Korelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat Metformin terhadap
Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
Abstrak
Metformin merupakan obat antidiabetes oral yang umumnya direkomendasikan sebagai pengobatan lini
pertama pada diabetes melitus tipe 2 apabila kadar glukosa darah tidak terkontrol dengan modifikasi gaya
hidup. Pada penggunaan metformin sebagai kontrol glikemia sering terjadi reaksi obat yang merugikan
(ROM) berupa gangguan gastrointestinal seperti diare, mual, dan perut kembung. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis korelasi faktor usia, cara minum, dan dosis metformin terhadap risiko efek samping
gangguan gastrointestinal pada penderita rawat jalan BPJS Kesehatan yang baru terdiagnosis diabetes
melitus tipe 2 di RSAU Dr. M. Salamun Bandung. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain
potong lintang. Data dikumpulkan dari bagian poliklinik penyakit dalam, rekam medis, dan form check
penderita yang mendapat pengobatan dengan metformin yang dilakukan sejak April–Juni 2014. Jumlah
penderita yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 65 orang dengan rentang usia rata-rata 48 tahun.
Keluhan efek samping yang dialami penderita berupa kembung (58,46%) dan mual (41,54%). Cara minum
dan dosis metformin berkorelasi terhadap risiko efek samping berupa mual dan kembung pada penderita
diabetes melitus tipe 2 (p<0,05) sedangkan faktor usia tidak berkorelasi (p>0,05). Penggunaan metformin
dianjurkan sesudah makan dan dengan dosis awal rendah yang dititrasi perlahan untuk mengurangi dan
menghindari terjadinya efek samping mual dan perut kembung pada penderita diabetes melitus tipe 2.
151
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015
152
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015
153
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015
Sebanyak tiga orang penderita menggunakan Hasil analisis regresi logistik diperoleh
metformin dosis 1 kali sehari 500 mg sebelum nilai korelasi signifikansi variabel usia tidak
makan. Penggunaan metformin dengan dosis signifikan (p=0,173) sedangkan variabel
2 kali sehari 500 mg dilakukan sebelum cara minum dan dosis berkorelasi signifikan
makan oleh 15 penderita sedangkan sesudah (p=0,024, OR=4,534, 95% CI 1,190–17,288
makan dilakukan oleh 32 penderita. Penderita dan p=0,012, OR=4,854, 95% CI 1,380–
yang mendapatkan metformin 500 mg 3 kali 17,082).
sehari sebanyak 15 orang dengan penggunaan
yang tidak berbeda yaitu diminum sesudah Pembahasan
makan. Jumlah penderita yang memperoleh
regimentasi metformin 500 mg sehari 1 kali Pada penelitian ini penderita yang baru
(500 mg per hari), 2 kali (1000 mg per hari), terdiagnosis DMT2 terbanyak pada usia
dan 3 kali (1500 mg per hari) berturut-turut rata-rata 48 tahun (96,92%). Berdasarkan
adalah 4,61%, 72,31%, dan 23,08%. penelitian diperoleh bahwa penderita DMT2
Keluhan efek samping yang dialami oleh yang diderita umumnya disebabkan oleh pola
penderita pada awal pengobatan dengan makan yang berlebihan, kurangnya aktivitas
metformin diperoleh dari hasil wawancara tubuh, dan tidak ada riwayat diabetes pada
penderita berdasarkan form check berupa keluarga. Prevalensi diabetes pada usia lebih
perut kembung (58,46%) dan mual (41,54%). dari 40 tahun dan faktor usia merupakan
154
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015
faktor risiko utama untuk diabetes. DMT2 gangguan gastrointestinal yang dirasakan
disebut sebagai diabetes onset dewasa karena oleh penderita.10 Faktor usia yang diamati
penyakit ini berkembang secara bertahap tidak berkorelasi terhadap risiko efek samping
seiring dengan bertambahnya usia. Oleh obat metformin kemungkinan karena rentang
karena itu, American Diabetes Association usia yang diamati adalah pada penderita yang
(ADA) menganjurkan pemeriksaan terhadap baru terdiagnosis DMT2 dan kemungkinan
risiko DMT2 harus dimulai pada usia 45 tidak berada pada kondisi seperti gangguan
tahun. Pemeriksaan faktor risiko berdasarkan hati, gangguan ginjal, dan gangguan jantung
kriteria glukosa plasma, yaitu GDP ≥126 mg/ kongestif sehingga tidak berkorelasi terhadap
dL atau GD2PP atau TTGO ≥200 mg/dL atau risiko efek samping obat metformin.3,6
A1C≥6,5% sehingga pengujian harus dimulai Cara minum metformin diketahui ada
pada usia 45 tahun pada mereka yang tidak yang diminum sebelum makan (27,69%)
memiliki faktor risiko ini.1,2,13,14 dan sesudah makan (72,31%). Persentase
Risiko terjadinya efek samping gangguan terbesar kejadian efek samping metformin
gastrointestinal dipengaruhi antara lain oleh yang diminum sesudah makan ini terjadi pada
faktor usia dalam hal ini usia lanjut yang dosis awal terapi 1000 mg per hari dan 1500
dikaitkan dengan adanya penurunan fungsi mg per hari. Kejadian efek samping gangguan
ginjal karena karakteristik farmakokinetika pada gastrointestinal (seperti diare, mual, dan
metformin diantaranya 90% diekskresi dalam perut kembung) ini kemungkinan disebabkan
bentuk yang tidak berubah lewat urin.2,3 Pada dosis terapi awal yang tinggi. Berdasarkan
penelitian ini yang diamati adalah penderita referensi, obat metformin disarankan untuk
dewasa yang baru terdiagnosis DMT2 dengan diawali dengan dosis yang rendah yaitu
rentang usia pada ≥30 tahun dan ≤50 tahun. berkisar pada 500–850 mg untuk menghindari
Distribusi usia yang diperoleh dari analisis atau meminimalkan keluhan efek samping
regresi logistik bahwa korelasi faktor usia gangguan pada gastrointestinal.1-3,15
yang diamati tidak signifikan (p=0,173) dan Peneliti saat melakukan penelitian juga
hal ini sama dengan penelitian terdahulu memberikan konseling untuk meningkatkan
yaitu faktor usia tidak berkorelasi terhadap pengetahuan penderita mengenai metformin,
risiko efek samping obat metformin berupa diantaranya bahwa penggunaan metformin
155
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015
Tabel 4 Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Keluhan Efek Samping Obat Metformin
Keluhan Jumlah Penderita Persentase (%)
Kembung 38 58,46
Mual 27 41,54
Jumlah 65 100,00
disarankan untuk diminum sesudah makan obat dapat dicegah melalui pemantauan tahap
untuk mengurangi atau menghindari kejadian perawatan farmasi. Peran apoteker terlebih
efek samping metformin. pada pelayanan farmasi klinik sangat penting
Pada kunjungan yang berikutnya diperoleh dalam memberikan informasi dan konseling
informasi bahwa dengan perubahan cara tentang penggunaan obat metformin seperti
minum metformin yang dilakukan penderita indikasi, dosis, cara minum, efek samping dan
menjadi sesudah makan, maka keluhan efek interaksi obat yang mungkin terjadi, serta cara
samping yang dialami mulai berkurang. Hal ini menghindari, meminimalkan, menanggulangi
sesuai dengan referensi untuk meminimalkan segala kemungkinan efek samping yang
atau mengurangi efek samping dari gangguan mungkin terjadi dan interaksi obat tersebut.
pada gastrointestinal, penggunaan metformin Tujuan utama dari pelayanan farmasi klinik
bersama makanan atau sesudah makan.2,3,15,16 adalah meningkatkan keuntungan terapi obat
Perbedaan pada cara minum metformin dan mengoreksi kekurangan yang terdeteksi
sebelum atau sesudah makan dikarenakan dalam proses penggunaan obat.17–21
kurangnya komunikasi diantara para tenaga Kejadian efek samping berdasarkan pada
kesehatan dengan penderita. Berdasarkan dosis awal pengobatan dengan metformin
informasi yang telah diperoleh saat mengisi pada penelitian ini (Tabel 4), yaitu pada
form check, penderita tidak atau kurang penggunaan metformin 500 mg sehari 1 kali
memahami penggunaan obat yang diterima sangat sedikit yaitu sebanyak 4,61%. Hal ini
terutama cara minum obat. Efek samping mungkin disebabkan penggunaan metformin
156
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015
157
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015
yang diminum sebelum makan. Pada dosis dosis (OR 4,9, 95% CI 1,380–17,082 p<0,05).
metformin 500 mg sehari 2 kali dan sehari 3 Nilai odds ratio untuk cara minum sebesar
kali didapatkan keluhan efek samping yang 4,534 artinya efek cara minum obat metformin
berhubungan dengan dua hal, yaitu cara sesudah makan dalam menyebabkan efek
minum dan dosis obat.15,16 kembung adalah 4,534 kali lebih berisiko
Dalam upaya untuk meminimalkan dan dibandingkan bila diminum sebelum makan.
menghindari terjadi efek samping gangguan Nilai odds ratio pada dosis sebesar 4,854
gastrointestinal maka disarankan penggunaan artinya bahwa setiap kenaikan dosis 500
obat metformin sesudah makan. Berhubungan mg kemungkinan akan meningkatkan risiko
dengan dosis, metformin dapat ditoleransi. efek samping sebesar 4,854 kali. Metformin
Dosis terapi umumnya bersifat individual dan umumnya dapat ditoleransi sehingga untuk
dapat dimulai dahulu dengan dosis rendah mengurangi atau menghindari efek samping
500 mg per hari yang kemudian ditingkatkan gangguan pada gastrointestinal metformin
secara bertahap setelah 2–3 minggu dengan disarankan dimulai dengan dosis rendah 500–
penambahan 500 mg per minggu atau 850 mg 850 mg, setelah itu dosis dapat ditingkatkan
per dua minggu sampai kontrol gula darah secara bertahap dengan penambahan 500
tercapai atau tidak melebihi dosis maksimum mg per minggu atau 850 mg per dua minggu
2.550 mg per hari atau dengan pemberian sampai kontrol gula darah tercapai atau tidak
metformin 500 mg berupa sediaan lepas melebihi dosis maksimum 2.550 mg per
lambat.15,16 hari.3,15,16
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik Apabila dibandingkan dengan penelitian
terlihat bahwa variabel usia tidak memiliki sebelumnya, yaitu pada penderita rawat inap
korelasi signifikan terhadap efek samping dengan usia rata-rata 60,7 tahun memiliki
obat metformin (p=0,173) namun memiliki perbedaan pada keluhan efek samping, yaitu
korelasi signifikan terhadap cara minum (OR keluhan mual dan kembung tidak ditemukan
4,5, 95%CI 1,19–17,29 p<0,05) dan dengan pada penelitian yang sebelumnya dan secara
158
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015
umum keluhan berupa diare yang terjadi Hartini Kariadi, dr., SpPD-KEMD yang telah
pada 27 orang (27%) dan anoreksia pada memberikan ide penelitian, Pimpinan RSAU
tiga orang (3%).11 Analisis pada penelitian Dr.M.Salamun dan penanggung jawab bagian
ini dilakukan pada penderita rawat jalan diklat, poliklinik penyakit dalam, kepala
dengan rentang usia rata-rata 48 tahun dan instalasi farmasi, dan staf lainnya serta
keluhan efek samping yang teramati berupa semua penderita yang telah berpartisipasi,
perut kembung (58,46%) dan mual (41,54%). dan membantu dalam kelancaran proses
Perbedaan keluhan ini mungkin disebabkan penelitian ini.
perbedaan usia, yaitu semakin bertambahnya
usia maka berkontribusi terhadap perubahan Daftar Pustaka
fisiologi tubuh antara lain, fungsi hati, ginjal,
perubahan air tubuh total, dan penurunan massa 1. American Diabetes Association (ADA).
tubuh tanpa lemak yang dapat berkontribusi Diagnosis and classification of diabetes
pada perubahan farmakokinetika obat.12,15 mellitus. Diabetes Care. 2010;33(1):S62–
Kekuatan dari penelitian ini terletak pada S69. doi: 10.2337/dc10-S062
data yang diperoleh secara langsung dari 2. Suyono S, Purnamasari D, Soegondo S.
penderita melalui assessment yang dilakukan Diabetes mellitus di Indonesia, diagnosis
oleh apoteker, dilanjutkan dengan konseling dan klasifikasi diabetes mellitus,
sehingga masalah yang terkait pengobatan farmakoterapi pada pengendalian
dapat diidentifikasi pada awal penggunaan glikemia diabetes mellitus tipe 2. Dalam:
dan dapat dicegah lebih lanjut. Penelitian ini Sudoyo AD, Setiyohadi B, Alwi I,
tidak memiliki kontrol untuk melihat kuat Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku
lemahnya hubungan variabel terkait dengan ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-5(III).
subjek penelitian sehingga perlu dilakukan Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
penelitian lebih lanjut pada kelompok kontrol, Dalam; 2009.
jumlah subjek penelitian yang lebih banyak, 3. Lacy CF, Armstrong LL, Goldman MP,
dan variabel bebas yang lebih kompleks (pola Lanco LL. Drug information handbook:
makan penderita, indeks massa tubuh, serum metformin. Edisi ke-17. Ohio: Lexi-
kreatinin) untuk mendeteksi faktor lain yang Comp Inc; 2007.
dimungkinkan berkaitan dengan kejadian 4. Flint A, Arslanian S. Treatment of type
efek samping obat metformin. 2 diabetes in youth. Diabetes Care.
2011;34(Suppl 2): S177–83. doi: 10.2337/
Simpulan dc11-s215
5. Katz LL, Abraham M. Dominant Western
Faktor usia tidak memiliki korelasi dengan health care: type 2 diabetes mellitus. J
risiko efek samping, yaitu berupa mual dan Transcult Nurs. 2006;17(3):230–3. doi:
perut kembung pada penderita yang baru 10.1177/1043659606288377
terdiagnosis DMT2 dan memperoleh regimen 6. Inzucchi SE, Bergenstal RM, Buse JB,
metformin. Akan tetapi risiko tersebut Diamant M, Ferrannini E, Nauck M, et
berkorelasi dengan faktor cara penggunaan al. Management of hyperglycemia in type
dan dosis yang digunakan. 2 diabetes: apatient-centered approach:
position statement of the American
Ucapan Terima Kasih Diabetes Association (ADA) and the
European Association for the Study
Terima kasih diucapkan kepada Prof. Dr. Sri of Diabetes (EASD). Diabetes Care.
159
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015
160
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 3, September 2015
161