Anda di halaman 1dari 34

A.

    KELUARGA BERENCANA

1.      Pengertian KB

 Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang

bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).

 Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk

menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai

kontrasepsi.

 WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk:

Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,

mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan

menentukan jumlah anak dalam keluarga.

2.      Tujuan Program KB

 Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi

suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga

bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

 Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan

ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

 Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan

ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf

hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR

yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak

serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:


1. Keluarga dengan anak ideal

2. Keluarga sehat

3. Keluarga berpendidikan

4. Keluarga sejahtera

5. Keluarga berketahanan

6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya

7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

3.      Sasaran Program KB

Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.

2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.

3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran

berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.

4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.

5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.

6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.

7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.

8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam

usaha ekonomi produktif.

9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program

KB Nasional.

4.      Ruang Lingkup KB


Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja;

Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil

berkualitas; Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur;

Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan

akuntabilitas aparatur negara.

5.      Strategi Program KB

Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:

1. Strategi dasar

2. Strategi operasional

Strategi dasar

 Meneguhkan kembali program di daerah

 Menjamin kesinambungan program

Strategi operasional

 Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional

 Peningkatan kualitas dan prioritas program

 Penggalangan dan pemantapan komitmen

 Dukungan regulasi dan kebijakan

 Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

6.      Dampak Program KB

Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu

dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan

keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR;


Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan

fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan

lancar.

B. KONTRASEPSI

1.   PENGERTIAN KONTRASEPSI

Kontrasepsi berasal dari kata “Kontra” yang berarti mencegah atau melawan

dan “Konsepsi” yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma

yang mengakibatkan kehamilan. Jadi, kontrasepsi adalah upaya mencegah

pertemuan sel telur matang dan sperma untuk mencegah kehamilan.

2.      TUJUAN KONTRASEPSI

Pelayanan kontrasepsi mempunyai dua tujuan yaitu:

a. Tujuan umum:

Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya

NKKBS.

b. Tujuan khusus:

Penurunan angka kelahiran yang bermakna.

3 .      JENIS-JENIS KONTRASEPSI

Kontrasepsi yang baik harus memiliki syarat-syarat antara lain aman, dapat

diandalkan, sederhana (sebisa mungkin tidak perlu dikerjakan oleh dokter), murah,

dapat diterima oleh orang banyak, dan dapat dipakai dalam jangka panjang. Sampai

saat ini belum ada metode atau alat kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal. Dan

berdasarkan lama efektivitasnya, kontrasepsi dapat dibagi menjadi :


A. MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam kategori ini

adalah jenis susuk/implant, IUD, MOP, dan MOW.

B. Non MKJP (Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam

kategori ini adalah kondom, pil, suntik, dan metode-metode lain selain metode

yang termasuk dalam MKJP.


KONTRASEPSI suntikan PROGESTIN ( 3 bulan )

1. Pengertian Kontrasepsi Suntikan Progestin

Merupakan kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung hormon sintetis progesteron

2.   Jenis Kontrasepsi Suntikan Progestin

a.  Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang

diberikan

setiap 3 Bulan  dengan cara disuntik secara Intra Muskular (IM)

b.  Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat/NET-EN), yang mengandung 200 mg

Noretindron Enantat setiap 2 Bulan dengan cara disuntik secara sIntra Muskular (IM)

3.  Cara Kerja Kontrasepsi Suntikan Progestin

a.   Mencegah implantasi

b.  Menekan ovulasi.

c.   Mengentalkan lendir serviks.

d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

4.   Efektivitas Kontrasepsi Suntikan Progestin

Suntikan progestin memiliki efektivitas 0,3 kehamilan per 100 perempuan, asal penyuntikan

dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan

5.    Keuntungan Kontrasepsi Suntikan Progestin

a.   Tidak mengganggu hubungan seksual

b.   Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung

dan gangguan pembekuan darah

c.   Dapat digunakan sebagai metode jangka panjang

d.   Tidak mempengaruhi produksi ASI


e.    Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

f.    Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause

g.    Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

h.    Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

i.     Mencegah penyebab penyakit radang panggul

j.     Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)

6.    Kekurangan Kontrasepsi Suntikan Progestin.

a.   Sering ditemukan gangguan haid seperti :

- Siklus haid yang memendek atau memanjang

- Perdarahan yang banyak atau sedikit

- Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)

- Tidak haid sama sekali

b. Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan (klien harus kembali untuk

mendapatkan suntikan ulang)

c.  Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya

d.  Penambahan berat badan merupakan efek samping tersering

e.  Tidak melindungi diri dari PMS atau HIV/AIDS

f.  Terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian

g. Terlambatnya pemulihan kesuburan bukan karena kerusakan /kelainan pada organ

genetalia melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan

h.  Terjadinya perubahan pada lipid serum dalam penggunaan jangka panjang

i.    Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)

j.   Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, jerawat

7.   Indikasi Kontrasepsi Suntikan Progestin

a.   Usia reproduksi

b.  Telah memiliki anak/belum

c.   Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dengan efektivitas yang tinggi

d.  Menyusui ASI  

e.  Setelah melahirkan anak dan tidak menyusui

f.   Setelah abortus atau keguguran

g.  Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi

h.  Perokok

k.  Tekanan darah <180/110mmHg, memiliki masalah pembekuan darah atau anemia bulan

sabit

i. Menggunakan obat-obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberculosis

(rifampisin)

j.   Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen

k.  Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

l.    Anemia defisiensi besi

m. Mendekati menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan kontrasepsi yang

mengandung estrogen

8.  Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntikan Progestin.

a.   Hamil/diduga hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)

b.  Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

c.   Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorhea


d.  Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara

e.  Diabetes Mellitus disertai komplikasi                     

9.   Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan Progestin

a. Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Progestin

1)  Mulai suntikan pertama pada hari 1-7 siklus haid (Tidak memerlukan kontrasepsi

tambahan)

2) Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid (Jangan melakukan

hubungan seksual selama 7 hari / menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7

hari)

3) Bila klien tidak haid (amenhorea), suntikan dapat digunakan setiap saat, asal diyakini

tidak hamil (Jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari / menggunakan

metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja)

4) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi hormonal lain

(contoh:pil,AKBK,dll) dan ingin menggantinya dengan suntikan progestin. Suntikan

progestin dapat segera diberikan (Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya

datang).

5) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan hormonal lain, dan ingin

menggantinya dengan suntikan progestin. Suntikan dapat diberikan sesuai jadwal

suntikan ulang kontrasepsi sebelumnya (Tidak diperlukan metode kontrasepsi

tambahan)

6) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal

(contoh:IUD,kondom,alami,dll) dan ingin menggantinya dengan suntikan progestin.

Suntikan progestin dapat segera diberikan, bila kontrasepsi sebelumnya digunakan


dengan benar atau ibu tersebut sedang tidak hamil. (Tidak perlu menunggu sampai

haid berikutnya datang). Bila suntikan progestin diberikan pada hari ke 1-7 siklus

haid (Tidak memerlukan metode kontrasepsi lain).

b. Cara Penggunaan Suntikan Progestin

1)  Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara suntikan Intra

Muskular dalam (IM). (Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan

kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan kurang efektif)

2) Suntikan diberikan setiap 90 hari

3) Pemberian suntikan noristerat untuk 3 injeksi berturut-turut  diberikan setiap 8

minggu, mulai injeksi ke-5 sampai seterusnya, diberikan setiap 12 minggu

4) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi alkohol 60-90 %.

Biarkan kulit kering sebelum disuntik.

5) Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara

6) Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan

7) Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan

dihangatkan

c. Informasi Lain Yang Perlu Disampaikan

1)  Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorhea),

biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan

2)  Efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala dan nyeri payudara, tidak

berbahaya dan cepat hilang

3)  Karena kembalinya kesuburan terlambat, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia
muda yang ingin menunda kehamilan atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan

dalam waktu dekat

4)  Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang (umumnya sekitar 3-6 bulan

haid baru datang), bila tidak, segera konsultasi ke dokter/klinik untuk mengetahui

penyebabnya

5)  Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat

diberikan lebih awal dari jadwal suntikan. Dapat juga diberikan setelah jadwal

suntikan (Jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan

metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja)

6)  Apabila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal ibu

diyakini tidak hamil (Jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau

menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja)

10.   Keadaan Yang Memerlukan Perhatian Khusus

Keadaan Anjuran
Penyakit hati akut Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi suntikan

(virus)
Penyakit jantung Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi suntikan
Stroke Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi suntikan

11.    Efek Samping Kontrasepsi Suntikan Progestin dan Penanganannya

a. Amenorhea
1) Bila hamil, hentikan suntikan

2) Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera

3) Bila tidak hamil, tidak perlu tindakan khusus, berikan konseling

4) Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim

5) Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan

b. Perdarahan tidak teratur/spotting

Jelaskan bahwa perdarahan yang terjadi sering dijumpai

1) Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan

suntikan, berikan pengobatan :

a) 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µg etinilestradiol)

b) Ibuprofen sampai 800mg (3x1 untuk 5 hari)

2) Jelaskan bahwa selesai pemberian kontrasepsi kombinasi dapat terjadi

perdarahan

3) Jika terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan, ditangani dengan

pemberian :

a) 2 tablet pil kombinasi per hari selama 3-7 hari, dilanjutkan dengan 1 siklus

pil kontrasepsi hormonal

b) Atau diberi 50µg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi

untuk 14-21 hari

c. Meningkat/menurunnya Berat Badan

1) Informasikan bahwa kenaikan BB sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi


2) Bila peningkatan BB berlebihan/mencoloks, dapat di sarankan untuk

menggantinya dengan metode kontrasepsi yang lain

12.  Peringatan Bagi Pemakai Suntikan Progestin

a.    Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan

b.    Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik

terganggu

c.    Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi

d.    Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat atau penglihatan

kabur

e.    Perdarahan berat yang 2X lebih panjang dari masa haid / 2X lebih

banyak dalam satu periode masa haid

KB SUNTIK KOMBINASI (SUNTIK 1 BULAN)

1. Pengertian KB suntik kombinasi (suntik 1 bulan)


Suntikan kombinasi mengandung hormon esterogen dan progesteron, yang diberikan satu

bulan sekali.

2. Cara kerja

Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga

menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah pematangan

dan pelepasan sel telur. Endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya

aktifitas kelenjar. Selain itu akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.

3. Efektifitas

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara, macam-macam suntikan tersebut telah

dibuktikan sangat baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1 % per 100 wanita selama

tahun pertama penggunaan.

4. Keuntungan

a. Sangat efektif (99,6%).

b. Risiko kesehatan kecil

c. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami isteri

d. Periksa dalam tidak dibutuhkan pada saat pemeriksaan awal

e. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

f. Tidak mempengaruhi pemberian ASI, kecuali suntikan Cyclofem

g. Reaksi suntik sangat cepat (<24 jam) •Dapat digunakan oleh wanita tua (>35 tahun),

kecuali Cyclofem

h. Mencegah kehamilan ektopik

i. Jangka panjang
j. Sangat efektif walaupun klien terlambat suntik 1 minggu dari jadwal yang telah

ditentukan

k. Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi, tetapi belum bersedia untuk

mengikuti sterilisasi (tubektomi).

5. Kerugian

a. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.

b. Harus kembali ke sarana pelayanan.

c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.

d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

e. Dapat menyebabkan ketidakteraturan masalah haid

f. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual,

hepatitis B, atau infeksi HIV.

g. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang

setelah suntikan kedua atau ketiga.

h. Efektivitas berkurang bila digunakan bersamaaan dengan obat-obat epilepsi dan

obat tuberklosis.

i. Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan

darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati.

j. Kemungkinan terlambat pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.

6. Manfaat Kesehatan
a. Menurunnya jumlah darah haid setiap bulan, menurunkan nyeri perut.

b. Mengurangi kemungkinan penyakit kurang darah akibat kekurangan zat besi.

c. Mengurangi tanda atau gejala sindroma haid

d. Dapat melindungi kemungkinan penyakit radang panggul dan kanker indung telur

karena progestin menyebabkan mukus serviks menebal, sehingga memepersulit

penularan infeksi dari liang senggama atau serviks untuk mencapai saluran telur

(penekanan ovulasi akan menyebabkan berkurangnya stimulasi dari sel epitel

ovarium).

e. Mencegah terjadinya kanker endomertrium

f. Dapat digunakan pada wanita yang mempunyai penyakit darah sickle cell anemia

g. Dapat meningkatkan jumlah ASI pada ibu yang menyusui.

7. Indikasi Kontrasepsi Suntik

a. Klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang atau telah mempunyai

cukup anak sesuai keinginan tetapi belum ingin, belum siap atau belum bisa ikut

tubektomi saat ini. Rasional : Suntikan KB adalah metoda kontrasepsi jangka

panjang, efektif, dapat digunakan untuk jangka panjang (tak terbatas), pada

pemakaian tidak menyebabkan permasalahan medis yang serius.

b. Klien menghendaki pemakaian kontrasepsi yang tidak perlu dipakai setiap hari atau

setiap bersenggama. Rasional : Suntikan Kb tidak perlu diberikan setiap hari atau

ketika akan bersenggama. Para wanita yang menghadapi permasalahan dengan

pemakaian cara-cara sederhana atau pelupa dalam minum pil setiap hari dapat

dianjurkan untuk memakai kontrasepsi suntik. Setelah mendapatkan suntikan, maka


yang dibutuhkan peserta suntik adalah mengingat waktu suntik ulang apakah 1, 2,

atau 3 bulan tergantung pada jenis kontrasepsi uang dipakai.

c. Klien tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung esterogen, atau kalau

meminumnya maka akan timbul gejala-gejala komplikasi pemakaian esterogen.

Rasionalnya : Biasanya komplikasi atau efek samping disebabkan oleh komponen

esterogen yang ada. Untuk itu, dapat dipakai suntikan KB yang hanya mengandung

hormon progestin, sehingga cara ini dapat dipakai sebagai alternatif pilihan bagi

peserta yang tidak tahan hormon esterogen.

d. Klien sedang menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai. Rasionalnya :

Menyusui tidak akan terpengaruh dengan pemakaian kontrasepsi suntik progestin,

bahkan pada beberapa penelitian didapatkan bahwa pemakaian kontrasepsi suntik

akan meningkatkan kuantitas ASI walaupun pemakaian kontrasepsi hormonal

bukanlah pilihan utama bagi ibu yang menyusui, pemakaiannya tidak akan

menyebabkan perubahan secara klinik baik pada perumbuhan dan perkembangan

BBL maupun pemakaian setelah 6 minggu persalinan

8. Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi

a. Usia reproduksi

b. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak

c. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi

d. Menyusui ASI pascapersalinan lebih dari 6 bulan

e. Pascapersalinan dan tidak menyusui

f. Anemia

g. Nyeri haid hebat


h. Haid teratur

i. Riwayat kehamilan ektopik

j. Sering menggunakan pil kontrasepsi

9. Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kontrasepsi

a. Hamil atau diduga hamil

b. Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan

c. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

d. Penyakit hati akut

e. Usia lebih dari 35 tahun yang merokok

f. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (lebih dari

180/110 mmHg)

g. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine

h. Keganasan payudara

10. Waktu Mulai menggunakan Suntikan Kombinasi

a. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan

kontrasepsi tambahan

b. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh

melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain

untuk 7 hari.

c. Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat

dipastikan ibu tersebut tidak hamil.

d. Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama

dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil


e. Bila pascapersalinan lebih dari 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka

suntikan pertama diberikan, asal saja dipastikan tidak hamil.

f. Bila pascapersalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan beri suntikan

kombinasi.

g. Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat

diberi.

h. Ibu yang sedang menggunakan kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin

menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut

menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat

diberikan tanpa perlu menunggu haid

i. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin

menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat

diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya

11. Mekanisme

a. Menekan ovulasi

b. Membuat lendir menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu.

c. Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implementasi terganggu.n

d. Penghambatan transportasi gamet oleh tuba (Saifuddin, 2003)


1. PENGERTIAN KONDOM

Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat karet/lateks, berbentuk tabung

tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk

menampung sperma.

2. SEJARAH KONDOM

a. Masih belum jelas dari mana kata "kondom" berasal. Ada yang menduga kata itu berasal

dari sebuah kota bernama “Condom” yang terletak di provinsi Gascony, sebelah barat

daya Perancis. Pria-pria dari kota Condom ini terkenal dengan sifatnya yang menyukai

seks.

b. Pendapat lain mengatakan kata  kondom diambil dari nama Dr.Condom, seorang dokter

asal Inggris pada pertengahan tahun 1600, ia yang mula-mula mengenalkan corong untuk

menutupi penis untuk melindungi King Charles II dari penularan penyakit kelamin

c. Kondom di abad 17 berbentuk tebal dan dibuat dari usus binatang, selaput ikan atau

bahan linen yang licin. Namun karena kondom dipandang mengurangi kenikmatan

seksual dan tidak selalu manjur mencegah penularan penyakit (akibat penggunaan

berulang kali tanpa dicuci), kondom pun menjadi tidak populer dan jadi bahan olok-olok.

3. JENIS KONDOM

a. Kondom Pria

b. Kondom Wanita

Berikut jenis-jenis kondom yang banyak beredar di pasaran :

1) Kondom dengan aroma dan rasa.

2) Kondom berulir (Ribbed Condom)

3) Kondom ekstra tipis (Extra Thin Condom)


4. Kondom bintik (Dotted Condom)

5. Kondom ekstra pengaman (Extra Safe Condom)

6. Kondom wanita (Female Condom)

7. Kondom twist

8. Kondom getar (Vibrating Condom)

9. Kondom baggy

10. Kondom dengan tambahan obat kuat (Condoms with extra strong medicine)

5.    GAMBARAN FISIK KONDOM

6.    CARA KERJA KONDOM

a. Pria memakai kondom di penis ketika ereksi → menghentikan aliran sperma ke dalam

saluran vagina → mencegah pertemuan ovum dan sperma.

b. Perempuan memakai kondom wanita dalam vagina → memblokir aliran sperma masuk

ke vagina.

Kondom ada dalam ukuran yang berbeda dan harus dipasang dengan benar →

perlindungan yang memadai. Sebuah kondom longgar memungkinkan sperma untuk

menyelinap keluar,  dan sebuah kondom ketat akan bobol.


7.    INDIKASI

       a. Kontrasepsi :

              Pada masa laktasi sebelum pil sampai air susu kurang, pasca vasektomi.

b. Pencegahan :

- STD

- Ejakulasi praecox

- Vagina kering (pakai kondom berminyak)

- Allergi terhadap sperma/semen (urticaria, reaksi anaphylaxis).

8.    KONTRA INDIKASI

Allergis terhadap kondom

9.    EFEKTIVITAS

    a. Angka kegagalan :

Teoritis : 3%, praktis : 5 -20%.

b. Sebab-sebab kegagalan :

1) Memakai kondom yang sudah bocor.

2) Kondom robek waktu coitus.

3) Semen tertumpah melalui leher kondom.

4) Kondom tertinggal di dalam vagina oleh karena penis baru dikeluarkan setelah

kendor.

5) Tidak memakai kondom sejak permulaan.

6) Hanya memakai kondom bila istri disangka berada dalam masa subur.
10.  KEUNTUNGAN

a. Keuntungan sebagai alat kontrasepsi :

1) Efektif bila digunakan dengan benar

2) Tidak mengganggu produksi ASI.

3) Tidak mengganggu kesehatan klien.

4) Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

5) Murah dan dapat dibeli secara umum

6) Mudah dipakai

7) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan khusus.

8) Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda

   b. Keuntungansebagai alat non kontrasepsi.

1) Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB.

2) Dapat mencegah penularan IMS.

3) Mencegah ejakulasi dini.

4) Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan

    karsinogenik eksogen pada serviks).

5) Saling berinteraksi sesama pasangan.

11.  KEKURANGAN

       a. Efektifitas tidak terlalu tinggi.

       b. Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.

       c. Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung).

       d. Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi.

       e. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.


      f. Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum.

      g. Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah

12.  EFEK SAMPING

a. Kondom rusak atau bocor sebelum atau sesudah berhubungan

b. Adanya reaksi alergi

c. Adanya ketidaknyamanan

13.  WAKTU PEMASANGAN KONDOM

a. Bila hubungan seksual dilakukan pada saat istri sedang dalam masa subur.

b. Bila istri tidak cocok dengan semua jenis alat/metode kontrasepsi.

c. Setelah vasektomi kondom perlu dipakai sampai enam minggu.

d. Sementara menunggu penggunaan metode/alat kontrasepsi lainnya.

e. Bagi calon peserta Pil KB yang sedang menunggu haid

f. Apabila lupa minum pil KB dalam jangka waktu lebih dari 36 jam.

g. Apabila salah satu dari pasangan suami istri menderita Penyakit Menular Seksual   

termasuk HIV/AIDS

h. Dalam keadaan tidak ada kontrasepsi lain yang tersedia atau yang dipakai pasangan

suami istri

i. Sementara menunggu pencabutan implant/susuk KB/alat ontrasepsi bawah kulit,     bila

batas pemakaian implant telah habis.


14.  CARA PEMAKAIAN KONDOM

            a. KONDOM PRIA

1) Tekanlah ujung kondom antara ibu jari dan jari telunjuk untuk mengeluarkan udara

yang terperangkap pada moncong kondom

2) Letakkan kondom di atas penis dengan satu tangan dan menarik karet kondom

ke bawah dengan tangan lain. Bila penis tidak disirkumsisi (hitan) tarik ke

belakang terlebih dulu preputium (kulit yang membalut ujung penis)

3) Periksa semua batang penis harus terbalut kondom sampai kepangkalnya. Setelah

mencapai klimaks (ejakulasi) segera keluarkan penis dari vagina.

b. KONDOM WANITA

1) Pegang kondom pada ujung yang tertutup, tekan  cincin bagian dalam antara ibu

jari dan jari tengah.

2) Sambil tetap mencekal cincin dalam tersebut, masukan kondom dengan lembut ke

dalam vagina hingga teraba tulang pubic.

3) Biarkan sekitar 1 inch (2.54 cm) karet kondom terletak di luar vagina. Lalu periksa

cincin luar kondom agar menyembul pada permukaan bibir vagina (labia)

15.  TEMPAT MEMPEROLEH KONDOM

1. Apotik

2. Klinik KB

3. Toko Obat

4. Pasar Swalayan

5. Puskesmas/pustu

6. PPKBD/sub PPKBD
KONTRASEPSI IMPLAN

1.    Pengertian

Susuk KB adalah suatu alat kontrasepsi bawah kuit yang mengandung levonorgestrel

yang dibungkus dalam kapsul silastik silicon ( polydimethyl siloxane ) yang berisi hormon

golongan progesteron yang dimasukkan dibawah kulit lengan kiri atas bagian dalam yang

berfungsi untuk mencegah kehamilan selama 5 tahun.

2. jenis – jenis implan

a. Norplant

Tediri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan

diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerja 5 tahun.

b. Implanon

Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm, dan diameter 2

mm, yang diisi dengan 68 mg 3- keto- desogestrel dan lama kerja 3 tahun.

c. Jodena dan indoplant

Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mm levonorgestrel dengan lama kerja 3

tahun.

3. Mekanisme kerja

a. Lendir servik menjadi lebih kental.

b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.

c. Menghalangi terjadinya ovulasi

d. mengurangi transportasi sperma.


4. Efektivitas

Sangat efektif ( 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan )

5. Indikasi

a. Usia reproduksi

b. Punya anak atau belum

c. Postpartum atau menyusui

d. Pasca keguguran

e. Tidak ingin punya anak lagi tapi tolak steril

f. Tekanan Darah < 180/110 mmHg

g. Kontra indikasi terhadap kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen

h. Sering lupa mengunakan pil

6. Kontra indikasi

a. Hamil atau diduga hamil

b. Perdarahan pervaginam yang belumlum jelas peyebabnya

c. Riwayat kangker payudara

d. DM ( diabetes mellitus )

e. Penderita peyakit hati

f. Kelainan jiwa ( psikis, neurosis )

g. Varikosis

h. Riwayat KET

i. Kelainan kardiovaskuler
7.   Keuntungan

a. Reversibilitas tinggi

b. Evektivitas sangat tinggi

c. Perlindungan jangka panjang ( sampai 5 tahun )

d. Mudah dalam pemakaian

e. Tidak menganggu kegiatan senggama

f. Tidak mengganggu pengeluaran ASI

g. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan

h. Biaya ringan

8 .     Kerugian atau efek samping

a. Gangguan pola haid

b. Perubahan libido dan Berat Badan

c. Nyeri kepala, pusing, pening

d. Nyeri mamae

e. Perasaan mual

f. Anoreksia

g. Tidak dapat menghentikan pemakaian sendiri

h. Efektifitas turun jika menggunakan obat – obatan tuberkolosis dan epilepsi

i. Tidak bisa melindungi dari IMS


9.    Yang Boleh Menggunakan Implant

a. Usia reproduksi.

b. Telah memiliki anak ataupun yang belum.

c. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki

pencegahan kehamilan jangka panjang.

d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.

e. Pasca persalinan dan tidak menyusui.

f. Pasca keguguran.

g. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak strerilisasu.

h. Riwayat kehamilan ektopik.

i. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia

bulan sabit ( sicle cell ).

j. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.

k. Sering lupa menggunakan pil.

10.     Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan

a. Hamil atau di duga hamil.

b. Perdarahan pervaginan yang belum jelas penyebabnya.

c. Benjolan/ kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

d. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.

e. Miom uterus dan kanker payudara.

f. Gangguan toleransi glukosa


11. Informasi Lain yang Perlu Disampaikan

a. Efek kontrasepsi timbulbeberapa jam setelah insersi dan berlangsung 5 tahun

bagi Norplantdan 3 tahun bagi susuk Implanon, dan akan berakhir sesaat setelah

pengangkatan.

b. Sering ditemukan gangguan haid,terutama pada 6 sampai 12 bulanpertama.

Beberapa perempua mungkin akan mengalami berhetinya haid sama sekali.

c. Obat-obat tuberculosis ataupun obat epilepsy dapat menurunkan efektifitas

implant.

d. Efek samping yang berhubungan dengan implant dapat berupa sakit kepala,

penambahan berat badan dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini tidak

berbahaya dan biasanya akan hilang dengan sendirinya.

e. Norplant dicabut seteleh 5 tahun pemakaian dan susuk implanon dicabut setelah

3 tahun, dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal.

f. Bila Norplant dicabut sebelum 5 tahun dan susuk Implanon sebelum 3 tahun

kemungkinan hamil sangat besar, dan meningkatkan resiko kehamilan ektopik.

g. Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi, dan

nama klinik.

h. Implant tidak melindungi klien dari infeksi menular seksual, termasuk AIDS.

Bila pasangan memiliki resiko, perlu menggunakan kondom untuk melakukan

hubungan seksual.
12. Jadwal Kunjungan Kembali Ke Klinik

Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau klien ingin

mencabut implan. Klien dianjurkan ke klinik tempat implan dipasang bila ditemukan

hal-hal sebagai berikut:

a. Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah.

b. Perdarahan yang banyak dari kemaluan.

c. Rasa nyeri pada lengan.

d. Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah.

e. Ekspulsi dari batang implant.

f. Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur.

g. Nyeri dada hebat.

h. Dugaan adanya kehamilan.

13.    Efek Samping

Efek Samping / Masalah Penanganan


 amenorea  pastikan hamil atau tidak, dan bila tidak hamil, tidak

memerlukan penanganan khusus, cukup konseling

saja.

 Bila klien tetap saja tidak dapat menerima, angkat

implant dan anjurkan menggunakan kontrasepsi

lain.

 Bila terjadi kehamilan dank lien ingin melanjutkan

kehamilan, cabut implant dan jelaskan, Bahwa

progestin tidak berbahaya bagi janin.Bila diduga

terjadi kehamilan ektopik klien dirujuk.Tidak ada


gunanya memberikan obat hormone untuk

memancing timbulnya perdarahan.

 Pastikan hamil atau tidak, bila tidak hamil, perlu

tindakan khusus.Cukup konseling saja. Bila

amenorea berlanjut atau hal tersebut membuat klien

khawatir, rujuk ke klinik. Bila hamil, hentikan pil,

dan kehamilan dilanjutkan. Jelaskan kepada klien

bahwa minipil sangat kecil menimbulkan kelainan

pada janin. Bila diduga kehamilan ektopik klien

perlu dirujuk jangan memberikan obat-obat

hormonal untuk menimbulkan haid. Kalaupun

diberikantidak akan ada gunanya.


 Perdarahan tidak  Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan/tidak

teratur (spotting) hamil, tidak perlu tindakan khusus. Bila klien tetap

saja tidak dapat menerima kejadtan tersebut, perlu

dicari metode kontrasepsi lain.


 Perdarahan bercak  Jelaskan pertama bahwa perdarahan ringan sering

(spoting ) ringan ditemukan terutama pada tahun pertama. Bila tidak

ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan

tindakan apapun. Bila klien tetap saja mengeluh

masalah perdarahan dan ingin melanjutkan

pemakaian implant dapat diberikan pil kombinasi

satu siklus atau ibuprofen 3x800 mg selama 5 hari.

Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi


perdarahan lebih banyak dari biasa., berikan 2 tablet

pil kombinasi 3-7 hari dan kemudian dilanjutkan

dengan satu siklus pil kombinasi, atau dapat juga

diberikan 50 mg etinilestradiol, atau 1,25 mg

estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.

 Ekspulsi  Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul

yang lain masih di tempat dan apakah terdapat

tanda-tanda infeksi daerah insersi. Bila tidak ada

infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya

pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang

berbeda . Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang

ada dan pasang kapsul yang baru pada lengan yang

lain atau anjurkan klien untuk menggunakan

kontrasepsi lain.
 Infeksi pada daerah  Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan

insersi sabun dan air, atau antiseptic. Berikan antibiotic

yang sesuai untuk 7 hari. Implan jangan dilepas dan

klien diminta kembali satu minggu. Apabila tidak

membaik, cabut implan dan pasang yang baru pada

sisi lengan yang lain atau metode kontrasepsi yang

lain. Apabila ditemukan abses, bersihkan dengan

antiseptic, insisi dan alirkan pus keluar, cabut

impalan, lakukan perawatan luka dan berikan


antibiotic oral 7 hari.

Anda mungkin juga menyukai