Anda di halaman 1dari 31

LOGO Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD

Jl. Raya Setu No. 89 Bekasi

Analisis Dampak Lalulintas


Disampaikan oleh:
Dr. I Made Arka Hermawan, A.TD, MT

Bekasi, 3 s.d 8 Agustus 2020


Verifikasi Proposal Pengembangan Kawasan

❖ Apakah pengembangan kawasan yang diusulkan tersebut


wajib melakukan Andal Lalin atau tidak?????
❖ Untuk memastikan bahwa rencana sirkulasi lalu lintas di
dalam kawasan dan akses hubungannya dengan jaringan
jalan di sekitarnya tidak akan menyebabkan gangguan
terhadap tingkat pelayanan jalan.
Kriteria Kawasan WAJIB Andal Lalin
❖ Pengembangan kawasan yang direncanakan tersebut langsung
mengakses ke jalan arteri;
❖ Jika tidak:
❑ skala kegiatan dan/atau usaha yang direncanakan ≥ ukuran
minimal pengembangan kawasan yang ditetapkan (lihat tabel)
❑ pengembangan kawasan tersebut diperkirakan akan
membangkitkan/menarik perjalanan ≥ 100 perjalanan org/jam;
❑ terdapat beberapa rencana pengembangan kawasan yang
mengakses ke ruas jalan yang sama, sehingga secara kumulatif
memenuhi kriteria;
❑ pengembangan kawasan langsung mengakses ke ruas jalan
dan/atau persimpangan yang saat ini sudah memiliki nilai DS ≥
0,75
Ukuran Minimal WAJIB Andal Lalin
Metodologi Pelaksanaan Andal Lalin
Kriteria Kawasan WAJIB Andal Lalin (1/2)

❖ Identifikasi karakteristik pengembangan kawasan, mengetahui karakteristik


rencana pengembangan kawasan yang akan dilakukan, khususnya terkait
dengan lokasi pengembangan kawasan, jenis kegiatan dan/atau usaha yang
akan dikembangkan, ukuran atau skala pengembangan yang direncanakan
dan rencana sirkulasi lalu lintas;
❖ Prakiraan bangkitan perjalanan pengembangan kawasan, mendapatkan
prakiraan besarnya bangkitan perjalanan dari/ke lokasi pengembangan
kawasan sesuai dengan jenis dan skala kegiatan dan/atau usaha yang akan
dikembangkan;
❖ Penetapan kelas andalalin, menetapkan kelas andalalin yang harus
dilakukan, sesuai dengan besarnya prakiraan bangkitan perjalanan yang
akan ditimbulkan oleh rencana pengembangan kawasan. Kelas andalalin ini
terkait dengan cakupan wilayah studi dan jangka waktu dampak yang harus
ditinjau;
Kriteria Kawasan WAJIB Andal Lalin (2/2)

❖ Pengumpulan data wilayah studi, mendapatkan informasi mengenai


karakteristik wilayah studi sesuai dengan kelas andalalin yang ditetapkan,
khususnya terkait dengan data tata guna lahan, lalu lintas, prasarana jalan,
dan sistem transportasi di wilayah studi;
❖ Prakiraan lalu lintas, mendapatkan informasi perubahan kondisi lalu lintas di
wilayah studi pada tahun tinjauan sebagai dasar dalam melakukan evaluasi
dampak lalu lintas jalan;
❖ Evaluasi dampak lalu lintas jalan, mengukur dampak lalu lintas jalan yang
ditimbulkan akibat adanya pengembangan kawasan serta menetapkan
kebutuhan penanganannya;
❖ Penyusunan rekomendasi penanganan, menyusun langkah-langkah yang
perlu dilakukan untuk menangani setiap masalah lalu lintas jalan yang
timbul akibat dari pengembangan kawasan yang direncanakan.
1. Identifikasi Karakteristik Pengembangan
Wilayah
❖ Lokasi pengembangan kawasan, terkait dengan lokasi pengembangan
kawasan yang ditunjukkan dalam peta tata guna lahan dan peta
jaringan jalan;
❖ Jenis kegiatan dan/atau usaha yang akan dikembangkan, misalnya:
untuk kawasan permukiman, perkantoran, hotel, restoran, dan lain
sebagainya;
❖ Ukuran atau skala pengembangan yang direncanakan, misalnya:
berapa unit rumah yang akan dikembangkan, berapa luas lantai
bangunan perkantoran yang akan dibangun, berapa jumlah kamar
hotel yang akan disediakan, berapa jumlah tempat duduk yang akan
disediakan, dan lain sebagainya
❖ Rencana sirkulasi lalu lintas, terkait dengan sistem sirkulasi lalu lintas
di dalam kawasan yang akan dikembangkan serta pengaturan akses
hubungannya dengan jaringan jalan di sekitarnya.
2. Prakiraan Bangkitan Perjalanan Pengembangan
Kawasan

❖ Cara 1, menggunakan standar bangkitan perjalanan (trip rate


standard) yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang;
❖ Cara 2, menggunakan data sekunder bangkitan/tarikan
perjalanan dari kawasan yang memiliki kemiripan karakteristik
dengan pengembangan kawasan yang direncanakan;
❖ Jika cara 1 atau cara 2 tidak dapat dilakukan, maka lakukan
survei bangkitan/tarikan perjalanan di kawasan yang memiliki
kemiripan karakteristik dengan pengembangan kawasan yang
direncanakan.
3. Penetapan Kelas Andal Lalin (1/3)
❖ Kualifikasi pengembangan kawasan
❑ Pengembangan kawasan berskala kecil, yang diprakirakan
akan menghasilkan bangkitan/tarikan perjalanan < 500
perjalanan orang per jam ;
❑ Pengembangan kawasan berskala menengah, yang
diprakirakan akan menghasilkan bangkitan/tarikan
perjalanan 500 s.d 1000 perjalanan orang per jam;
❑ Pengembangan kawasan berskala besar, yang diprakirakan
akan menghasilkan bangkitan perjalanan > 1000 perjalanan
orang per jam;
❑ Pengembangan kawasan berskala menengah atau besar
yang dilakukan secara bertahap, yang pelaksanaan
pembangunannya dilakukan dalam beberapa tahun.
Penetapan Kelas Andal Lalin (2/3)
❖ Kualifikasi andal lalin
Penetapan Kelas Andal Lalin (3/3)
❖ Kualifikasi andal lalin
4. Pengumpulan Data (1/3)
Pengumpulan Data (2/3)
Pengumpulan Data (3/3)
5. Prakiraan Lalulintas

❖ Tujuan prakiraan lalu lintas adalah untuk mendapatkan informasi mengenai


perubahan kondisi lalu lintas di wilayah studi pada tahun tinjauan sebagai
dasar dalam melakukan evaluasi dampak lalu lintas jalan.
❖ Prakiraan lalu lintas diusahakan menggunakan metode-metode yang
memadai, dengan tetap memperhatikan akurasi hasilnya. Oleh karena itu,
penggunaan setiap metode di dalam prakiraan lalu lintas harus didahului
oleh proses kalibrasi dan validasi dengan menggunakan uji statistik yang
umum digunakan dalam kajian transportasi.
❖ Secara umum terdapat 4 tahapan kegiatan yang harus dilalui di dalam
melakukan prakiraan lalu lintas, yakni:
❑ Tahap penetapan sistem zona;
❑ Tahap bangkitan perjalanan;
❑ Tahap distribusi perjalanan;
❑ Tahap pembebanan lalu lintas
Tahap Penetapan Sistem Zona
❖ Setiap perjalanan orang atau kendaraan di wilayah studi, harus ditetapkan lokasi
atau zona yang menjadi asal dan tujuannya. Secara umum zona asal/tujuan
dapat dikelompokkan sebagai:
❑ Zona internal, yakni zona-zona asal/tujuan perjalanan yang berada di dalam
wilayah studi, termasuk zona dari pengembangan kawasan yang
direncanakan;
❑ Zona eksternal, yakni zona-zona asal/tujuan perjalanan yang berada di luar
wilayah studi.
❖ menetapkan sistem zona internal perlu diperhatikan pola-pola pembagian ruang
yang telah ada, misalnya dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) atau
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), pembagian wilayah administrasi dan sistem
zona yang pernah digunakan pada studi terdahulu.
❖ Penetapan zona-zona eksternal didasarkan pada representasi terhadap arah lalu
lintas utama dari wilayah kota lainnya yang menuju ke wilayah studi, sehingga
lokasi dan jumlah zona eksternal ditetapkan sesuai dengan lokasi dan jumlah
jalan arteri dan/atau jalan kolektor yang berbatasan dengan wilayah studi.
Tahap Bangkitan Perjalanan

❖ Bangkitan perjalanan harus diperkirakan untuk setiap zona yang ditetapkan,


yang terdiri dari:
❑ Bangkitan perjalanan dari/ke zona rencana pengembangan kawasan;
❑ Bangkitan perjalanan dari/ke zona internal selain zona pengembangan
kawasan yang direncanakan;
❑ Bangkitan perjalanan dari/ke zona eksternal.
❖ Bangkitan perjalanan dari/ke zona internal selain zona pengembangan
kawasan dan dari/ke zona eksternal dapat diprakirakan dari standar
bangkitan perjalanan yang berlaku atau dari hasil studi terdahulu atau
berdasarkan data lalu lintas yang ada di wilayah studi atau menggunakan
metode-metode lain yang umum digunakan dalam kajian transportasi.
❖ Prakiraan bangkitan perjalanan harus dibuat di setiap tahun tinjauan dengan
memperhatikan tingkat pertumbuhan lalu lintas jalan dan perubahan tata
guna lahan di wilayah studi.
Tahap Bangkitan Perjalanan
❖ Bangkitan perjalanan biasanya didasarkan pada:
❑ Luas lantai bangunan yang menggunakan lokasi (GFA, GLA, atau RFA)
❑ Jumlah pegawai jika penggunaan tanah untuk kegiatan seperti kantor
merupakan pembangkit perjalanan utama
❑ Didaerah pemukiman, jumlah penghuni
❖ GFA (Gross Floor Area) meliputi koridor, lobby, ruang gudang, kantor administrasi,
gudang dibawah tanah, ruang atap, dan semua ruang lantai termasuk didalamnya
diding luar utama untuk ruangan normal. GFA tidak termasuk lantai yang tidak
beratap, atau ruang tertutup diluar dinding utama.
❖ GLA (Gross Leasable Area) merupakan total luas lantai yang disewakan oleh penyewa
di dalam bangunan. Untuk bangunan pertokoan GLA memasukkan ruang toko,
gudang fasilitas staff, dan ruang pelayanan. GLA tidak memperhitungkan ruangan
umum seperti pejalan kaki, akses, dan WC umum.
❖ RFA (Retail Floor Area) dimaksudkan khususnya untuk ruangan yang digunakan untuk
barang-barang yang diperlihatkan dan dijual didalam toko.
Metoda Memperkirakan Bangkitan Perjalanan
Terdapat 4 (empat) metode di dalam memperkirakan bangkitan perjalanan, yaitu:
❑ Menggunakan prinsip-prinsip utama (first principles)
kapan jam sibuk terjadi, berapa banyak pekerja yang datang dan pergi dengan
menggunakan kendaraan pribadi, berapa banyak pengunjung akan datang dan pergi
dengan menggunakan kendaraan pribadi serta berapa nilai okupansi kendaraan yang
datang ke lokasi pengembang.
❑ Menggunakan persamaan (formula)
formulasi bangkitan perjalanan dengan menggunakan parameter-parameter
tertentu seperti luas bangunan, jumlah pekerja dan sebagainya.
❑ Menggunakan model komplek (complex model)
berdasarkan suatu program komputer seperti land use transportation model. Model
ini akan menghasilkan sebaran perjalanan serta pembebanan lalu lintas.
❑ Melakukan perbandingan dengan pengembangan yang sudah ada dan mirip dengan
yang direncanakan (comparison method)
dengan melakukan survei pada objek yang sudah ada dan mirip dengan objek yang
akan dikembangkan
Tingkat Bangkitan Perjalanann(1/3)
Tingkat Bangkitan Perjalanan (2/3)
Tingkat Bangkitan Perjalanan (3/3)
Tahap Distribusi Perjalanan

❖ Tahap distribusi perjalanan harus dilakukan untuk mendapatkan informasi


mengenai:
❑ Zona asal/tujuan dari perjalanan yang dibangkitkan oleh kawasan
pengembangan;
❑ Distribusi asal/tujuan perjalanan dari lalu lintas jalan yang ada di wilayah
studi dari/ke zona-zona internal dan eksternal;
❑ Distribusi penggunaan moda transportasi dari perjalanan yang
dibangkitkan oleh zona pengembangan kawasan. Hal ini diperlukan jika
proporsi pengguna angkutan umum dan pejalan kaki diperkirakan cukup
besar.
❖ Distribusi perjalanan harus dilakukan di setiap tahun tinjauan sesuai dengan
hasil prakiraan bangkitan perjalanan sebelumnya. Distribusi perjalanan
dapat dilakukan dengan metode-metode yang umum digunakan dalam
kajian transportasi.
Tahap Pembebanan Lalulintas

❖ Pembebanan lalu lintas hanya dilakukan bagi perjalanan yang menggunakan


kendaraan, sehingga hasil distribusi perjalanan harus dikonversi terlebih
dahulu ke dalam satuan mobil penumpang (smp).
❖ Pembebanan lalu lintas harus dilakukan pada periode jam puncak di setiap
tahun tinjauan, sehingga diperoleh informasi mengenai dampak lalu lintas
jalan yang paling besar akibat dari pengembangan kawasan yang
direncanakan. Pembebanan lalu lintas dapat dilakukan dengan metode-
metode yang umum digunakan dalam kajian transportasi.
Pengukuran Dampak Lalulintas Jalan
Kriteria Kebutuhan Penanganan Dampak Lalin Jalan
Kriteria Klasifikasi Tingkat Pelayanan Pejalan Kaki
Ringkasan Tahapan Pelaksanaan Andal Lalin (1/2)
Ringkasan Tahapan Pelaksanaan Andal Lalin (2/2)
LOGO

Anda mungkin juga menyukai