Anda di halaman 1dari 13

2.

1 Kebutuhan Kebersihan Diri (Ibu dan Bayi)

Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan
mereka. Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanaan,
dan kesehatan. Praktek hygiene sama dengan meningkatkan kesehatan (Perry dan Potter, 2009).

Personal hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan diri (Direja, 2011).

Menurut Wiknjosastro (2009), penanganan pada masa nifas antara lain kebersihan diri.
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva
terlebih dahulu, dari depan kebelakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Beri
nasehat kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2 kali sehari. Kain dapat
digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka.

1. Personal Higiene
Kebutuhan personal higiene mencakup perawatan perinium dan perawatan payudara.
a. Perawatan perinium
Setelah buang air besar ataupun buang air kecil, perinium dibersihkan secara rutin.
Caranya adalah dibersihkan dengan sabun yang lembut minimal sekali sehari. Membersihkan
dimulai dari arah depan ke belakang sehingga tidak terjadi infeksi. Ibu postpartum harus
mendapatkan edukasi tentang hal ini. Ibu diberitahu cara mengganti pembalut yaitu bagian
dalam jangan sampai terkontaminasi oleh tangan. Pembalut yang sudah kotor diganti paling
sedikit 4 kali sehari. Ibu diberitahu tentang jumlah, warna, dan bau lochea sehingga apabila
ada kelainan dapat diketahui secara dini. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun
dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Apabila ibu mempunyai luka
episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
b. Perawatan payudara
Menjaga payudara tetap bersih dan kering dengan menggunakan BH yang menyokong
payudara. Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
puting susu setiap selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang
tidak lecet agar ketika bayi dengan daya hisap paling kuat dimulai dari puting susu yang tidak
lecet. Apabila puting lecet sudah pada tahap berat dapat diistirahatkan selama 24 jam, ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok. Untuk menghilangkan nyeri ibu
dapat diberikan paracetamol 1 tablet 500 mg setiap 4-6 jam sehari.

A. Tujuan dan Manfaat Personal Hygiene

Tujuan personal hygiene adalah menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat, sel-
sel kulit yang mati dan bakteri, menghilangkan bau badan yang berlebihan. Memelihara
integritas permukaan kulit, memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kulit
pasien. Prinsip dalam melakukan perawatan personal hygiene adalah gunakan komunikasi
terapeutik dalam perawatan personal hygiene selama dalam perawatan hygiene, perawat dapat
melakukan tindakan keperawatan yang lain, misalnya latihan.

Menurut Wartonah (2008), personal hygiene bertujuan untuk:

1) Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

2) Memelihara kebersihan diri seseorang

3) Memperbaiki personal hygiene yang kurang

4) Meningkatkan percaya diri seseorang

5) Mencegah penyakit

6) Menciptakan keindahan.

Menjaga kebersihan bukan hanya untuk terlihat bagus dan menarik tetapi juga untuk
menjaga kesehatan kita serta mencegah timbulnya penyakit seperti diare dan kudis (gatal-
gatal/penyakit kulit) misalnya: 2) Mencuci Tangan Mencuci tangan penting untuk menjaga
kebersihan tangan, cuci tangan dengan banyak air bersih dan sabun akan menghilangkan kuman,
juga kebersihan kuku dan potong pendek. 3) Makanan Memasak makanan sampai matang untuk
membunuh kuman-kuman. Cuci tangan sebelum memasak dan sebelum makan. 4) Pakaian
Mencuci pakaian secara teratur dengan sabun dan keringkan di sinar matahari. 5) Tempat tinggal
Penting untuk menaruh sampah di tong sampah yang tertutup, jauh dari rumah, pakai jamban
untuk buang air besar dan kecil.

b. Jenis-Jenis Personal Hygiene

Jenis-jenis personal hygiene menurut Perry dan Potter (2009) antara lain:

1) Kebersihan kulit Kebersihan kulit merupakan cerminan kesehatan yang paling pertama
memberi kesan, oleh karena itu perlu memelihara kulit sebaik-sebaiknya. Pemeliharaan
kesehatan kulit tidak dapat terlepas dari kebersihan lingkungan, makanan yang dimakan serta
kebiasaan hidup sehari-hari. Untuk selalu memelihara kebersihan kulit kebiasaan- kebiasaan
yang sehat harus selalu memperhatikan seperti:

a) Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri

b) Mandi minimal 2x sehari

c) Mandi memakai sabun

d) Menjaga kebersihan pakaian

e) Makan yang bergizi terutama sayur dan buah

f) Menjaga kebersihan lingkungan.

2) Kebersihan rambut

Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat membuat terpelihara dengan subur
dan indah sehingga akan menimbulkan kesan cantik dan tidak berbau apek. Dengan selalu
memelihara kebersihan kebersihan rambut dan kulit kepala, maka perlu diperhatikan sebagai
berikut:

a) Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurangkurangnya

2x seminggu.
b) Mencuci rambut memakai shampoo atau bahan pencuci rambut lainnya.

c) Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri.

3) Kebersihan gigi

Menggosok gigi dengan teratur dan baik akan menguatkan dan membersihkan gigi
sehingga terlihat cemerlang. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan gigi
adalah:

a) Menggosok gigi secara benar dan teratur dianjurkan setiap sehabis makan

b) Memakai sikat gigi sendiri

c) Menghindari makan-makanan yang merusak gigi

d) Membiasakan makan buah-buahan yang menyehatkan gigi

e) Memeriksa gigi secara teratur

4) Kebersihan mata Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kebersihan mata adalah:

a) Membaca di tempat yang terang

b) Memakan makanan yang bergizi

c) Istirahat yang cukup dan teratur

d) Memakai peralatan sendiri dan bersih (seperti handuk dan sapu tangan)

e) Memelihara kebersihan lingkungan.

5) Kebersihan telinga

Hal yang perlu diperhatikan dalam kebersihan telinga adalah:

a) Membersihkan telinga secara teratur

b) Jangan mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam.

6) Kebersihan tangan, kaki dan kuku


Seperti halnya kulit, tangan, kaki dan kuku harus dipelihara dan ini tidak terlepas dari
kebersihan lingkungan sekitar dan kebiasaan hidup sehari-hari. Selain indah dipandang mata,
tangan, kaki, dan kuku yang bersih juga menghindarkan kita dari berbagai penyakit. Kuku dan
tangan yang kotor dapat menyebabkan bahaya kontaminasi dan menimbulkan penyakit- penyakit
tertentu.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Menurut Perry & Potter (2009), sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi
oleh sejumlah faktor antara lain:

1) Citra tubuh

Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada orang tersebut. Citra
tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat
sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang klien
rapi sekali maka perawat mempertimbangkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan
dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana memberikan
peralatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit
fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene.

2) Praktik sosial

Kelompok-kelompok sosial wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi


praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene
dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang di umah, dan ketersediaan air panas
dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan
kebersihan.

3) Status sosial ekonomi

Sumber daya ekonomi seeorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang
digunakan. Perawat harus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang
penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kosmetik. Perawat juga harus menentukan jika
penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan sosial yang dipraktikkan oleh
kelompok sosial klien.

4) Pengetahuan

Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi


praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus
termotivasi untuk memelihara perawatan diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau
kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang
diharapkan dan menguntungkan dalam mengurangi resiko kesehatan dapat memotivasi seseorang
untuk memenuhi perawatan yang perlu.

5) Variabel kebudayaan

Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene.


Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda
pula. Di Asia, kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara Eropa,
bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.

6) Pilihan pribadi

Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,
bercukur, dan melakukan perawatan rambut klien memilih produk yang berbeda (Sabun, sampo,
deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.

7) Kondisi fisik

Orang yang menderita penyakit tertentu (kanker tahapan lanjut) atau menjalani operasi
sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.

2.2 Kebutuhan Istirahat dan Tidur Ibu Masa Nifas

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua
orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal.
Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum,
istirahat berarti suatu keadaan tenang, releks, santai, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari
perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali.
Terkadang, berjalan-jalan di taman jugabisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat. Sedangkan
tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan
menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang
bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus
eksternal. Tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,
mengurangi stress dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat
hendak melakukan aktivitas seharihari. Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya
dgn kebutuhan makan, aktivitas maupun kebutuhan dasar lainnya.

Seorang ibu nifas biasanya mengalami sulit tidur, karena adanya perasaan ambivalensi
tentang kemampuan merawat bayinya. Ibu akan mengalami gangguan pola tidur karena beban
kerja bertambah, ibu harus bangun malam untuk meneteki bayinya, mengganti popok dsb. Anjurkan
ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Ibu dapat mulai melakukan
kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, dan ibu pergunakan waktu istirahat dengan tidur di
siang hari. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal antara lain mengurangi
jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi uteri dan memperbanyak perdarahan,
menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya

A. Kebutuhan Dasar Masa Nifas ( Istirahat)


Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru melahirkan merupakan masalah yang
sangat penting sekalipun tidak mudah dicapai. Keharusan ibu untuk beristirahat sesudah
melahirkan memang harus, kehamilan dengan beban kandungan yang berat dan banyak keadaan
yang mengganggu lainnya, pekerjaan bersalin, bukan persiapan yang baik dalam menghadapi
kesibukan yang akan terjadi. Padahal hari-hari postnatal akan dipenuhi oleh banyak hal, begitu
banyak yang harus dipelajari, ASI yang diproduksi dalam payudara, kegembiraan menerima
kartu ucapan selamat, karangan bunga, hadiah-hadiah serta menyambut tamu dan juga
kekhawatiran serta keprihatinan yang tidak ada kaitannya dengan situasi ini. Jadi, dengan tubuh
yang letih dan mungkin pula pikiran yang sangat aktif, ibu sering perlu diingatkan dan dibantu
agar mendapatkan istirahat yang cukup.

Ibu yang telah melahirkan perlu mendapatkan perawatan sebaik-baiknya pada periode
post partum (masa nifas), karena telah mengalami kejadian yang penuh ketegangan dan
menguras tenaga yang mengakibatkan kelelahan (Kumalasari, 2015). Periode post partum
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil, yaitu sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42
hari ) setelah itu (Marmi, 2014).

Pada ibu selama masa nifas perlu beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa perlahan lahan,
serta tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu
dalam beberapa hal mengurangi jumlah ASI yang diproduksi; memperlambat proses involusi
uterus dan memperbanyak pendarahan; menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri.
Istirahat Malam
Selama satu atau dua malam yang pertama, ibu yang baru melahirkan mungkin
memerlukan obat tidur yang ringan. Biasanya dokter akan memberikannya jika benar-benar
diperlukan. Kerapkali tubuhnya sendiri yang mengambil alih fungsi obat tidur ini dan ibu benar-
banar tidur lelap sehingga pemeriksaan tanda-tanda vital serta fundus uteri hanya sedikit
mengganggunya. Sebagian ibu menemukan bahwa lingkungan yang asing baginya telah
mengalihkan perhatiannya dan sebagian lainnya merasa terganggu oleh luka bekas episiotomi
sehingga menghalangi tidurnya ketika pengaruh pembiusan sudah hilang. Rasa nyeri atau
terganggu selalu memerlukan pemeriksaan dan analgesik dapat diberikan sebelum pasien
menggunakan obat tidur.
Setelah hari kedua postnatal, pemberian obat tidur pada malam hari biasanya sudah tidak
dibutuhkan lagi dan tidak dianjurkan jika ibu ingin menyusui bayinya pada malam hari. Ibu
harus dibantu agar dapat beristirahat lebih dan tidak diganggu tanpa alasan. Hal-hal kecil seperti
suara pintu yang berderik atau bunyi tetesan air dari keran yang mana suara-suara tersebut
mengganggu tidur ibu.
Ibu yang baru melahiranyang tidak dapat tidur harus diobservasi dengan ketat dan semua
keadaan yang di temukan harus dilaporkan pada dokter. Insommia merupakan salah satu tanda
peringatan untuk psikosis nifas.
Istirahat Siang
Pada hampir setiap rumah sakit bersalin, periode istirahat yang jelas perlu disediakan
secara teratur di perlukan selama satu jam sebelum makan siang tirai ditarik, radio dimatikan,
staf keperawatan harus bekerja tanpa suara, tamu yang ingin berkunjung dilarang dan panggilan
telpon tidak diteruskan kepada pasien kecuali benar-benar mendesak. Ibu harus dibantu untuk
mengatur sendiri bagaimana memanfaatkan waktu istirahat ini: berbaring telungkup (mungkin
dengan bantal di bawah panggulnya ) untuk membantu drainase uterus jika posisi nyaman
baginya. Periode istirahat ini umumnya memberikan manfaat fisik maupun psikologis yang
sangat besar. Beberapa rumah sakit mengulangi waktu istirahat yang jelas pada sore harinya.
B. Kebutuhan Dasar Masa Nifas ( Tidur )
Menurut penelitian Khayamim, Bahadoran, & Mehrabi (2016) menyatakan kelelahan dan
perubahan dalam pola tidur merupakan salah satu hal yang mengesankan dalam tahun pertama
setelah wanita melahirkan, yang dapat menimbulkan efek negatif pada pekerjaan, kehidupan
keluarga, dan hubungan sosial. Berbagai macam penyebab kesulitan tidur setelah melahirkan
diantaranya nyeri perineum, rasa tidak nyaman di kandung kemih, serta gangguan bayi sehingga
hal tersebut dapat mempengaruhi daya ingat dan 2 kemampuan psikomotor. Namun, pola tidur
akan kembali normal dalam 2-3 minggu setelah persalinan (Marmi, 2014).

Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan makan,
aktivitas, maupun kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu membutuhkan istirahat dan tidur
untuk memulihkan kembali kesehatannya begitu juga wanita setelah melahirkan.Dengan istirahat
dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimaldan dapat melakukan kegiatan
sehari-hari.Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara
umum, istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan
menjadi lebih segar. Sedangkan tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh
ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-
masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah berbeda (Tarwoto & Wartonah, 2015)

Hampir sepertiga dari waktu dimiliki digunakan untuk tidur.Sampe saat ini tujuan tidur
tidak diketahui, tetapi diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional,
dan kesehatan. Selama tidur, seseorang akan mengulang (review) kembali kejadian-kejadian
sehari-hari, memproses, danmenggunakan untuk masa depan (Hidayat & Uliyah, 2015).

Definisi dari tidur yang sehat yang dapat diterima oleh umum adalah kuantitas dan
kualitas dari tidur yang diperlukan untuk menjaga kesigapan selama bangun (selama tidak tidur).
Pola tidur diatur oleh saraf pusat di otak yang bernama Super Chiasmatic Nucleus. Pola tidur
pada umumnya dapat dibago dua, yaitu tidur dengan gerakan mata tidak cepat atau yang diknal
dengan Non Rapid eye Movement dapat disingkat dengan NON REM.
Dan satu kondisi yang lain adalah Rapid eye movemen atau REM. Pada orang dewasa tidur
NON REM berganti dengan tidur REM terjadi setiap hampir rata-rata satu setengah jam.
Tidur NON REM biasanya terjadi pertama menjelang tidur dan dapat memakan waktu 75 – 80 %
dari waktu tidur. Tidur NON REM dibagi dalam dibagi dalam 4 tahap dan ini sejalan dengan
kedalam tidur.

Tidur REM yang memakan waktu kira-kira 20 -25 % dari tidur orang dewasa , Tidur
REM ini olah para ahli diduga bertanggung jawab terdapat rasa lumpuhnya otot otot . (Bobak,
1998)

Masa nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, terutama segera setelah melahirkan. 3
hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu akibat penumpukan kelelahan karena
persalinan dan kesulitan beristirahat karena perineum. Nyeri perineum pasca partus berkolerasi
erat dengan durasi kala II persalinan. Rasa tidak nyaman di kandung kemih, dan perineum, serta
gangguan bayi, semuanya dapat menyebabkan kesulitan tidur, yang dapat mempengaruhi daya
ingat dan kemampuan psikomotor. Secara eoritis pola tidur kembali mendekati normal dalam 2 /
3 minggu setelah persalinan, tetapi ibu yang menyusui mengalami gangguan pola tidur yang
lebih besar.

Yang sangat di idamkan ibu baru adalah tidur dia tidur lebih banyak istirahat di minggu 2
dan bulan 2 pertama setelah melahirkan , bias mencegah depresi dan memulihkan tenaganya yang
terkuras habis. Banyak orang yang mengalami sulit tidur. Orang dewasa butuh rata – rata 7 – 8
jam untuk tidur dan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk tidur saat orang semakin tua.
Orang yang sudah tua biasanya membutuhkan 5 – 6 jam, sesekali begadang tidak mengganggu
kecuali menyebabkan kelelahan esok harinya. Gangguan tidur yang menetap sering diakibatkan
stres, kegelisahan, atau depresi yang membuat Anda torus capai, kesal, dan tak dapat
berkonsentrasi. Simpton atau gejala fisik seperti nyeri, masalah pernafasan dan hot flush
( serangan rasa panas ) Juga beberapa obat dapat mengganggu tidur.

C. Dampak Kurang Istirahat dan Tidur


Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
1) Mengurangi jumlah AS1 yang di produksi
2) Memperlambat proses involusio uterus dan meningkatkan perdarahan
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

D. Cara Istirahat dan Tidur pada Malam Hari

Ada beberapa hal yang dapat dicoba lakukan untuk lebih mudah tertidur di malam hari:

1) Pergi ke tempat tidur dan bangun di saat sama setiap hari.


2) Jangan makan makanan berat kurang dari tiga jam sebelum pergi tidur. Hindari kopi, teh,
minuman kola, alkohol dan merokok. Jika lapar, makan biskuit atau pisang. Minum
segelas susu hangat setengah jam sebelum tidur.
3) Mengelola tidur, yaitu sebagai berikut :
a) Berhenti bekerja setidaknya sejam sebelum waktu tidur dan baca buku atau dengarkan
musik menenangkan. Buat ruangan tenang, redup dan sejuk
b) Jika tak bisa tertidur dalam 30 menit, bangun dan pergi ke ruangan lain dan baca.
Jangan menonton TV

E. Kegunaan atau Fungsi dari Istirahat dan Tidur Yang Cukup:


1) Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.
2) Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.
3) Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.
4) Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
5) Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.
F. Pola Istirahat
1) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
2) Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa.
G. Fase / Tahapan Tidur Seseorang :
1) Awal
2) Non rapid eyes movement (non-rem)
3) Rapid Eyes Movement (rem)
4) Dream Sleep
Posisi tidur ibu waktu beristirahat sesudah melahirkan penderita harus tidur
terlentang, hanya dengan satu bantal yang tipis. Tetapi ada juga pendapat lain
mengatakan bahwa ibu bebas memilih posisi tetapi untuk memudahkan pengawasan
sebenarnya tidur telentang lebih baik karena dengan tidur terlentang mudah mengawasi
keadaan kontraksi uterus dan mengawasi pendarahan.Biasanya setelah melahirkan
penderita akan merasa lelah dan dapat tidur sehingga merasa nyaman berada ditempat
tidur. Usaha agar penderita dapat tidur ialah dengan menyakinkan penderita bahwa
keadaannya normal. Istirahat dan tidur sangat perlu bagi penderita, selain untuk
mengembalikan kesehatan, juga untuk pembentukan air susu ibu.Ibu nifas memerlukan
istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam
hari dan 1 jam pada siang hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia
Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan nifas normal

Hidayat, A. A., & Ulliyah, M. (2014). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Volume 2. Jakarta:
Salemba Medika

Jones, Llewellyn. 2002. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrat


Marmi. (2014). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas "Peuperium Care". Yogyakarta: Pustaka
PelajarPinem, saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media

Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan III (Nifas).Jakarta: Trans Info Media
Saleha, Sitti.2009. Asuhan kebidanan pada Masa Nifas.Makasar : Salemba Medika

Suhermi. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya


Tarwanto, & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.

Wahyuningsih,Heni Puji. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Ri Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatanbadan Pengembangan Dan
Pemberdayaan Sumber Daya Man Usia Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai