Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Yunita Rahim

NIM : 19018037
KELAS : TRANSFER B 2019
KELOMPOK : VI (ENAM)
RESPON ISOLASI CASEIN
1. Jelaskan maksud dan tujuan dilakukan praktikum isolasi kasein

Tujuan dilakukan praktikum isolasi kasein yaitu untuk


mengisolasi protein susu berupa kasein (Chairunnisa, 1997).

2. Buat cara kerja isolasi kasein dan laktosa dari susu ( jelaskan alasan
penggunaan bahan dan perlakuaan) dan buat skema kerja uji protein
dan karbohidrat (jelaskan penggunaan bahan)
→ Cara kerja isolasi kasein dari susu :
1. Susu kambing segar disentrifugasi 2000 g selama 30 menit
pada suhu 4°C, lalu lapisan lemaknya dipisahkan.
2. Susu dipasteurisasi selama 15 detik pada 72°C (untuk
membunuh mikroorganisme merugikan dan suatu proses untuk
memperlambat pertumbuhan mikroba).
3. Susu ditambahkan HCl 2N pada suhu 40°C hingga pH 4,6
untuk mengisolasi kasein dengan pengendapan isoelektrik.
4. Kemudian susu disentrifugasi 7.100 g selama 30 menit untuk
memisahkan kasein dan whey.
5. Endapan kasein dibilas akuades sebanyak 3 kali pada 7.100 g
selama 5 menit.
6. Kasein dikeringkan dengan freeze-dry dan disimpan pada suhu
-20°C (Lestari & Soesilo, 2017)
Cara kerja isolasi laktosa dari susu :
1. Susu dipanaskan, diaduk teratur untuk menhindari gumping
sampai mendidih. Setelah terbentuk endapan protein, disaring
isap terhadap larutan panas sehingga protein dan kalsium
karbohidrat dapat disaring pada kertas saring.
2. Filtrat panas berwarna kekuningan dipindahkan dalam
erlemayer 125 ml, dipekatkan sampai volume 5 ml dengan
pamanasan diaduk untuk menghindari gumpling
3. Etanol 95% panas ditambahkan sebanyak 25 ml
4. Karbon aktif ditambahkan sebanyak 0,01 gr
5. Campuran disimpan, didiamkan, ditambahkan 1 ml , disaring
dengan vakum corong Hirsch
6. Filtrate dipindahkan ke erlenmayer 125 ml, dipanaskan sampai
bening, didinginkan, tutup biarkan sampai terbentuk Kristal (bila
tidak muncul gunakan es batu)
7. Krital laktosa disaring dengan penyaring vakum, dicuci dengan
etanol 95% lalu ditimbang
8. Hasil yang didapat ditetukan titik lelehnya
(Rahayu, 2012).

Cara kerja uji protein


A. Uji Millon

1 mL larutan casein dan larutan tirosin 0,1 M kedalam tabung reaksi


yang berbeda, beri label masing-masing tabung reaksi.

Tambahkan 3 tetes reagen millon dan celupkan tabung reaksi didalam


penangas air yang mendidih selama 5 menit

Dinginkan tabung dan catat perubahan warna yang terjadi

B. Uji ninhidrin

Masukkan 1 mL larutan casein dan larutan glisin 0,1 M kedalam tabung


reaksi yang berbeda

Beri label masing-masing tabung, tambahkan 4 tetes larutan ninhidrin


0,1%

Tambahkan batu didih kedalam tiap tabung reaksi dan panaskan dalam
penangas air, catat hasil yang terjadi
2.Catat hasil yang terjadi
Cara kerja uji karbohidrat
A) Uji mollisch
2 mL larutan gula yang akan diuji tambahkan 2 tetes larutan alfa naftol
1,5 M dalam etanol

Kedalam tabung reaksi kedua tempatkan 2 mL H2SO4 pekat dan


tuangkan larutan gula kedalamnya melalui sisi tabung, sedemikian rupa
sehingga larutan mengapung pada permukaan asam tanpa terjadi
pencampuran

Amati perubahan warna pada batas kedua cairan

B) Uji benedict

Masukkan 15 tetes larutan 1% masing-masing sampel karbohidrat yang


tersedia kedalam tabung reaksi yang berbeda

Beri label tiap tabung reaksi tersebut. Masukkan 1 mL aquadest


kedalam tabung reaksi, reaksi lainnya sebagai control

Kedalam masing-masing tabung reaksi tambahkan 1 mL reagen


benedict dan panaskan tabung dalam penangas air selama 5 menit.
Amati dan catat hasilnya
3. Perbedaan gula pereduksi dan bukan peruduksi
 Gula pereduksi adalah golongan karbohidrat yang dapat
mereduksi senyawa-senyawa penerima electron, contohnya
glukosa dan fruktosa (Afriza, 2019).
 Gula bukan pereduksi adalah karbohidrat yang bereaksi
negative dengan pereaksi Tollens dan Fehling (Kusmardiyanti,
1992)
4. Jelaskan gula golongan disakarida yang mempunyai gugus aldehid
dan keton bebas maupun tidak bebas
Gula golongan disakarida yang mempunyai gugus aldehid
dan keton bebas maupun tidak bebas:
Maltosa adalah disakharida yang paling sederhana,
mengandung dua melekul D-glukosa. Maltosa adalah gula
pereduksi, karena gula ini memiliki gugus karbonil yang berpotensi
bebas yang dapat dioksidasi.
Sukrosa merupakan disakharida yang disusun oleh glukosa
dan fruktosa karena ikatan glikosida terbentuk dari gugus hidroksil
anomerik, dari kedua satuan monosakharida, maka sukrosa
bukanlah gula pereduksi (tidak mempunyai gugus aldehid dan
keton bebas) dan tidak mengalami mutarotasi.
Laktosa bila dihidrolisis akan menghasilkan D-galaktosa dan
D-glukosa berikatan melalui ikatan α (1 4) glikosida laktosa
mempunyai atom karbon hemiasetal sehingga termasuk gula
pereduksi (mempunyai gugus aldehid dan keton bebas) (Wibawa,
2017).
5. Perbedaan asam amino, protein, kasein, karbohidrat serta gambarkan
rumus strukturnya masing-masing

Menurut Mandila dan Hidajati, 2013 dalam Sari dkk 2017


Asam amino merupa-kan komponen utama penyusun protein yang
memiliki fungsi metabolisme dalam tubuh dan dibagi dua kelompok
yaitu asam amino esensial dan non-esensial.

Menurut Mandila dan Hidajati, 2013 dalam Sari dkk 2017


Protein merupakan suatu zat yang penting dalam tubuh.

Karbohidrat adalah Polihidroksi aldehida dan Polihidroksi


keton atau zatzat yang bila dihidrolisis akan menghasilkan derivat
senyawa-senyawa tersebut (Wibawa, 2017).
DAFTAR PUSTAKA
Afriza, R., Ismanilda. 2019. Analisis Perbedaan Kadar Gula Pereduksi
Dengan Metode Lane Eynon dan Luff Schoorl Pada Buah Naga
Merah (Hylocereus Polyrhizus”. Jurnal Teknologi dan Menejemen
Pengelolaan Laboratorium (Tamapela). Poltekkes Kemenekes
Padang. Padang. Vol 2 No 2.
Chairunnisa, 1997.
Kusmardiyanti, S. 1992. Kimia Bahan Alam. Pusat Antar Universitas
Bidang Ilmu Hayati : Jakarta.
Lestari & Soesilo, 2017
Wibawa, A, A, P, P. 2017. Mata Kuliah Biokimia Kabohidrat. Universitas
Udayana : Bali.
Rahayu, 2012.
Sari, M, E., Nurmala, M., Abdullah, A. 2017. “Profil Asam Amino dan
Senyawa Bioaltof Kuda Laut Hippocampus comes”. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Kelautan Tropis. Departemen Teknologi Hasil Pertanian
IPB. Bandung. Vol.9 No.2.

Anda mungkin juga menyukai