, langsung menangis, berat badan
lahir 2700 gram
Riwayat Makanan
Umur : 0 - 4 bulan : Susu formula
4 - 5 bulan : Susu formula + Bubur susu + Buah
5 – 8 bulan : Susu formula + Bubur susu + Buah + Nasi tim
saring
5. Riwayat Pernah dirawat di rumah sakit
An.A belum pernah dirawat di RS sebelumnya
6. Obat-obatan yang digunakan
Ibu mengatakan An.A pernah mendapatkan paracetamol
sirup dari puskesmas atau mantri terdekat
7. Tindakan operasi
An.A belum pernah dilakukan tindakan operasi.
8. Alergi
An.A tidak mempunyai riwayat alergi
9. Kecelakaan
An.A tidak pernah jatuh / cedera sampai dirawat di RS
10. Imunisasi
B C G : 1x, umur 1 bulan Polio : 3x, umur 2,3,4 bulan
Campak
IV. Riwayat Sosial

1. Yang mengasuh
Yang mengasuh klien sejak bayi sampai sekarang ini adalah kedua orang
tuanya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
2. Hubungan dengan anggota keluarga
Hubungan klien dengan anggota keluarga yang lain baik-baik saja, klien
lebih dengan dengan ibunya.
3. Hubungan dengan teman sebaya
Hubungan klien dengan teman sebaya baik, dengan teman rumah maupun
teman diluar rumah seperti sekolah.
4. Pembawaan secara umum
Klien terlihat pendiam kurang bergaul dengan teman sebayanya
5. Lingkungan rumah
Kondisi lingkungan rumah klien baik mendukung dalam proses
perkembangan klien

V. Kebutuhan Dasar Menurut Gordon

A. Pola Persepsi - manajemen kesehatan

Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan


kesehatan, persepsi terhadap arti kesehatan dan penatalaksanaan
kesehatan, kemampuan menyusun tujuan , pengetahuan tentang
praktek kesehatan.

B. Pola nutrisi

Sebelum dikaji : Pasien sering mengonsumsi makanan dan


minuman, dengan lauk tahu dan tempe, serta sayuran, kadang
minum susu.

Saat dikaji : Pasien makan dengan diit TKTP yang diberikan


dari RS dan nafsu makan berkurang, hanya menghabiskan ½ dari
porsi Diit yang diberikan

C. Pola istirahat

Sebelum sakit : Pasien istirahat biasanya kalau siang hari dari


jam 1-2,dan pada malam hari dari jam 8

Saat dikaji : Pasien hanya berbaring karena lemas dan


tidurnya kurang teratur hanya sekitar 1 sampai 2 jam kalau siang,
sedangkan malam sekitar 5-7 jam

D. Pola aktivitas

Sebelum sakit : Pasien beraktifitas seperti biasa belajar dan


bermain Saat dikaji : Pasien hanya berbaring ditempat
tidur,dan semua aktifitas dibantu oleh keluarganya seperti makan
mandi.

E. Pola eliminasi

Sebelum sakit : Pasien BAB 1x/hari dengan konsistensi padat,


dan BAK 5-6 x/hari dengan konsisitensi encer, berwarna kuning

Saat dikaji : Pasien BAB 5-6 x/hari dengan konsisitensi cair


dan BAK 1x/hari

F. Pola personal hygiene

Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan kebersihan dirinya


Secara mandiri, walaupun masih dibantu dengan keluarganya
Saat dikaji : Pemenuhannya kebersihanya dengan
bantuan

keluarga karena klien lemas dan hanya istirahat aktivitas terbatas


diranjang

G. Temperature suhu

Sebelum sakit : Suhu pasien normal 36,7 C

Saat dikaji : Suhu pasien 37,7 C

H. Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Sebelum sakit : Pasien merasa nyaman dan lebih senang saat


berada dirumah, bermain, dan kumpul dengan keluarganya

Saat dikaji : Pasien telihat tidak nyaman dengan keadaan


penyakitnya dan keadaan RS mengeluh minta cepat pulang

I. Kebutuhan rekreasi

Sebelum sakit : Pasien hanya bermain berkumpul dengan teman


dan keluarganya, kadang rekreasi ke pantai Pangandaran yang
dekat dengan rumahnya

Saat dikaji : Pasien hanya bisa bermain ditempat tidur


J. Kebutuhan belajar

Sebelum sakit : Pasien belajar dirumah dan keluarga

Saat dikaji : Pasien tidak belajar.

VI. Pemeriksaan Penunjang

1. Hasil laboratorium :7 Mei 2013 Jam 07:50 WITA 8 Mei 9 Mei

Pemeriksaan Hasil Hasil Hasil


WBC 7,6 x103/Ul 5,4 x103/Ul 7,2 x103/Ul
RBC 4,76x106/Ul 4,36 x106/Ul 4,43 x106/Ul
HGB 13,5 a/dl 12,5 a/dl 12,9 a/dl
HCT 37,6 % - 34,6 % - 35,2 %
MCV 79 Fl - 79,4 Fl - 79,5 Fl
MCH 28,4 pq 28,7 pq 29,1 pq
MCHC 35,9 Q/dl 26,7 Q/dl 36,6 Q/dl
PLT 43 x103/dl 90 x103/dl 59 x103/dl
Lym 55,2 % 79,4 % 41,5 %
RDW TD 41,5 fl 41,2 fl 42,2 fl
RDW CV 13,9 % 13,4 % 13,8 %
PDW 15,7 fl 22,4 fl
MPV 10,1 fl 12,6 fl
2. Hasil rontgen :-
3. Data tambahan :
Diberikan Terapi
Inj Cefotaxim 4x500 mg
Inj Medixon 4x1/2 amp
IVFD RL 20 tpm

VII. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Lemah


2. Kesadaran : Apatis
3. TB / TB : 22 kg/125 cm
4. Kepala : Bentuk bulat, simetris, rambut hitam, lurus, tidak mudah
dicabut
5. Mata : Simetris, konjungtiva anemis, sklera anitterik
6. Hidung : Simetris, tidak ada polip, bersih
7. Mulut : Mukosa bibir kering pecah-pecah, bersih, sianosis,
8. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, bersih
9. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, simetris
10. Dada
a. Jantung
- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
- Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, reguler,
- Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
- Perkusi : Batas atas sela iga II garis parasternal sinistra, batas
jantung kanan sela iga IV garis parasternal dextra, batas jantung
kiri sela iga IV garis midklavikula sinistra
b. Paru-paru
Inspeksi : Simetris, tidak ada penggunaan otot bantu napas
Auskultasi : Tidak ada ronchi, tidak ada whezing
Palpasi : Tidak ada fokal fremitus
Perkusi : Sonor
c. Perut
- Inspeksi : Simetris, ada timpani apa tidak
- Auskultasi : Bising usus (+) normal 17
- Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba.
- Perkusi : Timpani.
11. Genitalia : Laki-laki, tidak terpasang DC
12. Ekstrimitas
a. Atas : tidak ada edema, lemas pada ektremitas bagian atas
b. Bawah : tidak ada edema, lemas pada ekstremitas bagian bawah
13. Kulit :
14. Tanda vital
a. TD : 100/80 mmHg
b. Nadi : 80 x/menit
c. Suhu : 37,7 0 C
d. RR : 15 x/menit

VIII.Analisa Data

Kemungkinan
No Data Fokus Masalah penyebab
1 DS : Orang tua klien Hipervolemia
hipervolemia
mengatakan An. A
lemas, nafsu makan
kurang Edema
DO :
- Klien terlihat lemas
Volume
- Klien nampak
plasma
lemas, lesu dan tidak meningkat
nafsu makan.
- BB sekarang : 28 Kg
- Bentuk Abdomen Tekanan osmotic
plasma menurun
: edema
TTD : 100/80 mmHg
N : 80x/menit Permeabilitas
S : 37,7 C glomerulus
meningkat
RR : 15 X/Menit
- CRT : < 2 detik
- HGB : 5,0 g/dl Nefrotik
Syndrome

IX. Diagnosa Keperawatan

Kelebihan Volume cairan b.d akumulasi cairan didalam jaringan,


gangguan mekanisme regulasi (retensio sodium, natrium dan air)

X. Intervensi Keperawatan
2. Hipervolemia Setelah dilakukan
berhubungan tindakan 1. monitor frekuensi 1. Untuk
dengan keperawatan dan kekuatan nadi mengetahui
gangguan selama … x 24 jam , frekuensi dan
mekanisme pasien membaik kekuatan nadi
regulasi dengan kriteria hasil 2. monitor frekuensi 2. Untuk
: napas mengetahui
1. Edema frekuensi napas
menurun 3. monitor intake 3. Untuk
2. Frekuensi dan output cairan mengetahui
membaik intake dan
3. Kekuatan output cairan
nadi
membaik 4. identifikasi tanda- 4. Untuk
4. Turgor kulit tanda hipervolemia mengetahui
membaik (mis. Dispnea, factor resiko
5. Berat badan edema perifer, keseimbangan
membaik edema anasarka, cairan
JVP meningkat,
CVP meningkat,
reflex
hepatojugularpositif
, berat badan
menurun dalam
waktu singkat)

5. atur interval 5. Untuk mengecek


waktu pemantauan keadaan pasien
sesuai dengan secara berkala
kondisi pasien

6. jelaskan tujuan 6. Untuk


dan prosedur mengetaui hasil
pemantauan pemantauan

XI. Implementasi Keperawatan


Nama Pasien : An. A
Tanggal : 11 – 12 februari 2019
Ruang Rawat : Pudak

Hari, No.
No Tanggal, Dx Implementasi Evaluasi Proses Paraf
Jam Ke
p
1 Senin, 1 Ds : -
22
januari 1. monitor frekuensi Do: nadi 90x/menit
2020 dan kekuatan nadi
08.00

08.10 2. monitor frekuensi


napas Ds: -
Do: r = 22x/menit

09.30 3. monitor intake dan


output cairan
Ds: ibu px mengatakan px
sudah minum 2 gelas dan
px sering minta ke toilet

09.45
4. identifikasi tanda- Do: px sering ke toilet
tanda hipervolemia
(mis. Dispnea, edema
perifer, edema Ds:
anasarka, JVP Do:
meningkat, CVP
meningkat, reflex
hepatojugularpositif,
berat badan menurun
dalam waktu singkat)
11.00

5. atur interval waktu


pemantauan sesuai
13.30 dengan kondisi pasien

6. jelaskan tujuan dan Ds: ibu px mengatakan


prosedur pemantauan sudah mengerti
Do: pasien dan keluarga
tampak kooperatif

Ds: keluarga px
mengatakan sudah
mengerti dengan apa yang
dijelaskan
Do: keluarga px tampak
sudah mengerti

XII. Evaluasi
Tgl/ Dx Kep Evaluasi Paraf
Jam
24-01- 1 S:
2020
- Orang tua px mengatakan bengkak
13:30
berkurang
O:
- Klien terlihat lemas
N :
90x/menit
RR : 22 x/Menit
- CRT : < 2 detik
- HGB : 5,0 g/dl

A: Kelebihan volume cairan


P : Masalah sudah teratasi, pertahankan intervensi
- Monitoring hasil Hb yang sesuai dengan
retensi cairan
- Monitoring vital sign
- Monitoring indikasi retensi/kelebihan cairan
- Monitoring tanda dan gejala dari oedema

Anda mungkin juga menyukai