Anda di halaman 1dari 2

Kerja Sama Financial OKI: Isu dan prospek Kawasan Mata Uang Bersama.

Organisasi Kerja sama Islam atau yang biasa kita sebut dengan OKI adalah organisasi
internasional yang besar cakupannya setelah PBB, mulai dari Albania di ujung sebelah utara
bagian Benua Eropa hingga di ujung selatan Mozambik di Benua Afrika, Dan ujung timur
negara Indonesia di Benua Asia hingga ujung barat negara Guyana di Benua Amerika.

Motivasi yang mendasari negara-negara menjadi satu kesatuan dalam perekonomian


dapat berbagai macam hal, namun seiring berjalannya waktu liberalnya sektor perdagangan
yang menggeser peran autarky, dan kepentingan atas wilayah yang saling betergantungan
satu sama lain atau wilayah geografis yang berdekatan. Berbeda dengan integrasi ekonomi
pada umumnya, OKI terbentuk atas kesamaan religi, meskipun sistem moneter antar negara
berbeda.

Struktur ekonomi OKI dibedakan menjadi 3 kelompok: Negara berpendapatan tinggi


dan pengekspor minyak, kelompok negara berkembang, dan kelompok negara yang sedang
berkembang. Meskipun GDP OKI lebih kecil nilainya dari pada negara di Amerika Serikat
yang mencapai 24,65%, negara-negara OKI tetap optimis bersaing di perekonimian dunia.
Mengingat yang bergabung terdapat negara-negara yang berpendapatan tinggi dan
pengekspor minyak. Dan akan membawa negara-negara islam dan negara yang berpenduduk
mayoritas islam mampu menjaga rata-rata pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

Ten-Year Program of Action yang diluncurkan di tahun 2005, merupakan tonggak


awal semakin meningkatnya kerja sama ekonomi di antara negara-negara OKI. Hal ini juga
mengindikasikan adanya strategi kunci bagi peningkatan kesejahteraan ekonomi melalui
perdagangan yang lebih intensif diantara Negara OKI. Dukungan untuk meningkatkan kerja
sama perdagangan internasional diantara negara anggota juga didukung dengan skema
PRETAS (Protocol on Preferential Tarrif Scheme)

Penelitian mengungkap, bahwa politik ekonomi cenderung mendominasi dalam


implementasi kerja sama, entah kerja sama ekonomi atau kerjasama non ekonomi. Dengan
beraneka ragamnya hubungan kerja sama yang terjalin antar negara OKI menunjukkan bahwa
posisi ekonomi OKI secara universal belum mampu memberikan dampak yang menyeluruh
terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi anggotanya, meskipun banyak negara yang
telah mempengaruhi kecenderungan untuk peningkatan ekonomi negaranya.
Kelompok petro-dollar meskipun tidak selamanya harmonis dalam melaksanakan
beragam kesepakatan kerja sama ekonomi regional, tetapi setidaknya langkah-langkah yang
diambil untuk menuju derajat integrasi ekonomi yang lebih tinggi sudah dilakukan sejak
lama. Terbukti dari kelompok yang telah mencoba monitory union, yang didasari rezim nilai
tukar sama. Kelemahan dari negara-negara ini adalah hanya melihat kelompok negara yang
menjaga stabilitas kerja samanya dan habya berfokus pada rezim nilai tukar yang dipatok
USD. Sedangkan syarat utama pembentukan nilai tukar uang adlah terpenuhinya keranjang
mata uang dari kelompok negara yang berserikat yang digunakan pada negaranya.

Indikator lain yang digunakan untuk melihat divergen atau konvergen suatu negara
berserikat adalah denganmembandingkan anatara pendapatan perkapita riil dan yang tumbuh
lebih besar dari pada pertumbuhan ekonominya. Peningkatan ekonomi di negara-negara OKI
juga didukung dengan cara mencipatakan iklim yang kondusif bagi investasi yang masuk
maupun domestik sebagai agen pendorong ekonomi. Sehingga hubungan yang terjalin di
negara-negara OKI salingmenguatkan dalam pertumbuhan ekonomi.

Dilihat dari kesamaan gejolak struktural negara-negara OKI, gejolak permintaan dan
gejolak penawaran agregat negara secara umum negara yang berada di kawasan teluk dapat
memulai untuk menjadi sebuah kawasan mata uang bersama. Namun berbeda dengan Kuwait
yang tidak bisa disatukan dengan mata uang negara0negara OKI karena Kuwait memiliki
gejolak permintaan dan penawaran agregat yang tidak searah dengan perubahan gejolak di
negara OKI yang lain.

Di Indonesia sendiri, implikasi pasar mata uang bersama akan sangat memudahkan
pemerintah dalam mengakses pasar dalam perdagangan dengan negara yang berserikat dan
kemudahan dalam sisi regulasi yang diterapkan di negara-negara yang memiliki serikat
moneter.

Anda mungkin juga menyukai