Anda di halaman 1dari 1

Suh Chun-soo adalah perwira kerajaan yang ditugaskan untuk mengeksekusi permaisuri.

Kejadian yang
merupakan bagian dari konspirasi itu berakhir tragis, ibu negara itu meninggal setelah minum sup
beracun sambil mengatakan bahwa bila anaknya naik tahta, semua yang terlibat bakal dieksekusi.

Tidak bisa melupakan kejadian itu, hidup pria itu semakin kacau bahkan ia sempat terjatuh ke dalam
jurang. Saat sadar, seorang pria tua merawatnya sambil meramal bahwa hidupnya tergantung pada tiga
wanita : yang pertama adalah yang telah dibunuh, yang kedua meninggal demi dirinya, dan yang ketiga
adalah akan hidup untuk menolong orang banyak setelah Chun-soo mengorbankan nyawanya.

Pria tua itu bahkan sempat menulis sejumlah huruf di beberapa kertas sebelum menghilang secara
misterius. Setelah tulisan itu diartikan oleh seorang rahib, praktis Chun-soo hidup mengasingkan diri dan
tidak berani berdekatan dengan wanita. Tak terasa 14 tahun berlalu sejak kejadian itu, namun mimpi
akan pak tua itu tidak juga hilang.

Di tempat lain tepatnya di dapur istana, salah seorang pelayan berbakat dayang Park Myeong-yi
memiliki keahlian diatas rata-rata dalam meracik makanan. Namun karena membongkar ‘dosa’ salah
seorang rekannya dayang Choi, ia difitnah melakukan perbuatan asusila dan hanya ada satu hukuman
bagi yang melanggar aturan : mati dengan meminum racun.

Beruntung saat dieksekusi, salah seorang sahabatnya dayang Han Ae-jong mencampurkan air kacang
hijau yang bisa mengurangi efek mematikan racun tersebut. Dalam keadaan sekarat, dayang Park
berjalan ke arah sungai dan pingsan disana. Secara kebetulan, Chun-soo melihat dan langsung
membawa wanita malang itu untuk dirawat.

Saat diperiksa oleh seorang rahib, ia mulai menduga-duga apa yang menyebabkan wanita itu meminum
racun yang begitu mematikan. Belakangan Chun-soo sadar, Myeong-yi adalah wanita kedua yang
dimaksud oleh pria tua yang ditemuinya belasan tahun silam.

Anda mungkin juga menyukai