Anda di halaman 1dari 41

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Landasan teori dalam buku-buku metode penelitian asing sering disebut

dengan literature review. Cresweel (2012) menyatakan “A literature review

is written summary of journal, articles, books, and other documents that

describe the past and current state of information on topic of yours research

study, it also organizes the literature into subtopics, and documents, the

need for a proposed study”. Study Literature (studi kepustakaan),

merupakan ringkasan tertulis dari jurnal, artikel, buku-buku dan dokumen

lain, yang berisi tentang uraian informasi masa lalu atau sekarang yang

relevan dengan judul penelitian. Studi literatur juga mengorganisasikan

berbagai literatur kedalam sub topik sesuai yang dibutuhkan dalam

penelitian (Sugiyono, 2017:77-78).

Cooper and Schindler (2003), mengemukakan bahwa, “A theory is a

set of systematically interrelated concepts, definition, and proposition that

are advanced to explain and predict phenomena (fact)”. Teori adalah

seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis

sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena

(Sugiyono, 2017:78).

Secara sederhana, teori adalah pemikiran dan pengalaman yang terbukti

secara empiris, sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan, meramalkan,

35
36

dan mengendalikan fenomena. Pemikiran yang selalu terbukti secara

empiris pada tempat yang semakin luas akan menjadi teori deduktif,

sedangkan pengalaman-pengalaman yang semakin terbukti pada tempat

yang semakin luas juga akan menjadi teori, yang disebut teori induktif.

A. Sejarah Rokok

Tembakau berasal dari Amerika Selatan dan Hindia Barat.

Walaupun tembakau sendiri digunakan pertama kali di Amerika utara.

Dari Amerika Utara, tembakau masuk ke eropa melalui Spanyol.

Tembakau dikenal pertama kali di Meksiko sejak lebih 2500 tahun lalu.

Ia mulai dikenal luas diberbagai negara bagian Amerika Utara dan

Selatan. Sekitar tahun 1492 M, saat pertama kali menemukan benua

Amerika sebagian pelaut Eropa menemukan pohon tembakau sebagai

pohon dasar rokok. Setelah itu, tembakau mulai dipasok ke berbagai

belahan benua Eropa.

Rokok pertama kali dikenal di wilayah kaum muslimin di

penghujung abad ke-10 Hijriyah. Yang pertama kali memasok barang

itu kepada kaum Muslimin adalah orang-orang Nasrani. Pada dekade

1630-an tembakau secara permanen menjadi tanaman yang

mendatangkan hasil pendapatan besar bagi wilayah Virginia.

Sebagaimana dituturkan oleh Thomas Jefferson, Presiden ketiga

Amerika Serikat, dengan laporannya, “Kreasi terbesar yang dapat

dilakukan oleh negeri manapun sekarang ini ialah menambahkan suatu

jenis pokok yang amat berguna demi kemajuan bangsa” (Basyir, 2012:

5).
37

Pada abad ke-17, para ahli perniagaan Eropa memperkenalkan

tembakau di seluruh Asia dan Afrika. Lalu pada abad ke-19 orang-

orang Spanyol memperkenalkan cerutu ke Asia lewat Filipina dan

kemudian Rusia dan Turki. Dengan cara itulah, tembakau menyebar

kedalam negeri-negeri Islam. Tembakau untuk pertama kalinya masuk

ke Indonesia dibawa oleh orang-orang portugis sekitar Tahun 1600.

Di Indonesia, industri tembakau dimulai bersamaan dengan

berkuasanya kolonial Belanda di negeri ini. Dimulai dengan penanaman

pertama pada tahun 1609, pada tahun 1650 tembakau dijumpai

dibanyak daerah di Nusantara. VOC melakukan penanaman tembakau

secara besar-besaran di daerah Kedu, Bagelen, Magelang, dan Priangan.

Dari abad ke-17 hingga ke-19, penanaman tembakau mencapai daerah

Deli, Padang, Palembang, Cirebon, Tegal, Kedu, Bagelen, Banyumas,

Semarang, Rembang, Pasuruan bahkan juga Kalimantan, Sulawesi,

Ambon dan Irian (Sukendro, 2007: 43).

Dari catatan sejarah Raffless and Condolle disebutkan bahwa

kebiasaan merokok penduduk Jawa ternyata sudah ada sejak abad ke-

17. Bahkan raja Mataram, Sultan Agung, yang memerintah pada tahun

1613-1645, dicatat onghokham dan Amen Budiman sebagai chain

smoker atau perokok berat. Akan tetapi tidak satupun dari catatan

sejarah itu yang memperkenalkan rokok secara komersial kecuali

diawali dari Kudus, sebuah kota dipesisir utara Jawa Tengah yang kini

telah menjadi pusat mengalirnya produk-produk rokok kretek ternama

ke-seantero Indonesia dan dunia (Muchtar Af, 2009: 40).


38

Diperkirakan dunia mengenal 200 spesies tembakau. Dari 200

spesies tersebut, tiga varietas utama: Nicotiana Tabacum (Virginia),

Nicotiana Macrophylla (Maryland) dan Nicotiana Rustica (Boeren),

semuanya berasal dari Amerika (Sukendro, 2007: 33).

Di Indonesia, umumnya rokok dibedakan menjadi beberapa jenis

yaitu sebagai berikut:

1. Rokok berdasarkan bahan pembungkus:

a. Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya dari jagung

b. Kaung : rokok yang bahan pembungkusnya dari daun aren

c. Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya dari kertas

d. Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya daun tembakau

2. Rokok berdasarkan isi:

a. Rokok putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun

tembakau dan saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma

tertentu.

b. Rokok kretek : rokok yang bahan bakunya berupa daun

tembakau dan cengkeh yang diberi saus.

c. Rokok klembak : rokok yang bahan bakunya daun tembakau,

cengkeh dan kemenyan yang diberi saus.

3. Rokok berdasarkan proses pembuatannya:

a. Sigaret Kretek Tangan (SKT) : rokok yang proses

pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan

menggunakan tangan atau alat bantu sederhana, lingkar

diameter pangkal dan ujung berbeda besarnya.


39

b. Sigaret Kretek Mesin (SKM) : rokok yang proses

pembuatannya menggunakan mesin, lingkar diameter pangkal

dan ujung sama besar.

4. Rokor berdasarkan penggunaan filter :

a. Rokok Filter (RF) : rokok yang pada bagian pangkalnya

terdapat gabus.

b. Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya

tidak terdapat gabus.

B. Perilaku Merokok

Merokok dalam bahas Arab disebut “tadkhin” dan dalam bahasa

inggris disebut “smoking”, merupakan istilah yang digunakan untuk

aktivitas menghisap rokok atau tembakau dengan berbagai cara. Kata

“merokok” itu sendiri nampaknya ditujukan untuk perbuatan

menyalakan api pada rokok sigaret atau cerutu, atau tembakau dalam

pipa rokok. Termasuk juga dengan menggunakan sejenis pipa khusus

yang mengandung air dibagian tengahnya, walaupun bahannya bukan

berasal dari tembakau, atau sejenis bahan mirip tembakau yang

memberikan cita rasa sama seperti tembakau (Basyir, 2012:5-6).

Asap dari tembakau atau bahan sejenis yang terkena api itu disedot

melalui mulut dari ujung rokok yang tidak dibakar sehingga terhirup

kebagian dalam tubuh, lalu dihisap masuk kedalam rongga dada, lalu

dilepaskan keluar melalui hidung atau mulut, atau melalui keduanya

sekaligus. Itulah yang disebut “merokok”.


40

Menurut Silvan tomkins (Al-bachri, 1991) terdapat empat kategori

perilaku merokok berdasarkan Management Of Affect Theory :

Pertama, perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan

merokok seseorang merasakan bertambahnya rasa positif. Green

(dalam Psychological Factor In Smoking, 1978) ada tiga sub pada tipe

ini, yaitu:

1. Pleasure relaxation yaitu perilaku merokok hanya untuk menambah

atau meningkatkan kenikmatan yang sudah diperoleh, misalnya

merokok setelah minum kopi atau makan.

2. Stimulation to fix them up yaitu perilaku merokok hanya dilakukan

sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.

3. Pleasure of handling the cigarette yaitu kenikmatan yang diperoleh

dengan memegang rokok, khususnya pada perokok pipa. Perokok

pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan

tembakau. Sedang untuk mengisapnya hanya dibutuhkan waktu

beberapa menit saja. Termasuk dalam kategori ini adalah perokok

yang lebih senang berlama-lama memainkan rokoknya dengan jari-

jarinya sebelum ia nyalakan dengan api.

Kedua, perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif. Banyak

orang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif.

Misalnya saat orang marah, cemas dan gelisah, maka rokok dianggap

sebagai penenang. Mereka menggunakan rokok untuk mengurangi

perasaan tidak enak yang dirasakan.


41

Ketiga, perilaku merokok yang adiktif (kecanduan). Green

menyebutnya sebagai Psychological Addiction. Mereka yang sudah

kecanduan akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat

setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.

Keempat, perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka

menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan

perasaan. Tapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaan rutin.

Dapat dikatakan bagi yang bertipe ini, merokok adalah perilaku yang

bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari.

2.2 Rokok Dalam Perspektif Hukum Islam


Fenomena rokok tidak dikenal di zaman Rasulullah SAW, para

sahabat, maupun zaman tabi’in. Rokok baru dikenal di dunia Islam sekitar

abad sepuluh Hijriyah melalui barat (Rifan, 2010:18). Meskipun tidak ada

dalil khusus, kita tidak boleh tergesa-gesa menganggapnya halal atau haram.

Setidak-tidaknya rokok termasuk dalam perkara syubhat (samar-samar/tidak

jelas hukumnya).

A. Rokok Menurut Madzahib al-Arba’ah

Berikut ini merupakan pandangan para ahli fiqh mengenai rokok

(Zuhroni, 2003: 224-225).

1. Mazhab Malikiah

Menurut Madzhab ini, hukum merokok tidak dijelaskan secara

konkrit, tetapi dapat dilihat dari sikapnya yang mengkaitkannya

dengan hukum atau batasan hukum yang lain. Syaikh Khalid bin

Ahmad, seorang tokoh pengikut Madzhab Maliki berpendapat,


42

tidak dibolehkan bermakmum kepada penghisap rokok, juga

kepada orang yang memperjualbelikannya atau barang-barang lain

yang memabukkan. Termasuk ahli fiqih Madzhab Maliki yang

mengharamkan rokok adalah Syeikh Ibrahim al-Laqqani.

Syaikh al-Laqqani mempunyai satu risalah khusus yang

membahas tentang haramnya rokok. Risalah ini kemudian

diberinya judul Nashihah al-Ikhwan bi al-Ijtinab Li Syarb ad-

Dukhan (Nasihat Kepada Kawan Untuk Menjauhi Konsumsi

Rokok). Akan tetapi risalah ini langsung dikonter oleh seorang

ulama yang hidup sejalan dengannya yang bernama Ali bin

Muhammad al-Ajhuri al-Maliki. Dia menyusun dua risalah

sekaligus, yang didalamnya memuat perkara-perkara yang boleh

dinikmati dan tidak berbahaya, yang salah satunya adalah rokok

(Jampes, 2010: 43).

2. Mazhab Hanafiah

Menurut madzhab Hanafi merokok hukumnya haram. Ulama

madzhab hanafi yang menyatakan demikian diantaranya adalah

Syaikh Muhammad al-‘Aini. Menurutnya, alasan keharaman

merokok mencakup empat hal, yaitu:

1. Rokok terbukti dapat membahayakan kesehatan sebagaimana

telah dibuktikan oleh para pakar medis.


43

2. Rokok termasuk jenis barang yang memabukkan dan dapat

melemahkan tubuh, walaupun kadarnya kecil dilarang

mengkonsumsinya.

3. Bau yang ditimbulkannya tidak sedap dan dapat menyebabkan

sakit bagi orang lain yang tidak merokok.

4. Merokok dianggap sebagai suatu tindakan pemborosan, tidak

berfaedah, bahkan justru mendatangkan resiko, sikap demikian

dilarang oleh agama.

Dalam kitab Ad Durr Al Mukhtar, juz kelima bab “Al

Asyrubah” (minuman) disebutkan bahwa “penghisap tembakau

mengklaim bahwa tambakau itu tidak memabukkan. Kalaupun

pernyataan ini tidak diterima, namun pada kenyataannya tidak bisa

dipungkiri bahwa tembakau itu dapat menyebabkan tubuh menjadi

lemah. Hal seperti ini juga haram berdasarkan hadist yang

diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ummi Salamah:

ٍ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه و َسلَّم َع ْن ُك ِّل ُمس ِك ٍر و ُم َفرِّت‬ ِ ُ ‫ «نَهى رس‬:‫ قَالَت‬،َ‫عن أ ُِّم سلَمة‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ َ ْ
َ ْ َ َ َ َ َْ

“Rasulullah SAW melarang segala sesuatu yang memabukkan dan

yang melemahkan badan”.

Rokok merupakan pelemah badan berdasarkan pengakuan para

perokok dan dokter serta berdasarkan eksperimen (Zainu, 2003:

56).

3. Mazhab Syafi’iyyah

Menurut sebagian ulama dari kalangan Syafi’iyah merokok

hukumnya haram, yang mengatakan demikian antara lain adalah


44

‘Abdurrahman al-Abdal, al-Quyubi, al-Buhaerami, dan lain-lain.

Alasan mereka, merokok dapat melemahkan tubuh dan pikiran,

walaupun si pengkonsumsinya tidak sampai mabuk. Hal ini, sesuai

dengan hadist Nabi, termasuk perbuatan yang dilarang.

Rasulullah SAW melarang pemakaian benda yang

memabukkan atau melemahkan badan, maka merokok haram

hukumnya. Mereka juga berpendapat bahwa pemakaian sekali atau

dua kali tidaklah termasuk dosa besar, tapi jika dilakukan berulang-

ulang atau sering maka termasuk dosa besar, sebagaimana berlaku

pada dosa-dosa kecil jika dilakukan terus menerus berubah menjadi

dosa besar.

‘Abdur Rahman Ibn Muhammad Ibn Husain ibn ‘Umar

Ba’alawiy menjelaskan tiga tingkatan hukum merokok baik bersifat

general maupun personal terangkum dalam paparan panjang

didalam Bughyatul Mustarsyidin (hal 60) yang sepotong teksnya

sebagai berikut :8

‫وال ""ذي" يظه ""ر أن ""ه إن ع ""رض ل ""ه م ""ا‬،‫مل يف التنب ""اك ح ""ديث عن ""ه وال أث ""ر عن أح ""د من الس ""لف‬

‫ كم""ا حيرم العس""ل على احملرور والطني ملن‬،‫حيرم""ه بالنس""بة ملن يض""ره يف عقل""ه أو بدن""ه فح""رام‬

‫ كم"ا إذا اس"تعمل للت""داوي بق"ول ثق"ة أو‬،ً‫ وق"د يع"رض ل"ه م"ا يبيح""ه ب""ل يص"ريه مس"نونا‬،‫يض"ره‬

‫ وحيث‬،‫ كالت""داوي بالنجاس""ة غ""ري ص""رف اخلم""ر‬،‫جترب""ة نفس""ه بأن""ه دواء للعل""ة ال""يت ش""رب هلا‬

‫ إذ اخلالف القوي يف احلرمة يفيد الكراهة‬،‫خال عن تلك العوارض فهو مكروه‬

8
http://www.nu.or.id/post/read/15696/bahtsul-masail-tentang-hukum-merokok, diakses
pada hari Jum’at tanggal 29 Juni 2018 jam 19.31.
45

“tidak ada hadist mengenai tembakau dan tidak ada atsar (ucapan
dan tindakan) dari seorang pun diantara sahabat Nabi SAW,
Jelasnya jika terdapat unsur-unsur yang membawa mudharat bagi
seseorang pada akal atau badannya, maka hukumnya adalah
haram sebagaimana madu itu haram bagi orang yang sedang sakit
demam, dan lumpur itu haram bila membawa mudharat bagi
seseorang. Namun kadangkala terdapat unsur-unsur yang mubah
itu dimaksudkan untuk penobatan berdasarkan keterangatan
terpercaya atau pengalaman dirinya bahwa sesuatu itu dapat
menjadi obat untuk penyakit yang diderita sebagaimana berobat
dengan benda najis atau selain khamr. Sekiranya terbebas dari
unsur-unsur haram dan mubah, maka hukumnya makruh karena
bila terdapat unsur-unsur yang bertolak belakang dengan unsur-
unsur haram itu dapat di pahami makruh hukumnya”.

4. Mazhab Hanabilah

Menurut sebagian ulama dari kalangan Madzhab Hambali

merokok dalam kondisi tertentu hukumnya makruh, namun dalam

kondisi tertentu dapat menjadi haram. Diantaranya dikemukakan

oleh Syaikh ‘Abdullah bin Muhammad dan ‘Abdul Wahhab.

Menurut mereka, tembakau yang berbau tidak sedap makruh

mengkonsumsinya yang menurut pakar kedokteran dapat

membahayakan kesehatan. Jika pemakaiannya berlebihan sehingga

akan memabukkan dan membahayakan kesehatan bagi si

penggunanya, maka hukumnya haram.

Mahmud Syaltut di dalam kitab Al-Fatawa (hal.383-384)

menguraikan hukum rokok dengan sepengal teks sebagai berikut:9

‫ فحكم بعض"هم حبل""ه نظ""را إىل أن"ه ليس مس"كرا وال من ش"أنه أن يس"كر ونظ"را‬..... ‫إن التبغ‬

‫ واألصل يف مثل""ه أن يك""ون حالال ولكن تط""رأ في""ه احلرم""ة‬,‫إىل أنه ليس ضارا لكل من يتناوله‬

9
http://www.nu.or.id/post/read/15696/bahtsul-masail-tentang-hukum-merokok, diakses
pada hari Minggu tanggal 1 Juni 2018 jam 17.28.
46

‫ وحكم بعض أخ ""ر حبرمت ""ه أوكراهت ""ه نظ ""را إىل م ""ا‬.... .‫بالنس ""بة فق ""ط ملن يض ""ره ويت ""أثر ب ""ه‬

‫عرف عنه من أنه حيدث ضعفا ىف صحة شاربه يفقده شهوة الطعام ويعرض أجهزت""ه احليوي""ة‬

‫أو أكثرها للخلل" واإلضطراب‬

“Tentang tembakau … sebagian ulama menghukumi halal karena


memandang bahwasanya tembakau tidaklah memabukkan, dan
hakikatnya bukanlah benda yang memabukkan, disamping itu juga
tidak membawa mudarat bagi setiap orang yang
mengkonsumsi. ...Pada dasarnya semisal tembakau adalah halal,
tetapi bisa jadi haram bagi orang yang memungkinkan terkena
mudarat dan dampak negatifnya. Sedangkan sebagian ulama'
lainnya menghukumi haram atau makruh karena memandang
tembakau dapat mengurangi kesehatan, nafsu makan, dan
menyebabkan organ-organ penting terjadi infeksi serta kurang
stabil.”

B. Manfaat Dan Mudharat Rokok Dari Berbagai Aspek

Perdebatan mengenai hukum merokok sampai saat ini belum juga

menemui titik kesepahaman yang dapat dijadikan landasan bersama,

karena memang rokok telah menjadi sebuah fenomena dan bagian dari

kehidupan masyarakat.

Apalagi rokok telah menjadi salah satu komoditas yang bisa

memberikan cukai cukup besar bagi negara, maka akan semakin sulit

menetapkan hukum bagi rokok selain membiarkannya terus beredar.

Meski pada saat yang sama, gejala-gejala negatif pun tetap tidak bisa

dihindari. Oleh karena itu, sebagai langkah kompromi untuk meninjau

kembali polemik yang selama ini terjadi menyangkut masalah hukum

rokok, maka ada baiknya jika kita mengkaji kembali manfaat dan

mudharat rokok dari berbagai tinjauan.

1. Rokok Di Tinjau dari aspek kesehatan


47

Rokok mengandung kurang lebih 4000 zat kimia dan 60

karsinogen (pemicu sel kanker) yang tentunya sangat berbahaya

bagi kesehatan. Diantara bahan-bahan tersebut adalah tar, nikotin,

karbon monoksida dan zat kimia berbahaya lainnya.

Merokok bukanlah sebagai penyebab suatu penyakit, tetapi

dapat memicu suatu jenis penyakit sehingga boleh dikatakan

merokok tidak menyebabkan kematian, tetapi dapat mendorong

munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian.10

Sementara WHO menyebutkan bahwa rokok dapat

menimbulkan berbagai penyakit kanker, seperti kanker paru-paru,

kanker mulut, kanker bibir, asma, kanker leher rahim, jantung

koroner, darah tinggi, stroke, kanker darah, kanker hati, bronchitis,

kematian mendadak pada bayi, bahaya rusaknya kesuburan bagi

wanita dan impotensi bagi kaum pria dan lain sebagainya (Yunus,

2009:23).

2. Rokok Di Tinjau dari Aspek Ekonomi

Rokok memiliki efek bagi pertumbuhan perekonomian

masyarakat dan negara. Industri pengolahan tembakau mempunyai

peran penting dalam menggerakan ekonomi nasional, karena

mempunyai multiplier effect (suatu kegiatan yang dapat memacu

timbulnya kegiatan yang lain) yang sangat luas, seperti

menumbuhkan industri jasa terkait, penyediaan lapangan usaha dan

penyerapan tenaga kerja.


10
http://fusi.fp.uns.ac.id/?p=108 diakses pada hari Jumat, 1 Juni 2018 jam 22.21.
48

Karena itu, dampak-dampak negatif yang dapat muncul jika

rokok dilarang peredarannya diantaranya dapat disistematiskan

sebagai berikut:

a. Sektor Pendapatan

Fatwa haram atau larangan merokok jelas akan berdampak

pada mengurangnya jumlah pendapatan yang diperoleh oleh

negara, daerah atau provinsi yang berpenghasilan tembakau

cukup besar. Sebab, rokok merupakan salah satu sumber

pendapatan negara dan komoditas yang sangat menjanjikan.

Sebagai contohnya, realisasi penerimaan cukai hasil

tembakau dari 2006-2011 selalu melebihi target yang

dibebankan. Penerimaan cukai hasil tembakau 2011 sebesar Rp.

73,25 triliun lebih besar dari target yang dibebankan sebesar

65.38 triliun (Kominfo, 2014:44).

b. Menambah Jumlah Pengangguran

Larangan merokok juga akan berimbas pada kian

bertambahnya jumlah pengangguran di negara ini. Sebab, tidak

sedikit jumlah masyarakat yang menggantungkan nasibnya pada

produksi rokok, seperti buruh pabrik rokok dan penjual asongan

rokok. Industri rokok memang memberi ruang di sektor tenaga

kerja. Pada tahun 2012 saja ada sekitar delapan juta petani

tembakau yang bekerja pada perusahaan rokok diseluruh

Indonesia (www.kebijakankesehatanindonesia.net). Dalam skala


49

lebih besar, ada sekitar 34 juta pekerja yang bersentuhan

langsung dengan industri rokok (witt-pusat.org).

c. Meningkatkan Angka Kemiskinan

Sebagai pokok dari dua masalah diatas adalah akan semakin

meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia. Jumlah angka

kemiskinan yang kini masih sangat memprihatinkan akan

semakin bertambah, mengingat banyaknya jumlah masyarakat

petani tembakau yang tidak bisa menikmati hasil panennya dan

pengangguran akibat PHK.

Menurut Pakar tembakau, Syamsul Hadi, kontribusi dari

penciptaan lapangan kerja industri rokok dan segala yang terkait

dengannya mencapai angka 24,4 juta. Setidaknya terdapat 1,25

juta orang bekerja diladang tembakau, 1,5 juta bekerja diladang

cengkeh dan 10 juta orang terlibat langsung atau bekerja di

industri rokok. Ini belum terhitung mereka yang mencari nafkah

sebagai penjual asongan atau produk terkaitnya seperti penjual

lighter dan korek api (Kominfo, 2014:60).

Sisi lain dari rokok, dapat dilihat dari berbagai upaya industri

rokok untuk membangun citra terhadap perusahaan maupun produk

yang dihasilkan. Hal ini dikenal dengan program Corporate Social

Responsiblity (CSR). Pro kontra akan keberadaan industri rokok

selama ini membuat industri tersebut gencar mengembangkan CSR

atau program tanggung jawab sosial. Program CSR yang


50

dikembangkan industri rokok antara lain mendukung

pengembangan olahraga, kesenian budaya, dan pendidikan

nasional.

Walaupun bagi pemerintah, industri rokok kretek merupakan

sumber pendapatan yang sangat penting. Dampak positif dari aspek

ekonomi berupa lapangan kerja yang luas, cukai tembakau sebagai

pemasukan kas negara, devisa eksport, tingkat kesejahteraan petani.

Tetapi dampak negatifnya jauh lebih berbahaya. Merokok dapat

menurunkan daya kerja penduduk dan menyebabkan kerugian di

sektor ekonomi, yang berakibat pada menurunnya produksi

nasional. Hal itu disebabkan oleh:11

1. Lebih banyak kematian sebelum umur pensiun pada para

perokok dibanding non perokok.

2. Penyakit akibat rokok yang tidak menimbulkan kematian tetapi

mengakibatkan cacat mengeluarkan biaya pengobatan yang

tidak sedikit.

3. Para perokok ternyata lebih sering absen dalam kerja.

4. Hilangnya daya beli keluarga disebabkan oleh pengeluaran

untuk belanja tembakau.

5. Biaya penanggulangan kebakaran akibat rokok.

3. Rokok Di Tinjau dari Aspek Sosial

Asap yang dihasilkan dari rokok menyebabkan polusi,

Khususnya jika diruangan tertutup, sehingga baunya yang tidak


11
http://fusi.fp.uns.ac.id/?p=108 diakses pada hari Jumat, 1 Juni 2018 jam 22.30
51

enak itu tentunya sangat mengganggu aktivitas orang-orang

disekitarnya. Sehingga perokok kerap kali dijauhi karena baunya

yang busuk.

Rokok juga berpengaruh terhadap profesi dan cita-cita.

Beberapa intitusi dan perusahaan tentang penerimaan beasiswa

bagi mahasiswa, rekrutmen karyawan, serta pengajuan polis

asuransi memberikan persyaratan agar tidak merokok bagi calon

pesertanya.

Banyak anggapan bahwa merokok adalah buruk. Namun tidak

selamanya begitu. Disisi lain rokok diyakini memberikan rasa

keakraban antar warga, menciptakan rasa kekeluargaan. Rokok

sering hadir dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan

masyarakat, khususnya kegiatan yang banyak diikuti oleh kaum

lelaki. Kebiasaan merokok hadir dalam acara pesta pernikahan,

perkumpulan bapak-bapak di pos ronda, musyawarah warga,

bahkan selepas rapat yang dianggap sangat formal.12

C. Bahaya Merokok Bagi kesehatan

Rokok diibaratkan seperti pabrik kimia, rokok mengandung 4000

lebih zat kimia dan 60 karsinogen (pemicu sel kanker) yang tentunya

sangat berbahaya bagi kesehatan. Zat-zat karsinogenik yang terdapat

pada satu batang rokok dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

Ketika kita sedang membakar sebatang rokok hakikatnya ibarat


12
https://www.kompasiana.com//temyramadan/rokok-sebagai-fungsi-sosial. Diakses pada
hari Sabtu tanggal 19 Mei 2018 jam 12.32.
52

cerobong asap sebuah pabrik kimia yang menghasilkan ribuan

komponen beracun akibat berbagai proses yang terjadi didalamnya

(Basyir, 2012: 5).


53

Dibawah ini adalah gambar kandungan zat berbahaya yang terdapat

dalam rokok.

Gambar 2.1
Zat Kimia Dalam Rokok

Sumber: https://carasehatalamiah.com

Rokok terdiri dari berbagai macam zat kimia beracun yang dapat

mengakibatkan perubahan struktur dan diiskoordinasi pada mayoritas

organ tubuh. Bahkan merusak proses pertumbuhan tubuh manusia.

Diantara zat beracun tersebut adalah : (Basyir, 2012:7-12)

1. Nikotin (nicotiana tabacum), zat kimia perangsang yang dapat

merusak jantung dan sirkulasi darah serta membuat pemakainya

menjadi kecanduan. Zat ini bersifat karsinogen (merusak sel

tubuh), dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan.

2. Karbon Monoksida, gas beracun yang dapat mengakibatkan

berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen. Zat ini

mengikat hemoglobin dalam darah sehingga membuat darah tidak

mampu mengikat oksigen.


54

3. Tar, bahan rokok yang mengandung zat kimia beracun yang

merusak sel paru-paru dan menyebabkan kanker. Tar bersifat

lengket dan menempel pada paru-paru.

4. Destilasi, proses menciptakan unsur hydrokarbon yang sangat

dikenal sebagai penyebab penyakit kanker.

5. Arsenic, adalah sejenis unsur kimia yang biasa digunakan untuk

membunuh serangga.

6. Nitrogen Oksida, unsur kimia yang dapat mengganggu saluran

pernapasan bahkan merangsang kerusakan dan perubahan kulit

tubuh.

7. Amonium Karbonat, unsur kimia yang membentuk plak kuning

pada permukaan lidah dan mengganggu kelenjar makanan dan

perasa yang terdapat di permukaan lidah tersebut. Unsur ini juga

merangsang produksi air liur, menimbulkan batuk dan membantu

tubuh untuk menerima berbagai macam penyakit seperti pilek,

radang mulut, tenggorokan dan amandel.

8. Ammonia, sejenis gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan

hydrogen. Ammonia ini sangat mudah memasuki sel-sel tubuh.

9. Formic Acid, zat ini dapat menyebabkan seseorang seperti merasa

digigit semut. Bertambahnya jenis acid (asam) apapun dalam

peredaran darah akan mengakibatkan pernafasan menjadi cepat.

10. Acrolein, sejenis zat cair tidak berwarna, seperti aldehyde.

Acrolein adalah alkohol yang cairannya diambil. Cairan ini sangat

mengganggu dan berbahaya bagi kesehatan.


55

11. Hydrogen Cyanide, zat yang paling ringan serta mudah terbakar.

Zat ini sangat efisien untuk menghalangi pernafasan. Cyanide

adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat

berbahaya. Sedikit saja cyanide yang dimasukkan langsung

kedalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.

12. Nitrous Oxide, sejenis gas tidak berwarna yang jika dihisap dapat

menghilangkan pertimbangan dan mengakibatkan rasa sakit.

13. Formaldehyde, salah satu jenis formaldehyde adalah formalin.

Formaldehyde banyak digunakan sebagai pengawet dalam

labolatorium. Karena itu formaldehyde mengandung racun keras ke

semua organisme hidup.

14. Phenol, merupakan campuran yang terdiri dari kristal yang

dihasilkan dari destilasi beberapa zat organik seperti kayu dan

arang; selain diperoleh dari “ter arang”. Bahan ini adalah zat

beracun yang sangat berbahaya. Phenol ini terikat ke protein dan

menghalangi aktivitas enzim.

15. Acetol, merupakan hasil pemanasan aldehyde (sejenis zat yang

tidak berwarna yang bergerak) dan mudah menguap dengan

alkohol.

16. Hydrogen Sulfide, sejenis gas beracun yang mudah terbakar

dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oxidasi enxym (zat

besi yang berisi pigmen).


56

17. Pyridine, sejenis cairan tidak berwarna dan berbau tajam. Pyridine

ini juga terdapat pada tembakau. Zat ini dapat digunakan untuk

mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.

18. Methyl Chloride, suatu campuran dari zat-zat bervalensi satu

dimana hidrogen dan karbon merupakan unsurnya yang utama. Gas

hidrogen mudah terbakar. Zat ini merupakan compound organic

yang sangat beracun.

19. Methanol, sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan

terbakar. Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan

kebutaan, bahkan kematian.

Rokok bukan hanya berbahaya bagi yang merokok tetapi juga bagi

yang pasif yaitu orang yang menghisap asap rokok dari mereka yang

merokok didekatnya. Penjelasannya seperti ini, asap aliran utama adalah

asap yang dihisap langsung oleh perokok sebanyak 25% dan asap aliran

sisi adalah asap yang dibebaskan di sisi rokok sebanyak 75%. Racun

rokok terbesar ada didalam asap. Konsentrasi zat berbahaya didalam

tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap

yang tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif

terfilter melalui ujung rokok yang terhisap.

Ada dua macam asap rokok yang mengganggu kesehatan, yaitu:

1. Asap utama (mainstream), adalah asap yang diisap oleh si perokok.

2. Asap sampingan (sidestream), adalah asap yang merupakan

pembakaran dari ujung rokok, kemudian menyebar ke udara. Pengisap

asap sampingan memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita

gangguan kesehatan akibat rokok.


57
58

Dibawah ini merupakan gambar akibat-akibat yang disebabkan oleh

asap rokok yang terhirup dan masuk kedalam tubuh manusia, sehingga

menimbulkan berbagai penyakit bagi tubuh.

Gambar 2.2
Akibat Asap Rokok

Sumber: https://mobile.twitter.com/p2ptmkemenkesri/status.

Sejumlah penelitian telah menyimpulkan bahwa rokok adalah setan

pencabut nyawa yang amat kejam. Rokok disebut-sebut sebagai

penyebab kematian nomor wahid. Dalam buku The Tobacco Atlas

terbitan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (2002), dilaporkan

bahwa 50% perokok meninggal dunia akibat rokok. WHO juga

menjelaskan bahwa dalam setahun kematian akibat rokok besarnya

mencapai tiga juta jiwa. Apabila trend ini tidak berubah, pada tahun 2020
59

atau awal tahun 2030, akan meningkat menjadi 10 juta jiwa (Rif’an,

2010:79).

Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan kurangnya kesadaran

masyarakat di negara berkembang terhadap bahaya rokok. Mereka tidak

menghiraukan bahaya-bahaya rokok karena akibat buruk dari merokok

baru akan dirasakan dalam jangka panjang. Berikut ini beberapa penyakit

dan dampak negatif yang disebabkan karena merokok, diantaranya yaitu:

(Rif’an, 2010: 68-78).

1. Ketergantungan

Akibat yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah

ketergantungan. Rokok adalah salah satu zat adiktif. Sekali

seseorang menjadi perokok, ia pun akan sulit mengakhiri kebiasaan

buruk itu. Ketergantungan pada rokok itu akan menyerang tubuh

perokok baik secara fisik maupun psikologis.

2. Penyakit Jantung dan Penyakit Pembuluh Darah

Dr. Vincent Sorrel, ahli jantung dari East Carolina University,

Amerika Serikat, menyimpulkan hasil dari sebuah penelitian yang

dilakukannya, satu kali isapan rokok bisa langsung mempengaruhi

fungsi jantung. Zat-zat yang dihasilkan oleh asap rokok

menyebabkan adanya penyempitan dan penyumbatan pembuluh

darah. Pembuluh darah yang menyempit itu kemudian akan

mengurangi aliran oksigen menuju jantung, otak dan organ-organ

penting lainnya.

3. Kanker Paru-Paru
60

Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan merokok

merupakan penyebab tiga kematian utama, yaitu kanker paru,

jantung koroner, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).

Apalagi anak-anak yang hidup di lingkungan perokok pasif

mempunyai risiko sebesar 30% mengidap berbagai penyakit

berhubungan dengan paru-paru. Berdasarkan gambar dibawah ini

jelas sekali terlihat perbedaan perbandingan paru-paru antara

perokok dan bukan perokok.

Gambar 2.3
Perbandingan Gambar Paru-Paru

Sumber: https://google/imaes/13DDUR

4. Emfisema

Emfisema merupakan penyakit yang secara bertahap akan

membuat paru-paru kehilangan elastisitasnya. Jika paru-paru

kehilangan elastisitasnya, maka paru-paru menjadi sulit

mengeluarkan udara kotor.

5. Osteoporosis

Karbon Monoksida (zat kimia utama yang keluar dari knalpot

kendaraan bermotor dan asap rokok) mempunyai daya ikat lebih


61

besar terhadap sel darah merah dari pada oksigen, mengurangi daya

angkut oksigen darah perokok sebesar 15%.

Akibatnya, densitas tulang para perokok pun menurun sehingga

lebih mudah retak dan membutuhkan 80% lebih lama untuk sembuh.

Perokok juga lebih mungkin menderita sakit tulang belakang.

6. Rendahnya IQ

Studi yang dilakukan terhadap 20.000 orang dewasa dilakukan

Sheva Medical Center menyimpulkan bahwa merokok satu bungkus

per hari atau lebih menurunkan IQ tujuh setengah poin lebih rendah

daripada non-perokok. Mereka yang merokok lebih dari satu

bungkus sehari memiliki IQ sangat rendah, sekitar 90. Kecerdasan

rata-rata nilai IQ berkisar 84-116 poin.

7. Merontokan Rambut

Merokok menurunkan sistem kekebalan sehingga perokok lebih

mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosus yang dapat

menyebabkan kerontokan rambut, ulserasi/bisul atau sariawan di

mulut, serta rash (ruam) di wajah, kulit kepala, dan tangan.

8. Katarak

Perokok mempunyai 40% lebih tinggi terkena katarak,

buramnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya. Bahkan,

dapat menyebabkan kebutaan. Semburan zat kimia beracun dari asap

rokok mengiritasi mata, menghambat aliran oksigen dalam darah ke

mata.
62

9. Keriput

Asap dari rokok membakar protein dan merusak vitamin A yang

memelihara elastisitas kulit, serta menurunkan kelancaran aliran

darah. Kulit perokok, khususnya di sekitar bibir dan mata, menjadi

kering, kasar, dan bergaris-garis.

10. Merusak Pendengaran

Rokok menyebabkan plaque (plak) pada pembuluh darah

sehingga mengganggu aliran oksigen dalam darah yang menuju ke

telinga dalam. Perokok dapat kehilangan pendengaran lebih awal

daripada mereka yang bukan perokok, serta lebih mudah terkena

infeksi telinga tengah yang dapat diikuti komplikasi seperti

meningitis dan kelumpuhan otot wajah.

11. Merusak Gigi

Zat-zat kimia beracun asap rokok menimbulkan plak yang aktif

berkontribusi merusak gigi. Perokok satu setangah kali lebih mudah

kehilangan gigi. Selain itu kebiasaan merokok dapat menyebabkan

struktur gigi rusak.

12. Tukak Lambung

Merokok menurunkan pertahanan tubuh terhadap bakteri

penyebab tukak lambung sekaligus merusak kemampuan lambung

menetralisir asam sehabis makan. Tukak pada perokok lebih sulit

diobati dan lebih mudah kambuh.

13. Kanker Rahim dan Keguguran


63

Merokok meningkatkan risiko kanker leher rahim (serviks) dan

kanker rahim, serta merusak kesuburan wanita dan menyebabkan

komplikasi kehamilan. Merokok selama kehamilan mempertinggi

resiko berat bayi lahir rendah, yang menyebabkan si kecil rentan

terkena berbagai gangguan kesehatan. Keguguran didapati dua

sampai tiga kali lebih sering pada perokok.

14. Kelainan Sperma

Berbagai racun rokok dapat merusak DNA dan mengubah

bentuk sperma, yang kemudian menyebabkan keguguran atau

kelahiran cacat. Merokok juga mengurangi kesuburan pria serta

mengurangi aliran darah ke penis, yang dapat menyebabkan

impotensi.

15. Penyakit Burger

Penyakit ini disebut juga dengan thromboangitis obliterans,

yaitu suatu peradangan pembuluh nadi dan pembuluh balik, serta

saraf pada kaki dan secara keseluruhan mengurangi aliran darah. Jika

tidak ditangani, penyakit burger dapat menyebabkan gangrene

(pembusukan jaringan tubuh), yang hanya dapat dihentikan

penyebarannya dengan amputasi.

D. Rokok Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Rokok memang merupakan salah satu fenomena sosial yang cukup

unik. Meski selalu dikatakan mengandung ancaman kesehatan, tetap saja

ia memperoleh dukungan besar, terutama dari kalangan perokok itu

sendiri (Yunus, 2009:4).


64

Menanggapi fenomena rokok dan pertumbuhan media sosial yang

begitu pesat sehingga memberi peluang untuk kita memperoleh informasi

lebih cepat dan luas. Bahkan dapat dikatakan generasi muda mengalami

kebanjiran informasi, termasuk iklan. Iklan merupakan salah satu cara

industri rokok memasarkan produknya. Pemerintah sudah mengeluarkan

peraturan yang mengendalikan dan membatasi iklan rokok di berbagai

media seputar publikasi rokok (Kominfo, 2014:41-42).

Dibawah ini beberapa peraturan perundang-undangan mengenai

Rokok yang dkeluarkan pemerintah Republik Indonesia, yaitu

diantaranya sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tetang Pers, pasal 13 dan UU

RI No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran

Aturan Pers dan Penyiaran


UU RI No.40 Tahun 1999 UU RI No.32 Tahun 2002
tentang Pers tentang Penyiaran
Pasal 13 Pasal 36
Larangan iklan zat adiktif Siaran wajib melindungi anak
dan remaja sebagai khalayak
khusus
Pasal 46 Ayat 3
Larangan penyiaran promosi Zat
adiktif

2. PP No. 109 Tahun 2012 Pasal 49 dan Pasal 50 tentang Kawasan

Tanpa Rokok

PP No.109 Tahun 2012 Pasal 49


Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mewujudkan Kawasan
Tanpa Rokok (KTR)

PP No.109 Tahun 2012 Pasal 50


65

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) diberlakukan pada:


 Fasyankes
 Tempat proses belajar mengajar
 Tempat anak bermain
 Tempat ibadah
 Angkutan umum
 Tempat kerja
 Tempat umum atau tempat lain yang ditentukan.
66

3. PP No. 109 tahun 2012, Pasal 27 tentang Pengendalian Iklan di Media

Penyiaran

1. Mencantumkan peringatan kesehatan


2. Mencantumkan 18+
3. Tidak memperagakan wujud rokok
4. Tidak menyatakan bahwa merokok bermanfaat bagi kesehatan
5. Tidak mencantumkan nama produk
6. Tidak menyesatkan
7. Tidk merangsang/ menyarankan merokok
8. Tidak menampilkan anak/remaja atau wanita hamil
9. Tidak ditujukan kepada anak, remaja, wanita hamil
10. Tidak menggunakan tokoh kartun
11. Tidak bertentangan dengan norma masyarakat

4. PP No. 109 Tahun 2012, Pasal 29 tentang Pengendalian Iklan di

Media Penyiaran

Dilarang menyiarkan dan menggambarkan produk tembakau


(film,sinetron, dan acara tv lainnya kecuali tayangan/liputan berita)
Penayangan iklan tembakau diperbolehkan pada pukul
21.30-05.00 waktu setempat

5. PP No. 109, Pasal 35 dan 36 Tentang Peraturan Pada Promosi dan

Sponsorship

Promosi
 Tidak membagikan Cuma-Cuma
 Tidak memberikan potongan harga/hadiah
 Tidak menggunakan logo atau merk produk tembakau pada
barang lain atau pada kegiatan lembaga/perorangan.
Sponsorship dan CSR
 Tidak menggunakan merk atau logo produk tembakau
termasuk brand image nya.
 Tidak bertujuan mempromosikan produk tembakau
 Tidak diliput media
67

6. PP No.109 Pasal 39 tentang Larangan Siaran Rokok

Setiap orang dilarang menyiarkan dan menggambarkan dalam

bentuk gambar atau foto, menayangkan, menampilkan, atau

menampakkan orang sedang merokok, memperlihatkan batang rokok,

asap rokok, bungkus rokok atau yang berhubungan dengan Produk

Tembakau serta segala bentuk informasi produk tembakau di media

cetak, media penyiaran, dan media teknologi informasi yang

berhubungan dengan kegiatan komersil/iklan atau membuat orang

ingin merokok.

Selain aturan diatas yang telah disebutkan, pemerintah juga

membuat peraturan perundang-undangan sebagai program

penanggulangan yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan,

diantaranya:

a. UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

b. UU Republik Indonesia N0.32 tahun 2010 Tentang Larangan

Merokok di Kawasan Dilarang Merokok.

c. PP No.109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang

Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi

Kesehatan.

d. Permenkes No.28 tahun 2013 tentang Pengawasan Pemasukan

Bahan Obat, Bahan Obat Tradisional, Bahan Suplemen

Kesehatan, dan Bahan Pangan Ke Dalam Wilayah Indonesia.


68

2.3 Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tentang Rokok

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menurut Peraturan Presiden Nomor

151 Tahun 2014 Tentang Bantuan Pendanaan Kegiatan Majelis Ulama

Indonesia (Perpres 151/2014) adalah wadah musyawarah para ulama,

pemimpin dan cendekiawan muslim dalam mengayomi umat dan

mengembangkan kehidupan yang islami serta meningkatkan partisipasi

umat Islam dalam pembangunan nasional.13 Majelis Ulama Indonesia (MUI)

merupakan mitra pemerintah dalam penyelengaraan program pembangunan

pengembangan kehidupan yang islami.14

A. Tugas dan Fungsi Majelis Ulama Indonesia (MUI)15

Pengabdian Majelis Ulama Indonesia tertuang dalam tujuh tugas

MUI, yaitu:

1. Sebagai pengawal bagi penganut agama Islam

2. Sebagai pemberi edukasi dan pembimbing bagi penganut agama

Islam

3. Sebagai penjaring kader-kader yang lebih baik

4. Sebagai pemberi solusi bagi masalah keagamaan di dunia

internasional

5. Sebagai perumus konsep pendidikan Islam

6. Sebagai pengawal konten dalam media massa

7. Sebagai organisasi yang menjalankan kerja sama dengan organisasi

keagamaan.

13
Pasal 1 Angka 1 Perpres 151/2014
14
Pasal 2 Perpres 151/2014
15
https://mui.or.id diakses pada hari Kamis tanggal 30 Mei 2018 jam 17.02
69

Sedangkan Fungsi Majelis Ulama Indonesia yaitu sebagai berikut:

1. Majelis Ulama Indonesia berfungsi sebagai wadah musyawarah

para ulama, zuama, dan cendekiawan muslim dalam mengayomi

umat dan mengembangkan kehidupan yang islami.

2. Majelis Ulama Indonesia Berfungsi sebagai wadah silaturahmi para

ulama, zuama dan cendekiawan muslim untuk mengembangkan

dan mengamalkan ajaran islam dan menggalang ukhuwah

islamiyah.

3. Majelis Ulama Indonesia berfungsi sebagai wadah yang mewakili

umat Islam dalam hubungan dan konsultasi antar umat beragama.

4. Majelis Ulama Indonesia berfungsi sebagai pemberi fatwa kepada

umat dan pemerintah, baik diminta maupun tidak diminta.

B. Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tentang Keharaman Rokok

Fatwa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang

diakses dari laman Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah keputusan atau

pendapat yang diberikan oleh mufti tentang suatu masalah, dengan kata

lain yaitu nasihat orang alim.

Fatwa Majelis Ulama Indonesia adalah keputusan atau pendapat

yang diberikan oleh MUI tentang suatu masalah kehidupan umat Islam.

Merujuk pada jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan dalam

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan, maka kedudukan fatwa MUI bukan

merupakan suatu jenis peraturan perundang-undangan yang mempunyai

kekuatan hukum mengikat.


70

Fatwa MUI hanya mengikat dan ditaati oleh umat Islam yang

merasa mempunyai ikatan terhadap MUI itu sendiri. Fatwa MUI tidak

punya legalitas untuk memaksa harus ditaati oleh seluruh umat Islam.

Salah satu contoh fatwa Majelis Ulama Indonesia yaitu dikeluarkannya

fatwa tentang Rokok. Berdasarkan Sidang Pleno Ijtima’ Ulama

Komisi Fatwa MUI yang berlangsung pada hari Ahad sore 26 Januari

2009, dicapai keputusan yang diktumnya sebagai berikut:

Pertama, seluruh peserta Sidang Pleno Ijtima’ sepakat: a). Bahwa

hukum merokok tidak wajib, b). Bahwa hukum merokok tidak sunat,

dan c). Bahwa hukum merokok tidak mubah.

Kedua, peserta sidang berbeda pendapat tentang tingkat larangan

merokok tersebut, sehingga hukum merokok terjadi khilaf ma baiyna

al-makruh wa al-haram (perbedaan pendapat antara haram dan

makruh).

Ketiga, seluruh peserta Sidang Pleno Ijtima’ sepakat bahwa merokok

hukumnya haram: a). Di tempat umum, b). Bagi anak-anak, c). Bagi

wanita hamil, dan d). Bagi pengurus MUI.

Forum Ijtima Ulama menetapkan dua hukum dasar pada rokok,

yakni Haram dan Makruh. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH

Ma’ruf Amin mengatakan, rokok diharamkan khusus bagi anak-anak,

ibu hamil dan sebagai bentuk keteladanan, diharamkan bagi pengurus

MUI untuk merokok dalam kondisi yang bagaimanapun. Selain itu,

para ulama juga mengharamkan aktivitas merokok di tempat umum.


71

Selain untuk tiga hal itu, Forum Ijtima Ulama menetapkan hukum

merokok adalah makruh.

C. Argumentasi MUI Tentang Keharaman Merokok

Para ulama menyatakan bahwa hukum (me)rokok haram dengan

alasan sebagai berikut:

1. Merokok termasuk ketegori melakukan khaba’its yang dilarang

dalam al-Quran.

2. Perbuatan merokok mengandung unsur menjatuhkan diri kedalam

kebinasaan dan bahkan merupakan perbuatan bunuh diri secara

perlahan.

3. Perbuatan merokok membahayakan diri dan orang lain yang

terkena paparan asap rokok.

4. Rokok diakui sebagai zat adiktif dan mengandung unsur racun

yang membahayakan walaupun tidak seketika dirasakan.

5. Rokok jelas membahayakan kesehatan bagi perokok dan orang-

orang disekitar perokok.

6. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang

tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan

keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Merokok juga

termasuk pemborosan karena nilai uang terbuang percuma.

7. Merokok bertentangan dengan unsur-unsur tujuan syariah

(maqashid asy-syari’ah), yaitu perlindungan agama, perlindungan


72

jiwa/raga, perlindungan akal, perlindungan keluarga dan

perlindungan harta.16

Merokok merupakan kegiatan yang dilakukan manusia dengan

mengorbankan uang, kesehatan, kehidupan sosial, pahala, persepsi

positif, dan lain sebagainya. Itulah mengapa fatwa haram ditempat-

tempat umum dikeluarkan oleh MUI. Fatwa ini dikeluarkan dalam

sidang tahunan MUI di Padang, Sumatra Barat dan bertujuan

mengurangi jumlah perokok di kalangan anak-anak dan perempuan.

Anak-anak secara ekonomi belum mampu mencari uang, uangnya

dari orang tua kadang-kadang minta sana sini. Merokok bagi

perempuan hamil mengganggu janin. Merokok ditempat umum dapat

mengganggu dan membahayakan orang lain yang ada disekitarnya. Jadi

ini dilihat dari dunia kesehatan, ekonomi, tidak semata-mata dari sisi

agama saja.

Dasar Penetapan Fatwa tersebut berdasarkan :17

1. Firman Allah SWT dalam QS. al A’raf (7): 157 :

ِ
ِ ‫وف ويْنهاهم ع ِن الْمْن َك ِر وحُيِ ُّل هَل م الطَّيِّب‬
َ ِ‫ات َوحُيَِّر ُم َعلَْي ِه ُم اخْلَبَائ‬
‫ث‬ َ ُُ
ِ
َ ُ َ ْ ُ َ َ َ " ‫يَأْ ُم ُر ُه ْم بالْ َم ْع ُر‬

“…Nabi itu menyuruh mereka kepada yang ma’ruf, melarang

mereka dari yang mungkar, menghalalkan bagi mereka segala

yang baik dan melarang bagi mereka segala yang buruk.”

2. Firman Allah SWT dalam QS. Al Isra (17): 26-27 :

16
Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.
6/SM/MTT/III/201o tentang Hukum Merokok.
17
www.mui.or.id/inde.php/fatwa-miu.html diakses pada hari Senin, 4 Juni 2018 jam
08.16.
73

ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
‫"ورا‬ َ ‫َواَل ُتبَ " " " ِّ"ذ ْر َتْب " " ""ذ ًيرا إ َّن الْ ُمبَ " " " ِّ"ذر‬
ً " " ‫ين َك" " ""انُوا إ ْخ" " " َ"وا َن ال َّش" " " "يَاطني َو َك" " ""ا َن ال َّش" " "ْيطَا ُن لَربِّه َك ُف‬
“...Janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara

boros. Sesungguhnya orang-orang yang belaku boros itu adalah

saudara-saudara syaitan. Dan syaitan itu sangat ingkar terhadap

Tuhannya.”

3. Hadis Nabi :

‫ضَر َر َوالَ ِضَر َار‬


َ َ‫ال‬

“Tidak boleh membuat madharat kepada diri sendiri dan tidak

boleh membuat mudharat kepada orang lain.”

4. Kaidah fiqhiyyah :

a. Kaidah fiqih 1

‫الضََّر ُر يُ ْد فَ ُع بَِق ْد ِر ا ِإل ْم َكا ِن‬

“Bahaya harus ditolak semaksimal mungkin.”

b. Kaidah fiqih 2

‫اَلضََّر ُ"ر يَُز ُال‬

“Yang menimbulkan madarat harus dihilangkan/dihindarkam.”

c. Kaidah fiqih 3

‫احلكم يدور مع علته وجودا وعدما‬

”.Penetapan hukum itu tergantung ada atau tidak adanya ‘illat “

5. Penjelasan delegasi Ulama Mesir. Yordania, Yaman, dan Syria

bahwa hukum merokok di negara-negara tersebut adalah haram.


74

6. Penjelasan dari Komnas Perlindungan Anak, GAPPRI, Komnas

Pengendalian Tembakau, Departemen Kesehatan terkait masalah

rokok.

7. Hasil rapat koordinasi MUI tentang masalah merokok yang

diselenggarakan pada 10 september 2008 di Jakarta, yang

menyepakati bahwa merokok menimbulkan madharat disamping

ada manfaatnya.

Sedangkan Pandangan ulama MUI tentang hukum merokok terhadap

dasar hukum penetapan fatwa keharaman merokok, yaitu :18

Pertama, Keharaman rokok tidak ditunjuk langsung oleh al-Qur’an dan

Hadis, melainkan merupakan hasil produk penalaran para pengurus

MUI, sehingga bisa benar atau keliru. Dengan demikian, keharaman

rokok tak sama dengan keharaman khamr. Sementara larangan yang

umum, tidak disebut haram melainkan makruh.

Kedua, Yang menjadi dasar hukumnya (`illat al-hukm), demikian

menurut ulama MUI, adalah karena merokok termasuk perbuatan yang

mencelakakan diri sendiri. Rokok mengandung zat yang merusak

tubuh. Dengan menggunakan mekanisme masalikul `illat  dalam metode

qiyas ushul fiqh, alasan mencelakan diri sendiri tak memenuhi syarat

dan kualifikasi sebagai ’illat al-hukm. Ia terlalu umum (gair mundabi).

Ketiga, Merumuskan hukum (istimba al-hukm) dan menerapkan hukum

(tabiq al hukm) adalah dua subyek yang berbeda.

18
http://fusi.fp.uns.ac.id/?p=108 diakses pada hari Senin, tanggal 4 Juni 2018 jam 08.19.
75

Keempat,   Dalam masalah ekstasi, penetapan hukum diqiyaskan

dengan khamr karena memiliki ‘illat yang sama, yaitu memabukkan.

Anda mungkin juga menyukai