Anda di halaman 1dari 72

ANALISIS BALOK GIRDER JEMBATAN

DATA JEMBATAN SPESIFIC GRAVITY


Uraian Notasi Dimensi Berat
Jenis Bahan
Panjang balok prategang L 30.00 m kN/m3
Berat balok prategang W balok 960.0 kN Beton bertulang wc = 25.00
Jarak antara balok prategang s 1.85 m Beton prategang wc = 25.50
Tebal plat lantai jembatan ho 0.2 m Beton wc = 24.00
Tebal aspal ha 0.05 Aspal waspal = 22.00
m
Air hujan wair = 9.80
DIMENSI BALOK PRESTRESS
Lebar Tebal
Kode Kode
(m) (m)
b1 0.45 h1 0.07
b2 0.55 h2 0.055
b3 0.19 h3 0.075
b4 0.18 h4 1.25
b5 0.24 h5 0.1
b6 0.65 h6 0.225
h 1.60

BETON GIRDER PRATEGANG

Mutu beton gider prestress : K- 500


41.5 MPa
Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K / 10 =
Modulus elastik beton, Ec = 4700 * √ fc' = 30277.632 MPa
Angka poisson, υ= 0.15
Modulus geser, G = Ec / [2*(1 + υ)] = 13164.188 MPa
Koefisien muai panjang untuk beton, α = 1.0.E-05 /⁰C
Kuat tekan beton pada keadaan awal (saat transfer), fci' = 0.80 * fc' = 33.200 MPa
Tegangan ijin beton saat penarikan : Tegangan ijin tekan, 0.60 * fci'= 19.920 MPa
Tegangan ijin tarik, 0.50 * √fci' = 2.232 MPa
Tegangan ijin beton pada keadaan akhir : Tegangan ijin tekan, 0.45 * fc' = 18.675 MPa
Tegangan ijin tarik, 0.50 * √fc '= 3.221 MPa
BETON SLAB LANTAI JEMBATAN
Mutu beton : K - 350
Kuat tekan beton fc' = 0.83 * K / 10 = 29.05 MPa
Modulus elastik Ec = 4700 * √ fc' = 25332.084 MPa
Angka poisson υ= 0.2
Modulus geser G = Ec / [2*(1 + υ)] = 10555.035
MPa
Koefisien muai panjang untuk beton, α = 1.00E-05
/°C

DATA STRANDS CABLE - STANDARD VSL


Jenis strands Uncoated 7 wire super strands ASTM A-416 GRADE 270
Tegangan lebih strand fpy = 1675 MPa
Kuat tarik strand fpu = 1860 MPa
Diameter nominal strands 12.7 mm (=1/2")
Luas tampang nominal satu strands Ast = 98.7 mm 2

Beban putus minimal satu strands Pbs = 183.7 kN (100% UTS)


Jumlah kawat untaian (strands cable) 15 Kawat untaian / tendon
Diameter selubung ideal 82.5 mm
Luas tampang strands 1481 mm2
Beban putus satu tendon Pb1 = 2756 kN (100% UTS)
Modulus elastis strands Es = 193000 MPa
Tipe dongkrak VSL 19
BAJA TULANGAN
Untuk baja tulangan dengan Ø > 12 mm : U- 39
Tegangan leleh baja, fy = U * 10 = 390 MPa
Untuk baja tulangan dengan ≤Ø12 mm : U- 24
Tegangan leleh baja, fy = U * 10 = 240 MPa
1. PENENTUAN LEBAR EFEKTIF PLAT
Lebar efektif plat (Be) diambil
nilai terkecil dari :
L/4 = 7.5 m
s= 1.85 m
12 * ho = 2.4 m
Diambil lebar efektif plat lantai, Be = 1.85 m
Kuat tekan beton plat, fc'(plat)= 0,83 * K(plat) = 29.050 MPa
Kuat tekan beton balok, fc'(balok)= 0,83 * K(balok) = 41.500 MPa
Modulus elastik plat beton Eplat= 4700 √ fc' (plat) = 25332.084 MPa
1.5
Modulus elastik balok beton prategang, Ebalok = 0,043 * (wc)* √ fc' (balok) = 35669.973 MPa
Nilai perbandingan modulus elastik plat dan balok, n = Eplat /Ebalok = 0.710
Jadi lebar pengganti beton plat lantai jembatan, Beff = n * Be = 1.314 m
Untuk menghindari hambatan dan kesulitan pada saat pengangkutan, maka balok prategang dibuat
dalam bentuk segmental, dengan berat per-segmen maksimum 80 kN sehingga dapat diangkut dengan
truck kapasitas 80 kN, kemudian segmen-segmen balok tersebut disambung di lokasi jembatan.
2. SECTION PROPERTIES BALOK PRATEGANG

Dimensi Luas Jarak thd Statis Inersia Inersia


Lebar Tinggi Tampang alas Momen Momen Momen
No
b h A y A*y A * y2 Io
(m) (m) 2
(m ) (m) 3
(m ) 4
(m ) (m4)
1 0.45 0.07 0.03150 1.57 0.04930 0.07715 1.286E-05
2 0.55 0.055 0.03025 1.50 0.04545 0.06829 0.00001
3 0.19 0.075 0.01388 1.45 0.02012 0.02917 0.00000
4 0.18 1.25 0.22500 0.85 0.19125 0.16256 0.02930
5 0.24 0.1 0.02350 0.26 0.00607 0.00157 0.00001
6 0.65 0.225 0.14625 0.11 0.01645 0.00185 0.00062
Total : 0.47038 0.32864 0.34059 0.02995

m Tinggi total balok prategang : h= 1.60 ho = 0.2 m


2 Luas penampang balok prategang : A= 0.47038 Beff = 1.314
m m
Letak titik berat : yb = ΣA*y / ΣA 0.69868 ya = h - y b = 0.90132
m m
=

Momen inersia terhadap alas balok : l = ΣA*y2 + Σl = 0.37055 m4


b 0
Momen inersia terhadap titik berat balok : l = l - ΣA * y 2 = 0.1409316 4
x b b
m
Tahanan momen sisi atas : Wa = lx / ya = 0.1563611
3
Tahanan momen sisi bawah : Wb = lx / yb = 0.2017117 m
3
m
3. SECTION PROPERTIES BALOK KOMPOSIT

Dimensi Luas Jarak thd Statis Inersia Inersia


Lebar Tinggi Tampang alas Momen Momen Momen
No
b h Ac y Ac * y A * y2 Ico
c
(m) (m) 2
(m ) (m) 3
(m ) (m ) 4
(m4)
0 1.314 0.2 0.2627664 1.7 0.4467029 0.759395 0.0008759
1 0.45 0.07 0.03150 1.56500 0.04930 0.07715 0.00001
2 0.55 0.055 0.03025 1.50250 0.04545 0.06829 0.00001
3 0.19 0.075 0.01388 1.45000 0.02012 0.02917 0.00000
4 0.18 1.25 0.22500 0.85000 0.19125 0.16256 0.02930
5 0.24 0.1 0.02350 0.25833 0.00607 0.00157 0.00001
6 0.65 0.225 0.14625 0.11250 0.01645 0.00185 0.00062
Total : 0.73314 0.77534 1.09999 0.03083

Tinggi total balok Composit : hc = 1.80 m


Luas penampang balok Composit : Ac = 0.73314 m2
Letak titik berat : ybc = ΣAc*y / ΣAc = 1.0575637 m
yac = hc - yoc = 0.742
m
4 4 3 3 3
m m Momen
m m minersia terhadap alas balok : l = Σa * y2 + Σ l = 1.13082
bc c co
Momen inesia terhadap titik berat balok composit : l=l-A*y2= 0.31084
xc bc C bc
Tahanan momen sisi atas plat : Wac = lxc / yac = 0.4186774
Tahanan momen sisi atas balok : W'ac = lxc/(yac -ho) = 0.5730467
Tahanan momen sisi bawah balok : Wbc = lxc/ybc = 0.2939221
4. PEMBEBANAN BALOK PRATEGANG

4.1. BERAT SENDIRI (MS)


4.1.1. BERAT DIAFRAGMA

Ukuran diafragma : Tebal = m Lebar = 1.67 m Tinggi = 1.25 m


Berat 1 buah diafragma, W= kN
Jumlah diafragma, n= 0.2 bh
Panjang bentang, L= 10.4375 m
Jarak diafragma : X3 7 m (dari tengah
= X2 30.00 m bentang) (dari
= X1 15 m tengah bentang)
= 10 m (dari tengah
X0 = 5 bentang)
0 (dari tengah bentang)

Momen maks di tengah bentang L, Mmax = (1/2*n*X4 - X3 - X2 -X1) * 391.40625 kNm


W = Berat diafragma ekivalen, Qdiafragma = 8 * 3.4791667 kNm
Mmax/L2 =

4.1.2. BERAT BALOK PRATEGANG

Panjang balok prategang, L= 30.00 m


Berat balok prategang + 10% Wbalok = 1.10 * A * L * 395.82056 kN
Wc = Qbalok = Wbalok / L = 13.19402 kN/m
4.1.3. GAYA GESER DAN MOMEN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS)

Beban, QMS = A * W (kN/m) Panjang benteng, L= 30.00 m


Gaya geser, VMS = 1/2 * QMS * L (kN)
2
Momen MMS = 1/8 * QMS * L (kN/m)

Lebar Tebal Luas Berat sat Beban Geser Momen


No Jenis beban berat sendiri b h A w QMS VMS MMS
(m) (m) (m2) (kN/m3) (kN/m) (kN) (kNm)
1 Balok prategang 0.47038 25.50 11.99 179.92 1349.39
2 Plat lantai 1.85 0.2 0.37 25.00 9.25 138.75 1040.625
3 Deck Slab 1.4 0.07 0.098 25.00 2.45 36.75 275.625
4 Diafragma 3.4791667 52.1875 391.40625
Total : 27.17 407.61 3057.04
4.2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)
Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh bahan yang menimbulkan suatu beban
pada grider jembatan yang merupakan elemen non-struktural, dan mungkin besarnya berubah selama umur
jembatan Girder jembatan direncanakan mampu memikul beban mati tambahan berupa :
a. Aspal beton setebal 50 mm untuk pelapisan kembali kemudian hari ( overlay )
b. Genangan air hujan setinggi 25 mm apabila saluran drainase tidak bekerja dengan baik
Beban, QMA = A * W kN/m Panjang bentang L= 30.00 m
Gaya geser, VMA = 1/2 * QMS * L kN
2
Momen, MMA = 1/8 * QMS * L kNm
Lebar Tebal Luas Berat sat Beban Geser Momen
No Jenis beban berat sendiri b h A w QMA VMA MMA
(m) (m) (m2) (kN/m3) (kN/m) (kN) (kNm)
1 Aspal beton 1.85 0.05 0.0925 22.00 2.035 30.525 228.9375
2 Air hujan 1.85 0.025 0.04625 9.80 0.45325 6.79875 50.990625
Total : 2.48825 37.32375 279.92813
4.3. BEBAN LAJUR "D" (TD)
Beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi merata ( Uniformly Distributed Load ), UDL dan beban garis ( Knife Edge Load ),
KEL seperti terlihat pada gambar. UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya tergantung pada panjang total L
yang dibebani dan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
q = 8.0 kPa untuk L ≤ 30
m q = 8.0 *(0.5 + 15 / L) kPa untuk L > 30
m
KEL mempunyai intensitas, p 44 Kn/m
=
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut
: DLA = 0.4 untuk L ≤ 50 m
DLA = 0.4 - 0.0025*(L - 50) untuk 50 < L < 90 m
DLA = 0.3 untuk L ≥ 90 m
Panjang balok : L= 30.00 m Jarak antara balok prategang, s = 1.85 m
Beban merata : q = 8.0 *(0.5 + 15/L ) = 8 kPa
Beban merata pada balok : QTD =q * s = 14.8 kN/m
Beban garis : p= 44 kN/m
Faktor beban dinamis, DLA = 0.4
Beban terpusat pada balok : PTD = (1+ DLA) * p * s = 113.96 kN
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat beban lajur "D" :
VTD = 1/2 * QTD * L + 1/2 * PTD = 278.98 kN
2
MTD = 1/8 * QTD * L + 1/4 * PTD * L = 2519.7 kNm
4.4. GAYA REM (TB)

Pengaruh pengereman dari lalulintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang, dan dianggap bekerja
pada jarak 1.80 m di atas permukaan lantai jembatan. Besarnya gaya rem arah memanjang jembatan
tergantung panjang total jembatan (L t) sebagai berikut :
Gaya rem, HTB = 250 kN untuk Lt ≤ 80 m
Gaya rem, HTB = 250 + 2.5*(Lt - 80) kN untuk 80 < Lt < 180
m Gaya rem, HTB = 500 kN untuk Lt ≥ 180 m

Panjang balok : L= 30.00 m Jarak antara balok prategang, s = 1.85 m


Gaya rem, HTB 250 kN Jumlah balok prategang n balok = 5
= Gaya rem untuk Lt ≤ 80 m TTB = HTB / nbalok = 50 kN
:
Gaya rem, TTB = 5 % beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis,
QTD = q * s = 14.8 kN/m PTD= p*s = 81.4 kN
TTB = 0.05 * (QTD* L + PTD) = 26.27 kN
< HTB / nbalok
Diambil gaya rem, TTB = kN Lengan50
thd. Titik
berat balok, y = 1.80 + ho + ha + yac = 2.592 m
Beban momen akibat gaya rem, M = TTB * y = 129.62182 kNm
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem
: VTB = M / L = 4.3207272 kN
MTB = 1/2 * M = 64.810908 kNm

4.5. BEBAN ANGIN (EW)

1.2
Beban garis merata tambahan arah horizontal pada permukaan lantai jembatan akibat angin yang meniup
35
EW w w
1.764
kendaraan di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus : T = 0.0012*C *(V )2 kN/m dengan,
CW = Koefisin seret =
VW = Kecepatan angin rencana = m/det
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 = kN/m
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi 2 m di atas lantai jembatan.
h= 2 m Jarak antara roda kendaraan. x= 1.75 m
Transfer beban angin ke lantai jembatan. QEW = [ 1/2*h / x * 1.008 kN/m
TEW] = Panjang balok. L= 30.00 m

Gaya geser dan momen maksimum akibat beban angin


: VEW = 1/2 * QEW * L = 15.12 kN
MEW = 1/8 * QEW * L2 = 113.4 kNm
4.6. BEBAN GEMPA (EQ)

Gaya gempa vertikal pada balok prategangn dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal ke bawah minimal sebesar
0.10'g ( g = percepatan gravitasi ) atau dapat diambil 50% koefisien gempa horisontal statik ekivalen.
Koefisien beban gempa horisontal : Kh = C * S
Kh = Koefisien beban gempa horisontal,
C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah setempat.
S = Faktor tipe struktur yang berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa (daktitas) dari struktur.
Waktu getar struktur dihitung dengan rumus : T = 2 * π * √ [Wt / (g *
Kp)] Wt= Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
Kp = Kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan satuan satuan
lendutan. g = percepatan grafitasi bumi 9.81 g = m/det2
Gaya gempa vertikal rencana : TEQ = KW * Wt
Wt = Berat total struktur yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan = PMB + PMA
Berat sendiri QMB = 27.17 kN/m Beban mati tambahan QMA = 2.48825 kN/m
Panjang bentang balok L= 30.00 m
Wt = (QMS + QMA) * L = 889.86 kN
Momen inersia balok prategangn lxc = 0.31084 m
4

Modulus elastik, Ec = 35669.973 MPa Ec 35669973 kPa


= Kekakuan balok prategang Kp= 48 * Ec * lxc/ L3 = 19711.468 kN/m
Waktu getar, T = 2 * π * √ [ Wt/(g * Kp) ] 0.4262325 detik
= C= 0.0817
Untuk lokasi di wilayah gempa 6 di atas tanah lunak, dari kurva diperoleh koefisien geser dasar
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton prategangn penuh S = 1.3 *
F dengan, F = 1.25 - 0.025 * n dan F harus diambil ≥ 1
F = Faktor perangkaan, n = jumlah sandi plastis yang menahan deformasi arah
lateral. Untuk, n =1 maka : F = 1.25 - 0.025 * n = 1.225
Faktor tipe struktur S = 1.3 * F = 1.5925
Koefisien beban gempa horisontal, Kh = C * S = 0.1301073
Koefisien beban gempa vertikal, Kv = 50% * kh = 0.0650536 < 0.10
Diambil, Kv = 0.10
Gaya gempa vertikal, TEQ = Kv * Wt =88.985938 kN
Beban gempa vertikal, QEQ = TEQ / L =2.9661979 kN/m

Gaya geser dan momen maksimum akibat beban


angin : VEQ = 1/2 * QEQ * L =44.492969 kN
MEQ = 1/8 * QEQ * L 2= 333.69727 kN
4.7. RESUME MOMEN DAN GAYA GESER PADA BALOK

Kode Q P M
No Jenis Beban Keterangan
beban (kN/m) (kN) (kNm)
1 Berat balok prategangn balok 11.99 - - Beban merata, Qbalok
2 Berat plat plat 9.25 - - Beban merata, Qplat
3 Berat sendiri MS 27.17 - - Beban merata, QMS
4 Mati tambahan MA 2.48825 - - Beban merata, QMA
5 Lajur "D" TD 14.8 113.96 - Beban merata, QMA dan terpusat, PTD
6 Gaya rem TB - - 129.62182 Beban merata,MTB
7 Angin EW 1.008 - - Beban merata,QTB
8 Gempa EQ 2.9661979 - - Beban merata,QEQ

Panjang bentang balok, L= 30.00 m


No Jenis Beban Persamaan Momen Persamaan Gaya geser
2
1 Berat sendiri (MS) Mx = 1/2* QMS* (L*X - X ) Vx = QMS* (L/2 - X)
2
2 Mati tambahan (MA) Mx = 1/2* QMA* (L*X - X ) Vx = QMA* (L/2 - X)
2
3 Lajur "D" (TD) Mx = 1/2* QTD* (L*X - X ) + 1/2*PTD*X Vx = QTD* (L/2 - X) + 1/2*PTD
4 Gaya rem (TB) Mx = X/L* MTB Vx = MTB / L
2
5 Angin (EW) Mx = 1/2* QEW*(L*X-X Vx = QEW* (L/2 - X)
3
6 Gempa (EQ) Mx = 1/2* QEQ*(L*X-X Vx = QEQ* (L/2 - X)
2
Momen maksimum akibat berat balok, Mbalok = 1/8* Qbalok*L = 1484.33 kNm
2
Momen maksimum akibat berat plat, Mplat = 1/8*Qplat*L = 1040.625 kNm
4.7.1. MOMEN PADA BALOK PRATEGANG

Jarak Momen pada balok pratategang akibat beban KOMB.I KOMB.II KOMB.III KOMB.IV
Berat Berat sen Mati tamb Lajur "D" Rem Angin Gempa MS+MA+ MS+MA+ MS+MA+ MS+MA+
X balok MS MA TD TB EW EQ TD+TB TD+EW TD+TB+EW EQ
(m) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1.25 215.53 488.28 44.71 337.16 5.40 18.11 53.30 875.55 888.26 893.66 586.29
2.50 412.31 934.10 85.53 651.20 10.80 34.65 101.96 1681.63 1705.48 1716.28 1121.59
3.75 590.36 1337.46 122.47 942.11 16.20 49.61 145.99 2418.24 2451.65 2467.85 1605.92
5.00 749.66 1698.36 155.52 1209.90 21.60 63.00 185.39 3085.38 3126.77 3148.38 2039.26
6.25 890.22 2016.80 184.67 1454.56 27.00 74.81 220.15 3683.04 3730.85 3757.85 2421.62
7.50 1012.04 2292.78 209.95 1676.10 32.41 85.05 250.27 4211.23 4263.88 4296.28 2753.00
8.75 1115.12 2526.31 231.33 1874.51 37.81 93.71 275.76 4669.96 4725.86 4763.67 3033.40
10.00 1199.46 2717.37 248.83 2049.80 43.21 100.80 296.62 5059.21 5116.80 5160.01 3262.82
11.25 1265.05 2865.98 262.43 2201.96 48.61 106.31 312.84 5378.98 5436.69 5485.30 3441.25
12.50 1311.91 2972.13 272.15 2331.00 54.01 110.25 324.43 5629.29 5685.53 5739.54 3568.71
13.75 1340.02 3035.82 277.98 2436.91 59.41 112.61 331.38 5810.12 5863.32 5922.73 3645.18
15.00 1349.39 3057.04 279.93 2519.70 64.81 113.40 333.70 5921.48 5970.07 6034.88 3670.67
4.7.2. GAYA GESER PADA BALOK PRATEGANG

Jarak Momen pada balok pratategang akibat beban KOMB.I KOMB.II KOMB.III KOMB.IV
Berat Berat sen Mati tamb Lajur "D" Rem Angin Gempa MS+MA+ MS+MA+ MS+MA+ MS+MA+
X balok MS MA TD TB EW EQ TD+TB TD+EW TD+TB+EW EQ
(m) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
0.00 179.92 407.61 37.32 278.98 4.32 15.12 44.49 728.23 739.03 743.35 489.42
1.25 164.93 373.64 34.21 260.48 4.32 13.86 40.79 672.65 682.19 686.51 448.64
2.50 149.93 339.67 31.10 241.98 4.32 12.60 37.08 617.08 625.35 629.68 407.85
3.75 134.94 305.70 27.99 223.48 4.32 11.34 33.37 561.50 568.52 572.84 367.07
5.00 119.95 271.74 24.88 204.98 4.32 10.08 29.66 505.92 511.68 516.00 326.28
6.25 104.95 237.77 21.77 186.48 4.32 8.82 25.95 450.34 454.84 459.16 285.50
7.50 89.96 203.80 18.66 167.98 4.32 7.56 22.25 394.77 398.00 402.33 244.71
8.75 74.97 169.84 15.55 149.48 4.32 6.30 18.54 339.19 341.17 345.49 203.93
10.00 59.97 135.87 12.44 130.98 4.32 5.04 14.83 283.61 284.33 288.65 163.14
11.25 44.98 101.90 9.33 112.48 4.32 3.78 11.12 228.03 227.49 231.81 122.36
12.50 29.99 67.93 6.22 93.98 4.32 2.52 7.42 172.46 170.65 174.98 81.57
13.75 14.99 33.97 3.11 75.48 4.32 1.26 3.71 116.88 113.82 118.14 40.79
15.00 0.00 0.00 0.00 56.98 4.32 0.00 0.00 61.30 56.98 61.30 0.00
Diagram Momen Balok Prategang
18000
16000
14000
12000
Axis Title

10000
8000
KOMB_1
6000 KOMB_2 KOMB_3 KOMB_4
4000
2000
0

013456891011131415

Diagram Gaya Geser Balok Prategang


800

700
Axis Title

600
KOMB.I

400
500 KOMB.II

300 KOMB.III
KOMB.IV
200

100

-
0 1 3 4 5 6 8 9 10 11 13 14 15
5.1. KONDISI AWAL (SAAT TRANSFER)

Mutu beton, K - Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K * 100 41500 kPa
500 = 33200
Kuat tekan beton pada kondisi awal (saat transfer) fci' = 0.80 * fc' 0.47038 kPa
3 3
= Section properties, Wa = 0.1563611 m Wb = 0.2017117 m A m
2

Ditetapkan jarak titik berat tendon terhadap alas balok, Za 0.19 m


= Eksentrisitas tendon, es = yb - za 0.509 m
= 1484.33
kNm
Momen akibat berat sendiri balok, (Persamaan 1)
(Persamaan 2)
Mbalok =
Tegangan di serat atas, 0 = - Pt / A - Pt * es / Wa + Mbalok /Wa
8421.2151
kN kN kN
Tegangan di serat bawah, 0.6 *fci' = - Pt / A - Pt * es / Wb + Mbalok
5869.1899
/Wb Besarnya gaya prategang awal,
5869.1899
Dari persamaan (1) : Pt = Mbalok / (es - Wa / A
)=
Dari persamaan (2) : Pt = [0.60 * fci' * Wb + Mbalok ]/ (Wb/ A +
es) = diambil besarnya gaya prategang
Pt
=
5.2. KONDISI AKHIR

Digunakan kabel terdiri dari beberapa kawat baja untaian "Stands cable" standar VSL, dengan data sbb :
Jenis strands Uncoated 7 wire super strands ASTM A-416 GRADE 270
Tegangan lebih strand fpy = 1.68E+06 kPa
Kuat tarik strand fpu = 1.86E+06 kPa
Diameter nominal strands 0.0127 m (=1/2")
Luas tampang nominal satu strands Ast = 0.00010 2
m
Beban putus minimal satu strands Pbs = 183.7 kN (100% UTS)
Jumlah kawat untaian (strands cable) 15 Kawat untaian / tendon
Diameter selubung ideal 82.5 mm
Luas tampang strands 0.00148 2
m
Beban putus satu tendon Pb1 = 2756 kN (100% UTS)
Modulus elastis strands Es = 1.93E+08 kPa
Tipe dongkrak VSL 19
5869.1899
Gaya prategang awal : Pt1 = kN
2756
Beban putus satu tendon : Pb1 =
183.7 kN
Beban putus minimal satu strand : Pbs = kN
Gaya prategang saat jacking : Pj = Pt1 / 0.85 persamaan (1)
Pj = 0.80 * Pb1 * nt persamaan
(2) Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh jumlah tendon yang diperlukan :
nt = Pt1 / (0.85*0.80*Pb1) = 3.132 tendon
Diambil jumlah tendon, nt = 5 tendon
Posisi tendon :
ns1 = 3 Tendon 15 strands / tendon = 45 Strands dg. Selubung tendon = 82.5 mm
ns2= 1 Tendon 15 strands / tendon = 15 Strands dg. Selubung tendon = 82.5 mm
ns3 = 1 Tendon 15 strands / tendon = 15 Strands dg. Selubung tendon = 82.5 mm
ns3= 5 Tendon Jumlah strands ns 75 strands
=
Persentase tegangan leleh yang timbul pada baja )% Jacking Force)
: po = Pt1 / (0.85 * ns * Pbs) =50.117% % < 80 % (OK)
Gaya prategang yang terjadi akibat jacking : Pj = po * ns * Pbs =6904.9293 kN
Diperkirakan kehilangan tegangan (loss of presteress) = 30%
Gaya prategang akhir setelah kehilangan tegangan (loss of prestress) sebesar 30% :
Peff = 70% * Pj = 4833.4505 kN
5.3. PEMBESIAN BALOK PRATEGANG
Tulang arah memanjang digunakan besi diameter D - 12 mm
2
2
As = π / 4 *D = 113.09734 mm = 0.0001131 2
m
Luas tampang bagian bawah : A bawah = 0.18775
2
Luas tulangan bagian bawah : A bawah = 0,5% * A bawah = 0.0009388 m
Jumlah tulangan = As bawah / ( π/4 *D2 ) 8.3003724 m2
= buah
Digunakan : 10 12 OK

D
Luas tampang bagian atas : A atas = 0.089125 2
m
Luas tulangan bagian atas : A atas = 0,5% * A atas = 0.0004456
2
m
Jumlah tulangan = A s atas / ( π/4 *D2 ) = 3.9401901
buah
Digunakan : 6 D 12 OK

Luas tampang bagian badan : A badan = 0.225 m2


Luas tulangan susut memanjang bagian badan : A badan = 0,5% * A atas = 0.001125 2
m
Jumlah tulangan = As badan / ( π/4 *D2 ) 9.9471839
buah
=
Digunakan : 12 12 OK

D
5.4 POSISI TENDON

5.4. POSISI TENDON DI TENGAH BENTANG


Diambil jarak dari alas balok ke as baris tendon ke-1 a= 0.10 m
:
Jumlah tendon baris ke-1 : n1 = 3 tendon 15 strands = 45 strands
Jumlah tendon baris ke-2 : n2 = 1 tendon 15 strands = 15 strands
Jumlah tendon baris ke-3 : n3 = 1 tendon 15 strands = 15 strands
jumlah strands, ns = 75 strands
Eksentrisitas, es = 0.509 m
zo = yb - es = 0.19000 m
yd = jarak vertikal antara as ke as tendon.
Momen statis tendon terhadap alas :
ns * zo = n1 * a + n2 * (a + yd) + n3 * (a + 2 * yd)
yd = ns * (zo - a) / ( n2 + 2 * n3 ) = 0.15 m digunakan yd = 0.14 m
Diameter selubung beton, d1 = 0.0825 m d2 = 0.0825 m
Diameter selubung tendon rata-rata, d = 1/2 ( d1 + d2 ) = 0.0825 m
Jarak bersih vertikal antara selubung tendon, yd - d = 0.0575 m
> 25 mm OK

5.4. POSISI TENDON DI TUMPUAN

Diambil jarak dari alas balok ke as baris tendon ke-1 : a= 0.30 m


Jumlah tendon baris ke-1 : n1 = 1 tendon 15 strands = 15 strands
Jumlah tendon baris ke-2 : n2 = 1 tendon 15 strands = 15 strands
Jumlah tendon baris ke-3 : n3 = 1 tendon 15 strands = 15 strands
Jumlah tendon baris ke-2 : n4 = 1 tendon 15 strands = 15 strands
Jumlah tendon baris ke-3 : n5 = 1 tendon 15 strands = 15 strands
jumlah strands, ns = 75 strands
ye = Letak titik berat tendon terhadap pusat tendon terbawah
Letak titik berat penampang balok terhadap alas, yb = 0.69868 m
Momen statis tendon terhadap pusat tendon terbawah :
ni yd' ni * yd' Σni * yd' = ns * ye
15 1 15 ye / yd' = [ Σni*yd' / yd' ] / ns = 2.00
15 2 30 ye = yb - a = 0.40 m
15 3 45 yd' = ye / [ ye / yd' ] = 0.199 m
15 4 60 0.699 m
zo = a + ye = yb =
Σni*yd' / yd' = 150

5.4. EKSENTRISITAS MASING-MASING TENDON


Nomor Posisi Tendon di Tumpuan Zi' Nomor Posisi Tendon di Tengah Bentan Zi' fi = Zi' - Zi
Tendon x= 0.00 m (m) Tendon x= 20.00 m (m) (m)
1 Z1' = a + 4 * yd' 1.097 1 Z1' = a + 2 * yd' 0.380 0.72
2 Z2' = a + 3 * yd' 0.898 2 Z2' = a + yd' 0.240 0.66
3 Z3' = a + 2 * yd' 0.699 3 Z3' = a 0.100 0.60
4 Z4' = a + yd' 0.499 4 Z4' = a 0.100 0.40
5 Z5' = a 0.300 5 Z5' = a 0.100 0.20
5.5 LINTASAN INTI TENDON (CABLE)

Panjang balok L= 30.00 m Eksentrisitas, es 0.509 m


=
Persamaan lintasan tendon Y = 4 * f * X / L2 * (L - X) dengan, f = es

X Y X Y X Y X Y X Y
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
-0.25 -0.017 10.00 0.452 21.00 0.427
0.00 0.000 11.00 0.473 22.00 0.398
1.00 0.066 12.00 0.488 23.00 0.364
2.00 0.127 13.00 0.500 24.00 0.326
3.00 0.183 14.00 0.506 25.00 0.283
4.00 0.235 15.00 0.509 26.00 0.235
5.00 0.283 16.00 0.506 27.00 0.183
6.00 0.326 17.00 0.500 28.00 0.127
7.00 0.364 18.00 0.488 29.00 0.066
8.00 0.398 19.00 0.473 30.00 0.000
9.00 0.427 20.00 0.452 0.25 0.017
Xo = 28.00 m L/2 + xo = 43 m αAB = 2*(es + eo)/(L/2 + xo) = 0.030
eo = 0.127 m es + eo = 0.635 m αBC = 2*(es + eo)/(L/2 + xo) = 0.030

5.5.1. SUDUT ANGKUR

Persamaan lintasan Tendon, Y = 4 * fi * X / L2 * (L - X)


dY/dX = 4 * fi * ( L - 2*X) / L2
Untuk X = 0 (posisi angkur di tumpuan), maka dY/dX = 4 * fi / L
Persamaan sudut angkur, α = ATAN (dY/dX)
NO JUMLAH DIAMETER EKSENTRI- fi SUDUT ANGKUR
TENDON STRAND SELUBUNG SITAS (m) dY/dX
1 15 82.5 f1 = 0.717 0.09565 α1 = 0.09536 rad = 5.46 ᵒ
Jarak Trace Posisi masing-masing cable
2 15 82.5 f2 = 0.658 0.08774 α2 = 0.08751 rad = 5.01 ᵒ
X Z0 Z1 Z2 Z3 Z4 Z5
3 15 82.5 f3 = 0.599 0.07982 α3 = 0.07965 rad = 4.56 ᵒ
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
4 15 82.5 f4 = 0.399 0.05325 α4 = 0.05319 rad = 3.05 ᵒ
0 0.699 1.097 0.898 0.699 0.499 0.300
5 15 82.5 f5 = 0.200 0.02667 α5 = 0.02666 rad = 1.53 ᵒ
1.00 0.6331 1.0049 0.8132 0.6215 0.4479 0.2742
5.5.2. TATA LETAK DAN TRACE KABEL
2.00 0.5721 0.9188 0.7342 0.5497 0.3999 0.2502
L= 30.00 m f1 = 0.717 m f4 = 0.399 m
3.00 0.5156 0.8391 0.6611 0.4832 0.3556 0.2280
fo = es = 0.50868 m f2 = 0.658 m f5 = 0.200 m
4.00 0.4636 0.7658 0.5939 0.4220 0.3148 0.2076
yb = 0.69868
5.00 0.4161 m 0.6988 f3 = 0.5325
0.599 m
0.3661 0.2775 0.1889
Posisi masing-masing
6.00 cable
0.3731: 0.6382 0.4769 zi
0.3155 = zi' - 4 * fi
0.2438* X / L 2
* (L - X)
0.1720
7.00 0.3347 0.5840 0.4272 0.2703 0.2136 0.1569
8.00 0.3008 0.5362 0.3833 0.2304 0.1870 0.1436
9.00 0.2714 0.4948 0.3453 0.1958 0.1639 0.1320
10.00 0.2465 0.4597 0.3131 0.1665 0.1444 0.1222
11.00 0.2262 0.4310 0.2868 0.1426 0.1284 0.1142
12.00 0.2103 0.4087 0.2663 0.1239 0.1160 0.1080
13.00 0.1990 0.3928 0.2517 0.1106 0.1071 0.1036
14.00 0.1923 0.3832 0.2429 0.1027 0.1018 0.1009 Posisi tendon di tumpuan
15.00 0.1900 0.3800 0.2400 0.1000 0.1000 0.1000
Pada jarak 1/8 L dari tumpuan
Pada jarak 1/4 L dari tumpuan Pada jarak 3/8 L dari tumpuan Tengah bentang (pada jarak 1/2 L)
Trace Masing-masing Cable
1.200

1.000

0.800
Axis Title

Z1
Z2
0.600
Z3
Z4
0.400
Z5

0.200

-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

5.5.3. PEMAKAIAN ANGKUR

ANGKUR HIDUP VSL


TIPE 19Sc
ANGKUR MATI VSL
TIPE 19 P

5.4. KEHILANGAN TEGANGAN (LOSS OF PRESTRESS) PADA CABLE


5.4.1. KEHILANGAN TEGANGAN AKIBAT GESEKAN ANGKUR (ANCHORAGE FRICTION)
Gaya prategang akibat jacking (jacking force) : Pj 6904.9293 kN
=
Kehilangan gaya akibat gesekan angkur diperhitungkan sebesar 3% dari gaya prategang akibat jacking.
Po = 97% * Pj =
6697.7814 kN
5.4.2. KEHILANGAN TEGANGAN AKIBAT GESEKAN CABLE (JACK FRICTION)

Sudut lintasan tendon dari ujung ke tengan : α AB 0.030 rad α BC = 0.030 rad
= Perubahan sudut total lintasan tendon, α = α AB + α BC = 0.059 rad
Dari Table 6.6 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh : Koefisien gesek μ= 0.2
Dari Table 6.7 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh : Koefisien wobble β= 0.012
Gaya prategang akibat jacking setelah memperhitungkan loss of prestress akibat gesekan
angkur. Po = 6697.7814 kN

Loss of prestress akibat gesekan kabel : Px= P *o e -μ*(α + β LX)


dengan, e = 2.7183 (bilangan natural)
Untuk, Lx = 20.4 -μ*(α + β LX)
m Px = P o * e = 6302.8173 kN
Untuk, Lx = 50.8
= 5859.3357 kN
-μ*(α + β LX)
m Px = P o * e
5.4.3. KEHILANGAN TEGANGAN AKIBAT PEMENDEKAN ELASTIS (ELASTIC SHORTENING)

Jarak titik berat tendon baja terhadap titik berat tampang balok es 0.50868 m
=
Momen inersia tampung balok beton lx 0.1409316 m4
=
Luas tampang balok beton A = 0.47038 m2
Modulus elastis balok beton Ebalok = 35669973 kPa
Modulus elastis baja prategang (strand) Es = 193000000 kPa
Jumlah total strands ns = 75
Luas tampang nominal satu strands 0.00010 2
Ast = m
Beban putusan satu strands Pbs= 183.7 kN
Momen akibat berat sendiri balok Mbalok= 1484.33 kNm
Luas tampang tendon baja prategang At= ns * Ast 0.00740 m2
=
Modulus ratio antara baja prategang dengan balok beton n = Es / 5.411
Ebalok =
Jari -jari inersia penampang balok beton i = √ ( lx / A) = 0.547 m
2 2
Ke = At / A *(1 + es / i ) = 0.0293286
Tegangan baja prategang sebelum loss of prestress (ditengah bentang) : σpi = ns * Pbs/At = 1861196 kPa
Kehilangan tegangan pada baja oleh regangan elastik dengan memperhitungkan pengaruh berat sendiri :
∆σpe' = σpi * n * Ke / (1 + n*Ke) = 254901 kPa
Tegangan beton pada level bajanya oleh pengaruh gaya prategang Pt :
σbt = ∆σpe / n - M balok *es / lx = 41753 kPa
Kehilangan tegangan pada baja oleh regangan elastis tanpa pengaruh berat sendiri :
∆σpe = 1/2 * n *σbt = 112956 kPa
Loss of prestress akibat pemendekan elastis : ∆Pe = ∆σ pe * At = 836.16 kN
5.4.4. KEHILANGAN TEGANGAN AKIBAT PENGANGKURAN (ANCHORING)

Panjang tarik masuk (berkisar antara 2-7 mm) diambil 2 mm : ∆L = 0.002 m


Modulus elastis baja prategang : Es = 1.93E+08 kPa
Luas tampang tendon baja prategang : 0.00740 2
At = m
Loss of prestress akibat gesekan angkur : Po = 6697.78 kN
Loss of prestress akibat gesekan cable : Px = 6302.82 kN
Jarak dari ujung sampai tengah bentang balok : Lx = 20.40 m
Kemiringan diagram gaya : m = tan ω = (Po - Px) / Lx = 19.361 kN/m
Jarak pengaruh kritis slip angkur dr ujung : Lmax = √ ( ∆L * Es * At / m ) = 12.15 m
Loss of prestress akibat angkur : ∆P = 2*Lmax *tan ω = 470.41 kN
P' max = Po - ∆P/2 = 6463 kN
P' max = P'max - ∆Pe = 5626 kN

5.4.5. KEHILANGAN TEGANGAN AKIBAT RELAXATION OF TENDON

a. Pengaruh susut (Shringkage)


SH = εcs * Es
Nilai εcs untuk beton post-tension
t= 7 hari
εcs = 0.0002096
SH = 40.450933 MPa
40450.933 kPa
Tegangan awal baja prategang digunakan 75% dari batas kabel prategang
fsi = 75% fpu = 1395 MPa
Prosentase kehilangan prategang akibat susut beton %SH 2.90%
=
b. Pengaruh Rayapan (Creep)
P initial (keadaan saat transfer) di tengah bentang : Pi = Px - ∆Pe 5467
kN UTS
= Pi /(ns * Pbs ) = 39.68%
Mbalok = 1484.33 kNm Ebalok 3.57E+07 kPa
=
Wa =
s0.50868
0.1563611 3
A = 0.4704 m
3 3
m m
0.2017117 m -3330.57
Tegangan beton di serat atas, fa = - Pi /A + Pi * es/Wa - Mbalok / -18049.12 kPa
Wa = kPa
Tegangan beton diserat bawah, fb = - Pi /A - Pi * es/Wb + Mbalok /
Wb = Regangan akibat creep, εcr = (fc / Ebalok) * kb *kc *kd * ke * ktn
kc = koefisien yang tergantung pada kelembaban udara, untuk perhitungan diambil kondisi kering dengan
kelembaban udara < 50 %. kc = 3
kd = koefisien yang tergantung pada derajat pengerasan beton saat dibebani dan pada suhu rata-rata di sekelilingnya
selama pengerasan beton. Karena grafik pada gambar 6.4 didasarkan pada tempratur 20 ⁰ C. Sedang tempratur
rata-rata di indonesia umumnya lebih dari 20 ⁰ C, maka perlu ada koreksi waktu pengerasan beton sebagai berikut :
jumlah hari dimana pengerasan terjadi pada suhu rata-rata T, t= 28 hari
Tempratur udara rata-rata, T= 27.5 ⁰C
Umur pengerasan beton terkoreksi saat dibebani : t' = t * (T + 10) / 30 = 35 hari
kd = 0.938
ktn koefisien yang tergantung pada waktu (t) dimana pengerasan terjadi dan tebal teoris (e m).
Untuk, t 28 hari em 0.1650439 m
= = k fc =fb tn = 0.2
= 18049.123 kPa
εcr = (fc/E balok) * kb *kc * kd *ke *ktn = 0.0001892
σcr = εcr * Es = 36509.79 kPa
∆σsc = σcr + σsh = 76960.73 kPa
σ = P / A = 738488.05 kPa
pi i t

Besaran tegangan terhadap UTS = 39.68% UTS


X= 0 Jika : σpi < 50% UTS
X= 1 Jika : σpi = 50% UTS
X= 2 Jika : σpi = 70% UTS Nilai, X= 1.134
Relaxasi setelah 1000 jam pada 70% beban putus (UTS) : c= 2.50%
σr = X *c* (σpi -∆ σ sc) = 18748.703 kPa
Loss of Prestress jangka panjang = ∆σsc + σr = 95709.428 kPa
∆P = (∆σ sc + σr)*A t = 708.48904 kN
Gaya efektif di tengah bentang balok : Peff = Pi - ∆P 4758.1687 kN
= Kehilangan gaya prategang total, ( 1 - Peef/Pj )*100% 31.09% ≈ 30%
=
Cukup dekat dengan estimasi awal (kehilangan gaya prategang akhir = 30%) OK
! kPa
Kontrol tegangan pada tendon baja pasca tarik segera setelah penyaluran gaya prategang : kPa
Tegangan ijin tendon baja pasca tarik : 0.70 * fpu = 1302000
Tegangan yang terjadi pada tendon baja pasca tarik : fpu = Peff / At = 642779
< 0.70*fpu (OK)

8000
Gaya (Kn) Loss of prestress % UTS
6905 6698
7000 6303 Pj 6904.93 Anchorage friction 50.12%
6000 5467
4758
Po 6697.78 Jack friction 48.61%
5000
4000 Px 6302.82 Elatic shortening 45.75%
3000 5466.66 Relaxation of tendon 39.68%
Pi
2000
1000 Peff 4758.17 Peff 34.54%
0 Loss of prestress = 31.09%

Anchorage Jack frictionElaticRelaxation ofPeff


frictionshorteningtendon

6. TEGANGAN YANG TERJADI PADA PENAMPANG BALOK

Menurut Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan ( Bridge Design Code ), tegangan beton sesaat setelah penyaluran
gaya prategang ( sebelum terjadi kehilangan sebagai fungsi waktu ) tidak boleh melampaui nilai berikut :
1 ) Tegangan serat tekan terluar harus ≤ 0.60 * fci' dengan fci' = 0.80 fc'
2 ) Tegangan serat serat terluar harus ≤ 0.50 * √ fci' dengan fci' = 0.80 fc'
Tegangan beton pada kondisi beban layanan (setelah memperhitungkan semua kehilangan tegangan ) tidak boleh melebihi
nilai sebagai berikut :
1) Tegangan serat tekan terluar akibat pengaruh prategang, beban mati, dan beban hidup ≤ 0.45 * fc'
2) Tegangan serat tarik terluar yang pada awalnya mengalami tekan, ≤ 0.50 *√ fc'
6.1. KEADAAN AWAL (SAAT TRANSFER)

Mutu beton balok prategang, K - 500 Kuat tekan beton, fc' = 0.83*K *100 = 41500 kPa
fci' = 0.80 *fc'= 33200
Tegangan ijin beton, - 0.6 * fci'= -19920 kPa
Pt1 = kN Wa 3 2
0.1563611 m A= 0.47038 m
M balok = 5869.1899 = 3
0.2017117 m es = 0.50868 m
1484.33 kNm Wb
=
Tegangan di serat atas, fca = - Pt1 / A + Pt1 * es/ Wa - Mbalok/ -2877 kPa
Wa = -19920 kPa
Tegangan di serat bawah, fcb= - Pt1 / A - Pt1 * es/ Wb + Mbalok/
Wb =
< -0.8*fc' Aman
6.2. KEADAAN SETELAH LOSS OF PRESTRESS

Mutu beton balok prategang, K - 500 Kuat tekan beton, fc' = 0.83*K *100 kPa
= Tegangan ijin beton, - 41500 kPa
0.45* fc'= -18675
Peff = kN Wa 0.1563611 m3 2
A = 0.47038 m
4758.17 = 0.2017117 m
4
M balok = es = 0.50868 m
1484.33 kNm Wb
=
Tegangan di serat atas, fca = - Peff / A + Peff * es/ Wa - Mbalok/ -4129 kPa
Wa = -14756 kPa
Tegangan di serat bawah, fcb= - Peff / A - Peff * es/ Wb + Mbalok/
Wb =
< -0.45*fc' Aman
6.3. KEADAAN SETELAH PLAT LANTAI SELESAI DICOR (BETON
MUDA)

Mutu beton balok prategang, K - 500 Kuat tekan beton, fc' = 0.83*K *100 kPa
= Tegangan ijin beton, - 41500 kPa
0.45* fc'= -18675
M balok = 1484.33 kNm M plat kNm
P eff = M balok +plat = 4758.2 = 1040.63
m
3
A=
0.47038 m2
kN Wa = 0.15636
Tegangan di serat atas,2524.95 m
3
es =
0.50868
m
Wb 0.20171
Tegangan di serat bawah, kNm fca = - Peff / A + Peff * es/ Wa - Mbalok+plat / Wa = -10784 kPa
=
fcb= - Peff / A - Peff * es/ Wb + Mbalok+plat / Wb = -9597 kPa
< -0.45*fc' Aman
6.4. KEADAAN SETELAH PLAT DAN BALOK MENJADI KOMPOSIT

Mutu beton balok prategang, K - 500 Kuat tekan beton, fc' = 0.83*K *100 = 41500 kPa
Tegangan ijin beton, - 0.45* fc'= -18675 kPa
M balok = kNm Ac 0.73314 m2
M plat = 1484.33 =
3
0.4186774 m Eksentrisitas tendon untuk penampang komposit
P eff = kNm 1040.625 W ac 0.5730467 m3 0.868 m
: e's = es + (ybc - yb) =
=4758.1687 0.2939221 3
M balok +plat m
kN2524.95 W' ac
= =
kNm Wbc
=
Tegangan beton di serat atas plat : fca = - Peff / Ac + Peff * e's/ Wac - Mbalok+plat -2661 kPa
/ Wac = -3693 kPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ca = - Peff / Ac + Peff * e's/ W'ac - Mbalok+plat -11944 kPa
/ W'ac = Tegangan beton di serat bawah balok : fba = - Peff / Ac - Peff * e's/ Wbc +
Mbalok+plat / Wbc=
< -0.45*fc' Aman
7. TEGANGAN YANG TERJADI PADA BALOK KOMPOSIT

7.1. TEGANGAN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS)

Momen akibat berat sendiri, MMS = Ac = 3057.04


kNm 2
m
Wac = W'ac = 0.73314
3 3 3
Wbc= m m m
0.41868
0.57305
Tegangan beton di serat atas plat : 0.29392 fac = - MMS / Wac = -7302 kPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = - MMS / W'ac = -5335 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = + MMS / Wbc = 10401 kPa

7.2. TEGANGAN AKIBAT BERAT SENDIRI (MA)

Momen akibat berat sendiri, MMA = Ac = 279.92813


kNm 2
m
Wac = W'ac = 0.73314
3 3 3
Wbc= m m m
0.41868
0.57305
Tegangan beton di serat atas plat : 0.29392 fac = - MMS / Wac = -669 kPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = - MMS / Wac = -488 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = + MMS / Wbc = 952 kPa
7.3. TEGANGAN AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK (SR)

7.3.1. TEGANGAN AKIBAT SUSUT BETON (SHRINKAGE)

Gaya internal yang timbul akibat susut (menurut NAASRA Bridge Design Specification) dinyatakan dengan :
Ps = Aplat * Ebalok * ∆εsu * n * [( 1 - e-cf)/cf]
2
Aplat = luas penampang plat, Aplat = Beff * ho = 0.26277 m
Ebalok= modulus elastis balok, E balok = 3.57E+07 kPa
e = bilangan natural, e = 2.7183
n = Eplat / Ebalok n = 0.7102

kb = 0.905 kc = 3 kd = 0.938 ke= 0.734 ktn = 0.2


Ac= 0.73314 m2 Eksentrisitas tendon, e' = yac - ho / 2 = 0.642 m
3
Wac= 0.41868 m Gaya internal yang timbul akibat susut :
3
W'ac= 0.57305 m ∆εsu = εb * kb * ke * kp = 0.0003982
3
Wbc= 0.29392 m cf = kb * k c * k d* k e* ( 1 - k tn) = 1.4954046
Ps = Aplat * Ebalok * ∆εsu * n * [ ( 1 - e-cf ) / cf ] = 1375.05 kN
Tegangan akibat susut yang terjadi :
Tegangan beton di serat atas plat fca = - Ps / Aplat - Ps / Ac - Ps * e' / Wac = 1247 kPa
Tegangan beton di serat bawah plat f'ca = - Ps / Aplat - Ps / Ac - Ps * e' / W'ac = 1816 kPa
Tegangan beton di serat balok, f"ca = - Ps / Ac - Ps * e' / W'ac = -3417 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok, fcb = - Ps / Ac + Ps * e' / Wbc = 1130 kPa

7.3.2. TEGANGAN AKIBAT RANGKAK BETON (CREEP)

Residual creep (menurut NAASRA Bridge Design Specification) dinyatakan dengan persamaan :
σcr = ( 1 - e-ct ) * ( σ2 - σ1 )
σ1 = tegangan pada balok setelah plat lantai selesai dicor (beton muda)
σ2 = tegangan balok setelah plat lantai dan balok menjadi komposit.
cf = the residual creep factor = kb * kc * kd * ke * ( 1 - ktn ) 1.4954046

=
e = bilangan natural = 2.7183 = 0.7758444
σ2 σ1 σ1
(kPa) (kPa) (kPa)
Tegangan beton di serat atas plat fca -2661 fca = -2065
=
Tegangan beton di serat bawah plat f'ca -3693 f'ca = -2865
=
Tegangan beton diserat atas balok f'ca -3693 fa = -10784 f'ca = 5502
=
Tegangan beton diserat bawah balok fcb -11944 fb = -9597 fcb = -1821
=

7.3.3. SUPERPOSISI TEGANGAN SUSUT DAN RANGKAK

Tegangan pada beton akibat Susut Rangkak Susut dan Rangkak


Tegangan beton di serat atas plat, fca = 1247 kPa -2065 kPa -817 kPa
Tegangan beton di serat bawah plat, f'ca = 1816 kPa -2865 kPa -1049 kPa
Tegangan beton di serat atas balok, f"ca = -3417 kPa 5502 kPa 2085 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok, fcb = 1130 kPa -1821 kPa -691 kPa

7.4. TEGANGAN AKIBAT PRATEGANG (PR)

Gaya prategang efektif, P eff = 4758.1687 kN Eksentristas, e's = 0.868 m

Ac= 0.73314 m2
Wac= 0.41868 3
m
W'ac= 0.57305
3
Wbc= 0.29392 m
3
m

Tegangan beton di serat atas plat fac = - Peff / Ac + Peff * e's / 3370
Wac = 714 7.5. T
Tegangan beton di serat atas balok f'ac = - Peff / Ac + Peff * e's / -20535
2519.7
W'ac =
0.41868 E
Tegangan beton di serat bawah balok fab= - Peff / Ac - Peff * e's /
Wbc = 0.57305
0.29392
kPa
GANGAN AKIBAT BEBAN LAJUR "D" (TD) kPa
kPa
Momen balok akibat beban lajur "D"
MTD = kNm
3
Wac = m
3
W'ac = m
3
Wbc = m

Tegangan beton di serat atas plat : fac = - MTD / -6018


Wac = -4397
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = - MTD / 8573
W'ac = kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = + MTD / kPa
Wbc =
kPa

7.6. TEGANGAN AKIBAT GAYA REM (TB)

Momen balok akibat gaya rem


: MTB = 64.81 kNm
3
Wac = 0.41868 m
3
W'ac = 0.57305 m
0.29392 m
3
Wbc =

Tegangan beton di serat atas plat : fac = - MTB / -155 kPa


Wac =
-113 kPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = - MTB / 221 kPa
W'ac =
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = + MTB /
Wbc =
7.7. TEGANGAN AKIBAT BEBAN ANGIN (EW)

Momen balok akibat beban angin :


MEW = 113.4 kNm
Wac = 0.41868 m3
W'ac = 0.57305 3
m
Wbc = 0.29392
3
m

Tegangan beton di serat atas plat : fac = - MEW / -271 kPa


Wac =
-198 kPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = - MEW / 386 kPa
W'ac =
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = + MEW/
Wbc =

7.8. TEGANGAN AKIBAT BEBAN GMPA (EQ)

Momen balok akibat beban gempa :


MEQ = 333.69727 kNm
Wac = 0.41868 m3
W'ac = 0.57305 3
m
Wbc = 0.29392
3
m

Tegangan beton di serat atas plat : fac = - MEQ/ -797 kPa


Wac =
-582 kPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = - MEQ / 1135 kPa
W'ac =
Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = + MEQ/
Wbc =
7.9. TEGANGAN AKIBAT PENGARUH TEMPERATUR (ET)

Gaya internal akibat perbedaan tempratur : Pt = At * Ebalok * β * (∆T a + ∆T b)/2


Perbedaan temperatur ∆T = 15 ⁰C At = Luas tampang yang ditinjau
Modulus elastis balok 3.57E+07 kPa Ta= Temperatur atas
1.10E-05 /⁰C Tb= Temperatur bawah
Ebalok = Koefisien muai β
=

3
Ac = m
2
0.41868 m Beff = 1.314 m
W
3
yac = 0.73314 = ac 0.57305 m h= 1.60 m
ybc = 0.742 m W'ac 0.29392 m3 0.675
h'4 = m
1.058 =
m Wbc
=
MOMEN AKIBAT TEMPERATUR
Lebar Tebal Luas Temperatur ∆T = Gaya Lengan terhadap titik Momen
No b h At atas bawah (∆Ta+∆Tb)/2 Pt berat penampang Zi Mpt
(m) (m) 2
(m ) ∆Ta(⁰C) ∆Tb(⁰C) (⁰C) (kN) balok komposit (m) (kNm)
0 1.31 0.2 0.2628 15 10 12.5 1288.77 z0 = γac-h0/2 0.64 827.952
1 0.45 0.07 0.0315 10 9.3 9.65 119.27 z0 = γac-h0-h1/2 0.51 60.522
2 0.55 0.055 0.0303 9.3 8 8.65 102.67 z0 = γac-h0-h1-h2/2 0.44 45.681
3 0.185 0.075 0.0139 8 6.8 7.4 40.29 z0 = γac-h0-h1-h2-h3/3 0.39 15.810
4 0.18 0.675 0.1215 8 0 4 190.69 z0 = γac-h0-h1-h2-h'4/2 0.08 15.243
∑Pt = 1741.69 kN ∑Mpt = 965.209
Eksentrisitas, ep = ∑Mpt / ∑Pt = 0.554 m
Tegangan yang terjadi akibat perbedaan tempratur :
Tegangan beton di serat atas plat : fca = - Ebalok * β * ∆T1 + ∑Pt /Ac + ∑Pt * ep/ Wac = -224 kPa
Tegangan beton di serat atas balok : f'ca = - Ebalok * β * ∆T1 + ∑Pt /Ac + ∑Pt * ep/ W'ac = 274 kPa
Tegangan beton di serat bawah balok : fcb= ∑Pt /Ac - ∑Pt * ep/ Wbc = -908 kPa
8. KONTROL TEGANGAN TERHADAP KOMBINASI PEMBEBANAN

Mutu Beton : K - 500


Kuat tekanan beton, fc' = 0.83*K *100 = 41500 kPa
Tegangan ijin tekanan beton : - 0.45* fc'= -18675 kPa
Tegangan ijin tarik beton : 0,5 * √ fc'= 102 kPa
KOMBINASI PEMBEBANAN UNTUK TEGANGAN IJIN
KOMBINASI PEMBEBANAN
Aksi / Beban Simbol
1 2 3 4 5
A. Aksi Tetap
Berat sendiri MS √ √ √ √ √
Berat Mati Tambahan MA √ √ √ √ √
Susut dan Rangkak SR √ √ √ √ √
Prategang PR √ √ √ √ √
B. Aksi Transien
Beban Lajur "D" TD √ √ √ √ √
Gaya Rem TB √ √ √ √
C. Aksi Lingkungan
Pengaruh Tempratur ET √ √
Beban Angin EW √ √
Beban Gempa EQ √
8.1. KONTROL TEGANGAN TERHADAP KOMBINASI - 1

Tegangan ijin beton untuk KOMBINASI - 1 Tegangan ijin tekan : Fc' = -4.5 * fc' -18675 kPa
= 102 kPa
Tegangan ijin tarik : Fc = 0.50 * √ fc' =
Berat sen Mati tamb Susut - rang Prategang Lajur "D" Rem Tempratur Angin Gempa TEGANGAN
Teg Keterangan
MS MA SR PR TD TB ET EW EQ KOMB
fac -7302 -669 -817 3370 -6018 -155 - - - -11591 < Fc' (AMAN)
f'ac -5335 -488 -1049 714 -4397 -113 - - - -10669 < Fc' (AMAN)
f"ac -5335 -488 2085 714 -4397 -113 - - - -7535 < Fc' (AMAN)
fbc 10401 952 -691 -20535 8573 221 - - - -1079 < Fc' (AMAN)
Tegangan beton diserat bawah balok : fbc < 0 (tekan) maka sistem sambungan segmental aman (OK)

8.2. KONTROL TEGANGAN TERHADAP KOMBINASI - 2

Tegangan ijin beton untuk KOMBINASI - 1 Tegangan ijin tekan : Fc' = -4.5 * fc' -18675 kPa
= 102 kPa
Tegangan ijin tarik : Fc = 0.50 * √ fc' =
Berat sen Mati tamb Susut - rang Prategang Lajur "D" Rem Tempratur Angin Gempa TEGANGAN
Teg Keterangan
MS MA SR PR TD TB ET EW EQ KOMB
fac -7302 -669 -817 3370 -6018 -155 -224 - - -11815 < Fc' (AMAN)
f'ac -5335 -488 -1049 714 -4397 -113 274 - - -10395 < Fc' (AMAN)
f"ac -5335 -488 2085 714 -4397 -113 274 - - -7261 < Fc' (AMAN)
fbc 10401 952 -691 -20535 8573 221 -908 - - -1987 < Fc' (AMAN)
Tegangan beton diserat bawah balok : fbc < 0 (tekan) maka sistem sambungan segmental aman (OK)
8.3. KONTROL TEGANGAN TERHADAP KOMBINASI - 3

Tegangan ijin beton untuk KOMBINASI - 1 Tegangan ijin tekan : Fc' = -4.5 * fc' -18675 kPa
= 101.85774 kPa
Tegangan ijin tarik : Fc = 0.50 * √ fc' =
Berat sen Mati tamb Susut - rang Prategang Lajur "D" Rem Tempratur Angin Gempa TEGANGAN
Teg Keterangan
MS MA SR PR TD TB ET EW EQ KOMB
fac -7302 -669 -817 3370 -6018 -155 - -271 - -11862 < Fc' (AMAN)
f'ac -5335 -488 -1049 714 -4397 -113 - -198 - -10867 < Fc' (AMAN)
f"ac -5335 -488 2085 714 -4397 -113 - -198 - -7733 < Fc' (AMAN)
fbc 10401 952 -691 -20535 8573 221 - 386 - -693 < Fc' (AMAN)
Tegangan beton diserat bawah balok : fbc < 0 (tekan) maka sistem sambungan segmental aman (OK)

8.4. KONTROL TEGANGAN TERHADAP KOMBINASI -4

Tegangan ijin beton untuk KOMBINASI - 1 Tegangan ijin tekan : Fc' = -4.5 * fc' -18675 kPa
= 102 kPa
Tegangan ijin tarik : Fc = 0.50 * √ fc' =
Berat sen Mati tamb Susut - rang Prategang Lajur "D" Rem Tempratur Angin Gempa TEGANGAN
Teg Keterangan
MS MA SR PR TD TB ET EW EQ KOMB
fac -7302 -669 -817 3370 -6018 -155 -224 -271 - -12085 < Fc' (AMAN)
f'ac -5335 -488 -1049 714 -4397 -113 274 -198 - -10593 < Fc' (AMAN)
f"ac -5335 -488 2085 714 -4397 -113 274 -198 - -7459 < Fc' (AMAN)
fbc 10401 952 -691 -20535 8573 221 -908 386 - -1602 < Fc' (AMAN)
Tegangan beton diserat bawah balok : fbc < 0 (tekan) maka sistem sambungan segmental aman (OK)
8.5. KONTROL TEGANGAN TERHADADP KOMBINASI - 5

Tegangan ijin beton untuk KOMBINASI - 1 Tegangan ijin tekan : Fc' = -4.5 * fc' =
-18675 kPa
Tegangan ijin tarik : Fc = 0.50 * √ fc' = 101.85774 kPa
Berat sen Mati tamb Susut - rang Prategang Lajur "D" Rem Tempratur Angin Gempa TEGANGAN
Teg Keterangan
MS MA SR PR TD TB ET EW EQ KOMB
fac -7302 -669 -817 3370 - - - - -797 -6215 < Fc' (AMAN)
f'ac -5335 -488 -1049 714 - - - - -582 -6741 < Fc' (AMAN)
f"ac -5335 -488 2085 714 - - - - -582 -3607 < Fc' (AMAN)
fbc 10401 952 -691 -20535 - - - - 1135 -8737 < Fc' (AMAN)
Tegangan beton diserat bawah balok : fbc < 0 (tekan) maka sistem sambungan segmental aman (OK)

Kesimpulan :
Untuk berbagai kombinasi beban tidak terjadi tegangan tarik pada balok prategangan, sehingga sistim sambungan segmental
pada balok cukup menggunakan resin (epoxy ) tanpa angkur.

Sambungan tekan pada segmental


9. PEMBESIAN END BLOCK

Gaya prategang akibat jacking pada masing-masing cable : Pj = po * ns * Pbs


NO Angkur hidup VSL Angkur mati VSL ns Pbs Po Pj Sudut
Cable Sc (Ton) Dim (mm) P (Ton) Dim (mm) (Strand) (kN) (kN) (...ᵒ)
1 19 265 19 250 13 183.7 50.117% 1196.85 5.46
2 19 265 19 250 14 183.7 50.117% 1288.92 5.01
3 19 265 19 250 15 183.7 50.117% 1380.99 4.56
4 19 265 19 250 15 183.7 50.117% 1380.99 3.05
5 19 265 19 250 15 183.7 50.117% 1380.99 1.53

MOMEN STATIS PENAMPANG BALOK

Letak titik berat : ya 0.90132 m


= 0.69868 m
yb
=
Momen Statis Luasan Bagian Atas (Sxa)
Lebar Tebal Shape Luas Lengan Momen
No b h A y A*y
(m) (m) (m2) (m) (m3)
1 0.45 0.07 1 0.032 0.866 0.0272891
2 0.55 0.055 1 0.030 0.804 0.0243156
3 0.19 0.075 1 0.014 0.751 0.0104246
4 0.18 0.55 1 0.099 0.274 0.0270943
Sxa = 0.0891236

Momen Statis Luasan Bagian Bawah (Sxb)


Lebar Tebal Shape Luas Lengan Momen
No b h A y A*y
(m) (m) (m2) (m) (m3)
4 0.18 0.70132 1 0.126 0.351 0.0442667
5 0.24 0.1 1 0.024 0.440 0.0103481
6 0.65 0.225 1 0.146 0.586 0.0857286
Sxa = 0.1403434
9.1. PERHITUNGAN SENGKANG UNTUK BURSTING FORCE

Rasio perbandingan lebar plat angkur untuk sengkang arah vertikal : ra = a1 / a


Rasio perbandingan lebar plat angkur untuk sengkang arah horisontal : rb = b1 /
b
Bursting force untuk sengkang arah vertikal : Pbta = 0.30*( 1 - ra )*Pj
Bursting force untuk sengkang arah horisontal : Pbtb = 0.30*( 1 - rb )*Pj
Luas tulangan sengkang arah vertikal yang diperlukan : Ara = Pbta / ( 0.85 * fs )
Luas tulangan sengkang arah horisontal yang diperlukan : Arb = Pbtb / ( 0.85 * fs )
fs = tegangan ijin tarik baja sengkang Untuk mutu baja sengkang : U - 32
Tegangan leleh baja sengkang : fy = 320000 kPa
Tegangan ijin baja sengkang : fs = 0.578 * fy = 184960 kPa
Digunakan sengkang tertutup berdiameter : 2 D 13 mm
Luas penampang sengkang : As = 2 * π / 4 * D2 = 265.465 mm2 = 0.0002655 m2
Jumlah sengkang arah vertikal yang diperlukan : n = Ara / As
Jumlah sengkang arah horisontal yang diperlukan : n = Arb / As
PERHITUNGAN SENGKANG ARAH VERTIKAL
NO Angkur hidup VSL Angkur mati VSL Pj a1 a ra Pbta Ara Jumlah
Cable Sc (Ton) Dim (mm) P (Ton) Dim (mm) (kN) (mm) (mm) (kN) (m2) Sengkang
1 19 265 19 250 1196.85 250 340 0.735 104.55 0.000665 2.51
2 19 265 19 250 1288.92 250 340 0.735 112.59 0.000716 2.70
3 19 265 19 250 1380.99 250 340 0.735 120.63 0.000767 2.89
4 19 265 19 250 1380.99 250 340 0.735 120.63 0.000767 2.89
5 19 265 19 250 1380.99 250 340 0.735 120.63 0.000767 2.89

PERHITUNGAN SENGKANG ARAH HORISONTAL


NO Angkur hidup VSL Angkur mati VSL Pj a1 a ra Pbta Ara Jumlah
Cable Sc (Ton) Dim (mm) P (Ton) Dim (mm) (kN) (mm) (mm) (kN) (m2) Sengkang
1 19 265 19 250 1196.85 250 340 0.735 104.55 0.000665 2.51
2 19 265 19 250 1288.92 250 340 0.735 112.59 0.000716 2.70
3 19 265 19 250 1380.99 250 340 0.735 120.63 0.000767 2.89
4 19 265 19 250 1380.99 250 340 0.735 120.63 0.000767 2.89
5 19 265 19 250 1380.99 250 340 0.735 120.63 0.000767 2.89
9.2. JUMLAH SENGKANG YANG DIGUNAKAN UNTUK BURSTING FORCE
NO Angkur hidup VSL Angkur mati VSL Jumlah
Sc (Ton) Dim (mm) P (Ton) Dim (mm) Sengkang
Cable
1 19 265 19 250 3.00
2 19 265 19 250 3.00
3 19 265 19 250 3.00
4 19 265 19 250 3.00
5 19 265 19 250 3.00

9.3. TINJAUAN TERHADAP GESER

V = gaya geser akibat beban


M = momen akibat beban
Eksentrisitas tendon :
e = Y = 4 * f * X/L2 * (L - X)
Sudut kemiringan tendon :
α = ATAN [ 4 * f * (L - 2*X) / L2]
Komponen gaya arah x Px = Peff*COS
α Komponen gaya arah y Py= Peff*sin α
Resultan gaya geser, Vr = V - Py
Tegangan geser yang terjadi :
fv = Vt * Sx / ( b * Ix )
Untuk tinjau geser di atas garis netral :
Tegangan beton di serat atas : fa = - Px / A + Px*e / Wa - M / Wa
Sudut bidang geser, γ = 1/2* ATAN (2*fv/fa)
Jarak sengkang yang diperlukan as = fa * At / (fv * b * tan y)
Tegangan beton di serat bawah : fb = - Px / A + Px * e / Wb - M /Wb
Sudut bidang geser γ = 1/2* ATAN (2*fv/fa)
Jarak sengkang yang diperlukan as = fa * At / (fv * b * tan y)
At = luas tulangan geser
2
Untuk tulangan geser digunakan sengkang berdiameter D - 13 At= π /4*D2 = 132.73229 mm
RESUME PERSAMAAN UNTUK TINJAUAN GESER
Persamaan (1) e = 4 * f * X/L2 * (L - X) At = 0.0001327
m
2

Persamaan (2) α =ATAN [4 * f * (L - 2*X) / L2] f= 0.50868


m m kN
Persamaan (3) Px =Peff * cos α L= 30.00
m
Persamaan (4) Py =Peff * sin α Peff = 4758.1687
2
Persamaan (5) Vr = V -Py b= 0.19 m
Persamaan (6) fv = Vr * Sx/(b * lx) A= 0.47038 m4
Persamaan (7) fa = - Px / A + Px*e / Wa - M / Wa lx = 0.1409316 m3
0.0891236 3
Persamaan (8) y = 1/2* [ATAN (2*fv/fa)] Sx = m
0.1563611
Persamaan (9) as = fa * At / (fv * b * tan y) Wa = 3
0.2017117 m
atau Wb =
Persamaan (7') fb = - Px / A + Px*e / Wb - M / Wb
Persamaan (8') y = 1/2* [ATAN (2*fv/fb)]
Persamaan (9') as = fb* At / (fv * b * tan y)
9.2.1. TINJAUAN GESER DI ATAS GARIS NETRAL

KOMBINASI - III Pers (1) Pers (2) Pers (3) Pers (4) Pers (5) Pers (6) Pers (7) Pers (8) Pers (9)
X Momen M Geser V e α Px Py Vr fv fa y as
(m) (kNm) (kN) (m) (rad) (kN) (kN) (kN) (kPa) (kPa) (rad) (m)
0.0 0.0 743.35 0.00000 0.06772 4747 322 421 1440.39 -10093 -0.139 0.036
1.3 893.7 686.51 0.08125 0.06209 4749 295 391 1337.45 -13344 -0.099 0.072
2.5 1716.3 629.68 0.15543 0.05646 4751 269 361 1234.61 -16354 -0.075 0.127
3.8 2467.9 572.84 0.22255 0.05082 4752 242 331 1131.85 -19122 -0.059 0.206
5.0 3148.4 516.00 0.28260 0.04519 4753 215 301 1029.17 -21650 -0.047 0.318
6.3 3757.9 459.16 0.33559 0.03954 4754 188 271 926.57 -23937 -0.039 0.480
7.5 4296.3 402.33 0.38151 0.03390 4755 161 241 824.02 -25984 -0.032 0.714
8.8 4763.7 345.49 0.42037 0.02825 4756 134 211 721.53 -27791 -0.026 1.065
10.0 5160.0 288.65 0.45216 0.02260 4757 108 181 619.08 -29358 -0.021 1.614
11.3 5485.3 231.81 0.47689 0.01695 4757 81 151 516.66 -30685 -0.017 2.531
12.5 5739.5 174.98 0.49455 0.01130 4758 54 121 414.28 -31774 -0.013 4.221
13.8 5922.7 118.14 0.50515 0.00565 4758 27 91 311.91 -32622 -0.010 7.849
15.0 6034.9 61.30 0.50868 0.00000 4758 0 61 209.55 -33232 -0.006 18.046
9.2.2. TINJAUAN GESER DIBAWAH GARIS NETRAL

KOMBINASI - III Pers (1) Pers (2) Pers (3) Pers (4) Pers (5) Pers (6) Pers (7) Pers (8) Pers (9)
X Momen M Geser V e α Px Py Vr fv fb y as
(m) (kNm) (kN) (m) (rad) (kN) (kN) (kN) (kPa) (kPa) (rad) (m)
0.0 0.0 743.35 0.00000 0.06772 4747 322 421 1440 -10093 -0.1390 0.036
1.3 893.7 686.51 0.08125 0.06209 4749 295 391 1337 -12614 -0.1045 0.065
2.5 1716.3 629.68 0.15543 0.05646 4751 269 361 1235 -14948 -0.0819 0.106
3.8 2467.9 572.84 0.22255 0.05082 4752 242 331 1132 -17094 -0.0658 0.164
5.0 3148.4 516.00 0.28260 0.04519 4753 215 301 1029 -19054 -0.0538 0.247
6.3 3757.9 459.16 0.33559 0.03954 4754 188 271 927 -20828 -0.0444 0.363
7.5 4296.3 402.33 0.38151 0.03390 4755 161 241 824 -22415 -0.0367 0.532
8.8 4763.7 345.49 0.42037 0.02825 4756 134 211 722 -23816 -0.0303 0.782
10.0 5160.0 288.65 0.45216 0.02260 4757 108 181 619 -25031 -0.0247 1.174
11.3 5485.3 231.81 0.47689 0.01695 4757 81 151 517 -26060 -0.0198 1.826
12.5 5739.5 174.98 0.49455 0.01130 4758 54 121 414 -26904 -0.0154 3.027
13.8 5922.7 118.14 0.50515 0.00565 4758 27 91 312 -27562 -0.0113 5.603
15.0 6034.9 61.30 0.50868 0.00000 4758 0 61 210 -28035 -0.0075 12.843
9.2.3. JARAK SENGKANG YANG DIGUNAKAN

Jarak sengkang D13


X Tinjauan Tinjauan Jarak yang
(m) geser-1 geser-2 diambil
0.0 36 36 100
1.3 72 65 100
2.5 127 106 100
3.8 206 164 100
5.0 318 247 100
6.3 480 363 150
7.5 714 532 150
8.8 1065 782 150
10.0 1614 1174 150
11.3 2531 1826 150
12.5 4221 3027 200
13.8 7849 5603 200
15.0 18046 12843 200
10. PERHITUNGAN PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONECTOR)
Tegangan geser horisontal akibat gaya lintang pada penampang yang ditinjau dihitung dengan rumus :
fv = Vi * Sx / ( bv * Ixc )
Vi = gaya lintang pada penampang yang ditinjau
Sx = momen statis luasan plat terhadap titik berat penampang komposit
Sx = beff * ho * ( yac - ho / 2 )
bv = lebar bidang gesek ( = lebar bidang kontak antara plat dan balok )
beff = lebar efektif plat
ho = tebal plat
Ixc = Inersia penampang balok komposit
Luas total shear conector,
Ast = ns * As
ns = jumlah shear conector
As = luas satu shear conector
Jarak antara shear conector, dihitung dengan rumus :
as = fs * Ast * kt / ( fv * bv )
kf = koefisien gesek pada bidang kontak ( = 1 - 1.4 )
fs = tegangan ijin baja shear conector
fs = 0.578 * fy
fci = tegangan ijin beton balok komposit
Jika fv > 0.2 * fci maka penampang harus diperbesar
Dimension : beff = 1.314 m
ho = 0.2 m
bv = 0.45 m
Section properties : yac = 0.742 m
Ixc = 0.31084 m4
Mutu Beton : K - 500
Kuat tekan beton, fc' = 0.83*K*100 = 41500 kPa
Tegangan ijin fci = 0.30 * fc' = 12450 kPa
beton,
Tegangan ijin geser, fvi = 0.20 * fc' = 2490 kPa
Mutu Baja : U - 32
Tegangan leleh : fy = U*104 = 320000 kPa
Tegangan ijin : fs = 0.578 * fy = 184960 kPa
kf = 1
Untuk shear conector digunakan tulangan, D 13
Jumlah besi tulangan, ns = 2

As = # / 4 * D2 = Ast = ns * As = 0.00013 m2
Sx = beff * ho * (yac - ho / 2) = 0.00027 m2
0.16881 m3
KOMB-I KOMB-II KOMB-III KOMB-I KOMB-II KOMB-III KONTROL KOMB-I KOMB-II KOMB-III Diambil
X VI VI VI fv fv fv fvI as as as Jrk shear
(m) (kN) (kN) (kN) (kPa) (kPa) (kPa) 2490 (m) (m) (m) conn (mm)
0.0 728.23 739.03 743.35 878.86 891.89 897.10 <fvi (aman) 0.12 0.12 0.12 100
1.3 672.65 682.19 686.51 811.78 823.29 828.51 <fvi (aman) 0.13 0.13 0.13 100
2.5 617.08 625.35 629.68 744.71 754.70 759.92 <fvi (aman) 0.15 0.14 0.14 100
3.8 561.50 568.52 572.84 677.64 686.11 691.32 <fvi (aman) 0.16 0.16 0.16 100
5.0 505.92 511.68 516.00 610.56 617.51 622.73 <fvi (aman) 0.18 0.18 0.18 100
6.3 450.34 454.84 459.16 543.49 548.92 554.14 <fvi (aman) 0.20 0.20 0.20 100
7.5 394.77 398.00 402.33 476.42 480.33 485.54 <fvi (aman) 0.23 0.23 0.22 150
8.8 339.19 341.17 345.49 409.34 411.73 416.95 <fvi (aman) 0.27 0.27 0.26 150
10.0 283.61 284.33 288.65 342.27 343.14 348.35 <fvi (aman) 0.32 0.32 0.31 150
11.3 228.03 227.49 231.81 275.20 274.55 279.76 <fvi (aman) 0.40 0.40 0.39 150
12.5 172.46 170.65 174.98 208.13 205.95 211.17 <fvi (aman) 0.52 0.53 0.52 150
13.8 116.88 113.82 118.14 141.05 137.36 142.57 <fvi (aman) 0.77 0.79 0.77 150
15.0 61.30 56.98 61.30 73.98 68.77 73.98 <fvi (aman) 1.47 1.59 1.47 200
10. LENDUTAN BALOK

10.1. LENDUTAN PADA BALOK PRESTRESS (SEBELUM COMPOSIT)

Ebalok =
3.32E+07 kPa
lx = 0.1409316 m4
L= 30.00 m

10.1.1. LENDUTAN PADA KEADAAN AWAL (TRANSFER)

Pt1 = 5869.1899 kN es = 0.50868 m


Mbalok = 1484.33 kNm
Qpt1 = 8*Pt1*e s/ L2 = 26.538 kN/m
2
Qbalok = 8*Mbalok/ = 13.194 kN/m
δ = 5/384* (-Qpt1 + Qbalok )*L4 / (Ebalok*lx) = -0.030 m ke atas <L/240 (OK)

10.1.2. LENDUTAN SETELAH LOSS OF PRESTRESS

Peff = 4758.1687 Kn es 0.50868 m


Mbalok = 1484.33 = kNm
Qpt1 = 8*Pt1*es/ L2 = 21.514 kN/m
2
Qbalok = 8*Mbalok/ = 13.194 kN/m
δ = 5/384* (-Qpt1 + Qbalok)*L4 / (Ebalok*lx) -0.019 m ke atas <L/240 (OK)
=
10.1.3. LENDUTAN SETELAH PLAT SELESAI DICOR (BETON MUDA)

Peff = 4758.1687 Kn es 0.50868 m


Mbalok + plat = 2524.95 = kNm
Qpt1 = 8*Pt1*es/ L2 = 21.514 kN/m
2
Qbalok = 8*Mbalok/ = 22.444 kN/m
δ = 5/384* (-Qpt1 + Qbalok)*L4 / (Ebalok*lx) = 0.002 m ke bawah <L/240 (OK)
10.1.4.LENDUTAN SETELAH PLAT DAN BALOK MENJADI KOMPOSIT

Peff = 4758.17 Kn e's = es + (ybc - yb) = 0.868 m


Mbalok + plat = 2524.95 kNm lxc = 0.3108 m
4

Qpt1 = 8*Pt1*es/ L2 = 36.693 kN/m


2
Qbalok = 8*Mbalok/ = 22.444 kN/m
δ = 5/384* (-Qpt1 + Qbalok)*L4 / (Ebalok*lx)-0.015
= m

ke atas <L/240 (OK)


10.2. LENDUTAN PADA BALOK COMPOSIT

Section Properties : 3.32E+07 kPa


0.3108 m4
Ebalok = 30.00
m
lxc = L = 4758.17
kN
Peff = 0.8676
m
e's = 0.7331
2
AC = 0.4187 m
Wac = 0.2939 m3
3
Wbc = m
10.2.1. LENDUTAN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS)

QTD = 0.02777
27.17 kN/m s = 5/384*QTD*L4 / ( Ebalok*lxc ) = m ke bawah

10.2.2. LENDUTAN AKIBAT BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)

QMA = 0.00254
2.488 kN/m s = 5/384*QMA*L4 / ( Ebalok*lxc ) = m ke bawah

10.2.3. LENDUTAN AKIBAT PRESTRESS (PR)

Peff = es Q = 8 * P * e /L2 21.514466 kN/m


4758.1687 Kn 0.50868 m
= = peff eff s -0.02199
4
s = 5/384*(-Qeff)*L / ( E balok*lxc ) = m ke atas

10.2.4. LENDUTAN AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK (SR)

a. Lendutan Akibat Susut (Shrinkage)


2
Ps = 1375.05 Kn e' = 0.6424363 m Qpeff = 8 * Ps * e'/L 7.8522849 Kn/m
=
4
s = 5/384*Qpsf*L / ( Ebalok*lxc) = 0.00802 m
b. Lendutan Akibat Rangkak (Creep)
Lendutan Pada balok setelah plat lantai selesai di cor (beton muda), s1 = 0.00210 m
Lendutan Pada balok setelah plat lantai dan balok menjadi komposit, s2 = -0.01456 m
Lendutan akibat rangkak, s = s2 - s1 = -0.01666 m
Lendutan (superposisi) akibat susut dan rangkak, s = -0.00863 m ke atas
10.2.5. LENDUTAN AKIBAT BEBAN LAJUR "D" (TD)

QTD = 14.8 kN/m PTD 113.96 kN


= 0.00767
s = 1/48*PTD*L3 /(E balok*lxc ) + 5/384*QTD*L4/ (E balok*lxc ) = m ke bawah

10.2.6. LENDUTAN AKIBAT BEBAN REM (TB)

MTB = s = 0.0642 * MTB*L2/ (Ebalok*lxc ) = 0.00073 m


129.62182 Kn/m ke bawah

10.2.7. LENDUTAN AKIBAT PENGARUH TEMPRATUR (ET)

∑Pt = 1741.69 Kn ep 0.5541803 cm


= 0.00540
t p balok xc
s = 0.0642* ∑P * e * L2/ (E *l ) = m ke bawah
10.2.8. LENDUTAN AKIBAT BEBAN ANGIN (EW)

QEW = s = 5/384 * QEW*L4/ (Ebalok*lxc ) = 0.00103 m


1.008 Kn/m ke bawah

10.2.9. LENDUTAN AKIBAT BEBAN GEMPA (EQ)

QEQ = s = 5/384 * QEQ*L4/ (Ebalok*lxc ) = 0.00303 m


2.966 Kn/m ke bawah
11. KONTROL LEDUTAN BALOK TERHADAP KOMBINASI BEBAN

Lendutan maksimum yang diijinkan, s = L / 240 = 0.12500 m

KOMBINASI - 1 Lendutan (m) pada balok komposit akibat beban


Berat sen Mati tamb Susut - rang Prategang Lajur "D" Rem Tempratur Angin Gempa LENDUTAN
Lend Keterangan
MS MA SR PR TD TB ET EW EQ KOMB
δ 0.02777 0.00254 -0.00863 -0.02199 0.00767 0.00073 - - - 0.008092 < L/240 (OK)

KOMBINASI - 2 Lendutan (m) pada balok komposit akibat beban


Berat sen Mati tamb Susut - rang Prategang Lajur "D" Rem Tempratur Angin Gempa LENDUTAN
Lend Keterangan
MS MA SR PR TD TB ET EW EQ KOMB
δ 0.02777 0.00254 -0.00863 -0.02199 0.00767 0.00073 0.00540 - - 0.01350 < L/240 (OK)

KOMBINASI - 3 Lendutan (m) pada balok komposit akibat beban


Berat sen Mati tamb Susut - rang Prategang Lajur "D" Rem Tempratur Angin Gempa LENDUTAN
Lend Keterangan
MS MA SR PR TD TB ET EW EQ KOMB
δ 0.02777 0.00254 -0.00863 -0.02199 0.00767 0.00073 - 0.00103 - 0.00912 < L/240 (OK)

KOMBINASI - 4 Lendutan (m) pada balok komposit akibat beban


Berat sen Mati tamb Susut - rang Prategang Lajur "D" Rem Tempratur Angin Gempa LENDUTAN
Lend Keterangan
MS MA SR PR TD TB ET EW EQ KOMB
δ 0.02777 0.00254 -0.00863 -0.02199 - - - - 0.00303 0.00272 < L/240 (OK)
12. TINJAUAN ULTIMIT BALOK PRESTRESS SETELAH GROUTING

12.1. KAPASITAS MOMEN BALOK

Modulus elastis baja prategang (strands) ASTM A-4 Grade 270 : Es = 193000 MPa
Jumlah total strands ns = 75 buah
Luas tampang nominal satu strand Ast = 0.00010 m2
Tegangan leleh tendon baja prategang fpy = 1675 Mpa
Luas tampang tendon baja prategang Aps = ns * Ast 0.00740 m2
=
Mutu beton : K - 500 Kuat tekan beton fc' = 0.83*K/10 41.5 MPa
=
Kuat lelh baja prestress (fps) pada keadaan ultimit, ditetapkan sebagai berikut :
Untuk nilai, L / H≤ 35 : fps = feff + 150 + fc' / (100 * pp) Mpa
fps harus ≤ feff + 400 Mpa
dan harus ≤ 0.8 * fpy
dengan, L = Panjang bentang balok
H = tinggi total balok
Panjang bentang balok prategang, L= 30.00 m
Gaya prestress efektif (setelah loss of prestress ), Peff = 4758.2 Kn
Tegangan efektif baja prestress, feff = Peff / Aps*10-3 = 642.8 Mpa
2
Luas penampang balok pratgang komposit Ac = 0.733 m
Rasio luas penampang baja prestress Ppf = Aps / Ac = 0.01010
b1 = b2 = b3 = m0.45 b5 = 0.24 m h1 = 0.07 m h5 = 0.1 m
b4 = m0.55 b6 = 0.65 m h2 = 0.055
m h6 = 0.225 m
m0.19 Beff = 1.314 m h3 = 0.075
m h= 1.60 m
0.18 m h4 = 1.25 m ho = 0.2 m

Tinggi total balok prategang, H = h + ho 1.80 m L / H = 16.666667 < 35 (OK)


= fps = feff + 150 + fc' / (100 * pp) = 834 Mpa
fps = feff + 400 = 1043 MPa
fps = 0.8 * fpy = 1340 Mpa
Diambil kuat baja prategang, fpy 1043 Mpa
=
β1 0.85 untuk fc' ≤ 30 Mpa
=
β1 = 0.85 - 0.05*(fc' - 30)/7 untuk fc' > 30 Mpa
β1 = harus ≥ 0.65 untuk fc' = 41.5 MPa maka nilai,
β1 = 0.85 - 0.05*(fc' - 30 )/7 = 0.7678571
Letak titik berat tendon baja prategang terhadap alas balok, Zo = 0.19 m
Tinggi efektif balok, d = h + ho - Zo = 1.61 m
Kuat tekanan beton fc' = 41500 kPa Kuat lebih baja prategang fps = 1340000 kPa
Gaya tarik pada baja prestrss, Ts = Aps*fps = 9919.35 Kn
Diperkirakan a < (h0 +h1) ho + h1 = 0.27 m
Gaya tekan beton, Cc = [ Beff* h0 +b1* (a - h0)] * 0.85 * fc'
Cc = T s
maka, a = [ Ts/ (0.85 * fc') - Beff * h0]/b1 + h0 =0.24096 m
a < h0 + h1 perkiraan benar (OK)
Jarak garis netral terhadap sisi atas, c = a / β1 = 0.313815 m
Regangan baja prestress, εps = 0.003 * (d - c) / c = 0.012391
< 0.03 (OK)
Cc = gaya internal tekan beton
Ai = luas penampang tekan beton,
yi = jarak pusat berat penampang tekan beton terhadap pusat berat baja
prestress, Gaya internal tekan beton, Cc = ∑ [ Ai * 0.85 * fc' ]
Momen nominal Mn = ∑ [ Ai * 0.85 * fc' * yi]
GAYA TEKAN BETON DAN MOMEN NOMINAL
Lebar Tinggi Luas Gaya y Momen
No Lengan thd. Pusat baja prestress
(m) (m) (m2) (Kn) (m) (kNm)
1 1.31 0.2000 0.2628 9269.1 y = d - h0 / 2 1.51000 13996.32
2 0.45 0.0410 0.0184 650.3 y = d - h0 - ( a - ho) / 2 1.28952 838.53
Cc = Ts = 9919.4 Kn Momen nominal Mn = 14834.85 kNm
Faktor reduksi kekuatan lentur, ф= 0.9
Kapasitas momen ultimit balok prestress, ф * Mn = 13351.36
kNm

12.2. MOMEN ULTIMIT BALOK

12.2.1. MOMEN AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK

-cf
Gaya internal akibat susut : P =A *E * ∆εsu * [ ( 1 - e )/C ] =
1375.05
s
Eksentrisitas gaya susut terhadap pusat penampang e' = yac - ho / 2 0.642 12.2.2. MOMEN AKIBAT PENGARUH TEMPERATUR
= -883.38
Momen akibat susut Ms = - Ps * e' = 1707.64 Pt = At * E
1741.69 Gaya internal akibat perbedaan tempratur :
Momen akibat rangkak Mr = Peff * (es' - es) 824.25
0.554 balok * β * (∆Ta +∆T b) / 2 = Eksentrisitas gaya terhadap
=
965.21 pusat penampang balok
Momen akibat susut dan rangkak MSR = MS + MR
ep = Momen akibat pengaruh tempratur,
=
MET = Pt * ep = Kn
0.50868 m
-2420.377 kNm
kNm
kNm

kn
12.2.3. MOMEN AKIBAT PRATEGANG
Gaya prategang efektif, Peff 4758.2 Kn Eksentrisitas tendon, es = m
=
Momen akibat prategang MPR = - Peff * kNm
es =
RESUME MOMEN BALOK
Aksi / Beban Faktor Beban Momen Ultimit
Ultimit M (kNm)) Mu (kNm)
A. Aksi Tetap
Berat sendiri KMS 1.3 MMS 3057.0 KMS * MMS 3974.16
Beban Mati Tamabahan KMA 2 MMA 279.9 KMA * MMA 559.86
Susut dan Rangkak KSR 1 MSR 824.3 KSR * MSR 824.25
Prategang KPR 1 MPR -2420.4 KPR * MPR -2420.38
B. Aksi Transien
Beban Lajur "D" KTD 2 MTD 2519.7 KTD * MTD 5039.40
Gaya Rem KTB 2 MTB 64.8 KTB * MTB 129.62
C. Aksi Lingkungan
Pengaruh Tempratur KET 1.2 MET 965.2 KET * MET 1158.25
Beban Angin KEW 1.2 MEW 113.4 KEW * MEW 136.08
Beban Gempa KEQ 1 MEQ 333.7 KEQ * MEQ 333.70
12.2.4. KONTROL KOMBINASI MOMEN ULTIMIT

Kapasitas momen balok Mu = ф * Mn 13351.362 kNm


=
KOMBINASI - 1 Momen ultimit pada balok komposit (kNm) akibat beban
Momen Berat sen Mati tamb Susut - rang Prategang Lajur "D" Rem Tempratur Angin Gempa MOMEN ULT Keterangan
Ultm KMS*MMS KMA*MMA KSR*MSR KPR*MPR KTD*MTD KTB*MTB KET*MET KEW*MEW KEQ*MEQ KOMB
Mxx 3974.158 559.856 824.255 -2420.377 5039.400 129.622 - - - 8106.913 < Mu (aman)

KOMBINASI - 2 Momen ultimit pada balok komposit (kNm) akibat beban


Momen Berat sen Mati tamb Susut - rang Prategang Lajur "D" Rem Tempratur Angin Gempa MOMEN ULT Keterangan
Ultm KMS*MMS KMA*MMA KSR*MSR KPR*MPR KTD*MTD KTB*MTB KET*MET KEW*MEW KEQ*MEQ KOMB
Mxx 3974.158 559.856 824.255 -2420.377 5039.400 129.622 1158.250 - - 9265.164 < Mu (aman)

KOMBINASI - 3 Momen ultimit pada balok komposit (kNm) akibat beban


Momen Berat sen Mati tamb Susut - rang Prategang Lajur "D" Rem Tempratur Angin Gempa MOMEN ULT Keterangan
Ultm KMS*MMS KMA*MMA KSR*MSR KPR*MPR KTD*MTD KTB*MTB KET*MET KEW*MEW KEQ*MEQ KOMB
Mxx 3974.158 559.856 824.255 -2420.377 5039.400 129.622 - 136.080 - 8242.993 < Mu (aman)

KOMBINASI - 4 Momen ultimit pada balok komposit (kNm) akibat beban


Momen Berat sen Mati tamb Susut - rang Prategang Lajur "D" Rem Tempratur Angin Gempa MOMEN ULT Keterangan
Ultm KMS*MMS KMA*MMA KSR*MSR KPR*MPR KTD*MTD KTB*MTB KET*MET KEW*MEW KEQ*MEQ KOMB
Mxx 3974.158 559.856 824.255 -2420.377 5039.400 - - - 333.697 8310.989 < Mu (aman)

Anda mungkin juga menyukai