Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOILET TRAINING
Diajukan Untuk Memenuhui Salah Satu Tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan Anak

Oleh :

Firman Saepulahudin : J.0105.19.


Irma Nurzanah : J.0105.19.
Sandi Lusiana Widi : J.0105.19.
Mocahmad Yusuf N : J.0105.19.021
Sofyan Iskandar : J.0105.19.
Risna Rosana Indah : J.0105.19.
Endah Dwi Pangesti : J.0105.19.
Siti Reni Nuraeni : J.0105.19.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS (PROFESI)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
CIMAHI
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan : Toilet Training
Sub Pokok Bahasan : Melatih anak menggunakan toilet
Hari/Tanggal : Sabtu, 22 Desember 2019
Waktu : 30 menit
Tempat Pelaksanaan : Ruang Lukmanul Hakim
Sasaran : Keluarga Pasien dan pengunjung

A. Latar Belakang

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta penyuluhan
dapat mengerti dan memahaminya tentang Toilet training
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta penyuluhan dapat :
1) Menjelaskan pengertian toilet training
2) Menjelaskan tanda-tanda tanda-tanda siap melakukan toilet
training
3) Menjelaskan tahapan-tahapan toilet training
4) Menjelaskan hal-hal yang perlu di hindari selama proses toilet
training
5) Menjelaskan tips-tips ke toilet
6) Mengatahui keuntungan toilet training

C. Peserta Penyuluhan
Keluarga pasien dan pengunjung yang berada di Ruang
Lukmanul Hakim.
D. Pelaksanaan Kegiatan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 Pembukaan:
menit  Moderator  Menjawab salam
mengucapkan salam  Memperhatikan
 Melakukan perkenalan pengarahan dari
diri panitia moderator
 Menyampaikan maksud  Peserta
dan tujuan menjawab
 Mengadakan kontrak pertanyaan
waktu penyaji
 Penyaji mengidentifikasi
pengetahuan peserta
 Apersepsi
2. 15 Pelaksanaan:
menit  Menjelaskan  Peserta
pengertian toilet mendengarkan
training penjelasan
 Menjelaskan tanda- penyaji
tanda tanda-tanda
siap melakukan toilet
training
 Menjelaskan tahapan-
tahapan toilet training
 Menjelaskan hal-hal
yang perlu di hindari
selama proses toilet
training
 Menjelaskan tips-tips
ke toilet
 Mengatahui keuntungan
toilet training
3 5 Evaluasi:
menit  Moderator  Peserta
mempersilahkan diperbolehkan
peserta untuk bertanya mengajukan
 Penyaji menjawab pertanyaan
pertanyaan dari peserta terkait materi
 Penyaji memberikan yang
pertanyaan kepada disampaikan
peserta untuk penyaji
mengevaluasi peserta  Peserta
menjawab
pertanyaan dari
penyaji sesuai
kemampuan
4 5 Terminasi:
menit  M  Menjawab salam
engakhiri kontrak
 S
alam penutup

E. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
 Demonstrasi
F. Media
 Power point
 Leaflet
G. Pengorganisasian Kelompok
Penyuluh : Risna Rosana Indah
Moderator : Endah Dwi Pangesti
Dokumentasi : Mocahamd Yusuf Nurramdhani
Logistik : Firman Saepulahudin
Sofyan Iskandar
Fasilitator : Sandi Lusiana Widi
Irma Nurzanah
Siti Reni N

H. Setting Tempat

Keterangan gambar:
1. Penyuluh
2. Moderator
3. Logistik
4. Dokumentasi
5. peserta

I. Evaluasi ( Rencana Evaluasi )


1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan satu hari sebelum kegiatan
dengan melakukan kontrak sebelumnya dengan informasi
kepengurusan satu hari sebelum kegiatan. Sarana prasarana
seperti leaflet, power point, dan materi penyuluhan disiapkan sehari
sebelum pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung tepat waktu
b. Peserta yang hadir 60% dari jumlah total peserta
c. Peserta yang aktif bertanya 50% dari total peserta
3. Evaluasi Hasil
60% dari sasaran penyuluhan mampu:
a. Menjelaskan pengertian toilet training
b. Menjelaskan tanda-tanda tanda-tanda siap melakukan toilet
training
c. Menjelaskan tahapan-tahapan toilet training
d. Menjelaskan hal-hal yang perlu di hindari selama proses toilet
training
e. Menjelaskan tips-tips ke toilet
f. Mengatahui keuntungan toilet training

J. Lampiran-Lampiran
1. Materi
2. Leaflet

K. Daftar Pustaka
Lampiran

Materi Penyuluhan

TOILET TRAINING

A. Pengertian Toilet Training


Toilet training merupakan proses pengajaran untuk kontrol buang
air besar dan buang air kecil secara benar dan teratur. Biasanya
kontrol buang air kecil terlebih dahulu dipelajari oleh anak, baru
kemudian kontrol buang air besar (Sekartini, 2006).

Toilet training (mengajarkan anak ke toilet) adalah cara


anak untuk mengontrol kebiasaan membuang hajatnya di tempat
yang semestinya, sehingga tidak sembarang membuang
hajatnya. Hal yang menyebalkan sekaligus menggemaskan buat
orang tua adalah pada saat buah hatinya buang air kecil (BAK)
atau buang air besar (BAB) di lantai yang sudah bersih. Kalau
bukan sayang kepada sang buah hati ini, tentu saja cacian dan
marahan bakal terlontar dari mulut orang tua yang mendapati
anaknya sedang BAK dan BAB disembarang tempat. Salah satu
cara menyiasati agar anak tidak BAK dan BAB disembarang
tempat adalah dengan mengajarkan toilet training sedini mungkin
pada si kecil.
Seorang anak minimal sudah diajarkan sejak usia 1 tahun.
Bila anak diajarkan ketika berusia lebih dari 3 tahun dikhawatirkan
akan agak susah mengubah perilaku anak. Selain itu, bila anak
sudah lebih dari 3 tahun belum mampu untuk toilet training, boleh
jadi ia mengalami kemunduran. Karena pada saat usia 1 sampai
3 tahun ia belum mampu melakukan buang air sesuai dengan
waktu dan tempat yang telah ditentukan. Akibatnya, anak bisa
menjadi bahan cemoohan teman-temannya.
Anak usia 4 tahun yang tidak mampu BAK atau BAB sesuai
waktu dan tempat yang telah disediakan boleh dianggap kurang
wajar. Tetapi pada usia tiga tahun masih dianggap wajar bila BAK
atau BAB di celananya. Namun begitu, bukan berarti orangtua
membiarkan saja. Berilah pengertian pada anak bahwa cara yang
dilakukan tidaklah tepat.
Masalah kemandirian anak BAK dan BAB boleh dikatakan
tidak ada perbedaan antara anak wanita dan laki-laki. Biasanya
anak wanita lebih penurut, maka ia akan lebih cepat diajarkan
untuk toilet training dibanding anak laki-laki. Namun demikian
untuk mengajarkan toilet training pada laki-laki pun harus bisa.

B. Tanda-tanda Diperlihatkan Seorang Anak Sebelum Memulai


Toilet Training
1. Telah belajar berjalan dan berlari

2. Dapat duduk dan bermain dengan tenang sekitar 5 menit.


3. Dapat memakai dan menanggalkan pakaiannya sendiri.
Dapat meniru perilaku orang di sekelilingnya.
4. Dapat mengerti dan mengikuti perintah sederhana.

5. Pola eliminasi teratur setiap hari

6. Memenuhi kebutuhan eliminasi.

7. Dapat mengatakan dan mengenali tanda-tanda defekasi


dan berkemih. Anak
memberikan tanda-tanda atau kata-kata untuk membuang
hajat

8. Anak menyadari bahwa dirinya dalam keadaan defekasi


atau Tidak sabar dengan popok basah.
9. Mampu untuk miksi dalam satu waktu dengan jumlah yang
banyak.

10. Tidak mengompol beberapa jam sehari, atau bila ia


berhasil bangun tidur tanpa mengompol sedikitpun

11. Anak merasa tidak nyaman dengan pampers kotor dan


ingin diganti

12. Tertarik dengan kebiasaan masuk ke dalam toilet, seperti


kebiasaan oranglain di dalam rumahnya
13. Minta untuk diajari menggunakan toilet

C. Tahapan Toilet Training

1. Biasakan menggunakan toilet pada buah hati untuk buang


air
Mulailah dengan membiasakan anak masuk ke
dalam WC. Latih si kecil untuk duduk di toilet meski dengan
pakaian lengkap. saat si kecil sedang membiasakan diri di
toilet, Anda dapat menjelaskan kegunaan toilet. Nah, agar
si kecil tidak takut di toilet, Anda dapat menemaninya
sambil membacakan buku atau menyanyikan lagu
kesayangannya.
2. Lakukan secara rutin pada anak ketika terlihat ingin buang
air
Sejak si kecil terbiasa dengan toiletnya, ajaklah ia
untuk menggunakannya. Biarkan ia duduk di toilet pada
waktu-waktu tertentu setiap hari, terutama 20 menit setelah
bangun tidur dan seusai makan. Bila pada waktu-waktu itu,
si kecil sudah duduk di toilet namun tidak ingin buang air,
ajak ia segera keluar dari toilet. Bila sekali-sekali ia
mengompol, itu merupakan hal yang normal. Anda juga tak
perlu khawatir dan memaksanya bila si kecil kadang-
kadang mogok dan tak mau ke toilet.
3. Pujilah Bila Anak Berhasil, meskipun kemajuannya tidak
secepat yang anda inginkan.
Bila si anak mengalami kecelakaan segera bersihkan
dan jangan menyalahkannya. Jadilah model yang baik,
agar si kecil lebih mudah mengerti.
Contohkan padanya bagaimana menggunakan toilet
sehari-hari.

D. Hal yang Dihindari Selama Proses Toilet Training

1. Jangan berharap terlalu banyak dan terlalu cepat. Karena


anak memerlukan waktu untuk belajar.
2. Jangan memarahi, menghukum, atau mempermalukan
anak jika anak belum
berhasil menggunakan pispot untuk BAB atau pipis. Karena
pembelajaran ini tidak harus langsung berhasil tetapi
melalui proses.
3. Jangan menghentikan minumnya hanya karena tidak ingin
anak pipis terus. Justru dengan
banyak minum, anak akan memiliki waktu banyak untuk
belajar menggunakan toilet.
4. Jangan menggunakan cara yang tidak lazim untuk
membuat jadwal BAB anak teratur. Misalnya memberikan
obat pencahar atau enema. Selain tidak bijaksana tindakan
ini akan membahayakan kondisi kesehatan anak.
Jangan memaksa bila anak memang tidak ingin
menggunakan pispot. Selain itu, jangan mengomel ketika
anak tiba-tiba pipis di lantai sebelum sampai pada pispot
tempat pipisnya (Neisha, 2008).
E. Tips Membiasakan Anak ke Toilet

1. Hindari pemakaian bahan sintetis yang hanya beralasan


kepraktisan seperti pampers yang membuat anak malas.
2. Kenalkan anak ke toilet sejak enam bulan dengan menatur
atau membopong.

3. Bila anak sudah berumur 2-3 tahun maka biasakan mereka


dengan mengajak ke kamar mandi.

4. Biasakan mengajak anak dengan kebiasaan minum yang


kuat ke kamar mandi dengan menjadwal tiga jam sekali.
5. Hindari kesan seram, gelap, jorok pada ruangan kamar
mandi.

6. Jangan jadikan ruang kamar mandi sebagai tempat


hukuman kemarahan orang tua ke anak yang membuat
anak jadi trauma.
F. Keuntungan Toilet Training

1. Mengajarkan anak disiplin, dan hidup bersih 2. Memacu


kreatifitas dan insiatif berfikir anak.

3. Bisa memacu kemandirian anak.

4. Menghindari perilaku malas pada anak sejak dini.

Anda mungkin juga menyukai