Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No.

1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS VIII DENGAN


MENGGUNAKAN INFORMATION GAP ACTIVITIES DI SMP NEGERI 2
AMANDRAYA

Nur Faiziyah
Guru SMP Negeri 2 Amandraya, fayzaicfaiza@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara(speaking)
siswa kelas VIII-2 di SMP Negeri 2 Amandraya. Materi yang digunakan adalah Describing
Person. Information gap activities yang diterapkan dalam penelitian ini adalah aktivitas
mencari perbedaan pada gambar. Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) model Kemmis S dan Mc. Taggart. Subjek penelitian adalah 24 siswa kelas VIII-2
SMP Negeri 2 Amandraya. Penelitian dilaksanakan pada semester pertama tahun ajaran
2017-2018, tepatnya pada tanggal 3-19 Oktober 2017. Penelitian ini dilaksanakan dengan 2
siklus, dan diawali dengan studi awal (preliminary study) yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat kemampuan speaking siswa. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Terdapat dua macam data yang diambil
dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dengan
teknik observasi kegiatan pembelajaran dan lembar catatan lapangan, kemudian dianalisis
secara deskriptif kualitatif. Data kuantitatif diambil melalui tes lisan dengan mengacu
kepada rubrik penilaian speaking yang telah dikembangkan oleh peneliti dan kemudian
diolah sehingga didapat rata-rata nilai siswa dan jumlah siswa yang lulus KKM (65).
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebanyak 60% siswa lulus KKM. Berdasarkan
analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran speaking atau
berbicara dengan menerapkan information gap activities dapat mengatasi permasalahan
rendahnya kemampuan speaking siswa di kelas VIII-2 SMP Negeri 2 Amandraya. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan information gap activities pada pembelajaran
speaking terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa. Hal ini ditunjukkan dengan
peningkatan presentase siswa yang lulus KKM pada siklus 1 sebesar 54,17% dan pada siklus
2 sebesar 70,83%.

Kata kunci : Speaking, Information Gap Activiteis, SMP Negeri 2 Amandraya

A. Pendahuluan (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA),


Bahasa adalah alat komunikasi yang dan juga pada tingkat universitas. Dalam
sangat penting dalam hubungan sosial Bahasa Inggris, terdapat 4 keahlian yang
manusia. Dengan berlakunya Bahasa harus dikuasai oleh peserta didik. Salah
Inggris sebagai bahasa Internasional, satunya adalah berbicara (speaking).
menjadikan Bahasa Inggris sebagai salah Keahlian berbicara adalah sebuah
satu mata pelajaran yanbg wajib diajarkan proses untuk membangun dan berbagi
dalam jenjang Sekolah Menengah Pertama informasi melalui penggunaan bahasa

59
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx

verbal dan non-verbal. Melalui proses tidak ada waktu untuk mengulangi
pertukaran informasi inilah dapat terjadi pelajaran sepulang dari sekolah,
komunikasi secara lisan. Maka, dikarenakan kesibukan di rumah. Para
kemampuan Berbicara menjadi sangat siswa di SMP Negeri 2 Amandraya ini
penting dalam kehidupan sosial. sebagian besar berasal dari keluarga
Berdasarkan Peraturan Menteri nomor 22 dengan kemampuan finansial yang rendah.
Tahun 2006, indikator kelulusan siswa Hal ini yang menyebabkan para peserta
SMP pada mata pelajaran Bahasa Inggris didik harus bekerja sepulang sekolah.
adalah siswa mampu berkomunikasi baik Terlebih lagi, 50% dari para siswa harus
secara lisan maupun secara tulisan untuk menempuh perjalanan yang jauh untuk
berkomunikasi dalam kehidupan sehari- pergi le sekolah. Kelelahan fisik yang
hari. terjadi setiap pulang dari sekolah tidak
Dari pernyataan di atas, siswa harus memungkinkan siswa untuk belajar.
mampu menggunakan Bahasa Inggris Kedua, guru tidak banyak memberikan
untuk berkomunikasi dalam pergaulan kesempatan kepada siswa untuk
sehari-hari. Oleh karena itu, tujuan belajar mengeksplorasi diri di dalam kelas. Hal ini
Bahasa Inggris yang utama adalah untuk karena metode pembelajaran yang
meningkatkan kemampuan berbicara dilaksanakan oleh guru cenderung
siswa. Juga, siswa harus menguasai semua konvensional, misalnya metode ceramah
komponen yang ada dalam keahlian dan mengerjakan soal, juga guru
berbicara, yaitu kelancaran (fluency), cenderung mendominasi proses belajar di
pengucapan (pronounciation), intonasi kelas. Sementara itu, para siswa hanya
(intonation), dan keberterimaan duduk dan mendengarkan penjelasan guru.
(comprehensibility). Ada bermacam-macam teknik yang
Namun demikian, tuntutan kurikulum bisa digunakan guru untuk meningkatkan
yang diterapkan tidak selalu selaras kemampuan Speaking siswa. Salah satunya
dengan kemampuan berbicara siswa dalam adalah teknik Information Gap. Harmer
bahasa Inggris. Kondisi ini pula yang dalam bukunya yang berjudul How to
terjadi pada SMP Negeri 2 Amandraya. Teach English (2007:207) mengatakan
Berdasarkan pengamatan peneliti pada bahwa information gap adalah suatu
sekolah tersebut, kemampuan berbicara teknik di mana para siswa memegang
siswa dalam mata pelajaran bahasa Inggris informasi yang berbeda namun dalam
dinilai sangat kurang. Hal ini disebabkan subjek yang sama dan para siswa harus
oleh beberapa hal. Pertama, para siswa berbagi informasi yang mereka punya

60
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx

kepada kawannya (siswa tidak boleh saling information gap. Pada penelitian ini,
melihat informasi yang didapatkan) untuk peneliti membatasi aktivitas yang cocok
menyelesaikan masalah atau soal yang untuk mencapai Kompetensi Dasar 4.2
diberikan oleh guru. pada keahlian berbicara yaitu
Dalam hal menghidupkan suasana mengungkapkan makna dalam monolog
kelas, information gap juga bisa pendek sederhana dengan menggunakan
diimplementasikan Seperti yang ragam bahasa lisan secara akurat, lancar,
diungkapkan Spratt, Pulverness, dan dan berterima untuk berinteraksi dengan
Williams (2005:35), terkadang siswa lebih lingkungan sekitar dalam teks berbentuk
merasa termotivasi dalam kelas ketika descriptive dan recount.
mereka punya alasan untuk Pada teks deskriptif, siswa dituntut
berkomunikasi, contohnya untuk untuk bisa mendeskripsikan orang atau
memecahkan masalah atau memberikan tempat. Maka, penulis menerapkan
informasi yang tidak dimiliki kawan information gap activities dalam bentuk
lainnya. Terlebih lagi, information gap gambar agar sesuai dengan SK yang akan
memberikan kesempatan kepada siswa dicapai. Selain itu juga agar siswa merasa
untuk melatih kemampuan speaking lebih termotivasi untuk mengikuti
mereka. Siswa harus berbicara untuk pelajaran karena adanya media visual
memecahkan masalah yang diberikan berupa gambar. Teknisnya, dua siswa yang
karena kawannyalah yang mempunyai berbeda diberikan 2 gambar orang yang
informasi tersebut. Maka dari itu, siswa sama namun berbeda dalam hal
tidak hanya duduk dan mendengarkan penampilan. Siswa pertama akan
guru, namun mereka dapat berinteraksi mendeskripsikan orang pada gambar yang
dengan siswa yang lainnya dan melatih didapat, begitu juga sebaliknya sehingga
kemampuan berbicara mereka. kedua siswa bisa menemukan perbedaan
Prinsip utama dari information gap pada gambar yang mereka pegang.
activities ialah adanya perbedaan informasi Penelitian mengenai information gap
yang dimiliki oleh 2 siswa, namun masih ini telah dilakukan beberapa kali. Putri
dalam lingkup subjek yang sama, sehingga (2014) menyatakan bahwa penelitian yang
diperlukan komunikasi antara kedua siswa dilakukan di SMP Negeri 7 Yogyakarta
tersebut untuk saling mengetahui informasi menunjukkan hasil yang signifikan
yang dimiliki oleh masing-masing orang. terhadap peningkatan kemampuan
Terdapat beberapa macam aktivitas yang berbicara siswa pada teks monolog
bisa dilakukan dalam menerapkan prinsip recount, yaitu sebesar 3.06. Sugiarti (2014)

61
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx

melakukan penelitian menggunakan yang dilaksanakan dalam


information gap pada siswa SMK jurusan lingkungan kelas dengan tujuan
perhotelan pada kompetensi dasar untuk memperbaiki dan
melakukan pembicaraan melalui telepon. meningkatkan kualitas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pembelajaran. Dengan kata lain,
siswa meningkat dari 17.81 menjadi 28.54. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Berdasarkan permasalahan serta dapat didefinisikan sebagai suatu
keunggulan yang ditawarkan oleh metode bentuk penelitian yang bersifat
information gap, maka peneliti reflektif dengan melakukan
menganggap bahwa melakukan penelitian tindakan-tindakan tertentu agar
terkait masalah di atas perlu dilakukan di dapat memperbaiki dan
SMP Negeri 2 Amandraya. Penelitian meningkatkan praktik-praktik
bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran di kelas secara lebih
information gaps activities dapat baik.
meningkatkan kemampuan siswa dalam Penelitian ini dilakukan di
Speaking khususnya pada kelas 8 di SMP SMP Negeri 2 Amandraya. Lokasi
Negeri 2 Amandraya. Penelitian ini sekolah ini di Desa Hilimbowo,
berbeda dengan kedua penelitian Kecamatan Amandraya, Kabupaten
sebelumnya. Perbedaan pertama terdapat Nias Selatan.Adapun subjek dalam
pada lokasi dan subjek penelitian. penelitian ini terdiri dari populasi
Perbedaan kedua terdapat pada fokus teks dan sampel. Untuk populasi yang
yang diteliti, yaitu pada penelitian ini teks dimaksud adalah seluruh kelas VIII
yang diajarkan adalah teks deskriptif. SMP Negeri 2 Amandraya tahun
Berdasarkan pada kedua hal tersebut, akademik 2017-2018. Sedangkan
penelitian ini dimaksudkan untuk untuk sampel adalah siswa kelas
memberikan sumbangsih pengetahuan VIII-2 SMP Negeri 2 Amandraya.
yang baru dan aktual. Kelas VIII-2 terdiri dari 24 siswa.
Kelas ini dipilih berdasarkan
B. Bahan dan Metode beberapa alasan. Pertama, peneliti
Penelitian ini merupakan juga merupakan wali kelas VIII-2
Penelitian Tindakan Kelas dan juga mengampu mata pelajaran
(Classroom Action Research). bahasa Inggris di kelas ini. Alasan
Maksudnya yaitu penelitian kedua yaitu bahwa kelas ini
tindakan dalam bidang pendidikan dianggap mempunyai masalah

62
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx

dalam hal kemampuan Speaking. terdapat empat tahapan yang lazim


Data ini diperoleh dengan dilalui sesuai dengan model yang
membandingkan nilai berbicara dikembangkan oleh Kemmis S dan
yang diraih siswa kelas VIII-2 yang Mc.Taggart yang dikutip oleh
lebih rendah daripada rata-rata nilai Arikunto, yaitu perencanaan,
kelas lain yang juga diampu oleh pelaksanaan, pengamatan
peneliti. (observasi), dan refleksi. Adapun
Ada beberapa ahli yang model dan penjelasan untuk
mengemukakan model penelitian masing-masing tahap adalah
tindakan dengan bagan yang sebagai berikut:
berbeda, namun secara garis besar

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur penelitian tindakan kelas mendeskripsikan seorang kawannya secara


ini terdiri dari 4 tahap, yaitu terdiri dari lisan. Kemampuan siswa kemudian dinilai
perencanaan, penerapan, pengamatan, dan menggunakan rubrik yang dibuat oleh
refleksi, yang sebelumnya diawali oleh guru.
studi awal (preliminary study). Studi awal SkorPerolehan
x 10
dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2017. Nilai Siswa = SkorMaksimal
Dalam tahap ini, siswa diminta untuk

63
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx

Tabel 1: Rubrik Penilaian Speaking


Kriteria Skor Indikator
Kelancaran (Fluency) 3 Lancar
2 Kurang Lancar
1 Tidak Lancar
Pengucapan (Pronounciation) 3 Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
Intonasi (Intonation) 3 Sesuai
2 Kurang sesuai
1 Tidak sesuai
Keberterimaan 3 Berterima
(Comprehensibility) 2 Kurang Berterima
1 Tidak Berterima
Keterangan: Skor Maksimal: 12

Setelah melakukan studi awal, sebelumnya. Untuk mengatasi masalah


peneliti melaksanakan prosedur sebanyak tersebut, peneliti, yang juga bertindak
2 siklus yang dilaksanakan mulai tanggal sebagai guru pengampu mata pelajaran
6-19 Oktober 2017. Secara rinci prosedur bahasa Inggris pada kelas tersebut
penelitian tindakan pada tiap siklus memutuskan untuk menerapkan metode
sebagai berikut: information gap. Selain itu, pada tahap ini
1. Perencanaan. peneliti juga mempersiapkan perangkat
Dalam perencanaan, peneliti pembelajaran untuk siklus I, yaitu RPP
mengidentifikasi permasalahan yang ada (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
dalam kelas VIII-2. Dalam hal ini, masalah sesuai dengan kurikulum yang diterapkan
yang muncul adalah pada kemampuan oleh sekolah yaitu Kurikulum Tingkat
berbicara siswa (Speaking) yang rendah. Satuan Pendidikan (KTSP).
Masalah ini diidentifikasi melalui 2. Pelaksanaan Tindakan
pengamatan dalam kelas dan juga melalui Setelah melaksanakan
wawancara dengan guru bahasa Inggris perencanaan, peneliti melaksanakan
lain yang pernah mengajar di kelas ini tindakan dengan cara menerapkan aktivitas

64
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx

information gap dalam pembelajaran kuantitatif diambil melalui tes. Tujuan dari
Speaking. Tindakan diterapkan dalam 2 pengambilan data adalah untuk
siklus sampai terjadi peningkatan pada menemukan data aktual siswa dalam
kemampuan berbicara siswa. Siklus melakukan proses belajar mengajar.
pertama terdiri dari 2 pertemuan, dan Untuk data kualitatif, peneliti
siklus kedua juga terdiri dari 2 pertemuan. menggunakan teknik analisa data yang
3. Observasi dinyatakan oleh McKenan dalam Burns
Selama melaksanakan tindakan, (1999:157) yang terdiri dari mengurutkan
peneliti dan kolaborator juga melakukan data, memilah data, membandingkan data,
observasi terhadap siswa dan proses menginterpretasikan data, dan melaporkan
belajar mengajar yang menggunakan hasil. Sementara untuk data kuantitiatif,
aktivitas information gap. Kolaborator peneliti menggunakan program Microsoft
dalam hal ini berperan sebagai pengamat Excel untuk menganalisis data dan untuk
yang membuat catatan lapangan dan mengetahui angka peningkatan dalam
mengamati pembelajaran yang kemampuan berbicara siswa (Speaking).
berlangsung dalam kelas. Selain itu, fase Tindakan dilakukan berulang
ini juga digunakan untuk mengumpulkan sampai permasalahan dianggap sudah
sebanyak mungkin data untuk mengetahui teratasi. Jumlah siklus yang dilaksanakan
efek penerapan aktivitas information gap dalam penelitian ini tergantung pada
dan juga untuk mengidentifikasi adanya terselesaikannya masalah yang dihadapi.
masalah yang muncul selama penerapan Indikator yang menunjukkan keberhasilan
tindakan berlangsung. adalah sebanyak 60% siswa bisa mencapai
4. Refleksi KKM (65).
Dalam fase refleksi, peneliti
mengevaluasi dan merefleksi penerapan C. Hasil dan pembahasan
tindakan. Peneliti menganalisa Penelitian ini bertujuan untuk
permasalahan yang muncul selama mengetahui peningkatan nilai siswa dalam
tindakan dan mencari solusi untuk keahlian berbicara. Seperti yang telah
meningkatkan proses belajar mengajar disebutkan di atas, sebelum dilaksanakan
pada siklus berikutnya. siklus tindakan, telah diadakan studi awal
Data yang digunakan dalam atau preliminary study. Di dalam studi
penelitian ini merupakan data kualitatif awal, siswa diminta untuk
dan data kuantitatif. Data kualitatif diambil mendeskripsikan kawan sebangkunya, dan
melalui observasi, sedangkan data kemampuan berbicara siswa dinilai

65
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx

berdasarkan rubrik yang dikembangkan (comprehensibility) dan intonasi


oleh peneliti. Rubrik penilaian ini terfokus (intonation).
pada 4 aspek kemampuan berbicara yaitu
kelancaran (fluency), pengucapan
(pronounciation), keberterimaan

Tabel 2 Nilai Berbicara Siswa pada Studi Awal


No Inisial Kriteria Penilaian Skor Konversi
Kelancar Pengucap Intonasi Keberterim Perolehan Skor
an an aan
1 AIB 1 2 2 1 6 50,00
2 AL 2 2 2 2 8 66,67
3 BB 1 1 2 1 5 41,67
4 EL 1 3 2 2 8 66,67
5 FN 2 2 1 2 7 58,33
6 FAN 1 1 1 1 4 33,33
7 JB 2 1 1 2 6 50,00
8 JRB 1 1 1 1 4 33,33
9 JG 2 2 1 2 7 58,33
10 JL 1 1 2 1 5 41,67
11 LN 2 1 1 2 6 50,00
12 LIHN 1 1 2 2 6 50,00
13 MMB 2 2 1 1 6 50,00
14 OB 1 1 1 1 4 33,33
15 PL 2 2 2 2 8 66,67
16 RB 1 1 1 2 5 41,67
17 RVB 1 1 1 2 5 41,67
18 SNL 1 1 1 1 4 33,33
19 SB 2 2 1 1 6 50,00
20 TL 1 1 2 2 6 50,00
21 VFB 1 1 1 1 4 33,33
22 YH 1 1 1 1 4 33,33
23 YB 2 2 1 2 7 58,33
24 AB 1 1 2 2 6 50,00
Rata-rata 5,71 47,57

Berdasarkan data nilai studi hanya 42,08. Sedangkan hanya ada


awal di atas, kemampuan berbicara 3 siswa (12,5 %) yang melewati
siswa sangat rendah. Rata-rata nilai KKM yang ditetapkan, yaitu 65.

66
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx

Pada tahap ini, ketika siswa muncul dalam deskripsi yang


diminta untuk mendeskripsikan mereka ucapkan.
kawan sebangkunya, siswa hanya Setelah dilaksanakan siklus
berhenti pada nama kawan dan 1, didapat data berikut. Data
jenis kelamin. Ciri-ciri fisik dan berikut didapat dengan cara tes
baju yang dikenakan masih belum lisan.

Tabel 3 Nilai Berbicara Siswa pada Akhir Siklus 1


N Inisia Kriteria Penilaian Skor Konvers
o l Peroleha i
n Skor
Kelancara Pengucapa Intonas Keberterimaa
n n i n
1 AIB 2 2 2 1 7 58,33
2 AL 3 2 2 2 9 75,00
3 BB 2 1 2 2 7 58,33
4 EL 2 3 2 2 9 75,00
5 FN 2 2 2 2 8 66,67
6 FAN 2 1 2 2 7 58,33
7 JB 2 1 2 2 7 58,33
8 JRB 2 1 2 2 7 58,33
9 JG 2 2 1 2 7 58,33
10 JL 2 1 2 2 7 58,33
11 LN 2 1 2 2 7 58,33
12 LIHN 2 1 2 2 7 58,33
MM
13 B 2 2 2 2 8 66,67
14 OB 2 1 1 2 6 50,00
15 PL 2 2 2 3 9 75,00
16 RB 1 1 2 3 7 58,33
17 RVB 1 1 1 2 5 41,67
18 SNL 2 1 2 2 7 58,33
19 SB 2 2 1 2 7 58,33
20 TL 1 1 2 2 6 50,00
21 VFB 1 1 2 2 6 50,00
22 YH 1 1 2 2 6 50,00
23 YB 2 2 2 2 8 66,67
24 AB 2 1 2 2 7 58,33
Rata-rata 7,13 59,38

67
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx

Dari tabel di atas, dapat memperkaya kosa kata siswa yang


diketahui bahwa sudah ada berkaitan dengan cara
peningkatan nilai pada kemampuan mendeskripsikan orang. Siswa juga
berbicara siswa. Rata-rata nilai diajarkan bagaimana cara
meningkat, begitu pula dengan pengucapan kosa kata tersebut.
jumlah siswa yang mencapai Tahap pembelajaran ini belum
KKM, yaitu sebanyak 13 siswa dilaksanakan pada siklus 1.
(54,17 %). Selain itu, peneliti juga
Siklus 2 dilaksanakan menemukan bahwa masih banyak
dengan mempertimbangkan siswa yang mengintip gambar yang
evaluasi dan refleksi pada siklus 1. dipegang kawannya, sehingga
Pada siklus 1, target pencapaian proses information gap activities
penelitian belum tercapai. Untuk yang dilakukan menjadi kurang
meningkatkan hasil belajar siswa efektif. Untuk mengatasi masalah
pada siklus 2, peneliti merevisi ini, peneliti menghimbau siswa
beberapa langkah pembelajaran. agar tidak mengintip gambar
Pada siklus 2, sebelum kawannya dan juga meminta
dilaksanakan information gap bantuan kolaborator untuk
activities, siswa dibekali dulu mengawasi siswa.
dengan vocabulary mengenai nama
dan bentuk fitur wajah agar

Tabel 4 Nilai Berbicara Siswa pada Akhir Siklus 2


No Inisial Kriteria Penilaian Skor Konversi
Peroleha Skor
n
Kelancara Pengucapa Pilihan Keberterimaa
n n kata n
1 AIB 3 2 2 3 10 83,33
2 AL 3 2 2 2 9 75,00
3 BB 3 1 2 3 9 75,00
4 EL 2 3 2 2 9 75,00
5 FN 3 2 1 1 7 58,33
6 FAN 2 1 2 2 7 58,33
7 JB 3 1 2 3 9 75,00
8 JRB 3 1 2 3 9 75,00

68
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx

No Inisial Kriteria Penilaian Skor Konversi


Peroleha Skor
n
Kelancara Pengucapa Pilihan Keberterimaa
n n kata n
9 JG 2 2 1 3 8 66,67
10 JL 3 1 2 2 8 66,67
11 LN 2 1 2 2 7 58,33
12 LIHN 3 1 2 3 9 75,00
13 MMB 2 2 2 2 8 66,67
14 OB 3 2 1 1 7 58,33
15 PL 2 2 2 3 9 75,00
16 RB 3 1 2 3 9 75,00
17 RVB 3 3 1 2 9 75,00
18 SNL 2 1 2 2 7 58,33
19 SB 2 3 1 2 8 66,67
20 TL 3 1 2 3 9 75,00
21 VFB 1 1 2 2 6 50,00
22 YH 3 2 2 2 9 75,00
23 YB 2 2 2 1 7 58,33
24 AB 2 2 2 2 8 66,67
Rata-rata 8,46 70,49
(Lanjutan)

Data pada tabel di atas histogram untuk melihat


menunjukkan bahwa ada perbandingan data presentase
peningkatan nilai berbicara siswa jumlah siswa yang lulus KKM
jika dibandingkan dengan hasil pada premilinary stu dy, siklus 1,
pada siklus 1. Rata-rata nilai siswa dan siklus 2 agar dapat diketahui
meningkat. Juga ada peningkatan perbedaan dan perubahan yang
pada jumlah siswa yang lulus terjadi. Berikut ini histogram untuk
KKM, yaitu sebanyak 17 siswa data persentase tersebut:
atau 70,99 %.
Dari data tersebut,
kemudian diolah menjadi bentuk

Grafik 1. Histogram persentase perbandingan jumlah siswa yang lulus KKM pada
preliminary study, siklus I dan II

69
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx

80
70
60
50
Presentase

40
30 Presentase siswa lulus
KKM
20
10
0
Preliminary Siklus 1 Siklus 2
Tahapan Pembelajaran

D. Kesimpulan Amandraya pada bab Describing


Berdasarkan pada hasil penelitian Person . Hal ini dapat dilihat pada
di atas, dapat ditarik dua kesimpulan, prosentase jumlah siswa yang lulus
yaitu: KKM pada study awal hanya 12,5%.
1. Rendahnya kemampuan berbicara Pada siklus 1, jumlah siswa yang lulus
siswa dalam mata pelajaran bahasa KKM yaitu 54,17 %, dan pada siklus 2
Inggris khususnya pada bab meningkat sebanyak 16,66% menjadi
Describing Person dapat ditingkatkan 70,83%.
dengan penerapan information gap
activities. Aktivitas yang dilaksanakan
adalah siswa bekerja secara Daftar Pustaka
berpasangan dan masing-masing Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
anggota pasangan diberikan gambar
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
yang berbeda. Siswa A
Badan Standar Nasional Pendidikan
mendeskripsikan gambar yang didapat,
(BSNP). 2006. Standard
begitu juga siswa B, sehingga kedua Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMP. Jakarta: Depdikbud.
siswa dapat mengidentifikasi
perbedaan yang ada pada masing- Burns, Anne. 2010. Doing Action
Research in English Language
masing gambar.
Teaching. New York: Routledge.
2. Information gap activities dapat
Harmer, Jeremy. 1998. How to Teach
meningkatkan kemampuan berbicara
English. Harlow: Addison Wesley
siswa kelas VIII-2 di SMP Negeri 2 Longman,Inc.

70
Jurnal Guru Nias Selatan, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 ISSN: xxxx-xxxx

Course. Cambridge: Cambridge


Putri , Ana Yupika. 2014. Using University Press.
Information-Gap Activities to
Improve the English Speaking Sugiarti, Desi. 2011. Using Information-
Skills of Grade VIII Students at Gap Activities to Improve the
SMP Negeri 7 Yogyakarta.. A English Speaking Skills of XI KR 4
Thesis. Yogyakarta: A Thesis. Students at SMK Negeri 3
Yogyakarta: English Education Yogyakarta in the Academic Year
Study Program, Faculty of of 2013/2014. A Thesis.
Languages and Arts, Yogyakarta Yogyakarta: A Thesis. Yogyakarta:
State University. English Education Study Program,
Faculty of Languages and Arts,
Spratt, Mary., Pulverness, Alan., and Yogyakarta State University.
Williams, Melanie. 2005. The TKT

71

Anda mungkin juga menyukai