Anda di halaman 1dari 3

Mengkaji Pluralisme Kaum Santri Sulawesi Selatan

Mengkaji Pluralisme Kaum Santri Sulawesi Selatan

Mukafi, NU Online | Senin, 26 Januari 2015 06:01

KH Afifuddin Harisah Pimpinan Pondok Pesantren An-Nahdlah Makassar dalam bukunya yang bertajuk
“Pluralisme Kaum Sarungan Pesantren dan Deradikalisasi Agama di Sulawesi Selatan” mencoba
menyajikan data-data lapangan dan mengungkap peran pesantren terkait wacana pluralisme dalam
beragama.<>

Buku Pluralisme Kaum Sarungan ini berawal dari Disertasi penulis di Program Doktor Universitas Islam
Negeri Alauddin tahun 2013. Selama dua tahun penulis melakukan studi lapangan yang berdasar pada
studi kepustakaan yang intens.

Ada tiga pesantren di Sulawesi Selatan yang menjadi objek penelitian terkait wacana pesantren dan
upaya deradikalisasi agama yakni; Pesantren As’adiyah Sengkang, Pesantren Darul Istiqamah Maccopa,
dan Pesantren Modern Tarbiyah Takalar.

Dari hasil penelitiannya, penulis mengungkapkan Pertama, Pesantren As’adiyah Sengkang di Kabupaten
Wajo sebagai lembaga Pendidikan Islam yang menyatakan diri menganut paham Ahlusunnah wal
Jamaah (Aswaja). Paham ini dipertahankan karena dinilai paling tepat diajarkan kepada santri dan
masyarakat di Sulawesi Selatan.

Kedua, Pesantren Darul Istiqamah Maccopa sebagai lembaga pendidikan dan dakwah Islam yang
berjuang di jalan Allah swt atas dasar al-Qur’an dan Sunnah yang sahih untuk mencerdaskan umat dan
membangun kehidupan sesuai ajaran Islam. Ketiga, Pesantren Modern Tarbiyah Takalar merupakan
lembaga pendidikan yang terbuka untuk seluruh umat Islam, yang bertekad untuk menciptakan insan
Indonesia sebagai sumber daya manusia yang berkualitas dengan Kurikulum Pendidikan Nasional dan
kepesantrenan dengan pola pendidikan 24 jam, guna melahirkan generasi yang mampu mandiri di era
globalisasi.

Selanjutnya, penulis mencoba menyajikan data tentang (Ideologi) pluralisme pada pesantren di Sulawesi
Selatan. Pesantren di Sulawesi Selatan sangat memahami dan menerima ide pluralitas sebagai konsep
hidup dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Pada kenyataannya, pesantren-pesantren di Sulawesi Selatan menerima dan menyikapi secara positif
kemajemukan keberagamaan. Namun, perlu dicermati bahwa pluralisme yang dipahami pesantren
bukanlah pluralisme yang secara mentah-mentah diadopsi dari Barat, meski secara substansial tetap
mengacu pada sikap positif dan empatik terhadap pluralitas.

Pluralisme, dalam konsep pesantren adalah penerimaan dan pengakuan tentang adanya realitas
kemajemukan atau keragaman, termasuk agama, keyakinan, dan pemikiran. Pluralisme berbeda dari
pluralitas. Pluralitas lebih dipahami sebagai kondisi riil dan realitas yang menunjukkan adanya
keragaman, namun tidak berkonotasi pada aspek penyikapan bagaimana merespon dan mengelola
keragaman tersebut. Pesantren dalam hal ini tidak mengingkari pluralitas, bahkan menyebutnya sebagai
bagian dari hukum dan hakikat penciptaan alam (sunnatullah). Inilah merupakan elemen penting bagi
terciptanya lingkungan pendidikan yang pluarlistik.

Pada umumnya pesantren di Sulawesi Selatan, apapun afiliasi dan organisasi keagamaan yang
memayunginya, mengakui bahwa Islam sangat kaya dengan keragaman penafsiran dan pemahaman.
Khazanah keilmuan Islam, yang didalami dan dikaji di pesantren, menampilkan perbedaan-perbedaan
pendapat, aliran dan sekte pemikiran. Pluralitas ini tidak menciptakan absurditas dalam tradisi keilmuan
Islam, bahkan justru menciptakan dinamikan intelektual tersendiri, khususnya dalam merespon
perkembangan pemikiran kontemporer.

Dan akhirnya, ketiga pesantren ini menganggap keberagaman adalah realitas yang tak terelakkan,
demikian pula agama dan sistem keyakinan manusia. Agama-agama tetap selamanya berbeda dan tak
akan mungkin disatukan, kecuali pada beberapa nilai-nilai moralitas yang bersifat universal.

Data buku

Judul buku : Pluralisme Kaum Sarungan Pesantren dan Deradikalisasi Agama di Sulawesi Selatan

Penulis : Dr. KH. Afifuddin Harisah (Pimpinan Pondok Pesantren An-Nahdlah Makassar)

Editor : Akramunnisa

Penerbit : Lembaga Ladang Kata, Yogyakarta

Cetakan : 2015

Tebal: XX + 248 Halaman


ISBN : 978-602-1093-03-0

Peresensi : Andy Muhammad Idris, Mahasiswa Pasca Sarjana (S2) Universitas Islam Makassar

Anda mungkin juga menyukai