Anda di halaman 1dari 1

Sekilas Tentang Sejarah Bahasa Indonesia 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang

berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud


Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua
1928. pada saat itu, para pemuda dari berbagai franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa
pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Melayu.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu
Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang tampak makin jelas dari peninggalan kerajaan Islam,
satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada
bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun
1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-
persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini
17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-
dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan
Bustanussalatin.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara
pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia
bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di
merupakan bahasa persatuan Indonesia. Pada tahun
wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima
1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan
oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa
kedudukannya sebagai bahasa nasional.
perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang,
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya
antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa
sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus
Melayu tidak mengenal tingkat tutur.
1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar
Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah
1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar
Nusantara serta makin berkembang dan bertambah
Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang
kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai
Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah
di daerah di wilayah Nusantara dalam
bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954
daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari
di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa
berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta,
Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa
bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa
Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa
Eropa. Bahasa Melayu pun dalam
Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan
perkembangannya muncul dalam berbagai variasi
sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan
dan dialek.
hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara
hampir di seluruh Asia Tenggara.
mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia
persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.
Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan
Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada
itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan
masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para
Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang
pemuda Indonesia yang tergabung dalam
Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota
perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat
Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang
Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi).
menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa
Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa
Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya
Kebangkitan nasional telah mendorong
dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa
perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat.
Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti
Peranan kegiatan politik, perdagangan,
berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan
persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam
prasasti berangka tahun 942 M yang juga
memodernkan bahasa Indonesia.
menggunakan bahasa Melayu Kuna.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai
Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan
sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku
fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional
pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga
sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia
dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di
dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia,
Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik
baik di tingkat pusat maupun daerah.
sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun
sebagai bahasa yang digunakan terhadap para
pedagang yang datang dari luar Nusantara.
Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing,
yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain,
menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang
bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-
Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun
(Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel,

Anda mungkin juga menyukai