Anda di halaman 1dari 5

PERAN PEMIMPIN DALAM PENCAPAIAN KINERJA PEGAWAI

(Studi pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang)

Armhela Fazrien, Sumartono, Tjahjanulin Domai


Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail :Armela.fazrien@yahoo.com

Abstract: The Role of Leader in Employee Performance Achievement (Studies in Employment


Board Regional Malang). In the organization of human interaction are incorporated in them, such
as the relationship with subordinate leaders, that they will work together in performing the tasks
that have been planned to achieve organizational goals. A leader in the proficient and skilled
capable expected should also be willing and have the willingness to work effectively and
efficiently. The task of a leader is to plan, mobilize and supervise every activity in the
organization. One of the main tasks of a leader is to be able to achieve the performance of
employees which in turn can achieve the goals and objectives of the organization are in leader. The
method used in this research is descriptive qualitative approach His research focus is 1) the role of
the leader in achieving the performance of employees at the Regional Employment Board of
Malang. 2) the performance of employees in the Regional Employment Board of Malang. The
results showed that the role of the leader in achieving the performance of employees in Malang
Regional Employment Board can already be quite well where leaders are able to carry out their
role so as to achieve better performance of employees in order to realize the objectives of the
organization.

Keywords:leader,employee performance Employment Board Regional Malang

Abatrak: Peran Pemimpin dalam Pencapaian Kinerja Pegawai (Studi pada Badan
Kepegawaian Daerah Kota Malang). Dalam organisasi terdapat interaksi manusia yang
tergabung di dalamnya, seperti hubungan pemimpin dengan bawahan, yang keduanya akan bekerja
sama dalam melaksanakan tugas yang sudah terencana untuk mencapai tujuan organisasi. Tugas
dari seorang pemimpin yaitu merencanakan, menggerakkan dan mengawasi setiap aktivitas dalam
organisasi. Salah satu tugas utama dari seorang pemimpin adalah harus bisa mencapai kinerja
pegawai sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan dan sasaran dari organisasi yang di
pimpinnya. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Fokus Penelitiannya adalah 1) peran pemimpin dalam pencapaian kinerja
pegawainya pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang. 2) kinerja pegawai pada Badan
Kepegawaian Daerah Kota Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pemimpin dalam
mencapai kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang sudah dapat dikatakan
cukup baik dimana pemimpin sudah bisa melaksanakan perannya dengan baik sehingga dapat
mencapai kinerja pegawai lebih baik dalam rangka mewujudkan organisasi.

Kata kunci: pememimpin kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang

Pendahuluan sangat kasual saja akan menunjukkan bahwa


Salah satu ciri manusia modern adalah setiap manusia modern menjadi anggota
keanggotaannya dalam berbagai organisasi yang berbagai jenis organisasi. Seperti diudi ungkapkan
semuanya dimaksudkan untuk mencapai tujuan oleh Thoha (199, h.3) bahwa manusia dan
pribadi, baik dalam arti peningkatan taraf organisasi sudah menyatu dan bila dua
hidupnya di bidang material maupun komponen pendukung perilaku organisasi
kesejahteraannya di bidang spiritual. Alasan berinteraksi akan melahirkan suatu kancah
utama untuk menggabungkan diri kedalam pendiskusian yang semarak, yakni perilaku
berbagai jenis organisasi antara lain adalah oleh organisasi sebagai suatu titik perhatian ilmu
karena kehidupan modern mengakibatkan tersendiri.
semakin kompleksnya kebutuhan yang Seorang pemimpin selain di harapkan
nampaknya tidak mungkin terpenuhi tanpa mampu cakap dan terampil juga hendaknya
melalui saluran organisasi. Pengamatan yang berkemauan dan mempunyai kesungguhan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4, Hal. 603-607 | 603


untuk bekerja efektif dan efisien. Kemampuan
dan kecakapan akan kurang berarti jika tidak Metode Penelitian
diikuti oleh moral kerja dan kedisiplinan Jenis penelitian yang digunakan oleh
pegawai dalam mewujudkan tujuan.Untuk penulis adalah penelitian deskriptif dengan pen-
mencapai tujuan kinerja yang tinggi dan dekatan kualitatif. demikian, lokasi pe-nelitian
berguna bagi kemajuan dan kelancaran ini adalah pada Badan Kepegawaian Daerah
organisasi, maka mutlak diperlukan peranan Kota Malang. Sedangkan situs penelitiannya
seorang pemimpin untuk memberikan motivasi pada badan kepegawaian daerah kota Malang.
pengarahan pengawasan serta komunikasi yang Sumber data dalam penelitian in adalah sumber
baik dengan bawahannya atau yang di data primer dan sumber data sekunder. Teknik
pimpinnya. Dengan demikian dapat di- pengumpulan data dilakukan melalui
simpulkan bahwa salah satu yang sangat wawancara, observasi dan dokumentasi.
menentukan keberhasilan penyelenggarakan Analisis data menggunakan analisis interaktif
pemerintah, adalah peranan seorang pemimpin yang dikembangkan oleh Miles dan Hubberman
Stogdil dikutip oleh Wahjosumidjo (1974). (Sugiyono,2008, h.247) melalui tiga tahap yaitu
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
masalah ini adalah 1) bagaimana peran
pemimpin dalam pencapaian kinerja pegawai Pembahasan
pada BKD Kota Malang. 2) Bagaimana Kinerja 1. Peran Pemimpin
Pegawai Pada BKD Kota Malang. Tujuan dari a. Peran pemimpin sebagai motivator
penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan Motivasi kerja dalam setiap organisasi
masalah di atas. sangat penting, terutama motivasi dari seorang
pemimpin sebagai pemegang kekuasaan ter-
Tinjauan Pustaka tinggi dalam organisasi karena seorang pe-
Seorang pemimpin harus menjadi pusat mimpin mempunyai pengaruh yang besar dalam
komunikasi, untuk dapat me-nyampaikan menunjang kinerja pegawainya pada suatu
fikiran dan keinginannya kepada sekitarnya dan organisasi.Untuk melihat kenyataan yang ada
sebaliknya sensitif peka untuk menerima semua pada Badan Kepegawaian daerah Kota Malang,
informasi dari lingkungannya, sebab jika menunjukkan bahwa pemimpin BKD berperan
seorang pemim-pin mau memaksakan pikiran dalam memberikan motivasi kepada para
atau ide-ide sendiri saja dan tidak peka terhadap pegawai. Hal ini dapat dikatakan baik, karena
isyarat-isyarat yang diberikan leh ling- dalam melaksanakan pekerjaannya para pe-
kungannya, pastilah dia bukan pemimpin yang gawai mempunyai motivasi untuk me-
baik. Sedangkan menurut Kartono (1990, h.64) nyelesaikan pekerjaannya. Dalam memberikan
meQJDWDNDQ EDKZD ³3HPLPSLQ DGDODK VHRUDQJ motivasi para pegawai di Kantor BKD Kota
pribadi yang memiliki cakapan kelebihan dalam Malang pimpinan selalu mem-berikan semangat
suatu bidang, sehingga dia mampu mem- kerja kepada para pegawai baik dalam rapat staf
pengaruhi orang lain untuk bersama-sama yang di lakukan setiap bulan maupun dalam
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi melakukan pekerjaannya sehari-hari. Kepala
pencapaian satu atau beberapa kelebihan BKD kota Malang juga memberikan reaward
sebagai predisposisi (bakat yang dibawa sejak dan juga punishmen bagi pegawai yang
lahir), dan merupakan kebutuhan dari satu melanggar aturan. Sehingga bisa adil antara
situasi atau zaman, sehingga dia mempunyai reaward dan juga hukuman yang diberikan
keluwesan dan kewibawaan untuk mengarahkan kepada pegawai.
dan membimbing keluwesan dan kewibawaan Pemberian motivasi yang dilakukan oleh
untuk mengarahkan dan membimbing bawahan. pemimpin BKD Kota Malang sesuai dengan
Menurut Abdurachman dikutip oleh teori motivasi yang dikemukakan oleh Mc
(Widjaja 1985, h.11) menyatakan bahwa Gregor dengan pendekatan teori X yaitu untuk
peranan pemimpin pada hakikatnya adalah: memotivasi pegawai harus dilakukan dengan
Melaksanakan tugas dan wewenangnya di cara pengawasan yang ketat, dipaksa, di arahkan
dalam hubungan dengan wewenang ini supaya mereka mau bekerja sungguh-sungguh
memberikan beberapa istilah yang mem-punyai dan keterkaitan pada keputusan. Pemberian
inti sama dari wewenang tersebut antara lain: motivasi tersebut.
1. Actuacing b. Peran pemimpin sebagai pengarah
2. Loading Pengarahan yang dilakukan oleh pemimpin
3. Directing merupakan petunjuk, intruksi, atau perintah
4. Commading yang harus dikerjakan oleh pegawai agar
5. Motivating

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4, Hal. 603-607 | 604


pegawai dapat memahami pekerjaan yang harus dalam mengerjakan tugas-tugasnya. sendiri
mereka kerjakan. maupun bagi pemimpin. Sedangkan manfaat
Peran directing yang mengandung pe- pengawasan bagi pemimpin di dalam kegiatan
ngertian bahwa memberikan direktif, mem-beri pengawasan ini sangat bermanfaat baik bagi
petunjuk atau intruksi, dan dapat diartikan pegawai itu menilai kerja pegawai yaitu dengan
memberikan arahan. Dengan kata lain bahwa cara menilai hasil laporan yang telah dikerjakan
apa yang dilaksanakan untuk waktu berikutnya oleh pegawai tersebut. Dari jenis kepemimpinan
atau di kemudian hari sudah mempunyai garis- yang ada pada BKD kota Malang bahwa
garis batas yang harus ditaati agar kesemuanya pemimpin cenderung menggunakan teori ke-
dapat sejalan dengan apa yang telah menjadi pemimpinan Situasional yang dikemukakan
peraturan dalam sebuah instansi atau organisasi. oleh Hersey dan Blanchard dengan pendekatan
Dalam peran pemberian arahan disini me- pendelegasian (Delegating), dalam pendekatan
ngandung arti bahwa segala upaya yang di- ini dikemukakan bahwa pe-mimpin hanya
lakukan oleh pegawai yang berada dibawah memberikan sedikit pengarahan dan pe-
tanggung jawab Kepala BKD telah ditetapkan ngawasan, karena ke-mampuan dan keahlian
dan direncanakan sebelumnya dan peraturan bawahan sudah sangat tinggi dalam me-
yang disepakati merupakan hasil dari pe- nyelesaikam tugasnya dengan efektif dan
ngembangan pemikiran pemimpin dalam efisien.
organisasi publik tersebut. d. Peran pemimpin sebagai komunikator
Hal ini sesuai dengan apa yang telah Komunikasi merupakan sarana yang
dikemumkakan oleh Rivai (2007,h.136) me- penting dalam sebuah organisasi untuk men-
ngenai fungsi kepemimpinan yang salah satunya capai tujuan. Pada kantor BKD Kota Malang
adalah fungsi koordinasi. Bentuk perwujudan komunikasi antara atasan dan bawahan dalam
dari fungsi koordinasi yang dilaksanakan oleh hal ini pimpinan dan pegawainya dapat di-
pemimpinan tersebut mengandung artian bahwa ketahui bahwa pemimpin berperan dalam
untuk dapat menggerakkan bawahan seorang berkomunikasi dengan para pegawainya.
pemimpin harus dapat melaksanakan koordinasi Komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin
yaitu menghubungkan, menyatupadukan, me- tidak hanya sebatas persoalan pekerjaan saja
nyelaras-kan hubungan antara orang-orang, tetapi jika ada waktu senggang dan tidak ada
pekerjaan-pekerjaan dan satuan-satuan or- pekerjaan pimpinan tidak segan juga berkumpul
ganisasi yang satu dengan yang lain sehingga dengan para bawahan untuk sekedar mengobrol.
semuanya berjalan harmonis. Dengan demikian pemimpin telah melaksana-
c. Peran pemimpin sebagai pengawas kan perannya untuk menjalin hubungan
Pengawasan adalah salah satu fungsi komunikasi yang efektif sesuai dengan teori
manajemen yang menjadi tugas dan tanggung yang dikemukakan oleh Widjaja mengenai
jawab pemimpin dalam suatu organisasi yang di peran penting pemimpin yaitu salah satunya
pimpinnya dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang meyebutkan bahwa peran penting dari
yang telah ditetapkam. Pengawasan yang seorang pemimpin adalah melakukan ko-
dilakukan oleh pemimpin bertujuan untuk me- munikasi yang efektif, agar seseorang menjadi
ngukur sejauh mana mekanisme dan prosedur berperan maka ia selalu mengadakan hubungan
kerja yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan sesamanya. Selain itu jika dilihat dari
dengan baik dan hasilnya sangat memuaskan. kepemimpinannya, hal ini sesuai dengan teori
Dengan ini dapat diketahui bahwa dalam kepemimpinan yang di ungkapkan oleh Dyadic
hal memberikan pengawasan pemimpin Badan yaitu teori Leadar Member Exchange (LMX)
Kepegawaian Daerah Kota Malang telah dinilai yang mengatakan bahwa teori ini berfokus pada
cukup efektif, hal ini dikarenakan pemimpin hubungan yang lebih dalam antara pimpinan
seringkali melakukan pengawasan kepada para dan bawahan yang dikembangkan sepanjang
pegawai dalam melakukan tugasnya baik waktu. Teori ini menekankan pada proses
pengawasan secara preventif maupun represif. frekuensi, komunikasi, karakteristik bawahan,
Walaupun bukan pengawasan yang terlalu ketat, kepuasan kerja, iklim dan komitmen. Selain itu
tetapi pengawasan tetap dilakukan pada setiap peran pemimpin dalam komunikasi dengan
hal yang dikerjakan oleh pegawai. Ini di- bawahan ini juga sesuai dengan teori
karenakan jika pengawasan tetap dilakukan Partnership Building yang juga dikemukakan
dengan amat ketat maka pegawai akan merasa oleh Dyadic yang menegaskan tentang ba-
tidak nyaman dengan pengawasan yang gaimana seorang pemimpin harus bekerja sama
dilakukan oleh pemimpin. Dengan adanya dengan setiap bawahan satu persatu untuk
pengawasan tersebut pemimpin tetap mem- menciptakan hubungan seperti rekan kerja yang
berikan suasana yang nyaman bagi pegawai saling menguntungkan keduabelah pihak.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4, Hal. 603-607 | 605


penting dalam penyelenggaran tugas dan
2. Pengukuran/penilaian tingkat kinerja pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota
pegawai Malang. Oleh karena itu, pengalokasian
Berdasar pada pengertian kinerja yang pegawai dinilai cukup merata sesuai dengan
merupakan proses dan hasil, maka tingkat kebutuhan masing-masing Bidang.
kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian b. Kualitas
Daerah Kota Malang dapat diiedentifikasi me- Dalam rangka peningkatan kinerja
lalui 3 (tiga) parameter, yaitu melalui kuantitas, pegawai, kualitas pekerjaan yang dihasilkan
kualitas dan ketepatan waktu. Hal ini sejalan harus mampu memenuhi standar persyaratan
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Agus hasil yang telah ditetapkan sesuai yang
Dharma dalam Sedarmayanti (2000, h.63) diinginkan oleh pimpinan. Upaya peningkatan
bahwa kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu kualitas kualitas kinerja pegawai telah di-
merupakan unsur-unsur yang diidenti-fikasikan lakukan melalui penyelenggaraan diklat-diklat,
untuk mengukur ataupun menilai kinerja kondisi kerja yang mencakup adanya fasilitas,
pegawai. Ketiga unsur ini merupakan satu promosi pegawai maupun mutasi pegawai, gaji
kesatuan bagian yang tak terpisahkan dalam serta system rekruitmen pegawai baik itu dalam
penentuan untuk mengukur tingkat kinerja jenjang structural, fungsional ataupun tekhnis.
pegawai. Artinya, tingkat kinerja pegawai dapat Hal ini sesuai dengan teori Wilson dan Hayel
dikatakan baik apabila kuantitas pekerjaan yang 1987 kualitas kerja menunjukkan sejauh mana
dilakukan sesuai dengan kualitas yang mutu seseorang dalam melaksanakan tugas-
dipersyaratkan dan sesuai dengan waktu yang tugasnya meliputi ketepatan, kelengkapan dan
ditentukan. kerapian.
Secara keseluruhan, tingkat kinerja c. Ketepatan Waktu
pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Setiap pegawai dituntut untuk me-
Malang cukup baik. Dari unsur kuantitas, porsi laksanakan tugas dan pekerjaannya dengan
pekerjaan yang diberikan sudah sesuai dengan sebaikbaiknya. Dalam melaksanakan pekerjaan-
tupoksi yang ada bagi masing-masing nya, seorang pegawai melaksanakan pekerjaan-
staff/pegawai. Dari segi kualitas yang dihasilkan nya dengan mengacu pada Tupoksi yang ada
sudah sesuai standar ketentuan yang di- sesuai dengan peraturan yang berlaku. Para
persyaratkan oleh pimpinan dan dikerjakan tepat pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota
pada waktunya. Malang sudah dapat dikatakan memiliki kinerja
a. Kuantitas yang baik, karena dapat menyelesaikan
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan pekerjaan sesuai dengan batas waktu yang
kewajibannya, para pegawai yang bekerja pada ditentukan, bahkan sebagian pegawai mampu
Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang mengerjakan tugas sebelum waktu yang
bekerja sesuai dengan Tugas Pokok dan ditentukan. Hal ini sesuai dengan teori (Wilson
Fungsinya masing-masing yang tercantum dan Heyyel 1987) yang menyatakan bahwa
dalam uraian uraian tugas pada masing-masing kuantitas kerja adalah jumlah kerja yang
bidang. Semua penyelenggaraan tugas telah dilaksanakan oleh seseorang pegawai dalam
diatur secara rinci, jelas, dan tegas di dalam suatu periode tertentu. Hal ini dapat dilihat dari
uraian tugas tersebut. Dengan demikian, hasil kerja pegawai dalam kerja dengan waktu
deskripsi pekerjaan masing-masing individu tertentu dan kecepatan dalam menyelesaikan
atau staff telah jelas, pimpinan pada masing- pekerjaannya. Dengan demikian kuantitas kerja
masing Bagian/Subdin/Subbag/Bidang akan dapat dilihat dari jumlah kerja dan penggunaan
memberikan perincian mengenai pembagian waktu. Melalui adanya tingkat disiplin kerja
tugas sesuai dengan bidang kemampuan para yang tinggi, para pegawai pada Badan
pegawainya. Jadi banyaknya atau kuantitas Kepegawaian Daerah Kota Malang mampu
suatu pekerjaan telah disusun dalam daftar mengembangkan kemampuan dirinya terutama
uraian tugas secara terorganisir. Hal ini sesuai pengaruhnya terhadap penyelesaian pekerjaan
dengan teori (Wilson dan Heyyel 1987) yang dan mampu meningkatkan rasa disiplin pada
menyatakan bahwa kuantitas kerja adalah masing-masing pegawai dengan diberlakukan
jumlah kerja yang dilaksanakan oleh seseorang aturan-aturan yang harus dipatuhi para pegawai.
pegawai dalam suatu periode tertentu.
Dari data jumlah keseluruhan pada BKD Kesimpulan
malang yaitu 50 Pegawai Negeri Sipil. Berdasarkan pembahasan di atas maka
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dari dapat diambil kesimpulan bahwa 1) peran
keseluruhan Subbag ataupun Bidang yang ada, pemimpin dalam mencapai kinerja pegawai
masing-masing Bidang memiliki Tupoksi yang pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4, Hal. 603-607 | 606


sudah dapat dikatakan cukup baik dimana dan banyaknya kuantitas pekerjaan yang harus
pemimpin sudah bisa melaksanakan perannya diselesaikanoleh pegawai karena kualitas yang
dengan baik sehingga dapat mencapai kinerja akan dihasilkan seringkali kurang maksimal,
pegawai lebih baik dalam rangka mewujudkan dan apabila kualitas pekerjaan yang dihasilkan
tujuan dari organisasi. kualitas kinerja pegawai pegawai sudah baik, maka program kerja setiap
pada BKD dipengaruhi oleh tingkat kerumitan tahunnya juga dapat tercapai dengan baik.

Daftar Pustaka

Hersey Paul and Kenneth Blancard, (2004) Situasional Leadership. Jakarta : Prenado.
Kartono K. (1990) Pemimpin dan Kepemimpinan.jakarta: Rajawali Pres.
Rivai, Veithzal. (2007) Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Edisi Kedua.
Sedarmayanti, (2001)Sumberdaya Manusia dan Produfitasnya, Bandung Mandar Maju.
Sugiyono. (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Terry George. R. (1973) The Art and Scine of Business Management Leadership. New York.
Thoha, miftah. (1990) Kepemimpinan dalam Menejemen. Jakarta: ajagrafindo Persada.
Wahdjosamidjo. (1974) Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: ghalia Indonesia.
Widjaja A.W.(1985) PolaKepemimpinan dan Kepemimpinan Pancasila. Bandung Armico.
Willson and Heyyel. (1987). Hand Book Of Modern Office Management and Administration
Service. Mc Graw Hill Inc.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4, Hal. 603-607 | 607

Anda mungkin juga menyukai