Yjdths
Yjdths
TINJAUAN PUSTAKA
1. Stres
non-spesifik yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia.
Stres pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia dalam
ditempat kerja dapat diekspresikan sebagai: sikap yang pesimis, tidak puas,
suatu keadaan yang dinamis yang berlangsung setiap kali manusia berinteraksi
stres yang berasal dari dalam diri individu umumnya dikarenakan konflik yang
terjadi antara keinginan dan kenyataan berbeda, dalam hal ini adalah berbagai
permasalahan yang terjadi yang tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu
diatasi maka dapat menimbulkan stres. Sumber stres dari masalah keluarga
adanya tujuan yang berbeda diantara keluarga. Permasalahan ini akan selalu
1
2
menimbulkan keadaan yang dinamakan stres begitu juga dengan sumber stres
dalam masyarakat dan lingkungan umumnya, yang dapat dilihat dari hubungan
pekerjaan yang secara umum disebut dengan stres pekerja karena lingkungan
van Amberg (1979), tahapan stres dapat dibagi menjadi enam tahap. Tahap
pertama merupakan tahapan yang ringan dari stres yang ditandai dengan
dimilikinya semakin berkurang. Tahap kedua, pada stres tahap kedua ini
seseorang memiliki ciri-ciri adanya perasaan letih sewaktu bangun pagi yang
semestinya segar, terasa lelah sesudah makan siang, cepat lelah menjelang
sore, sering mengeluh lambung, denyut jantung berdebar-debar lebih keras dari
biasanya, otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang dan tidak bisa santai.
gangguan lambung dan usus seperti buang air besar tidak teratur, ketegangan
otot semakin terasa, perasaan tidak senang, gangguan pola tidur seperti sukar
untuk memulai waktu tidur, terbangun tengah malam, lemah dan terasa seperti
tidak memiliki tenaga. Tahap keempat, pada tahap ini seseorang akan
kegiatan sehari-hari, adanya gangguan pola tidur, sering menolak ajakan karena
3
tidak bergairah, daya konsentrasi dan daya ingat menurun, dan adanya rasa
Tahap kelima, stres tahap ini ditandai dengan adanya kelelahan fisik
merupakan tahap puncak dan seseorang mengalami panik dan perasaan takut
mati dengan ditemukannya gejala seperti detak jantung semakin keras susah
Potter & Perry (2005) membagi tingkatan stres menjadi tiga situasi yaitu
situasi stres ringan, situasi stres sedang dan situasi stres berat. Situasi stres
ringan merupakan stresor yang dihadapi setiap orang secara teratur seperti
terlalu banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan, stres ini
dengan rekan kerja, anak yang sakit atau ketidakhadiran yang lama dari anggota
keluarga, sedangkan situasi stres berat, merupakan situasi kronis yang dapat
Agoes, dkk (2003) menjelaskan bahwa ada beberapa tanda atau gejala
yang dapat menunjukkan ada tidaknya seseorang sudah atau belum terkena
stres. Tanda-tanda stres pada umumnya dapat dilihat melalui perasaan, pikiran,
4
perilaku, tubuh. Pada perasaan, tanda atau gejala yang dapat dilihat meliputi
merasa khawatir, cemas, gelisah, merasa ketakutan, mudah marah, merasa suka
Tanda-tanda pada pikiran, hal ini meliputi penghargaan atas dirinya yang
rendah, takut gagal, tidak mampu berkonsentrasi, mudah lupa, cemas akan
masa depannya, emosi dan tidak stabil. Pada perilaku, hal ini meliputi sulit
bekerja sama, tidak mampu rileks, menangis tanpa alasan yang jelas, bertindak
meningkat, kehilangan nafsu atau selera makan. Pada tubuh, hal ini meliputi
dan kerongkongan kering, sering buang air kecil, sakit kepala, tekanan darah
2. Stres Kerja
mereka penuhi. Artinya, stres muncul saat karyawan tidak mampu melawan apa
pekerjaan, yang disebabkan oleh stresor yang datang dari lingkungan kerja
kerja antara lain tuntutan fisik, tuntutan peran, dan tuntutan interpersonal.
Tuntutan fisik yang terkait dengan lingkungan kerja misalnya bekerja diluar
ruangan dalam suhu yang sangat dingin atau panas,atau bahkan didalam
ruangan yang tidak mempunyai AC, cahaya ruangan yang buruk, lingkungan
kerja yang bising dan ruangan kerja yang sempit desain ruangan yang buruk
sosial yang bisa menimbulkan stres. Tuntutan peran, tuntutan peran bisa terkait
dengan ketidakjelasan peran atau konflik peran yang mungkin dialami individu
hubungan interpersonal dapat mengurangi stres, hal ini juga dapat menjadi
sumber stres ketika kelompok menekan individu atau ketika terjadi konflik. Konflik
interpersonal terjadi ketika dua atau lebih individu merasakan bahwa sikap atau
antar pribadi yang buruk juga dapat menimbulkan stres yang cukup besar.
penyebab stres kerja perawat terdiri dari beban kerja yang berlebihan seperti
standar yang tinggi, merasa tidak mampu memberi dukungan yang dibutuhkan
menjalin hubungan dengan staf lain seperti mengalami konflik dengan teman
dan gagal membentuk tim kerja dengan staf. Kesulitan terlibat dalam merawat
6
prosedur atau tindakan baru dan bekerja dengan dokter yang menuntut jawaban
misalnya bekerja dengan dokter yang tidak memahami kebutuhan sosial dan
merasa tidak pasti sejauh mana harus memberi informasi pada pasien atau
keluarga dan merawat pasien sulit atau tidak kerjasama. Serta merawat pasien
yang gagal untuk membaik, misalnya pasien lansia, pasien nyeri kronis atau
waktu dan kuota yang tidak logis, relokasi pekerjaan, kurangnya pelatihan, karier
perawatan anak yang tidak adekuat, konflik dengan rekan kerja. Penyebab dari
lingkungan yang bisa menjadi penyebab stres karena adanya kondisi lingkungan
kerja yang buruk (pencahayaan, kebisingan, ventilasi, suhu, dll), diskriminasi ras,
sering terjadi salah persepsi dalam membaca dan mengartikan suatu keadaan,
Stres kerja sekecil apapun juga harus ditangani dengan segera. Ada
individu tidak jatuh sakit, menerima diri apa adanya dengan segala kekurangan
metode analisa yang cukup ilmiah dan rasional dalam melihat atau menganalisa
3. Kinerja
8
Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang
dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi,
dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab dalam bekerja, mencakup jenis
Pengalaman, berkaitan dengan jumlah waktu atau lamanya dalam bekerja, tetapi
berkenaan juga dengan substansi yang dikerjakan yang jika dilaksanakan dalam
suatu bidang tertentu. Kepribadian, berupa kondisi didalam diri seseorang dalam
(Nawawi, 2006).
umpan balik feed back) untuk membuat keputusan mengenai keberhasilan atau
4. Puskesmas
kegiatan pokok.
(pemulihan kesehatan).
a. Visi Puskesmas
hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
b. Misi Puskesmas
agar cakupan dan kualitas layanannya tidak menurun, bahkan kalau bisa
layanannya.
umumnya struktur organisasi puskesmas terdiri dari (PMK No.75 Tahun 2014) :
a. Kepala Puskesmas;
pelayanan kesehatan.
5. Akreditasi Puskesmas
sekali.
13
sistem pelayanan klinis untuk memenuhi standar akreditasi yang ditetapkan dan
pelayanan dan program, serta penerapan manajemen risiko, dan bukan sekedar
kesehatan.
pasien
dan masyarakat.
kesehatan primer.
Akreditasi.
ketiga atau lembaga lain. Tim yang telah dilatih kemudian akan
widyaiswara dan staf Dinas Kesehatan Provinsi atau peserta dari individu
atau pihak ketiga yang diusulkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dengan
d. Tim Surveior
terdiri dari widyaiswara dan staf Dinas Kesehatan Provinsi atau peserta dari
individu atau pihak ketiga yang diusulkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi
Akreditas.
Kabupaten/Kota.
Survei akreditasi dilakukan selama 3 (tiga) hari sesuai dengan jadwal yang
c. Laporan hasil survei dikirim langsung oleh Ketua tim surveyor kepada
Dinas Kesehatan Provinsi dalam waktu 5 hari kerja untuk diteruskan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten.
8. Survei Akreditasi.
Kesehatan Kab/Kota.
puskesmas.
(PPP)dengan 59EP.
(KMP)dengan 90EP.
53EP.
(KMPP)dengan 102EP.
puskesmas.
puskesmas.
(Depkes.go.id).
(KMUKM).
bentuk:
a. rawat jalan;
pelayanan kesehatan.
bukti pelaksanaan dan penerapan kebijakan, program dan kegiatan, serta bagian
berikut:
c. Pedoman/manual mutu,
pengembangan),
1. Tidak Terakreditasi: jika pencapaian nilai Bab I, II, dan III kurang dari 75
2. Terakreditasi Dasar: jika pencapaian nilai Bab I, II, dan III > 75 %, dan
3. Terakreditasi Madya: jika pencapaian nilai Bab I, II, III, IV, V > 75 %,
4. Terakreditasi Utama: jika pencapaian nilai Bab I, II, III, IV, V, VI, VII >
artinya semakin tinggi tingkat stres, tantangan kerja juga bertambah maka akan
24
menurunkan prestasi kerja (Iswanto,1999 dan Higgins, 2000 dikutip dalam Ilmi,
2003).