No Rek
No Rek
MANUSKRIP
Oleh
Tiara Lanita
8111415258
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang
Gedung K, Sekaran, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia,
50229
Telp/Fax : (024) 8507891
Laman : www.fhunnes.ac.id, email: fh@mail.unnes.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Dosen Pembimbing
1
Rosdalina, Hukum Adat (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hal. 86.
3. Teori Sistem Hukum
Lawrence M. Friedman mengatakan bahwa efektif dan berhasil
tidaknya penegakan hukum tergantung tiga unsur sistem hukum, yakni
struktur hukum, substansi hukum dan budaya hukum 2
4. Teori Implementasi Kebijakan
Teori George C. Edward dalam pandangan Edward III,implementasi
kebijakan dipengaruhi oleh empat variable, yaitu :komunikasi, sumber
daya berwujud sumber daya manusia, misalnya kompetensi
implementor dan sumber daya finansial, disposisi (watak dan
karakteristik implementor).dan struktur birokrasi. 3
5. Teori Kekuasaan
Yang mana berarti kaedah tersebut dapat dipaksakan berlakunya oleh
penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat
6. Teori Pengakuan
Kaedah tersebut berlaku sebab diakui dan dapat diterima oleh warga
masyarakat4
2
Kushandajan, Makna Otonomi Daerah di Wilayah Laut bagi Masyarakat Pesisir,
(Semarang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNDIP, 2018), hal. 21.
3
Edward III, Implementation Public Policy (Washington DC: Congresional
Quarter Press, 1980), hal. 125
4
Soekanto, (Soekanto, 1980: 13)xxxx
terdiri dari sumber data promer dan sumber data sekunder. Teknik dan alat
pengumpulan data yang digunakan dala penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan
teknik Triangulasi. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari empat langkah
yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau
penarikan kesimpulan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Peraturan hukum yang mengatur tentang zebra cross itu sendiri tertera
dalam Undang-Undang No: 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (LLAJ), pasal 131 Ayat (2), yang mengatakan bahwa “Pejalan kaki berhak
mendapatkan prioritas pada saat menyebrang jalan di tempat penyebrangan”. Dan
pasal 106 Ayat (2), yang mengatakan bahwa “Setiap orang yang mengemudikan
kendaraan bermotor di jalan wajib mengutamakan keselamatan pejalan kaki dan
pesepeda”. Kemudian dalam Pasal 284 yang mengatakan bahwa “ Setiap orang
yang mengumudikan kendaraan bermotor dengan tidak mengutamakan
keselamatan pejalan kaki atau pesepeda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106
Ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda
paling banyak Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah). Dan dinyatakan dengan
tegas pada paragraf 2 (dua) tentang penggunaan dan Perlengkapan Jalan pada
pasal 25 dan 26 yang tertulis sebagai berikut
Zebra cross sebagai marka jalan berfungsi khusus yang ditujukan kepada
para pejalan kaki. Marka jalan sudah biasa berfungsi untuk mengatur lalu lintas di
jalan raya. Tidak berbeda dengan zebra cross, marka jalan juga berfungsi menjadi
ruang penyeberangan bagi pejalan kaki.
Berdasarkan pendapat dari Kepala Seksi Keselamatan LLAJ (Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan) Dinas Perhubunngan Kabupaten Kudus tidak ada peraturan
lain yang dijadikan pedoman dalam pembuatan zebra cross di Kota Kudus selain
ketentuam- ketentuan yang tercantum didalam Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka
Jalan
Dimana pembuatan zebra cross di Kota Kudus ialah sebagai berikut :
Bentuk Zebra cross selalu dibuat bersama-sama Garis Stop dengan daerah
penempatan terutama pada Persilangan Tegak Lurus. Tempat Penyeberangan
(Zebra Cross) Zebra cross selalu dibuat bersama-sama Garis Stop dan dapat
berupa dua buah marka melintang tegak lurus terhadap sumbu jalan khusus pada
persimpangan jalan yang dilengkapi dengan APILL (Alat Pengatur Isyarat
Lalu Lintas ). Dan ketentuan dalam pembuatan zebra cross ialah zebra cross harus
dipasang pada jalan dengan arus lalu lintas, kecepatan lalu lintas dan arus pejalan
kaki yang relative rendah, Lokasi Zebra Cross harus mempunyai jarak pandang
yang cukup, agar tundaan kendaraan yang diakibatkan oleh penggunaan fasilitas
penyeberangan masih dalam batas yang aman
Ditinjau dari pendapat Kepala Seksi Keselamatan LLAJ (Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan) Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus tentulah terdapat dampak
negatif jika pembuatan zebra cross tidak sesuai aturan Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014
tentang Marka Jalan yakni kecelakaan lalu lintas pada pejalan kaki yang
menyeberang. Zebra cross yang dibuat unused (tak berguna). Padahal sebuah
Fasilitas penyeberangan tersebut adalah fasilitas untuk mengkonsentrasikan
pejalan kaki yang menyeberang jalan. Dan fungsi dari dibangunnya fasilitas
penyeberangan ialah zebra cross ialah melindungi pejalan kaki agar merasa aman
ketika hendak menyeberang jalan kendaraan dan menghindari kecelakaan lalu
lintas serta kemacetan, selain itu zebra cross dapat memberikan jaminan tingkat
keamanan menyeberang yang lebih tinggi para pejalan kali dibanding dengan
nekat menyeberang di tengah lalu lintas yang padat. Tak berguna disini yang
berarti tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Tidak dapat mencapai
tujuan yang diharapkan dari pembuatan zebra cross tersebut. Dimana tujuan
pembuatan zebra cross ialah menjamin keamanan dan keselamatan bagi pejalan
kaki yang hendak menyeberang. Fasilitas ini penting disebabkan beberapa
factor yakni dengan adanya fasilitas penyeberangan zebra cross pejalan kaki
menjadi tidak asal menyebrang dari berbagai sudut jalan yang hal tersebut dapat
membahayakan keselamatan jiwa para pejalan kaki tersebut sendiri.
Keuntungan dari pejalan kaki yang menyeberang jalan melalui fasilitas
penyeberangan zebra cross diantaranya ialah Terjaminnya kemananan dan
kenyamananannya para pejalan kaki selama menggunakan zebra cross. Pejalan
kaki tidak perlu khawatir mendapatkan perlakuan tidak semestinya dari pengguna
kendaraan bermotor saat menggunakan zebra cross.Pejalan kaki dilindungi oleh
hukum dan undang-undang yang berlaku selama menggunakan zebra
cross.Pejalan kaki mendapatkan asuransi jika terjadi kecelakaan ketika
menggunakan fasilitas zebra cross.5
Namun tujuan tersebut tidak akan dapat tercapai jika pembuatan zebra
cross nya saja menyalahi aturan, dan melanggar ketentuan yang telah diatur dalam
Peraturan Menteri nya yakni Peraturan Menteri Nomor 67 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2014 tentang Marka Jalan.
Lain halnya jika pembuatan zebra cross dilakukan secara yang ditentukan
dalam Peraturan Menteri Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentangMarka
Jalan pasti zebra cross dapat digunakan oleh para pejalan kaki sebagaimana tujuan
yang diinginkan dari pembuatan sebuah fasilitas penyeberangan jalan yakni zebra
cross.
Menurut pendapat Kepala Seksi Keselamatan LLAJ (Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan) Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus Pembuatan Peraturan
5
Trianingsih, 2014: 111)xxxxx
Zebra Cross di Kota Kudus sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Karna
mengukur Zebra Cross itu tidak boleh dilakukan sembarangan dan Pelaksanaan
pembuatan Zebra Cross di Kota Kudus sudah sesuai dengan ketentuan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 karna telah memenuhi
segala persyaratan yang sudah tercantum di dalam Peraturan Menteri Tersebut.
Tidak ada, yang harus diperbaiki dalam Mekanisme Pembuatan Zebra Cross yang
ada di kota Kudus dikarenakan dalam Mekanisme Pembuatan Zebra Cross di
Kota Kudus sudah sesuai dengan prosedur yang ada saat ini. Cara dalam
pembuatan Zebra Cross di Kota Kudus sudah dilaksanakan sesuai dengan
Prosedurnya harus diserahkan kepada pihak ketiga berdasarkan dengan spesifikasi
yang sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 67 Tahun 2018.
Peraturan Menteri Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014
tentang Marka Jalan sudah tersosialisasikan dengan baik karena Pembuatan Zebra
Cross di Kota Kudus dipasang pada Ruas-ruas jalan yang terdapat akses fasilitas
umum dan adanya pejalan kaki karena pemerintah pusat sudah mensosialisasikan
dengan baik dalam hal ini Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Peraturan menteri Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014
tentang Marka Jalan sudah sangat efektif, karena sudah dapat dilaksanakan
dengan baik di Kota Kudus.
Dilihat dari tolak ukur keberhasilan dalam pelaksanaan terhadap
pembuatan zebra cross ini adalah berhasil dengan baik, apabila dapat membantu
pejalan kaki dalam menyeberang jalan.Pelaksanaan Pembuatan zebra cross
berdasarkan
Peraturan Menteri Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014
tentang Marka Jalan Sudah sesuai, yakni dilaksanakan oleh Instansi Dinas
Perhubungan Kabupaten Kudus, dan atau Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat) Republik Indonesia
Peran Dinas Perhubungan kota Kudus dalam pembuatan zebra cross di
Kota Kudus berdasarkan dimana peran dari Dinas Perhubungan itu sendiri untuk
melaksanakan pemasangan zebra cross pada ruas jalan Kabupaten Kudus.
Selain itu ada Instansi lain yang ikut andil dalam pembuatan zebra cross
di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus yakni Dinas PUPR (Pekerjaan Umum
Penataan Ruang)
Dan Instansi lain yang mendukung dalam pembuatan zebra cross di Kota
Kudus yaitu instansi yang memberikan ide saran dan masukan kepada Dinas
Perhubungan yaitu khususnya Satlantas Polres Kudus Peran instansi lain tersebut
dalam pembuatan zebra cross ialah memberikan masukan dalam pempatan atau
pemasangan zebra cross
Kepala Seksi Keselamatan LLAJ (Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) Dinas
Perhubungan Kabupaten Kudus mengenai kemampuan sumber daya manusia
dalam pembuatan zebra cross di Kota Kudus pihak ketiga harus memenuhi syarat
dalam melaksanakan pekerjaan, pengecatan marka. Dan kemampuan sumber daya
manusia dalam pembuatan zebra cross sudah cukup memadai hanya saja pihak
ketiga harus memiliki syarat syarat dalam melaksanakan pekerjaan pengecatan
marka jalan.
Menurut pendapat Kepala Seksi Keselamatan LLAJ (Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan) Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus Kabupaten Kudus sudah
cukup memiliki sumber daya manusia yang berkualifikasi di bidang pembuatan
zebra cross di Kecamata Kota Kabupaten berdasarkan Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014
tentang Marka Jalan. Namun Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus masih merasa
kekurangansumber daya manusia yang memiliki kompeten dalam menunjukan
titik letak lokasi dimana fasilitas penyeberangan zebra cross tersebut harus
dipasang.
Sarana dan prasana yang disediakan pemerintah sudah memadai dalam
pembuatan zebra cross di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus sesuai Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2014 tentang Marka Jalan. Hanya saja jumlah dana yang telah disediakan
oleh pemerintah guna pembuatan zebra cross di kecamatan Kota Kabupaten
Kudus dinilai kurang mencukupi. Tetapi penggunaan dana disesuaikan dengan
prioritas saja oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus.
Mengenai jika terjadi kesesuaian pembuatan zebra crosss dengan
ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67
Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan, sehingga menimbulkan
pengaruh terhadap proses pembuatan zebra cross yakni fasilitas penyeberangan
zebra cross bisa berfungsi dengan baik.
Jumlah zebra cross yang berada di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus
dinilai kurang memadai dan mencukupi bagi kebutuhan keselamatan lalu lintas
dan angkutan jalan nya. Terdapat jalan –jalan yang seharusnya dipasang zebra
cross untuk menjamin keselamatan para pengguna jalan , namun belum dipasang.
Seperti hal nya di perempatan jalan menara ini di jalan tersebut sering sekali
terjadi kemacetan di jalan tersebut akan tetapi di jalan menara tidak tersedia
fasilitas penyeberangan zebra cross yang mengakibatkan kemacetam yang terjadi
begitu luar biasa. Setidaknya jika di jalan menara tersebut tersedia fasilitas
penyeberangan zebra cross kemacetan pasti sedikit berkurang kemacetannya.
Karena fungsi dari fasilitas penyeberangan jalan zebra cross ialah solusi dalam
mengurangi kemacetan
Meskipun perempatan Jalan Menara Kudus ialah lokasi di Kecamatan
Kota Kabupaten Kudus yang termasuk cukup ramai dan rawan kemacetan namun
hingga kini belum tersedia zebra cross di lokasi tersebut.Selain di Perempatan
Jalan Menara Kudus. Terdapat pula jalan raya yang wilayahnya ramai, namun
belum dipasangnya sebuah fasilitas penyeberangan jalan zebra cross. Yakni di
jalan raya di depan mall Ramayana Kabupaten Kudus . Dimana para pejalan kaki
yang hendak menyeberang jalan menuju alun – alun Simpang Tujuh Kabupaten
Kudus pasti mengalami kesusahan jika harus menyeberang jalan tanpa melalui
fasilitas penyeberangan jalan zebra cross. Dikarenakan jalan tersebut termasuk
jalan yang berarus lalu lintas yang cukup padat dan rawan akan kemacetan.
Mengenai Fasilitas Penyeberangan jalan di Kecamatan Kota Kabupaten
Kudus jalan zebra cross selain jumlah nya kurang mencukupi kebutuhan lalu
lintas di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Masih terdapat nya zebra cross yang
dipasang dengan proses pengerjaan yang terlihat belum selesai, hanya setengah
dari jalan raya nya. Hal ini disebabkan adanya pelebaran jalan di jalan tersebut
atau mungkin dikarenakan pengerjaan dari pembuatan zebra cross tersebut yang
masih setengah jalan . Seperti contohnya di Jalan Jendral Ahmad Yani Kudus,
Jalan Sunan Kudus, Jalan Dr. Loekmonohadi Kudus . Dan bahkan di depan
pendopo Kabupaten Kudus di Jalan Simpang Tujuh Kabupaten Kudus pun
terdapat zebra cross yang pengerjannya baru separuh jalan.
Bentuk dan ukuran Marka Jalan Zebra Cross di Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus. Bentuk salah satu Zebra Cross di Jalan Dr. Lukmonohadi di
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus (Lihat gambar 9& 10) berbeda dengan Bentuk
dan ukuran Marka Jalan Zebra Cross di Kecamatan Kota Kabupaten KudusBentuk
salah satu Zebra Cross di Jalan A. Yani di Kecamatan Kota Kabupaten
Kudus(Lihat gambar 11 & gambar 12), berbeda pula dengan Bentuk dan ukuran
Marka Jalan Zebra Cross di Kecamatan Kota Kabupaten KudusBentuk salah satu
Zebra Cross di Sunan Kudus di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus(Lihat gambar
13 & 14). Setelah penulis melakukan pennelitian di sekitar lalu lintas jalan raya di
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus, ditinjau dari 3 sample zebra cross yang telah
penulis amati kesesuaian ukuran dalam pembuatan zebra cross sudah memenuhi
ketentuan-ketentuan yang ada didalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan.
Yang menjadi faktor pendukung yang dapat memudahkan dalam
pembuatan zebra cross yakni diantaranya :
1) Koordinasi yang baik antar instansi
Maka harus adanya koordinasi yang baik antar instansi Dinas Perhubungan
Kabupaten Kudus, dan atau Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat) RI , Satlantas Polres Kudus (Nirwono,
https://id.beritasatu.com/home/memuliakan-pejalan-kaki/184735, akses 20
Maret 2019)
2) Dukungan Anggaran
Untuk menunjang maksimalnya pelaksanaan kebijakan terdapat berbagai
factor yakni Pemerintah kota harus memiliki dalam jumlah cukup yakni
mengenai sumber daya dalam hal ini anggaran atau dana, karena jika terjadi
keterbatasan anggaran yang dimiliki. Anggaran tersebut digunakan
Pemerintah Kota untuk melakukan kerja sama oleh pihak ketiga didalam
penyediaannya atau pembangunannya (Elfiandi, 2015: 9)
3) Kompetensi teknis petugas
Petugas yang memiliki kompetensi yang ditetapkan oleh Menteri yang
bertanggung jawab di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan atas usul gubernur untuk pengujian yang dilakukan oleh unit
pelaksana pengujian pemerintah kabupaten/kota. Petugas swasta yang
memiliki kompetensi yang ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab
di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk
pengujian yang dilakukan oleh unit pelaksana pengujian agen tunggal
pemegang merek dan unit pelaksana pengujian swasta. Kompetensi petugas
tersebut dibuktikan dengan sertifikat tanda lulus pendidikan dan pelatihan.
(UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal
55
SIMPULAN
UCAPAN TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA
1. BUKU:
Friedman, Lawrence Meir. 2004. Teori dan Filsafat hukum: Telaah Kritis Atas
Teori-Teori Hukum (Susunan I). Penerjemah: Mohammad Arifin. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Gaffar, Janedri.M. 2012. Politik Hukum Pemilu. Jakarta: Konstitusi Press.
Kansil, Christine. 2008. Hukum Tata Negara Republik Indonesia. Jakarta: PT.
Rineka Cipta Rajawali Kristiadi. 2004. Politik Pasca Pemilu 2004 dan Transisi
Politik di Indonesia. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Terry, George R.
2005. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Supriyantto, Didik.
2007. Menjaga Independensi Penyelenggara Pemilu. Jakarta: Perkumpulan
Untuk Pemilu dan Demokrasi. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik.
Jakarta: Gramedia Widya
2. JURNAL:
Kartini,Dede Sri. 2017. Demokrasi dan Pengawasan Pemilu. Vol 2,No 2.
Sutrisno, Cucu. 2017. Partisipasi Warga Negara Dalam Pilkada, Jurnal Pancasila
dan Kewarganegaraan. Vol 2, No 2.
Törnquist,Olle. 2017. Muslim Politics And Democracy: The Case of Indonesia.
Vol 1, Number 1.
3. PERATURAN-PERATURAN:
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah
Perbawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pengawasan Pemilihan Umum
4. INTERNET
http://jateng.tribunnews.com/amp/2018/03/06/dugaan-pelanggaran-
pidanapilkada-2018-di-provinsi-jawa-tengah-tidak-cukup-bukti?page=2 diakses
pada 22 Oktober 2018 pukul 00.05
https://nasional.kompas.co/read/2018/08/06/15380041/rekam-jejak-pemilu-
darimasa-ke-masa. Diakses pada: 15 Januari 2019 pukul 20.00