Anda di halaman 1dari 4

Nama: Rizki Fitriani

Kelas: XII MIA 5

Absen: 27

Materi: Metabolisme Sel

 Pengertian Enzim
Kata enzim ini berasal dari Bahasa Yunani yang memiliki arti ragi. Percobaan fermentasi
alkohol yang dilakukan oleh Louis Pasteur menjadi tonggak atas kaitanya dengan penemuan
enzim. Enzim merupakan sebuah senyawa yang tersusun atas protein (apoenzim) serta juga
senyawa non protein (cofactor).

Enzim adalah sebuah senyawa protein yang tersusun dari komponen protein dan juga katalitik
yang memiliki guna untuk mempercepat suatu proses metabolisme pada tubuh organisme.
Kenapa Komponen tersebut begitu penting dalam sebuah proses metabolisme, karena akan
mampu mempercepat dengan menurunkan energi aktivasi yang dibutuhkan pada saat reaksi
metabolisme akan dimula

Sifat katalitik merupakan ciri khas enzim yang membedakan antara enzim dengan protein
lainnya. sifat katalitik tersebut diperoleh dari gugus cofactor yang bisa berupa senyawa organik
(koenzim serta gugus prostetic), ataupun senyawa anorganik (ion logam).

 Cara Kerja Enzime


Cara kerja enzim di dalam suatu reaksi metabolisme pada tubuh organisme ialah dengan
menurunkan energi aktivasi yakni energi yang dibutuhkan untuk dapat memulai suatu reaksi.
Dengan meminimalkan “cost” maka proses yang berlangsung juga akan dapat lebih cepat. Energi
aktivasi didalam suatu reaksi kimia tersebut dapat diperumpakan ialah sebagai “biaya jalan”
dalam sebuah proses produksi. Semakin rendah “biaya jalannya”, maka makin akan cepat
prosesnya.
Selain dari itu, keuntungan menggunakan enzim ialah selain lebih “murah” juga proses reaksi
tetap berlangsung sebagaimana seharusnya, karena enzim inilah yang membantu proses
metabolisme tidak ikut bereaksi.
Adapun cara kerja enzim dalam mempercepat reaksi kimia iyalah dengan berinteraksi bersama
substrat, setelah itu substrat tersebut akan diubah menjadi sebuah produk. Apabila terbentuk
produk, enzim akan melepaskan “diri’ dari substrat tersebut. Hal tersebut dikarenakan enzim
tidak bereaksi dengan substratnya. Terdapat dua teori yang menggambarkan bagaimana  cara
kerja enzim, antara lain sebagai berikut
1. Teoro Gembok dan Kunci

Emil Fischer pada 1894 ialah yang menemukan teori ini. Menurut beliau , enzim akan berikatan
dengan substrat yang mempunyai bentuk yang sama (spesifik) dengan sisi aktif dari enzim.
Dengan kata lain, hanya substrat yang punya bentuk yang cocok secara spesifik yang bisa
berhubungan dengan enzim.

Oleh karena itulah kenapa disebut sebagai teori gembok dan kunci, yang mana enzim
diilustrasikan sebagai kunci dan substrat diistilahkan dengan gembok. karena Gembok dan kunci
akan memiliki kecocokan sisi yang sama untuk bisa membuka ataupun sebaliknyaTeori tersebut
memiliki kekurangan yakni tidak mampu menjelaskan mengenai kestabilan enzim pada saat
peralihan titik reaksi enzim. Teori kedua adalah teori induksi.

2. Teori Induksi

Daniel Koshland pada 1958 adalah yang menggungkan teori ini, enzim mempunyai sisi aktif
yang fleksibel. Meski demikian, sisi aktif enzim tersebut memiliki titik – titik pengikatan yang
sama / spesifik. Sehingga hanya substrat yang memiliki titik – titik pengikatan yang spesifik
sama yang akan menginduksi sisi aktif dari enzim sehingga pas (membentuk seperti substrat).

Teori induksi Induksi inilah yang mampu menjawab kekurangan dari teori Gembok dan Kunci
sebelumnya. Oleh karena itu, teori induksi yang dikemukakan oleh Daniel Koshland pada 1958
merupakan sebuah teori yang paling banyak diakui oleh para peneliti untuk dapat menjelaskan
cara kerja enzim.

 Fungsi Enzim
1. Enzim mempunyai peranan yang sangat penting didalam suatu reaksi kimia. Seperti yang
dijelaskan Fungsi enzim ialah untuk mempercepat suatu reaksi kimia pada tubuh oprganisme.
Tanpa enzim, maka proses metabolisme baik anabolisme maupun katabolisme akan
terganggu.
2. Selain dari hal itu, sifat enzim yang tidak ikut bereaksi dengan substrat inilah yang sangat
paling menguntungkan dalam sebuah percepatan reaksi kimia pada tubuh organisme

 Sifat-sifat Enzim
1. Biokatalisator
bersifat biokatalisator artinya enzim merupakan sebuah senyawa katalis yakni sebuah
senyawa yang mempercepat sebuah reaksi kimia tanpa ikut bereaksi. Karena enzim ini
berasal dari organisme, maka enzim disebut juga ialah sebagai senyawa biokatalisator.

2. Termolabil
Sebagian struktur enzim ialah sebuah senyawa protein. Oleh sebab itu, enzim juga
mempunyai sifat termolabil artinya enzim ini sangat dipengaruhi oleh suhu. Enzim
mempunyai suhu optimum untuk dapat menjalankan fungsinya. Secara garis besar, enzim
bekerja optimum pada suhu 37ºC. Apabila pada suhu ekstrim bisa merusak kerja enzim.
Enzim tersebut akan inaktif disuhu dibawah 10 ºC, sementara akan mengalami denaturasi
jika pada suhu di atas 60 ºC. oleh sebab itu, proses pendinginan merupakan salah satu
proses pengawetan makanan sebab enzim – enzim dari bakteri pembusuk tidak mampu
mencerna makanan. Sementara, proses pemanasan atau pembakaran dengan suhu tinggi
bisa merusak struktur enzim  atau enzim akan mengalami denatursi. Terdapat beberapa
pengecualian, seperti pada kelompok bakteri purba yang menempati daerah – daerah
yang sangat ekstrim, seperti golongan methanogen yang lingkungan hidupnya itu
memiliki suhu yang tinggi , mereka memiliki enzim yang bekerja optimum pada suhu di
80 ºC.

3. Spesifik
Seperti yang sudah diuraiakan dalam 2 teori cara kerja enzim, enzim ini bersifat spesifik
yang artinya disini, enzim akan mengikat suatu substrat yang mampu untuk berikatan
dengan sisi aktif enzim. Substrat tersebut memiliki titik pengikatan yang sama yang akan
menyebabkan substrat dapat diikat oleh enzim. Sifat spesifik enzim tersebut juga
dijadikan ialah sebagai dasar penamaan. Nama enzim ini juga biasanya diambil dari jenis
substrat yang diikat atau jenis reaksi yang berlangsung. Contohnya amylase yakni enzim
yang berperan dalam memecah amilum yang merupakan polisakarida (gula kompleks)
menjadi gula yang lebih sederhana.

4. Dipengaruhi pH
Sama halnya seperti suhu, pH atau derajat keasaman juga turut dalam memengaruhi kerja
enzim. Pada dasrnya , enzim tersebut bekerja pada suasana netral (6,5 – 7). Tetapi
beberapa enzim optimum pada pH asam seperti Pepsinogen, ataupun pada pH yang basa
seperti Tripsin.

5. Bekerja bolak balik


Enzim yang memecah senyawa A menjadi B, juga enzim yang membantu reaksi
pembentukan senyawa B dari senyawa A. Hal inilah mengapa disebut kalau enzim itu
bekerja dengan secara bolak balik.

6. Tidak menentukan arah reaksi


Perubahan senyawa A menjadi B atau dibalik bukanlah enzim yang menentukan kemana
arah reaksitersebut akan berjalan. Senyawa yang lebih dibutuhkan ialah poin dari arah
sebuah  reaksi kimia. Misalnya, tubuh kekurangan glukosa maka akan dapat memecah
gula cadangan (glikogen) serta juga sebaliknya.

 Jika kita memotong daging di tempat terbuka, daging akan segera membusuk, sedangkan
apabila sepotong daging kita simpan dalam lemari es, tidak akan cepat busuk.
Penyebab daging ini cepat membusuk di tempat terbuka karena enzim mempunyai sifat
termolabil artinya enzim ini sangat dipengaruhi oleh suhu. Enzim mempunyai suhu optimum
untuk dapat menjalankan fungsinya. Secara garis besar, enzim bekerja optimum pada suhu 37ºC.
Apabila pada suhu ekstrim bisa merusak kerja enzim. Enzim tersebut akan inaktif disuhu
dibawah 10 ºC, sementara akan mengalami denaturasi jika pada suhu di atas 60 ºC. oleh sebab
itu, proses pendinginan merupakan salah satu proses pengawetan makanan sebab enzim –
enzim dari bakteri pembusuk tidak mampu mencerna makanan. Sementara, proses
pemanasan atau pembakaran dengan suhu tinggi bisa merusak struktur enzim  atau enzim akan
mengalami denatursi. Terdapat beberapa pengecualian, seperti pada kelompok bakteri purba yang
menempati daerah – daerah yang sangat ekstrim, seperti golongan methanogen yang lingkungan
hidupnya itu memiliki suhu yang tinggi , mereka memiliki enzim yang bekerja optimum pada
suhu di 80 ºC.

Anda mungkin juga menyukai