Anda di halaman 1dari 18

MERAIH KEBERKAHAN HIDUP

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan
Agama Islam
Dosen Pengampu: Dr. H. Burhanuddin T.R., M.Pd.

Disusun Oleh

Anggi Pratama F 1704348


Febrina Nur Giyantika 1704590
Ilham Ahmad Maulana 1703840
Novi Wulansari 1704346
Pipit Pitriyani 1700303

Kelompok 1
6B PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami
kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa
istiqomah hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam yang berjudul Meraih Keberkahan
Hidup. Dalam makalah ini kami menguraikan mengenai pengertian berkah, kunci
meraih keberkahan, dan faktor yang menghambat keberkahan.
Kami menyadari makalah ini masih memiliki kekurangan, karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dan membangun, sehingga
makalah ini bermanfaat guna menjadi acuan bagi penulis dan pembaca agar dapat
lebih baik lagi dimasa yang akan datang, Aamiin.

                                                                       

Purwakarta, Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................1

C. Tujuan Kajian.............................................................................................1

D. Manfaat Kajian............................................................................................2

E. Sistematika Kajian.......................................................................................2

BAB II MERAIH KEBERKAHAN HIDUP.........................................................3

A. Pengertian Berkah.......................................................................................3

B. Kunci Menggapai Keberkahan...................................................................4

C. Faktor-faktor yang menghalangi keberkahan.............................................9

BAB III SIMPULAN...........................................................................................14

DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seseorang yang menjalani hidup di dunia sudah tentu menginginkan
adanya keberkahan dan kebahagiaan. Tetapi sebagian orang mencari
kebahagiaan dengan cara bekerja keras untuk mengumpulkan harta serta
beranggapan bahwa kebahagiaan bisa didapat dengan banyaknya harta,
kedudukan atau bahkan popularitas. Tidak heran berbagai cara dilakukan oleh
manusia untuk mendapatkan kekayaan.
Harta belum tentu menjamin kebahagiaan seseorang untuk menjadikan
hidupnya menjadi berkah. Seseorang yang memiliki sedikit harta, akan tetapi
karena harta itu penuh dengan keberkahan maka ia bisa terhindar dari
berbagai marabahaya, penyakit dan tenteram hidupnya. Dan sebaliknya,
seseorang yang hartanya banyak tetapi Allah SWT tidak memberkahinya
maka hartanya tersebut bisa saja menjadi sumber bencana, penyakit atau
bahkan mungkin ia tidak dapat memanfaatkan harta tersebut dengan sebaik
mungkin.
Seluruh kebaikan dan keberkahan berasalnya dari Allah SWT, karena
itu kita harus mensyukuri nikmat atau rezeki yang diberikan oleh Allah
kepada kita agar dapat meraih keberkahan dalam hidup.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan berkah ?
2. Apa saja kunci untuk menggapai keberkahan ?
3. Faktor apa saja yang dapat menghambat keberkahan ?

C. Tujuan Kajian
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan yang akan dicapai adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian berkah


2. Untuk mengetahui ruang lingkup keberkahan dalam Al-Qur’an.

1
3. Mengetahui kunci menggapai keberkahan dalam perspektif Al-
Qur’an.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menghambat keberkahan.

D. Manfaat Kajian
Manfaat yang didapat dari kajian ini adalah :

1. Mendapat pemahaman yang lebih baik mengenai keberkahan.


2. Senantiasa memotivasi kita untuk menambah keimanan dan
ketakwaan agar mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
3. Mendapat pengetahuan baru cara mendapatkan keberkahan dari Allah
SWT.
4. Dapat mengetahui faktor yang menghambat keberkahan.

E. Sistematika Kajian
Makalah ini terdiri atas tiga bab dengan asumsi dasar yang memiliki
keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Adapun sistematika kajian ini
sebagai berikut :
Bab pertama, sebagaimana lazimnya dimulai dengan pendahuluan
yang menjadi suatu pengantar kepada masalah yang akan dikaji. Biasanya di
dalamnya terdapat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan kajian,
manfaat kajian, dan sistematika kajian.
Bab kedua, terdapat penjelasan mengenai pengertian berkah, kunci
untuk menggapai keberkahan dan faktor yang dapat menghalangi keberkahan.
Bab ketiga, merupakan bab terakhir yang memuat tentang
kesimpulan dari pembahasan yang telah dibuat serta terdapat daftar rujukan.

2
BAB II
MERAIH
KEBERKAHAN HIDUP

A. Pengertian Berkah
Secara harfiah, berkah berarti an nama’ waz ziyadah  yakni tumbuh dan
berkembang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:179) berkah
adalah “Karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan
manusia”.
Allah SWT berfirman dalam (Q.S al-A'raaf /7:96) yang artinya:
“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka barokah dari langit dan bumi, tapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.”(Q.S Al-A’raaf : 96).

Keberkahan hidup dapat diraih dengan beriman dan bertaqwa kepada


Allah dan senantiasa bersyukur atas nikmat dan rahmat yang diberikan oleh
Allah SWT kepada umatnya. Hidup berkah dapat membuat seseorang merasa
bersyukur setiap saat atas berkah rezeki yang diberikan oleh Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam (Q.S Ibrahim/14:34) yang artinya:


“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah).” (Q.S Ibrahim: 34).

Nikmat yang diberikan oleh Allah SWT merupakan keberkahan yang


tidak dapat dihitung ataupun diukur oleh manusia, karena nikmat yang
diberikan oleh Allah tidak akan pernah terhitung jumlahnya, sebagai
seseorang yang beriman kita harus dapat mensyukuri apapun rezeki yang
Allah berikan. Keberkahan bukan berarti memiliki segalanya yang ia
inginkan tetapi keberkahan adalah menjadikan segalanya sebagai rasa syukur
kepada nikmat yang Allah berikan.

3
B. Kunci Menggapai Keberkahan
Menurut Kusaeri, A. (2017) kunci menggapai keberkahan antara lain :

1. Beriman dan Bertakwa


Allah berfirman dalam (Q.S Al-An’am/6:102) yang artinya“Itulah
Allah, Tuhan kamu, tidak ada tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka
sembahlah Dia, Dialah pemelihara segala sesuatu” (Q.S Al-An’am/6:102)
Allah berfirman dalam (Q.S Al-Hujurat/49:15) yang artinya
“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenenarnya adalah mereka yang
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan
mereka berjihad dengan harta dan jiwanya dijalan Allah. Mereka itulah
orang-orang yang benar”. (Q.S Al-Hujurat/49:15)
Allah berfirman dalam (Q.S Az-Zumar/39:10) yang artinya “Wahai
hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu”.
Beriman adalah mempercayai dengan sepenuh hati akan adanya Allah.
Allah menciptakan semua makhluk yang ada dimuka bumi, hanya kepada
Allah manusia beriman dan bertqwa, dan hanya kepada Allah tempat manusia
beramal untuk mendapat ridho-Nya dan menghindari murka-Nya. Orang
bertakwa kepada Allah akan seratus persen mengajarkan ajaran agamanya, ia
tidak akan melakukan sesuatu yang haram, ia hanya melakukan sesuatu yang
halal, dan menjauhi segala larangan-Nya. (Mustofa, K. 2009:12)

2. Berpedoman pada Al-Qur’an


Allah berfirman dalam (Q.S Al-An’am/6:155) yang artinya“Dan Al-
Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah
dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat”. (Q.S al-An’am/6:155)
Allah berfirman dalam (Q.S Sad/38:29) yang artinya“Kitab Al-
Qur’an yang kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka
menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat
mendapat pelajaran”.
Allah berfirman dalam (Q.S Al-Anbiya/21:106) yang artinya
“Sungguh (apa yang disebutkan) di dalam (Al-Qur’an) ini benar-benar

4
menjadi petunjuk (yang lengkap) bagi orang-orang yang menyembah
(Allah)”. (Q.S Al-Anbiya/21:106)
Al-Qur’an adalah ilmu pengetahuan yang maha luas mulai dari
penciptaan manusia, bumi dan langit serta makhluk lain ciptaan-Nya.
Al-Qur’an merupakan kebenaran dari Allah yang diturunkan melalui Rasullah
sebagai penuntun hidup hamba-Nya sepanjang masa. Landasan hidup didunia
hanya pada alQuran dan hadist, jadikanlah Al-quran dan hadist sebagai
pedoman hidup untuk mencapai keberkahan, serta memperoleh perlindungan
dari Allah. (Hamdy,Iqbal. 2006: 50)

3.   Menjauhi Sikap Kikir


Allah berfirman dalam (Q.S Ali’Imran/3:180) yang artinya “Dan
jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah
kepada mereka dari karunia-Nya, mengira (kikir) itu baik bagi mereka,
padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu
akan dikalungkan (dilehernya) pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan
(apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah maha mengetahui terhadap apa
yang kamu kerjakan”. (Q.S Ali’Imran/3:180)
Rezeki yang datang kepada manusia semuanya berasal dari Allah SWT,
terlalu mencintai harta dunia akan menyebabkan seseorang memiliki sikap
kikir dan tidak mau memberikan rezekinya terhadap orang yang membutuhkan.
Kikir juga termasuk penyakit hati yang selalu merasa tidak puas dengan harta
yang didapat, ia akan selalu merasa bahwa harta atau rezeki yang selalu Allah
berikan tidaklah cukup dan jauh dari keberkahan hidup..

4.  Jujur dalam Bermuamalah


Allah berfirman dalam (Q.S Al-Baqarah/2:275) yang artinya“Orang-
orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melaikan orang yang
berdirinya seperti orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu
karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (Q.S Al-Baqarah/2:275)

5
Allah berfirman dalam (Q.S Ali’Imran/3:130) yang artinya“Wahai
orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”. (Q.S
Ali’Imran/3:130)
Muamalah adalah salah satu ajaran yang mengantar bagaimana manusia
untuk memperhatikan sekaligus menghormati hak-hak yang dimiliki orang
lain. Secara garis besar fikih muamalah merupakan bentuk ajaran islam yang
mengusung kesejahteraan manusia pada umumnya. Perilaku jujur dalam
bermuamalah dapat membantu seseorang mendapatkan keberkahan dalam
hidup karena ia senantiasa menghargai hak-hak yang di miliki orang lain.

5. Silaturrahim (Menyambung Hubungan Kekerabatan)


Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan
perhatian, teman dan kasih sayang dari sesamanya. Setiap diri terikat dengan
berbagai bentuk ikatan dan hubungan, diantaranya hubungan emosional, sosial,
ekonomi dan hubungan kemanusiaan lainnya. Untuk mencapai kebutuhan
tersebut kita senantiasa untuk selalu berusaha berbuat baik terhadap sesama.
Allah berfirman dalam (Q.S An-Nisa/4:1) yang artinya“Bertaqwalah
kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah)
hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasimu”. (Q.S An-Nisa/4:1)
Allah berfirman dalam (Q.S At-Taubah/9:10) yang artinya“Mereka
tidak memelihara (hubungan) kekerabatan dengan mukmin dan tidak (pula
mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui
batas”. (Q.S At-Taubah/9:10)
Banyak cara untuk menyambung tali silaturrahim yakni dengan cara
berkunjung, saling memberi hadiah atau dengan pemberian yang lain.
Sambunglah tali silaturrahim dengan berlemah lembut , berkasih sayang, wajah
berseri, dan juga menyapa saat bertemu orang yang dikenal.

6. Tidak Meminta-minta Kepada Manusia

6
Allah berfirman dalam (Q.S Al-Fatihah/1:5) yang artinya“Hanya
kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami
mohon pertolongan”. (Q.S Al-Fatihah/1:5)
Allah berfirman dalam (Q.S An-Nisa/4:48) yang artinya“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik),
dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia
kehendaki. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia
telah berbuat dosa yang besar”. (Q.S An-Nisa/4:48)
Allah berfirman dalam (Q.S Al-Jinn/72:6) yang artinya“Dan
sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang
meminta perlindungan kepada laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin)
menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat” (Q.S Al-Jinn/72:6)
Meminta ataupun menyembah kepada selain Allah adalah perbuatan
syirik yang tidak akan diampuni oleh Allah dan merupakan dosa yang sangat
besar. Untuk menjauhi syirik manusia harus senantiasa beriman dan bertakwa
kepada Allah dan menjauhi segala larangannya termasuk syirik, karena hanya
kepada Allah tempat meminta dan memohon perlindungan.

7. Berinfak dan Bersedekah


Allah berfirman dalam (Q.S Al-Baqarah/2:272) yang artinya“(yaitu)
orang-orang yang berinfaq, baik diwaktu luang maupun sempit, dan orang-
orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. dan
Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan”. (Q.S Al-Baqarah/2:272)
Allah berfirman dalam (Q.S Al-Hadid/57:18) yang artinya
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun
perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan
dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapat
pahala yang mulia”. (Q.S Al-Hadid/57:18)
Allah berfirman dalam (Q.S Saba’/34:39) yang artinya “Dan apa saja
yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi
rezki yang sebaik-baiknya.” (Q.S Saba’/34:39)

7
 Infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta
pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan
ajaran Islam sedangkan bersedekah mempunyai arti memberi kepada orang lain
dengan sukarela atau tanpa paksaan dari siapapun, bersedekah dan berinfaq
tidak dibatasi oleh waktu dan jumlah, bersedekah tidak hanya mengeluarkan
harta atupun menyumbangkan harta, sedekah dapat mencakup segala amal,
ataupun perbuatan baik.

8. Menjauhi Harta Haram


Allah berfirman dalam (Q.S An-Nisa’/4:2) yang artinya“Dan
berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah dewasa) harta mereka,
janganlah kamu menukar yang baik dengan yang buruk, dan janganlah kamu
makan harta mereka bersama hartamu. Sungguh tindakan (menukar dan
memakan) itu adalah dosa yang besar”. (Q.S An-Nisa’/4:2)
Allah berfirman dalam (Q.S An-Nisa’/4:10) yang artinya
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim,
sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk
kedalam api yang menyala-nyala (neraka)”. (Q.S An-Nisa’/4:10)
Harta dapat diartikan sebagai suatu aset kekayaan ataupun kebendaan
yang dibutuhkan, akan tetapi harta hanyalah titipan dari Allah dan tidak
bersifat kekal atau abadi, untuk mendapatkan ridho dari Allah kita sebagai
manusia yang beriman dan bertaqwa harus menjauhi segala larangan-Nya
misalnya dengan menjauhi harta haram. Harta yang didapatkan dengan cara
yang tidak benar ataupun dengan cara yang tidak halal merupakan harta haram.
Untuk menggapai keberkahan hidup maka seorang muslim yang beriman dan
bertaqwa harus menjauhi harta haram.

9. Bersyukur dan Memuji Allah SWT Atas Pemberian dan Nikmat-Nya.


Allah berfirman dalam (Q.S Ad-Duha/93:11) yang artinya“Dan
terhadap nikamt Tuhanmu, hendaklah engkau mengatakan (dengan
bersyukur)”. (Q.S Ad-Duha/93:11)

8
Allah berfirman dalam (Q.S An-Nisa’/4:147) yang artinya“Allah tidak
akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha
Mensyukuri, Maha Mengetahui”. (Q.S An-Nisa’/4:147)

Allah berfirman dalam (Q.S Luqman/31:12) yang artinya“Dan


sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu “Bersyukurlah
kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak
bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji”.
(Q.S Luqman/31:12)
Allah berfirman dalam (Q.S Ibrahim/14:7) yang artinya ”Dan (ingatlah
juga), ketika Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Q.S Ibrahim/14:7)

C. Faktor-faktor yang menghalangi keberkahan


1. Tidak Bertakwa
Allah berfirman dalam (QS. Al-Araf/7:65) yang artinya“Dan kepada
kaum ‘Ad (Kami utus) Hud, saudara mereka. Dia berkata “Wahai kaumku!
Sembahlah Allah! Tidak ada Tuhan (Sembahan) bagimu selain Dia. maka
mengapa kamu tidak bertakwa?”. (QS. Al-Araf/7:65)
Allah berfirman dalam (QS. Yunus/10:31) yang artinya“Katakanlah
(Muhammad),”Siapa lah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan
bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan
penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati
dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab
Allah” Maka katakanlah, “Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?”
(QS. Yunus/10:31)
Allah berfirman dalam (QS. Al-Jasiyah/45:19) yang artinya“Sungguh
mereka tidak akan menghindarkan engkau sedikit pun dari (azab) Allah. Dan
sungguh, orang-orang yang zalim itu sebagian menjadi pelindung atas

9
sebagian yang lain; sedang Allah pelindung bagi orang-orang yang
bertakwa” (QS. Al-Jasiyah/45:19)
Orang bertakwa adalah orang yang takut kepada Allah dan
melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Dia
akan membalasnya dengan aneka kebaikan pada mereka dari arah mana saja
berupa rezeki. Orang yang bertaqwa dapat menjaga jiwa dan perbuatannya
dari dosa dan menjauhi maksiat.

2. Tidak Ikhlas dalam Beribadah


Allah berfirman dalam (Q.S Luqman/31:32) yang artinya“Dan apabila
mereka di gulung ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah
dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Tetapi ketika Allah
menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap
menempuh jalan yang lurus. Adapun yang mengingkari ayat-ayat Kami
hanyalah pengkhianat yang tidak berterimakasih” (Q.S Luqman/31:32)
Allah berfirman dalam (Q.S Al-Hajj/22:31) yang artinya
“(Beribadahlah) dengan ikhlas kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya.
Barang siapa menyekutukan Allah, maka seakan-akan dia jatuh dari langit
dan disabar oleh burung atau diterbangkan angin ketempat yang jauh”. (Q.S
Al-Hajj/22:31)
Ikhas bermakna ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan,
dan jihadnya, hanya untuk Allah dan mengharap ridho-Nya. Ikhlas adalah
melakukan suatu amal kebaiakan dalam melaksanakannya ditunjukkan
semata-mata hanya untuk Allah. Orang yang tidak ikhlas dalam beribadah
adalah orang yang terlalu berharap kepada makhluk selalu merasa kecewa
dalam hidupnya, mengumbar amal kebaikannya dan membeda-bedakan amal
perbuatannya dengan orang lain.

3. Memakan Harta Yang Haram


Allah berfirman dalam (Q.S An-Nahl/16:116) yang artinya“Dan
janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu
secara dusta “ini halal dan haram” untuk mengada-adakan kebohongan

10
terdapap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah tidak akan beruntung”. (Q.S An-Nahl/16:116)

Allah berfirman dalam (Q.S Luqman/31:32) yang artinya“Dan kamu


akan melihat banyak di antara mereka (orang Yahudi) berlomba dalam
berbuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sungguh sangat buruk
apa yang mereka perbuat”. (Q.S Luqman/31:32)
Allah berfirman dalam (Q.S al-Baqarah:168) yang artinya“Hai sekalian
manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya
setan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.
Bukankah sesuatu keharusan jika seorang muslim mengetahui secara
detail keburukan atau kemadaratan yang menyebabkan Allah mengharamkan
sesuatu, terkadang sesuatu yang dapat di lihat seseorang tidak dapat di lihat
oleh orang lain. Allah SWT mengharamkan babi. Orang Islam tidak
memahami alasan pengharamannya kecuali karena ia kotor dan menjijikan.
Didalam daging babi itu terdapat kuman dan bakteri yang mematikan.
Allah tidak menghalalkan kepada manusia kecuali setiap yang baik dan
tidak mengharamkan kecuali setiap yang kotor.

4. Tidak Mau Menginfakkan Hartanya


Menurut Al-Qarni, D. b. (2003:40) Kaum munafik adalah manusia
paling pelit, baik dalam urusan sosial duniawi maupun urusan kebaikan.
Dalam kehidupan kita sering menyaksikan pemandangan orang yang begitu
mudahnya menyembelih 30 ekor sembelihan hanya untuk resepsi pernikahan
putrinya. Semua itu dilakukan atas dorongan ri’ya dan sum’ah.
Allah berfirman dalam (Q.S At-Taubah/9:67) yang artinya “Orang-
orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain
adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang
berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya (berlaku

11
kikir). Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.”
(Q.S. At-Taubah/9:67)
Allah berfirman dalam (Q.S Ali’Imran/3:92) yang artinya“Kamu tidak
akan memperoleh kebajikan sebelum kamu menginfakkan sebagian harta
yang kamu cintai” (Q.S Ali’Imran/3:92)
Allah berfirman dalam (Q.S Al-Baqarah/2:268) yang artinya“Setan
menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu
berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan
daripada-Nya dan karunia. Dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui”. (Q.S Al-Baqarah/2:268)
Menginfakan harta dijalan Allah diumpakan seperti memberi pinjaman
(utang) kepdada Allah, dan sudah jelas bahwa pengembalian pinjaman adalah
sangat penting. Oleh karena itu balasan atau pahalanya sudah pasti akan
didapat oleh mereka yang menginfakkan hartanya dijalan Allah.

5. Memutus Tali Silaturahmi dan Hubungan Kekerabatan


Allah berfirman dalam (Q.S Muhammad/34:22-23) yang artinya“Maka
apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan dimuka
bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang
yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya
penglihatan mereka”. (Q.S Muhammad/34:22-23)
Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada semua manusia
,memaafkan semua kesalahan mereka dan memerintahkan agar
menghubungkan tali silaturahmi dengan kerabat, serta Allah peringatkan
untuk menghindari perbuatan keji dan kemungkaran yang tidak
diperbolehkan oleh syari’ah islam. Untuk mendapatkan rezeki yang lancar
dan umur yang bebrkah, kita harus memperbanyak silaturahmi dengan
siapapun dan dimanapun. Sebab dalam kehidupan sehari-hari setiap individu
selalu membutuhkan orang lain dan tidak bisa hidup sendiri.

6. Tidak Bersyukur Kepada Allah Atas Nikmat-Nya

12
Allah berfirman dalam (QS. Al-‘Adiyat/100:6) yang artinya“Sungguh
manusia itu sangat ingkar, (tidak bersyukur) kepada Tuhannya”“Allah-lah
yang menjadikan malam untukmu agar kamu beristirahat padanya; (dan
menjadikan) siang terang benderang. Sungguh, Allah benar-benar memiliki
karunia yang dilimpahkan kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak
bersyukur. (QS. Al-‘Adiyat/100:6)
Allah berfirman dalam (Q.S Ibrahim/14:27) yang artinya“Dan (inglah
juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur
pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.S
Ibrahim/14:27)
Allah berfirman dalam (QS. Ghafir/40:61) yang artinya“Allah-lah yang
menjadikan malam untukmu agar kamu beristirahat padanya; (dan
menjadikan) siang terang benderang. Sungguh, Allah benar-benar memiliki
karunia yang dilimpahkan kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak
bersyukur”. (QS. Ghafir/40:61)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra. berkata bahwa Rasulullah saw berkata :
“Barangsiapa yang menghadapi kelaparan (kemiskinan) dan dia
menampakkan-nya kepada manusia, maka kelaparannya tidak akan
dijauhkan dan barangsiapa yang ditimpa kelaparan (kemiskinan), lalu ia
adukan keadaannya dihadapan Allah (dan memohon) kepada-Nya maka
Allah cepai mengaruniakan rezeki kepadanya”. (Hr. Tirmidzi)
Siapa yang meminta minta kepada orang lain, dia tidak akan terlepas
dari kemiskinan dan kelaparan dan keperluannya tidak akan terpenuhi. Dan
sekiranya dia meminta kepada Allah maka keperluannya akan terpenuhi cepat
ataupun lambat.

13
BAB III

SIMPULAN

A. Kesimpulan

Berkah adalah karunia Tuhan yang membawa kebaikan dalam hidup


manusia, keberkahan yaitu keberuntungan, kebahagiaan. Jika diperhatikan
lebih jauh, ternyata asal kata berkah dari baraka (berkah), artinya sesuatu
yang mempunyai nilai kebaikan. Keberkahan dalam hidup adalah rezeki atau
karunia yang diberikan Allah kepada umatnya. Banyak sekali keberkahan
dalam hidup yang harus disyukuri diantaranya keberkahan diberikan
kesehatan, keselamatan , rezeki dan lain sebagainya. Keberkahan hidup dapat
diraih dengan beberapa cara diantaranya yaitu : 1) Beriman dan bertakwa
kepada Allah 2) berpedoman pada Al-Qur’an, 3) Menjauhi sikap kikir,
4) Jujur dalam bermuamalah, 5) Silaturrahim (menyambung hubungan
kekerabatan), 6) Tidak meminta-minta kepada manusia, 7) Berinfak dan
bersedekah, 8) Menjauhi harta haram, 9) Bersyukur dan memuji Allah SWT
atas pemberian dan nikmat-Nya.
Selain itu keberkahan hidup akan diraih dengan cara menjauhi faktor-
faktor yang diantaranya yaitu : 1) Tidak bertakwa, 2) Tidak Ikhlas dalam
beribadah, 3) Memakan harta yang haram, 4) Tidak mau Menginfakkan
hartanya, 5)Memutus tali silaturahmi dan hubungan kekerabatan, 6) Tidak
bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya

B. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan.
Besar harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak.
Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih
baik lagi dimasa yang akan datang.

14
DAFTAR RUJUKAN

Al-Hadist dan Terjemahan

Al-Qarni, D. b. (2003). Bahaya Kemunafikan Di Tengah Kita . Jakarta: Qisthi


Press.

Al-Qur'an dan Terjemahan

Chudlori, K. Y. (2015). Fikih Sosial Praktis dari Pesantren. Bandung: Penerbit


Marja.

Hamdy, I. (2006). Menggapai Hidup Bermakna. Jakarta: Penerbit Republika.

Kusaeri, A. (2017). Berkah dalam Perspektif Al-Qur'an Kajian Tentang Objek


yang mendapat Keberkahan. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.

Mustofa, K. (2009). Dasar-Dasar Islam. Bandung: Angkasa.

Qardhawi, D. Y. (2003). Halal Haram dalam Islam. Solo: Era Intermedia.

15

Anda mungkin juga menyukai