Dosen Pembimbing
Di Susun Oleh
Irma Fatmawati
NIM : PO.62.24.2.19.214
PRODI DIII-KEBIDANAN
REGULER XXI-B
2020
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, yang telah memberikan rahmatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan pendahuluan pemberian cairan infus
parenteral ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Lala
Meyasa, SST., M.kes selaku dosen pembimbing laporan ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyesuaikan laporan ini. Saya menyadari,
laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat saya harapkan demi sebuah kesempurnaan untuk laporan ini.
DAFTAR IS
I
BAB 1.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................3
BAB 2.........................................................................................................................................4
TINJAUAN TEORITIS.............................................................................................................4
A. LAPORAN PENDAHULUAN PEMASANGAN INFUS..............................................4
2.1 Definisi........................................................................................................................4
2.2 Tujuan Pemasangan Infuse..........................................................................................4
2.3 Indikasi pemasangan infuse.........................................................................................4
2.4 Vena yang boleh dipasang infuse................................................................................5
2.5 Jenis cairan infuse........................................................................................................5
2.6 Ukuran jarum infuse....................................................................................................7
2.7 Prosedur pemasangan infuse.........................................................................................7
2.8 Prinsip pemasangan infuse............................................................................................8
2.9 Kontra indikasi dan peringatan pada pemasangan infuse.............................................8
2.10 Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pemasangan infuse..........................9
B. STRATEGI PELAKSANAAN PEMASANGAN INFUS..............................................9
3.1 Pengkajian......................................................................................................................9
3.2 Diagnose keperawatan.................................................................................................9
3.3 Tujuan umum...............................................................................................................9
3.4 Tindakan Keperawatan..............................................................................................10
3.5 ORIENTASI1............................................................................................................10
3.5 Kerja..........................................................................................................................10
3.6 TERMINASI1...........................................................................................................10
BAB 3.......................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan................................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................................12
3.3 Daftar Pustaka...........................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
Infus cairan intravena adalah pemberian cairan kedalam tubuh melalui jarum kedalam
pembuluh vena untuk mengganti kehilangan cairan. Pemasangan infus biasanya diberikan
pada pasien yang mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan, pasien yang susah makan dan
lain-lain. Di dunia kesehatan seorang perawat harus bisa memasang infus dengan baik karena
apabila terjadi kesalahan dapat berakibat rusaknya pembuluh darah atau vena pada pasien.
Sebagai seorang perawat tidak hanya harus pandai memasang infus tetapi juga harus
bisa merawat infus selama selang itu masih digunakan oleh pasien. Perawatan infus ini
bertujuan agar tidak terjadi infeksi akibat punusukan saat memasukan selang infus ke dalam
pembuluh darah. Tapi sekarang banyak sekali tenaga medis atau perawat yang menyepelekan
tindakan tersebut, padahal perawatan infus sangat penting bagi pasien.
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Pemasangan infus adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui sebuah
jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan/zat-zat
mekanan dari tubuh. Pemasangan infus dilakkan pada pasien yang memerlukan masukan
cairan melalui intravena yang mengalami pengeluaran cairan/nutrisi yang berat, dehidrasi,
dan syok.
Pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan ke dalam vena (pembuluh darah
pasien) diantaranya vena lengan (vena safalika basilica dan vena medianan cubiti), pada
tungkai (vena saena) atau pada vena yang ada di kepala , seperti vena temporalis frontalis
(khusus untuk anka-anak). Pemasangan infus tidak dianjurkan pada daerah yang mengalami
luka bakar, lengan pada sisi yang mengalami mastektomi (aliran balik vena terganggu),
lengan yang mengalami edema, infeksi, bekuan, atau kerusakan kulit.
1. Cairan hipotonik
Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentraasi ion Na+ lebih rendah
disbanding serum) sehingga larut dalam serum dan menurunkan osmalaritasnya serum. Maka
cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya sampai akhirnya
mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi.
2. Cairan isotonic
Osmolalitasnya cairan mendekati serum sehingga terus berada didalam pembuluh
darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi.
3. Cairan hipertonik
Osmolalitasnya lebih tinggi disbanding serum sehingga menarik cairan dan elektrolit
dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu mensstabilkan tekanan darah,
meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema.
1. asering
indikasi : dehidrasi pada kondisi gastrointestinal akut, demam berdarah dengue, luka
bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat.
Keunggulan :
a. asetat di metabolism di otot dan maasih dapat ditolerir pada pasien yang
mengalami gangguan hati.
b. Pada pemberian sebelum operasi sear, mengatasi asidosis laktat lebih baik
daripada RL pada neonates.
c. Mempunyai efek vasodilator.
2. KA-EN 1B
Indikasi : sebagai larutan awal pasien belum diketahui, misalnya pada kasus emergency.
4. KA-EN MGE
Indikasi : untuk kasus dimana suplemen NCP dibutuhkan 400 kcal/L
5. KA-EN 4A
Indikasi : larutan infus untuk bayi dan ank-anak, tepat digunakan untuk dehidrasi
hipertonik.
6. KA-EN 4B
Indikasi : larutan infus untuk bayi dan anak-anak usia kurang 3 tahun digunakan untuk
dehidrasi hipertonik
7. Otsu-NS
Indikasi : untuk resusitasi kehilangan na>cl
8. Otsu –RL
Indikasi : resusitasi, asidosis metabolic, suplai ion bikarbonat
9. Martos 10
Indiaksi : suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetic.
10. Amiparen
Indiaksi : stress metabolic berat, luka bakar, infeksi berat, kwasiokor.
11. Aminovel-600
Indikasi : nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI, penderita GI yang dipuasakan.
12. Pan-amin G
Indikasi : suplai asam amino pada hiponatremia dan stress netabolik ringan, tifoid, nutrisi
dini pasca operasi.
2.6 Ukuran jarum infuse
3 Ukuran 16
Guna : dewasa, bedah mayor, trauma, apabila sejumlah besar cairan perlu diinfuskan
4 Ukuran 18
Guna : anak dan dewasa, untuk darah, komponen darah dan infus kental lainnya
5 Ukuran 20
Guna : anak dan dewasa, sesuai untuk kebanyakan cairan infus, darah, komponen darah
dan infus kental lainnya.
6 Ukuran 22
Guna : bayi, anak dan dewasa (terutama usia lanjut), cocok untuk sebagian besar cairan
infus.
Pertimbangan perawat : lebih mudah menginsersi ke vena yang kecil, tipis dan rapuh, sulit
insersi melalui kulit yagn keras.
7 Ukuran 24, 26
Guna : neonates, bayi, ank, dewasa (terutama usia lanjut), sesuai untuk sebagian cairan
infus tetapi kecepatan tetesannya lebih lambat
Pertimbangan perawat : untuk vena yang sangat kecil, sulit insersi melalui kulit keras.
1. Alat :
a. Standart infuse
b. Set infuse
c. Cairan sesuai program medic
d. Jarum infus untuk ukuran yang sesuai
e. Pengalas
f. Tornikuet
g. Kapas alcohol
h. Plester
i. Gunting
j. Kasa steril
k. Betadin
l. Sarung tangan
2. Prosedur :
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Cuci tangan
c. Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau
akses selang ke botol infus.
d. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi
sebagian dan buka klem selang sehingga cairan memenuhi selang dan udara
keluar.
e. Letakkan pengaas dibawah tempat (vena) yang akan dilakukan penginfusan.
f. Lakukan pembendungan dengan tornikuet 10-12 cm diatas tempat penusukkan
dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengna gerakan sirkular.
g. Gunakan sarung tangan steril
h. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
i. Lakukan penusukkan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah
vena dengan posisi jarum mengarah keatas.
j. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum maka tarik keluar bagian dalam
sambil meneruskan tusukkan ke dalam vena.
k. Setelah jarum infus bagian dalam dilepas atau dikeluarkan, tahan bagian atas
vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar.
Kemudian bagian infus dihubungkan/disambungkan dengan selang infuse.
l. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan.
m. Lakukan fiksasi dengan kasa steril
n. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
o. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
1. Pada anak/paediatrik
a. Karena vena klien sangat rapuh hindari tempat-tempat yang mudah
digerakkan/digeser dan gunakan alt pelindung sesuai kebutuhan.
b. Vena-vena kluit kepalasangt mudah pecah dan memerlukan perlindungan agr tidak
mudah mengalami infiltrasi.
2. Pada lansia
a. Pada lansia sedapat mengkin gunakan kateter/jarum dengan ukuran paling kecil (24-
26). Ukuran kecil mengurangi trauma pada vena dan memungkinkan aliran kecil
mengurangi trauma pada vena dan memungkinnkan aliran darah lebih lancer.
b. Kestabilan vena menjadi hilang dan vena akan bergeser dari jarum.
c. Penggunaan sudut 5-15o saat memasukkan jarum.
1. Hematoma : darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah
arteri vena atau kapiler terjadi akibat penekanan yang kurang tepat saat memasukkan
h=jarum
2. Infiltrasi : masuknya cairan infus kedala jaringan sekitar akibat ujung jarum infus
melewati pembuluh darah.
3. Tromboflebitis : bengkak pada pembuluh darah vena, terjadi akibat infus yang
dipasang tidak dipantau secara ketet dan benar.
4. Emboli udara : masuknya udara kedalam sirkulasi darah terjadi akibat masuknya
udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh darah
3.1 Pengkajian
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam,klien dapat cairan tubuh dan
elektrolit seimbang dengan kriteria hasil membran mukosa lembab,turgor kulit
normal,intake dan output seimbang.
3.4 Tindakan Keperawatan
3.5 ORIENTASI1.
b. Evaluasi/validasi :
Biasanya BAB sehari berapa kali bu?Bagaimana karakteristik feses Ibu?Apa Ibu
masih mual dan muntah?
c. Kontrak : topic : baiklah bu karena Ibu BAB lebih dari 6 kali sehari saya akan
melakukan tindakan Pemberian cairan melalui infuse
waktu : 15 menit
3.5 Kerja
Kita mulai ya bu pertama saya cuci tangan terlebih dahulu dan mempersiapkan
alat.ibu sebelum saya menyuntikan infus sudah saya cek botolnya dan menghitung
tetesannya,kita mulai ya bu saya klem dulu infusannya dan saya sambungkan ke
cairan infus,selanjutnya ibu ulurkan tangannya saya cek kondisi vena yang akan
ditusuk dan saya pasang tourniquet,saya bersihkan area yang akan ditusuk,saya mulai
tusuk ya bu ibu bisa tarik nafas ketika merasa sakit,sudah masuk bu saya sambungkan
dengan selangnya dan saya itung tetesannya,sekarang saya plester dan menaruh kasa
diatasnya,dan terakhir saya plester kembali sudah selesai bu.
3.6 TERMINASI1.
K: agak kurang nyaman sus dengan infusan yang dipasang,dan terasa pegal-pegal sus
Evaluasi perawat :
klien sudah terpasang infus dengan …x/tpm
a. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan) baiklah bu tindakan pemasangan infus sudah dilakukan,saya
minta kerjasamanya dari ibu untuk tidak membuka plesternya dan menjaganya
agar tidak kotor.
b. Kontrak yang akan datang : baiklah bu,karena tindakan Pemberian cairan melalui
infuse sudah selesai saya akan kembali lagiuntuk melakukan tindakan pemberian
obat.
Topic : memberikan obat
Waktu : 10.00
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan : Untuk mengembalikan kembali cairan tubuh yang hilang dan Sebagai pengganti
nutrisi.
3.2 Saran
Seorang ahli kesehatan atau paramedis harus mampu dalam melakukan tindakan
pemasangan infus secara tepat dan benar serta steril.