Nur Faiziyah
Guru SMP Negeri 2 Amandraya, fayzaicfaiza@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara(speaking)
siswa kelas VIII-2 di SMP Negeri 2 Amandraya. Materi yang digunakan adalah Describing
Person. Information gap activities yang diterapkan dalam penelitian ini adalah aktivitas
mencari perbedaan pada gambar. Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) model Kemmis S dan Mc. Taggart. Subjek penelitian adalah 24 siswa kelas VIII-2
SMP Negeri 2 Amandraya. Penelitian dilaksanakan pada semester pertama tahun ajaran
2017-2018, tepatnya pada tanggal 3-19 Oktober 2017. Penelitian ini dilaksanakan dengan 2
siklus, dan diawali dengan studi awal (preliminary study) yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat kemampuan speaking siswa. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Terdapat dua macam data yang diambil
dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dengan
teknik observasi kegiatan pembelajaran dan lembar catatan lapangan, kemudian dianalisis
secara deskriptif kualitatif. Data kuantitatif diambil melalui tes lisan dengan mengacu
kepada rubrik penilaian speaking yang telah dikembangkan oleh peneliti dan kemudian
diolah sehingga didapat rata-rata nilai siswa dan jumlah siswa yang lulus KKM (65).
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebanyak 60% siswa lulus KKM. Berdasarkan
analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran speaking atau
berbicara dengan menerapkan information gap activities dapat mengatasi permasalahan
rendahnya kemampuan speaking siswa di kelas VIII-2 SMP Negeri 2 Amandraya. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan information gap activities pada pembelajaran
speaking terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa. Hal ini ditunjukkan dengan
peningkatan presentase siswa yang lulus KKM pada siklus 1 sebesar 54,17% dan pada siklus
2 sebesar 70,83%.
59
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx
verbal dan non-verbal. Melalui proses tidak ada waktu untuk mengulangi
pertukaran informasi inilah dapat terjadi pelajaran sepulang dari sekolah,
komunikasi secara lisan. Maka, dikarenakan kesibukan di rumah. Para
kemampuan Berbicara menjadi sangat siswa di SMP Negeri 2 Amandraya ini
penting dalam kehidupan sosial. sebagian besar berasal dari keluarga
Berdasarkan Peraturan Menteri nomor 22 dengan kemampuan finansial yang rendah.
Tahun 2006, indikator kelulusan siswa Hal ini yang menyebabkan para peserta
SMP pada mata pelajaran Bahasa Inggris didik harus bekerja sepulang sekolah.
adalah siswa mampu berkomunikasi baik Terlebih lagi, 50% dari para siswa harus
secara lisan maupun secara tulisan untuk menempuh perjalanan yang jauh untuk
berkomunikasi dalam kehidupan sehari- pergi le sekolah. Kelelahan fisik yang
hari. terjadi setiap pulang dari sekolah tidak
Dari pernyataan di atas, siswa harus memungkinkan siswa untuk belajar.
mampu menggunakan Bahasa Inggris Kedua, guru tidak banyak memberikan
untuk berkomunikasi dalam pergaulan kesempatan kepada siswa untuk
sehari-hari. Oleh karena itu, tujuan belajar mengeksplorasi diri di dalam kelas. Hal ini
Bahasa Inggris yang utama adalah untuk karena metode pembelajaran yang
meningkatkan kemampuan berbicara dilaksanakan oleh guru cenderung
siswa. Juga, siswa harus menguasai semua konvensional, misalnya metode ceramah
komponen yang ada dalam keahlian dan mengerjakan soal, juga guru
berbicara, yaitu kelancaran (fluency), cenderung mendominasi proses belajar di
pengucapan (pronounciation), intonasi kelas. Sementara itu, para siswa hanya
(intonation), dan keberterimaan duduk dan mendengarkan penjelasan guru.
(comprehensibility). Ada bermacam-macam teknik yang
Namun demikian, tuntutan kurikulum bisa digunakan guru untuk meningkatkan
yang diterapkan tidak selalu selaras kemampuan Speaking siswa. Salah satunya
dengan kemampuan berbicara siswa dalam adalah teknik Information Gap. Harmer
bahasa Inggris. Kondisi ini pula yang dalam bukunya yang berjudul How to
terjadi pada SMP Negeri 2 Amandraya. Teach English (2007:207) mengatakan
Berdasarkan pengamatan peneliti pada bahwa information gap adalah suatu
sekolah tersebut, kemampuan berbicara teknik di mana para siswa memegang
siswa dalam mata pelajaran bahasa Inggris informasi yang berbeda namun dalam
dinilai sangat kurang. Hal ini disebabkan subjek yang sama dan para siswa harus
oleh beberapa hal. Pertama, para siswa berbagi informasi yang mereka punya
60
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx
kepada kawannya (siswa tidak boleh saling information gap. Pada penelitian ini,
melihat informasi yang didapatkan) untuk peneliti membatasi aktivitas yang cocok
menyelesaikan masalah atau soal yang untuk mencapai Kompetensi Dasar 4.2
diberikan oleh guru. pada keahlian berbicara yaitu
Dalam hal menghidupkan suasana mengungkapkan makna dalam monolog
kelas, information gap juga bisa pendek sederhana dengan menggunakan
diimplementasikan Seperti yang ragam bahasa lisan secara akurat, lancar,
diungkapkan Spratt, Pulverness, dan dan berterima untuk berinteraksi dengan
Williams (2005:35), terkadang siswa lebih lingkungan sekitar dalam teks berbentuk
merasa termotivasi dalam kelas ketika descriptive dan recount.
mereka punya alasan untuk Pada teks deskriptif, siswa dituntut
berkomunikasi, contohnya untuk untuk bisa mendeskripsikan orang atau
memecahkan masalah atau memberikan tempat. Maka, penulis menerapkan
informasi yang tidak dimiliki kawan information gap activities dalam bentuk
lainnya. Terlebih lagi, information gap gambar agar sesuai dengan SK yang akan
memberikan kesempatan kepada siswa dicapai. Selain itu juga agar siswa merasa
untuk melatih kemampuan speaking lebih termotivasi untuk mengikuti
mereka. Siswa harus berbicara untuk pelajaran karena adanya media visual
memecahkan masalah yang diberikan berupa gambar. Teknisnya, dua siswa yang
karena kawannyalah yang mempunyai berbeda diberikan 2 gambar orang yang
informasi tersebut. Maka dari itu, siswa sama namun berbeda dalam hal
tidak hanya duduk dan mendengarkan penampilan. Siswa pertama akan
guru, namun mereka dapat berinteraksi mendeskripsikan orang pada gambar yang
dengan siswa yang lainnya dan melatih didapat, begitu juga sebaliknya sehingga
kemampuan berbicara mereka. kedua siswa bisa menemukan perbedaan
Prinsip utama dari information gap pada gambar yang mereka pegang.
activities ialah adanya perbedaan informasi Penelitian mengenai information gap
yang dimiliki oleh 2 siswa, namun masih ini telah dilakukan beberapa kali. Putri
dalam lingkup subjek yang sama, sehingga (2014) menyatakan bahwa penelitian yang
diperlukan komunikasi antara kedua siswa dilakukan di SMP Negeri 7 Yogyakarta
tersebut untuk saling mengetahui informasi menunjukkan hasil yang signifikan
yang dimiliki oleh masing-masing orang. terhadap peningkatan kemampuan
Terdapat beberapa macam aktivitas yang berbicara siswa pada teks monolog
bisa dilakukan dalam menerapkan prinsip recount, yaitu sebesar 3.06. Sugiarti (2014)
61
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx
62
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx
63
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx
64
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx
information gap dalam pembelajaran kuantitatif diambil melalui tes. Tujuan dari
Speaking. Tindakan diterapkan dalam 2 pengambilan data adalah untuk
siklus sampai terjadi peningkatan pada menemukan data aktual siswa dalam
kemampuan berbicara siswa. Siklus melakukan proses belajar mengajar.
pertama terdiri dari 2 pertemuan, dan Untuk data kualitatif, peneliti
siklus kedua juga terdiri dari 2 pertemuan. menggunakan teknik analisa data yang
3. Observasi dinyatakan oleh McKenan dalam Burns
Selama melaksanakan tindakan, (1999:157) yang terdiri dari mengurutkan
peneliti dan kolaborator juga melakukan data, memilah data, membandingkan data,
observasi terhadap siswa dan proses menginterpretasikan data, dan melaporkan
belajar mengajar yang menggunakan hasil. Sementara untuk data kuantitiatif,
aktivitas information gap. Kolaborator peneliti menggunakan program Microsoft
dalam hal ini berperan sebagai pengamat Excel untuk menganalisis data dan untuk
yang membuat catatan lapangan dan mengetahui angka peningkatan dalam
mengamati pembelajaran yang kemampuan berbicara siswa (Speaking).
berlangsung dalam kelas. Selain itu, fase Tindakan dilakukan berulang
ini juga digunakan untuk mengumpulkan sampai permasalahan dianggap sudah
sebanyak mungkin data untuk mengetahui teratasi. Jumlah siklus yang dilaksanakan
efek penerapan aktivitas information gap dalam penelitian ini tergantung pada
dan juga untuk mengidentifikasi adanya terselesaikannya masalah yang dihadapi.
masalah yang muncul selama penerapan Indikator yang menunjukkan keberhasilan
tindakan berlangsung. adalah sebanyak 60% siswa bisa mencapai
4. Refleksi KKM (65).
Dalam fase refleksi, peneliti
mengevaluasi dan merefleksi penerapan C. Hasil dan pembahasan
tindakan. Peneliti menganalisa Penelitian ini bertujuan untuk
permasalahan yang muncul selama mengetahui peningkatan nilai siswa dalam
tindakan dan mencari solusi untuk keahlian berbicara. Seperti yang telah
meningkatkan proses belajar mengajar disebutkan di atas, sebelum dilaksanakan
pada siklus berikutnya. siklus tindakan, telah diadakan studi awal
Data yang digunakan dalam atau preliminary study. Di dalam studi
penelitian ini merupakan data kualitatif awal, siswa diminta untuk
dan data kuantitatif. Data kualitatif diambil mendeskripsikan kawan sebangkunya, dan
melalui observasi, sedangkan data kemampuan berbicara siswa dinilai
65
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx
66
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx
67
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx
68
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx
Grafik 1. Histogram persentase perbandingan jumlah siswa yang lulus KKM pada
preliminary study, siklus I dan II
69
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx
80
70
60
50
Presentase
40
30 Presentase siswa lulus
KKM
20
10
0
Preliminary Siklus 1 Siklus 2
Tahapan Pembelajaran
70
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx
71