Anda di halaman 1dari 4

“SIAP MENTAL MENGHADAPI NEW NORMAL”

Mahasiswa KKN 102 UIN Sunan Kalijaga


Dusun Kadirojo, Palbapang, Bantul

Pembicara 1 dan 2 Dari Mahasiswa Psikologi UIN Sunan Kalijaga

Pembicara 1, Lisa:

Melihat keadaan saat ini? Di sekitar kita, banyak berita yang membuat heboh dan simpang
siur tentang penyebaran covid. Banyak kasus positif corona terutama di Bantul pada akhir-akhir
ini. Untuk itu berdampak pada kita seperti :

a. Banyak masyarakat tidak memiliki penghasilan jika tidak bekerja


b. Orang tua harus mendampingi belajar, tidak semua orang tua bisa membimbing sistem belajar
online, orang tua tidak semua paham akan materi sekolah anak anak yang tentunya era dahulu
berbeda dengan yang sekarang.

Adanya banyak tuntutan dan masalah akan hal tersebut dapat membuat seseorang merasakan stres
(reakasi respon tubuh atau tekanan mental dari hidup mental)

Pembicara 2, Danar :

Kita dihadapkan pada situasi dimana tidak biasa terjadi, sekarang apa-apa bisa terjadi.
Tuntutan pemerintah yang harus dilaksanakan. Adanya situasi tersebut mengakibatkan adanya
stres. Stres sendiri berdampak pada kesehatan. Adapun yang terdampak antara lain :

a) Syaraf : otak sudah bermasalah itu akan mempengaruhi tubuh kita, saat otak akan
memunculkan hormon adrenalin menyebabkan detak jantung berdetak cepat
b) Sehat mental : kondisi ketika batin pada keadaan yang tenang dan tentram untuk dapat
menghadapi kesehari-harian

Manurut WHO tidak ada kesehatan jika tanpa mental yang sehat. Seorang bisa dikatakan sehat
mental jika emosi dan perilaku yang dilakukan sesuai dengan kendali otak. Kesehatan mental juga
mempengaruhi kesehatan fisik, pikiran, memicu semua bertindak negatif
Jika seseorang sehat dengan mental baik, maka seseorang dapat menjalani kehidupan
dengan baik dan bertanggung jawab. Untuk mengurangi tekanan pikiran kita dapat menerapkan
prinsip 5-5, yang di maksut adalah jika kita punya pemikiran dan terlalu memikirkan hal tersebut,
tapi setelah lima tahun kedepan apa yang kita pikirkan sekarang tidak memiliki dampak yang
kompleks bagi diri kita, cukup kita hanya memikirkannya selama 5 menit saja. Akan sia-sia jika
kita memikirkan hal yang tidak berdampak panjang bagi kehidupan kita. Namun jika dirasa hal
yang sedang kita pikirkan ini memiliki dampak panjang bagi kehidupan kita lima tahun yang akan
mendatang, tidak mengapa jika kita harus memikirkannya sampai dalam, siapa tahu memang salah
satu jalan hidup kita kedepan dari apa yang kita pikirkan saat itu.

Adapun contoh stres yang sering terjadi misalnya seseorang menarik diri dari lingkungan,
dikucilkan, tidak membaur dengan lingkungan Tidur banyak atau sedikit juga dapat menjadi
contoh stres ketika kurang tidur energi turun, biasanya dapat produktif energi yang dialaminya
mengalami penurunan

Agar tidak mudah terkena stres maka kita harus banyak melakukan aktifitas fisik, memilih
untuk menerima informasi dengan baik tepat dan bijak, dan juga menerapkan pola tidur yang
cukup. Salah satu indikator untuk sehat mental yaitu bekerja secara produktif,

Saat ini ada layanan psikolog juga di Puskesmas, kita sudah tidak dipersulit mengenai hal
ini karena fasilitas sudah sangat berdampingan sekali dengan tenaga masyarakat, jangan berfikir
bahwa stigma masyarakat ke psikolog itu orang gila, jangan menunggu sakit. Jika tidak dapat
menyelesaikan masalah bisa ke psikolog dan berkonsultasi terkait masalah yang sedang di hadapi
dengan kesadaran diri.

Pembicara 2, Ibu Satih selaku Dosen Psikologi UIN Sunan Kalijaga

Dampak dari adanya Covid-19 antara lain kehilangan pekerja, pekerja hotel banyak diphk
ada banyak penjual yang berkumpul untuk dijual, masjid yang biasa untuk beribadah kini juga
sudah sepi.

Permasalah mengenai Covid-19 sudah tidak bisa lepas dari apa yang biasanya dilakukan,
kebiasaan tetap dijalanakan sesuai keseharian pada umunya namun harus dioptimalkan sehari-hari
dengan menerapkan protokol pemerintah yang berlaku.
Adapun Fase-fase dalam Menghadapi Covid-19

a. Takut : karena adanya Covid-19 kita merasa takut akan kematian, takut bertambahnya angka
positif yang terkena covid. kita dapat mengurangi rasa takut dengan juga mengurangi melihat
berita, boleh sesekali untuk meninjau perkembangan, harus tetap mengamati diri sendiri
b. Stres : adanya banyak berita yang mengabarkan tentang kasus corona dapat membuat
seseorang merasa stres, bahkan takut tertular, membuat kita takut untuk membaur dalam
kegiatan yang biasa di lakukan di masyarakat.
c. Depresi : tahap paling akhir karena merasa sangat stres dengan keadan yang di alami akibat
adanya Covid-19. Kita bisa over protect terhadap orang lain, mati rasa, terjadi gangguan mood
yang tidak menentu, bahkan ingin menyakiti diri sendiri atau orang lain.
d. Menerima kenyataan : tahap kita sudah bisa menerima kenyataan bahwa memang nyata
adanya covid mempengaruhi kehidupan sekarang dan mencoba untuk bangkit
e. Berdamai : melanjutkan ibadah dan meningkatkan kegiatan beribadah, menguatkan usaha, dan
tetap harus bekerja.

Hormon yang akan diciptakan untuk mendapatkan kebahagiaan antara lain :

a. Dopamine: hormon kesenangan, dapat menyelesaikan apa saja


b. Serotonin: hormon kepuasaan, merasa penting, rindu, tidur nyenyak, mengatur suasana hati,
pencernaan baik, hormon ini dapat timbul dengan minum susu, kedelai, tempe, dan berjemur
c. Endorfin: penghilang rasa sakit, pengurang rasa sakit, suka ketawa, anak bermain
d. Oksitosin: hormon cinta, untuk membangun hubungan yang kuat. Meningkatkan kepercayaan,
empati, hubungan suami istri.

Siap adaptasi:

Tingkatkan imun yang tinggi kita tidak takut lagi dengan yang sekarang. Kamu boleh takut tapi
jangan mengalahkan takut Allah, didunia sudah ada porsi, tawakal dan ikhtiar Ikuti protokol,
walaupun new normal kita tetap ikuti Tetap produktif: menghafalkan surat pendek, perilaku baik,
mau menuntut tidak bisa

Pertanyaan:
Bapak Edi: seberapa ganas covid 19, odp, kenapa berita yang dipemerintah banyak. Dituakan harus
gimana?

Virus ada ragamnya banyak kalau kita gak percaya ya sombong. Bagaimana penjelasan, protokol
tetap dijalani, supaya kita tidak lengah ada yang tampa gejala. Ganasnya seberapa tergantung
dengan persepsi orang. Virus ini ada tapi tetap dengan protokol kesehatan. Media dampaknya luar
biasa, mengubah opini ini yang luar biasa.

Pak Edi : teh manis bisa bikin gula bapak enggak, tapi malah ibuk e tinggi

Orang hanya tergantung jalan pikiran kita,mental kita mempengaruhi dan menumbuhkan imun
yang baik, yang penting kita ikuti protokol kesehatan, sesuai dengan jalan pikiran saya

Anda mungkin juga menyukai