Bab Ii Tinjauan Teoritis
Bab Ii Tinjauan Teoritis
TEORITIS
Stres adalah suatu respon adaptif, melalui karakteristik individu dan atau
Seperti yang dikemukan oleh Handoko (2008) stres adalah suatu kondisi
sebagai berikut respon adaptif yag dihubungkan oleh perbedaan individu dan
kejadian. Sedangkan, definisi stres dari respon mengacu pada keadaan stres,
reaksi seseorang terhadap stres, atau berada dalam keadaan dibawah stres
stress). Sedangkan, jika stres didefenisikan dari respons, maka tidak ada cara
yang sistematis untuk mengenali mana saja yang akan menjadi stressor dan
mana yang tidak. Untuk mengenali stressor, perlu dilihat terlebih dahulu reaksi
tersebut, terlihat bahwa respons tidak dapat secara reliable dinilai sebagai reaksi
stres psikologis tanpa adanya referensi dari stimulus (Lazarus dan Folkman,
1984).
Dalimunthe (2016) secara umum, ada beberapa hal yang menjadi pemicu
timbulnya stres pada manusia. Berikut adalah beberapa hal penyebab stres.
Tidak ada masalah jika workaholic itu berjalan seimbang dengan kehidupan
kita yang lain, seperti melakukan olah raga, hobi, atau hal-hal diluar
Pemikiran seperti, jika anda cuti sehari maka semua pekerjaan berantakan
sehingga justru membuat anda stres dan depresi. Pemikiran ini akan terus
membebani kita ketika kita tidak berada di temapat kerja. Idealnya,
Sama halnya rekan kerja yang bias meringankan beban tanggung jawab,
Hal ini akan menambah dukungan bagi kita ketika berada dalam masalah
untuk bercerita ketika kita mengalami masalah juga bias menjadi faktor
pendorong stres.
emosi labil, sedih, dan emosional. Berikut adalah kategori pemicu stres yang
umum terjadi:
Stress kepribadian adalah stress yang dipicu oleh masalah dari dalam diri
kepercayaan atas dirinya. Orang yang selalu menyikapi positif segala tekanan
hidup maka risiko kemungkinan ia terkena stress kecil. Stress juga bisa terkait
Dalam hal ini, semakin sering seseorang merasa pesimis, maka stres akan
Stress Psikososial adalah stres yang dipicu oleh hubungan relasi dengan
orang lain di sekitarnya atau akibatsituasi social lainnya, seperti stres adaptasi
dengan lingkungan baru, dan masalah cinta, keluarga, serta stres macet di jalan
Stress bioekologi adalah stres yang dipicu oleh dua hal. Pertama, yaitu
Menurut Dalimunthe (2016) Stres pekerjaan adalah stres yang dipicu oleh
2.1.3.Gejala-Gejala Stress
Dalimunthe (2016), gejala stres juga bias dikenali. Adapun 23 gejala stres
2) Jantung berdebar
4) Mulut kering
23) Sulit tidur, tidur tidak tenang dan mudah terganggu di pagi buta sehingga
Apabila kita mengalami lima (5) gejala diatas, sebaiknya kita cepat
temukan sumber stres dan cari solusinya. Teori Terry Beehr dan Newman, 1978
(dalam Lisis, 2007) membagi gejala stres menjadi 3 aspek yaitu gejala
a. Kecemasan, ketegangan
c. Memendam perasan.
i. Kehilangan semat hidup, menurunnya harga diri dan rasa percaya diri
Gejala Fisik :
Gejala Perilaku :
d. Perilaku sabotase
utama stres kerja. Hasil skala mengukur kepuasan kerja, kepuasan organisasi,
keamanan organisasi, komitmen organisasi, kecemasan depresi, ketahanan,
PMI dan indikator Stres Kerja (OSI) didasarkan pada identifikasi tiga elemen
kunci dari pengaruh proses stres, sumber, dan perbedaan individu dan tempat-
kerja, yaitu:
sehari-hari.
stres jika beban pekerjaan mereka terlalu sedikit atau terlalu berat.
pemecahan masalah.
2) Hubungan (Relationship)
dan rumah sakit itu sendiri. Hubungan kerja yang tidak baik, percaya diri
perawat akan terlihat diluar atau dipermukan. Taraf support yang rendah
3) Pengakuan/Penghargaan (Recognition)
mengatakan dengan tulus bahwa mereka sangat berarti bagi anda dan
perusahaan.
penyebab perawat mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan
nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat,
pekerjaan lain.
individual
manusia sebagai individu yang utuh tidak dapat dibagi (undivided), tidak dapat
dipisahkan dan memiliki ciri-ciri yang khas. Karena adanya ciri-ciri yang khas ini
yang menyebabkan manusia satu dengan yang lainya dikatakan individu yang
berbeda.Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (her
bawaan merupakan karakter keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang
dukungan sosial.
suku.
c. Perbedaan kepribadian : Watak, motif, minat, dan sikap.
menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis.
untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat
dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor fisik
(organ bicara).
e. Perbedaan bakat
menyentuhnya.
sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam
a. Kepuasan kerja.
menunjukan sikap yang positif terhadap kerja itu; seseorang yang tidak
kerja.
b. Kepuasan organisasi
c. Stabilitas organisasi
Menurut Cable & Judge, 1994; Turban & Keon (dalam jurnal Astuti
mereka.
d. Resiliensi
memilki makna yang luas dan beragam, mencakup kepulihan dari masa
1. Tuntutan kerja
Tuntutan kerja dapat menjadi sumber stres dengan dua cara. Cara pertama,
beban kerja terlalu besar dan berat. Hal ini karena jumlahnya. Cara kedua,
ada jenis pekerjaan yang pada dirinya lebih dapat mendatangkan stres
Kerja yang penuh tanggung jawab atas keselamatan orang atau berkaitan
dialami oleh para petugas medis dan para medis termasuk didalamnya
perawat.
Lingkungan fisik kerja dapat menjadi sumber stres karena terlalu kotor dan
berdebu, suara bising yang keterlaluan, udara panas dan pengap melebihi
stres karena tidak selalu baik dan serasi. Hal ini dapat terjadi karena unsur
persaingan atau tindakan yang sengaja mau menjatuhkan juga dapat karena
yang mengganggu, dan cita rasa yang berbeda yang bersumber pada
kepribadian masing-masing.
professional dan penulis buku Winning Under Fire, seperti dikutip dari Ezine
mereka terlalu sedikit atau terlalu berat. Disinilah menejer harus bisa
pekerjaan mana saja yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Jika ingin
2. Interupsi Berkali-kali
Supervisor (Perawat) yang selalu menelephon dan mengunjungi meja
managemen waktu yang baik, pendelegasian tugas yang benar, dan perintah
Tingkat stres juga bisa meningkat jika masalah yang dihadapi perawat
berikan penjelasan yang detail soal peraturan tersebut agar mereka bisa
memahaminya.
produktivitas para perawat dan membuat mereka berperilaku buruk. Jika hal
ini terjadi, bukalah komunikasi yang baik dengan mereka dan jelaskan alasan
lewat memo, bulletin board atau diskusi kecil. Respon positif dari mereka
atau karier di tempat mereka bekerja, maka mereka pasti akan merasa
apakah baik atau buruk. Jika atasan tidak pernah memberikan umpan balik
atau respons, baik tertulis maupun verbal, tuntu akan menjadi tanda tanya
dengan tulus bahwa mereka sangat berarti bagi anda dan perusahaan.
kinerja. Komunikasi yang dimaksud disini tentu saja adalah komunikasi dua
10. Ketidakberdayaan
perawat tidak mampu atau tidak bisa berkata apa-apa terhadap kebijakan
terlibat dalam hal yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Perawat juga
yang diambil.
11. Tidak Ada Pengendalian Diri
Kalau kita puas dengan kinerja yang kita buat mungkin kita tidak akan
bisa cepat stres karena pekerjaan ini, namun jika kita tidak puas maka kita
akan stres. Karena kita akan khawatir dan gelisah apakah anda sudah
menjadi tidak nyaman, frustasi, dan akhirnya stres. Oleh karena itu,
kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada
Menurut Potter dan Perry (2005). Ada Standar Kinerja Profesional yaitu:
keperawatan.
2. Perawat mengevaluasi diri sendiri dalam praktek keperawatan yang
praktek keperawatan.
5. Keputusan dan tindakan perawat dilakukan atas nama klien yang di tentukan
secara etis.
klien.
pada klien.
Gibson, 2000 (Syamsul & Anggraini, 2013), secara teoritis ada tiga kelompok
1. Variabel Individu
kinerja perawat.
2. Variabel Organisasi
Variabel faktor organisasi digolongkan dalam sub variabel sumber daya,
dan karir.
3. Variabel Psikologis.
Variabel faktor psikologi yang terdiri dari sub variabel persepsi, sikap,
Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
motivasi (motivation).
potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + Skill). Artinya, pegawai yang
memiliki IQ rata-rata (IQ 110 - 120) dengan pendidikan yang memadai untuk
akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh karena itu,
( t h e right man on the right place, the right man on the right job).
2. Faktor Motivasi
kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah
opportunity).
1 ^ (^"Kemampuan""^) ^
____t
r Kinerja
-— J* - i
(^OtivasO 4 ^ (^PeluanT"^
Sumber: Stoner J.A, R.E. Freman dan D.R. Gilbert Jr (1995) dalam Wijayanto
(2012)
1. Motivasi
Dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah satu faktor penting
individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi
elemen kunci dalam motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan.
mencapai tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan
kinerja yang tinggi. Motivasi adalah sebagai kesiapan khusus seseorang untuk
sesuatu hal yang berasal dari internal individu yang menimbulkan dorongan atau
pekerjaan sesuai tugas pokok dan fungsi jabatan yang di nilai atau diukur
berdasarkan dimensi motivator dan faktor hygiene , Herzberg (1966) dalam Teck
Hong dan Wahed (2011). Untuk mengukur motivasi kerja, terdiri dari 9 (sembilan)
indikator diantaranya:
5. Work it self (pekerjaan itu sendiri) adalah variasi pekerjaan dan kontrol
dan pujian.
kegiatan.
pemutusan hubungan.
11. Gaji adalah imbalan finansial yang diterima oleh perawat meliputi upah,
perawat yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap
mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha
mencapai prestasi kerja secara maksimal. (Sikap mental yang siap secara
psikofik) artinya, seorang perawat harus siap mental, mampu secara fisik,
memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu
kemampuan realita, artinya perawat yang memiliki IQ yang rata-rata (IQ 110-120)
diharapkan oleh karena itu perawat perlu ditempatkan pada pekerjaan yang
berbagai tugas dalam suatu pekerjaan (Robbins,1998). Salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap mutu atau bobot hasil kerja yang dicapai oleh perawat.
Hal ini dapat dimengerti karena dalam kemampuan kerja terdapat berbagai
tercermin dalam kondisi fisik dan psikis. Demikian konsep kemampuan kerja
melakukan pekerjaan.
Menurut Farlen.F (2011) untuk meningkatkan kemampuan kerja perawat ada
pertumbuhan fisik dan psikis yang kuat maka ia akan memiliki potensi dan
kerjanya.
2. Upaya bukan hanya terbatas pada kemampuan ratio dan fisik untuk
masyarakat.
pelaksanaan pekerjaan dalam suatu rumah sakit sangat bergantung pada kinerja
Perry, 2005).
Diagnosa
Keperawata
Perencanaan
dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik. Dalam menilai kualitas
keperawatan.
Standar praktek keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (Persatuan
2) Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang terkait, tim
c) Status biologis-psikologis-sosial-spiritual
terbaru.
keperawatan.
klien.
yang digunakan.
5) Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan
dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan. Adapun
kriteria prosesnya:
keperawatan.
Asuhan Keperawatan
hubungan langsung antara stres kerja dan kinerja perawat, sejumlah penelitian
telah menyelidiki pengaruh stres kerja dengan kinerja disajikan dalam model
stres kerja yakni hokum Yerkes Podson, menunjukkan pengaruh tingkat stres
(rendah-tinggi) dan kinerja (rendah-tinggi). Bila tidak ada stres, tantangan kerja
juga tidak ada dan kinerja cenderung menurun. Rangsangan yang terlalu kecil,
kebutuhan kerja, adalah suatu rangsangan sehat yang mendorong para perawat
untuk menanggapi tantangan pekerjaan. Akhirnya stres mencapai titik stabil yang
menjadi terlalu besar, kinerja akan mulai menurun karena stres mulai