Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

ET2100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1

MODUL : 2

RANGKAIAN INDUKTOR DAN KAPASITOR SERI

NAMA : HADIYAN RAFI ARMANDSYAH

NIM : 18117033

KELOMPOK : 08

HARI, TANGGAL : RABU, 17 OKTOBER 2018

WAKTU : 09.00-11.00

ASISTEN : M. REZA AVERLY

LAB TELEKOMUNIKASI RADIO & GELOMBANG MIKRO

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI – STEI – ITB

2018

0
Modul 2
RANGKAIAN INDUKTOR DAN KAPASITOR
SERI
Hadiyan Rafi Armandsyah (18117033) / Kelompok 08 / Rabu, 17 Oktober 2018
Email : hadiyan.rafi@gmail.com
Asisten : M. Reza Averly
Abstrak—Pada praktikum di modul kali ini, penulis seri, maka rangkaian tersebut adalah rangkaian seri. Dalam
menggunakan induktor dan kapasitor pada board edibon M-2 AC definisi lain, rangkaian seri adalah suatu rangkaian dimana
circuits lalu mengukur tegangan total pada rangkaian secara input suatu komponen berasal dari output komponen yang
eksperimen. Pada percobaan pertama, penulis merangkai sebuah
lainnya.[3] Rangkaian seri dengan N impedansi dapat
induktor lalu menghitung tegangan pada induktor tersebut. Lalu
digambarkan sebagai berikut.
penulis memvariasikan besar induktansi dengan membuat
beberapa kombinasi rangkaian induktor seri dan penulis
menghitung tegangan totalnya.
Pada percobaan kedua, penulis merangkai sebuah
kapasitor lalu menghitung tegangan pada kapasitor tersebut.
Lalu penulis memvariasikan besar kapasitansi dengan membuat
beberapa kombinasi rangkaian kapasitor seri dan penulis Gambar 2.1 Rangkaian seri dengan N impedansi[1]
menghitung tegangan totalnya. Pada rangkaian seri, arus (A) yang mengalir pada
Kata kunci— Rangkaian seri, Induktor, Kapasitor
masing-masing beban nilainya sama karena tidak terjadi
percabangan arus.
I. PENDAHULUAN
𝑰 = 𝐼1 = 𝐼2 = ⋯ = 𝐼𝑁 … (1)
erkembangan di bidang elektronika berkembang sangat
P cepat. Banyak sekali inovasi-inovasi peralatan elektronik
Selain itu, tegangan dari sumber akan dibagi ke
masing-masing beban. Besar tegangan sumber akan sama
yang telah diciptakan belakangan ini. Di dalam rangkaian
dengan jumlah tegangan (Volt) semua beban.
semua peralatan elektronik pasti terdapat induktor dan
𝑽 = 𝑉1 + 𝑉2 + ⋯ + 𝑉𝑁 … (2)
kapasitor karena fungsinya yang sangat bermanfaat dan juga
tidak bisa digantikan dengan komponen elektronika lain. Pada Dengan konsep hukum Ohm, dapat diturunkan rumus

praktikum di modul 2 kali ini mempunyai tujuan sebagai impedansi ekivalen yang merupakan penjumlahan dari semua

berikut: impedansi (Ω).


𝑽
1. Memahami cara kerja rangkaian kapasitor seri dan 𝒁𝒆𝒒 = = 𝑍1 + 𝑍2 + ⋯ + 𝑍𝑁 … (3)
𝑰
induktor seri.
2.2 Induktor
2. Memahami pengaruh penambahan komponen induktor
Induktor adalah elemen rangkaian pasif yang dapat
dalam rangkaian seri.
menyimpan energi dalam bentuk medan magnet. Induktor
3. Memahami pengaruh penambahan komponen kapasitor
terdiri dari gulungan kawat konduktor.[1]
dalam rangkaian seri.

II. TEORI DASAR


2.1 Rangkaian Seri
Dua buah elemen berada dalam susunan seri jika
mereka hanya memiliki sebuah node utama yang tidak Gambar 2.2 Induktor[1]

terhubung menuju elemen pembawa arus pada suatu


jaringan.[2] Jika semua elemen dalam sebuah rangkaian disusun
1
Induktor secara sederhana dapat digambarkan Pada rangkaian arus AC dengan frekuensi f (Hz),
sebagai berikut. induktor dapat menghasilkan reaktansi induktansi (Ω) dengan
rumus.
𝑋𝐿 = 2𝜋𝑓𝐿 … (8)
2.3 Kapasitor
Kapasitor adalah elemen rangkaian pasif yang dapat
menyimpan energi dalam bentuk medan listrik. Kapasitor
terdiri dari dua buah plat yang dipisahkan oleh sebuah bahan
dielektrik seperti udara, elektrolit, polyester, keramik, dan
Gambar 2.3 Induktor secara sederhana[1] sebagainya.[1]
Kemampuan suatu induktor untuk menyimpan suatu
energi dalam bentuk medan magnet adalah induktansi (L)
dengan satuan Henry (H). Besar induktansi suatu induktor
bergantung pada dimensi fisik dan konstruksinya. Rumus
untuk menghitung induktansi berasal dari teori Gambar 2.5 Kapasitor[1]
elektromagnetik dirumuskan.[1] Kapasitor secara sederhana dapat digambarkan
𝑁𝜇𝐴 sebagai berikut.
𝐿= … (4)
𝑙
Dari rumus diatas, 𝜇 merupakan permeabilitias ruang
hampa yang bernilai 4𝜋 ∙ 10−7 . A merupakan cross-sectional
area, l merupakan panjang kumparan, dan N merupakan
banyaknya lilitan pada kumparan. Jika arus listrik masuk
melalui induktor, ditemukan bahwa tegangan pada induktor
berbanding lurus dengan laju waktu perubahan arus.[1]
𝑑𝑖
𝑣=𝐿 … (5)
𝑑𝑡
Dengan kalkulus, persamaan 5 diatas dapat
diturunkan dan menghasilkan persamaan arus yang melalui Gambar 2.6 Kapasitor secara sederhana[1]

induktor. Kemampuan suatu kapasitor untuk menyimpan suatu

1 𝑡 energi dalam bentuk medan listrik adalah kapasitansi (C)


𝑖 = ∫ 𝑣(𝜏)𝑑𝜏 + 𝑖(𝑡0 ) … (6)
𝐿 𝑡0 dengan satuan Farad (F). Secara umum, faktor-faktor yang

Saat N buah induktor disusun secara seri seperti mempengaruhi besar kapasitansi adalah luas penampang

gambar berikut. kedua plat (A) (semakin luas maka kapasitansi makin besar),
jarak antar plat (d) (semakin lebar maka kapasitansi makin
kecil), dan permitivitas material dielektrik (𝜖) (semakin besar
permitivitas maka kapasitansi semakin besar). Hubungan
tersebut dapat dirumuskan dengan.[1]
𝜖𝐴
𝐶= … (9)
𝑑
Gambar 2.4 Rangkaian induktor seri[1]
Besar arus listrik yang masuk ke kapasitor
Dengan melakukan penurunan dari persamaan 1, 2, 5,
berbanding lurus dengan laju waktu perubahan tegangan.
dan 6, dapat dihitung induktansi ekivalen rangkaian induktor
𝑑𝑣
seri yang merupakan penjumlahan dari semua induktansinya. 𝑖=𝐶 … (10)
𝑑𝑡
𝐿𝑒𝑞 = 𝐿1 + 𝐿2 + 𝐿3 + ⋯ + 𝐿𝑁 … (7)

2
Dengan kalkulus, persamaan 10 diatas dapat Mengatur oscillator agar menghasilkan frekuensi 1kHz
diturunkan dan menghasilkan persamaan tegangan pada dan tegangan 8 Vpp (4V).
kapasitor.
1 𝑡 Menghubungkan oscillator dengan board, lalu
𝑣= ∫ 𝑖(𝜏)𝑑𝜏 + 𝑣(𝑡0 ) … (11) menyambungkan induktor L2 dengan kabel jumper.
𝐶 𝑡0
Saat N buah kapasitor disusun secara seri seperti
Mengukur nilai tegangan pada induktor L2 dengan
gambar berikut. multimeter.

Menyambungkan induktor L2 dan L5 secara seri, lalu


mengukur nilai tegangan dengan multimeter.

Menyambungkan induktor L3, lalu mengukur nilai


tegangan dengan multimeter.
Gambar 2.7 Rangkaian kapasitor seri[1]
Dengan melakukan penurunan dari persamaan 1, 2,
Menyambungkan induktor L3 dan L6 secara seri, lalu
10, dan 11, dapat dihitung kapasitansi ekivalen rangkaian mengukur nilai tegangan dengan multimeter.
kapasitor seri.
1 1 1 1 1 Menyambungkan induktor L3 dan L6 secara seri, lalu
= + + +⋯+ … (12) mengukur nilai tegangan dengan multimeter.
𝐶𝑒𝑞 𝐶1 𝐶2 𝐶3 𝐶𝑁
Pada rangkaian arus AC dengan frekuensi f (Hz),
kapasitor dapat menghasilkan reaktansi kapasitansi (Ω) 2. Percobaan 2 : Rangkaian kapasitor seri

dengan rumus. Mengatur oscillator agar menghasilkan frekuensi 1kHz


dan tegangan 8 Vpp (4V).
1
𝑋𝐶 = … (13)
2𝜋𝑓𝐶
Menghubungkan oscillator dengan board, lalu
menyambungkan kapasitor C3 dengan kabel jumper.
III. METODOLOGI
3.1 Alat percobaan
Mengukur nilai tegangan pada kapasitor C3 dengan
Peralatan yang digunakan selama praktikum modul multimeter.
ini antara lain:
1. Oscillator Menyambungkan kapasitor C3 dan C5 secara seri, lalu
mengukur nilai tegangan dengan multimeter.
2. Power supply
3. Board Edibon M-2 AC Circuits Menyambungkan kapasitor C2, lalu mengukur nilai
tegangan dengan multimeter.
4. Kabel jumper male-to-male
5. Kabel probe
Menyambungkan kapasitor C2 dan C5 secara seri, lalu
6. Multimeter mengukur nilai tegangan dengan multimeter.

3.2 Langkah kerja


IV. HASIL DAN ANALISIS
Langkah-langkah percobaan pada modul ini antara
4.1 Percobaan 1 : Rangkaian induktor seri
lain:
Pada percobaan ini, penulis menggunakan beberapa
1. Percobaan 1 : Rangkaian induktor seri
induktor pada board edibon M-2 AC circuits lalu mengatur
sumber tegangan pada oscillator agar tegangan Vpp = 4 V dan
frekuensi f = 1 kHz. Kombinasi pertama, penulis
menggunakan sebuah induktor L2 68mH dan menyusunnya
rangkaian sesuai skema berikut.

3
Dengan menggunakan persamaan 7 diketahui
rangkaian induktor kedua memiliki induktansi ekivalen
sebesar 136 mH. Lalu dengan menggunakan persamaan 8
diketahui rangkaian induktor kedua memiliki reaktansi
induktansi sebesar 854,513 Ω. Penulis mengukur besar
tegangan total kedua induktor (jumlah tegangan induktor L5
dan L2) dengan multimeter dan didapat hasil seperti berikut.
Gambar 4.1 Skema rangkaian induktor seri pertama
Pada rangkaian ini, dapat dihitung besar reaktansi
induktansi dengan persamaan 8 yaitu sebesar 427,256 Ω. Lalu
penulis mencoba untuk mengukur besar arus yang melewati
rangkaian dengan menyerikan multimeter pada rangkaian.
Namun, pada multimeter yang digunakan besar arus yang
terukur sangat kecil yaitu 0.01 A (mendekati 0). Hal tersebut
terjadi karena impedansi pada kabel jumper dan multimeter
Gambar 4.4 Pengukuran tegangan induktor seri kedua
cukup besar. Besar arus yang dihasilkan berbanding terbalik
Pada pengukuran kombinasi induktor kedua,
dengan besar impedansi (persamaan 3), sehingga arus yang
diperoleh tegangan total kedua induktor sebesar 2,655 V.
terukur sangat kecil.
Setelah itu, penulis membuat kombinasi ketiga dengan
Penulis mengukur besar tegangan pada induktor L2
menggunakan sebuah induktor L3 100 mH dan menyusunnya
dengan memparalelkan multimeter dengan induktor yang akan
sesuai skema berikut.
diukur (sesuai gambar 4.1) dan didapat hasil seperti berikut.

Gambar 4.5 Skema rangkaian induktor seri ketiga

Gambar 4.2 Pengukuran tegangan induktor seri pertama Dengan menggunakan persamaan 8, rangkaian
Pada pengukuran kombinasi induktor pertama, induktor ketiga diatas memiliki reaktansi induktansi sebesar
diperoleh tegangan pada L2 sebesar 2,506 V. Setelah itu, 628,318 Ω. Penulis mengukur tegangan pada induktor L3
penulis membuat kombinasi kedua dengan menyusun seri dua dengan multimeter dan didapat hasil seperti berikut.
induktor yaitu L2 68 mH dan L5 68 mH sesuai skema berikut.

Gambar 4.6 Pengukuran tegangan induktor seri ketiga


Gambar 4.3 Skema rangkaian induktor seri kedua
Pada pengukuran kombinasi induktor ketiga,
diperoleh tegangan pada L3 sebesar 2,578 V. Setelah itu,

4
penulis membuat kombinasi keempat dengan menyusun seri sebesar 168 mH. Lalu dengan menggunakan persamaan 8
dua induktor yaitu L3 100 mH dan L6 100 mH sesuai skema diketahui rangkaian induktor kelima memiliki reaktansi
berikut. induktansi sebesar 1,055 kΩ. Penulis mengukur besar
tegangan total kedua induktor (jumlah tegangan induktor L3
dan L5) dengan multimeter dan didapat hasil seperti berikut.

Gambar 4.7 Skema rangkaian induktor seri keempat


Dengan menggunakan persamaan 7 diketahui
rangkaian induktor keempat memiliki induktansi ekivalen Gambar 4.10 Pengukuran tegangan induktor seri kelima
sebesar 200 mH. Lalu dengan menggunakan persamaan 8 Pada pengukuran kombinasi induktor kelima,
diketahui rangkaian induktor keempat memiliki reaktansi diperoleh tegangan total kedua induktor sebesar 2,679 V. Dari
induktansi sebesar 1,256 kΩ. Penulis mengukur besar kelima kombinasi rangkaian induktor seri diatas, dapat
tegangan total kedua induktor (jumlah tegangan induktor L3 dirangkum menjadi sebuah tabel berikut.
dan L6) dengan multimeter dan didapat hasil seperti berikut. Tabel 4.1 Hasil percobaan 1
Tegangan Reaktansi
Induktansi f Input Tegangan
Induktor Induktansi
(mH) (kHz) Input (V)
(V) (Ω)
68 2,506 427,256
136 2,654 854,513
100 1 4 2,578 628,318
200 2,725 1256,637

Gambar 4.8 Pengukuran tegangan induktor seri keempat


168 2,679 1055,575

Pada pengukuran kombinasi induktor keempat, Berdasarkan tabel 4.1 diatas, tegangan total pada
diperoleh tegangan total kedua induktor sebesar 2,725 V. induktor akan lebih besar jika jumlah induktansi induktor yang
Setelah itu, penulis membuat kombinasi kelima dengan digunakan juga lebih besar. Hal ini bisa terjadi karena semakin
menyusun seri dua induktor yaitu L3 100 mH dan L5 68 mH besar induktansi induktor (L), maka reaktansi induktansi (X L)
sesuai skema berikut. akan semakin besar karena berbanding lurus (sesuai
persamaan 8). Lalu semakin besar reaktansi induktansi (X L),
maka tegangan pada induktor (V) akan semakin besar karena
berbanding lurus sesuai persamaan dibawah.

𝑍 = √𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 = √𝑋𝐿 2 = 𝑋𝐿

𝑉 = 𝐼 ∙ 𝑍 … (3)
𝑉 = 𝐼 ∙ 𝑋𝐿
Namun menurut teori, seharusnya besar tegangan
Gambar 4.9 Skema rangkaian induktor seri kelima pada induktor harus selalu sama dengan tegangan input karena
Dengan menggunakan persamaan 7 diketahui pada kelima kombinasi induktor tidak menggunakan beban
rangkaian induktor kelima memiliki induktansi ekivalen

5
lain selain induktor. Tegangan output yang seharusnya terukur penulis membuat kombinasi kedua dengan menyusun seri dua
adalah nilai rms dari tegangan input yaitu sebesar. kapasitor yaitu C3 100 nF dan C5 100 nF sesuai skema berikut.
𝑉𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 4
𝑉𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 = = = 2,828
√2 √2
Jika dibandingkan tegangan secara teori dan
eksperimen, perbedaannya tidak terlalu besar. Lalu, tegangan
dari hasil eksperimen selalu lebih kecil dari tegangan hasil
teori. Hal ini bisa terjadi karena saat eksperimen penulis
mengabaikan resistansi pada kabel jumper dan multimeter
sehingga impedansi semakin kecil yang mengakibatkan
Gambar 4.13 Skema rangkaian kapasitor seri kedua
tegangan eksperimen selalu lebih kecil dari teori.
Dengan menggunakan persamaan 12 diketahui
rangkaian kapasitor kedua memiliki kapasitansi ekivalen
4.2 Percobaan 2 : Rangkaian kapasitor seri
sebesar 50 nF. Lalu dengan menggunakan persamaan 13
Pada percobaan ini, penulis menggunakan beberapa
diketahui rangkaian kapasitor kedua memiliki reaktansi
kapasitor pada board edibon M-2 AC circuits lalu mengatur
kapasitansi sebesar 3183,1 Ω. Penulis mengukur besar
sumber tegangan pada oscillator agar tegangan Vpp = 4 V dan
tegangan total kedua kapasitor (jumlah tegangan kapasitor C3
frekuensi f = 1 kHz sama seperti percobaan sebelumnya.
dan C5) dengan multimeter dan didapat hasil seperti berikut.
Kombinasi pertama, penulis menggunakan sebuah kapasitor
C3 100nF dan menyusunnya rangkaian sesuai skema berikut.

Gambar 4.14 Pengukuran tegangan kapasitor seri kedua

Gambar 4.11 Skema rangkaian kapasitor seri pertama


Pada pengukuran kombinasi kapasitor kedua,
Pada rangkaian ini, dapat dihitung besar reaktansi diperoleh tegangan total kedua kapasitor sebesar 2,774 V.
kapasitansi dengan persamaan 13 yaitu sebesar 1591,55 Ω. Setelah itu, penulis membuat kombinasi ketiga dengan
Penulis mengukur besar tegangan pada kapasitor C3 dengan menggunakan sebuah kapasitor C2 47 nF dan menyusunnya
memparalelkan multimeter dengan kapasitor yang akan diukur sesuai skema berikut.
(sesuai gambar 4.11) dan didapat hasil seperti berikut.

Gambar 4.15 Skema rangkaian kapasitor seri ketiga


Dengan menggunakan persamaan 13, rangkaian
Gambar 4.12 Pengukuran tegangan kapasitor seri pertama
kapasitor ketiga diatas memiliki reaktansi kapasitansi sebesar
Pada pengukuran kombinasi kapasitor pertama,
3386,28 Ω. Penulis mengukur tegangan pada kapasitor C2
diperoleh tegangan pada C3 sebesar 2,609 V. Setelah itu,
dengan multimeter dan didapat hasil seperti berikut.

6
f Tegangan Reaktansi
Kapasitansi Tegangan
Input Kapasitor Kapasitansi
(nF) Input (V)
(kHz) (V) (Ω)
100 2,609 1591,55
50 2,774 3183,10
1 4
47 2,784 3386,28
31,97 2,791 4977,8248
Gambar 4.16 Pengukuran tegangan kapasitor seri ketiga Berdasarkan tabel 4.2 diatas, tegangan total pada
Pada pengukuran kombinasi kapasitor ketiga, kapasitor akan lebih besar jika jumlah kapasitansi kapasitor
diperoleh tegangan pada C2 sebesar 2,784 V. Setelah itu, yang digunakan juga lebih kecil. Hal ini bisa terjadi karena
penulis membuat kombinasi keempat dengan menyusun seri semakin kecil kapasitansi kapasitor (C), maka reaktansi
dua kapasitor yaitu C2 47 nF dan C5 47 nF sesuai skema kapasitansi (XC) akan semakin besar karena berbanding
berikut. terbalik (sesuai persamaan 13). Lalu semakin besar reaktansi
kapasitansi (XC), maka tegangan pada kapasitor (V) akan
semakin besar karena berbanding lurus sesuai persamaan
dibawah.

𝑍 = √𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 = √𝑋𝐶 2 = 𝑋𝐶

𝑉 = 𝐼 ∙ 𝑍 … (3)
𝑉 = 𝐼 ∙ 𝑋𝐶
Gambar 4.17 Skema rangkaian kapasitor seri keempat Namun menurut teori, seharusnya besar tegangan
Dengan menggunakan persamaan 12 diketahui pada kapasitor harus selalu sama dengan tegangan input
rangkaian kapasitor keempat memiliki kapasitansi ekivalen karena pada keempat kombinasi kapasitor tidak menggunakan
sebesar 31,97 nF. Lalu dengan menggunakan persamaan 13 beban lain selain kapasitor. Tegangan output yang seharusnya
diketahui rangkaian kapasitor keempat memiliki reaktansi terukur adalah nilai rms dari tegangan input yaitu sebesar.
kapasitansi sebesar 4977,8248 Ω. Penulis mengukur besar 𝑉𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 4
𝑉𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 = = = 2,828
tegangan total kedua kapasitor (jumlah tegangan kapasitor C2 √2 √2
dan C5) dengan multimeter dan didapat hasil seperti berikut. Jika dibandingkan tegangan secara teori dan
eksperimen, perbedaannya tidak terlalu besar. Lalu, tegangan
dari hasil eksperimen selalu lebih kecil dari tegangan hasil
teori. Hal ini bisa terjadi karena saat eksperimen penulis
mengabaikan resistansi pada kabel jumper dan multimeter
sehingga impedansi semakin kecil yang mengakibatkan
tegangan eksperimen selalu lebih kecil dari teori.

V. KESIMPULAN
Gambar 4.18 Pengukuran tegangan kapasitor seri keempat Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan
Pada pengukuran kombinasi kapasitor keempat, modul ini adalah sebagai berikut :
diperoleh tegangan total kedua kapasitor sebesar 2,791 V. Dari 1. Pada rangkaian induktor seri, nilai induktansi
keempat kombinasi rangkaian kapasitor seri diatas, dapat ekivalen sama dengan penjumlahan dari masing-
dirangkum menjadi sebuah tabel berikut. masing induktansi yang dirangkai seri (persamaan 7).
Tabel 4.2 Hasil percobaan 2
Pada rangkaian kapasitor seri, nilai satu-per-
kapasitansi ekivalen sama dengan penjumlahan dari
7
masing-masing satu-per-kapasitansi yang dirangkai BIOGRAFI SINGKAT
seri (persamaan 12). Lalu saat induktor ataupun Penulis bernama Hadiyan Rafi Armandsyah
kapasitor dirangkai seri, besar arus yang melalui yang biasa dipanggil Rafi. Lahir sebagai
masing-masing komponen akan sama (persamaan 1), anak pertama dari pasangan Ditry
lalu penjumlahan semua tegangan komponen sama Armandsyah dan Ratna Dewi di Bandung
dengan tegangan sumber (persamaan 2). tanggal 09 September 1999. Penulis
2. Jika pada suatu rangkaian seri ditambahkan memiliki hobi travelling dan bermain game.
komponen induktor, maka rangkaian tersebut akan Meskipun lahir di Bandung, penulis besar di Bekasi. Penulis
memiliki reaktansi induktansi (XL). Lalu apabila menyelesaikan pendidikan dasar di SD Islam Al-Fajar Bekasi
semakin banyak komponen induktor yang pada tahun 2011, kemudian melanjutkan pendidikan di
ditambahkan, maka nilai induktansi total akan SMPN 12 Bekasi dan lulus tahun 2014. Pada tahun 2017,
semakin besar (persamaan 7) dan mengakibatkan penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN
reaktansi induktansi yang semakin besar pula 5 Bekasi dan memutuskan untuk berkuliah di daerah
(persamaan 8). Apabila reaktansi induktansi semakin kelahiran tepatnya di Insitut Teknologi Bandung dan
besar, maka besar tegangan total yang terukur akan mengambil jurusan Teknik Telekomunikasi. Di kampus,
semakin besar (persamaan 3). penulis mengikuti berbagai macam kepanitiaan seperti
3. Jika pada suatu rangkaian seri ditambahkan OSKM, Aku Masuk ITB dan Wisuda Oktober. Penulis
komponen kapasitor, maka rangkaian tersebut akan bercita-cita untuk menjadi seorang pengusaha dibidang
memiliki reaktansi kapasitansi (XC). Lalu apabila telekomunikasi.
semakin banyak komponen kapasitor yang
ditambahkan, maka nilai kapasitansi total akan
semakin kecil (persamaan 12) dan mengakibatkan
reaktansi kapasitansi yang semakin kecil pula
(persamaan 13). Apabila reaktansi induktansi
semakin kecil, maka besar tegangan total yang
terukur akan semakin kecil (persamaan 3).

DAFTAR PUSTAKA
[1] Alexander, Charles K., & Sadiku, Matthew N. O.,
Fundamentals of Electric Circuits. 5th ed. New York:
McGraw-Hill, 2013.
[2] http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/teknik_rangk
aian_listrik/bab5_rangkaianseri.pdf (diakses 17 Oktober
2018 pukul 11.58)
[3] http://pintar.jatengprov.go.id/uploads/users/dakhori/mate
ri/SD_Rangkaian_Seri_dan_Rangkaian_Paralel_2014-
10-29/Rangkaian_Seri_dan_Rangkaian_Paralel.pdf
(diakses 18 Oktober 2018 pukul 12.13)

Anda mungkin juga menyukai