Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PEMBANGUNAN JEMBATAN PAWAN V TERHADAP

KINERJA JARINGAN JALAN KOTA KABUPATEN KETAPANG Dennery


1), Eka Priadi 2), Komala Erwan 2) Abstrak Jalan sebagai salah satu
prasarana transportasi merupakan unsur penting dalam pengembangan
kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam pembinaan persatuan dan
kesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat serta dalam
memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanahkan dalam
Pembukaan UUD 1945. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh
pembangunan Jembatan Pawan V terhadap kinerja jaringan kota
Kabupaten Ketapang dengan penilaian rasio volume terhadap kapasitas ().
Hasil kajian dapat menjadi saran/masukan kepada Pemerintah Kabupaten
Ketapang. Berdasarkan perhitungan, pada tahun 2018 dan tahun 2020, di
beberapa Kota Ketapang mengalami arus yang terhambat, kapasitas, dan
banyak berhenti (macet). Prinsip kajian adalah distribusi kendaraan dari
Kota Ketapang (zona A) ke ibukota kecamatan-kecamatan (zona B) yang
dibagi dalam dua skenario. Skenario pertama adalah belum difungsikannya
Jembatan Pawan V dan skenario kedua adalah difungsikannya Jembatan
Pawan V tanpa pengaturan arus lalu lintas. Dari kedua skenario tersebut
diperoleh bahwa pembangunan Jembatan Pawan V agar secepat mungkin
diselesaikan dan difungsikan sehingga kinerja jaringan Kota Ketapang
dapat melayani dengan maksimal bagi trasportasi angkutan orang dan
barang yang berpengaruh terhadap perekonomian Kabupaten Ketapang.
Kata-kata kunci: Jembatan Pawan V, jaringan kota 1. PENDAHULUAN
Kabupaten Ketapang saat ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.
Dalam perkembangan ini diperlukan pula dukungan infrastruktur yang
memadai. Salah satu sarana pendukung yaitu bidang transportasi.
Transportasi ini merupakan kunci bagi pergerakan orang dan barang di
Kalimantan Barat pada umumnya dan di Kabupaten Ketapang khususnya.
Tetapi, sarana satu-satunya yang saat ini dipergunakan adalah Jembatan
Pawan I tipe B (lebar 7 m) dengan panjang 270 m, yang mulai
dipergunakan hampir 26 tahun yang dibangun pada tahun 1988, dan
merupakan aset Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Jembatan Pawan I
juga berfungsi sebagai sarana transportasi penyeberangan. Jalan yang
menghubungkan ke/dari pusat kota ke akses Jembatan Pawan I, antara
lain Jalan R. Suprapto, Jalan H. Murni, Jalan Merdeka, dan Jalan Mesjid
Babul Akhir. Pada jam-jam tertentu, jembatan tersebut mengalami tingkat
kepadatan lalu lintas yang tinggi dalam melayani pergerakan orang dan
barang. Jembatan Pawan I juga merupakan akses pergerakan orang dan
barang antaribukota kabupaten yaitu ibukota Kabupaten Suka Mara
Provinsi Kalimantan Tengah. Sehubungan dengan pengembangan wilayah
perkotaan dan arus kendaraan 1) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Ketapang 2) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura 441
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 DESEMBER
2013 serta mengantisipasi pembebanan pada Jembatan Pawan I,
Pemeritah Kabupaten Ketapang mencari solusi untuk kelancaran arus
transportasi lalu lintas melalui Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Ketapang sebagai leading sektor infrastruktur untuk pembangunan
prasarana alternatif yaitu dengan membangun Jembatan Pawan V berupa
jembatan pelengkung tipe A (lebar 8 m) dengan panjang 244 m yang tahap
pembangunannya dimulai pada tahun 2007 menggunakan dana murni
APBD Kabupaten Ketapang. Jembatan Pawan V dibangun dalam rangka
untuk menambah prasarana transportasi untuk menghubungkan beberapa
ibukota kecamatan dan dalam rangka untuk pengembangan kawasan
penduduk sesuai dengan RTRW Kabupaten Ketapang. Rute yang
menghubungkan ke Jembatan Pawan V, antara lain Jalan Gajahmada,
Jalan Mayjen Sutoyo, Jalan Tentemak, Jalan D. I. Panjaitan, Jalan Karya
Tani, dan Jalan Jendral Ahmad Yani. Tujuan pembangunan Jembatan
Pawan V juga untuk melayani penyeberangan yang nyaman dan aman
serta mengurangi beban lalu lintas pada Jembatan Pawan I sehingga
tingkat transportasi yang menghubungkan beberapa wilayah kecamatan
yang dipisahkan oleh sungai mejadi optimal. Kajian pengaruh
pembangunan Jembatan Pawan V terhadap kinerja jaringan Kota
Ketapang dilakukan dengan analisis dua skenario yaitu: 1) Kajian Skenario
1 (Do Nothing), yaitu Jembatan Pawan V belum difungsikannya dalam
kurung waktu tahun 2013 2020. 2) Kajian Sekenario 2, yaitu Jembatan
Pawan V difungsikan tanpa pengaturan tahun 2018 2020. Dalam penelitian
ini dibuat pembatasan masalah sebagai berikut: Jembatan Pawan I dan
Jembatan Pawan V apabila difungsikan merupakan sarana transportasi
lokal maupun regional Kabupaten Ketapang. Dalam penelitian ini, zona
yang ditinjau hanya di Kota Ketapang. Jaringan yang ditinjau adalah
jaringan terpengaruh/dipengaruhi oleh jembatan saja, tidak termasuk
semua jaringan yang ada di Kabupaten Ketapang. 2. METODE
PENELITIAN Tahap-tahap dalam melakukan penelitian ini sebagai berikut:
1) Perumusan masalah dan tujuan Penelitian ini dimulai dengan
perumusan masalah, karena penyelesaian masalah ini yang akan menjadi
tujuan kajian, selanjutnya ditetapkan tujuan kajian. 2) Pengumpulan data
dan informasi Setelah ditetapkan tujuan, kemudian dilakukan pengumpulan
data maupun informasi yang diperlukan. Data dan informasi tersebut terdiri
dari: a) Literatur-literatur mengenai sistem transportasi ramalan peran
pembebanan lalu lintas dan penilaian kinerja. b) Kebijakan dan rencana
pengembangan kota. Data dan informasi 442

Pengaruh Pembangunan Jembatan Pawan V Terhadap Kinerja Jaringan


Jalan Kota Kabupaten Ketapang (Dennery,Eka Priadi, Komala Erwan) ini
didapat melalui Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ketapang (SKPD Dinas
Pekerjaan Umum, 2010) dan peraturanperaturan yang telah ada. c) Data
sekunder, yang diambil adalah data LHR (lalu lintas harian rata-rata)
Jembatan Pawan I. 3) Penetapan skenario kajian Kajian pengaruh
pembangunan Jembatan Pawan V ini dilakukan terhadap beberapa kondisi
yang mungkin. Langkah berikutnya adalah menyusun skenario kajian bagi
tiap kondisi, yaitu kondisi jika Jembatan Pawan V belum difungsikan dan
Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan lalu lintas. 4) Kajian
masing-masing skenario Kajian dilakukan pada transportasi yang telah
dibentuk. Masing-masing sekenario kajian yang ada menggunakan data
sekunder LHR pada Jembatan Pawan I bulan Juni tahun 2013. Dari data
tersebut, dihitung prediksi distribusi penyebaran lalu lintas akibat
pembangunan Jembatan Pawan V. 5) Rekomendasi Hasil
penelitian/analisis tersebut akan menggambarkan pengaruh pembangunan
Jembatan Pawan V terhadap kinerja jaringan Kota Ketapang. Dari
gambaran pengaruh tersebut, diberikan rekomendasi tindakan yang dapat
dilakukan oleh Pemeritah Kabupaten Ketapang bagi peningkatan terhadap
masyarakat, khususnya transportasi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1
Kajian Skenario-1 Dari hasil perhitungan pada rute 1 Skenario-1, Jembatan
Pawan V belum difungsikan dari zona A ke zona B dan arus lalu lintas
melewati Jembatan Pawan I, didapat nilai derajat kejenuhan (), untuk
standar tingkat sebagai berikut (lihat Tabel 1 [Morlok, 1991], Gambar 1
[Morlok, 1991], dan Tabel 2): a) Tahun 2013, diperoleh: 1) Jalan D.I.
Panjaitan, = 0,295. 2) Jalan R. Suprapto, = 0,111. 3) Jalan Pawan I, =
0,262. 4) Jembatan Pawan I, = 0,256. Untuk nilai < 0,6 maka tingkat adalah
A yaitu arus lancar, volume rendah, dan b) Tahun 2018, diperoleh: 1) Jalan
D.I. Panjaitan, = 1,079. Untuk nilai > 1 maka tingkat adalah F yaitu arus
yang terhambat, kecepatan rendah, volume di atas kapasitas, dan banyak
berhenti. 2) Jalan R. Suprapto, = 0,386. Untuk nilai < 0,6 maka tingkat
adalah A yaitu arus lancar, volume rendah, dan 443

JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 DESEMBER


2013 Tabel 1. Standar tingkat Keterangan < 0,60 A Arus lancar, volume
rendah, kecepatan tinggi 0,60 0,70 B Arus stabil, kecepatan terbatas,
volume sesuai untuk luar kota 0,70 0,80 C Arus stabil, kecepatan
dipengaruhi oleh lalu lintas, volume sesuai untuk kota 0,80 0,90 D
Mendekati arus tidak stabil, kecepatan rendah 0,90 1,00 E Arus tidak stabil,
kecepatan rendah, volume pada atau mendekati kapasitas > 1,00 F Arus
yang terhambat, kecepatan rendah, volume di atas kapasitas, banyak
berhenti Gambar 1. 3) Jalan Pawan I, = 0,859. Untuk nilai = 0,8 0,9 maka
tingkat adalah D yaitu mendekati arus tidak stabil. 4) Jembatan Pawan I, =
0,859. Untuk nilai = 0,8 0,9 maka tingkat adalah D yaitu mendekati arus
tidak stabil. 444

Pengaruh Pembangunan Jembatan Pawan V Terhadap Kinerja Jaringan


Jalan Kota Kabupaten Ketapang (Dennery, Eka Priadi, Komala Erwan) 445
Tabel 2. Perbandingan antarskenario pada rute-1 Nama ruas Jl. D.I.
Panjaitan Jl. R. Suprapto tahun 2013 tahun 2018 tahun 2020 Skenario-1
Skenario-2 Skenario-1 Skenario-2 Skenario-1 Skenario-2 0,295 A 0,2945 A
1,079 F 0,971 E 2,099 F 1,577 F 0,112 A 0,111 A 0,386 A 0,347 A 0,750 C
0,564 B Jl. Pawan I 0,626 A 0,262 A 0,878 D 0,370 A 1,826 F 1,372 F
Jembatan Pawan I 0,256 A 0,256 A 0,859 D 0,733 C 1,670 F 1,256 F
Keterangan: A : arus lancar,volume rendah, B : arus stabil, kecepatan
terbatas, volume sesuai untuk luar kota. C : arus stabil, kecepatan rendah,
volume padat/mendekati kapasitas. D : mendekati arus tidak stabil,
kecepatan rendah. E : arus tidak stabil, kecepatan rendah, volume padat
atau mendekati kapasitas. F : arus yang terhambat, kapasitas, banyak
berhenti.

JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 DESEMBER


2013 c) Tahun 2020, diperoleh: 1) Jalan D.I. Panjaitan, = 2,099. Untuk nilai
> 1 maka tingkat adalah F yaitu arus yang terhambat, 2) Jalan R. Suprapto,
= 0,749. Untuk nilai = 0,7 0,8 maka tingkat adalah C yaitu arus lancar
stabil, kecepatan dipengaruhi oleh lalu lintas, volume sesuai untuk kota. 3)
Jalan Pawan I, = 1,826. Untuk nilai > 1 maka tingkat adalah F yaitu arus
yang terhambat, 4) Jembatan Pawan I, = 1,670. Untuk nilai > 1 maka
tingkat adalah F yaitu arus yang terhambat, Mengingat Jembatan Pawan V
belum berfungsi maka rute-2 Sekenario-1 tidak dilakukan kajian. 3.2 Kajian
Skenario-2 Skenario-2 menggambarkan kondisi Jembatan Pawan V, mulai
tahun 2018 difungsikan tanpa dilakukan pengaturan lalu lintas. Pada
skenario ini arus lalu lintas pada Jembatan Pawan I mulai berpindah ke
rute-2. Pemilihan rute bagi pengguna pada rute-1 ke rute-2 dilakukan
perhitungan keseimbangan menggunakan teori Wardrop. Dari hasil
perhitungan pada rute-1 Skenario-2, Jembatan Pawan V difungsikan tanpa
pengaturan dari zona A ke zona B dan arus lalu lintas melewati Jembatan
Pawan I, didapat nilai derajat kejenuhan (), untuk standar tingkat sebagai
berikut: a) Tahun 2013, diperoleh: 1) Jalan D.I. Panjaitan, = 0,295. 2) Jalan
R. Suprapto, = 0,111. 3) Jalan Pawan I, = 0,262. 4) Jembatan Pawan I, =
0,256. Untuk nilai < 0,6 maka tingkat adalah A yaitu arus lancar, volume
rendah, dan b) Tahun 2018, diperoleh: 1) Jalan D.I. Panjaitan, = 0,971.
Untuk nilai = 0,9 1 maka tingkat adalah tidak stabil, kecepatan rendah,
volume padat atau mendekati kapasitas. 2) Jalan R. Suprapto, = 0,347. 3)
Jalan Pawan I, = 0,370. Untuk Nilai < 0,6 maka tingkat adalah A yaitu arus
lancar, volume rendah, dan 4) Jembatan Pawan I, = 0,733. Untuk Nilai =
0,7 0,8 maka tingkat adalah C yaitu arus stabil, kecepatan 446

Pengaruh Pembangunan Jembatan Pawan V Terhadap Kinerja Jaringan


Jalan Kota Kabupaten Ketapang (Dennery, Eka Priadi, Komala Erwan)
dipengaruhi oleh lalu lintas, volume sesuai untuk kota. c) Tahun 2020,
diperoleh: 1) Jalan D.I. Panjaitan, = 1,577. Untuk nilai > 1 maka tingkat
adalah F yaitu arus yang terhambat, 2) Jalan R. Suprapto, = 0,564. Untuk
nilai < 0,6 maka tingkat adalah A yaitu arus lancar, volume rendah, dan 3)
Jalan Pawan I, = 1,372. 4) Jembatan Pawan I, = 1,256. Untuk nilai > 1
maka tingkat adalah F yaitu arus yang terhambat, kecepatan rendah,
volume di atas kapasitas, dan banyak berhenti. Dari perhitungan pada rute-
2 Skenario-2, Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan dari zona
A ke zona B dan arus lalu lintas melewati Jembatan Pawan V, didapat nilai
derajat kejenuhan ( ), untuk standar tingkat sebagai berikut: a) Tahun 2018,
diperoleh: 1) Jalan Karya Tani, = 0,346. 2) Jalan Tentemak, = 0,160. 3)
Jembatan Pawan V, = 0,079. Untuk nilai < 0,6 maka tingkat adalah A yaitu
arus lancar, volume rendah, dan b) Tahun 2020, diperoleh: 1) Jalan Karya
Tani, = 1,630. Untuk nilai > 1 maka tingkat adalah F yaitu arus yang
terhambat, 2) Jalan Tentemak, = 0,741. Untuk nilai = 0,7 0,8 maka tingkat
adalah C yaitu arus lalu lintas stabil, kecepatan rendah, volume
padat/mendekati kapasitas, dan banyak berhenti. 3) Jembatan Pawan V, =
0,364. Untuk nilai < 0,6 maka tingkat adalah A yaitu arus lancar, volume
rendah, dan 3.3 Perbandingan Antarskenario 3.3.1 Skenario-1 dan
Skenario-2 pada rute-1 Perbandingan Skenario-1 (Jembatan Pawan V
belum difungsikan) dan Skenario-2 (Jembatan Pawan V difungsikan tanpa
pengaturan) terlihat pada Tabel 1. 3.3.2 Skenario-1 dan Skenario-2 pada
rute-2 Pada rute-2 tidak dapat dilakukan perbandingan. Rute-2 Skenario-1
adalah arus lalu lintas dari zona A ke zona B dengan melewati Jembatan
Pawan V. Karena itu, dalam anlisis selanjutnya 447

JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 DESEMBER


2013 untuk mendapatkan hasil perhitungan tingkat dengan hasil lebih
optimal diperelukan data LHR pada Jembatan Pawan V, sehingga apakah
diperlukan pembuatan poros lainya atau dibuat pengaturan-pengaturan
untuk arus lalu lintas yang melewati rute-1 dan rute-2, dari zona A ke zona
B, atau sebaliknya. Untuk itu, diperlukan anlisis/perhitungan lebih lanjut. 4.
SIMPULAN Berdasarkan kajian pengaruh pembangunan Jembatan Pawan
V terhadap kinerja jaringan kota Kabupaten Ketapang, dapat disimpulkan
sebagai berikut: a) Pada rute-1: 1) Jalan D.I. Panjaitan, Jalan R. Suprato,
Jalan Pawan I dan Jembatan Pawan I pada tahun 2013, jika Jembatan
Pawan V belum difungsikan dan apabila Jembatan Pawan V difungsikan
tanpa pengaturan maka akan memberikan tingkat yang mengalami arus
lalu lintas masih lancar, volume rendah dan 2) Jalan D.I. Panjaitan pada
tahun 2018 dengan belum berfungsinya Jembatan Pawan V akan
memberikan tingkat yang mengalami arus lalu lintas macet dan jika
Jembatan Pawan V difungsikan akan terjadi arus lalu lintas yang tidak
stabil, volume padat atau mendekati kapasitas. 3) Jalan R. Suprapto, pada
tahun 2018 jika Jalan Pawan V belum difungsikan dan Jembatan Pawan V
difungsikan tanpa pengaturan maka tingkat terhadap arus lalu lintas lancar,
volume rendah, dan kecepatan tinggi. 4) Jalan Pawan I pada tahun 2018
jika Jembatan Pawan V belum difungsikan maka arus lalu lintas mengalami
kecepatan rendah dan tidak stabil. Apabila Jembatan Pawan V difungsikan
tanpa pengaturan maka terjadi arus lalu lintas yang lancar, volume rendah,
dan 5) Jembatan Pawan I pada tahun 2018, dengan belum difungsikannya
Jembatan Pawan V maka arus lalu lintas lancar, volume rendah, dan
Apabila Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan maka terjadi
arus lalu lintas dengan kecepatan rendah dan mendekati volume padat. 6)
Jalan D.I. Panjaitan, Jalan Pawan I dan Jembatan Pawan I pada tahun
2020, dengan belum berfungsinya Jembatan Pawan V dan Jembatan
Pawan V difungsikan tanpa pengaturan maka akan mengalami arus lalu
lintas yang macet dan banyak berhenti. 7) Jalan R. Suprapto pada tahun
2020, jika Jembatan Pawan V belum berfungsi maka arus lalu lintas
mendekati tidak stabil, 448

b) Rute-2 Pengaruh Pembangunan Jembatan Pawan V Terhadap Kinerja


Jaringan Jalan Kota Kabupaten Ketapang (Dennery, Eka Priadi, Komala
Erwan) kecepatn rendah. Jika Jembatan Pawan V difungsikan tanpa
pengaturan maka akan terjadi arus lalu lintas stabil dan volume sesuai
untuk luar kota. 1) Jalan Karya Tani, Jalan Tentemak dan Jembatan Pawan
V pada tahun 2018, jika difungsikannya Jembatan Pawan V tanpa
pengaturan maka terjadi arus lalu lintas lancar, volume rendah, dan 2)
Jalan Karya Tani pada Tahun 2020, jika Jembatan Pawan V difungsikan
tanpa pengaturan maka terjadi arus lalu lintas 3) Jalan Tentemak pada
tahun 2020, jika Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan maka
arus lalu lintas stabil, kecepatan dipengaruhi oleh lalu lintas juga
mengalami kecepatan rendah. 4) Jembatan Pawan V pada tahun 2020, jika
Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan maka arus lalu lintas
mengalami lancar, volume rendah, dan Dari uraian di atas bahwa dengan
dibangunnya Jembatan Pawan V merupakan tindakan sangat tepat diambil
oleh Pemeritah Kabupaten Ketapang, mengingat pembangunan
infrastuktur Jembatan Pawan V memberikan 449 pengaruh yang sangat
besar bagi kinerja Kota Ketapang, Pembangunan Jembatan Pawan V juga
memberikan kontribusi bagi transportasi di Kota Ketapang dan bermanfaat
untuk pertumbuhan perekonomian serta memberikan dalam penyediaan
transportsi bagi masyarakat Kabupaten Ketapang di masa mendatang. 5.
REKOMENDASI Dari hasil pengamatan, penelitian dan analisis yang
didapat diberikan beberapa rekomondasi, sebagai berikut: a)
Pembangunan Jembatan Pawan V kiranya dapat diselesaikan dan segera
untuk difungsikan sebelum tahun 2018 karena berdasarkan analisis,
layanan - dapat lebih maksimal. b) Jalan D.I. Panjaitan dan Jalan Pawan I
perlu dilakukan pelebaran dengan ditindaklanjuti usulan ke Pemeritah
Provinsi Kalimantan Barat karena tersebut merupakan aset Pemerintah
Provinsi. Berdasarkan analisis, kedua tersebut pada tahun 2018 dan 2020
akan mengalami tingkat kemacetan arus lalu lintas. c) Jalan Tentemak
dapat ditingkatkan dengan pelebaran agar arus lalu lintas tidak mengalami
kemacetan berdasarkan analisis pada tahun 2018. d) Perlu adanya tindak
lanjut pengkajian/analisis berdasarkan keahlian tentang pengaruh ruas-
ruas Jalan Karya Tani, Jalan Tentemak dan Jalan Akses Jembatan Pawan
V

JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 DESEMBER


2013 serta akses lainnya yang menghubungkan zona A dan zona B
sehingga transportasi lebih maksimal bagi kebutuhan masyarakat
Kabupaten Ketapang khususnya. Daftar Pustaka Morlok E. K. 1991.
Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga.
SKPD Dinas Pekerjaan Umum. 2010. Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ketapang. Pemerintah Kabupaten Ketapang. 450

Anda mungkin juga menyukai