Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Uji Kompetensi


Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan disebut tenaga
kesehatan. Analis kesehatan merupakan bagian dari profesi di bidang kesehatan yaitu
petugas yang bekerja di laboratorium untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
sebagai penunjang diagnosa dokter.
Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang tenaga kesehatan
berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional untuk dapat
menjalankan praktik dan pekerjaan keprofesiannya.
Untuk menjadi tenaga kesehatan yang profesional perlu diadakan uji kompetensi.
Dimana uji kompetensi merupakan ujian yang dilaksanakan di akhir masa pendidikan
tenaga kesehatan, sebelum pelaksanaan sumpah profesi untuk menilai pencapaian
kompetensi berdasarkan standar kompetensi dalam rangka memperoleh sertifikat
kompetensi. Adapun istilah-istilah dalam uji kompetensi :
1. Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing (TK-WNA)
Warga negara asing pemegang izin tinggal terbatas yang memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
dan bermaksud bekerja atau berpraktik di fasilitas pelayanan kesehatan di
wilayah Indonesia.
2. Sertifikasi
Proses pemberian sertifikat kompetensi kepada tenaga kesehatan yang
dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi berdasarkan
standar kompetensi tenaga kesehatan.
3. Registrasi
Pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat
kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui
secara hukum untuk menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesinya.
4. Uji Kompetensi
Ujian yang dilaksanakan di akhir masa pendidikan tenaga kesehatan,
sebelum pelaksanaan sumpah profesi untuk menilai pencapaian kompetensi

3
4

berdasarkan standar kompetensi dalam rangka memperoleh sertifikat


kompetensi.
5. Exit-Exam
Uji Kompetensi yang dilaksanakan oleh MTKI yang merupakan bentuk
uji bagi peserta didik setelah evaluasi akhir program pendidikan.
6. Standard Setting
Suatu proses untuk menetapkan nilai batas lulus peserta uji kompetensi
menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan yang dilakukan
oleh MTKI.
7. Standar Profesi
Pedoman yang ditetapkan oleh organisasi profesi sebagai petunjuk dalam
menjalankan profesi.
8. Standar Kompetensi
Kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan yang
meliputi afektif, kognitif dan psikomotor yang ditentukan oleh organisasi
profesi.
9. Sertifikat Kompetensi
Tanda pengakuan terhadap kompetensi seseorang tenaga kesehatan untuk
dapat menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesinya di seluruh Indonesia
setelah lulus uji kompetensi.
10. Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI)
Lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan.
11. Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP)
Lembaga yang membantu pelaksanaan tugas MTKI di Provinsi.
12. Perizinan
Proses untuk mendapatkan Surat Izin Praktek (SIP) atau Surat Izin Kerja
(SIK) bagi tenaga kesehatan yang telah memiliki surat tanda registrasi dan
memenuhi persyaratan lain sesuai ketentuan yang berlaku.
13. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
Kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
membandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka
5

pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di


berbagai sektor.
14. Surat Tanda Registrasi (STR)
Bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan
yang telah memiliki sertifikat kompetensi.
15. Perguruan Tinggi Bidang Kesehatan
PTN/PTS, POLTEKKES, STIKES, AKADEMI atau lainnya yang
menghasilkan lulusan tenaga kesehatan baik yang berada di bawah binaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun di bawah binaan
Kementerian Kesehatan.
16. Peserta Uji
Peserta didik pada perguruan tinggi bidang kesehatan atau tenaga
kesehatan lain yang diusulkan oleh perguruan tinggi bidang kesehatan untuk
mengikuti uji kompetensi.
17. Organisasi Profesi (OP)
PPNI, IBI, IFI, PPGI, IROPIN, IKATWI, PARI, IOTI, PERSAGI,
PORMIKI, PTGI, HAKLI, IKATEMI, PATELKI, IPAI, HAKTI, IKAFMI,
IOPI, ITTDI, PATKI dan IAKMI.
18. Tempat Uji Kompetensi (TUK)
Perguruan tinggi bidang kesehatan yang terakreditasi.
19. Remedial
Kegiatan/Program peningkatan kemampuan keilmuan dan keterampilan
lanjutan bagi seorang peserta didik yang tidak lulus uji kompetensi (tidak
kompeten), yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan asal peserta didik,
bekerjasama dengan MTKP.

2.2 Tujuan Pelaksanaan Uji Kompetensi Bagi Tenaga Analis Kesehatan


Adapun tujuan dilaksanakannya uji kompetensi yaitu :
1. Uji kompetensi ditujukan untuk menjamin lulusan pendidikan tinggi kesehatan
yang kompeten dan terstandar secara nasional.
2. Uji kompetensi sebagai metode asesmen untuk pengelolaan pasien yang aman
dan efektif.
6

2.3 Persiapan Yang Perlu Dilakukan Dalam Menghadapi Uji Kompetensi


 Persiapan Uji Kompetensi
1. Persiapan Peserta
a. Peserta uji kompetensi adalah peserta didik di perguruan tinggi bidang
kesehatan yang mengikuti evaluasi akhir program pendidikan. Jenjang
pendidikan peserta uji kompetensi minimal Diploma 3 (D3).
b. Tenaga kesehatan lulusan sebelum tahun 2013 yang tidak menjalankan
tugas profesinya serta tidak memiliki STR ( Surat Tanda Regristrasi).
c. Tenaga kesehatan Warga Negara Asing (TK-WNA) setelah mendapat
rekomendasi dari Organisasi profesi dan telah melakukan adaptasi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Tenaga Kesehatan Warga Negara Indonesia (TK-WNI) lulusan
perguruan tinggi luar negeri setelah mendapat rekomendasi dari
organisasi profesi, dan telah melakukan adaptasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

2. Penyusunan Jadwal Uji Kompetensi


a. Rancangan Jadwal Pelaksanaan (RJP).
1. Pada setiap awal tahun akademik (tahun ajaran), MTKP
(Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi) bekerjasama dengan
perguruan tinggi bidang kesehatan menyusun Rancangan
Jadwal Pelaksanaan (RJP) uji kompetensi dalam tiga periode
setiap tahun, yaitu periode April, Agustus, November.
2. RJP sebagaimana dimaksud pada butir 1) disusun dengan
memperhatikan jumlah peserta uji dan jenis tenaga kesehatan.
3. RJP sebagaimana dimaksud pada butir 1) dilaporkan secara
tertulis oleh MTKP kepada MTKI.

b. Jadwal Pelaksanaan
1. Dua (2) bulan sebelum dilakukannya uji
kompetensi, perguruan tinggi bidang kesehatan menyampaikan
permohonan kepada MTKI melalui MTKP.
7

2. Jadwal pelaksanaan disusun dan ditetapkan oleh


MTKI dengan memperhatikan jumlah peserta uji dan/atau jenis
tenaga kesehatan.
3. Jadwal pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada
butir 2) diberitahukan kepada perguruan tinggi bidang
kesehatan.

3. Prosedur Pendaftaran
a. Perguruan tinggi bidang kesehatan menyampaikan permohonan
dilakukannya uji kompetensi bagi peserta didiknya kepada
MTKI melalui MTKP.
b. TK-WNA dan WNI lulusan perguruan tinggi luar negeri,
Tenaga kesehatan lulusan sebelum tahun 2013 yang tidak
menjalankan tugas profesinya serta tidak memiliki STR yang
akan mengikuti uji kompetensi wajib melapor ke MTKP untuk
mengikuti program adaptasi di perguruan tinggi bidang
kesehatan.
c. Permohonan sebagaimana dimaksud pada butir a, sekurang-
kurangnya disertai informasi tentang perguruan tinggi bidang
kesehatan dan daftar calon peserta sebagai berikut :
1. Nama dan alamat perguruan tinggi
2. Nama Fakultas/Jurusan/Program Studi/Peminatan
3. Ijin Pendirian (Perpanjangan) Perguruan Tinggi
4. SK Akreditasi Perguruan Tinggi
5. Tempat dan tanggal dilakukannya uji kompetensi
6. Identitas calon peserta, meliputi : Tahun masuk perguruan
tinggi bagi peserta uji dan Uji kompetensi yang ke-berapa
yang pernah diikuti.
d. Pas foto calon peserta ukuran 4 x 6, sebanyak 2 (dua) lembar
dengan latar belakang warna merah untuk membuat tanda
pengenal peserta uji (1 untuk cadangan).
8

4. Pengelolaan Soal Uji


a. Setelah menerima permohonan uji kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam butir 3, maka MTKI menyiapkan paket materi
uji kompetensi, termasuk soal uji kompetensi.
b. Soal uji ditetapkan oleh Ketua MTKI dan bekerjasama dengan
lembaga pengembangan uji kompetensi LPUK Ditjen Dikti,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
c. Persiapan paket materi uji kompetensi meliputi pemilihan soal
uji dari Bank Soal, print out master soal uji (buku soal), dan
lembar jawaban; menyiapkan kunci jawaban dalam bungkus
dan disegel; dan persiapan berkas lainnya.
d. Anggota MTKI atau petugas lain yang ditunjuk menyerahkan
paket materi uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada butir c
di atas kepada MTKP.
e. Bagi provinsi yang memiliki jumlah peserta uji lebih dari 250
orang, soal digandakan di provinsi tempat penyelenggaraan uji.
f. Soal uji dan lembar jawaban hasil penggandaan dimasukkan ke
dalam bungkusan I dan bungkusan II dan disegel kembali dan
hanya dibuka dihadapan peserta uji dengan berita acara yang
disiapkan oleh MTKI.
g. Setelah selesai ujian, soal uji yang sudah digunakan (termasuk
cadangan 10%) dibungkus, disegel dan dibuatkan berita
acaranya, selanjutnya untuk dimusnahkan dengan berita acara
pemusnahan.
h. Lembar jawaban dibungkus dan disegel untuk dikoreksi di
MTKI dengan dibuatkan berita acara.
i. Daftar hadir dibuat 2 (dua) rangkap, untuk MTKI dan MTKP.

5. Materi Uji Kompetensi


Hematologi

Kimia Klinik

Parasitologi
9

Bakteriologi

Imunoserologi

Toksikologi

6. Beberapa contoh soal uji kompetensi :


 Kasus 1
Seorang analis melakukan administrasi pengiriman sampel
toksikologi, Jenis sampel adalah organ kandungan kemih dari bedah
jenazah korban keracunan makanan, korban adalah seorang
perempuan usia 50 tahun. Diagnosa sementara dokter korban
mengalami keracunan timbal/ timah hitam.

Pertanyaan soal:
Jenis pengawet apa yang digunakan untuk sampel tersebut?
Pilihan Jawaban :
A. Alkohol absolute (96 %)
B. Ether
C. Na azida 1%
D. NaCl Jenuh
E. NaF

Kunci Jawaban: B
 Kasus : pada kasus infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing Ascaris
lumbricoides, tubuh menunjukan respon imunitas yang ditunjukan
dengan adanya peningkatan/perubahan proporsi leukosit. Hal ini dapat
terlihat pada pemeriksaan diff count yang menunjukkan peningkatan
pada sel :
10

7. Tempat Uji Kompetensi


a. Tempat uji kompetensi adalah di perguruan tinggi
bidang kesehatan yang terakreditasi.
b. PT terakreditasi yang dapat ditetapkan sebagai tempat
uji kompetensi setidaknya memenuhi persyaratan
c. Bagi perguruan tinggi bidang kesehatan yang belum
terakreditasi dapat mengikutsertakan peserta didiknya ke
perguruan tinggi yang terakreditasi untuk mengikuti uji
kompetensi.

6. Pengawas
a. Setelah menerima permohonan uji kompetensi dari perguruan
tinggi bidang kesehatan MTKI atau MTKP menyiapkan
pengawas, sebagai komponen pelaksana ujian.
b. Persyaratan pengawas harus serendah-rendahnya memiliki
jenjang pendidikan bidang kesehatan sama dengan jenjang
pendidikan peserta uji, mampu melaksanakan tugas dengan baik
dan sudah mengikuti arahan/briefing tentang uji kompetensi
tenaga kesehatan.
c. Pengawas dapat berasal dari MTKP, MTKI, OP Daerah atau
Pusat dan perguruan tinggi bidang kesehatan.
d. Pengawas yang berasal dari MTKP, OP Daerah dan perguruan
tinggi bidang kesehatan ditetapkan oleh Ketua MTKP.
Sedangkan pengawas dari MTKI atau OP Pusat ditetapkan oleh
Ketua MTKI.
e. Pengawas, sebelum menjalankan tugas harus menandatangani
surat pernyataan atau janji pengawas. Surat pernyataan/janji
pengawas disiapkan oleh MTKP.
f. Rasio jumlah pengawas dan peserta uji adalah 1 pengawas
berbanding 20 – 25 peserta uji, dengan ketentuan dalam satu
ruang uji minimal terdapat 2 orang pengawas.
g. Dalam menempatkan pengawas, MTKI atau MTKP harus
menghindari seorang pengawas melakukan tugas pengawasan
terhadap profesi atau perguruan tinggi yang bersangkutan.
11

h. Dalam suatu pelaksanaan uji kompetensi MTKI atau MTKP


dapat menunjuk seorang pengawas menjadi koordinator
pengawas.
i. Penandatangan Surat Pernyataan atau Janji Pengawas Uji
Kompetensi.

1. Persiapan Administratif dan Teknis


Sebelum uji kompetensi dilaksanakan, MTKI atau MTKP
melakukan persiapan administratif, teknis dan persiapan lapangan serta
melakukan rapat persiapan pelaksanaan Technical Meeting, (TM)
dengan pengawas/panitia dan pihak lain terkait.

 Pelaksanaan Uji Kompetensi


1. Pelaksanaan Uji
 Uji kompetensi dilakukan setelah selesai pelaksanaan evaluasi akhir
program, dan sebelum yudisium di perguruan tinggi bidang kesehatan.
 Lamanya waktu uji adalah 150 – 180 menit untuk 150 – 180 soal dalam
bentuk Multiple Choice Question best-answer.
 Peserta uji harus sudah berada dalam ruang uji paling lambat 15 (lima
belas) menit sebelum ujian dimulai, dengan menunjukkan tanda
pengenal peserta uji yang sah.

2. Rapat Koreksi
 MTKI, setelah menerima bungkusan lembar jawaban dan daftar hadir
peserta harus segera menyelenggarakan rapat koreksi.
 Rapat koreksi sebagaimana dimaksud pada kalimat diatas dihadiri oleh
sekurang-kurangnya (50%+1) orang jumlah anggota MTKI dengan
ketentuan salah seorang diantara peserta rapat harus berasal dari profesi
yang dinilai.
 Rapat koreksi diselenggarakan dalam ruang tertutup, dan tidak boleh
dihadiri oleh siapapun kecuali oleh para pihak MTKI.
12

3. Rapat Standard Setting


 Standar Setting ditentukan oleh MTKI.
 Dalam menentukan standard setting MTKI bekerja sama dengan panel
expert di tingkat pusat yang terdiri dari komponen MTKI, OP dan
expert dari perguruan tinggi berjumlah antara 5 – 7 orang.
 Hasil rapat standard setting digunakan sebagai dasar rapat penentuan
kelulusan. Hasil rapat standard setting dibuat berita acaranya.

4. Rapat Penentuan Kelulusan


 Rapat penentuan kelulusan dilaksanakan oleh MTKI.
 Rapat penentuan kelulusan adalah rapat untuk menetapkan peserta uji
lulus atau tidak lulus berdasarkan standar setting yang ditetapkan
sebelumnya oleh MTKI.
 Hasil penentuan kelulusan dituangkan dalam daftar peserta lulus atau
tidak lulus uji kompetensi dan dibuat berita acaranya.

 Penerbitan Sertifikat Kompetensi dan STR


1. Penerbitan Sertifikat Kompetensi
Untuk proses penerbitan sertifikat kompetensi atau STR, perguruan
tinggi bidang kesehatan segera mengajukan permohonan kepada MTKI
melalui MTKP dengan melampirkan fotocopy ijazah yang dilegalisir
dan 4 (empat) lembar pas foto ukuran 4 x 6 dengan latar belakang
warna merah.

2. Penerbitan STR
 Berdasarkan permohonan, maka MTKI menyiapkan STR.
 Setelah laporan tersebut diverifikasi, anggota MTKI perwakilan OP
atau petugas yang ditunjuk melakukan entry data ke dalam sistem
penomoran STR yang ditetapkan MTKI.

 Biaya Uji Kompetensi


 Biaya uji kompetensi sudah termasuk biaya sertifikasi dan registrasi
bagi peserta didik pada perguruan tinggi bidang kesehatan dan/atau
peserta lain yang diusulkan oleh perguruan tinggi bidang kesehatan.
13

 Komponen biaya uji kompetensi terdiri dari atas biaya langsung (tetap,
fix cost) dan biaya tidak langsung (tidak tetap, variable cost).

2.4 Bagan Alur Uji Kompetensi Bagi Peserta Didik Perguruan Tinggi Analis
Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    andina saraswati
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen15 halaman
    Bab Ii
    andina saraswati
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    andina saraswati
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    andina saraswati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    andina saraswati
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    andina saraswati
    Belum ada peringkat
  • Laporan Amami Nitrit, Chrom, Klorida
    Laporan Amami Nitrit, Chrom, Klorida
    Dokumen25 halaman
    Laporan Amami Nitrit, Chrom, Klorida
    andina saraswati
    Belum ada peringkat
  • Hematologi
    Hematologi
    Dokumen6 halaman
    Hematologi
    andina saraswati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    andina saraswati
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    andina saraswati
    Belum ada peringkat
  • BAB II Baru
    BAB II Baru
    Dokumen17 halaman
    BAB II Baru
    andina saraswati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    andina saraswati
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    andina saraswati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    andina saraswati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    andina saraswati
    Belum ada peringkat