Anda di halaman 1dari 15

PEMBUATAN ZEBRA CROSS DI

KOTA KUDUS PRESPEKTIF PERATURAN MENTERI


PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67
TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN

MANUSKRIP

Oleh
Tiara Lanita
8111415258

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang
Gedung K, Sekaran, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia,
50229
Telp/Fax : (024) 8507891
Laman : www.fhunnes.ac.id, email: fh@mail.unnes.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN

Manuskrip dengan judul “Pembuatan Zebra Cross di Kota Kudus Prespektif


Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2018
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
tentang Marka Jalan”, yang disusun oleh Tiara Lanita telah disetujui oleh
Pembimbing pada:
Hari:
Tanggal:

Menyetujui
Dosen Pembimbing

Dani Muhtada, M.Ag., MPA., Ph.D.


NIP 197804152008121002
Pembuatan Zebra Cross di Kota Kudus Prespektif Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia tentang Marka
Jalan
Tiara Lanita
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang
Gedung K, Sekaran, Gunungpati, Semarang
Jawa Tengah, Indonesia, 50229
Email: tiaralanita@gmail.com
ABSTRAK
Berdasarkan pasal 1 angka 24 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan raya tidak diduga dan tidak
disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang
mengakibatkan korban manusia dan kerugian harta benda.” Secara nasional setiap
tahunnya kasus kecelakaan lalu lintas terus melonjak. Penyebabnya faktor
kesadaran pengemudi mengenai keselamatan, fasilitas pelengkap jalan kurang
memenuhi standar teknis, zebra cross banyak tidak terawat dengan baik,
penempatanya kurang tepat, warnanya telah pudar cenderung mengakibatkan
pengguna jalan enggan menyebrang melalui zebra cross karena merasa tidak ada
bedanya menyebrang melalui zebra cross ataupun tidak. Para pengguna jalan
enggan menggunakan zebra cross namun lalu lintas padat, dapat menimbulkan
rawan kecelakaan. Dari argument tersebut peneliti meneliti kesesuaian pembuatan
zebra cross di Kota Kudus dengan peraturan berlakuTujuan penilitian ini untuk
mengetahui implementasi pembuatan zebra cross di Kecamatan Kota Kabupaten
Kudus perspektif Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67
Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan, dan untuk mengetahui
faktor penghambat dan kendala-kendala yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Kudus dalam menerapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka
JalanPermasalahan dalam skripsi ini: Bagaimana pembuatan zebra cross di Kota
Kudus Apakah sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan?
Apa kendala- yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus dalam
menerapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67
Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan?
Kata Kunci : Pembuatan Zebra Cross, Kota Kudus
PENDAHULUAN

Berdasarkan pasal 1 angka 24 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009


Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan raya tidak diduga dan tidak
disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang
mengakibatkan korban manusia dan kerugian harta benda.” Secara nasional setiap
tahunnya kasus kecelakaan lalu lintas terus melonjak. Penyebabnya faktor
kesadaran pengemudi mengenai keselamatan, fasilitas pelengkap jalan kurang
memenuhi standar teknis, zebra cross banyak tidak terawat dengan baik,
penempatanya kurang tepat, warnanya telah pudar cenderung mengakibatkan
pengguna jalan enggan menyebrang melalui zebra cross karena merasa tidak ada
bedanya menyebrang melalui zebra cross ataupun tidak. Para pengguna jalan
enggan menggunakan zebra cross namun lalu lintas padat, dapat menimbulkan
rawan kecelakaan. Dari argument tersebut peneliti meneliti kesesuaian pembuatan
zebra cross di Kota Kudus dengan peraturan berlaku.
Berdasarkan uraian diatas mendorong penulis untuk mengangkat
permasalahan hukum dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pembuatan zebra cross di Kota Kudus Apakah sudah sesuai
dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67
Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan?
2. Apa kendala- yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus
dalam menerapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka
Jalan?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah
1. Teori Negara hukum
Istilah negara hukum dalam pasal 1 ayat (3) yang berbunyi jika
“Negara Indonesia adalah negara hukum” yang penetapannya pada
tanggal 9 November 2001, rumusan ini juga terdapat dalam konstitusi
RIS 1949 dan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (Assidiqie,
2002: 3) Yang mana sesungguhnya konsep negara hukum tersebut ada
lima yakni “Rechtsstaat, Rule of law, Socialist Legality, Nomokrasi
Islam, dan Negara hukum (Indonesia). Dari lima istilah tersebut
berkarakteristik yang berbeda satu sama lain. (Azhari, 1992: 73-74)
2. Teori Keberlakuan Hukum
Keberlakuan hukum atau dapat juga disebut dengan kekuatan hukum
dapat diartikan sebagai kemampuan hukum bertujuan untuk memaksa
orang agar taat hukum tersebut. 1

1
Rosdalina, Hukum Adat (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hal. 86.
3. Teori Sistem Hukum
Lawrence M. Friedman mengatakan bahwa efektif dan berhasil
tidaknya penegakan hukum tergantung tiga unsur sistem hukum, yakni
struktur hukum, substansi hukum dan budaya hukum 2
4. Teori Implementasi Kebijakan
Teori George C. Edward dalam pandangan Edward III,implementasi
kebijakan dipengaruhi oleh empat variable, yaitu :komunikasi, sumber
daya berwujud sumber daya manusia, misalnya kompetensi
implementor dan sumber daya finansial, disposisi (watak dan
karakteristik implementor).dan struktur birokrasi. 3
5. Teori Kekuasaan
Yang mana berarti kaedah tersebut dapat dipaksakan berlakunya oleh
penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat
6. Teori Pengakuan
Kaedah tersebut berlaku sebab diakui dan dapat diterima oleh warga
masyarakat4

Terdapat beberapa peneliti terkait tentang penelitian penulis, antara lain:


1)Hengki Fergian: “Evaluasi Keberadaan Rambu dan Marka Jalan”. 2)Era
Elfiandi: “Pelaksanaan Kebijakan Mengenai Fasilitas Pejalan Kaki di Kota
Pekanbaru” 3)Adi Haryadi: “Harmonisasi Rambu dan Marka Terhadap Geometrik
Jalan Pada Jalan Luar Kota”
Dengan banyaknya kasus-kasus yang terjadi saat pelaksanaan kebijakan
pembuatan fasilitas marka jalan diterapkan di Indonesia belum sepatutnya berjalan
susuai dengan yang diharapkan. Banyaknya masalah yang timbul dalam
pembuatan zebra cross di Kota Kudus diharapkan kerja yang positif dari Dinas
Perhubungan Kabupaten Kudus dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 34
Tahun 2014 tentang Marka Jalan.
METODE PENILITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan jenis penelitian yuridis empiris atau yuridis sosiologis. Lokasi
penelitian ini berada di Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus, dan di beberapa
jalan di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Sumber data dalam penelitian ini

2
Kushandajan, Makna Otonomi Daerah di Wilayah Laut bagi Masyarakat Pesisir,
(Semarang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNDIP, 2018), hal. 21.
3
Edward III, Implementation Public Policy (Washington DC: Congresional
Quarter Press, 1980), hal. 125

4
Soekanto, (Soekanto, 1980: 13)xxxx
terdiri dari sumber data promer dan sumber data sekunder. Teknik dan alat
pengumpulan data yang digunakan dala penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan
teknik Triangulasi. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari empat langkah
yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau
penarikan kesimpulan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kendala-Kendala dalam Pembuatan Zebra Cross di Kecamatan Kota


Kabupaten Kudus diantaranya sebagai berikut Kekurangan Sumber Daya Manusia
yang berkompeten dalam menentukan titik letak lokasi mana yang harus dipasang zebra
cross, Keterbatasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun
2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan dinilai sudah efektif dalam mengatur
Marka Jalan. Namun dalam Penerapannya, Peraturan Menteri ini masih belum
berjalan secara maksimal. Alasannya adalah karena masih ditemukan beberapa
permasalahan yang terjadi dalam kegiatan implementasi Peraturan Menteri di
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus
Fungsi dari pengadaan dan pemasangan fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan seperti marka zebra cross ialah dengan maksud dan tujuan
untuk mengendalikan kecepatan dan perilaku pengemudi agar mengutamakan
keselamatan. Keberadaan fasilitas penyeberangan zebra cross di suatu daerah
yang di bangun akan menimbulkan dampak untuk memulainya sebuah
pembangunan kesadaran masyarakat untuk mau menggunakan dan meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk menggunakan fasilitas tersebut . Etika berkendaraan
dan didalam kendaraan yang diharapkan oleh Dinas Perhubungan adalah “berhenti
di belakang zebra cross saat lampu lalu lintas berwarna merah.”
Ketersediaan Zebra cross di Kabupaten Kudus dinilai termasuk berjumlah
relatif banyak . Namun banyak pula zebra cross yang warna nya telah pudar.
Kondisi ini membuat para pengendara kurang lagi memperhatikan keselamatan
para pejalan kaki. Akibat dari cat yang pudar memang membuat zebra cross sering
sekali lepas dari pandangan para pejalan kaki.. Pudarnya warna marka jalan zebra
cross menyebabkan pejalan kaki takut karena jalur penyeberangan tersebut tidak
dapat dilihat jelas oleh pengendara kendaraan . Oleh karena itu, masyarakat tak
merasakan dampak positif dari zebra cross. Bahkan dampak terburuk yang
ditimbulkan dari hal ini ialah dapat menyebabkan kecelakaan bagi penyeberang
jalan tersebut. ada penyebarang jalan yang beranggapan jika menyebarang jalan
kaki diatas zebra cross yang warnanya sudah pudar dirasa sama saja menyeberang
ditempat yang tanda zebra cross Kemungkinan yang akan terjadi penyeberang
jalan akan mencari tempat penyeberangan sendiri yang menurut mereka lebih
aman.Lagipula banyaknya zebra cross tidak terawat dengan baik, warnanya
banyak yang sudah pudar cenderung membuat pejalan kaki menyeberang bukan di
zebra cross yang disebabkan karena jauh dari tempatnya berdiri. Garis-garis zebra
cross putih itu mayoritas sudah pudar. Garis-garis putih penanda area
penyeberangan jalan hanya tampak samar.Hal ini menyebabkan pengendara motor
dan mobil tak bisa melihat jelas zebra cross tersebut.
Banyak zebra cross yang tidak terawat dengan baik, warnanya banyak
yang sudah pudar dan penempatannya juga ada yang kurang tepat yang cenderung
membuat pejalan kaki menyeberang bukan di zebra cross karena jauh dari
tempatnya berdiri. Hal tersebut yang membuat sejumlah pejalan kaki merasa sama
saja menyeberang di tempat yang tidak ada tanda zebra cross dan membuat para
pejalan kaki mengurungkan niat untuk memanfaatkan zebra cross sebagai area
penyeberangan. Pudarnya warna zebra cross menyulitkan para penyeberang jalan
untuk menyeberang melalui zebra cross Kondisi ini tentu mengkhawatirkan bagi
banyak pejalan kaki 
Selain pudarnya warna zebra cross , di beberapa jalan di Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus terdapat zebra cross yang terbuat tidak full, melainkan hanya
setengah saja (Lihat gambar 6,7,8) Hal ini terjadi karena adanya pelebaran jalan,
tetapi belum adanya pengecatan ulang agar zebra cross nya tidak terbuat setengah
dari jalan raya saja. Jadi jalan yang mengalami pelebaran jalan tersebut masih
belum dilakukan pengecatan ulang
Berdasarkan analisa penulis, Jumlah zebra cross yang tersedia di
kecamatan Kota Kabupaten Kudus belum mencukupi kebutuhan dalam lalu
lintas, jika ditinjau dari banyaknya jala nyang seharusnya harus diberikan fasilitas
penyeberangan jalan zebra cross mengingat jalan tersebut padat dengan
pengendara lalu lintas (Lihat gambar 4&5). Hal ini untuk menjamin keselamatan
bagi para penguna lalu lintas.
Zebra cross hanyalah berfungsi memberikan prioritas bagi orang yang
melaluinya untuk menyeberang dengan selamat. Oleh karena itu para pengendara
mobil, motor, dokar, becak, dan sebagainys seharusnya berhenti untuk memberi
kesempatan kepada pejalan kaki yang hendak menyeberang jalan.
Peraturan hukum yang mengatur tentang zebra cross itu sendiri tertera
dalam Undang-Undang No: 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (LLAJ), pasal 131 Ayat (2), yang mengatakan bahwa “Pejalan kaki berhak
mendapatkan prioritas pada saat menyebrang  jalan di tempat penyebrangan”. Dan
pasal  106 Ayat (2), yang mengatakan bahwa “Setiap orang yang mengemudikan
kendaraan bermotor di jalan wajib mengutamakan keselamatan pejalan kaki dan
pesepeda”. Kemudian dalam Pasal 284 yang mengatakan bahwa “ Setiap orang
yang mengumudikan kendaraan bermotor dengan tidak mengutamakan
keselamatan pejalan kaki atau pesepeda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106
Ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda
paling banyak Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah). Dan dinyatakan dengan
tegas pada paragraf 2 (dua) tentang penggunaan dan Perlengkapan Jalan pada
pasal 25 dan 26 yang tertulis sebagai berikut
Dalam pasal 26 : Penyediaan perlengkapan jalan diselenggarakan oleh:
1. Pemerintah untuk jalan Nasional;
2. Pemerintah Provinsi untuk jalan Provinsi;
3. Pemerintah Kabupaten/Kota untuk jalan Kabupaten/Kota dan jalan
desa; atau
4.  Badan Usaha Jalan Tol untuk jalan Tol.

Peraturan hukum yang mengatur tentang zebra cross itu sendiri tertera
dalam Undang-Undang No: 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (LLAJ), pasal 131 Ayat (2), yang mengatakan bahwa “Pejalan kaki berhak
mendapatkan prioritas pada saat menyebrang  jalan di tempat penyebrangan”. Dan
pasal  106 Ayat (2), yang mengatakan bahwa “Setiap orang yang mengemudikan
kendaraan bermotor di jalan wajib mengutamakan keselamatan pejalan kaki dan
pesepeda”. Kemudian dalam Pasal 284 yang mengatakan bahwa “ Setiap orang
yang mengumudikan kendaraan bermotor dengan tidak mengutamakan
keselamatan pejalan kaki atau pesepeda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106
Ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda
paling banyak Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah). Dan dinyatakan dengan
tegas pada paragraf 2 (dua) tentang penggunaan dan Perlengkapan Jalan pada
pasal 25 dan 26 yang tertulis sebagai berikut
Zebra cross sebagai marka jalan berfungsi khusus yang ditujukan kepada
para pejalan kaki. Marka jalan sudah biasa berfungsi untuk mengatur lalu lintas di
jalan raya. Tidak berbeda dengan zebra cross, marka jalan juga berfungsi menjadi
ruang penyeberangan bagi pejalan kaki.
Berdasarkan pendapat dari Kepala Seksi Keselamatan LLAJ (Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan) Dinas Perhubunngan Kabupaten Kudus tidak ada peraturan
lain yang dijadikan pedoman dalam pembuatan zebra cross di Kota Kudus selain
ketentuam- ketentuan yang tercantum didalam Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka
Jalan
Dimana pembuatan zebra cross di Kota Kudus ialah sebagai berikut :
Bentuk Zebra cross selalu dibuat bersama-sama Garis Stop dengan daerah
penempatan terutama pada Persilangan Tegak Lurus. Tempat Penyeberangan
(Zebra Cross) Zebra cross selalu dibuat bersama-sama Garis Stop dan dapat
berupa dua buah marka melintang tegak lurus terhadap sumbu jalan khusus pada
persimpangan jalan yang dilengkapi dengan APILL (Alat Pengatur Isyarat
Lalu Lintas ). Dan ketentuan dalam pembuatan zebra cross ialah zebra cross harus
dipasang pada jalan dengan arus lalu lintas, kecepatan lalu lintas dan arus pejalan
kaki yang relative rendah, Lokasi Zebra Cross harus mempunyai jarak pandang
yang cukup, agar tundaan kendaraan yang diakibatkan oleh penggunaan fasilitas
penyeberangan masih dalam batas yang aman
Ditinjau dari pendapat Kepala Seksi Keselamatan LLAJ (Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan) Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus tentulah terdapat dampak
negatif jika pembuatan zebra cross tidak sesuai aturan Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014
tentang Marka Jalan yakni kecelakaan lalu lintas pada pejalan kaki yang
menyeberang. Zebra cross yang dibuat unused (tak berguna). Padahal sebuah
Fasilitas penyeberangan tersebut adalah fasilitas untuk mengkonsentrasikan
pejalan kaki yang menyeberang jalan. Dan fungsi dari dibangunnya fasilitas
penyeberangan ialah zebra cross ialah melindungi pejalan kaki agar merasa aman
ketika hendak menyeberang jalan kendaraan dan menghindari kecelakaan lalu
lintas serta kemacetan, selain itu zebra cross dapat memberikan jaminan tingkat
keamanan menyeberang yang lebih tinggi para pejalan kali dibanding dengan
nekat menyeberang di tengah lalu lintas yang padat.  Tak berguna disini yang
berarti tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Tidak dapat mencapai
tujuan yang diharapkan dari pembuatan zebra cross tersebut. Dimana tujuan
pembuatan zebra cross ialah menjamin keamanan dan keselamatan bagi pejalan
kaki yang hendak menyeberang.  Fasilitas ini penting disebabkan beberapa
factor yakni dengan adanya fasilitas penyeberangan zebra cross pejalan kaki
menjadi tidak asal menyebrang dari berbagai sudut jalan yang hal tersebut dapat
membahayakan keselamatan jiwa para pejalan kaki tersebut sendiri.
Keuntungan dari pejalan kaki yang menyeberang jalan melalui fasilitas
penyeberangan zebra cross diantaranya ialah Terjaminnya kemananan dan
kenyamananannya para pejalan kaki selama menggunakan zebra cross. Pejalan
kaki tidak perlu khawatir mendapatkan perlakuan tidak semestinya dari pengguna
kendaraan bermotor saat menggunakan zebra cross.Pejalan kaki dilindungi oleh
hukum dan undang-undang yang berlaku selama menggunakan zebra
cross.Pejalan kaki mendapatkan asuransi jika terjadi kecelakaan ketika
menggunakan fasilitas zebra cross.5
Namun tujuan tersebut tidak akan dapat tercapai jika pembuatan zebra
cross nya saja menyalahi aturan, dan melanggar ketentuan yang telah diatur dalam
Peraturan Menteri nya yakni Peraturan Menteri Nomor 67 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2014 tentang Marka Jalan.
Lain halnya jika pembuatan zebra cross dilakukan secara yang ditentukan
dalam Peraturan Menteri Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentangMarka
Jalan pasti zebra cross dapat digunakan oleh para pejalan kaki sebagaimana tujuan
yang diinginkan dari pembuatan sebuah fasilitas penyeberangan jalan yakni zebra
cross.
Menurut pendapat Kepala Seksi Keselamatan LLAJ (Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan) Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus Pembuatan Peraturan
5
Trianingsih, 2014: 111)xxxxx
Zebra Cross di Kota Kudus sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Karna
mengukur Zebra Cross itu tidak boleh dilakukan sembarangan dan Pelaksanaan
pembuatan Zebra Cross di Kota Kudus sudah sesuai dengan ketentuan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 karna telah memenuhi
segala persyaratan yang sudah tercantum di dalam Peraturan Menteri Tersebut.
Tidak ada, yang harus diperbaiki dalam Mekanisme Pembuatan Zebra Cross yang
ada di kota Kudus dikarenakan dalam Mekanisme Pembuatan Zebra Cross di
Kota Kudus sudah sesuai dengan prosedur yang ada saat ini. Cara dalam
pembuatan Zebra Cross di Kota Kudus sudah dilaksanakan sesuai dengan
Prosedurnya harus diserahkan kepada pihak ketiga berdasarkan dengan spesifikasi
yang sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 67 Tahun 2018.
Peraturan Menteri Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014
tentang Marka Jalan sudah tersosialisasikan dengan baik karena Pembuatan Zebra
Cross di Kota Kudus dipasang pada Ruas-ruas jalan yang terdapat akses fasilitas
umum dan adanya pejalan kaki karena pemerintah pusat sudah mensosialisasikan
dengan baik dalam hal ini Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Peraturan menteri Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014
tentang Marka Jalan sudah sangat efektif, karena sudah dapat dilaksanakan
dengan baik di Kota Kudus.
Dilihat dari tolak ukur keberhasilan dalam pelaksanaan terhadap
pembuatan zebra cross ini adalah berhasil dengan baik, apabila dapat membantu
pejalan kaki dalam menyeberang jalan.Pelaksanaan Pembuatan zebra cross
berdasarkan
Peraturan Menteri Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014
tentang Marka Jalan Sudah sesuai, yakni dilaksanakan oleh Instansi Dinas
Perhubungan Kabupaten Kudus, dan atau Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat) Republik Indonesia
Peran Dinas Perhubungan kota Kudus dalam pembuatan zebra cross di
Kota Kudus berdasarkan dimana peran dari Dinas Perhubungan itu sendiri untuk
melaksanakan pemasangan zebra cross pada ruas jalan Kabupaten Kudus.
Selain itu ada Instansi lain yang ikut andil dalam pembuatan zebra cross
di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus yakni Dinas PUPR (Pekerjaan Umum
Penataan Ruang)
Dan Instansi lain yang mendukung dalam pembuatan zebra cross di Kota
Kudus yaitu instansi yang memberikan ide saran dan masukan kepada Dinas
Perhubungan yaitu khususnya Satlantas Polres Kudus Peran instansi lain tersebut
dalam pembuatan zebra cross ialah memberikan masukan dalam pempatan atau
pemasangan zebra cross
Kepala Seksi Keselamatan LLAJ (Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) Dinas
Perhubungan Kabupaten Kudus mengenai kemampuan sumber daya manusia
dalam pembuatan zebra cross di Kota Kudus pihak ketiga harus memenuhi syarat
dalam melaksanakan pekerjaan, pengecatan marka. Dan kemampuan sumber daya
manusia dalam pembuatan zebra cross sudah cukup memadai hanya saja pihak
ketiga harus memiliki syarat syarat dalam melaksanakan pekerjaan pengecatan
marka jalan.
Menurut pendapat Kepala Seksi Keselamatan LLAJ (Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan) Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus Kabupaten Kudus sudah
cukup memiliki sumber daya manusia yang berkualifikasi di bidang pembuatan
zebra cross di Kecamata Kota Kabupaten berdasarkan Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014
tentang Marka Jalan. Namun Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus masih merasa
kekurangansumber daya manusia yang memiliki kompeten dalam menunjukan
titik letak lokasi dimana fasilitas penyeberangan zebra cross tersebut harus
dipasang.
Sarana dan prasana yang disediakan pemerintah sudah memadai dalam
pembuatan zebra cross di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus sesuai Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2014 tentang Marka Jalan. Hanya saja jumlah dana yang telah disediakan
oleh pemerintah guna pembuatan zebra cross di kecamatan Kota Kabupaten
Kudus dinilai kurang mencukupi. Tetapi penggunaan dana disesuaikan dengan
prioritas saja oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus.
Mengenai jika terjadi kesesuaian pembuatan zebra crosss dengan
ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67
Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan, sehingga menimbulkan
pengaruh terhadap proses pembuatan zebra cross yakni fasilitas penyeberangan
zebra cross bisa berfungsi dengan baik.
Jumlah zebra cross yang berada di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus
dinilai kurang memadai dan mencukupi bagi kebutuhan keselamatan lalu lintas
dan angkutan jalan nya. Terdapat jalan –jalan yang seharusnya dipasang zebra
cross untuk menjamin keselamatan para pengguna jalan , namun belum dipasang.
Seperti hal nya di perempatan jalan menara ini di jalan tersebut sering sekali
terjadi kemacetan di jalan tersebut akan tetapi di jalan menara tidak tersedia
fasilitas penyeberangan zebra cross yang mengakibatkan kemacetam yang terjadi
begitu luar biasa. Setidaknya jika di jalan menara tersebut tersedia fasilitas
penyeberangan zebra cross kemacetan pasti sedikit berkurang kemacetannya.
Karena fungsi dari fasilitas penyeberangan jalan zebra cross ialah solusi dalam
mengurangi kemacetan
Meskipun perempatan Jalan Menara Kudus ialah lokasi di Kecamatan
Kota Kabupaten Kudus yang termasuk cukup ramai dan rawan kemacetan namun
hingga kini belum tersedia zebra cross di lokasi tersebut.Selain di Perempatan
Jalan Menara Kudus. Terdapat pula jalan raya yang wilayahnya ramai, namun
belum dipasangnya sebuah fasilitas penyeberangan jalan zebra cross. Yakni di
jalan raya di depan mall Ramayana Kabupaten Kudus . Dimana para pejalan kaki
yang hendak menyeberang jalan menuju alun – alun Simpang Tujuh Kabupaten
Kudus pasti mengalami kesusahan jika harus menyeberang jalan tanpa melalui
fasilitas penyeberangan jalan zebra cross. Dikarenakan jalan tersebut termasuk
jalan yang berarus lalu lintas yang cukup padat dan rawan akan kemacetan.
Mengenai Fasilitas Penyeberangan jalan di Kecamatan Kota Kabupaten
Kudus jalan zebra cross selain jumlah nya kurang mencukupi kebutuhan lalu
lintas di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Masih terdapat nya zebra cross yang
dipasang dengan proses pengerjaan yang terlihat belum selesai, hanya setengah
dari jalan raya nya. Hal ini disebabkan adanya pelebaran jalan di jalan tersebut
atau mungkin dikarenakan pengerjaan dari pembuatan zebra cross tersebut yang
masih setengah jalan . Seperti contohnya di Jalan Jendral Ahmad Yani Kudus,
Jalan Sunan Kudus, Jalan Dr. Loekmonohadi Kudus . Dan bahkan di depan
pendopo Kabupaten Kudus di Jalan Simpang Tujuh Kabupaten Kudus pun
terdapat zebra cross yang pengerjannya baru separuh jalan.
Bentuk dan ukuran Marka Jalan Zebra Cross di Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus. Bentuk salah satu Zebra Cross di Jalan Dr. Lukmonohadi di
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus (Lihat gambar 9& 10) berbeda dengan Bentuk
dan ukuran Marka Jalan Zebra Cross di Kecamatan Kota Kabupaten KudusBentuk
salah satu Zebra Cross di Jalan A. Yani di Kecamatan Kota Kabupaten
Kudus(Lihat gambar 11 & gambar 12), berbeda pula dengan Bentuk dan ukuran
Marka Jalan Zebra Cross di Kecamatan Kota Kabupaten KudusBentuk salah satu
Zebra Cross di Sunan Kudus di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus(Lihat gambar
13 & 14). Setelah penulis melakukan pennelitian di sekitar lalu lintas jalan raya di
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus, ditinjau dari 3 sample zebra cross yang telah
penulis amati kesesuaian ukuran dalam pembuatan zebra cross sudah memenuhi
ketentuan-ketentuan yang ada didalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan.
Yang menjadi faktor pendukung yang dapat memudahkan dalam
pembuatan zebra cross yakni diantaranya :
1) Koordinasi yang baik antar instansi
Maka harus adanya koordinasi yang baik antar instansi Dinas Perhubungan
Kabupaten Kudus, dan atau Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat) RI , Satlantas Polres Kudus (Nirwono,
https://id.beritasatu.com/home/memuliakan-pejalan-kaki/184735, akses 20
Maret 2019)

2) Dukungan Anggaran
Untuk menunjang maksimalnya pelaksanaan kebijakan terdapat berbagai
factor yakni Pemerintah kota harus memiliki dalam jumlah cukup yakni
mengenai sumber daya dalam hal ini anggaran atau dana, karena jika terjadi
keterbatasan anggaran yang dimiliki. Anggaran tersebut digunakan
Pemerintah Kota untuk melakukan kerja sama oleh pihak ketiga didalam
penyediaannya atau pembangunannya (Elfiandi, 2015: 9)
3) Kompetensi teknis petugas
Petugas yang memiliki kompetensi yang ditetapkan oleh Menteri yang
bertanggung jawab di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan atas usul gubernur untuk pengujian yang dilakukan oleh unit
pelaksana pengujian pemerintah kabupaten/kota. Petugas swasta yang
memiliki kompetensi yang ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab
di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk
pengujian yang dilakukan oleh unit pelaksana pengujian agen tunggal
pemegang merek dan unit pelaksana pengujian swasta. Kompetensi petugas
tersebut dibuktikan dengan sertifikat tanda lulus pendidikan dan pelatihan.
(UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal
55
SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitan dan pembahasan tentang pembuatan zebra cross di


Kota Kudus prespektif Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan diatas terdapat beberapa kesimpulan
yaitu sebagai berikut :
1. Dalam implementasi kebijakan mengenai pembuatan fasilitas penyeberangan
jalan berupa zebra cross di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus perspektif
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2018
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan belum terlaksana secara
maksimal, sehingga keberadaan zebra cross sebagai salah satu fasilitas
penyeberangan kurang dapat berfungsi dengan baik apabila pembuatan zebra
cross hanya dibuat setengah jalan saja, maka banyak jalan-jalan yang padat
yang belum tersedianya fasilitas penyeberangan jalan (zebra cross), bahkan
banyak zebra cross yang warnanya telah pudar. Terdapat beberapa factor
yang sebenarnya dapat mendukung dalam pembuatan zebra cross yaitu harus
adanya koordinasi yang baik antar instansi dan juga dukungan sumber daya.
Dalam hal ini anggaran atau dana yang belum dimiliki oleh Pemerintah
Kota, akibat dari keterbatasan anggaran yang dimiliki, Pemerintah Kota
melakukan kerja sama oleh pihak ketiga didalam penyediaannya atau
pembangunannya, kompetensi teknik petugas yang sudah ditentukan didalam
Undang-Undang.
2. Ditinjau dari syarat syarat dan ketentuan ketentuan dalam pemasangan zebra
cross, Menurut pendapat Kepala Seksi Keselamatan LLAJ (Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan) Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus sebenarnya
Kecamata Kota Kabupaten Kudus masih kekurangan sumber daya manusia
yang berkompeten dalam menunjukan titik, letak lokasi mana yang harus
dipasang zebra cross. Karena dalam pemasangan zebra cross tidak dapat
dilakukan secara sembarangan. Dalam pemasangan zebra cross tersebut
dalam kenyataannya terdapat berbagai syarat yang harus ditepati. Menurut
Kepala Seksi Keselamatan LLAJ (Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) Dinas
Perhubungan Kabupaten Kudus yang penulis wawancarai Kendala yang
dialami oleh dinas perhubungan dalam pembuatan zebra cross di Kota Kudus
adalah keterbatasan anggaran (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) yang
diberikan oleh Pemerintah Daerah.Jumlah dana yang telah disediakan
pemerintah dalam pembuatan zebra cross di Kota Kudus dinilai kurang
mencukupi, tetapi penggunaan dana disesuaikan dengan prioritas oleh Dinas
Perhubungan Kabupaten Kudus. Jumlah dana nya yang sesungguhnya harus
dikeluarkan untuk pembuatan zebra cross adalah sekitar Rp. 306.200/m2.

UCAPAN TERIMAKASIH

1. Dani Muhtada,M.Ag.,M.P.A.,Ph.D. yang telah memberikan


banyak bimbingan, wawasan dan pengarahan yang baik kepada
penulis.
2. Dr. Martitah,M.Hum. selaku dosen Penguji Utama yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
3. Tri Sulistiyono, S.H., M.H. selaku dosen Penguji 1 yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi

DAFTAR PUSTAKA

1. BUKU:
Friedman, Lawrence Meir. 2004. Teori dan Filsafat hukum: Telaah Kritis Atas
Teori-Teori Hukum (Susunan I). Penerjemah: Mohammad Arifin. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Gaffar, Janedri.M. 2012. Politik Hukum Pemilu. Jakarta: Konstitusi Press.
Kansil, Christine. 2008. Hukum Tata Negara Republik Indonesia. Jakarta: PT.
Rineka Cipta Rajawali Kristiadi. 2004. Politik Pasca Pemilu 2004 dan Transisi
Politik di Indonesia. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Terry, George R.
2005. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Supriyantto, Didik.
2007. Menjaga Independensi Penyelenggara Pemilu. Jakarta: Perkumpulan
Untuk Pemilu dan Demokrasi. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik.
Jakarta: Gramedia Widya
2. JURNAL:
Kartini,Dede Sri. 2017. Demokrasi dan Pengawasan Pemilu. Vol 2,No 2.
Sutrisno, Cucu. 2017. Partisipasi Warga Negara Dalam Pilkada, Jurnal Pancasila
dan Kewarganegaraan. Vol 2, No 2.
Törnquist,Olle. 2017. Muslim Politics And Democracy: The Case of Indonesia.
Vol 1, Number 1.
3. PERATURAN-PERATURAN:
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah
Perbawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pengawasan Pemilihan Umum
4. INTERNET
http://jateng.tribunnews.com/amp/2018/03/06/dugaan-pelanggaran-
pidanapilkada-2018-di-provinsi-jawa-tengah-tidak-cukup-bukti?page=2 diakses
pada 22 Oktober 2018 pukul 00.05
https://nasional.kompas.co/read/2018/08/06/15380041/rekam-jejak-pemilu-
darimasa-ke-masa. Diakses pada: 15 Januari 2019 pukul 20.00

Anda mungkin juga menyukai