Anda di halaman 1dari 40

Studi Kasus Implementasi

LanduseSim dalam Perencanaan


Wilayah dan Kota
(Skenario Target), Infrastruktur

Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi


Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan berbasis Sistem Informasi
Geografis dan Cellular Automata

Laboratorium Komputasi dan Analisa Perencanaan Keruangan


Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
PENDAHULUAN | RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN

Terbangunnya Interchange Jalan TOL Mojokerto-


Peta Kondisi
Kertosono telah mendorong pengembangan
Lahan
Permukiman lahan permukiman di Kawasan Perkotaan Bandar
Eksisting Kedungmulyo
Tahun 2015
Fungsi dan peran sebagai Pusat Pengembangan
Permukiman Perkotaan bagian Barat Kab.
Jombang (RTRW Kab. Jombang 2009-2029)

Timbulnya beberapa kasus ketidaksesuaian


perkembangan lahan permukiman kawasan
menjadikan perlunya antisipasi dalam menjawab
ketidakpastian perkembangan lahan permukiman

TUJUAN:
Merumuskan skenario pengembangan lahan permukiman di
Kawasan Perkotaan Bandar Kedungmulyo
Keyword:
Interchange Jalan TOL; permukiman; cellular automata

Sumber: Rahadyan, 2015


Halaman - 2

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
PENDAHULUAN | STUDI TERDAHULU YANG MENDASARI

Perumusan
Dasar Skenario
penelitian Perumusan model
pengembangan
permukiman
Peruge, dkk memperhatikan:
Septanaya (2012) 1. Rencana Tata
(2012) Ruang yang ada,
Model Perubahan 2. Target yang
Firmansyah Penggunaan Lahan
Faktor yang berkembang pada
Menggunakan
(2011) mempengaruhi
Cellular Automata-
saat itu.
adalah geografis
Munibah (2009) Markov Chain di
Adanya visualisasi (spasial), aspasial
Kawasan
perkembangan (global), dan non
Mamminasata
Faktor utama adalah permukiman yang geografis (aspasial)
jumlah penduduk, berbeda-beda akibat
yang berhubungan faktor yang
linier terhadap luas mempengaruhinya
pertanian dan
permukiman

Halaman - 3

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
METODE | ALUR PENELITIAN

Skenario Pengembangan
Lahan Permukiman
Teknik Analisis
Cellular Automata Output:
✓ 4 Peta Skenario
Pengembangan
Lahan Permukiman

Prediksi Perkembangan
Lahan Permukiman
Output:
Teknik Analisis
✓ Peta Prediksi Perkembangan
Cellular Automata
Lahan Permukiman

Variabel-Variabel perkembangan lahan permukiman


Pengumpulan Data Teknik Analisis Output:
Studi Literatur Variabel Pengaruh Perkembangan
Wawancara Delphi ✓
Lahan Permukiman
✓ Besar Nilai Pengaruh Tiap Variabel
Sumber: Rahadyan, 2015

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan Halaman - 4
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
DATA | GAMBARAN UMUM

Luas Total Sawah = 2.248,51 Ha atau Wilayah datar hingga


69,2% bergelombang,
dengan kemiringan 0-2%
dan ketinggian <500 m

Rawan Bencana
Jenis Permukiman yang masih Gempa
tradisional dengan pola
memusat (mengelompok) Didukung oleh Sarana
dan
Prasarana Kawasan

Interchange Jalan TOL


Mojokerto-Kertosono

Luas Total Permukiman = 738,55 Ha


Halaman - 5

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
PROSES | RUMUSAN VARIABEL PENGARUH

Analisis Delphi
Merupakan metode sistematis dalam mengumpulkan pendapat dari
sekelompok pakar melalui serangkaian kuesioner, dimana ada feedback dan melalui
putaran (Sudjana, 2000)

Input
3 Aspek dengan 16 Proses
Variabel Awal yang
Tahap I 15 Var
Konsensus

didapatkan dari hasil atau


Sintesa Kajian Pustaka Eksplorasi Belum
1 Var
Konsensus
5 Var
Konsensus

Iterasi I Kuesioner
Tahap II
Variabel
5Baru
Var Belum
1 Var
Konsensus

Output
Variabel-Variabel
Perkembangan Kuesioner
Lahan 1 Var
Konsensus
Tahap III
Iterasi II
Permukiman

Sumber: Rahadyan, 2015


Halaman - 6

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
HASIL | RUMUSAN VARIABEL PENGARUH

Variabel Pendorong Variabel Penghambat


1. Jarak terhadap rawan bencana 1. Batas Sempadan Kawasan,
2. Jarak terhadap lokasi industri meninjau peraturan terkait;
3. Jarak terhadap pusat perdagangan 2. Rencana Pengembangan Lahan
4. Jarak terhadap fasilitas pendidikan Kawasan, meninjau RTRW Kab.
5. Jarak terhadap fasilitas kesehatan Jombang Tahun 2029;
6. Jarak terhadap fasilitas perkantoran 3. Perlindungan LP2B Kawasan,
7. Jarak terhadap fasilitas perbankan berdasarkan kebijakan
8. Jarak terhadap fasilitas peribadatan
9. Jarak terhadap interchange jalan TOL
10. Jarak terhadap jaringan listrik
11. Jarak terhadap jalan arteri
12. Jarak terhadap jalan lingkungan
13. Jarak terhadap jalan kereta api
14. Jarak terhadap sungai
15. Jarak terhadap lahan permukiman
terbangun

Halaman - 7

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
PROSES | MENGHITUNG TARGET KEBUTUHAN LAHAN PERMUKIMAN

ARAHAN STANDAR PEDOMAN HASIL ANALISIS


RTRW Kab. Jombang 2009- Permenperin 35 2010 Kebutuhan luas permukiman untuk pekerja
2029 industri = 109,87 Ha
Pengembangan kawasan
industri sedang 181,66 Ha
Hasil perhitungan jumlah ➢ Permen PU No 41/PRT/2007 Asumsi pertama, memaksimalkan
peningkatan penduduk Permen Perumahan Rakyat RI pengembangan lahan permukiman adalah
berdasarkan jumlah Nomor 10 Tahun 2012 60% dari total luas kawasan = 1.950,92
proyeksi pada tahun 2035 ➢ RP4D Kabupaten (Keputusan Ha
dengan menggunakan Menteri Negara Perkim Nomor
metode geometrik adalah 09/KPTS/M/IX/1999) Asumsi kedua, Kebutuhan luas
30.262 jiwa ➢ SNI 03-1733-2004 permukiman berdasarkan proyeksi jumlah
penduduk = 288,2 Ha
KESIMPULAN Kebutuhan rumah berdasarkan proyeksi +
untuk pekerja industri = 398,07 Ha
Sumber: Rahadyan, 2015

Halaman - 8

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
PROSES | MENGHITUNG GROWTH POTENTIAL PERMUKIMAN

Masing-masing
dari 15
Variabel
dianalisis jarak Variabel Rawan Bencana Masing-
masing
jangkauan
variabel
menggunakan ditentukan
tools Euclidean besar bobot
Distance pada pengaruhnya
software Arc-
GIS

Peta Growth Potential Permukiman


Menunjukkan kondisi semakin besar nilainya,
maka semakin besar pula potensi
Variabel Interchange Jalan TOL
berkembangnya lahan permukiman untuk
diarahkan pada titik tersebut; sebaliknya
Dst terhadap 13 variabel lainnya semakin kecil nilainya semakin kecil pula
perkembangan permukiman untuk diarahkan
pada titik tersebut.
Halaman - 9

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
PROSES | RUMUSAN PERHITUNGAN PREDIKSI PERKEMBANGAN PERMUKIMAN (CELLULAR AUTOMATA)

Overlay peta hasil


analisis Euclidean
Distance tiap variabel Kawasan Industri

1. Kebutuhan pekerja industri


109,87 Ha Bobot tiap Variabel
2. Kebutuhan permukiman tahun
2035 berdasarkan proyeksi Penentuan
penduduk 288,2 Ha Constraint
5m Analisis Variabel
5m Analisis Nilai Kawasan Ketetanggaan
dalam Pengembangan
Analisis Prediksi Permukiman
Kebutuhan Luas
Lahan Permukiman
Identifikasi Lahan
Permukiman Eksisting

Halaman - 10

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
HASIL| PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERMUKIMAN BERDASARKAN VARIABEL2NYA

Sawah
6.84 16.65

15.28
Tanah Ladang

Kebun
18.23
79.19 Semak Belukar

19.23 Permukiman

Lain-lain

Rata-Rata perkembangan
permukiman tiap Desa
78,37%

Halaman - 11

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
HASIL | KOMPARASI LUASAN PERKEMBANGAN LAHAN

Tahun 2035 Sawah


Ladang Permukiman Kebun Semak TOTAL BERUBAH Prosentase
(Ha) Irigasi
Ladang 27,26 0,01 6,85 0,00 0,03 34,15 6,89 20,16
Sawah Irigasi 0,02 1.501,89 297,52 0,00 0,06 1.799,49 297,60 16,54
Permukiman 0,00 0,09 550,45 0,00 0,02 550,56 0,11 0,02
Kebun 0,00 0,00 9,42 39,16 0,00 48,58 9,42 19,39
Semak 0,04 0,07 96,00 0,00 525,13 621,24 96,11 15,47
TOTAL 27,32 1.502,06 960,24 39,16 525,23 3.054,01 410,12
BARU 0,06 0,17 409,79 0,00 0,10
Prosentase 0,21 0,01 42,68 0,01 0,02

Dari tahun 2015 ke tahun 2035:


• Luas permukiman tetap menjadi permukiman adalah 550,45 Ha; menjadi sawah irigasi
0,09 Ha; menjadi permukiman 6,85 Ha; dan menjadi semak 0,02 Ha.
• Luas permukiman mengalami penambahan dari ladang sebesar 6,85 Ha; dari sawah
irigasi 297,52 Ha; dari kebun 9,42 Ha; dan dari semak 96 Ha.
• Luas lahan permukiman yang berubah tidak menjadi permukiman lagi adalah 0,11 Ha
atau 0,02%, sedangkan lahan permukiman baru bertambah sebesar 409,79 Ha atau
42,68%.

Halaman - 12

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
SASARAN II | PERUMUSAN SKENARIO PENGEMBANGAN LAHAN PERMUKIMAN

Halaman - 13

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
SKENARIO 1 | BERDASARKAN TINJAUAN SEMPADAN KAWASAN

Permen RI Nomor 41 Tahun 2007


Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/waduk/ danau/mata air/saluran pengairan/rel
kereta api dan daerah aman penerbangan

Buffer Pedoman S-01-2004 B


Jalan TOL Batas terluar dawasja sebesar 20 meter dari as jalan

Buffer Pedoman S-01-2004 B


Jalan Arteri Batas terluar dawasja sebesar 20 meter dari as jalan

Permen No 5 2008
Buffer Jalan
Lebar minimal garis sempadan kereta api adalah 20 meter untuk
Kereta Api
jalan kereta api lurus dan 23 meter untuk jalan belokan/lengkungan

Pedoman RI 38 2011 - Permen No 5 2008


Buffer
Sungai Garis sempadan sungai tidak bertanggul dengan kedalaman 3-20
meter adalah minimal 15 meter

Halaman - 14

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
SKENARIO 1 | BERDASARKAN TINJAUAN SEMPADAN KAWASAN

Rata-Rata
perkembangan
permukiman tiap
Desa 79,20%

Overlay
Peta Prediksi menggunakan
tools update
Perkembangan
Lahan Permukiman

Peta Constraint
Variabel Daerah
Sempadan

Halaman - 15

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
SKENARIO 2 | BERDASARKAN RENCANA PENGEMBANGAN INDUSTRI

Rata-Rata
perkembangan
permukiman
tiap Desa
tools buffer 121,19%

RTRW Kab. Jombang 2029


Rencana pengembangan industri skala sedang
dengan luas 181,66 Ha
Permen RI Nomor 35/Mind/Per/3/2010
tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri
Pembangunan industri berjarak minimal 2 Km
dari permukiman

Halaman - 16

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
SKENARIO 3 | BERDASARKAN ARAHAN LP2B KAWASAN

amanat UU No. 41
Tahun 2009 tentang
Penetapan Kawasan
Pertanian Pangan
Berkelanjutan

Perda Kabupaten Jombang No. 21


Tahun 2010, LP2B di Kab. Jombang adalah
40.676 Ha, dimana teridentifikasi pada
kawasan penelitian sebesar 1.320,75 Ha

Rata-Rata
Constraint Variabel perkembangan
LP2B Kawasan tiap Desa
72,85%
Halaman - 17

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
SKENARIO 4 | GABUNGAN VARIABEL CONSTRAINT

Rata-Rata
Peta Constraint
perkembangan tiap
Variabel Daerah
Sempadan Desa 122,05%

Peta Constraint
Variabel Industri
dan Sempadannya

Peta Constraint
Perlindungan
LP2B Kawasan

Overlay menggunakan
tools update

Peta Gabungan
Constraint Variabel

Halaman - 18

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
HASIL | KOMPARASI LUASAN (HA) LAHAN PERMUKIMAN

250

200

150

100

50

0
Bandar Banjars Barong Gonda Karang Kayen Mojoka Pucang Tinggar
Kedun ari Sawah ng Dagan mbang Simo
gmulyo an Manis gan
Skenario 1 (Ha) 2.22 9.6 129.55 79.85 0.79 90.42 7.36 96.91 7.29
Skenario 2 (Ha) 0.85 1.66 217.13 23.94 43.59 39.71 92.9 2.37 1.98
Skenario 3 (Ha) 8.12 18.79 76.84 80.63 2.99 100.2 5.07 116.45 15.11
Gabungan (Ha) 53.58 1.66 97.31 39.25 149.77 15.05 46.76 15.73 4.38
Δ Luas Rata-Rata (Ha) 16.19 7.93 130.21 55.92 49.29 61.35 38.02 57.87 7.19

Halaman - 19

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
HASIL | REKAPITULASI PERKEMBANGAN DAN SKENARIO PERMUKIMAN

Skenario 1 Skenario 2

Skenario 3 Skenario 4

Prediksi
Perkembangan

Halaman - 20

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
Sekian dan Terimakasih

Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi


Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan berbasis Sistem Informasi
Geografis dan Cellular Automata

Laboratorium Komputasi dan Analisa Perencanaan Keruangan


Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Pemodelan Penentuan Lahan
Pengganti LP2B (Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan) berdasarkan
proyeksi perubahan lahan pertanian
di Kabupaten Karanganyar
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi
Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan berbasis Sistem Informasi
Geografis dan Cellular Automata

Laboratorium Komputasi dan Analisa Perencanaan Keruangan


Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Wilayah:
Wilayah Kab Karanganyar

Ruang Lingkup Studi:


• Identifikasi target perubahan lahan 2017-2038
• Identifikasi Faktor penentu LP2B pengganti dan
faktor penyebab alih fungsi
• Konfirmasi melalui stakeholder
• Memodelkan dengan proyeksi 21 tahun
• Simulasi ditekankan pada perkembnangan lahan
terbangun

Ruang Lingkup Substansi:


• Dengan pendekatan Cellular automata dan
bantuan GIS
• Substansi penelitian berfokus pada aspek fisik dan
spasial
• Sejauh Kesesuaian potensial LP2B Pengganti
Kerangka
Teori
Penelitian
Kerangka
Metodologi
Penelitian
Bobot Faktor
Variabel Sub Variabel Bobot
Fisik Lingkungan Morfologi 0,171
(0,381) Jenis Tanah 0,212
Daerah Rawan Bencana 0,084
Curah Hujan 0,134
Kelerengan 0,127
Erosi 0,181
Ketinggian 0,090
Infrastruktur Dasar Sistem Irigasi 0,789
(0,372) Akses Jalan 0,211
Produktivitas (0,247) Intensitas pertanaman 0,177
Ketersedian air 0,570
Luasan Hamparan 0,253

Analisisi Kebutuhan
Analisis kebutuhan lahan 2017-2038 di Kabupaten Karanganyar
Kebutuhan Lahan
Target Kebutahan Lahan
Terbangun 2017- Target 2038 Cellsize 20x20
RTRW
2032
Industri 78,92 Ha Diasumsikan
pertumbuhan statis
Permukiman Buruh Permenperin Nomor 35 Tahun 2010
maka 2012,803
Industri 74,74 Ha Permen PU Nomor 41/PRT/ 2007
2012,803 Ha Ha/15(jumlah 70448 cell
Permen Perumahan Rakyat RI Nomor 10 Tahun 2012
tahun)*21 (tahun
Permukiman Penduduk RP4D Kabupaten (Keputusan Menteri Negara Perkim Nomor 09/KPTS/M/IX/1999 )
prediksi) =2817,9242
1859,143 Ha SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Ha / 28179242 m2
No Karakterisik Kelas KESESUAIAN BOBOT
Lahan S1 (1) S2 (2) S3 (3) N (4)
Fisik Lingkungan
1 Topografi/ Daratan Bergelombang Berbukit - 0,171
morfologi

Ketinggian 0 - 100 100 - 500 500 – 1000 >1000 0,090


Curah Hujan > 2000 1500 - 2000 1000 - 1500 < 1000 0,134
Kelerengan 0-2% 2 – 5% 5 – 15% > 15% 0,127
Jenis Tanah Aluvial kelabu, coklat, Grumusol kelabu tua dan Regosal all 0,212
grumusol, mediteran mediteran coklat kemerahan, kelabu
coklat, Litosol coklat, litosol coklat kemerahan, Aldosol (colomadu)
Andosol dan litosol
Bencana 25 25 - 50 50 – 75 >75cm 0,084
(Banjir, tanpa <7 7 – 14 >14hari
longsor)

sangat ringan ringan sedang berat


Erosi - Sangat ringan Ringan- Berat-sangat 0,181
sedang berat
Distance of Spatial Factor

1. Mendekati lokasi aktivitas industri 7.Mendekati jalan sekunder


4. Mendekati lokasi fasilitas umum

2. Mendekati lokasi permukiman 5. Mendekati Kawasan Pariwisata 8.Mendekati keterjangkauan jaringan listrik

3. Mendekati pusat perdagangan dan Jasa 9.Mendekati interchange TOL


6.Mendekati jalan utama
No Nama Zona Regulasi Alokasi Luas Constraint
Constraint
1 Sempadan RTRW Kab Karanganyar 2008-2029, Perda
mata air No.10 th 2012 tentang perlindungan mata air Sempadan mata air : 39 Ha
(200 m dari tepi muka air tertinggi)
2 Sempadan RTRW Kab Karanganyar 2008-2029,
waduk PERMEN PUPR No 28 th 2015 (50 m dari Kawasan Waduk : 224 Ha

PROSES 3 Sungai
tepi muka air tertinggi)
Pedoman RI 38 2011, Permen No 5 2008,
PERMEN PUPR No 28 th 2015, RTRW Kab Sempadan Sungai : 5730 Ha
Karanganyar 2008-2029
- Sempadan sungai tidak bertanggul
A. Menkonversi data peta jangkauan (Distance of spatial dengan kedalaman 3-20 m adalah
minimal 15m
Factor) masing-masing faktor menjadi nilai fuzzy. - Garis sempadan sungai besar tidak
bertanggul paling sedikit berjarak 100 m
- Garis sempadan sungai kecil tidak
Fuzzy yang digunakan monotically decreasing
bertanggul paling sedikit berjarak 50 m
4 Hutan PP RI NOMOR 45 TAHUN 2004 tentang
Lindung, perlindungan hutan, Peraturan Daerah Hutan Lindung : 6766 Ha
B. Melakukan overlay untuk memperoleh Suitability Maps Hutan Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 Hutan Produksi : 145 Ha
Produksi, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah KSA/KPA : 337 Ha
Kawasan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029,
Suaka Alam RTRW Kabupaten Karanganyar 2008-2029
/ Kawasan (30% dari luas kawasan)
Pelestarian
Alam
5 Jalan TOL Pedoman S-01-2004 B (Batas terluar dawasja
sebesar 20 meter dari as jalan) Sempadan Jalan Tol : 62 Ha
6 Jalan Arteri Pedoman S-01-2004 B (Batas terluar dawasja
sebesar 20 meter dari as jalan) Sempadan jalan Arteri : 365 Ha
7 Jalan Kereta Permen No 5 2008 (Lebar minimal garis
Api sempadan kereta api adalah 20 meter untuk Sempadan rel : 42 Ha
jalan kereta api lurus)
8 Jaringan Permen No 5 2008 (Sempadan SUTT 20m,
C. Menentukan Zona Constraint untuk membuat listrik SUTET 20m, SUTM 2.5m, SUTR 1.5m) Sempadan SUTT, SUTET, SUTM : 209
Ha
Peta Transisi (Transition Potential with Zoning) 9 Kawasan BPBP Kabupaten Karanganyar dalam upaya
rawan perlindungan kawasan rawan bencana alam Rawan banjir : 821 Ha
Bencana Rawan longsor : 2806 Ha
Constraint
PROSES
D. Membentuk
Neighborhood Filter

E. Menentukan Elastisitas elastisitas akan diasumsikan


Perubahan Lahan memiliki nilai yang sama dengan
nilai 0

F. Menentukan Transition Jenis landuse : Land Cover


Rules Cell Growth : 70448 satuan cell (20x20)
Transition Potential Maps : overlay faktor yang mempengaruhi pertumbuhan lahan
terbangun dan zoning constraint
Constraint Landuse :bencana, sempadan jalan TOL, sempadan jaringan listrik,
sempadan jalan kereta api, sempadan sungai, sempadan
danau, sempadan mata air, sempadan jaringan jalan primer,
kawasan peruntukan hutan
Elasticity :0
SIMULASI
LANDUSE
2038
Perubahan Penggunaan Lahan 2017-2038
30000

20000

Luas
10000

Matrix 0
Sawah Hutan
Lindun
Hutan
Produk
KSA/KP
A
Perkeb
unan/K
Sawah
Tadah
Semak
Sempa Tanah Tegala Waduk Lahan Padang
Belukar
dan Kosong n/Lada Terban Rumpu
g si ebun Hujan Sungai /Gund ng gun t

Perubahan Lahan Waduk

2768.8
ul
Luas 2017 28261.4 6764.96 145.438 336.997 6641.5 989.588 2769.22 412.273 10.607 10663.4 223.064 22935.3 108.925
Luas 2038 25846.7 6764.96 145.438 336.997 6582.44 990.08 412.04 8.76 10375.2 223.064 25714.7 93.56

Prediksi Penggunaan Lahan 2017 (menggunakan penggunaan lahan tahun 2007)


PL Sawah Hutan Lindung
Hutan Produksi
KSA/KPA Perkebunan/Kebun
Sawah lahan
Semak
basahBelukar
SempadanTanah
SungaiKosong/Gundul
danTegalan/Ladang
Waduk Waduk Lahan TerbangunPadang Rumput
Jumlah
Sawah 25840.4 2441.36 28281.76
Kondisi Eksisisting penggunaan lahan 2017

Hutan Lindung 6766.4 6766.4


Hutan Produksi 145.68 145.68
KSA/KPA 336.96 336.96
Perkebunan/Kebun 6580.44 63.4 6643.84
Sawah lahan basah 990.08 990.08
Semak Belukar 2768.8 1.44 2770.24
Sempadan Sungai dan Waduk 412.04 412.04
Tanah Kosong/Gundul 8.76 1.52 10.28
Tegalan/Ladang 10375.2 295.92 10671.12
Waduk 223.28 223.28
Lahan Terbangun 22896.76 22896.76
Padang Rumput 14.28 93.56 107.84
Jumlah 25840.4 6766.4 145.68 336.96 6580.44 990.08 2768.8 412.04 8.76 10375.2 223.28 25714.68 93.56 80256.28
Validasi Model
Kebutuhan lahan terbangun sebesar 26038 unit cell 20m
x 20m atau setara 1041,52 Ha.
Diperoleh kecocokan data antara tahun 2017 simulasi
dengan tahun 2017 eksisting sebesar 96,51%.
Menentukan kesesuaian lahan potensial LP2B pengganti berdasarkan prediksi pertumbuhan lahan
Kesesuiaan LP2B Pengganti

11%

S1
53% S2
36%

Kelas Kesesuaian
LP2B
Estimasi Penurunan LP2B

Grafik penurunan Rencana LP2B


3000.00

2500.00

2000.00

1500.00

1000.00

500.00

0.00
Tawangman Karangpanda
Jatipuro Jatiyoso Jumapolo Jumantono Matesih Ngargoyoso Karanganyar Tasikmadu Jaten Colomadu Gondangrejo Kebakkramat Mojogedang Kerjo Jenawi
gu n
Rencana LP2B 1599.69 929.73 2403.80 2720.82 1307.73 781.98 662.38 1625.45 1666.02 1333.59 650.85 392.00 725.98 2038.18 2807.83 1145.22 333.60
LP2B 2017 1581.15 922.66 2373.18 2590.63 1259.68 751.74 613.14 1521.31 1398.85 1304.91 623.02 324.04 657.66 2005.85 2727.29 1120.55 333.45
LP2B 2038 1581.151623 922.658189 2373.17733 2581.954693 1259.684569 751.742698 613.142495 1462.393496 1232.956866 1118.885197 480.794371 304.031963 586.962765 1685.439379 2663.338371 1089.052712 333.447274
Menentukan kesesuaian LP2B
Pengganti Berdasarkan proyeksi
pertumbuhan lahan tahun 2038

kebutuhan LP2B mencapai 2084.05 Ha,


maka alternatif pada kelas kesesuaian
S1 dengan luas total 1487.77 Ha
Alternatif kurangnya sebesar 596,28 Ha
dapat dialokasikan pada lahan dengan
kelas kesesuaian S2.
Validasi Model Kesesuaian
No Keterangan Koordinat Kondisi Lapangan
1 S1 (Sangat 492,899.429
Sesuai) 9,159,793.474 (Kec
Karanganyar)

2 S2 (Cukup 483,582.166
Sesuai) 9,171,655.184 (Kec
Gondang rejo)

3 S3 (Sesuai 517,572.920
Marjinal) 9,152,327.010 (Kec
Tawangmangu)
Sekian dan Terimakasih

Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi


Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan berbasis Sistem Informasi
Geografis dan Cellular Automata

Laboratorium Komputasi dan Analisa Perencanaan Keruangan


Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai