Anda di halaman 1dari 4

Nama : Thalita Dewi Cahyani

NIM : P17124019035

Kelas : 2A Kebidanan

KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PENANGANANNYA

Komplikasi kehamilan adalah merupakan kejadian patologis penyertaan yang terjadi saat
kehamilan. Komplikasi dan penyulit kehamilan pada Trimester I dan II adalah kejadian
yang sering timbul pada kehamilan trimester I dan II, yaitu:

1. Anemia kehamilan; yaitu keadaan penurunan hemoglobin dan jumlah eritrosit dibawah
nilai normal, atau biasa disebut kurang darah. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat
gizi untuk pembentukan darah atau kurang zat besi. Factor yang menyebabkan anemia
defisiensi besi adalah kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, gangguan
absorbs di usus, perdarahan akut atau kronis. Anemi defisiensi pada wanita hamil
berkaitan dengan defisiensi besi dan perdarahan akut.
2. Hyperemisis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil hingga
dapat mempengaruhi berat badan ibu, turgor kulit dan timbul aseton dalam urine. Hal ini
juga dapat dikatakan berat bial ibu hamil selalu muntah setiap kali minum atau makan,
akibatnya tubuh sangat lemas, muka pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun
drastic, aktifitas sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menurun.
Penangan
a. Obat-obatan
b. Isolasi
c. Terapi Psikologis
d. Cairan parenteral
e. Penghentian kehamilan

3. Abortus atau keguguran; yaitu keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar
kandungandengan berat badan kurang dari 1000 g, atau umur kehamilan kurang dari 22
minggu. Macam macam abortus, yaitu:
a. Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut)
b. Abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadi
abortus inkomplit/komplit)
c. Abortus inkomplit (sebagaian hasil konsepsi telah dikeluarkan)
d. Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan)

Penanganan abortus

1. Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik
berkurang.

2. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, mungkin janin sudah mati.
3. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup

4. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani
dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul
dengan kerokan memakai kuret tajam

5. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran
plasenta secara digital yang dapat disusul dengan kerokan

6. Memberi antibiotik sebagai profilaksis

4. Kehamilan Ektopik terganggu; adalah kehamilan yang terjadi bila sel telur dibuahi
berimplementasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri.
Penanganan kehamilan ektopik
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi.
Dalam tindakan demikian beberapa hal perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yaitu:
a. Kondisi penderita saat itu
b. Keinginan penderita akan fungsi reproduksinya
c. Lokasi kehamilan ektopik
d. Kondisi anatomik organ pelvis
Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada
kehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservatif yaitu hanya dilakukan
salpingostomi atau reanastomosis tuba.
a. Pembedahan
b. Salpingotomi linier
c. Reseksi segmental
d. Salpingektomi
5. Mola Hidatosa adalah suatu kehamilan di mana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak
berkembang menjadi embrio tetapi proliferasu dari vili koriales disertai dengan
degenerasu hidropik.
a. Penanganan mola hidatosa
- Perbaiki keadaan umum
- Koreksi dehidrasi
- Tranfusi darah,
- Antihipertensi/antikonvulsi,sepertipada terapi preeklamsi/eklamsia
- Obat anti tiroid, bekerja sama dengan penyakit dalam
- Untuk emboli paru hanya diberikan terapi suportif
b. Pengeluaran jaringan mola
- Kuretase
c. Terapi dengan profilaksis dengan sistostatika.
d. Follow up

Sedangkan Komplikasi dan penyulit kehamilan pada Trimester III adalah kejadian yang
timbul pada kehamilan trimester III, yaitu:

1. Kehamilan dengan hypertensi; yaitu tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg
yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang menyebabkan
gangguan serius pada kehamilan.
2. Preeklamsi; yaitu penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan edem yang
timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ketiga pada
kehamilan tetapi dapat terjadi sebelum, misalnya pada mola hydatidosa.
3. Eklampsia; adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas
yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan karena kelainan saraf) dan atau koma
dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia.
4. Persalinan prematuritas, persalinan yang terjadi diantara umur kehamilan 29-36
minggudengan BB lahir kurang dari 2,5kg
5. Kehamilan ganda, yaitu adanya janin dalam rahim lebih dari satu orang, dapat disebabkan
ras, obat perangsang, factor keturunan
6. Perdarahan plasenta previa, keadaan implementasi plasenta sedemikian rupa sehingga
menutupi sebagian atau seluruh mulut rahim sehingga pembuluh darah besar ada pada
sekitar mulut rahim.
Penanganan plasenta previa
a. Penanganan yang akan diberikan oleh dokter tergantung kepada kondisi kesehatan ibu
dan janin, usia kandungan, posisi ari-ari, dan tingkat keparahan perdarahan
b. Banyak berbaring
c. Menghindari olahraga
d. Menghindari hubungan intim
e. Memperhatikan gizi ibu hamil

7. Perdarahan solusio plasenta, implantasi hasil konsepsi sebagian besar terjadi pada fundus
uteri sebagai tempat yang normal
Penanganan
Jika abruptio plasenta atau solusio plasenta terjadi saat kehamilan belum mencapai 34
minggu, dokter kandungan akan meminta ibu hamil dirawat di rumah sakit agar
kondisinya bisa diamati secara saksama.
Jika solusio plasenta terjadi saat usia kehamilan sudah lebih dari 34 minggu, dokter akan
mengupayakan proses persalinan yang tidak membahayakan ibu dan bayi. Jika solusio
plasenta tidak parah, ibu hamil masih dapat melahirkan normal. Namun jika tidak
memungkinkan, dokter kandungan akan melakukan operasi caesar

Anda mungkin juga menyukai