Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
Keterampilan tulis menulis sangatlah urgen saat ini. Ia merupakan salah satu jalan
untuk mengeksplorasikan apa yang ada dalam otak kita. Saat ini, hampir semua orang
melakukannya. Entah sebagai penyaluran hobi, ataupun hanya sebatas mencari sensasi dan
nilai.
Ada banyak macam bentuk tulisan—karangan—yang digunakan oleh penulis,
tergantung pada style mereka masing-masing. Ada yang menggunakan karangan yang
bersifat argumentatif, persuasif, eksposisif dan yang lainnya.
Bentuk-bentuk karangan itu mempunyai makna dan karakteristik tersendiri. Dan tentunya, ia
sangatlah perlu untuk kita pelajari dan pahami. Lebih-lebih oleh kita yang ingin menekuni
seni menulis. Dan makalah ini merupakan salah satu media untuk manyelaminya
A. Pengertian Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
B. Jenis-Jenis Karangan
1. Narasi
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat kejadian atau
peristiwa dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi
suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh dan konflik merupakan unsur pokok
sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiganya disebut plot atau alur. Jadi, narasi
adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur. Narasi dapat berbentuk fiksi
maupun fakta. Contohnya yang berisi fakta adalah biografi, autobiografi, atau kisah
pengalaman.
Ada yang mengartikan narasi sebagai karangan yang menceritakan tentang suatu kejadian
atau pengalaman .
Pola narasi secara sederhana adalah awal—tengah—akhir. Awal narasi biasanya
berisi pengantar, yaitu pengenalan suasana tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar
dapat mengikat pembaca. Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu
konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konflik timbul dan mencapai
klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki
cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya denganpanjang, ada yang
singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilahkan
pmbaca untuk menebaknya sendiri.
Karangan narasi bersifat non ilmiah, artinya tidak formal, dan bahasanya indah untuk
menarik perhatian pembaca. Karangan ini bertujuan agar pembaca mengetahui secara runtun
suatu peristiwa atau kejadian.
Contoh narasi berisi fakta adalah tentang Ir. Soekarno dibawah ini,
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin
PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat
pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah. Soekarno mengucapkan pidato
tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI
tanggal 1 Juni 1945. Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap
Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan
dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949. Jiwa kepemimpinan dan
perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya
menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung
tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang
Sedangkan contoh narasi fiksi adalah :
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat
tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam
saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar
yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak
akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah
kurindui juga? Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk
menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah
Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.
Langkah menyusun narasi (fiksi): Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif,
dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan
menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya,
apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-
peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.
2. Argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan
data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran
pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai
penyokong opini tersebut. Karangan argumentasi bersifat nonfiksi, logis, bahasanya baku,
tidak ambigu, kalimatnya berbentuk kalimat tunggal. Ia bertujuan untuk pembuktian suatu
kebenaran sehingga meyakinkan pembaca mengenai kebenaran itu, tapi bukan berarti
mengajak orang lain untuk mengikuti opininya.
Contoh: Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa
kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa
kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa
besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua
sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.
Langkah menyusun argumentasi: Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan
Mengumpulkan data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik
yang dipilih Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi
Pada jenis karangan argumentasi sering pula dilengkapi dengan contoh, grafk, statistik, dan
lain-lain untuk memperjelas alasan dan bukti-bukti. Iklan promosi, adalah contoh nyata
bersifat argumentatif, bagaimana perusahaan sabun Rinso mengemukakan alasan dan
meyakinkan calon konsumen bahwa Rinso dapat mencuci lebih bersih daripada sabun
pencuci lain .
3. Eksposisi
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat
dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Ia bersifat nonfiksi, logis, bahasanya baku,
tidak ambigu dan objektif. Dan tulisan ini bertujuan memberi tahu kepada pembaca utnuk
mengetahui secara jelas tentang suatu proses.
Contoh: Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan
auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk
menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang
digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan
akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran
informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Contoh paparan proses: Cara mencangkok tanaman: 1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang
subur, dan sabut secukupnya. 2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan sehat dengan
diameter kira-kira 1,5 sampai 2 cm. 3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan
dikelupas sampai bersih kira-kira sepanjang 10 cm.
Langkah menyusun eksposisi: Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan
data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
Perbedaan yang jelas anatara Eksposisi dan Argumentasi adalah fakta dalam karangan
paparan diperjelas dengan keterangan, sedangkan dalam jenis Argumentasi fakta dijadikan
bahan pembuktian dihubungkan dengan fakta lain, sehingga yakin akan kebenaran gagasan
atau pendapatnya.
4. Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam
persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan
yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang
dianjurkan penulis dalam karangannya. Sifat karangan persuasi adalah nonfiksi, tidak
ambigu, pendekatan psikologis.
Contoh persuasi: Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi
makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang
cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
Langkah menyusun persuasi:
1.Menentukan topik/ tema
2.Merumuskan tujuan
3.Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4.Menyusun kerangka karangan
5.Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
5. Diskripsi
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-
olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Sifat karangan ini adalah non ilmiah,
bahasanya indah, ambigu dan subjektif subjektif. Tulisan ini bertujuan agar pembaca,
mendengar dan merasa seperti yang dialami penulis.
Contoh deskripsi berisi fakta: Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan
masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan
fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat
di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata
yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Contoh deskripsi berupa fiksi: Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna
jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup
menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu
burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting
yang lain.
Langkah menyusun deskripsi: Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan Tentukan
tujuan Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan
Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan
waktu, atau urutan menurut kepentingan Kembangkan kerangka menjadi deskripsi
Bagaimana Perbedaan ke empat jenis karangan di atas, secara singkat dapat dicontohkan
sebagai berikut. Dengan gagasan pokok “pasar”, jika seseorang mengarang atau pengamat
menceritakan suka-dukanya keluar masuk sebuah pasar selama beberapa hari, ia mengarang
dalam bentuk narasi. Jika menuliskan betapa ramaidan sibuknya penjual dan pembeli di pagi
hari, maka ia mengarang dalam bentuk diskripsi. Jika ia menjelaskan peranan pasar dalam
kehidupan sehari-hari dengan segala fakta yang ada di daamnya, maka ia mengarang dalam
bentuk eksposisi. Selanjutnya, bila ia pertemuan penjuan dan pembeli untuk keperluan hidup
sehari-hari terutama di bidang pangan, sehingga mutlak harus ada di tengah-tengah
masyarakat yang padat penduduknya, maka ia akan memilih jenis karangan argumentasi. Dan
ketika seseorang menulis tentang pasar dan mengajak orang lain untuk selalu ke pasar, itu
berarti ia menulis dalam bentuk persuasi.
Dalam suatu karangan tidak boleh menggunakan dua bentuk karangan sekaligus sebagai
bentuk utama dari karangan tersebut. Akan tetapi, kalau bentuk-bentuk yang lain hanya
sebagai penyokong dan penguat saja, itu tidak masalah.

BENTUK-BENTUK KARANGAN

BENTUK-BENTUK KARANGAN

Bentuk karangan ada 3 macam :

1. Prosa

2. Puisi

3. Drama

Prosa dibagi menjadi 2 macam :

1. Fiksi
2. Non Fiksi

Puisi adalah karangan yang mengutamakan irama, rima, dan kepadatan makna.

Drama adalah : karangan yang berupa dialog sebagai pembentuk alurnya.

LANGKAH-LANGKAH MENGARANG

1. Menentukan topik, tema, dan judul karangan.

2. Menyusun kerangka karangan.

3. Mengumpulkan data.

4. Mengembangkan kerangka karangan.

Topik adalah gagasan inti karangan yang dijadikan landasan penyusunan karangan.

Topik dinyatakan dalam kata atau kelompok kata.

Misalnya :

• Teknik beternak ayam.

Kebersihan lingkungan.

SYARAT-SYARAT MENENTUKAN TOPIK :

a. Menarik

b. Diketahui / dikuasai penulis

c. Tidak kontroversial

d. Mengandung unsur kebaruan(aktual)

e. Cukup sempit dan terbatas.

Tema adalah : pesan utama yang disampaikan yang disampaikan penulis melalui
karangannya.

Tema dirumuskan dalam bentuk kalimat yang lengkap, disusun berdasarkan topik yang telah
ditentukan.

Misalnya : Beternak ayam kampung dapat menghasilkan untung besar.

Ciri –ciri tema yang baik :

a. Dirumuskan dalam kalimat yang jelas.

b. Memiliki kesatuan gagasan.

c. Terarah.

d. Mengandung unsur keaslian (kebaruan)

Judul adalah nama suatu karangan atau suatu pokok bahasan.

Judul seringkali dikemukakan dahulu, namun bisa pula dibuat setelah karangan selesai.

Fungsi judul :

Nama bagi suatu karangan.Ø

Slogan promosi untuk menarik minat baca.Ø

Gambaran isi karangan.Ø

Wujud kreativitas pengarang.Ø

Ciri-ciri judul yang baik :

a. Menarik

b. Menimbulkan rasa penasaran pembaca.

c. Mudah ditangkap maksudnya dan mudah diingat.

Menyusun kerangka karangan

Kerangka karangan adalah :

Rencana kerja yang memuat garis besar suatu karangan.

Manfaat kerangka karangan adalah :

memudahkan penyusunan karangan sehingga menjadi lebih teratur.

Manfaat kerangka karangan adalah :


a. Memudahkan menyusun karangan sehingga karangan menjadi teratur.

b. Memudahkan penempatan bagian karangan yang penting dan yang kurang penting.

c. Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.

d. Membantu pengumpulan sumber-sumber yang diperlukan.

Kerangka Karangan
Jika pada artikel sebelumnya telah dibahas mengenai Karangan Narasi dan sudah mengetahui
tentang Cara Membuat Karangan Narasi, sekarang akan dibahas lebih lanjut mengenai
pembuatan karangan agar terlihat rapi serta enak untuk dibaca. Salah satu sebelum membuat
karangan adalah membuat kerangka karangan, apa itu kerangka karangan..? Kerangka
karangan adalah hal dasar yang harus diketahui dan disusun sebelum memulai untuk menulis.
Berikut ini adalah contoh kerangka karangan yang dibuat sebelum kita melakukan
penulisan atau menulis karangan:
1.Tema karangan.
2.Tujuan karangan (deskripsi, narasi, argumentasi, eksposisi atau persuasi).
3.Pemilihan bahan materi yg sesuai dgn tema (mis.karangan ttg narkoba cari data2 seluk
beluk ttg narkoba).
4.Kerangka (garis besar/pokok2 pikiran sebanyak2nya spt adanya pikiran utama & pikiran
penjelas).
5.Mengembangkan karangka menjadi karangan.
6.Mengedit.
Selain itu harus diperhatikan mengenai kerangka karangan dasar:
1. Halaman judul.
2. Halaman pengesahan.
3. Kata pengantar.
4. Daftar isi.
5. Isi.
- Pendahuluan
- Isi
- Penutup
6. Daftar Pustaka.
7. Lampiran.
Ada juga kerangka karangan yang sangat mendasar, terutama digunakan untuk membuat
karangan yang pendek, seperti:
1. Pembukaan, kita mulai dengan memperkenalkan berbagai penokohan pada cerita.
2. Isu cerita dimulai dari semua permasalahan pada keseluruhan cerita.
3. Penutup pada posisi ini menjelaskan tentang bagaiman akhir dari cerita tersebut.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karangan dapat diartikan sebagai karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk
dipahami.
Ada bebeparapa macam jenis karangan, diantaranya adalah narasi, argumentasi, eksposisi,
persuasi dan diskripsi.
DAFTAR PUSTAKA
Ambary, Drs. Abdullah.Tanpa Tahun.Intisari Tatabahasa Indonesia, Untuk SMTP.Bandung :
Djatnika Bandung.
Smalley, Regina L, Mary K. Ruetten.1986.Refining Composition Skills.New York :
Macmillian Publishing company
http://wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai