Anda di halaman 1dari 4

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

Stres kerja merupakan tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan

individu. Stres pekerjaan dapat diartikan tekanan yang dirasakan karyawan karena

tugas-tugas pekerjaan tidak dapat mereka penuhi. Adapun kerangka konsep dari

stres kerja yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi stres kerja menurut Griffin, 2004 & Dewe, 1989 dalam Abraham, 1997

antara lain adalah tuntutan fisik, tuntutan peran, tuntutan interpersonal, beban kerja

yang berlebihan, dan kesulitan menjalin hubungan dengan staf lain. Dimana faktor-

faktor stres kerja akan mempengaruhi kinerja dalam melaksanakan akreditasi

puskesmas. Menurut Rahadi tahun 2010, kinerja adalah hasil kerja baik secara

kualitas maupun kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang

dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-

masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,

tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja yang akan

diteliti dalam penelitian menggunakan buku 1 instrumen akreditasi puskesmas yang

telah dijabarkan Permenkes RI No.46 Tahun 2015.

Kerangka konsep dibuat berdasarkan tinjauan pustaka dan keterbatasan

penelitian. Kerangka konsep dibangun untuk melihat hubungan antara stres kerja

(variabel bebas) dengan kinerja (variabel terikat) berdasarkan uraian tersebut maka

kerangka konsep hubungan antara stres kerja dengan kinerja pelaksanaan akreditasi

di puskesmas mataraman adalah sebagai berikut:


Kerangka Konsep Penelitian

Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Pelaksanaan Akreditasi PUskesmas

Variabel Independen Variabel Dependen

Stres Kerja
Kinerja Pelaksanaan Akreditasi
- Tuntutan fisik - Ringkasan Dokumen
- Tuntutan peran Penyelenggaraan
- Tuntutan interpersonal Administrasi Manajemen
(Griffin, 2004). - Ringkasan Dokumen
- Beban kerja yang berlebih Penyelenggaraan Upaya
- Kesulitan menjalin Kesehatan Masyarakat
hubungan dengan staf lain - Ringkasan Dokumen
Penyelenggaraan
(Dewe, 1989 dikutip dalam
Kesehatan Perorangan
Abraham, 1997).
(PMK No.46 Tahun 2015)

- Terpenuhi : 80-100%
- Terpenuhi sebagian :
20% - 79%
- Tidak terpenuhi : < 20%
Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan stres Kerja


Dengan Kinerja Pelaksanaan Akreditasi

No Variabel Definisi Alat ukur Skala Hasil ukur


Operasional ukur
1 Stres kerja Suatu keadaan stres Kuesioner Ordinal Ringan:15-
yang dialami oleh sebanyak 15 30
tenaga kesehatan di pertanyaan
Puskesmas dengan pilihan Sedang :
Mataraman akibat jawaban : 31-45
dari stressor yang 1. Tidak
datan dari pernah Berat : 46-
lingkungan kerja. 2. Kadang- 60
Stimulus yang kadang
muncul meliputi 3. Sering
tuntutan fisik, 4. Selalu
tuntutan peran,
tuntutan
interpersonal,beban
kerja yang berlebih
dan kesulitan
menjalin hubungan
dengan staf lain
Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan stres Kerja
Dengan Kinerja Pelaksanaan Akreditasi

No Variabel Definisi Alat ukur Skala Hasil ukur


Operasional ukur
2. Kinerja Suatu usaha yang Ceklist Ordinal Terpenuhi
akreditasi dilakukan oleh : 80-100%
tenaga kesehatan di
Puskesmas Terpenuhi
mataraman dalam sebagian :
melaksanakan 20%-79%
tugas-tugas yang
dibebankan Tidak
kepadanya dalam terpenuhi :
pelaksanaan <20%
akreditasi yang
meliputi
kelengkapan
dokumen
penyelenggaraan
administrasi
manajemen, UKM,
dan UKP
Hipotesis

H0 : Tidak ada hubungan stres kerja dengan kinerja pelaksanaan

akreditasi di puskesmas mataraman kabupaten banjar.

H1 : Ada hubungan stres kerja dengan kinerja pelaksanaan akreditasi di

puskesmas mataraman kabupaten banjar.

Anda mungkin juga menyukai