Anda di halaman 1dari 14

Pengertian Model Pembelajaran Langsung

Anggita Damayanti ♦ September 4, 2012 ♦ 18 Komentar

Model pembelajaran langsung menurut Arends (Trianto, 2011 : 29) adalah “Salah satu
pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan
baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah”.
Sejalan dengan Widaningsih, Dedeh (2010:150) bahwa pengetahuan prosedural yaitu
pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu, sedangkan pengetahuan
deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu.

Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi
(mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model pembelajaran
langsung. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya
menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder,  gambar,  peragaan,
dan sebagainya.

Widaningsih, Dedeh (2010:151) Ciri-ciri Pengajaran Langsung adalah sebagai berikut :

1. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.


2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan
berhasilnya pengajaran.

Pembelajaran langsung memiliki pola urutan kegiatan yang sistematis untuk mengetahui
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau peserta didik, agar pembelajaran
langsung tersebut terlaksana dengan baik. Menurut Kardi & Nur (Trianto 2011:31) fase-fase
pada model pembelajaran langsung dapat dilihat pada Tabel 2.4:

Tabel 2.4

Fase dan Peran Guru dalam Model Pembelajaran Langsung

No Fase Peran Guru


1 Menyampaikan Tujuan Menjelaskan Tujuan, Materi Prasyarat,
Pembelajaran dan memotivasi siswa, dan mempersiapkan
mempersiapkan siswa siswa
2 Mendemonstrasikan Mendemonstrasikan keterampilan atau
Pengetahuan dan menyajikan informasi tahap demi
Keterampilan tahap
3 Membimbing Pelatihan Guru memberi latihan terbimbing
4 Mengecek pemahaman Mengecek kemampuan siswa dan
dan memberikan umpan memberikan umpan balik
balik
5 Memberikan latihan dan Mempersiapkan latihan untuk siswa
penerapan konsep dengan menerapkan konsep yang
dipelajari pada kehidupan sehari-hari.
Sumber :Kardi & Nur (Trianto 2011:31)

Mengacu pada fase-fase tersebut, berikut merupakan ilustrasi pembelajaran dengan


menggunakan pembelajaran langsung yang akan digunakan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik untuk belajar.
2. Guru menyampaikan materi dengan membahas bahan ajar melalui kombinasi ceramah
dan demonstrasi.
3. Setelah materi selesai disampaikan, guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) kepada peserta didik untuk dikerjakan sebagai latihan secara individu.
4. Selanjutnya guru bersama peserta didik membahas Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD).
5. Di akhir pembelajaran guru memberikan soal-soal latihan sebagai pekerjaan rumah.

Kelebihan  dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung Widaningsih, Dedeh (2010 : 153)
adalah sebagai berikut :

Kelebihan model pembelajaran langsung:

1. Relatif banyak materi  yang bisa tersampaikan.


2. Untuk hal-hal yang sifatnya prosedural, model ini akan relatif mudah diikuti.

Kekurangan/kelemahan model pembelajaran langsung adalah jika terlalu dominan pada


ceramah, maka siswa merasa cepat bosan.

Pembelajaran langsung akan terlaksana dengan baik apabila guru mempersiapkan materi
yang akan disampaikan dengan baik pula dan sistematis, sehingga tidak membuat peserta
didik cepat bosan dengan materi yang dipelajari.

Daftar Pustaka:

Trianto. (2011).Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivitis.


Jakarta:Prestasi Pustaka.

Widaningsih, Dedeh. (2010). Perencanaan Pembelajaran matematika. Bandung: Rizqi Press.


 A.    PENDAHULUAN
Dalam implementasi kurikulum, model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena suatu model
tertentu yang digunakan dalam implementasikan kurikulum membawa implikasi terhadap
penggunaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran tertentu pula.
Salah satu komponen penting dalam kurikulum  pembelajaran adalah model
pembelajaran. Karena melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik 
mendapatkan  informasi,  ide,  keterampilan,  cara  berfikir,  dan mengekspresikan  ide. 
Model  pembelajaran  berfungsi  pula  sebagai pedoman  bagi  para  perancang  pembelajaran 
dan  para  guru  dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Menurut  Arends,  model pembelajaran  mengacu  pada  pendekatan  yang  akan 
digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan 
pembelajaran,  lingkungan  pembelajaran,  dan  pengelolaan kelas. Model pembelajaran
berarti pula adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada
umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Pola urutan dari macam-
macam model pengajaran memiliki komponen yang sama. Salah satu dari model
pembelajaran adalah model pembelajaran langsung.[1]
Model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Kita sering mendengar atau membaca bahkan menggunakan istilah model
pembelajaran langsung, akan tetapi dalam prakteknya, model pembelajaran yang digunakan
tidak sesuai dengan teorinya. Hal ini dapat disebabkan karena kurang pahamnya guru dalam
mempelajari model pembelajaran langsung. Untuk itulah dalam makalah ini akan dijelaskan
tentang model pembelajaran langsung meliputi pengertian, unsur-unsur pembelajaran
langsung, tahap-tahap pembelajaran langsung, kelebihan dan kekurangan pembelajaran
langsung dan contoh aplikasi pembelajaran langsung

B.     PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG


Menurut Arend, Model pembelajaran langsung adalah Salah satu pendekatan
mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan
dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik
yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.[2] 
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu. Dan 
pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi.[3]
Ada beberapa istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan model pembelajaran
langsung diantaranya adalah active teaching (pengajaran aktiv) dengan tokohnya Good dan
Grows (1983) yang melaksanakan progam Missouri Mathematics Effektiveness Study, dimana
dalam studi ini 40 orang guru dibagi menjadi 2 kelompok. Salah satu kelompok mendapatkan
latihan active teaching sementara kelompok lainnya terus mengajar seperti sebelumnya. Studi
ini menemukan bahwa siswa dari kelompok pertama mendapatkan skor lebih tinggi dalam tes
prestasi dan muridnya terlibat aktiv di kelas dibanding siswa murid kelompok kedua.[4]
Disebut pembelajaran aktiv karena dalam model ini siswa diharapkan dan dituntut untuk
aktiv dalam pembelajaran terutama pada fase latihan terbimbing dan latihan mandiri.
Kemampuan siswa dalam fase ini menentukan keberhasilan hasil belajar siswa.
Model pembelajaran langsung juga disebut dengan Explicit Instruction. Model ini
pertama kali diperkenalkan oleh Rosenshine dan Steven pada tahun 1986. Explicit instruction
menekankan strategi demonstrasi oleh guru, strategi latihan terpadu, dan praktek mandiri atau
penerapan strategi belajar. Explicit Instruction menurut Kardi dapat berbentuk “ceramah, 
demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok ” Explicit Instruction”digunakan
untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.[5]
Dalam model ini kejelasan intruksi guru kepada siswa sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran. Begitu pula keseriusan siswa dalam mendemonstrasikan materi turut andil
mempengarui.
Termasuk model pembelajaran langsung adalah  Mastery teaching yaitu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari
seorang guru kepada siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran
secara optimal.  Model ini merupakan  bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada guru (teacher centered approach).[6] Dikatakan demikian, sebab guru
memegang peran yang sangat dominan. Melalui model ini guru menyampaikan materi
pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat
dikuasai siswa dengan baik.

Seringkali penggunaan pengetahuan prosedural memerlukan penguasaan


pengetahuan prasyarat yang berupa pengetahuan deklaratif. Para guru selalu menghendaki
agar siswa-siswa memperoleh kedua macam pengetahuan tersebut, supaya mereka dapat
melakukan suatu kegiatan dan melakukan segala sesuatu dengan berhasil.
Jadi, model pembelajaran Langsung (Direct Intruction) juga dikenal dengan Istilah
lain yang sering dipergunakan ialah, ceramah, pengajaran aktif (active Teaching), mastery
teaching, dan explicit instruction.[7] Dalam model Pengajaran langsung juga dikenal dengan
sebutan whole Class Teaching ( pengajaran seluruh kelas), yaitu mengacu pada gaya
mengajar dimana dimana guru terlibat aktiv mengusung isi pelajaran kepada muridnya
dengan mengajarkan secara langsung kepada seluruh kelas.[8]

C.    LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN LANGSUNG


Pemikiran mendasar dari model pembelajaran langsung adalah bahwa siswa belajar
dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku guru. Atas dasar
pemikiran tersebut hal penting yang harus diingat dalam menerapkan model pembelajaran
langsung adalah menghindari penyampaian yang terlalu kompleks.
Diantara teori- teori belajar yang melandasi model pembelajaran Langsung adalah:
1.      Teori Perkembangan Jean Piaget
Menurut Jean Piaget kemampuan untuk bergaul dengan hal-hal yang lebih abstrak 
diperlukan untuk mencernakan gagasan- gasan dalam  berbagai mata pelajaran akademik.[9]
Piaget meyakini bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting
bagi terjadinya perubbahan perkembanagn peserta didik.
Dalam pembelajaran langsung guru menjelaskan materi dan melakukan pelatihan
terbimbing serta memberikan kesempatan siswa untuk mengadakan pelatihan mandiri
sehingga siswa dapat menemukan pengalaman- pengalaman nyata tentang suatu materi
tertentu.
2.      Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang digagas Albert
Bandura. Menurut Bandura sbagian besar manusi belajar melalui pengamatan secara selektiv
dan mengingat tingkah laku orang lain.[10]
Seorang belajar menurut Teori ini, dilakukan dengan mengamati tingkah laku orang
lain ( model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan
pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Dengan
jalan ini memberikan kesempatan kepada orang tersebut untuk mengekspresikan tingkah laku
yang dipelajarinya. Dalam pembelajaran langsung pada fase kedua guru mendemonstrasikan
pembelajaran sehingga siswa mendapat pengalaman pembelajaran yang benar dan pada fase
kedua pengalaman yang telah diperoleh dipraktekkan siswa, meskipun tetap dalam
pengawasan guru.

D.    TAHAP-TAHAP PEMBELAJARAN LANGSUNG


Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya sintaks atau
tahapan-tahapan pembelajaran yang harus diperhatikan guru. Adapun Tahapan atau sintaks
model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996), sebagai berikut:[11]
Tahap Pertama : Orientation (Orientasi). Sebelum menyajikan dan menjelaskan
materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan
orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (1)
kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang
telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3)
memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4)
menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan
selama pembelajaran; dan(5) menginformasikan kerangka pelajaran.
Tahap Kedua: Presentation (Presentasi). Pada fase ini guru dapat menyajikan materi
pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa:
(1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa
dalam waktu relatif pendek;(2) pemberian contoh-contoh konsep; (3) pemodelan atau
peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja
terhadap tugas; dan (4) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
Tahap Ketiga : Structured Practice (Latihan terstruktur). Pada fase ini guru
memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini
adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap
respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah.
Tahap keempat: Guided Practice (Latihan terbimbing). Pada fase ini guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan
terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengases/menilai kemampuan siswa
untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan
bimbingan jika diperlukan.
Tahap Kelima: Independent Practice (Latihan mandiri). Pada fase ini siswa
melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai
tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.
Sedangkan Borich mengemukakan sintak dalam pembelajaran langsung adalah
sebagai berikut:[12]
1.      Reviu Harian
         Pengecekan pekerjaan yang lalu
         Pengarahan ulang
2.      Penyajian bahan baru
         Memberi pandangan umum
         Menjabarkan langkah khusus
3.      Membimbing kegiatan siswa
         Memberikan penegasan
         Memberikan umpan balik khusus
         Mengecek pengertian
         Melanjutkan kegiatan
4.      Memberikan koreksi dan umpan balik
         Memberi koreksi
         Memberi umpan balik
5.      Memberi latihan Bebas
6.      Reviuw Mingguan dan Bulanan
Sejalan dengan Hal tersebut di atas, Soeparman Kardi dan M. Nur mengelompokkan
sintake dalam pembelajaran langsung ke dalam 5 Fase yaitu:[13]
Fase- Fase Perilaku Guru
Fase 1 Guru menjelaskan kompetensi dan tujuan
Menyampaikan Kompetensi dan Tujuan pembelajaran, informasi latar be;lakang
Pembelajaran serta mempersiapkan siswa pelajaran, pentingnya pelajaran,
mempersiapkan siswa untuk belajar
Fase 2 Guru mendemonstraasikan pengetahuan /
Mendemonstrasikan pengetahuan/ keterampilan yang benar atau menyajikan
keterampilan informasi tahap demi tahap
Fase 3 Guru merencanakan dan memberikan
Membimbing Pelatihan bimbingan pelatihan awal
Fase 4 Guru mengecek apakah siswa telah
Mengecek Pemahaman dan memberi berhasil melakukan tugas dengan baik,
Umpan Balik serta memberikan umpan balik
Fase 5 Guru mempersiapkan kesempatan
Memberikan kesempatan untuk pelatihan melakukan pelatihan lanjutan  dengan
lanjutan dan penerapan perhatian khusus pada penerapan kepada
situasi lebih komplek dalam kehidupan
sehari-hari
Penjelasan dari Tabel Fase dan peran guru dalam Pembelajaran Langsung di atas
adalah:
a.         Fase 1 = Memberitahukan Tujuan dan menyiapkan siswa
Kegiatan ini dilakukan untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi
mereka untuk berperan serta dalam pelajaran. (1) kegiatan pendahuluan  untuk  mengetahui 
pengetahuan  yang  relevan  dengan  pengetahuan yang  telah  dimiliki  siswa; (2)
mendiskusikan  atau  menginformasikan  tujuan pelajaran;  (3)  memberikan 
penjelasan/arahan  mengenai  kegiatan  yang  akan dilakukan;  (4)  menginformasikan 
materi/konsep  yang  akan  digunakan  dan kegiatan  yang  akan  dilakukan  selama 
pembelajaran;  dan(5)  menginformasikan kerangka pelajaran.
b.        Fase 2 = Presentasi dan Demonstrasi
Ada dua pengetahuan yang diberikan guru kepada siswa, Pertama, Pengetahuan Deklaratif
yaitu guru mempresentasikan informasi kepada siswa, keberhasilannya terletak pada
kemampuan guru dalam memberikan informasi dengan jelas dan spesifik kepada siswa.[14]
Kedua, Pengetahuan Prosedural yakni guru mendemonstrasikan suatu konsep atau
keterampilan dengan berhasil. Dalam hal ini guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau
keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih melakukan demonstrasi untuk
menguasai komponen-komponenya.[15]

c.         Fase 3 = menyediakan latihan terbimbing


Prinsip-prinsip yang digunakan sebagai acuan bagi guru dalam melakukan pelatihan
terbimbing adalah:[16]
 Tugasi siswa melakukan latihan singkat, sederhana dan bermakna
 Berikan pelatihan sampai benar- benar menguasai konsep
 Guru harus pandai mengatur waktu selama pelatihan
 Perhatikan tahap-tahap awal pelatihan
d.        Fase 4 = Mengecek Pemahaman dan memberi Umpan balik
Pengecekan dan pemberian umpan balik dapat berupa pertanyaan kepada siswa dan siswa
memberi jawaban. Kemudian guru merespon kembali jawaban siswa tersebut. Cara lain
adalah dengan tes lisan maupun tertulis.
Agar umpan balik lebih efektif, ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan, yaitu: [17]
 Berikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan
 Upayakan agar umpan balik jelas dan spesifik
 Konsentrasikan pada tingkah laku bukan maksud
 Jaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
 Berikan pujian pada hasil yang baik
 Jika umpan balik negative, tunjukkan bagaimana melakukan yang benar
 Bantu siswa memusatkan perhatian pada “proses” bukan “hasil”
 Ajari siswa cara memberikan umpan balik kepada diri sendiri dan bagaimana menilai
keberhasilan kinerjanya.
e.         Fase 5 = memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan (mandiri) dan
penerapannya
Latihan mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase akhir pelajaran pengajaran
langsung adalah pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah dan latihan mandiri dapat digunakan
untuk memperpanjang waktu belajar.[18]
Sebelum melaksanakan pembelajaran langsung guru perlu merencanakan proses
pembelajaran. Adapun tugas-tugas perencanaan guru adalah :[19]
a.    Merumuskan Tujuan
Tujuan yang baik perlu berorientasi pada siswa yang spesifik, mengandung uraian
yang jelas tentang situasi penilaian (kondisi evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian
kinerja yang diharapkan (kriteria keberhasilan).
b.    Memilih Isi
Bagi guru pemula yang masih dalam proses penguasaan sepenuhnya materi ajar,
disarankan agar dalam memilih materi ajar mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan buku
ajar tertentu.[20]
c.    Melakukan Analisis Tugas
Analisis tugas ini adalah alat yang digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi dengan
presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari suatu keterampilan atau butir pengetahuan
yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan oleh guru.
d.   Merencanakan Waktu dan Ruang
Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh guru:
         Memastikan bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan bakat dan kemampuan siswa
         Memotivasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang
optimal.

E.     KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PEMBELAJARAN LANGSUNG


Menurut Sudrajat, model  explicit instruction  memiliki  kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan model explicit instruction :[21]
1.  Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan  urutan  informasi 
yang  diterima  oleh  siswa  sehingga  dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus
dicapai oleh siswa.
2.  Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
3.  Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang
mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
4.  Dapat  menjadi  cara  yang  efektif  untuk  mengajarkan  informasi  dan pengetahuan faktual
yang sangat terstruktur.
5.  Merupakan  cara  yang  paling  efektif  untuk  mengajarkan  konsep  dan keterampilan-
keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
6.  Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif
singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
7.  Memungkinkan  guru  untuk  menyampaikan  ketertarikan  pribadi mengenai mata pelajaran
(melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan antusiasme
siswa.
Sedangkan kelemahan model Direct instruction :
1.  Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan 
informasi  melalui  kegiatan  mendengarkan, mengamati,  dan  mencatat.  Karena  tidak 
semua  siswa  memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus
mengajarkannya kepada siswa.
2.  Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam  hal 
kemampuan,  pengetahuan  awal,  tingkat  pembelajaran  dan pemahaman, gaya belajar, atau
ketertarikan siswa.
3.  Karena siswa hanya memiliki sedikit ksesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit  bagi 
siswa untuk  mengembangkan keterampilan sosial  dan interpersonal mereka.
4.  Karena  guru  memainkan  peran  pusat  dalam  model  ini,  kesuksesan strategi pembelajaran
ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak  tampak  siap,  berpengetahuan,  percaya 
diri,  antusias,  dan  terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan
pembelajaran mereka akan terhambat.
5.  Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru  yang  tinggi 
dalam  kegiatan  pembelajaran,  yang  menjadi karakteristik  model  pembelajaran  langsung, 
dapat  berdampak  negatif terhadap  kemampuan  penyelesaian  masalah,  kemandirian,  dan
keingintahuan siswa.
Berdasarkan kutipan diatas, maka penggunaan  model  Direct  instruction dalam proses
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan tersktruktur dimana isi materi penuh
disampaikan kepada anak didik dalam waktu yang relatif singkat dan  guru  yang  memiliki 
persiapan  yang  matang  dalam  penyampaian  pelajaran dapat  menarik  perhatian  siswa. 
Namun  tidak  dipungkiri  bahwa  model  Direct instruction  memiliki  kelemahan  yaitu 
ruang  untuk  siswa  aktif  memang  terlalu sempit  yang  berdampak  tidak  mengembangkan 
keterampilan  sosial  siswa. Walaupun  Direct  instruction  memiliki  kelemahan  tidak 
mengembangkan keterampilan sosial  siswa tetapi  itu tidak menjadi  penghalang karena 
guru akan berperan aktif dalam proses pengembangan diri setiap siswa untuk memperoleh
hasil yang baik dengan menggunakan pembelajaran ini. 
F.     CONTOH APLIKASI PEMBELAJARAN LANGSUNG

Banyaknya  model  pembelajaran  yang  dikembangkan  para pakar tersebut tidaklah


berarti semua pengajar menerapkan semuanya untuk  setiap  mata  pelajaran  karena  tidak 
semua  model  cocok  untuk setiap  topik  atau  mata  pelajaran.  Ada  beberapa  hal  yang 
perlu dipertimbangkan dalam memilih model pembelajaran, yaitu: 1) tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai, sifat bahan/materi ajar, 2) Kondisi siswa, 3) Ketersediaan sarana-
prasarana belajar.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran langsung:
1.      Menyampaikan tujuan danmempersiapkan siswa.
2.      Mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan.
3.      Membimbing pelatihan.
4.      Mengecek dan memberikan umpan balik.
5.      Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
Berpijak pada penjelasan di atas, maka rumpun mata pelajaran yang sesuai untuk model
pembelajaran langsung adalah MIPA (matematika, Fisika, Kimia). Sedangkan pada Mata
Pelajaran Agama Islam, maka Materi yang cocok dengan pembelajaran langsung ini
diantaranya:
 Materi Sholat
 Materi Taharah
 Materi Wudlu dan Tayammum
 Materi ibadah haji
 Dan lain-lain

Contoh aplikasi Direct Teaching pada Pembelajaran Agama Islam materi Wudlu bagi siswa
SD kelas 2

1.    Fase Pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa mampu menyebutkan
tata cara berwudlu dan mempraktekkannya dengan benar. Pada tahap ini guru memberikan
deskripsi tentang pengertian wudlu, syarat sah dan syarat wajib berwudlu, rukun dan sunnah
wudlu serta hal-hal yang membatalkan wudlu.
2.    Fase Kedua, guru mendemonstrasikan cara berwudlu melalui tepuk wudlu dan praktek
langsung
3.    Fase Ketiga, guru membimbing dalam pelatihan berwudlu dengan memberikan instruksi
bertahap. Siswa mempraktekkan gerakan wudlu secara bersama- sama, tahap demi tahap
sesuai intruksi guru. Guru memastikan gerakan siswa tepat sesuai aturan yang benar.
4.    Fase Keempat, guru mengecek pemahaman siswa dan memberi umpan balik tentang materi
wudlu yang diberikan. Misalnya dengan memberikan seatwork (latihan-latihan soal) atau
workbook (lembar kerja) seputar materi wudlu. Cara lain dengan Tanya jawab sesuai materi.
5.    Fase kelima, guru memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dengan melalui tugas
rumah mengamati orang tua berwudlu setiap sebelum sholat dan menirunya.

     PENUTUP
Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan prosedur yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
 Adapun langkah atau sintaks dari pembelajaran langsung adalah:
Fase 1.   Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
Fase 2.      Mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan.
Fase 3.      Membimbing pelatihan.
Fase 4.      Mengecek dan memberikan umpan balik.
Fase 5.      Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
Pembelajaran langsung mempunyai keunggulan namun disisi lain ada keterbatasan
pada model ini. Diantaranya Relatif banyak materi  yang bisa tersampaikan, dan Untuk hal-
hal yang sifatnya prosedural, model ini akan relatif mudah diikuti.

Pemikiran mendasar dari model pembelajaran langsung adalah bahwa siswa belajar
dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku gu ru. Atas dasar
pemikiran tersebut hal penting yang harus diingat dalam menerapkan model pembelajaran
langsung adalah menghindari penyampaian yang terlalu kompleks
Diantara Kekurangan/kelemahan model pembelajaran langsung adalah jika terlalu
dominan pada ceramah, maka siswa merasa cepat bosan.
Sebagai guru, hendaknya kita mempelajari berbagai macam model-model
pembelajaran dengan sungguh-sungguh, sehingga kita dapat mengaplikasikannya dalam
pembelajaran yang akan kita alami kemudian hari. Model pembelajaran sangat penting
karena dapat mempengaruhi keberhasilan pengajaran bagi guru, dan belajar bagi siswa.
Penggunaan model harus disesuaikan dengan keadaan sekolah, keadaan guru, keadaan  siswa,
serta materi/kurikulum yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Bruce Joyce,  Marsha Weil and Emily Calhoun, Models Of Teaching, (PHI Learning, tt
Hakim, Lukmanul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV. Wacana Prima, 2009
Kardi, Soeparman dan Mohammad Nur, Pengajaran Langsung, Surabaya: PSMS Unesa, 2004
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Rosda Karya, 2009
Muijs, Daniel dan David Reynold, Terj. Nelly Prajitno, Effective Teaching,Teori dan
Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008
Prihatin, Eka, Guru Sebagai Fasilitator, (Bandung: Karsa Mandiri Persada, 2008
Sanjaya, Wina , Strategi Pembelajaran, (Bandung: Kencana Prenada Media Group, 2008
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2009
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitis. (Jakarta:Prestasi
Pustaka, 2011)
Trianto, Model Pembelajaran dalam Teori dan Praktek. jakarta:Prestasi Pustaka Publisher, 2007
Widianingsih, Dedeh, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Rizqi Press, 2010

Anda mungkin juga menyukai