Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MENAJEMEN BENCANA

TENTANG
POTENSI BENCANA DAN UPAYA OPERASIONAL TERKAIT PENCEGAHAN,
MITIGASI, KESIAPSIAGAAN, DAN EARLY WARNING.

OLEH :
JENI APRITA
184110375

TINGKAT :
III A

Pembimbing : Ns. Hendri Budi, M.Kep Sp.MB

D-III KEBIDANAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN PEMBELAJARA 2020/2021
Pengertian Bencana Dan Penanganan Bencana

 Pengertian Bencana:
UU No. 24 Tahun 2007
bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis.
 Penanganan Bencana
Dalam upaya menerapkan manajemen penanggulangan bencana, dilaksanakan melalui 3 (tiga)
tahapan sebagai berikut:
1. Tahap pra-bencana yang dilaksanakan ketika sedang tidak terjadi bencana dan
ketika sedang dalam ancaman potensi bencana
2. Tahap tanggap darurat yang dirancang dan dilaksanakan pada saat sedang terjadi
bencana.
3. Tahap pasca bencana yang dalam saat setelah terjadi bencana.

TAHAP PRA BENCANA


 Tahap Pencegahan dan Mitigasi
Tahap pencegahan dan mitigasi bencana dilakukan untuk mengurangi serta menanggulangi
resiko bencana. Rangkaian upaya yang dilakukan dapat berupa perbaikan dan modifikasi
lingkungan fisik maupun penyadaran serta peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana.
Tahap pencegahan dan mitigasi bencana dapat dilakukan secara struktural maupun
kultural (non struktural). Secara struktural upaya yang dilakukan untuk mengurangi kerentanan
(vulnerability) terhadap bencana adalah rekayasa teknis bangunan tahan bencana. Sedangkan
secara kultural upaya untuk mengurangi kerentanan (vulnerability) terhadap bencana adalah
dengan cara mengubah paradigma, meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga terbangun
masyarakat yang tangguh. Mitigasi kultural termasuk di dalamnya adalah membuat masyarakat
peduli terhadap lingkungannya untuk meminimalkan terjadinya bencana.
Kegiatan yang secara umum dapat dilakukan pada tahapan ini adalah:
1. membuat peta atau denah wilayah yang sangat rawan terhadap bencana
2. pembuatan alarm bencana
3. membuat bangunan tahan terhadap bencana tertentu,
4. memberi penyuluhan serta pendidikan yang mendalam terhadap masyarakat yang berada
di wilayah rawan bencana.
 Tahap Kesiapsiagaan
Tahap kesiapsiagaan dilakukan menjelang sebuah bencana akan terjadi. Pada tahap ini alam
menunjukkan tanda atau signal bahwa bencana akan segera terjadi. Maka pada tahapan ini,
seluruh elemen terutama masyarakat perlu memiliki kesiapan dan selalu siaga untuk menghadapi
bencana tersebut.
Pada tahap ini terdapat proses Renkon yang merupakan singkatan dari Rencana Kontinjensi.
Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi
mungkin juga tidak akan terjadi. Rencana Kontinjensi berarti suatu proses identifikasi dan
penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum tentu tersebut.
Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang
diperkirakan tidak terjadi.
Secara umum, kegiatan pada tahap kesiapsiagaan antara lain:
1. menyusun rencana pengembangan sistem peringatan, pemeliharaan persediaan dan
pelatihan personil.
2. menyusun langkah-langkah pencarian dan penyelamatan serta rencana evakuasi untuk
daerah yang mungkin menghadapi risiko dari bencana berulang.
3. melakukan langkah-langkah kesiapan tersebut dilakukan sebelum  peristiwa bencana
terjadi dan ditujukan untuk meminimalkan korban jiwa, gangguan layanan, dan
kerusakan saat bencana terjadi.
 Erly warning / peringatan dini
Merupakan serangkain kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada
masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga
yang berwenang atau upaya untuk memberi tanda peringatan bahwa bencana
kemungkinan akan segera terjadi. Peringatan yang diberikan harus bersifat :
1. Menjangkau masyarakat (accessible),
2. Segera (immediate),
3. Tergas tidak membingungkan( coherent),
4. Bersifat resmi (official).
TAHAP TANGGAP DARURAT
Tahap tanggap darurat dilakukan saat kejadian bencana terjadi. Kegiatan pada tahap tanggap
darurat yang secara umum berlaku pada semua jenis bencana antara lain:
1. Menyelamatkan diri dan orang terdekat.
2. Jangan panik.
3. Untuk bisa menyelamatkan orang lain, anda harus dalam kondisi selamat.
4. Lari atau menjauh dari pusat bencana tidak perlu membawa barang-barang apa pun.
5. Lindungi diri dari benda-benda yang mungkin melukai diri

Kita lihat dari pengertian bencana diatas dapat kita perkirakan bentuk ancaman bencana yang
mengancam kita di rumah dan juga saat berada dikampus berikut uraiannya.

Potensi bencana di kampus dan didaerah tempat tinggal kita:

 Potensi bencana yang dapat terjadi, pada daerah Gunung Pangilun, tempat nya di sekitar
Kampus Kebidanan Poltekkes Kemenkes Ri Padang.
Keadaan daerah disekitar kampus yang terdiri dari bukit – bukit kecil dan tanah yang
rawa, ini dapat menunjukkan adanya potensi bencana yang mengancam daerah tersebut,
seperti tanah longsor, badai, dan banjir, serta gemba bumi dan tsunami karena daerah ini
masih termasuk zona gempa dan tsunami.

 Potensi bencana yang dapat terjadi di daerah Tapan Pesisir Selatan.


Keadaan daerah Tapan pesisir selatan yang terdiri dari daerah pegunungan, sungai dan
persawahan,serta berdekatan dengan daerah pantai dan gunung merapi kerinci,
menjadikan daerah ini sangat berpotensi mengalami bencana seperti, banjir, longsor,
badai, gempa bumi, tsunami, dan kabut gunung berapi.
Selain potensi akibat bencana alam, juga terdapat ancaman penyakit karena di pesisir
selatan masih endemis malaria, kapan saja penyakit ini bisa mewabah jika tidak di
tangani dengan baik oleh warga dan pemerintah.
Setelah kita mengetahui potensi bencana yang akan terjadi disekitar kita, kita dapat
melakukan beberapa upaya operasional seperti yg telah kita jelas sebelumnya yaitu:
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan dan early warning/ perigatan dini.

Tahap Pencegahan dan Mitigasi


Upya yang kita lakukan disini melihat bahaya yang mengancam kita saat di sekitar
kampus dan di rumah
1. Mengetahui / mempelajari keadaan wilaya sekitar kita
2. Memahami jalur penyelamatan ketika terjadi bencana, saat di kampus kita harus tau
dimana jalur evakuasi gempa dan tsunami, serta bagunan mana yang aman terhadap
gempa, dan tsunami jika bencana tsb terjadi. Seandainya terjadi gempa saat hujan maka
bangunan mana yang harus kita jauhi karena di kampus masih ada potensi longsor dari
bukit belakang kampus.
3. memberi penyuluhan serta pendidikan yang mendalam terhadap masyarakat yang berada
di wilayah rawan bencana. Selain untuk diri kita, kita juga harus menginformasikan atau
memastikan bahwa orang- orang di sekitar kita juga paham tentang bagaimana cara
penyelamatan diri jika bencana terjadi di tempat itu.
4. Mengetahui tentang alaram bencana di daerah kita berada missal dirumah kita harus tau
beda alaram bencana yang di sampaikan oleh lembaga berwenang, seperti sirine gempa
yang berpotensi tsunami, dan sirine bencana lainnya seperti kebakaran.

Tahap Kesiapsiagaan
Seperti yang telah dijelaskan diatas Secara umum, kegiatan pada tahap kesiapsiagaan antara lain:
1. menyusun rencana pengembangan sistem peringatan, pemeliharaan persediaan dan
pelatihan personil.
2. menyusun langkah-langkah pencarian dan penyelamatan serta rencana evakuasi untuk
daerah yang mungkin menghadapi risiko dari bencana berulang.
3. melakukan langkah-langkah kesiapan tersebut dilakukan sebelum  peristiwa bencana
terjadi dan ditujukan untuk meminimalkan korban jiwa, gangguan layanan, dan
kerusakan saat bencana terjadi.
Disini kita harapkan setiap warga kampus dan keluarga saat dirumah sudah bisa
menyelamatkan diri seandainya peristwa tersebut benar terjadi, missal pada peristiwa
banjir yang akan terjadi saat di kampus / dirumah, kita sudah bisa menyelamatkan diri
sesuai dengan latihan yang telah kita lakukan, dan mampu membantu meevakuasi
keluarga atau teman yang tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri.

Early warning / peringatan dini


Peringatan yang diberikan harus bersifat :
1. Menjangkau masyarakat (accessible), pastikan ditempat kita berada ada
peringatan tanda bahaya bencana yang pontesial, seperti di kampus kita harus ada
peringatan tanda tsunamai
2. Segera (immediate), pemberian peringatan harus cepat sehingga masyarakat
kampus/ warga di rumah bisa menyelamatkan diri.
3. Tegas tidak membingungkan( coherent),
4. Bersifat resmi (official).

Anda mungkin juga menyukai