Nama: Heru Herdiawati (Wati) Alamat: JL Legoso Raya No 72 Ciputat Tang-Sel NO HP & WA: 081296741028 Riwayat Pekerjaan
Nama: Heru Herdiawati (Wati) Alamat: JL Legoso Raya No 72 Ciputat Tang-Sel NO HP & WA: 081296741028 Riwayat Pekerjaan
RIWAYAT PENDIDIKAN:
• D3 KEBIDANAN CIPTO MANGUNKUSUMO
• D4 KEBIDANAN UNIVERSITAS NASIONAL
• S1 HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA
• S2 HUKUM UNIVERSITAS PANCASILA
• S3 HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
RIWAYAT ORGANISASI:
• KETUA IBI RANTING RSCM
• MPEB IBI DKI
• BENDAHARA PP IBI
SAAT INI
• BIDANG HUKUM PP IBI
• DOSEN TIDAK TETAP PADA D3, D4 S1 KESMAS DAN D3, D4, S1 KEBIDANAN
• TRAINER P2KS JAKARTA
HUKUM KESEHATAN
DALAM PERAN DAN FUNGSI BIDAN
SERTA PELANGGARAAN ETIKA & HUKUM
DI ERA INFORMASI TEKNOLOGI ELEKTRONIK
27 AGUSTUS 2019
PILIHAN HIDUP
DAN
PANGGILAN JIWA
TERPAKSA/ KEBETULAN/
ALTERNATIF TERAKHIR
Profesi Mulia
[officium nobile]
HEAD -> Knowledge
ROFESI
MULIA
BIDAN
DIDASARI HAND’S -> Skill
OLEH
III H :
Pelaksana
Pengelola
Pendidik
Peneliti
1. Undang –Undang Dasar 1945 pasal 28 b
2.Undang – Undang no 36 /2009 Tentang Kesehatan
3.Undang – Undang n o 36 /2014 Tentang TENAKES
4.Undang –Undang no 44/2009 Tentang Rumah Sakit
5.Undang –Undang no 29/2004 Tentang Praktik Kedokteran
6.Undang – Undang n o 38/2014 Tentang Keperawatan
7.PMK no 28/2017 Tentang Izin & Penyelenggaraan Praktik Bidan
Secara umum :
Himpunan petunjuk atas kaidah /norma
yang mengatur tata tertib di dalam suatu
masyarakat agar masyarakat bisa teratur
Tujuan :
Keselarasan,kebahagiaan dan tata tertibdi
dalam masyarakat
Hukum Kesehatan
KAEDAH DASAR
MORAL
NON RESPECTFOR
BENEFICENCE MALEFICENCE PERSON :
- Autonomy JUSTICE
( Menguntungkan (Tidak merugikan
Pasien) pasien) - Privacy ( Keadilan )
--Telling the truth
-- Confidentiality
KODE ETIK BIDAN
1.KLIEN/
MASYARAKAT 4. PROFESINYA
( 6 butir ) ( 3 butir )
3. SEJAWAT& 6. NEGARA/BANGSA
TENAKES LAIN DAN TANAHAIR
( 2 butir) ( 2 butir)
7.PENUTUP
12
Kewenangan Bidan dalam PMK 28/2017
Pra Hamil Persalinan Nifas
Hamil ANC Normal Normal
Kesehatan
Konseling Menyusui
Ibu
Keluarga Ke se hatan
Be re ncana
Bidan Anak
Kesehatan
Repro duksi
IMPLIKASI HUKUM
PIDANA
PERDATA
ADMINISTRASI
14
Unsur Pokok hukum Pidana
Norma
Larangan ( Verbods)
Suruhan ( Gebods)
-
Sanksi ->
atas pelanggaran Norma
MENUNTUT
Bidan
Pasal 346 -> memberitahu 4 thn pidana penjara -> Lawyer -> 4 bulan
CONTOH KASUS
ABORSI 2: 2 Intel polwanmenyamar
-> praktik bidan
Mengaku terlambat 4
minggu
Tarif Bidan :
1 polwan izin keluar -> Bidan itangkap ->
1 minggu -> 1 juta
2 minggu -> 1 juta Menghubungi atasandan Target Operasi ( TO )
3 minggu -> 3 juta Team di polseksetempat Polisi
4 minggu -> 4 juta
Praktik Aborsi ?
UU yang digunakan tergantung JPU dan hakim -> KUHP / UU Kesehatan ?
PASAL 346 KUHP :
Memberitahu / menyuruh orang lain untuk melakukan
aborsi/menggugurkan kandungannyan dipidana penjara 4 tahun
G1P0A0 Hamil
aterm
a.Teguran lisan
; b.Teguran
tertulis ;
c.Pencabutan SIP utk sementara paling lama 1 (satu)
tahun ; atau
d.Pencabutan SIPB selamanya.
KASUS ASI : Keluarga muda Faham UU no 36/2009
Pasal 128 -> ASI Ekslusif
Pasal 200
Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program
pemberian air susu ibu eksklusif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 128 ayat (2) dipidana penjara paling 1 (satu) tahun penjara
dan denda paling banyak Rp.100.000.000,00(seratus juta rupiah).
KASUS Laserasi
Grade 4 : Ibu Guru partus di BPM
Laserasi grade 4
PTSP bersurat ke
Ibu lahir tahun 1976 PP IBI -> Pembinaan
Bidan lahir tahun 1970
Adakah bidan 6 thn
nolong partus ?
Menerangkan bahwa dirinya Lahir ditolong oleh : dukun pada tanggal dan
tahun tersebut diatas sesuai keterangan yang bersangkutan
Bayi lahir -> ibu -> 3 bulan berlalu ayah bayi Ayah bayi lapor ->
menyerahkan pada datang untuk mengambil polisi dan bersurat
bidan -> diatas anaknya->bidan telah me pada Presiden ( Bapak
materai nyerahkan pada yang me Jokowi) -.> bayi dijual
ngadopsi-> imbalan 13 juta oleh bidan
Pasien menuntut
UUPA 35/2014
dan
UU kesehatan UU perlindungan anak dan perdaganganmanusia
PERSYARATAN ADOPSI :
Tetap Praktik
Pasien Meninggal
Pasien menggunakan
lawyer-> Mediasi &
negosiasi -> 120 juta-> Melanggar <- Diluar kewenangan
Analisa :
1.SIPB telah habis baru diperpanjang pada hari H ->
persiapkan min 3 bln
2.Gunakan penatalaksanaan PEB -> lakukan rujukan
3.PMK tidak mengatur tentang augmentasi syintosinon ( drip
syintosinon)
4.Tidak melakukan manual placenta dalam keadaan tidak
berdarah -> Rujuk
Darurat
Pasal 190 ayat (1) UU n o 36/2009 :
“Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga
kesehatan yang melakukan praktik atau pekerjaan pada
fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak
memberikan pertolongan pertama terhadap pasien yang
dalam keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 ayat (2) atau Pasal 85 ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling
banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Ayat (2) :
Mengakibatkan terjadinya kecacatan atau kematian,pimpinan
fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan
tersebut dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
CONTOH KASUS
UPLOAD DI ERA
2 TS Bidan-> aplikasi Tik Tok
DIGITAL :
UU PA Pasal
Pasal ......-........
Video Kasus bidan bermain tik tok
UU n o 35/2014 tentang Perlindungan Anak
Pasal 76 B : Setiap Orang dilarang menempatkan,membiar
kan, melibatkan, menyuruh melibatkan Anak
dalam situasi perlakuan salah & penelantaran
Teguran
(lisan dan/atau tulisan)
Pengawasan
1. Era Digitalisasi bidan harus ber hati hati dalam mengguna
kan perangkat cangih tersebut -> perhatikan regulasi sesuai
peran dan fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan
TUNTUTAN PERDATA:
Melalui proses pengadilan
Di luar pengadilan :
•Negosiasi
•Mediasi, dll
Semoga Bermanfaat
Sampai Jumpa
PMK nomor 28 tahun 2017
VIII BAB
50 Pasal
SISTEMATIK A PMK 28/2017
BAB I : Ketentuan umum BAB V : Pencatatan dan
Pasal 1( 11butir ) Pelaporan Pasal 45
Pasal 3
(1) :Setiap bidan harus memiliki STRB untuk dapat
melakukan praktik keprofesianya
(2) :STRB sebagaimana dimaksud pada ayat(1) berlaku
selama 5 (lima) tahun
Pasal 4
STRB yang telah habis masa berlakunya dapat di per
panjang selama memenuhi persyaratan sesuai per Undang
Undang
SIPB
Pasal 5 :
(1) Bidan yang menjalankan praktik keprofesianya wajib
memiliki SIPB
(2) SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
kepada bidan yang telah memiliki STRB
(3) SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku
untuk 1 (satu) fasilitas Pelayanan Kesehatan
(4) SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku
selama STRB masih berlaku,dan dapat di perpanjang
selama memenuhi persyaratan
Pasal 6 :
(1) Bidan hanya dapat memiliki paling banyak 2 (dua) SIPB
(2) Permohonan SIPB kedua,harus dilakukan dengan me-
nunjukan SIPB pertama
Pasal 7
(1) SIPB diterbitkan oleh Instansi pemberi izin yang di-
tunjuk pada pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
(2) SIPB harus ditembuskan kepada Dinkes Kabupaten/Kota
(3) Bila instansi pemberi izin dari Dinkes Kabupaten/Kota
-> SIPB tidak ditembuskan
Pasal 8 :
(1) Untuk memperoleh SIPB ,Bidan harus mengajukan per
mohonan kepada instansi pemberi izin dgn melampirkan :
a. fotocopy STRB yang masih berlaku & dilegalisasi asli
b. Surat keterangan Sehat dari dokter yang memiliki izin
c. Surat pernyataan memiliki tempat praktik
d. Surat keterangan dari pimpinan Fasyankes tempat Bidan
e. akan berpraktik
Fasfoto berwarna terbaru 4 x 6 sebanyak 3 lembar
f. Rekomendasi dari Kadinkes kabupaten/kota
g. Rekomendasi dari Organisasi Profesi -> Juk lak OP
Pasal 8 :
(2) Persyaratan surat keterangan dari pimpinan fasyankes tempat
Bidan akan berpraktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d dikecualikan untuk Praktik mandiri Bidan
(4) Untuk Praktik Mandiri Bidan dan Bidan Desa, rekomendasi di
keluarkan oleh Dinkes Kab/Kota setelah dilakukan visitasi
penilaianpemenuhan persyaratan tempat praktik Bidan
(5) Contoh permohonan SIPB -> Form III & IV tidak dari PMK ini
Pasal 9 :
(1) Dalam waktu 14 hari kerja sejak berkas permohonan diterima,
persyaratan surat keterangan dari pimpinan dan dinyatakan
lengkap.instansi pemberi izin harus mengeluarkan SIPB dengan
ketentuan peraturan per Undang Undangan
(2) Pernyataan pada ayat (1) dibuktikan dengan surat tanda
terima kelengkapan data
kelengkapan data
Pasal 10
SIPB dinyatakan tidak berlaku dalam hal :
a.Tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIPB
b. STRB telah habis dan tidak diperpanjang
c. Dicabut oleh pejabat yang berwenang / memberi izin
d. Bidan meninggal dunia
Pasal 11 :
(1- 5 ) Bidan WNA untuk menjalankan praktik harus memiliki sertifikat
kompetensi, STR dan SIPB sementara
Pasal 12
STR & SIPB sementara untuk Bidan WNA berlaku selama1(satu) tahun
dan dapat diperpanjang hanya untuk 1(satu) tahun berikutnya
Pasal 13
(1) Bidan WNI lulusan LN yang akan melakukan praktik harus memiliki
STRB dan SIPB
(2) STRB diperoleh setelah melakukan proses evaluasi sesuai peraturan
per Undang - Undangan
(3) SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui per
mohonan kpd instansi pembero izin sesuai persyaratan yang dimaksud
pada pasal 8 ayat (1)
Pasal 14 :
(1) Pimpinan Fasyankes dilarang memperkerjakan Bidan yang tidak
(2) memiliki SIPB
Pimpinan Fasyankes harus melaporkan Bidan yg bekerja di Fasyankes
tiap triwulan kepada Dinkes Kabupaten/ kota dengan tembusan
kepada Organisasi Profesi SIPB
Penyelenggaraan keprofesian
Pasal 15 :
(1) Bidan dapat menjalankan praktik kebidanan secara mandiri dan/atau
bekerkja di Fasyankes
(2) Praktik Kebidanan secara mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) (1) berupa praktik mandiri bidan
Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana pada ayat(1) dapat
berupa :
Pasal 15 :
a. Klinik b.Pukesmas c.Rumah sakit ; dan /atau d. Fasyankes lainya
Pasal 16 :
(1) Bidan yang berpraktik di Fasyankes berupa Puskesmas
sebagamaan dimaksud dalam pasal 15 ayat (3) huruf b
a. meliputi :
Bidan yang melakukan praktik kebidananya di puskesmas ;
dan
b.Bidan desa
(1) Bidan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b -> bidan
yang memiliki SIPB di Puskesmas dan bertempat tinggal serta men
dapat penugasan untuk melaksanakan praktik kebidanan dari
Pemerintah daerah pada satu desa/kelurahan dalam wilayah kerja
yang bersangkutan
(3) Praktik Bidan Desa pada ayat (1) merupakan tempat praktik Bidan
Desa sebagai jaringan Puskesmas
(4) Dalam rangka jaminan mutu pelayanan kesesehatan,Dinkes Kab/kota
harus melakukan penilaian pemenuhan pesyaratan untuk penyelengga
raan praktik Bidan Desa dengan menggunakan form 1 merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari PMK
(5) Hasil penilaian pada ayat (4) menjadi dasar rekomendasi sebelum
SIPB diterbitkan
Pasal 17 :
(1) Bidan desa dapat mengajukan permohonan SIPB kedua berupa
Praktik Mandiri Bidan,selama memenuhi pesyaratan dengan
ketentuan :
a. Lokasi Praktik Mandiri Bidan berada pada satu desa/ kelurahan
sesuai dengan tempat tinggal dan penugasan Pemerintah Daerah
b. Memiliki tempat Praktik Mandiri Bidan tersendiri (Tidak digabung)
c. Waktu praktik tidak bersamaan dengan waktu pelayanan Praktik
Bidan Desa
Bab III -> Kewenangan
Pasal 18 :
Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan .Bidan memiliki
kewenangan untuk memberikan :
a.Pelayanan Kesehatan ibu ;
b.Pelayanana kesehatan anak; dan
c.Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Keluarga
Berencana
Pasal 19 ayat :
(1)Pelayanan kesehatan Ibu sebagaimana dimaksud pada
pasal 18 huruf a, diberikan pada masa sebelum
hamil,masa persalinan, masa
nifas,masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan
Pasal 27 :
(1)Pelimpahan wewenang melakukan tindakan Yankes secara mandat
dari dokter sebagaimana dimaksud daalm pasla 23 huruf b diberikan
secara tertulis oleh dokter pada fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama tempat bidan bekerja
(2)Tindakan fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) hanya dapat diberikan dalam keadaan dimana terdapat
kebutuhan pelayanan yang melebihi ketersediaan dokter di Fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama tersebut
Pasal
a.Tindakan yang dilimpahkan termasuk
27 : dalam kompetensi yang
telah dimiliki oleh bidan yang menerima pelimpahan
b.Pelimpahan tugas tetap dibawah pengawasan dokter pemberi
pelimpah
c.Tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk mengambil keputusan
klinis sebagai
dasar pelaksanaan tindakan ; dan
d.Tindakan pelimpahan tidak bersifat terus menerus
(4) Tindakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) menjadi tanggung jawab dokter pemberi mandat ,sepanjang
pelaksanaan tindakan sesuai dengan pelimpahan yang diberikan
Kewajiban dan Hak
Pasal 28 :
Dalam melaksanakan praktik kebidannya ,bidan berkewajiban untuk :
a.Menghormasti hak pasien ;
b.Memberikan informasi ttg masalah kesehatan pasien & pelayanan yang
di butuhkan ;
c. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tdk dpt ditangani
dengan tepat waktu;
d.Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan ;
e.Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan per UU ;
f.Melakukan pencatatan Askeb dan pelayanan lainnya yang diberikan
secara sistimatis ; g.Mematuhi standar profesi,standar pelayanan,dan
SPO ;
h.Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelengaraan praktik
kebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian ;
i. Pemberian surat rujukan dan surat keterangan kelahiran ; dan
j. Meningkatkan mutu pelayanan profesinya,dengan mengikuti
perkembangan IPTEK melalui pendidikan dan pelatihan sesuai
dengan bidang tugasnya .
Pasal 29
Dalam melaksanakan praktik kebidanannya, bidan memiliki hak :
a.Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan
pelayanannya sesuai standar profesi,standar pelayanan ,dan
BAB IV
PRAKTIK MANDIRI BIDAN
Pasal 30
(1) Bidan yang menyelenggarakan praktik mandiri bidan harus
memenuhi persyaratan selain ketentuan persyaratan memperoleh
SIPB sbgmn dimaksud dlm psl 8 ayat (1)
(2) Pessyaratan sebgmn dimaksud pada ayat (1) meliputi persyaratan
lokasi, bangunan prasarana,peralatan,serta obat dan bahan habis
pakai
Pasal 31
Persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (2) berupa
praktik mandiri
Bidan harus berada pada lokasi yang mudah unutk akses rujukan dan
memperhatikan aspek kesehatan lingkungan.
Pasal 32
Persyaratan bangunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (2)
meliputi ruangan dalam bangunan praktik mandiri bidan yang terdiri
atas :
a.Ruang tunggu
b.Ruang
Pasal 33
(1)Selain Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 32,
bangunan PMB harus bersifat permanen dan tidak bergabung fisik
bangunan lainnya
(2)ketentuan tidak bergabung fisik bangunan lainnya sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1) tidak termasuk rumah tinggal perorangan, apartemen,
ruko, rukan, rusun, dan bangunan yang sejenis
(3)Dalam hal praktik mandiri berada di rumah tinggal
perorangan,akses pintu keluar masuk tempat praktik harus
terpisah dari tempat tinggal perorangan
(4)Bangunan PMB hrs memperhatikan keamanan,kenyamanan &
kemudahan dalam
pemberian pelayanan serta perlindungan keselamatan & kesehatan
bagi semua orang termasuk penyandang cacat,anak anak & lanjut
usia
Pasal 34
(1) Persyaratan prasarana PMB sebagaimana dimaksud dalam pasal 30
ayat (2), paling sedikit memiliki :
Pasal
35
Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat
(2),berupa peralatan PMB harus dalam keadaan terpelihara dan
berfungsi dengan baik untuk menyelenggara kan pelayanan.
Pasal 36
1) Persyaratan obat dan bahan habis pakai PMB sebgmn dimaksud dlm
pasal 30 ayat (2), meliputi pengelolaan obat & bahan habis pakai yang
diperlukan untuk pelayanan antenatal,persalinan normal
,penatalaksanaan BBL Nifas,KB& penanganan awal kasus
kegawatdaruratan kebidanan dan BBL
(2)Obat dan bahan habis pakai sbgmn dimaksud pada ayat (1) hanya
diperoleh dari apotik melalui surat pesanan kebutuhan obat dan bahan
habis pakai
(3)Bidan yang melakukan PMB harus melakukan pendokumentasian
surat pesanan kebu tuhan obat dan bahan habis pakai sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) serta melakukan pengelolaan obat yang baik
sesuai dengan ketentuan peraturan per UU an
(4)Contoh surat pesanan obat dan bahan habis pakai sebagaimana dimaksud
pada ayat
Pasal 37
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan bangunan ,prasarana
,peralatan ,dan obat obatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 30
sampai dengan pasal 36 tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari PMK ini.
Pasal 38
(1)PMB harus melaksanakan pengelolaan limbah medis
(2)Pengelolaan limbah medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan melalui kerjasama dengan instisusi yang memiliki
instalansi pengelolaan limbah .
Pasal 39
(1)PMB harus memasang papan nama pada bagian atau ruang yang
mudah terbaca dengan jelas oleh masyarakat umum dengan ukuran
60 x 90 cm dasar papan nama berwarna putih dan tulisan berwarna
hitam.
(2)Papan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat
nama
Pasal
(1) Dinkes Kabupaten/Kota harus melakukan
40 penilaian terhadap
pemenuhan persyaratan praktik mandiri bidan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 30 sampai dengan pasal 36 dengan menggunakan
instrumen penilaian sebagaimana tercantum dalam formulir 1 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan menteri ini.
(2)Hasil penilaian kelayakan sebagaimana dimaksud pada huruf (1)
menjadi dasar dalam pembuatan rekomendasi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 ayat (1) huruf f
Pasal 41
(1)PMB tidak memerlukan izin penyelenggaraan sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan
(2)Izin penyelenggaraan PMB sbgmn dimaksud pada ayat (1) melekat pada
SIPB ybs
Pasal 42
(1) Bidan dalam menyelenggarakan PMB ,bidan dapat dibantu oleh
TENAKES lain atau tenaga non kesehatan
(2)TENAKES lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memiliki SIP sesuai dengan ketentuan peraturan per Undang –
Undangan
Pasal 43
Pasal 44
Dalam rangka melaksanakan praktik kebidanan,PMB dapat melakukan
pemeriksaan laboratorium sederhana antenatal sesuai ketentuan
peraturan per Undang - Undangan
BAB V
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pasal 45
(1)Bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dgn
pelayanan yang diberikan.
(2)Pelaporan sbgmn dimaksud pd ayat (1) ditujukan ke puskesmas
wilayah tempat praktik
(3)Pencatatan sbgmn dimaksud pd ayat(1) dilaksanakan dan disimpan
sesuai dengan
ketentuan pearturan per Undang -Undangan
(4)Ketentuan pelaporan sbgmn dimaksud pada auayt (2) dikecualikan
bagi bidan yang
BAB VI
PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
pasal 46
(1)Menteri ,Ka Dinkes Provisnsi ,dan / atau Ka Dinkes Kabupaten / Kota
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
praktik Bidan sesuai kewenangan masing - masing
(2) Dalam melakukan pembinaan sbgmn dimaksud pada ayat (1)
Menteri,Dinkes Provins Dinkes Kabupaten/kota dapat mengikut
sertakan Organisasi Profesi .
(3)Pembinaan dan pengawasan sbgmn yang dimaksud pada ayat (1) di
arahkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan,keselamatan pasien,dan melindungi
masyarakaat ter
hadap segala kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya bagi
kesehatan .
(4)Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebgmn dimaksud pada
ayat (1) ,Menteri, Dinkes Provinsi,Dinkes kab/kota dapat
memberikan tindakan administrartif kepada bidan yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan praktik