Anda di halaman 1dari 6

Pertanyaan Validasi Proses Kelompok 13: Suppositoria Parasetamol

1. Regol Sasaka R NIM 19-116 perwakilan kelompok 1.


Pada metode analisis anda, bagaimana memastikan bahwa analit telah lepas dari basis
suppositorianya dan bagaimana tekniknya, melihat dari data spesifikasi parasetamol
apakah pada suhu tertentu melebur dgn baik untuk dapat menarik analit, apalagi
suppositoria juga cpt kembali dingin dan kembali kebentuk bekunya, bagaimana
penanganan dri kelompok anda?

Jawaban :
Teknik pemisahan nya: melarutkan suppo dengan pelarut heksana namun keetika tidak
terpisah dapat menggunakan teknik dengan menambahkan air 30ml di aduk perlahan dan
menunggu kedua fase terpisah. kemudia memindahkan fase air ke labu volume 100 ml.
fase polar di letakkan di separator kemudian di tambahkan air 30mL dari labu volume
tadi kemudian di cairkan denganfase gerak (Nief Rahman dkk, 2018).
2. Norma Justika 19-140. Perwakilan dari kelompok 5.
Apabila dalam proses pembuatan sediaan suppositoria paracetamol ada salah satu yang
tidak terpenuhi parameter keritis bagaimana?

Jawaban :

Untuk produk jika persyaratan hasil jauh dari spesifikasi, maka bisa produk bisa
dikarantina dan dilihat stabilitas nya, kemudian dituliskan pada Form CAPA untuk
selanjutnya dilaporkan Ke QA apakah dilanjutkan proses validasi nya ataukah dilakukan
validasi ulang dengan spesifikasi yang direncanakan ulang.

3. Moh thahir nim 19-56.


Untuk pemilihan basis PEG, kira kira pertimbangannya apa dan mengapa dalam
formulasi tidak menggunakan disintegran? apakah tidak ditakutkan akan susah berpisah
dari cetakan?

Jawaban :
Basis PEG digolongkan dalam basis yang dapat bercampur atau larut dalam air. Pada
kelompok kami meggunakan kombanasi PEG 400 dan PEG 4000, tujuan kombinasi ini
untukmemperoleh basis suppositoria yang diinginkan yang diinginkan konsistensinya
dan sifat khasnya. Suppositoria dengan basis PEG pada penyimpanan nya diluar lemari
es tidak akan melunak bila terkena udara panas karena titik leburnya yang tinggi, serta
kepadatannya pun memungkinkan untuk dimasukkan pada waktu pemakaian secara
perlahan-lahan tanpa akan meleleh pada jadi tangan dibandingkan dengan basis oleum
cacao yang akan meleleh pada suhu tubuh. Untuk suppositoria dengan bahan dasar
Polietilen glikol (PEG) dan tween tidak perlu bahan pelicin karena pada pendinginan
mudah lepas dari cetakan karena mengkerut (FI V).
4. Rachmad hidayat nim 19-114 dari kelompok 4,
Didalam ppt Disebutkan bahwa untuk parameter kritis dalam pembuatan sediaan
suppositoria paracetamol itu terdapat kebersihan, suhu, wajtu pelelehan, kecepatan
pengadukan, pendinginan dan kecepatan pelepasan, disana belum disebutkan
persyaratannya seberapa, bisa tolong di sebutkan, dan untuk kualifikasi yang digunakan
apakah ada??? Jika ada mohon dijelaskan, terima kasih

Jawaban :
Untuk parameter kritis dari kebersihan yaitu pada saat proses penimbangan bahan agar
tidak terjadi kontaminasi, Persyaratan suhu pelelehan yaitu 37˚C dan persyaratan waktu
pelelehan nya yaitu tidak boleh lebih dari 30 menit (Lachman et al., 1994).Persyaratan
waktu pengadukan disini tergantung pola aliran komponen sediaan yang digunakan disini
menggunakan kecapatan 2 rpm. untuk waktu pendinginan juga disesuaikan dengan titik
leleh dari masing-masing bahan, suhu yang digunakan yaitu 7-10°C. Kualifikasi dalam
parameter kritis ini yaitu mesin atau peralatan yang digunakan dalam produksi.silahkan
dibuat bentuk tabel parameter titik kritis

5. Siti Nur Azizah H. Perwakilan kelompok 2.


Mengapa fase gerak yg digunakan pada validasi metode analisis kelompok anda
menggunakan fase gerak air-asetonitril P–metanol P?? Apakah dengan fase gerak
tersebut dapat terpisah dengan baik atau tidak? Jika tidak, apakah ada fase gerak lain yg
bisa digunakan ?

Jawaban :
Dilihat dari sifat fisika kimia dari PCT serta basis menunjukkan bahwa, PCT lebih larut
dengan pelarut solvent seperti alkhol sedangkan basis suppo larut kedalam air karna sifat
nya yang hidrofilik. Dengan perbedaan sifat fisikan dan kimia, menggunakan fase gerak
tersebut sudah cukup untuk memisahkan analit dengan eksipiennya. Selain itu, fase gerak
yang kami gunakan juga sudah sesuai dengan beberapa referensi seperti FI V dan
beberapa jurnal validasi metode analisis.

Spesifikasi produk parasetamol pda sediaan lain (FI V)

Spesifikasi Larutan oral PCT Suspensi oral PCT Tablet PCT


Identifikasi A. Waktu retensi puncak Masukkan sejumlah volume A. Waktu retensi puncak
utama Larutan uji sesuai suspensi setara dengan utama Larutan uji sesuai
dengan Larutan baku lebih kurang 240 mg dengan Larutan baku
seperti tertera pada parasetamol ke dalam seperti tertera pada
Penetapan corong pisah, tambahkan 50 Penetapan
kadar. ml etil asetat P dan kocok. kadar.
Saring ekstrak etil asetat
B. Encerkan sejumlah zat melalui corong berisi wol B. Sejumlah serbuk
uji dengan metanol P kaca dan lebih kurang 10 g tablet setara dengan lebih
hingga diperoleh larutan natrium sulfat anhidrat P. kurang 50 mg
yang mengandung lebih Kumpulkan filtrat dalam parasetamol larutkan
kurang 1 mg gelas piala dan uapkan di dalam 50 ml metanol P,
parasetamol per ml. atas tangas uap hingga saring; filtrat memenuhi
Larutan memenuhi uji kering. Keringkan residu uji Identifikasi secara
Identifikasi secara dalam hampa udara di atas Kromatografi Lapis
Kromatografi Lapis Tipis. silika gel P: hablur yang Tipis menggunakan fase
Gunakan fase gerak diperoleh memenuhi gerak campuran
campuran diklorometan Identifikasi A seperti tertera diklorometan P-metanol
klorida P-metanol P (4:1). pada Parasetamol. P (4:1).

pH Antara 3,8 - 6,1 Antara 4,0 dan 6,9. -


Penetapan Diakukan penetapan Lakukan penetapan dengan Lakukan penetapan
dengan caraKromatografi cara Kromatografi cair dengan cara
kadar
cair kinerja tinggi kinerja tinggi. Fase gerak, Kromatografi cair
(KCKT). kinerja tinggi.
Larutan baku dan Sistem
Fase gerak dengan kromatografi Lakukan Fase gerak Buat
campuran air-metanol P seperti tertera pada campuran air-metanol P
(3:1), Penetapan kadar dalam (3:1), saring dan
Larutan Oral Parasetamol. awaudarakan. Jika perlu
Larutan baku Timbang lakukan penyesuaian
saksama sejumlah Larutan uji Ukur saksama menurut Kesesuian
Parasetamol BPFI, sejumlah volume suspensi system.
larutkan dalam Fase yang telah dikocok setara
gerak hingga kadar lebih dengan lebih kurang 100 Larutan baku Timbang
kurang 0,01 mg per ml. mg parasetamol, masukan saksama sejumlah
ke dalam labu tentukur 200- Parasetamol BPFI,
Larutan uji Ukur saksama ml, tambahkan lebih kurang larutkan dalam Fase
sejumlah volume setara 100 ml Fase gerak kocok gerak hingga kadar lebih
dengan lebih kurang 500 selama 10 menit. Encerkan kurang 0,01 mg per ml.
mg parasetamol, dengan Fase gerak sampai
masukkan ke tanda. Larutan uji Timbang dan
dalam labu tentukur 250- Pipet 5 ml larutan ini ke serbukan tidak kurang
ml, encerkan dengan Fase dalam labu tentukur 250- dari 20 tablet. Timbang
gerak ml, encerkan dengan Fase saksama sejumlah serbuk
sampai tanda. Pipet 5 ml gerak sampai tanda. Saring tablet setara dengan lebih
larutan ini, ke dalam labu melalui penyaring dengan kurang 100 mg
tentukur 250-ml, kedua, porositas 0,5 μm atau lebih parasetamol, masukkan
encerkan dengan Fase kecil, buang 10 ml filtrat ke dalam labu tentukur
gerak sampai tanda. Pipet pertama. Gunakan filtrat 200-ml, tambahkan lebih
25 ml larutan ini ke dalam sebagai Larutan uji. kurang 100 ml Fase
labu tentukur 100-ml, gerak, kocok selama 10
encerkan dengan Fase Prosedur Lakukan menurut menit, encerkan dengan
gerak sampai Prosedur seperti tertera Fase gerak sampai tanda.
tanda. Saring larutan pada Penetapan kadar Pipet 5 ml larutkan ke
menggunakan penyaring dalam Larutan Oral dalam labu tentukur 250-
dengan porositas 0,5μm Parasetamol. Hitung ml, encerkan dengan
atau lebih halus, buang 10 jumlah dalam mg, Fase gerak
ml filtrate pertama. C₈H₉NO₂, dalam tiap ml sampai tanda. Saring
Gunakan larutan jernih suspensi yang digunakan larutan melalui
sebagai Larutan uji. dengan rumus: penyaring dengan
Pengujian dengan KCKT porositas 0,5 μm atau
yang dilengkapi dengan C ru lebih halus, buang 10 ml
10.000 ( ¿( )
detektor 243 nm dan V rs filtrate pertama.
kolom 3,5 mm x 30 cm Gunakan filtrat sebagai
berisi bahan pengisi L1. C adalah kadar Larutan uji.
Laju alir lebih kurang 1,5 Parasetamol BPFI dalam
ml per menit. Lakukan mg per ml Larutan baku;V Sistem kromatografi
kromatografi terhadap adalah volume dalam ml menggunakan
Larutan baku, rekam suspensi yang digunakan; Kromatograf cair kinerja
kromatogram dan ukur rU dan rS berturut-turut tinggi dilengkapi dengan
respons puncak seperti adalah respons puncak dari detektor 243 nm dan
tertera pada Prosedur: Larutan uji dan Larutan kolom 3,9 mm x 30 cm
efisiensi kolom tidak baku. berisi bahan pengisi L1.
kurang dari 1000 lempeng Laju alir lebih kurang 1,5
teoritis, faktor ikutan tidak ml per menit. Lakukan
lebih dari 2 dan kromatografi terhadap
simpangan baku relatif Larutan baku, rekam
pada penyuntikan kromatogran dan ukur
ulang tidak lebih dari respons puncak seperti
2,0%. tertera pada Prosedur:
efisiensi kolom tidak
Prosedur Suntikkan kurang dari 1000
secara terpisah sejumlah lempeng teoritis, faktor
volume sama (lebih ikutan tidak lebih dari 2
kurang 10 μl) Larutan dan simpangan baku
baku dan Larutan uji relatif pada penyuntikan
ke dalam kromatograf, ulang tidak lebih dari
ukur respons puncak 2,0%.
utama. Hitung jumlah
dalam mg, C8H9NO2 Prosedur Suntikkan
dalam tiap ml larutan secara terpisah sejumlah
oral yang digunakan. volume yang sama (lebih
Dengan rumus: kurang 10 μl) Larutan
baku dan
C ru Larutan uji ke dalam
50.000 ( ¿( )
V rs kromatograf. Rekam
kromatogram, ukur
C adalah kadar respons puncak utama.
Parasetamol BPFI dalam Hitung jumlah dalam
mg per ml mg, paracetamol,
Larutan baku;V adalah C8H9NO9, dalam serbuk
volume dalam ml larutan tablet yang digunakan
oral dengan rumus:
yang digunakan; rU dan
rS berturut-turut adalah C ru
10.000 ( ¿( )
respons V rs
puncak Larutan uji dan
Larutan baku. C adalah kadar
Parasetamol BPFI dalam
mg per ml
Larutan baku; rU dan rS
brturut-turut adalah
respons puncak dari
Larutan uji dan Larutan
baku.

Spesifikasi produk suppositoria parasetamol (USP 36)

Spesifikasi Suppositoria PCT


Identifikasi A: Waktu retensi puncak utama dalam kromogram preparasi Assay
sesuai dengan yang ada dalam kromatogram persiapan Standord,
seperti yang diperoleh dalam Assay
B: Mentransfer sebagian dari Supositoria, setara dengan sekitar 20
mg asetaminofen, untuk gelas menambahkan 20 ml metanol, dan
panaskan pada penangas uap sampai meleleh. Lepaskan gelas dari
penangas uap, biarkan dingin dengan pengadukan sesekali, dan saring:
filtrat bening (larutan uji) sebagai tanggapan terhadap Uji Identifikasi
Kromatografi Lapis Tipis (201), sistem pelarut yang terdiri dari
campuran metilen klorida dan metanol (4:1).
Persiapan uji-Tare piring kecil dan batang gelas, tempatkan di piring
tidak kurang dari 5 Supositoria, panaskan dengan lembut di atas
penangas uap sampai meleleh, lalu aduk, dinginkan sambil diaduk,
dan timbang. Transfer bagian massa yang ditimbang secara akurat,
setara dengan sekitar 100 mg asetaminofen, ke pemisah, tambahkan
30 ml pelarut heksana, dan campur untuk diselesaikan. Tambahkan
30 mL air, kocok perlahan, dan biarkan fase terpisah.
[CATATAN-Jika emulsi terbentuk, beri waktu yang cukup untuk
memisahkannya.] Pindahkan lapisan berair ke labu ukur 200 ml, cuci
pelarut heksana dalam separator dengan tiga bagian air 30 mL,
tambahkan pencucian ke labu volumetrik, encerkan dengan fase
Mobile ke volume, dan campur. Transfer 5,0 mL larutan ini ke labu
ukur 250 mL, encerkan dengan fase Mobile ke volume, dan campur.
Lewatkan sebagian larutan ini melalui saringan yang memiliki
porositas 0,5 um atau lebih halus, buang 10 mL filtrat pertama.
Gunakan filtrat bening sebagai persiapan Assay. Prosedur-
melanjutkan seperti yang diarahkan untuk prosedur dalam pengujian
di bawah Acetaminophen kapsul. Hitung kuantitas, dalam mg,
asetaminofen (CaH9NO2) di setiap Pemasok yang diambil dengan
rumus:
10,000C(A/W)(rU/rS)
di mana C adalah konsentrasi, dalam mg per ml, USP Asetaminofen
RS dalam persiapan Standar; A adalah berat rata-rata, dalam mg, dari
setiap Pemasok yang diambil; W adalah berat, dalam mg, dari massa
Suppository yang diambil; dan ru dan r adalah respon puncak
acetaminophen yang diperoleh dari masing-masing persiapan Assay
dan standar.

DAFTAR PUSTAKA

Convention, U.S.P., 2013, USP 36 NF 31 : United States Pharmacopeia and National


Formulary, Vol. 2, United States Pharmacopeial Convention, Rockville.
DepKes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta:Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Ed III. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan
obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI.
Nief Rahman Ahmad dan Farha Khalaf Omar. 2018. HPLC METHOD FOR
DETERMINATION OF PARACETAMOL IN PHARMACEUTICAL
FORMULATIONS AND ENVIRONMENTAL WATER SAMPLES. Universitas
Mosul-Iraq. World Journal of Pharmaceutical Research Volume 7, Issue 15, XXX-
XXX: Iraq.

Anda mungkin juga menyukai