Anda di halaman 1dari 19

KESULITAN BELAJAR

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok


Pada Mata Kuliah “Psikologi Pendidikan”

Dosen Pengampu:
Nila Zaimatus Septiana, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Inayatul Mufarohah (932124616)


2. Wahidah Ma’rifatunnisa’ (932124716)
3. Latifatul Azizah (932120216)

KELAS D
JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN KEDIRI
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Pengantar ............................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2

D. Manfaat Penulisan .............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 4

A. Pengertian Kesulitan Belajar .............................................................................. 4

B. Faktor- Faktor Penyebab Kesulitan Belajar ....................................................... 5

1. Faktor Internal ................................................................................................ 5

2. Faktor Eksternal ............................................................................................. 5

C. Strategi yang Digunakan untuk Mengenali Kesulitan Belajar ........................... 6

D. Prosedur Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar ........................................... 7

E. Program Pengajaran Remidial Dan Program Pengayaan ................................. 10

1. Pengajaran Remidial Dalam Pembelajaran .................................................. 10

2. Program Pengayaan Dalam Pembelajaran.................................................... 14

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengantar
Pada masa sekarang ini banyak sekali anak-anak yang mengalami kesulitan
dalam belajar. Hal tersebut tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang
berkemampuan kurang saja. Hal tersebut juga dialami oleh siswa-siswa yang
berkemampuan tinggi. Selain itu, siswa yang berkemampuan rata-rata juga
mengalami kesulitan dalam belajar. Sedang yang namanya kesulitan belajar itu
merupakan kondisi proses belajar yang ditandai oleh hambatan-hambatan tertentu
untuk mencapai kesuksesan.
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi yang
rendah (kelainan mental) akan tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor non-
intelegensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu mendapat jaminan
keberhasilan belajar, karena dalam rangka.
Kita ambil contoh saja, pada suatu ketika ada siswa yang mendapat nilai
matematika yang jauh di bawah nilai rata-rata teman sekelasnya. Orang tua yang
tidak menerima kenyataan ini lalu memeriksa pekerjaan anaknya. Mereka kaget
ketika mengetahui sang guru menyalahkan beberapa pekerjaan anaknya yang
benar seperti: 2,3 + 3,01 = 5,31 dan ½ + 1/3 = 5/6.
Ternyata, setelah diselidiki lebih lanjut oleh orang tuanya, si anak salah
menulis soal karena ia memiliki sedikit kekurangan pada organ matanya. Yang
seharusnya 3,91ditulisnya 3,01 dan 1/5 ditulis 1/3. Sang guru menyalahkan
pekerjaan tersebut karena ia hanya terpaku pada kunci jawaban. Setelah sang anak
diberi kacamata, ia tidak salah lagi menulis soal dan nilai matematikanya menjadi
baik.
Contoh ini menunjukkan bahwa penglihatan yang kurang baik dapat menjadi
salah satu penyebab kesulitan belajar siswa. Dalam hal ini tulisan maupun

1
peragaan guru kurang bisa dilihat sehingga informasi guru tidak sampai dengan
sempurna.
Pertanyaan yang mungkin muncul adalah, mengapa hal seperti itu dapat
terjadi?Kenyataan-kenyataan ini menunjukkan bahwa siswa dapat mengalami hal-
hal yang menyebabkan ia tidak dapat belajar atau melakukan kegiatan selama
proses pembelajaran sedang berlangsung. Mungkin juga, si siswa dapat belajar
atau melakukan kegiatan selama proses pembelajaran sedang berlangsung,namun
tidak maksimal. Banyak sekali faktor penyebabnya baik yang berasal dari dalam
diri si anak sendiri maupun dari luar.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai definisi kesulitan belajar, faktor-
faktor penyebab kesulitan belajar, strategi mengenali kesulitan belajar, prosedur
pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar dan juga program pengajaran remidial dan
program pengayaan yang diharapkan agar pemakalah dan pembaca dapat paham
betul mengenai permasalahan kesulitan belajar yang dihadapi peserta didiknya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kesulitan Belajar?
2. Apa Saja Faktor- Faktor Penyebab Kesulitan Belajar?
3. Apa Saja Strategi Yang Digunakan Untuk Mengenali Kesulitan Belajar ?
4. Bagaimana Prosedur Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar?
5. Apa Yang Dimaksud Dengan Program Pengajaran Remdial Dan Program
Pengayaan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kesulitan Belajar.
2. Untuk Mengetahui Faktor- Faktor Penyebab Kesulitan Belajar.
3. Untuk Mengetahui Strategi Yang Digunakan Untuk Mengenali Kesulitan
Belajar.
4. Untuk Mengetahui Prosedur Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar.
5. Untuk Mengetahui Program Pengajaran Remdial Dan Program Pengayaan.

2
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan bisa memberi manfaat bagi pembaca baik
guru maupun calon guru. Adapun manfaat nya adalah :
1. Manfaat Bagi Pembaca (Guru Ataupun Calon Guru).
a. Sebagai guru ataupun calon guru mendapat pemahaman pengetahuan
tentang kesulitan belajar, faktor- faktor penyebab kesulitan belajar,
strategi mengenali kesulitan belajar, prosedur pelaksanaan diagnosis
kesulitan belajar dan juga program pengajaran remidial dan program
pengayaan.
b. Sebagai guru ataupun calon guru dapat menerapkannya dalam proses
belajar mengajar agar tidak lagi ditemukan peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar sehingga peserta didik dapat mendapatkan pengetahuan
secara maksimal.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesulitan Belajar


Kesulitan belajar merupakan sebuah permasalahan yang menyebabkan
seorang siswa tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik seperti
siswa lain pada umumnya yang disebabkan oleh faktor- faktor tertentu sehingga
tidak dapat mencapai tujuan belajar sesuai keinginannya.1
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2003:77), kesulitan belajar adalah “Suatu
keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya,
hal ini tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi, akan tetapi dapat juga
disebabkan oleh faktor non intelegensi.”
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang
rendah (kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor
non intelegensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin
keberhasilan belajar.2
Sedangkan menurut Djamarah(2003:201) bahwa“kesulitan belajar merupakan
kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan adanya
ancaman dan gangguan dalam proses belajar yang berasal dari faktor internal
siswa maupun dari faktor eksternal siswa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu kondisi
dimana anak didik tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan karena adanya
gangguan, baik berasal dari faktor internal siswa di batasi faktor intelegensi
maupun faktor eksternal siswa. Faktor-faktor ini menyebabkan siswa tidak
mampu berkembang sesuai dengan kapasitasnya.

1
Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan,(Yogyakarta: Arruz Media,
2014).,54
2
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991).,74

4
B. Faktor- Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Dapat kita lihat bahwa siswa yang memiliki permasalahan belajar atau
hambatan belajar sudah dapat kita lihat ciri – cirinya. Hal itu bisa dilihat dari
rendahnya prestasi belajar yang dicapai Secara garis besar, faktor- faktor yang
dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa dapat dikelompokkan menjadi
faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal yang menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa yaitu
fisiologis dan psikologis siswa.
a. Faktor fisiologis yang dapat menyebabkan munculnya kesulitan belajar
pada siswa seperti kondisi siswa yang sedang tidak fit atau sakit, siswa
yang sedang sakit, mengalami kelemahan secara fisik sehingga saat proses
pembelajaran menjadi tidak sempurna.3 atau adanya kelemahan( cacat)
dan sebagainya.
b. Faktor psikologis yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa
seperti tingkat intelegensi yang rendah, bakat yang kurang terhadap mata
pelajaran yang rendah, minat belajar yang kurang, motivasi yang rendah,
kondisi kesehatan mental yang kurang baik dan lain sebagainya. setiap
siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual,
kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan
belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan
siswa yang lain.4
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang menjadi faktor penyebab kesulitan belajar pada
siswi terdiri dari faktor yang bersifat sosial dan non sosial.
a. Faktor- faktor non sosial dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa
seperti peralatan atau media belajar yang kurang baik dan kurang lengkap,

3
Ridwan Idris, “Mengatasi Kesulitan Belajar Dengan Pendekatan Psikologi Kognitif”, Lentera
Pendidikan. Vol.12 No.2 Desember 2009 152-172
4
Erika Ristiyani, “Analisis Kesulitan Belajar Kimia di SMAN X Kota Tangeran Selatan”, JPPI, Vol.2,
No.1, Juni 2016,Hal 18-29

5
kondisi ruang belajar yang buruk, kurikulum yang sangat sulit dikuasai
siswa tersebut waktu pembelajaran yang kurang disiplin dan kualitas
pengajar yang kurang profesional.
b. Faktor- Faktor sosial yang dapat menyebabkan munculnya permasalahan
belajar pada siswa seperti faktor keluarga, faktor lingkungan tempat
tinggal, lingkungan sekolah, teman bermain dan sebagainya, disini teman
bermain sangat besar penaruhnya karena lebih cepat masuk kedalam jiwa
anak, jika anak bergaul dengan mereka yang tidak sekolah atau malas
sekolah maka ia akan menjadi malas belajar.5
Faktor sosial lainnya yang dapat menyebabkan kesulitan belajar adalah
dari pendidik atau guru dimana guru kurang mampu dan kurang
menguasai materi yang diajarkan, hubungan antara guru dan siswa yang
kurang baik sehingga muncul kerenggangan diantara keduanya, dan guru
yang terlalu menuntut kepada para siswanya.
Faktor eksternal yang paling berpengaruh meliputi:
1) Guru Sebagai Pembinan Siswa
2) Sarana Dan Prasarana
3) Kebijakan Penilaian
4) Lingkungan Social di Sekolah
5) Kurikulum Sekolah

C. Strategi yang Digunakan untuk Mengenali Kesulitan Belajar


Mengenali kesulitan belajar merupakan hal yang sangat penting dilakukan
oleh pendidik untuk mengetahui letak kesulitan belajar pada siswa- siswanya.
Pengenalan kesulitan belajar dapat dilakukan dengan cara atau pemahaman
individu teknik tes dan teknik non tes.
1. Teknik Nontes
Disini siswa tidak diperlakukan khusus dalam kondisi tertentu
sebagaimana teknik tes. Teknik ini menggunakan metode bermacam- macam

5
Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen
MKDK, (Bandung: CV.PUSTAKA SETIA, 1997).,167

6
yaitu wawancara, observasi, angket, sosiometri, biografi, pemeriksaan fisik
dan kesehatan.
2. Teknik Tes
Menurut Sumadi Suryabrata dalam Sugihartono, dkk(2007:163), tes
merupakan pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab dan perintah yang
6
harus dijalankan. Dalam pelaksanaannya, dapat menggunakan tes hasil
belajar dan tes psikologi
a. Tes Hasil Belajar
Tes ini merupakan jenis tes yang diberikan kepada siswi oleh guru untuk
mengetahui tingkat penguasaan bahan atau materi pelajaran yang telah
disampaikan selama proses pembelajaran. Dari hasil ini akan diketahui
mana yang siswa memiliki masalah kesulitan belajar dengan yang tidak
memiliki kesulitan belajar.
b. Tes Psikologis
Tes psikologis merupakan teknik pengumpulan data siswa yang bersifat
potensial yang menyangkit tentang kemampuan yang belum tampak dan
belum berkembang yang dimiliki siswa. Tes ini merupakan tes yang telah
terstandar dan sudah ditetapkan tingkat kebenarannya.
Tes ini digunakan untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa secara
potensial dan lebih bersifat psikologis dibandingkan perilaku atau
kebiasaan belajar siswa.

D. Prosedur Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar


Siswa yang mengalami kesulitan belajar membutuhkan bantuan khusus dalam
bentuk program- program pembelajaran khusus. Agar bantuan lebih efektif dan
efisien, diperlukan proses diagnosis letak kesulitan belajar. Diagnosis adalah
upaya identifikasi fenomena yang menunjukkan adanya kesulitan belajar siswa,

6
Muhammad Irham Psikologi.,275

7
sedang diagnostik berarti langkah-langkah prosedural dalam rangka diagnosis
kesulitan belajar7
Menurut Sugihartono dkk (2007:165- 170), prosedur pelaksanaan dan
langkah- langkah diagnosis kesulitan belajar antara lain :
1) Mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
Identifikasi kesulitan belajar siswa dapat diketahui dan terlihat dari
beberapa hal seperti perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran,
kecepatan menyelesaikan tugas, tingkat kehadiran siswa, keaktifan dalam
tugas dan kerjasama di kelas, penyesuaian sosial nya dan prestasi belajar di
kelas. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi
kesulitan belajar: a) Menandai siswa dalam satu kelas yang diperkirakan
mengalami kesulitan belajar pada pokok bahasan pecahan, b) Menganalisis hasil
ulangan dengan melihat sifat kesalahan yang dibuat, c) Melekukan observasi pada
siswa saat kegiatan proses belajar mengajar yaitu mengamati tingkah laku siswa
dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu yang diberikan di dalam kelas, d)
Mendapatkan kesan atau pendapat dari guru lain terutama wali kelas dan guru
pembimbing.8 Langkah berikutnya menandai dan melokalisasi letak kesulitan belajar
siswa
2. Melokalisasi letak kesulitan belajar
Untuk mengetahui letak kesulitan belajar siswa dapat dilakukan dengan
menganalisis atau memeriksa hasil pekerjaantes yang diikutinya. Semakin
rendah nilai sebuah mata pelajaran dibandingkan dengan yang lainnya maka
siswa tersebut mengalami permasalahan belajar pada mata pelajaran tersebut.
3. Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar
Setelah mengetahui pada mata pelajaran mana siswa tersebut mengalami
kesulitan belajar, langkah selanjutnya adalah menentukan faktor penyebab

7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,(Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999).,179
8
Erni Untari, “Diagnosis kesulitan belajar pokok bahasan pecahan pada siswa kelas V Sekolah
Dasar”, Media Prestasi Jurnal Ilmiah STIKIP PGRI Ngawi. Vol.13 No.1(2013) p1-p8

8
kesulitan belajar. Penyebab kesulitan belajar ditentukan oleh faktor internal
(dari dalam siswa tersebut) dan faktor eksternal ( dari luar siswa).
4. Memperkirakan Alternatif Bantuan
Setelah mengetahui faktor- faktor penyebab kesulitan belajar, langkah
berikutnya adalah menentukan alternatif bantuan yang mungkin diberikan
pada siswa dengan mempertimbangkan pertanyaan- pertanyaan berikut.
a. Apakah kesulitan belajar siswa tersebut dapat ditolong?
b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membantu siswa tersebut?
c. kapan dan dimana proses pemberian bantuan akan dilakukan?
d. siapa yang akan memberikan proses bantuan ?
5. Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya
Terdapat beberapa alternatif kemungkinan pemecahan kesulitan belajar
yang dapat dilakukan sebagai berikut.
a) Jika sumber kesulitan belajar berasal dari faktor bawaan atau herediter dan
kemampuan dasar dalam belajar siswa, dapat dilakukan penyaluran atau
penjurusan kepada program pendidikan tertentu yang lebih sesuai
b) Jika sumber kesulitan belajar berasal dari pribadi siswa dapat diatasi
dengan penciptaan conditioning dan pembelajaran yang inovatif.
c) Jika sumber kesulitan belajar berasal dari luar siswa akan sangat mungkin
diatasi terutama jika menyangkut lingkungan sekolah, tapi tergantung
kondisi dan lingkungan sekolah.
6. Tindak Lanjut Hasil Pelaksanaan
Tindak lanjut merupakan langkah yang harus segera dilakukan setelah
semua langkah identifikasi kesulitan belajar sampai dengan penentuan
alternatif bantuan selesai. Kegiatan tindak lanjut pelaksanaan berupa :
a. Memberikan bantuan dengan segera kepada siswa yang mengalami
kesulitan belajar
b. Melibatkan berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan
c. Mengikuti perkembangan siswa dan mengadakan evaluasi terhadap
program bantuan yang telah diberikan.

9
d. Melakukan referal pada pihak yang berkompeten membantu siswa.

E. Program Pengajaran Remidial Dan Program Pengayaan


Tidak sedikit peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengikuti proses
belajar dan pembelajaran seperti tidak dapat menyerap dan memahami materi
pelajaran dengan baik, tidak dapat berkonsentrasi selama proses belajar dan
pembelajaran berlangsung,tidak mampu mergerjakan tes dengan tuntas. Proses
pembelajaran khusus yang diberikan pada siswa yang mengalami kesulitan belajar
rendah disebut dengan program pembelajaran remidial. Pada dasarnya pengajaran
remedial dan program pengayaan merupakan salah satu bentuk tindak lanjut dari
hasil evaluasi hasil belajar dan diagnosis kesulitan belajar.
1. Pengajaran Remidial Dalam Pembelajaran
Program ini pada dasarnya berusaha membantu siswa memecahkan
permasalahan belajarnya agar ia mampu mencapai kesukksesan dalam belajar
sehingga dapat mengikuti proses pembelajaran di kelas tanpa mengalami
kesulitan.
a. Konsep Dasar Pengajaran remidial
Pengajaran remidial merupakan bentuk khusus dalam proses belajar
mengajar yang bertujuan memperbaiki proses pembelajaran yang
menimbulkan kesulitan belajar siswa dan dapat menghambat proses
belajar siswa.9 Pembelajaran ini diberikan scara khusus oleh guru kepada
siswa yang memiliki kesulitan belajar dengan harapansiswa ampu
mengatasi masalah belajarnya sehingga dapat mencapai hasil belajar yang
optimal.
b. Tujuan program pengajaran remidial
Tujuan pengajaran remidial untuk membantu siswa yang memiliki
kesulitan dalam proses belajar. Pelaksanaanya siswa dimantu untuk
mengatasi permasalahan dengan memperbaiki cara belajar dan sikap
belajar siswa yang mendorong tercapainya prestasi belajar. Tujuan

9
Martini Jamaris, Kesulitan Belajar: Prespektif, Asesmen, dan Penanggulangannya, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2014).,63

10
utamanya membantusiswa untuk mencapai ketuntasan dalam menguasai
pelajaran dengan menggunakan pendekatan-pendekatan proses belajar
secara individual yang berbeda dengan srategi belajar mengajar secara
klasikal.
c. Jenis-jenis pendekatan
Pendekatan pengajaran remidial menekankan pada waktu
pelaksanaan,proses pelaksanaan dan tujuan pelaksanaan. Jenis-jenis
pendekatan dalam pendekatan remidial teerdiri dari tiga pendekatan:
1) Pengajaran remidial dengan pendekatan kuratif
Istilah kuratif mengarah pada upaya penyembuhan. Pendekatan ini
dilaksanakan setelah program pembelajaran pokok berakhir dan di
evakuasi. Hasil evakuasi akan menunjukkan siapa siswa yang kurang
mampu menguasai materi dengan tuntas baik sebagian materi maupun
keseluruhannya. Oleh sebab itu gru harus segera memberikan layanan
remidial. Begitu juga dengan siswa yang menguasai materi dengan
baik diberikan program pengayaan yang paling tinggi.
Teknis pelaksaannya sebagai berikut: jika semua siswa mengalami
kesulitan pengulangan dilakukan diakhir jam pelajaran dengan
menerangkan kembali materi pelajaran yang disampaikan sebelumnya,
mengadakan pembahasan latihan soal, penugasan, yang kemudian
dievaluasi hasilnya secara bersama.
2) Pengajaran remidial dengan pendekatan preventif
Pendekatan ini diberikan kepada siswa yang berpotensi dandiduga
mengalamikesulitan belajar dengan tujuan mengantisipasi agar siswa
yang diidentifikasi mengalami kesulitan belajar jangan sampai
mengalaminya atau berusaha mengantisipasi munculnya hambatan
belajar pada siswa. teknik atau metode remidial dengan pendekatan ini
dapat dilakukan dengan beberapa metode
a) Metode kelompok belajar homogen

11
Pada kelompok ini siswa yang menjadi satu kelompok memiliki
kemampuan yang relatif sama sehingga masing-masing kelompok
mempelajari materi yang sama dengan metode penyampaian yang
berbeda dengan pembelajaran dikelas pada umumnya.
b) Metode pelayanan individual
Program ini menekankan pada proses pengajaran yang sifatnya
memerhatikan kondisi siswa dalam belajar sehingga dilaksanakan
secara individual.
c) Metode layanan pelajaran khusus
Program ini bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam
mata pelajaran tertentu disediakan kelas remidial khusus sementara
bagi yang cepat belajarnya disediakan kelas program pengayaan.
Setelah mereka menyelesaikan program remidial dan mencapai
ketuntasan mereka kembali ke kelas semula.
3) Pengajaran Remidial Dengan Pendekatan Pengembangan
Pendekatan ini lebih menekankan pada proses pembelajaran yang
diberikan agar siswa dapat mengatasi hambatan-hambatan belajarnya
sendiri selama proses pembelajaran dan dilaksanakan selama pross
pembelajaran berlangsung. Bertujuan agar siswa dapat menyelesaikan
pembelajaran dengan tuntas dan siswa dapat memahami sisi
kelemahan dan kelebihanya. Olehsebab itu dalam kegiatan belajar
mereka dapat menentukan belajar yang baik bagi mereka sehingga
terhindar dari kesuitan belajar dan semalkin baik dalam belajar.
d. Metode-Metode Pengajaran Remidial
Metode ini metode yang umum digunakan dalam pelaksanaan proses
pengajaran remidial. Metode-metode yang sering digunakan antara lain:
Metode Pemberian Tugas, metode diskusi, metode tanya jawab, metode
kerja kelompok, metode tutor sebaya, dan metode pengajaran individual.
e. Pelaksanaann Program Kerja Pengajaran Remidial
Berikut langkah-langkah pelaksanaan program kerja pengajaran remidial:

12
1) Penelaahan kasus siswa yang berkesulitan belajar.
Berarti mencari tahu dimana letak kesulitan belajar siswa, serta faktor
apa yang mempengaruhinya.
2) Menentukan Alternatif Tindakan Dan Jenis Bantuan.
Hasil dari telaah kemudian digunakan untuk menentukan karakteristik
siswa. misalkan siswa yang mempunyai kasus kesulitan belajar karena
hambatan psikologis. Maka sebelum ada pelaksanaan remidial siswa
terlebih dulu diberikan layanan konseling untuk hambatan psikologis
yang mempengaruhinya.
3) Pemberian Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling
Proses bimbingan ini bertujuan agar siswa yang mengalami masalah
pembelajaran terbebas dari hambatan yang mungkin dialami siswa
umumnya dalam bentuk kebiasaan atau emosi
4) Pelaksanaan Program Pengajaran Remidial
Pelaksanaan program ini merupakan pelaksanaan dari alternatif-
alternatif tindakan pemecahan yang telah ditentukan dan dipilih oleh
guru dan disepakati oleh siswa, mencakup waktu pelaksanaan, tempat,
metode,dan materi yang akan dibahas.
5) Pengukuran Hasil Belajar Program Remidial
Pengukuran ini dilaksanakan setelah program pengajaran remidial
telah selesai dilakukan, dan pentingnya pengukuran kembali untuk
mendapat gambaran tentang sejauh mana perubahan yang telah dicapai
oleh siswa. sehingga dapat diambil kesimpulan apakah progam
remidial ini dapat di akhiri atau bahkan masih butuh diperpanjang.
6) Pelaksanaan Evaluasi Belajar Ulang Program Remidial
Tindak lanjut untuk hasil pengajaran dapat dilakukan oleh guru dalam
bentuk: 1) bagi siswa yang berhasil, direkomendasikan untuk lanjut ke
program selanjutnya bersama teman-teman. 2) bagi siswa yang belum
sepenuhnya berhasil, diberikan pengayaan dan pengukuhan prestasi
kembali. 3) bagi siswa yang belum berhasil perlu dilakukan

13
rediagnostik kembali untuk mengetahui letak kekurangannya sehingga
diperlukan adanya ulangan dengan alternatif yang sama atau bahkan
alternatif lain yang lebih baik.
2. Program Pengayaan Dalam Pembelajaran
a. Konsep Dasar Program Pengayaan
Program pengayaan ini diberikan secara khusus bagi siswa yang memiliki
kemampuan akademik tinggi dan diatas rata-rata yang terlihat dari
kecepatan mereka menyelesaikan tugas-tugas belajar dan capaian prestasi
belajarnya.10 Progam lain adalah dengan memberikannya tugas untuk
membantu mengajari teman lainnya yang masih mengalami kesulitan
dalam proses belajar.
b. Tujuan Program Pengayaan dalam Pembelajaran
Ada beberapa tujuan dari pelaksanaan program pengayaan ini diantaranya
adalah: siswa lebih menguasai materi pelajaran dengan cara ditugaskan
membuat ringkasan atau menjadi tutor bagi teman satu kelasnya,
selanjutnya siswa dapat memperdalam pengetahuan terkait mata pelajaran
yang disampaikan guru dengan tugas-tugas seperti membaca buku di
perpustakaan atau belajar dari sumber lain, siswa juga dapat memiliki rasa
tanggung jawab dengan cara melaporkan apa saja yang telah dilakukannya
dan pengetahuan yang didapatkannya dari buku atau media lain, bahkan
bisa jadi dari guru atau siswa satu kelasnya.
c. Faktor Penting yang Perlu Diperhatikan dalam Program Pengayaan
Komponen atau faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
program pengayaan sebagai berikut:
1) Faktor Individu Siswa
Karena setiap siswa memiliki keunikan masing-masing yang bersifat
individual terutama mengenai bakat, minat, dan hobi, keterampilan
dan faktor lain. Untuk itu dalam menentukan untuk melakukan atau

10
Muhammad Irham Psikologi.,309

14
tidak pelaksanaan pengayaan ini perlu mempertimbangkan faktor
individual.
2) Faktor Metode Pelaksanaan Program Pengayaan
Pengayaan ini guna untuk menambah ilmu pengetahuan, kepribadian
dan keterampilan siswa, oleh karena itu bentuk atau metode yang
digunakan dalam pelaksanaan pengayaan perlu direncanakan agar
siswa tidak merasa terbebani bahkan sebisa mungkin program ini
dapat dilakukan siswa dengan sukarela dan penuh tanggung jawab
sebagai sebuah kebutuhan
3) Faktor Alokasi Waktu
Guru disini harus bisa menentukan dan merencanakan pengayaan
sesuai dengan alokasi waktunya dan seefektif mungkin, sesuai dengan
tujuan agar siswa tidak merasa terbebani dan bosan. Alokasi waktunya
berbeda setiap siswa karena kebutuhan waktu yang sangat bervariasi
mulai dari 15 menit sampai 25 menit.
d. Kegiatan Pelaksanaan Program Pengayaan
Pengayaan ini diberikan untuk siswa yang lebih dulu menyelesaikan
tugas-tugas belajar dengan baik, sedangkan teman satu kelasnya yang lain
belum, biasanya mereka akan cenderung mengganggu konsentrasi siswa
lainnya, dengan demikian siswa tersebut diberikan tugas-tugas sebagai
bentuk pengayaan dengan alokasi waktu tertentu. Apabila teman-
temannya sudah selesai maka program pengayaan pun di hentikan. Dan
siswa yang bersangkutan kembali bersama teman satu kelas mengikuti
proses pembelajaran selanjutnya secara bersama. Sedangkan untuk materi
pengayaan harus disesuaikan dengan materi yang sudah dipelajari dan
dbicarakan di kelas. Hal ini disebabkan karena pengayaan memamng
untuk memperdalam mmateri pelajaran yang bukan untuk menambah
konsep baru.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat
belajar dengan baik, disebabkan karena adanya gangguan, baik berasal dari faktor
internal siswa di batasi faktor intelegensi maupun faktor eksternal siswa. Faktor-
faktor ini menyebabkan siswa tidak mampu berkembang sesuai dengan
kapasitasnya.
Diantara faktor yang membuat siswa tidak dapat berkembang sesuai dengan
kapasitasnya adalah faktor internal dan eksternal, faktorinternal berarti faktor
yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang terdiri atas faktor fisiologi dan
faktor psikologis. Sedangakan faktor eksternal terdiri atas faktor non sosial dan
faktor sosial.
Strategi yang dapat digunakan untuk mengenali kesulitan belajar siswa yaitu
menggunakan beberapa teknik seperti tes, tes hasil belajar dan tes psikologi.
Prosedur pelaksanaan diagnosis kesulitan yang pertama dilakukannya identifikasi
terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, kedua Melokalisasi letak
kesulitan belajar, ketiga Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar, keempat
Memperkirakan Alternatif Bantuan, kelima menetapkan kemungkinan cara
mengatasinya, keenam yakni tindak lanjut hasil pelaksanaan
Setelah itu sebagai tindal lanjut dari penetapan alternatif yakni adanya
pengajaran remidial bagi siswa yang dianggap tertinggal dalam penguasaan
materi, sedangkan program pengayaan ini diberikan bagi siswa yang kemampuan
akademiknya di atas rata-rata atau lebih cepat dalam melaksanakan tugas-
tugasnya dari pada siswa yang lainnya.

16
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Irham dan Ardy Wiyani, Novan. Psikologi Pendidikan,Yogyakarta:

Arruz Media, 2014

Ahmadi, Abu dan Supriyono,Widodo. Psikologi Belajar,Jakarta: PT Rineka Cipta,

1991

Idris, Ridwan. “Mengatasi Kesulitan Belajar Dengan Pendekatan Psikologi

Kognitif”, Lentera Pendidikan. Vol.12 No.2 Desember 2009 152-172

Ristiyani,Erika “Analisis Kesulitan Belajar Kimia di SMAN X Kota Tangeran

Selatan”, JPPI, Vol.2, No.1, Juni 2016,Hal 18-29

Mudzakir, Ahmad dan Sutrisno, Joko. Psikologi Pendidikan Untuk Fakultas Tarbiyah

Komponen MKDK, Bandung: CV.PUSTAKA SETIA, 1997

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1999

Untari, Erni. “Diagnosis kesulitan belajar pokok bahasan pecahan pada siswa kelas

V Sekolah Dasar”, Media Prestasi Jurnal Ilmiah STIKIP PGRI Ngawi. Vol.13

No.1(2013) p1-p8

Jamaris, Martini. Kesulitan Belajar: Prespektif, Asesmen, dan Penanggulangannya,

Bogor: Ghalia Indonesia, 2014

17

Anda mungkin juga menyukai