NIM : P07131118141
Topik A
A. Langkah-langkah yang perlu kita lakukan dalam nenentukan diet pada penderita
dislipidemia adalah sebagai berikut
1. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan membuat NCP nya
terlebih dahulu,
2. setelah ini kita lakukan skrining agar kita mengentahui pasien berisiko
malnutrisi atau tidak,
3. hitung IMT pasien,
4. Lakukan penggajian (Cilent Histoy, Biokimia, Antropometri, Data Klinis dan
Food History)
5. Lakukan Diagonis Gizi (Domain intake, klinis, behavior)
6. Lakukan intervensi diet (Pada kasus dyslipidemia dengan mengurangi
konsumsi lemak (konsumsilah lemak tak jenuh), kurangi konsumsi makanan
yang tinggi kolesterol (kuning telur,jeroan), serta konsumsi karbohidrat yang
kompleks (beras merah, roti serat tinggi, dll) . Perhitungan kalori bisa
digunakan berat badan ideal (apabila pasien mengalami kegemukan)
7. Lakukan Monitoring dan evaluasi.
1. TB = 160 cm
2. BB = 58 kg
3. Trigliserida = 140 (normal) (N<150)
4. HDL = 35 (rendah) (N = 40 – 60 mg/dL)
5. LDL = 150 (tinggi) (N < 100 mg/dL)
6. BBI = (TB – 100) – 10%(TB-100)
= 60 – 6
= 54 kg
= 54 kg x 30 kkal
Jadi yang rumus brocca tu ada koreksi aktifitas fisiknya, soalnya baru
kebutuhan basal nya saja yang 1.620 kkal, aktifitas yang dipakai aktifitas ringan karna
pasien masuk rumah sakit.
Topik B
Menurut pendapat saya, diet yang saya rasa cocok untuk kasus ini yaitu diet
rendah lemak, karena dilihat dari keterangan yang ada.
Untuk data yang perlu diketahui dalam pelaksanaan diet menurut saya yaitu BB,
TB, umur, suhu, tekanan darah, hasil biokimia kolesterol LDL, kolesterol total, aktivitas,
tingkat stress, pantangan / alergi, pola makan , kebiasaan makan dan hasil recall. Untuk
melengkapi kasus tersebut juga mungkin kita memerlukan tambahan data hasil diagnosis
penyakit dari data pasien agar kita dapat menentukan diet yang akan di gunakan oleh
pasien.
Diet rendah lemak memang cocok diberikan kepada pasien yang terdiagnosa
dislipidemia karena pasien yang mengidap dislipidemia mengalami gangguan
metabolisme lipid. pemberian makanan pun perlu sangat diperhatikan untuk
mengendalikan kadar kolesterol LDL seperti pemberian makanan yang mengandung
lemak tak jenuh ganda dan sebagainya. Dan didukung dengan gaya hidup yang sehat
seperti olahraga santai, menghindari meroko dll. Karena memang untuk penyakit
dislipidemia ini adalah suatu gangguan pada lemak dlm darah dan di dalam kasus
tersebut juga sudah diberitahukan bahwa tg ny 150 jd memang alangkah baiknya diet yg
diberikan berupa diet rendah lemak.
Berkaitan dengan LDL pasien yang tinggi dan pasien mengeluh pusing sebagai
tanda pasien mengalami hipertensi, mungkin tidak disebutkan berapa TD dari pasien, tapi
ini juga perlu diperhitungkan. Untuk diet rendah garam bisa saja digunakan apabila kita
telah mengetahui data pasien mengenai tekanan darahnya, apabila tinggi (hipertensi) bisa
kita gunakan diet rendah garam. Tetapi jika tekanan darahnya normal mungkin tidak
perlu kita berikan diet tersebut.
Untuk mengenai sakit kepala itu bisa saja disebabkan oleh faktor lainnya selain
faktor tekanan darah (hipertensi). Penggunaan jenis diet rendah lemak itu
memperhatikan jumlah lemak agar tidak mengalami kelebihan asupan yang dianjurkan,
jenis lemak yang dikonsumsi juga diperhatikan agar tidak memberatkan proses
metabolismenya, sehingga tidk menimbulkan komplikasi penyakit lain karena proses
metabolisme yang tidak sempurna.