Hasil penelitian, adalah proses pengaturan dan pengelompokan secara baik tentang
informasi suatu kegiatan berdasarkan fakta melalui usaha pikiran peneliti dalam
mengolah dan menganalisa objek atau topik penelitian secara sistematis dan objektif
untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis sehingga terbuat
sebuah prinsip-prinsip umum atau teori. Sedangkan Laporan penelitian merupakan
tahap akhir dari proses penelitian dimana peneliti menyampaikan dan
mengkomunikasikan kepada audiens hasil akhir risetnya melalui tulisan. Dengan
pengertian ini kita mengetahui bahwa penulisan laporan penelitian merupakan bagian
penting dari rangkaian penelitian itu sendiri.Yang dimaksud dengan hasil penelitian di
sini adalah hasil analisis data asli, juga sering disebut data mentah, dapat dilaporkan,
tetapi dengan cara dirujuk sebagai lampiran, bukan disajikan sebagai hasil, apalagi
dibahas. Disini cuma menjelaskan hubungan yang mencakup hasil analisis seluruh
peubah untuk menjawab tujuan penelitian (pertanyaan penelitian), menjelaskan
keutamaan dan keterbatasa penelitian serta implikasi. Dari Hasil-Hasil yang terdapat
dalam Penelitian Pada Jurnal Ilmiah Online dapat disimpulkan bahwa:
Penyajian hasil penelitian R & D diawali dengan memaparkan hasil uji efektivitas
bahan ajar dari kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Penyajian hasil penelitian Ekspost Facto diawali dengan memaparkan
perbedaan, pengaruh kepemimpinan lingkungan terhadap institusi ramah
lingkungan, pada kelompok pegawai yang mempersepsikan pimpinan memiliki
kepemimpinan lingkungan transformasional (A1) dengan kelompok bawahan
yang mempersepsikan pimpinan memiliki kepemimpinan transaksional (A2).
Penyajian hasil penelitian eksperimental diawali dengan memaparkan keadaan
pelaksanaan percobaan, apakah terdapat perbedaan pada kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah lingkungan antara yang diajar dengan strategi
pembelajaran diskusi dengan strategi pembelajaran ceramah. apakah
berlangsung sebagaimana yang direncanakan atau menghadapi kendala
tertentu.
Penyajian hasil penelitian Studi Korelasional diawali dengan mendeskripsi data
pada variabel terikat dan variabel bebas, yang meliputi perilaku lingkungan
bertanggung jawab (Responsible environmental behavior), keinginan untuk
bertindak (Intention to act) dan kepribadian (Personality). Dari dekskripsi
tersebut Apakah terdapat hubungan yang positif atau tidak terhadap lingkungan.
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang disampaikan kepada 162 orang
responden siswa SMA-IT Thariq Bin Ziyad Bekasi.
Penyajian hasil penelitian Evaluasi Kebijakan diawali dengan memaparkan
peraturan dan potensi yang ada diderah tersebut, tidak semua pasal-pasal dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 dievaluasi dan tidak
semua Wilayah Kabupaten Bogor diteliti
Laporan penelitian pada dasarnya dapat dibedakan menurut ragam pembaca, antara
lain masyarakat umum, penyandang dana, dan masyarakat ilmiah, makanya harus
dipertimbangkan hal-hal berikut seperti :
1. Tingkat pengetahuan pembaca
2. Kebutuhan pembaca, dan
3. Cara penyampaian yang tepat sasaran
Laporan penelitian yang lengkap tidak hanya menyajikan hasil penelitian, tetapi juga
keseluruhan proses penelitian yang dilaksanakan. Garis besar pembagian isi laporan
secara berurutan adalah:
1. Judul laporan
2. Abstrak
3. Kata pengantar
4. Daftar isi
5. Pendahuluan
6. Tubuh laporan
7. Kesimpulan
8. Kepustakaan, dan
9. Lampiran
Dalam menyusun laporan penelitian harus mengikuti aturan yang telah menjadi
paradigma ilmiah, seperti sistematika penulisan laporan, kerangka penulisan laporan,
teknik notasi ilmiah, penulisan artikel,penulisan ringkasan penelitian dsb. Dibawah ini
dibahas mengenai sistematika penulisan khususnys bagian hasil penelitian dan
pembahasan berdasarkan metode penelitian yang digunakan.
Sistematika Penulisan Hasil Penelitian Dan Pembahasan
(modul: 12.32-12.41)
1. Deskripsi Data
Kuantitatif 2. Pengujian Persyaratan Analisis Data
2 3. Pengujian Hipotesis
Asosiatif
4. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengembangan model
1. Hasil Analisi Kebutuhan
2. Model Draf 1
Penelitian dan 3. Model Draf 2 (dst)
6 pengembanganga 4. Model Final
n 5. Kelayakan Model (teoritik dan empiris)
6. Efektivitas Model (melalui uji coba)
7. Pembahasan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian dibahas dalam bab
empat, disini peneliti terlebih dahulu memaparkan deskripsi tentang hasil-hasil
penelitian. Kemudian dalam bab ini peneliti juga memaparkan proses dan sekaligus
hasil analisis. Hasil Penelitian dan Pembahasan merupakan hal terpenting yang perlu
dipaparkan dalam bab empat tersebut. Di sinilah para pembaca akan dapat menilai
sejauh mana peneliti mengembangkan wawasannya dalam sebuah penelitian.
Untuk mengembangkan hasil penelitian yang berkualitas, Seorang peneliti juga harus
memiliki kemampuan analisis yang tajam, agar pembaca nantinya tidak kebingungan
dengan maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan. Untuk memiliki kemampuan
analisis yang tajam, maka diperlukan beberapa cara untuk mengasah kemampuan
analisis seseorang, seperti :
Peneliti mencatat agenda penelitian sedetail mungkin agar rencana penelitian berjalan
dengan baik dan sesuai estimasi waktu yang diharapkan.
Bawalah buku catatan agar Anda dapat mencatat setiap kejadian yang dinilai penting
dan berhubungan dengan penelitian yang sedang Anda lakukan. Hal ini untuk
mengantisipasi jika Anda melupakan sesuatu saat sedang mengingat kembali apa saja
yang Anda lakukan ketika turun lapangan.
Peneliti tidak harus selalu memaksakan gagasan yang sulit untuk mendapatkan
kepuasan dari suatu penelitian. Contohnya ketika Anda memang tidak memiliki teori
yang memiliki nilai pembeda dari penelitian lain, maka sederhanakan kerangka
pemikiran dan coba kaitkan dengan fenomena baru yang terjadi. Maka fenomena baru
ini yang akan menjadi nilai pembeda dari penelitian yang Anda lakukan. Bayangkan jika
Anda terus memaksakan gagasan yang memiliki nilai berbeda, mungkin pada akhirnya
penelitian Anda akan terbengkalai.
5. Rajin membaca
Rajin membaca adalah kunci untuk mendapatkan referensi baru untuk melakukan
analisis. Dengan rajin membaca, maka Anda tidak akan kehabisan bahan untuk
dituangkan ke dalam analisis penelitian Anda.
6. Fokus
Tetaplah fokus pada pokok bahasan dari penelitian Anda. Ketika Anda tidak membahas
hal yang tidak perlu, maka pembaca akan mengerti informasi apa yang ingin
disampaikan oleh peneliti.
7. Refreshing mind
Sisipkan waktu khusus untuk menyegarkan otak Anda dengan hal-hal yang
menyenangkan. Hal ini agar otak tidak terus bekerja dalam tekanan, sehingga kadar
stres dalam otak Anda telah memenuhi standar menjadi “racun yang jahat”. Ketika
Anda telah membuang “racun” dengan menyegarkan otak Anda, maka hal ini akan
membantu Anda untuk berpikir lebih maksimal
Jadi supaya hasil penelitian berkualitas, Seorang peneliti harus memiliki dasar ilmu
yang kuat terkait dengan bidang yang sedang diteliti. Selain itu juga harus didukung
oleh literatur-literatur yang intensif yang bisa dijadikan landasan teori penelitian. selain
itu harus juga di-support dengan teknologi yang modern untuk menghasilkan data yang
lebih akurat sehingga hipotesis dari penelitiannya bisa memiliki kualitas yang lebih baik.
KEBIJAKAN KURIKULUM
Dalam tuton mata kuliah KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR banyak
sekali ilmu baru yang dapat saya pelajari, selain itu pengetahuan lama pun menjadi terangkat kembali.
Saya lebih memahami bahwa pendidikan sebagai investasi sekaligus konsumsi bagi masyarakat saat ini
sehingga melahirkan suatu kebijakan pendidikan nasional yang dalam penyusunannya harus memenuhi
prinsip dasar kebijakan nasional dan melalui proses yang ilmiah dan sistematis. Otonomi daerah
memungkinkan setiap satuan satuan pendidikan melakukan pengembangan terhadap kebijakan
pendidikan nasional tersebut (kurikulum) sesuai dengan kebutuhan daerah setempat misalnya
pengembangan dalam hal bahan ajar dan lain sebagainya. Selain itu, kebijakan pendidikan nasional yang
telah diselenggarakan haruslah di evaluasi agar dapat diukur sejauh mana efektifitasnya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan nasional. banyak sekali ilmu yang telah saya dapat pada semester 1
ini, terutama dalam kegiatan diskusi Tuton ilmu yang sudah dipelajari dan dibahas adalah:
Diskusi 1. Pendidikan sebagai Investasi dan sebagai Konsumsi
Diskusi 2. Menjelaskan prinsip dasar kebijakan pendidikan nasional
Diskusi 3. Proses penyusunan kebijakan pendidikan nasional
Diskusi 4. Evaluasi Efektivitas Kebijakan Pendidikan Nasional
Diskusi 5. Ruang lingkup dan definisi kurikulum.
Diskusi 6. Model-model Pengembangan Kurikulum.
Diskusi 7. Landasan Pengembangan Kurikulum
Diskusi 8. Hakikat dan Pengembangan Bahan Ajar
Diskusi 9. Model-model Pengembangan Bahan Ajar
Diskusi 10. Menjelaskan implementasi kurikulum di sekolah
Diskusi 11. Mengevaluasi kurikulum
Kurikulum adalah suatu perangkat pendidikan yang menjadi jawaban terhadap berbagai kebutuhan dan
tantangan di dalam masyarakat, atau Kurikulum dapat di artikan sebagai suatu perangkat mata
pelajaran maupun program pendidikan yang memuat rancangan berbagai jenis pelajaran di sekolah.
Dengan adanya kurikulum maka proses belajar-mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik dan
teratur. Kurikulum tentunya wajib di terapkan di setiap sekolah yang ada di Indonesia sesuai dengan
ketentuan dan kebijakan yang berlaku. Dengan adanya kurikulum maka aktivitas dalam belajar-mengajar
yang dilakukan di sekolah mampu memenuhi standar pendidikan. Kurikulum juga harus di gunakan
sesuai dengan jenjang pendidikan siswa. Kurikulum di susun, di siapkan dan di kembangkan untuk
kepentingan pendidikan, terutama untuk mempersiapkan pelajar atau siswa supaya mereka dapat hidup
di dalam masyarakat. Maksudnya di dalam masyarakat, jadi bukan hanya menerapkan kemampuan atau
skill saja tapi siswa juga harus dapat menerapkan nilai hidup serta norma yang baik di dalam
masyarakat. Kurikulum bukan hanya berisi tentang tujuan dan arah pendidikan saja tapi berisikan
pengalaman belajar yang perlu di miliki siswa serta bagaimana cara menerapkan pengalaman itu sendiri.
Mengingat betapa pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan dalam kehidupan, maka dalam
menyusun kurikulum harus memahami konsep dasar dari kurikulum itu sendiri. Perlunya pengembangan
bahan ajar, agar ketersediaan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan siswa, tuntutan kurikulum,
karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Pengembangan bahan ajar harus sesuai
dengan tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang dikembangkan harus sesuai dengan Kurikulum yang
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan baik standar isi, standar proses dan standar kompetensi
lulusan. Kurikulum harus selalu dievaluasi guna mencapai efektifitas dan kesesuaian target, sehingga
kualitas pendidikan para peserta didik dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu. Pengembangan
kurikulum nasional tentu juga bergantung pada kesiapan lembaga pendidikan serta tenaga pengajarnya.
Sebagai contohnya, seorang pengajar atau guru harus menguasai manajemen pengembangan kurikulum
untuk dapat melaksanakan mekanisme pengembangan dari kurikulum itu sendiri. Komponen evaluasi
dalam kurikulum adalah memeriksa tingkat ketercapaian tujuan suatu kurikulum dalam proses dan hasil
belajar peserta didik yang memiliki peranan penting dalam memberikan keputusan dari hasil evaluasi
guna dalam pengembangan model kurikulum sehingga mampu mengetahui tingkat keberhasilan suatu
siswa dalam mencapai tujuannya.
Mudah-mudahan mata kuliah ini bisa bermanfaat juga diterapkan di Sekolah dengan baik. Terlebih saya
Mohon maaf apabila ada kesalahan dari saya pribadi selama tuton ini berlangsung.
Terima Kasih
P e t a K o m pe t e n s i
MPDR5102 Integrasi Teori dan Praktek Pembelajaran
RANGKUMAN
Paradigma Belajar dan Pembelajaran
Teori belajar telah berkembang dari zaman ke zaman melalui berbagai penelitian ilmiah yang dibedakan
sebagai penelitian dasar dan terapan. Penelitian terapan mempunyai tingkat kepraktisan dan penerapan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian dasar. Istilah belajar dijelaskan sebagai perubahan
perilaku yang relatif tetap sebagai hasil pengalaman. Pembelajaran atau proses instruksional dijelaskan
sebagai upaya membantu seseorang untuk belajar. Teori belajar dapat dikategorikan ke dalam dua aliran
berpikir utama, yaitu perspektif mekanistik yang memandang manusia beroperasi layaknya mesin, dan
organismik yang memandang manusia sebagai organisme hidup yang mempunyai kemauan dan inisiatif
untuk mengembangkan pemahamannya. Dua aliran besar ini menghasilkan berbagai teori belajar yang
dapat digunakan secara eklektik atau integratif untuk menghasilkan model pembelajaran yang efektif.
Berbagai istilah yang sering digunakan dalam pembelajaran muncul pada tataran makro dan mikro. Istilah
seperti pendekatan, teori, dan model lebih bersifat makro, sedangkan metode dan teknik lebih bersifat
mikro atau spesifik. Teori dijelaskan sebagai hubungan antarkonsep, model berupa pola, blueprint atau
representasi suatu struktur, metode berupa prosedur kegiatan belajar dan teknik berupa ragam khas
melakukan sesuatu yang bersifat spesifik. Teori belajar berbeda dengan teori pembelajaran, sebab teori
belajar lebih berupa deskripsi belajar dan proses belajar dalam diri seseorang, sedangkan teori
pembelajaran secara spesifik menjelaskan metode untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Usaha untuk
menemukan dan mempelajari filsafat pendidikan asli Indonesia tidak mudah dilakukan. Di samping tidak
banyak didokumentasikan, filsafat pendidikan Indonesia ini harus dilandasi dengan asumsi tentang
manusia Indonesia yang sampai saat ini masih sulit didefinisikan. Pada sisi yang lain pendidikan nasional
sangat dipengaruhi oleh teori-teori dunia barat, terlihat dari berbagai inovasi kurikulum dan pendekatan
belajar.
Trend Mutakhir dalam Pembelajaran
Pada Kegiatan Belajar 2 telah dibahas tentang berbagai pendekatan pendidikan mutakhir yang merupakan
akumulasi dan asimilasi berbagai perspektif atau konsep yang ada sebelumnya. Perspektif yang sekarang
RANGKUMAN MPDR5102/MODUL 1 1.35 sedang hidup dan berkembang adalah pendidikan yang
berorientasi dan memperhatikan perbedaan kebutuhan peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi
peserta didik secara optimal. Berbagai faktor yang membedakan tersebut di antaranya adalah kecerdasan,
tingkat pengetahuan awal, motivasi, gaya belajar, dan sebagainya. Perspektif ini juga menekankan
pentingnya membantu peserta didik kreatif dalam menyusun pemahamannya sendiri terhadap
pengetahuan yang dipelajarinya. Peserta didik harus mampu bersikap constructive dalam pengembangan
pengetahuan. Konsep lain yang dibahas adalah pendidikan berbasis kompetensi. Masalah kompetensi ini
juga berkaitan dengan akuntabilitas pendidikan, pendidikan harus dapat dipertanggungjawabkan hasil dan
dampaknya bagi masyarakat. Perspektif berbasis kompetensi ini juga mensyaratkan peserta didik menjadi
aktif memecahkan suatu permasalahan melalui pembelajaran kasus atau masalah. Berkaitan dengan
pendidikan berbasis kompetensi juga diuraikan tentang kontrak belajar. Konsep kontrak belajar erat
berhubungan dengan self-directed learning atau autonomous learning yang menekankan kepada
pentingnya kemandirian peserta didik dalam pembelajaran Bagian akhir membahas tentang pendidikan
terbuka dan jarak jauh yang saat ini semakin diyakini sebagai alternatif pendidikan yang potensial.
Meskipun ada silang pendapat pakar tentang pendidikan jarak jauh, sistem ini terus berkembang dan
digunakan di banyak negara dan menemukan bentuknya yang semakin canggih, tetapi adaptif kepada
kebutuhan penggunanya.
A. Implementasi Teori Behavioris
Teori ini secara umum melihat sosok atau kualitas manusia dari aspek kinerja atau perilaku yang
dapat dilihat secara impirik. Inti dari teori behavioris ini terletak pada upaya memahami perilaku
secara total. Dalam teori ini seseorang dianggap telah belajar jika ia dapat menunjukan
perubahan perilakunya. Teori behavioris adalah salah satu teori yang memiliki kontribusi cukup
signifikan dalam pembelajaran. Teori ini juga merupakan teori yang selama ini dipakai oleh
banyak guru-guru di Negara kita.
Hingga kini teori ini masih merajai praktek pembelajaran yang ada di Indonesia. Pembentukan
perilaku dengan cara drill (pembiasaan) disertai dengan reinforcement (hukuman) masih sering
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Suatu pembelajaran dikatakan berhasil menurut teori ini ditentukan oleh adanya interaksi antara
stimulus dan respon yang diterima oleh siswa. Indikasi keberhasilan menurut teori ini adalah
adanya perubahan tingkah laku yang nyata dalam kehidupan peserta didik.
Perubahan titik dilihat dari perspektif intelektualnya tetapi lebih pada tingkah laku dalam
kehidupan sosialnya. Dalam kegiatan pembelajaran dirancang dan dilaksanakan berpijak pada
teori behavioristik memandang pengetahuan adanya objektif, pasti, tetap dan tidak
berubah. Pengetahuan menurut teori ini telah terstruktur dengan rapi sehingga belajar adalah
perolehan pengetahuan sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan ke orang yang
telah belajar atau siswa. Dalam kegiatan pembelajaran menurut teori ini, seseorang siswa
diharapkan harus memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Serta
dalam proses belajar dan pembelajarannya cukup terlihat bahwa yang cenderung memiliki
keaktifan adalah gurunya. Seorang murid dalam kegiatan belajar mengajar cenderung bersifat
pasif dan harus mematuhi dan mempercayai bahwa segala sesuatu yang dikatakan dan
disampaikan guru adalah suatu kebenaran yang tidak bisa diganggu gugat.
Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pelajar untuk berfikir linear, konvergen, tidak
kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan
atau shaping, yaitu membawa pelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan
peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak faktor yang mempengaruhi
proses belajar, proses belajar tidak sekedar pembentukan atau faktor yang mempengaruhi proses
belajar, proses belajar tidak sekedar pembentukan atau shaping.
Oleh karena itu, implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang
memberikan ruang gerak yang bebas bagi pelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi, dan
mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena system pembelajaran tersebut bersifat
otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga tekanan seperti kinerja
mesin atau robot. Akibatnya, pelajar kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi
yang ada pada diri mereka.
B. Implimentasi Teori Kognitif
Teori kognitif adalah teori yang mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
persepsi dan pemahaman yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diukur dan
diamati. Dalam teori ini lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan
kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Teori pembelajaran ini adalah sebuah
teori pembelajaran yang cenderung melakukan praktek-praktek yang mengarah pada kualitas
intelektual peserta didik. Meskipun teori ini memiliki berbagai kelemahan akan tetepi, teori
kognitif ini juga memiliki kelebihan yang harus diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran. Salah
satunya aspek positifnya adalah kecerdasan peserta didik perlu di mulai dari adanya
pembentukan intelektual dan mengorganisasikan alat-alat kognisi.
Sebagai seorang pendidik kita harus menyadari bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan
penyampaian informasi kepada peserta didik, yang nantinya informasi tersebut diolah oleh alat-
alat kognisi yang dimiliki oleh peserta didik. Oleh karena itu, pelaksanaan pembelajaran kualitas
intelektualnya. Pada dasarnya proses pembelajaran adalah suatu system artinya keberhasilan
proses pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh salah satu faktor saja, tetapi lebih di tentukan
secara simultan dan komperehensif dari berbagai faktor yang ada. Dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran seorang guru harus menciptakan pembelajaran yang natural, tidak perlu ada suatu
rekaan atau paksaan kepada siswanya.
Dalam kegiatan pembelajaran materi harus benar-benar dilakukan secara kontekstual dan relevan
dengan realitas kehidupan peserta didik. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak hanya bisa
dilakukan di dalam ruangan saja tetapi juga bisa dilakukan di luar ruangan dengan cara
memanfaatkan alam sekitar sebagai wahana tempat pembelajaran. Metode yang dapat digunakan
juga tidak harus selalu monoton, metode yang bervariasi merupakan tuntutan mutlak dalam
pembelajaran menurut teori ini. Keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
amat dipentingkan karena hanya dengan mengaktifkan siswa, maka proses asimilasi dan
akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik. Selain itu, seorang guru juga
harus mampu memahami dan memperhatikan perbedaan individual anak, arena anak, karena hal
ini merupakan faktor penentu keberhasilan dalam pembelajaran.
C. Implementasi Teori Konstruktivisme
Pengertian belajar menurut teori ini adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui
pengalaman nyata dari lapangan. Artinya siswa akan cepat memiliki pengetahuan jika
pengetahuan itu di bangun atas dasar realitas yang ada di lapangan. Teori ini membawa implikasi
dalam pembelajaran yang bersifat kolektif dan komplek. Menurut pandangan ini, dalam proses
pembelajaran siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyususn konsep dan
memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.
Dalam konteks ini siswa dianggap sebagai seorang pribadi yang memiliki kebebasan untuk
membangun idea atau gagasan tanpa harus di interverensi oleh siapapun, siswa diposisikan
sebagai kmanusia yang dewasa yang sudah memiliki modal awal pengetahuan untuk
menerjemahkan pengetahuan yang akan dipelajarinya. Guru dalam konteks ini berperan sebagai
pemberdaya seluruh potensi yang memiliki siswa agar siswa mampu melaksanakan proses
pembelajaran.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran menurut teori ini, seorang guru harus memiliki daya
kreasi yang tinggi untuk bisa mendesain suasana pembelajaran yang kondusif, suasana
pembelajaran yang mampu memberikan kebebasan kepada siswanya untuk mengekspresikan
dirinya sesuai dengan kemauanya. Serta, semua kegiatan pembelajaran harus banyak dikaitkan
dengan realitas kehidupan Masyarakat. Kegiatan pembelajaran cenderung menggunakan model
pembelajaran kooperatif. Pelaksanaan evaluasi menurut teori ini tidak hanya dimaksudkan untuk
mengetahui kualitas siswa dalam memahami materi dari guru. Evaluasi menjadi sarana untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran.
D. Implikasi Teori Humanistic
Teori humanistic lebih menekankan pada bagaimana memahami persoalan manusia dair berbagai
dimensi yang dimilikinya, baik dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kegiatan
pembelajaran memiliki tujuan utama untuk kepentingan memanusiakan manusia (proses
humanistic). Teori ini lebih banyak membahas mengenai konsep-konsep pendidikan untuk
membentuk manusia yang di cita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang
paling ideal.
Keberhasilan implementasi menurut teori ini, dalam belajar harus dilakukan dengan cara
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan, memberi kebebasan
siswa dalam memahami dan mengatasi materi atau informasi yang diterimanya. Guru harus bisa
menciptakan pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan
memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
Keterlibatan siswa secara fisik juga merupakan wahana untuk menghilangkan kejenuhan dari
kegiatan pembelajaran yang yang tiap hari mereka kerjakan. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
yang memenuhi kriteria diatas dapat dilakukan dengan cara guru merubah wahana atau situasi
tempat pembelajaran, misalnya saja pembelajaran yang biasanya dilakukan di dalam kelas kita
bisa merubahnya denan belajar di luar kelas seperti di kebun ataupun dihalaman sekolah.
Sedangkan mengenai metode atau strategi yang dilakukan, seorang guru bisa melaksanakan
pembelajaran yang monoton atau pembelajaran yang hanya terpusat kepada siswa. Tetapi
pembelajaran juga terpusat pada siswa sehingga tidak hanya gurunya saja yang aktif tetpai
siswanya juga harus aktif juga. Dengan siswanya aktif di harapkan siswa akan memiliki
kompetensi yang lebih untuk memahami dan mengerti akan materi yang sedang di pelajari.
Teori humanistik ini akan sangat membantu para pendidik dalam memahami arah belajar pada
dimensi yang luas. Dalam konteks ini, upaya pembelajaran apapun dan pada konteks manapun
akan selalu diarahkan dan di lakukan untuk mencapai tujuannya.
Meskipun teori humanistic ini, sukar untuk diterjemahkan ke dalam langkah-langkah yang
praktis dan operasional, namun sumbangan teori ini sangat besar dalam kegiatan pembelajaran
sehari-hari di setiap sekolah.
Para ahli Humanistik melihat adanya dua bagian pada proses belajar, ialah :